Anda di halaman 1dari 52

ABNORMALITAS

NON-EPILEPTIFORM
oleh :
dr. Helen
Pembimbing :
Dr. dr. Susi Aulina, SpS (K)
Outline
PENDAHULUAN
01
PERLAMBATAN
02
ATENUASI/SUPRESI
03
PENINGKATAN AKTIVITAS EEG
04
PERIODIC PATTERNS
05
AKTIVITAS ABNORMAL LAIN
06
1
PENDAHULUAN

2
Abnormalitas non-epileptiform
• Perubahan aktivitas otak
• Akibat gangguan fungsi otak
• Perubahan frekuensi, amplitudo,
aktivitas gelombang
• Intermiten, kontinu, periodic
• Tidak spesifik

3
Abnormalitas non-epileptiform

Perlambatan Atenuasi/Supresi Peningkatan Periodic Patterns


aktivitas

Koma alfa Koma teta Koma spindel

4
PERLAMBATAN

5
Perlambatan
Frekuensi < 8 Hz pada dewasa

Fokal / Umum

• Deskripsi kondisi Ritmik / Ireguler


pasien
• Semakin lambat
→ semakin berat
Intermiten / Kontinu

Amplitudo bervariasi

6
Perlambatan Fokal
Etiologi tidak spesifik
01

Kelainan struktural (tumor, infeksi)


02

Kelainan fungsional (post iktal,


03
migrain)

Perlambatan kontinu → gelombang


04
ritmik monomorfik / aritmik polimorfik

7
Perlambatan fokal kontinu

Perlambatan kontinu Aritmik Ritmik


Polimorfik Monomorfik Perlambatan fokal kontinu
aritmik polimorfik ritmik monomorfik
Lesi struktural substansia alba
A B Lesi di substansia grisea
subkortikal
Abses, stroke iskemik, tumor,
kontusio

8
Perlambatan fokal intermiten
FIRDA
• Irama delta di regio frontal, regular, bilateral sinkron, intermiten
• Keadaan fisiologis tidur atau hiperventilasi
• Patologis: lesi intrakranial di garis tengah, peningkatan TIK,
ensefalopati metabolik

TIRDA
• Fokus epilepsi
• Lesi struktural di otak → irama delta menjadi ireguler →
polymorphic delta activity (PDA), hanya pada salah satu sisi.

9
Perlambatan
Fokal Kontinu
Pasien laki-laki 36 tahun dengan tumor otak
pada frontal kanan.
Tampak aktivitas teta dan delta di hemisfer
kanan

Blum AS, Rutkove SB, editors. The Clinical Neurophysiology Primer. New Jersy: Humana Press; 2007.
10
FIRDA
FIRDA
Pasien perempuan, 83
tahun dengan demensia,
normal pressure
hydrocephalus dan
sinkop.

EEG
Cetusan aktivitas delta
ritmik, predominasi
anterior

11 Blum AS, Rutkove SB, editors. The Clinical Neurophysiology Primer. New Jersy: Humana Press; 2007.
Perlambatan
Fokal
Perempuan, 27 tahun dengan tumor otak
kanan.
Tampak frekuensi delta polimorfik pada
hemisfer kanan dengan irama dasar relatif
masih normal

Yoo J, Fields M, Marcuse L. Rowan’s Primer of EEG. 2nd ed. New York: Elsevier; 2016.
12
Perlambatan Umum Asinkron
Sangat tidak spesifik
01

Didominasi frekuensi dalam rentang delta atau teta


02

Aktivitas frekuensi teta → ensefalopati ringan,


03
frekuensi delta → ensefalopati lebih berat

Dikatakan abnormal apabila tidak konsisten dengan


04
stadium tidur yang normal dari siklus tidur-bangun

13
Perlambatan Umum / Regional Bisinkron

01
Meskipun menyeluruh, biasanya perlambatan
mendominasi 1 regio otak tertentu

02
Sering muncul secara ritmik dan intermiten
(tidak selalu)

03
Gambaran yang penting: FIRDA, OIRDA

14
Perlambatan Umum Bisinkron

FIRDA OIRDA
• Aktivitas gelombang delta • Di regio oksipital
ritmik, sinkron pada kedua • Berhubungan dengan
hemisfer epilepsy pada anak-anak
• Frekuensi : 2,5 – 3 Hz • Dapat juga normal pada
• DD/: anak-anak (saat
• Ensefalopati metabolik hiperventilasi)
• Degeneratif
• Tumor garis tengah
• Normal: mengantuk,
hiperventilasi

15
Pasien cedera otak anoksik
Perlambatan umum
asinkron

Abou-Khalil B, Misulis KE. Abnormal EEG: Non-epileptiform abnormalities. In: Atlas of EEG and Seizure Semiology. Tennesse: Elsevier Inc; 2006. p. 99–118
16
FIRDA

Cedera otak difus berat


FIRDA di sisi kanan

17 Kothare S V. Atlas of EEG Patterns, 2nd Edition. Vol. 83, Neurology. 2014. 668–668 p.
OIRDA

Budikayanti A. Gambaran Non-Epileptiform. In: Syeban Z, Octaviana F, Budikayanti A, editors. EEG Praktis. 1st ed. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2015. p. 93–107.
18
ATENUASI/SUPRESI

19
ATENUASI/SUPRESI
1 Atenuasi: penurunan amplitudo.

2 Dapat terjadi pada lesi kortikal fokal (infark, tumor) atau disfungsi
kortikal reversible (iskemia, post iktal)

3 Bisa juga terjadi bila ada peningkatan jarak antara korteks dan elektroda
perekam.

4 Supresi amplitudo → keadaan yang lebih berat, bisa menyeluruh atau


fokal.

Atenuasi/supresi dapat diakibatkan: penurunan sinkronisitas aktivitas


5 kortikal, penurunan aktivitas kortikal, varian/jaringan berlebihan di
korteks.
20
Atenuasi Fokal
Ensefalomalasia
sekunder akibat
meningitis
bacterial
neonatus

Pasien anak-anak 20 bulan


- Hemiparesis spastik kanan
- Developmental delay
- Intractable epilepsy

Laoprasert P. Atlas of Pediatric EEG. Colorado: McGraw Hill; 2011. 275–469 p.


21
Atenuasi unilateral

PDA dan sharp


wave pada
meningoensefalitis
akut
EEG
Lateralized PDA
Monomorphic delta activity

Laoprasert P. Atlas of Pediatric EEG. Colorado: McGraw Hill; 2011. 275–469 p.


22
EEG Tidak adanya aktivitas serebral di atas 2
isoelektrik µV
• Minimal 8 elektroda skalp yang digunakan
• Impedansi antar elektroda harus <10.000 Ω tetapi
>100 Ω
• Jarak antar elektroda harus paling tidak 10 cm
• Sensitivitas minimal 2 µV/mm selama minimal 30
menit perekaman
• Pengaturan filter yang sesuai
• Teknik monitoring tambahan
• Reaktivitas EEG dengan stimulasi aferen (-)
• Dilakukan oleh operator yang memenuhi syarat
• Terdapat keragu-raguan → EEG ulang

23
Electrocerebral silence

Louis EK, Frey LC, editors. Electroencephalography (EEG): An Introductory Text and Atlas of Normal and
24 Abnormal Findings in Adults, Children, and Infants. Chicago: American Epilepsy Society; 2016.
PENINGKATAN AKTIVITAS EEG

25
PENINGKATAN FOKAL
Disebabkan defek tulang tengkorak

Irama spesifik menjadi lebih prominen:


- Regio sentral → irama Mu
- Temporal → third rhythm

Breach rhythm → pola menyerupai gelombang Mu,


frekuensi 6-11 Hz

26
Breach
Rhythm
Laoprasert P. Atlas of Pediatric EEG. Colorado: McGraw Hill; 2011. 275–469 p.
27
Breach
Rhythm
Laoprasert P. Atlas of Pediatric EEG. Colorado: McGraw Hill; 2011. 275–469 p.
28
PENINGKATAN UMUM
Aktivitas cepat berlebihan → barbiturate, benzodiazepin

Excessive beta activity

Kondisi lain penyebab excessive beta activity:


• Ensefalopati difus kronik
• Atrofi serebral difus
• Retardasi mental dan gangguan perilaku
• Kelainan degeneratif pada lesi substansia alba
• Aktivitas beta berlebihan difus bersama dengan teta dan alfa → karakteristik
lisensefali terutama tipe I

29
Excessive beta activity

Yoo J, Fields M, Marcuse L. Rowan’s Primer of EEG. 2nd ed. New York: Elsevier; 2016.

30
Lissencephaly-Pachygyria

Laoprasert P. Atlas of Pediatric EEG. Colorado: McGraw Hill; 2011. 275–469 p.

31
PERIODIC PATTERNS

32
PERIODIC PATTERNS
Cetusan berulang dengan aktivitas tertentu diantara
cetusan

Adanya penyakit serebral signifikan

Klasifikasi:
• PLEDs
• GPDs
• Burst suppression

33
Periodic Lateralized Epileptiform Discharges
(PLEDs)

1 Cetusan periodik yang mengalami lateralisasi ke salah satu


hemisfer

2 Dapat terjadi secara independent pada 2 hemisfer → BiPLEDs

3 Penyebab: cedera serebral multifocal atau difus (ensefalopati


anoksik, infeksi SSP, stroke, epilepsy).

4 Amplitudo biasanya tinggi (100-300 µV)

5 Merupakan fenomena yang sementara, dapat hilang setelah


beberapa hari
34
Louis EK, Frey LC, editors. Electroencephalography (EEG): An Introductory Text and Atlas of Normal and Abnormal Findings in Adults, Children, and
35 Infants. Chicago: American Epilepsy Society; 2016.
BiPLEDs

36
GENERALIZED PERIODIC DISCHARGES
(GPDs)

1 Kompleks epileptiform periodik kontinu

2 Menunjukkan ensefalopati berat akibat cedera SSP

3 Klasifikasi: cetusan periodik interval singkat dan


panjang

4 Dapat terjadi pada: gangguan metabolik, cedera


anoksik, ensefalopati toksik, penyakit Creutzfeld-
Jacob, status epilepticus non-konvulsif,

37
GPDs

Yoo J, Fields M, Marcuse L. Rowan’s Primer of EEG. 2nd ed. New York: Elsevier; 2016.
38
GPDs dengan morfologi trifasik

Yoo J, Fields M, Marcuse L. Rowan’s Primer of EEG. 2nd ed. New York: Elsevier; 2016.
39
BURST SUPPRESSION PATTERN
Gambaran aktivitas otak dengan amplitudo tinggi bervariasi pada
durasi dan bentuk, diikuti oleh supresi amplitudo berirama teta-
1
delta atau bahkan tidak terlihat lagi adanya aktivitas otak

2 Dapat terlihat sebagai gelombang paku atau tajam

3 Didapatkan pada pasien dengan ensefalopati berat

4 Tidak spesifik untuk etiologi tertentu

5 Penyebab tersering: hypoxic-ischemic encephalopathy dan


koma barbiturat
40
Burst-suppression

Louis EK, Frey LC, editors. Electroencephalography (EEG): An Introductory Text and Atlas of Normal and Abnormal Findings in
41 Adults, Children, and Infants. Chicago: American Epilepsy Society; 2016.
AKTIVITAS ABNORMAL LAIN

42
Abnormalitas lain

KOMA KOMA KOMA

ALFA TETA SPINDEL


Irama latar belakang Lesi mesensefalon tinggi
Disfungsi serebral umum didominasi teta
Lebih baik dari koma alfa
Lesi di pons Etiologi bervariasi

Reaktif terhadap buka Prognosis tergantung Dominan di frontosentral


tutup mata etiologi
Etiologi: metabolik, infeksi,
Interupsi jaras
. ensefalopati hipoksik
thalamokortikal

43
KOMA ALFA

44 Laoprasert P. Atlas of Pediatric EEG. Colorado: McGraw Hill; 2011. 275–469 p.


KOMA TETA

45 Laoprasert P. Atlas of Pediatric EEG. Colorado: McGraw Hill; 2011. 275–469 p.


KOMA SPINDEL

46 Bauer G, Trinka E. Nonconvulsive status epilepticus and coma. Epilepsia. 2010;51(2):177–90.


ABNORMALITAS NON-EPILEPTIFORM PADA
BERBAGAI PENYAKIT
Penyakit Gambaran EEG
Infark cerebri − Fase akut: perlambatan fokal dan penurunan aktivitas irama latar belakang
− PLEDs (kadang)
Perdarahan − Perlambatan fokal dan atenuasi aktivitas irama latar belakang
intracerebral − Jika ada pergeseran garis tengah atau melibatkan struktur pada garis tengah,
bisa didapatkan gambaran IRDA (Intermitten Rhytmic Delta Activity)
Malformasi Arteri- − Aktivitas epileptiform fokal
Vena − Perlambatan fokal
− Asimetri aktivitas
Tumor − PDA persisten
− Gelombang lambat pada area dekat dengan tumor
− Asimetri latar belakang (penurunan irama latar belakang pada sisi tumor)
− Tumor yang tumbuh lambat lebih sering memberikan gambaran abnormalitas
epileptiform
ABNORMALITAS NON-EPILEPTIFORM PADA
BERBAGAI PENYAKIT
Penyakit Gambaran EEG
Trauma − Asimetri atau perlambatan ringan pada sisi yang cedera
− Cedera berat memberikan gambaran perlambatan, asimetri atau
supresi aktivitas
Hematom − Asimetri aktivitas
Subdural − Perlambatan
Inflamasi − Abses cerebri memberikan gambaran perlambatan fokal
− Abses akut: PLEDs, cetusan epileptiform
Ensefalitis − PLEDs
Herpes Simplex − Pada kasus non-fatal, dapat terjadi perbaikan EEG tetapi masih
didapatkan perlambatan, hilangnya irama latar belakang dan aktivitas
epileptiform.
KESIMPULAN
Abnormalitas non-epileptiform
menunjukan bukti adanya
disfungsi otak

Banyak proses patologis yang


dapat menyebabkan
abnormalitas non-epileptiform

Harus dibandingkan dengan


klinis dan penunjang

Meskipun tidak spesifik → mengarahkan


kemungkinan diagnosis → pemilihan terapi
47
Thank you

48
THIRD RHYTHM

Anda mungkin juga menyukai