NAMA :
NIM :
ANGKATAN :
PROGRAM/KELAS :
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
MODUL PRAKTIKUM 7
PENGKAJIAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN
ISI MODUL:
1. Deskripsi modul
2. Tujuan Pembelajaran
3. Langkah Kegiatan Pembelajaran
4. Materi Pokok
5. Evaluasi
6. Penugasan
7. Referensi
DESKRIPSI MODUL
Modul praktikum berisi materi dan prosedur tindakan yang terkait dengan
enam Sasaran Keselamatan Pasien, Maksud dari Sasaran Keselamatan Pasien
adalah mendorong perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran
menyoroti bagian-bagian yang bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan
menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus berbasis bukti dan keahlian atas
permasalahan ini. Mahasiswa diberikan kesempatan untuk mempelajari, menggali,
dan memahami tentang penerapan sasaran keselamatan pasien. Kegiatan belajar
mahasiswa berorientasi pada pencapaian keterampilan menerapkan sasaran
keselamatan pasien melalui kegiatan mandiri dan kelompok.
TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah menyelesaikan praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu menerapkan
sasaran keselamatan pasien.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
Kompetensi Kognitif
Mahasiswa mampu:
1. Menyebutkan dan menjelaskan enam sasaran keselamatan pasien.
1
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
2
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
MATERI POKOK
3
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
4
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
a. nama pasien,
b. nomor rekam medis,
c. tanggal lahir,
atau bentuk lain misalnya: nomor induk kependudukan atau bar-code.
Catatan:
1) Nomor kamar pasien atau lokasi pasien dirawat tidak bisa digunakan untuk
identifikasi pasien.
2) Dua bentuk identifikasi ini digunakan di semua area layanan RS
5. Identifikasi pasien dilakukan pada saat:
a. Sebelum dilakukan tindakan, prosedur diagnostik, dan terapeutik
b. Sebelum pemberian obat,
c. Sebelum pemberian darah dan produk darah,
d. Sebelum pengambilan spesimen
e. Sebelum pemberian diet
6. Prosedur yang perlu dipelajari pada SKP 1 adalah pemasangan gelang
identifikasi dan prosedur identifikasi pasien
5
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
4. Komunikasi yang rentan terjadi kesalahan adalah saat perintah lisan atau
perintah mealui telepon, komunkasi verbal, saat menyampaikan hasil
pemeriksaan kritis yang harus disampaikan lewat telepon.
5. Pengucapan dapat menyulitkan penerima perintah untuk memahami perintah
yang diberikan, misalnya: nama obat yang rupa dan ucapan mirip (look alike,
sound alike) seperti phenobarbital dan phentobarbital, dll.
6. Pemeriksaan diagnostik kritis merupakan hasil yang diperoleh berada di luar
rentang angka normal secara mencolok yang menunjukan keadaan yang
berisiko tinggi atau mengancam jiwa termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
a. Pemeriksaan laboratorium
b. Pemeriksaan radiologi
c. Pemeriksaan kedokteran nuklir
d. Prosedur USG
e. Magnetic resonance imaging (MRI)
f. Diagnostik jantung
g. Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan di tempat tidur pasien, seperti:
pemeriksaan tanda tanda vital, portable radiographs, bedside ultrasound,
atau transesophageal echocardiograms.
Catatan: tiap-tiap unit menetapkan nilai kritis hasil pemeriksaan
diagnostiknya.
7. Komunikasi verbal melalui telepon dengan aman dilakukan hal-hal sebagai
berikut:
a. Pemesanan obat atau permintaan obat secara verbal sebaiknya dihindari
b. Dalam keadaan darurat karena komunikasi secara tertulis atau komunikasi
elektronik tidak mungkin dilakkan maka harus ditetapkan panduannya
meliputi:
• Permintaan pemeriksaan
• Penerimaan hasil pemeriksaan dalam keadaan darurat
• Identifikasi dan penetapan nilai kritis
• Hasil pemeriksaan diagnostik
• Kepada siapa dan oleh siapa hasil pemeriksaan kritis dilaporkan
6
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
7
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
8
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
pasien ke farmasi, kecuali jika dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil
untuk mencegah pemberian yang tidak sengaja di area tersebut, bila
diperkenankan kebijakan. Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit
pelayanan pasien harus diberi label yang jelas, dan disimpan pada area yang
dibatasi ketat (restricted).
6. Rumah sakit secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan/atau
prosedur untuk:
a. menyusun daftar obat-obat yang perlu diwaspadai berdasarkan datanya
sendiri.
b. mengidentifikasi area mana yang membutuhkan elektrolit konsentrat
secara klinis sebagaimana ditetapkan oleh petunjuk dan praktek
profesional, seperti di IGD atau kamar operasi,
c. menetapkan cara pemberian label yang jelas serta bagaimana
penyimpanannya di area tersebut sedemikian rupa, sehingga membatasi
akses untuk mencegah pemberian yang tidak disengaja/kurang hati-hati.
9
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
10
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
11
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
12
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
Langkah Pengkajian:
1) Apakah Rumah Sakit membuat kebijakan tentang Identifikasi Pasien? Jika
Ya, jelaskan
2) Apakah Rumah Sakit membuat Pedoman/Panduan Identifikasi Pasien yang
dijadikan acuan seluruh unit? Jika Ya, jelaskan
3) Bagaimana isi SPO Identifikasi pasien (min. 2 identitas)
• Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak
menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.
• Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah.
• Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk
pemeriksaan klinis Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan
dan tindakan / prosedur
4) Bagaimana pelaksanaan SPO ketepatan identifikasi pasien di ruangan?
(lakukan observasi kepatuhan SPO terhadap perawat di ruangan dengan
menggunakan SPO di ruangan/yang berlaku di Rumah Sakit)
5) Apakah Rumah sakit merancang SPO tentang Pemasangan dan pelepasan
gelang identitas? Jika Ya, jelaskan (kapan dipasang? dimana dipasang?)
13
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
Langkah Pengkajian:
1) Apakah terdapat kebijakan tentang Keakuratan dan penerapan Komunikasi
(lisan, telepon) di rumah sakit? Jika ada, jelaskan
2) Apakah terdapat Pedoman/Panduan Komunikasi Efektif yang akan dijadikan
acuan bagi seluruh unit di rumah sakit? Jika ada, jelaskan
3) Apakah ada SPO tentang Komunikasi Efektif (lisan, telepon)?
4) Bagaimana kepatuhan perawat di ruangan melakukan SPO tentang
Komunikasi Efektif? (lakukan observasi kepatuhan SPO terhadap perawat di
ruangan dengan menggunakan SPO di ruangan/yang berlaku di Rumah Sakit)
5) Apakah terdapat daftar singkatan resmi dari RS yang digunakan oleh seluruh
unit?
6) Bagaimana pelaksanaan SPO terkait dengan Serah Terima pasien?
14
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
Langkah Pengkajian:
1) Apakah terdapat kebijakan rumah sakit mengembangkan kebijakan tentang
pengelolaan obat high alert? Jika ada, Jelaskan
2) Bagaimana pelaksanaan 6B (6 Benar) atau menyesuaikan kebijakan RS (ada
yang menggunakan 5B maupun 7B? (lakukan observasi pelaksanaan
5B/6B/7B terhadap perawat di ruangan dengan menggunakan SPO di
ruangan/yang berlaku di Rumah Sakit)
15
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
Langkah Pengkajian:
1) Apakah terdapat kebijakan atau panduan dari Rumah sakit tentang Prosedur
Operasi (tepat lokasi-tepat prosedur, tepat pasien)? Jika ada, Jelaskan
2) Bagaimana pelaksanaan SPO tersebut di ruangan? (lakukan observasi
pelaksanaan SPO terhadap perawat di ruangan)
Langkah Pengkajian:
1) Apakah ada kebijakan atau panduan yang digunakan untuk pelaksanaan
hand hygiene?
2) Lakukan audit cuci tangan dengn format yang tersedia. (Lihat di lampiran)
16
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
Langkah Pengkajian:
1) Apakah Kebijakan yang digunakan RS maupun ruangan terkait dengan
Pencegahan Pasien Jatuh?
2) Bagaimana SPO terkait dengan Penilaian Awal Risiko Jatuh,
reassessment terhadap pasien yang berisiko?
3) Apakah RS menggunakan Form Penilaian: Morse Fall, Humpty
Dumpty?
4) Apakah ruangan menggunakan Form Monitoring Risiko Jatuh?
5) Bagaimana penandaan pasien jatuh?
17
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
18
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
Tidak
No Kegiatan Dilakukan
dilakukan
19
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
Tidak
No Kegiatan Dilakukan
dilakukan
“Bapak/Ibu, mohon agar gelang identifiasi ini
tidak dilepas atau ditutupi selama menjalani
perawatan di rumah sakit ini.”
8. Menjelaskan bahaya untuk pasien yang
menolak, melepas, atau menutupi gelang
9. Memasang gelang identetias pada pergelangan
tangan pasien yang tidak terpasang infus.
Pemasangan gelang tidak boleh terlalu kencang.
10. Meminta pasien untuk mengingatkan petugas
bila akan melakukan tindakan atau memberi
obat tidak mengkonfitmasi nama atau
mengecek gelang
11. Memberi kesempatan pasien untuk
menyampaikan apabila ada yang ingin
ditanyakan dan menjawab pertanyaan tersebut.
12. Melakukan terminasi dan mengucapkan
terimakasih
13. Dokumentasi pemasangan gelang identifikasi
20
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
21
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
Tidak
No Kegiatan Dilakukan
dilakukan
dan indentitas label pada wadah penampung
spesimen.
(Untuk produk darah periksa juga kecocokan
golongan darah dan jenis darah.)
7. Mengucapkan terimakasih atas kerjasama
pasien.
22
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
23
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
Tidak
No Kegiatan Dilakukan
dilakukan
dan obat High Alert, Daftar obat LASA
/NORUM dan High Alert terlampir.
7. Cantumkan tanda cawang pada kolom membaca
ulang isi laporan bila sudah dibacakan ulang.
8. Pemberi perintah/dokter harus mengkonfirmasi
lisan sesaat setelah pemberi perintah/dokter
mendengar pembacaan dan memberikan
pernyataan kebenaran pembacaan secara lisan
misal “ya sudah benar”.
9. Lakukan konfirmasi tertulis dengan tanda
tangan pemberi perintah/dokter.
10. Ucapkan terima kasih dan salam.
Komunikasi melalui telepon
1. Mengidentifikasi pasien secara langsung dengan
menanyakan langsung nama pasien (pada
keluarga bila pasien tidak sadar) dan melihat ke
gelang identitas pasien. Siapkan status/rekam
medis pasien.
2. Verifikasi identitas pasien sesuai antara gelang
pasien, status pasien dan nama pasien. Siapkan
form konsul melalui telepon
3. Tekan nomor ekstensi pemberi perintah/dokter
4. Setelah terdengar nada terhubung ucapkan
salam.
5. Sebutkan identitas diri dan ruang perawatan
6. Laporkan identitas pasien meliputi nama, jenis
kelamin, umur, keluhan, hasil pemeriksaan dan
pengamatan serta obat-obatan bila ada.
7. Tanyakan tindak lanjut kepada pemberi
perintah/dokter.
8. Tulis secara lengkap jam/tanggal, isi perintah,
nama penerima perintah dan tanda tangan, nama
pemberi perintah dan tanda tangan (pada
kesempatan berikutnya) pada form yang telah
disediakan.
9. Baca kembali isi perintah dan/atau laporan
pemerinksaan kritis/cito, yang sudah dituliskan.
Eja ulang satu persatu hurufnya bila perintah
mengandung nama obat gologan LASA (look
alike sound alike)/ NORUM (Nama Obat Rupa
dan Ucapan Mirip) dan obat High Alert, Daftar
obat LASA /NORUM dan High Alert terlampir.
24
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
Tidak
No Kegiatan Dilakukan
dilakukan
10. Pemberi perintah/dokter harus mengkonfirmasi
lisan sesaat setelah pemberi perintah/dokter
mendengar pembacaan dan memberikan
pernyataan kebenaran pembacaan secara lisan
misal “ya sudah benar”.
11. Cantumkan tanda cawang pada kolom membaca
ulang isi laporan bila sudah dibacakan ulang.
12. Telpon ulang pemberi perintah/dokter bila
laporan belum dibacakan ulang, dan belum
konfirmasikan ulang isi perintah.
13. Ucapkan terima kasih dan salam.
14. Lakukan konfirmasi tertulis dengan tanda
tangan pemberi perintah/dokter yang harus
diminta pada kesempatan kunjungan/visite
berikutnya
Ketentuan menerima perintah secara lisan dan lisan lewat telepon di Rumah Sakit:
1. Penerima perintah menulis lengkap perintahnya, membaca ulang dan
melakukan konfirmasi.
2. Tulisan disebut lengkap bila terdiri dari jam/tanggal, isi perintah, nama
penerima perintah dan tanda tangan, nama pemberi perintah dan tanda tangan
(pada kesempatan berikutnya)
3. Di unit pelayanan harus tersedia daftar obat look alike sound alike
4. Ada kolom keterangan yang dapat dipakai mencatat hal-hal yang perlu dicatat,
misal pemberi perintah tak mau tanda tangan
5. Bila kondisi tidak memungkinkan seperti di kamar operasi dan situasi gawat
darurat di IGD atau ICU diperbolehkan tidak melakukan pembacaan kembali
(read back).
6. Permintaan obat narkotika atau kemoterapi tidak boleh verbal tetapi harus
tertulis.
7. Hasil pemeriksaan kritis harus dilaporkan segera kurang dari 1 (satu) jam
25
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
2. Pemberi Pesan 2.
3. Pelaksana 3.
Keterangan:
26
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
Situation:
Tn. Ari, tanggal lahir 22 April 1967, rawat inap lantai 3, kamar 321, mengalami
ketidakefektifan pola napas
Background:
Pasien masuk rumah sakit 2 hari yang lalu dengan riwayat, pneumothorax, O2
saturasi turun dari 95% dalam 2 lpm menjadi 85% dengan non rebreathing mask,
pada auskultasi: suara pernapasan menurun disebelah kanan. Terjadi tracheal shift,
peningkatan distress, pasien saat ini diposisikan tidur semi fowler.
Assessment:
a. Kesadaran composmentis, TD: 130/90 mmHg, N: 80x/menit, S: 37oC, RR:
25x/menit, braden score= 23, (status restrain), (resiko jatuh), (pivas score),
(status nutrisi), (kemampuan eliminasi) dll
b. Hasil lab terbaru: Hb: 8,1 mg/dL, albumin: 3,0, urea: 237 mg/dL, CK: 3,5
c. Jelaskan informasi klinik lain yang mendukung
Recommendation:
Mohon segera datang, apakah diperlukan tindakan intubasi atau transfer segera ke
HCU
27
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
28
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
Tidak
No Kegiatan Dilakukan
dilakukan
dosis, benar waktu, dan benar rute setiap kali
akan memberikan obat kepada pasien.
7. Khusus obat injeksi dan narkotik lakukan
double cek bersama satu orang perawat lainnya
mulai sejak menyiapkan obat sampai pemberian
kepada pasien.
8. Tanda tangan perawat yang memberikan dan
saksi pada catatan pengobatan pasien
Penyimpanan dan pengelolaan elektrolit konsentrat
1. Resep elektrolit konsentrat (potassium
chloride/KCL) dikirimkan ke farmasi untuk
disiapkan.
2. Petugas farmasi menyiapkan KCL, yang sudah
dilarutkan dalam cairan infus dengan volume
sesuai resep dokter untuk sekali pakai.
3. Menerapkan teknik aseptik pada setiap
menyiapkan cairan
4. Beri label nama obat, jumlah, dan waktu
kadaluarsa.
5. KCL dikirimkan segera ke ruangan untuk
diberikan kepada pasien yang membutuhkan.
6. Tidak direkomendasikan menyimpan KCL yang
sudah dilarutkan.
7. KCL disiapkan hanya untuk sekali pakai
Pelabelan Obat dan Kontainer
1. Segera beri label pada setiap obat atau cairan
yang sudah disiapkan dalam syringe atau
kontainer termasuk kontainer steril.
2. Label dituliskan nama obat, indikasi obat,
jumlah, tanggal kadaluarsa, dan waktu
kadaluarsa bila kadaluarsa terjadi dalam waktu
< 24 jam.
3. Gunakan label cetakan dengan huruf dan warna
yang jelas.
4. Label pada kontainer steril segera lepaskan/
buang pada setiap selesai suatu
prosedur/tindakan
Pemantauan dan pengumpulan data insiden medication error
1. Menentukan definisi kejadian medication error
yang harus dilaporkan dan menetapkan alat
pemantauan harian.
2. Melakukan pengumpulan data insiden
medication error harian.
29
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
Tidak
No Kegiatan Dilakukan
dilakukan
3. Menghitung data insiden setiap akhir bulan
dengan parameter penghitungan:
𝑁𝑢𝑚𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟
𝑥100%
𝐷𝑒𝑛𝑢𝑚𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟
Numerator : total insiden dalam periode
waktu tertentu
Denumerator : total hari rawat pada periode
waktu tertentu
30
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
Tidak
No Kegiatan Dilakukan
dilakukan
e. Benar waktu
f. Benar informasi
g. Benar dokumentasi
4. Ambil obat high alert dari tempatnya. Apabila
obat high alert hanya tersedia dalam lemari
penyimpan bertanda khusus sebagai persediaan
stok baku (dalam jumlah terbatas), maka
dilakukan pencatatan pada stok obat secara
benar dan lengkap pada kolom isian kartu stok
obat:
a. Tanggal pengambilan
b. Jumlah yang diambil
c. Nama pasien yang menggunakan
d. Nama dan paraf petugas yang mengambil
e. Jumlah sisa stok akhir obat
Pengecekan Obat
5. Pengecekan oleh petugas yang berbeda dengan
mmemastikan hal-hal berikut:
a. Memverifikasi bahwa obat yang hendak
diberikan telah sesuai dengan identitas
pasien dan instruksi dokter
b. Obat telah disiapkan sesuai dengan
instruksi
c. Obat memenuhi 7 (enam) persyaratan:
1) Benar obat
2) Benar pasien
3) Benar dosis
4) Benar cara/rute pemberian
5) Benar waktu
6) Benar informasi
7) Benar dokumentasi
6. Pada beberapa kasus, harus tersedua juga
kemasan obat untuk memastikan bahwa obat
yang disiapkan adalah obat yang benar,
misalnya: dosis insulin
7. Ketika petugas kedua telah selesai melakukan
pengecekan ganda dan kedua petugas yakin
bahwa obat telah sesuai, lakukan pencatatan
pada rekam medis/catatan pemberian medikasi
pasien
8. Petugas kedua harus menulis “dicek oleh” dan
diisi dengan nama pengecek
9. Pengecekan kedua akan dilakukan sebelum obat
diberikan kepada pasien
31
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
Tidak
No Kegiatan Dilakukan
dilakukan
10. Pastikan infus obat berada pada jalur yang benar
dan lakukan pengecekan selang infus mulai dari
larutan/cairan infus, selang, hingga tempat
insersi selang.
11. Jika menggunakan syring pump pastikan pompa
infus terprogram dengan kecepatan pemberian
yang tepat, termasuk ketepatan pada berat badan
pasien
Pengecekan saat pergantian jaga perawat atau transfer pasien
10. Petugas kedua akan memastikan hal-hal berikut:
a. Obat yang diberikan harus memenuhi
keenam persyaratan
b. Perawat berikutnya akan membaca label
dengan lantang kepada perawat
sebelumnya untuk memverifikasi keenam
persyaratan (seperti yang telah disebutkan
di atas)
11. Saat pengecekan telah selesai dan kedua
perawat yakin bahwa obat telah sesuai,
lakukanlah pencatatan pada bagian pengecekan
ileh perawat di rekam medis pasien
12. Sesaat sebelum memberikan obat, perawat
mengecek nama pasien, memberitahukan
kepada pasien mengenai nama obat yang
diberikan, dosis, dan tujuannya (pasien dapat
juga berperan sebagai pengecek, jika
memungkinkan)
13. Semua pemberian high alert medications
intravena dan bersifat kontinu harus diberikan
melalui pompa infus IV. Pengecualian dapat
diberikan pada pasien di ruang kepada pasien di
ruang rawat intensif neonates (NICU), atau pada
pasien risiko tinggi mengalami kelebihan cairan.
Setiap selang infus harus diberi label dengan
nama obat yang diberikan di ujung distal selang
dan pada pintu masuk pompa (untuk
mempermudah verifikasi dan meminimalkan
kesalahan)
14. Pada situasi emergensi, dimana pelabelan dan
prosedur pengecekan ganda dapat
menghambat/menunda penatalaksanaan dan
berdampak negative terhadap pasien, perawat
atau dokter pertama-tama harus menentukan
dan memastikan bahwa kondisi klinis pasien
32
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
Tidak
No Kegiatan Dilakukan
dilakukan
benar-benar bersifat emergensi dan perlu
ditatalaksana segera sedemikian rupa sehingga
pengecekan ganda dapat ditunda. Petugas yang
memberikan obat harus menyebutkan dengan
lantang semua terapi obat yang diberikan
sebelum memberikannya ke pasien.
15 Obat yang tidak digunakan dikembalikan
kepada farmasi/apotek, dan dilakukan
peninjauan ulang oleh Ahli Farmasi atau
Apoteker apakah terjadi kesalahan obat yang
belum diberikan.
16 Dosis ekstra yang digunakan ditinjau ulang oleh
Apoteker untuk mengetahui indikasi
penggunaan dosis ekstra.
33
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
Tidak
No Kegiatan Dilakukan
dilakukan
5. Cocokkan penunjang medis pasien dengan
identifikasi pasien.
6. Laporkan dokter yang akan melakukan tindakan
dan minta untuk diberi tanda daerah area operasi
(marking).
7. Identifikasi ulang dan libatkan pasien dalam
pencocokan daerah mana yang akan dioperasi
sebelum diantar ke ruang operasi.
8. Laporkan pada dokter anesthesi
9. Bila ada darah yang harus dibawa ke ruang
operasi, identifikasi jumlah darah, jenis darah
dan golongan darah
10. Siapkan form timbang terima keselamatan
pembedahan dan isi sesuai kriteria yang ada di
form pada kolom pertama
11. Bila sudah sesuai antara identifikasi pasien,
penunjang medis, dan marking area, antar
pasien ke ruang operasi.
12. Lakukan timbang terima antara perawat rawat
inap/ruang asal pasien dengan perawat ruang
operasi untuk melakukan verifikasi ulang pada
pasien dan penandatanganan form timbang
terima keselamatan pembedahan.
34
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
35
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
36
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
EVALUASI
A. KOGNITIF
Evaluasi dari pencapaian kompetensi ini akan dilakukan oleh fasilitator
sebelum praktikum dimulai dengan menilai kemampuan mahasiswa dalam:
1. Menyebutkan standar, maksud, dan tujuan sasaran keselamatan pasien
ketepatan identifikasi.
2. Menjelaskan definisi dan tujuan tindakan pemasangan gelang identifikasi.
3. Menjelaskan definisi dan tujuan tindakan identifikasi pasien
37
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
B. PSIKOMOTOR
No Kegiatan Pencapaian Indikator Skor
Mahasiswa 1 2 3 4
1. Praktikum Mahasiswa Kemampuan Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa
di Labskill mampu komunikasi tidak mampu kurang mampu mampu
melakukan melakukan mampu melakukan melakukan
prosedur komunikasi melakukan komunikasi komunikasi
sasaran secara komunikasi secara secara
keselamatan profesional secara profesional profesional
pasien profesional tetapi kurang dan
sistematis sistematis
Ketaatan <50% 50-69% 70-85% >85%
pada prosedur prosedur prosedur prosedur
prosedur dilakukan dilakukan dilakukan dilakukan
Kemahiran Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa
dalam tidak mampu mampu mampu mampu
melakukan melakukan melakukan melakukan melakukan
prosedur prosedur prosedur prosedur prosedur
secara dengan secara
dengan arahan mandiri
banyak minmal dengan
arahan lancar
C. AFEKTIF
No Atribut Definisi Indikator Skor
Softskill 1 2 3 4
1. Disiplin Ketepatan Kehadiran di Tidak hadir Datang Datang Datang tepat
waktu kelas di kelas terlambat terlambat waktu
dalam lebih dari 15 1-15 menit
mengikuti menit
kegiatan
praktikum
Ketaatan dan Penyerahan Terlambat > Terlambat 2 Terlambat 1 Tepat waktu
kepatuhan tugas dan 2hari & hari & sering hari & jarng & tidak
dalam Kepatuhan selalu melanggar melanggar pernah
melaksanakan pada tata melanggar melanggar
tugas dan tata tertib
tertib
2. Percaya Keberanian Berani tampil Tidak berani Berani Berani Berani
Diri dan mencoba tampil tampil tampil tampil
kepercayaan melakukan mencoba mencoba mencoba mencoba
peserta didik kegiatan melakukan melakukan melakukan melakukan
dalam praktikum kegiatan kegiatan kegiatan kegiatan
melakukan praktikum praktikum praktikum praktikum
keterampilan dengan dengan dengan tidak
canggung/ sedikit canggung/
grogi canggung/ grogi
grogi
38
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
PENUGASAN
1. Mahasiswa diwajibkan untuk melakukan pembelajaran mandiri (Self Directed
Learning) untuk mencapai kompetensi kognitif yang diharapkan.
2. Mahasiswa melakukan praktik secara berkelompok dan dapat menghubungi
fasilitator jika diperlukan dalam penguatan pelaksanaan prosedur yang
dilakukan.
3. Mahasiswa menyusun laporan hasil praktik pengkajian keselamatan pasien.
REFERENSI
Komisi Akreditasi Rumah Sakit. (2012). Instrumen Akreditasi Rumah Sakit.
Standar Akreditasi Versi 2012. Edisi 1. Jakarta: Dokumen tidak
Dipublikasikan.
Rumah Sakit Universitas Airlangga. (2015). Buku Saku Akreditasi Rumah Sakit.
Surabaya: Dokumen tidak Dipublikasikan
The Institute for Safe Medication Practices. (2015). ISMP’s List of Confused Drug
Names. Website: http://www.ismp.org/Tools/confuseddrugnames.pdf
diakses tanggal 5-3-2017
39
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
Lampiran
Contoh Rekapitulasi Hasil Observasi
Sasaran 1:
Identifikasi Pasien Sebelum Tindakan
Inisial perawat Persen
No. Aspek yang dinilai … … … … … Keterangan
(%)
1.
2.
dst.
Total
40
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Manajemen Keperawatan Universitas Brawijaya 2020
41
Modul 7 – Sasaran Keselamatan Pasien
Observation Form
Session
Facility: Period Number*:
Number*:
Country**:
All reasonable precautions have been taken by the World Health Organization to verify the information contained in this document. However, the published material is being distributed without warranty
of any kind, either expressed or implied. The responsibility for the interpretation and use of the material lies with the reader. In no event shall the World Health Organization be liable for damages arising
from its use.
WHO acknowledges the Hôpitaux Universitaires de Genève (HUG), in particular the members of the Infection Control Programme, for their active participation in developing this material.
Observation Form – Basic Compliance Calculation
Facility: Period: Setting:
Prof.cat. Prof.cat. Prof.cat. Prof.cat.
Total per session
Session N° Opp HW HR Opp HW HR Opp HW HR Opp HW HR Opp HW HR
(n) (n) (n) (n) (n) (n) (n) (n) (n) (n) (n) (n) (n) (n) (n)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Total
Calculation Act (n) = Act (n) = Act (n) = Act (n) = Act (n) =
Opp (n) = Opp (n) = Opp (n) = Opp (n) = Opp (n) =
Compliance
1. Define the setting outlining the scope for analysis and report related data according to the chosen setting.
2. Check data in the observation form. Hand hygiene actions not related to an indication should not be taken into
account and vice versa.
3. Report the session number and the related observation data in the same line. This attribution of session number
validates the fact that data has been taken into count for compliance calculation.
4. Results per professional category and per session (vertical):
4.1 Sum up recorded opportunities (opp) in the case report form per professional category: report the sum in the corresponding
cell in the calculation form.
4.2 Sum up the positive hand hygiene actions related to the total of opportunities above, making difference between handwash
(HW) and handrub (HR): report the sum in the corresponding cell in the calculation form.
4.3 Proceed in the same way for each session (data record form).
4.4 Add up all sums per each professional category and put the calculation to calculate the compliance rate (given in percent)
5. The addition of results of each line permits to get the global compliance at the end of the last right column.
All reasonable precautions have been taken by the World Health Organization to verify the information contained in this document. However, the published material is being distributed without warranty
of any kind, either expressed or implied. The responsibility for the interpretation and use of the material lies with the reader. In no event shall the World Health Organization be liable for damages arising
from its use.
WHO acknowledges the Hôpitaux Universitaires de Genève (HUG), in particular the members of the Infection Control Programme, for their active participation in developing this material.
Observation Form – Optional Calculation Form
(Indication-related compliance with hand hygiene)
Indic1 (n) = Indic2 (n) = Indic3 (n) = Indic4 (n) = Indic5 (n) =
Ratio
act / indic
1. Define the setting outlining the scope for analysis and report related data according to the chosen setting.
2. Check data in the observation form. Hand hygiene actions not related to an indication should not be taken into
account and vice versa.
3. If several indications occur within the same opportunity, each one should be considered separately as well as the
related action.
4. Report the session number and the related observation data in the same line. This attribution of session number
validates the fact that data has been taken into count for compliance calculation.
5. Results per indication (indic) and per session (vertical):
4.1 Sum up indications per indication in the observation form: report the sum in the corresponding cell in the calculation form.
4.2 Sum up positive hand hygiene actions related to the total of indications above, making the difference between handwash
(HW) and handrub (HR): report the sum in the corresponding cell in the calculation form.
4.3 Proceed in the same way for each session (observation form).
4.4 Add up all sums per each indication and put the calculation to calculate the ratio (given in percent)
Note: This calculation is not exactly a compliance result, as the denominator of the calculation is an indication instead of an opportunity. Action is
artificially overestimated according to each indication. However, the result gives an overall idea of health-care worker’s behaviour towards each type
of indication.
All reasonable precautions have been taken by the World Health Organization to verify the information contained in this document. However, the published material is being distributed without warranty
of any kind, either expressed or implied. The responsibility for the interpretation and use of the material lies with the reader. In no event shall the World Health Organization be liable for damages arising
from its use.
WHO acknowledges the Hôpitaux Universitaires de Genève (HUG), in particular the members of the Infection Control Programme, for their active participation in developing this material.