Anda di halaman 1dari 5

A.

Etiologi
Etiologi terjadine juvenile diabetic adalah karena adanya defisiensi insulin.
Kejadian juvenile diabetic sebagian besar disebabkan oleh adanya kegagalan sel
beta (β) pankreas dalam memproduksi insulin. Kegagalan sel β pankreas dalam
menghasilkan insulin terjadi akibat adanya kerusakan sel beta. Penyebab dari
kerusakan sel beta pankreas belum diketahui secara pasti (Yurinke et al. 2023),
akan tetapi terdapat beberapa faktor penyebab terjadinga kerusakan sel beta
pankreas, beberapa faktor pennyebabnya yaitu:
1. Faktor genetik
Faktor herediter atau keturunan yang mejadi faktor penyebab, dimana terjadi
kecenderungan genetic pada individu yang memiliki tipe antigen tertentu
dalam proses transplantasi dna dan rna.
2. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang mendukung adalah adanya infeksi virus seperti
rubella, mumps, dan human coxsackievitus B4. Mekanisme infeksi siolitik
dalam sel beta menyebabkan destruksi atau perusakan sel.
Selain itu juga virus dan mikoorganisme yang dapat menyebabkan kerusakan
pada pulau-pulau langerhans pankreas sehingga menyebabkan produksi
insulin terganggu.
3. Faktor imunologi
Proses autoimun yang menyebabkan adanya aktivitas penghancuran sel beta
pankreas oleh tubuh.
4. Faktor eksternal
Kebiasaan/ gaya hidup seperti konsumsi makanan tinggi gula, kebiasaan
sedentary, dan kurang aktivitas fisik
5. Faktor internal
Infeksi penyakit organ sekitar pankreas, hal ini menyebabkan pankreas
mengalami penurunan fungsi tubuh akibat infesi dari organ lain seperti hati
atau empedu
B. Patofisiologi
Pada kondisi normal insulin akan disekresi pada saat terjadi peningkatan kadar
glukosa dalam darah. Sekresi insulin dipicu oleh adanya fluktuasi kadar glukosa
saat makan dan latihan/ aktivitas. Produksi hormon insulin digunakan dalam
proses glikolisis untuk menghasilkan energi (ATP) untuk menjalankan fungsi
tubuh. Pada kondisi puasa atau penurunan glukosa darah, akan terjadi sekresi
insulin untuk melakukan proses metabolisme mengubah lemak menjadi keton.
Pada juvenile diabetis, insulin dalam tubuh berkurang sehingga tubuh tidak dapat
melakukan proses glikolisis atau transfer glukosa kedalam jaringan sehingga
terjadi penumpukan glukosa dalam darah (hiperglikemi) (Yurinke et al. 2023).
Kondisi hiperglikemia menyebabkan individu masuk kedalam kondisi
hyperosmolar. Sehingga diuresis terus terjadi da menyebabkan poliuri dan
dehidrasi lalu memicu rasa haus dan lapar. Kada glukosa banyak ditemukan di
dalam darah sedangkan jaringan dalam keadaan kekurangan glukosa sehingga
tubuh berkompensasi dengan memecar lemak menjadi keton, hal ini
menyebabkan pasien diabetic mengalami ketoasidosis (Uccella et al. 2022).
C. Pathway

Etiologi dan faktor penyebab

Faktor genetik Faktor lingkungan Faktor imunologi Faktor internal & eksternal

Kerusakan sel β pankreas Proses penyakit

Defisiensi insulin Kurang terpapar


informasi

Gangguan metabolisme Khawatir berlebihan


karbohidrat dan lemak
MK: Ansietas

Glukosa tidak sampai ke Fleksibilitas pembuluh Hiperglikemia Glukosa tidak dapat


jaringan (starvasi) darah menurun difiltrasi oleh glumerulus
Pembatasan diet
Pelepasan O2 jaringan Kandungan glukosa
Pemecahan cadangan
menurun dalam urin meningkat
makanan di otot dan lemak Intake tidak
adekuat
MK: ketidakefektifan Poliuria
Menurunnya BB
perfusi jaringan
MK: Sel kekurangan cairan
Ketidakseimban
Cepat lelah dan letih Pembatasan gerak & gan nutrisi
aktivitas kurang dari MK: Kekurangan volume
MK: Keletihan kebutuhan tubuh cairan
Keterbatasan bermain
dan bersosialisasi
dengan teman sebaya Pemberian terapi insulin

MK: Gangguan MK: Kerusakan


pertumbuhan dan integritas kulit
perkemaangan
Referensi:

Uccella, S., Dottermu, M., Eriction, L., Warmbier, J., Kathleen, M. & Wolfgang, S.
2022, ‘Inflamatory and infectious Disorder in Endocrine Pathology’, Springter
Science, pp. 1–31.
Yurinke, Setyawati, A., Solehudin, Kusumawaty, I., Pangesti, N.A., Ernawati, Y. &
Iriani, R. 2023, Keperawatan Anak II, 1st edn, Get Press Indonesia, Padang.

Anda mungkin juga menyukai