MK. PSIKOLOGI
KEPENDIDIKAN
PRODI S1 PENDIDIKAN
BAHASA, SASTRA INDONESIA
& DAERAH
SKOR NILAI :
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Dr. Muhammad Uyun, M.Si & Dr. Idi Warsah, M.Pd.I , 2021
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
NAMA : KHADAVI
NIM : 2212411007
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report mengenai
materi Psikologi Kependidikan.
Adapun tujuan dari penulisan review ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Psikologi Kependidikan. Selain itu, review ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Psikologi Kependidikan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Armita Sari, S.Pd, M.Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian tugas ini,
namun penulis menyadari bahwa laporan ini belum sempurna, baik dari segi isi, tulisan maupun
kualitasnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
memperbaiki tugas laporan CBR ini. Akhir kata penulis mengharapkan semoga laporan CBR
ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semoga tugas ini bermanfaat bagi kita semua.
Khadavi
2212411007
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
A. Kesimpulan ................................................................................................19
B. Saran ..........................................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita bacan dan pahami. Terkadang
kita memilih satu buku,namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya dari segi analisis
bahasa, pembahasan tentang Psikologi Kependidikan, oleh karena itu, penulis membuat
critical book report ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih referensi, terkhusus
pada pokok bahasan tentang Psikologi Kependidikan.
C. MANFAAT CBR
a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca.
b. Untuk melatih diri sebagai mahasiswa untuk dapat berfikir secara kritis dalam mencari
informasi dari buku yang dikritik.
c. Untuk menambah wawasan tentang Psikologi Kependidikan.
4
1. Judul : Psikologi Pendidikan
5
BAB II
RINGKASAN ISI BAB
(Buku Utama & Buku Pembanding)
a) Pendahuluan
Psikologi pendidikan adalah suatu studi yang sistematis dari proses-proses dan faktor-
faktor yang terlibat dalam pengajaran, atau yang berkenaan dengan kegiatan belajar
seseorang. Dari batasan pengertian ini, dapat kita artikan bahwa psikologi pendidikan
merupakan suatu ilmu yang mencoba meneliti, mempelajari, mendekati dan menyelidiki
secara sistematis, secara struktur hal-hal seperti apa, bagaimana, mengapa seseorang
belajar atau berusaha memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan. Psikologi pendidikan
merupakan suatu ilmu yang berdiri sendiri, yang merupakan sebuah disiplin ilmu sendiri
yang memiliki prinsip-prinsip sendiri, sasaran fakta atau data sendiri, teknik penelitian dan
pengukuran sendiri.
Istilah pendidikan ini awalnya berasal dari bahasa Yunani, yaitu "paedagogie", yang berarti
bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam
bahasa Inggris dengan "education" yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam
bahasa Arab, istilah ini sering diterjemahkan dengan "tarbiyah" yang berarti pendidikan
(Ramayulis, 2002, hal.1).
Psikologi pendidikan sebagai salah satu cabang dari psikologi dan merupakan ilmu
pengetahuan yang berbicara tentang tingkah laku manusia dalam proses belajar-mengajar
memiliki hubungan yang erat dengan ilmu mengajar.
6
Berikut pendapat beberapa ahli tentang pengertian psikologi pendidikan :
1. Menurut Whetherington (1982, hal. 10), psikologi pendidikan ialah suatu studi yang
sistematis tengang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan
manusia.
2. Crow dan Crow (1958, hal. 7) menjelaskan, psikologi pendidikan dapat dipandang
sebagai ilmu pengetahuan praktis, yang berguna untuk menerangkan belajar sesuai dengan
prinsip-prinsip yang ditetapkan secara ilmiah dan fakta-fakta sekitar tingkah laku manusia.
3. Menurut Good (1954, hal. 427), psikologi pendidikan merupakan suatu kajian tentang
hakikat belajar.
4. Winkel (1983, hal.19) mendefinisikan psikologi pendidikan sebagai ilmu yang
mempelajari prasyarat-prasyarat (faktor-faktor) bagi pelajar di sekolah, berbagai jenis
belajar dan fase-fase dalam semua proses belajar.
5. Muhinbinsyah (2010) mengatakan bahwa dapat dipastikan bahwa disiplin psikologi
pendidikan pada dasarnya mencurahkan perhatiannya pada perbuatan atau tindak tanduk
orang-orang yang belajar dan mengajar.
6. Abror (1993, hal.10) menyimpulkan bahwa psikologi pendidikan adalah suatu ilmu
pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia yang berlangsung dalam proses
belajar-mengajar.
7. Barlow dalam Tas'adi (2019) mendefinisikan psikologi pendidikan sebagai sebuah
pengetahuan berdasarkan riset psikologis gang menyediakan serangkaian sumber-sumber
untuk membantu Anda melaksanakan tugas-tugas seorang guru dalam proses belajar
mengajar secara efektif.
8. Jahja (2011), psikologi pendidikan berdasarkan pada prinsip-prinsip psikologi.
9. Menurut Locke, psikologi pendidikan merupakan seluruh pengetahuan yang pada
hakikatnya berasal dari pengalaman.
10. Menurut Democritus, psikologi pendidikan memberi pengaruh pada lingkungan dan
suasana rumah terhadap perkembangan kepribadian seseorang.
7
Psikologi pendidikan merupakan cabang psikologi karena psikologi sebagai ilmu
pengetahuan yang masih muda usianya. Oleh karena itu, psikologi pendidikan masih dalam
proses perkembangan, masih banyak masalah yang masih memerlukan pemecahan, masih
banyak hal yang masih perlu pengembangannya. Walaupun ditinjau dari segi ilmu
pengetahuan usianya masih sangat muda, tetapi pemikiran (dalam artian yang menyangkut
pendidikan dan problem jiwa) telah dipikirkan oleh orang sejak dahulu kala.
Sejarah khusus yang mengungkapkan secara cermat dan luas tentang psikologi pendidikan
sesungguhnya masih perlu ditelusuri. Hal ini terbukti karena kebanyakan karya tulis yang
mengungkapkan riwayat hidup psikologi pendidikan masih sangat langkah. Karya tulis
yang membahas riwayat psikolog yang ada sekarang ini pada umumnya tentang berbagai
cabang dan aliran psikologi yang dicampur aduk menjadi satu, sehingga menyulitkan untuk
mengidentifikasi jenis psikologi tertentu yang ingin kita ketahui secara spesifik.
Revolusi kognitif dalam psikologi mulai berlangsung pada 1980-an dan disambut hangat
karena pendekatan ini mengaplikasikan konsep psikologi kognitif-memori, pemikiran,
penalaran dan sebagainya untuk membantu murid belajar. Jadi, menjelang akhir abad ke-
20 banyak ahli psikologi pendidikan kembali menekankan pada aspek kognitif dari proses
belajar seperti yang pernah didukung oleh James dan Dewey pada awal abad ke-20, baik
itu pendekatan kognitif maupun behavior masih menjadi bagian dari psikologi pendidikan.
Selama beberapa dekade terakhir abad ke-20, ahli psikologi pendidikan juga semakin
memperhatikan pada aspek sosioemosional dari kehidupan murid. Misalnya, mereka
menganalisis sekolah sebagai konteks sosial dan mengkaji peran kultur dalam pendidikan.
8
Metode-metode yang biasa dipergunakan oleh para psikolog termasuk psikologi
pendidikan menurut Crow, L.D dan Crow, A (1958) adalah sebagai berikut :
A. Metode Introspeksi
Pada masa permulaan pada pasca psikologi memakai pendekatan melalui pengamatan
terhadap diri sendiri pengalaman-pengalaman, penilaian terhadap apa yang dirasakan serta
proses berpikir, namun sekarang sebagian sarjana psikologi menganggap bahwa
pendekatan studi dengan cara ini relatif kurang valid dan reliable, hal ini disebabkan antara
lain oleh pribadi orang kadangkala dipengaruhi oleh keadaan emosinya yang
menggoyahkan objektivitas tanggapan dan sikapnya terhadap seseorang atau sesuatu di
luar dirinya.
B. Metode Observasi
Metode ini berdasarkan pada pengamatan terhadap objek penyelidikan, disertai aktivitas
penulisan secara sistematis.
C. Pendekatan Genetis
Ada dua cara yang bisa digunakan oleh para ahli untuk mempelajari pertumbuhan dan
perkembangan individu yaitu :
1. horizontal
2. vertikal
Meneliti sejumlah individu yang sebaya dalam tingkat perkembangan yang bermacam-
macam untuk memperoleh data yang berhubungan dengan prinsip-prinsip pertumbuhan
dan perkembangan bisa memakai metode horizontal sedangkan bila ingin menyelidiki
individu atau kelompok sejak kanak-kanak hingga dewasa secara terus-menerus bisa
memakai metode vertikal.
D. Teknik-teknik Evaluasi
Teknik ini meliputi angket, alat-alat pengukuran yang distandardisasi, interview, case
history atau pendekatan klinis.
E. Metode Eksperimen
9
Metode ini sengaja mengatur situasi-situasi dan kondisi untuk mengamati secara teliti
tentang peristiwa-peristiwa jiwa yang dengan sengaja ditimbulkan.
F. Analisis Statistik
Bila peneliti telah mengumpulkan data dengan lengkap sesuai dengan aturan main
penelitian, maka pada gilirannya yang sangat penting ialah menganalisis data dan
degenaralisasi.
G. Proyeksi
Metode psikologi pendidikan dengan cara mengambil data dengan memberikan gambar-
gambar atau tulisan berbentuk khas seperti sebuah permainan lalu mempersilakan
responden untuk memberikan tanggapan, pengertian, dan menerjemahkan masing-masing
sebagai proyeksi perilaku.
H. Metode Introspeksi
Penyelidikan yang dilakukan dengan sengaja memperhatikan proses kejiwaan anak dan
juga perilaku yang dilakukan oleh anak itu sendiri.
I. Metode Retrospeksi
Metode ini merupakan metode psikologi pendidikan yang diterapkan dengan cara
mempelajari perubahan yang terjadi atau pengalaman yang dimiliki individu di masa
lampau.
J. Metode Etrospeksi
Metode ini yaitu kebalikan dari instropeksi memiliki arti yaitu penyelidikan terhadap
perubahan perubahan kejiwaan orang lain menghasilkan dugaan-dugaan yang
menghubungkan realitas fisik atau tingkah laku dalam keadaan psikis seseorang.
10
1. Memahami perbedaan siswa.
2. Menciptakan iklim yang kondusif di kelas.
3. Memilih strategi pembelajaran yang tepat.
4. Memberikan bimbingan pada siswa.
5. Berinteraksi dengan siswa dengan cara yang tepat.
6. Memberikan evaluasi hasil pembelajaran.
7. Motivasi belajar.
8. Menetapkan tujuan pembelajaran.
9. Penggunaan media pembelajaran yang tepat.
10. Penyusunan jadwal pelajaran yang sesuai.
11
B. Ringkasan isi bab buku pembanding
a) Terminologi Psikologi
Berbicara mengenai psikologi berarti kita berbicara mengenai jiwa manusia dan
perilakunya. Secara etimologis, psikologi berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan
logos yang berarti ilmu. Berdasarkan arti kata tersebut, secara harfiah psikologi merupakan
ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
b) Pengertian Pendidikan
Menurut Langeveld, pendidikan diartikan sebagai pemberian bimbingan dan pertolongan
rohani dari orang dewasa kepada mereka yang masih memerlukannya. Pendidikan
berlangsung dalam suatu pergaulan antara pendidik (guru) dan peserta didik.
Menurut John Dewey, pendidikan adalah suatu proses pengalaman. Setiap manusia
menempuh kehidupan fisik maupun rohani karena kehidupan adalah pertumbuhan maka
pendidikan merupakan proses yang membantu pertumbuhan batin tanpa dibatasi oleh usia.
Dalam pendidikan, tuntutan diberikan oleh pendidik kepada pertumbuhan peserta didik
12
untuk memajukan kehidupannya. Dalam hal ini, pendidikan bermaksud menuntun segala
kekuatan kodrati peserta didik untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya.
Dalam pengertian yang luas, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas menyatakan definisi pendidikan sebagai berikut :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Berdasarkan beberapa pengertian mengenai pendidikan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan dengan sengaja dari orang dewasa,
yang melalui pengaruhnya dapat meningkatkan kedewasaan peserta didik sehingga para
peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya sebagai bekal kehidupan di
masyarakat.
13
d) Manfaat Mempelajari Psikologi
Sebagian orang yang beralasan bahwa mempelajari psikologi atau pengetahuan perilaku
manusia untuk lebih mengenal diri. Dengan pengenalan diri ini, mereka berusaha untuk
menyesuaikan diri dengan orang lain. Alasan lain yang melatarbelakangi seseorang
mempelajari psikologi adalah pergaulan. Ketika bergaul, mereka harus tahu alasan orang
tersebut berpikir, berperasaan, dan berbuat menurut caranya sendiri. Bagaimanapun,
psikologi memberikan pengertian yang lebih baik mengenai sebab-sebab orang berpikir
dan bertindak seperti yang mereka lakukan, serta memberikan pandangan untuk menilai
sikap dan reaksi yang kita lakukan sendiri.
Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat dilihat bahwa psikologi dibutuhkan oleh mereka
yang dalam kehidupannya selalu berhubungan dan bersama orang lain. Dengan demikian
psikologi selalu dibutuhkan oleh pendidik (guru dan dosen), pimpinan organisasi,
pimpinan perusahaan, pengurus organisasi massa, pejabat pemerintah, para elit politik,
komandan pasukan, wartawan, pelatih olahraga, serta semua orang yang berperan sebagai
anggota masyarakat, baik suami, istri, ayah, ibu, dan anak.
Khusus mengenai para pendidik, tentu saja mereka diharapkan memiliki dan menguasai
pengetahuan psikologi pendidikan yang memadai. Tentunya, agar dapat mendidik para
peserta didik melalui proses belajar mengajar yang berdaya guna dan berhasil guna.
Pengetahuan yang bersifat psikologis mengenai peserta didik dalam proses belajar
mengajar, sesungguhnya tidak hanya diperlukan oleh calon pendidik atau pendidik yang
sedang bertugas di lembaga pendidikan yang formal.
Jelaslah bahwa dengan mempelajari psikologi berarti ada usaha untuk mengenal manusia.
Mengenal berarti dapat memahami, berarti pula kita dapat menguraikan dan
menggambarkan tingkah laku dan kepribadian manusia beserta aspek-aspeknya.
14
A. Psikologi umum adalah psikologi yang mempelajari, menguraikan, dan menyelidiki
berbagai kegiatan atau aktivitas fisik manusia pada umumnya antara lain pengamatan,
intelegensi, perasaan, emosi, kehendak, dan motif-motif.
B. Psikologi khusus adalah psikologi yang mempelajari tingkah laku individu dalam
situasi-situasi khusus yaitu pada hal perkembangan, kepribadian, pendidikan, sosial
kesehatan, psikologis, kriminal, dan komparatif.
2. Psikologi Praktis
Psikologi ini disebut dengan psikologi terapan yaitu psikologi yang mempelajari tentang
tingkah laku individu dalam bidang kehidupan tertentu.
Ada dua kelompok yang termasuk dalam psikologi praktis ini yaitu : psikologi klinis dan
psikologi industri.
A. Psikologi klinis
Psikologi klinis adalah cabang ilmu psikologi yang mengkaji sebab terjadinya gangguan
psikologis seperti gangguan kognitif, afektif, maupun gangguan konatif, serta bagaimana
melakukan penyembuhan dan pencegahannya.
B. Psikologi industri
Psikologi ini mengkaji perilaku individu dalam lingkungan lembaga industri hal-hal yang
dapat dikaji dalam psikologi industri, antara lain : masalah seleksi, rekrutmen,
penempatan karyawan, hubungan interaksi sosial, sistem penggajian,masalah kepuasan
kerja, promosi jabatan, dan pengembangan karir.
15
pengetahuan yang telah dimilikinya. Konsep ini sampai sekarang masih digunakan dalam
dunia pendidikan yang biasa dikenal dengan istilah apersepsi, sebagai salah satu tahapan
dalam kegiatan belajar mengajar.
Selanjutnya, perkembangan psikologi pendidikan pada permulaan abad ke-20 ditandai
dengan penelitian psikologi yang lebih khusus, yang memberi dampak terhadap teori dan
praktik pendidikan. Tokoh dalam aliran ini antara lain Terman, Thorndike, dan Jude.
Aliran-aliran psikologi yang berkembang pada permulaan abad ke-20 yang mempelajari
perilaku dan proses belajar dari sudut pandang yang berbeda-beda, juga telah memberi
pengaruh terhadap perkembangan teori dan praktik pendidikan, seperti behaviorisme
(Watson), psikoanalisis (Freud), dan gestalt (Kohler dan Koffka).
16
11. Sudut pandang praktis mengenai pengukuran.
12. Ilmu statistik dasar.
13. Kesehatan rohani.
14. Pendidikan membentuk watak.
15. Pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran sekolah menengah.
16. Pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran sekolah dasar.
Berdasarkan pemaparan tersebut, jelas bahwa masalah belajar merupakan masalah yang
paling sentral dan amat penting dalam psikologi pendidikan. Dari seluruh proses
pendidikan, kegiatan belajar peserta didik merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini
karena berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan, akan berkaitan dengan proses
belajar para peserta didik baik ketika mereka berada di dalam kelas maupun di luar kelas.
17
BAB III
PEMBAHASAN
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KEDUA BAB DARI KEDUA BUKU
18
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
19
2. Hereditas atau karakter fisik bawaan sejak lahir.
3. Lingkungan yang bersifat fisik.
4. Perkembangan peserta didik.
5. Proses tingkah laku.
6. Hakikat dan ruang lingkup belajar.
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.
8. Hukum dan teori belajar.
9. Pengukuran yakni prinsip dasar dan batasan pengukuran/evaluasi.
10. Transfer belajar yang meliputi mata pelajaran.
11. Sudut pandang praktis mengenai pengukuran.
12. Ilmu statistik dasar.
13. Kesehatan rohani.
14. Pendidikan membentuk watak.
15. Pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran sekolah menengah.
16. Pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran sekolah dasar.
B. SARAN
Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang telah ditelaah, maka terdapat
saran yang disampaikan untuk penulis sehingga bab pada kedua buku ini,
dapat diterbitkan lagi dengan melakukan perbaikan-perbaikan seperti
semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dari buku ini.
20
DAFTAR PUSTAKA
M. Si, Dr. Muhammad Uyun & M.Pd. I, Dr. Idi Warsah. 2021. Psikologi Pendidikan.
Yogyakarta : Penerbit Deepublish
M.Pd, Dr. Pupu Saeful Rahmat. 2021. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara
21