Anda di halaman 1dari 5

Refleksi Modul#5

1. Anjelika 2113022004
2. Ayuni Swi Wahyuningsih 2113022012
3. Debora Ayu Lestari Sianturi 2113022042
4. Chania Pitrisia 2113022046
5. Harun Yahya Ayash 2113022052
6. Dhea Salsabilla Alsa 2113022058
7. Gustina Adellia 2113022064

Jawaban Nomor 1.
Dalam mendesain pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics)
terintegrasi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memastikan bahwa pembelajaran
tersebut efektif dan sesuai dengan tujuan pengintegrasian STEM. Berikut adalah beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam mendesain pembelajaran STEM terintegrasi:
1. Tujuan Pembelajaran yang Jelas: Tentukan tujuan pembelajaran yang spesifik dan
terukur. Apa yang ingin dicapai melalui pembelajaran ini? Misalnya, pengembangan
pemecahan masalah, penerapan konsep ilmiah, atau pemahaman teknologi.
2. Relevansi Tema: Pilih tema atau topik yang relevan dan menarik bagi siswa. Tema
tersebut harus memungkinkan integrasi antara konsep STEM secara alami. Misalnya,
pembelajaran tentang energi dan lingkungan.
3. Tim Pengajar yang Terlibat: Tim pengajar dari berbagai mata pelajaran STEM harus
bekerja sama. Mereka perlu mengintegrasikan kurikulum mereka untuk menciptakan
pengalaman pembelajaran yang kohesif dan terpadu.
4. Koneksi Antar Mata Pelajaran: Identifikasi konsep-konsep yang saling terkait antara
mata pelajaran STEM yang diajar. Perhatikan bagaimana konsep-konsep ini dapat
diintegrasikan dalam pembelajaran.
5. Pendekatan Proyek atau Masalah: Gunakan pendekatan proyek atau pemecahan masalah
di mana siswa harus mengaplikasikan pengetahuan STEM mereka untuk menyelesaikan
masalah dunia nyata atau proyek-proyek interdisipliner.
6. Kolaborasi Siswa: Mendorong kolaborasi antara siswa adalah kunci dalam pembelajaran
STEM terintegrasi. Mereka harus dapat bekerja sama, berbagi ide, dan memecahkan
masalah bersama.
7. Konteks Lokal dan Dunia Nyata: Berikan konteks dunia nyata untuk pembelajaran.
Tunjukkan bagaimana konsep-konsep STEM diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
dan di industri.
8. Teknologi: Manfaatkan teknologi sebagai alat pembelajaran. Ini bisa termasuk perangkat
lunak simulasi, perangkat keras, perangkat mobile, atau platform pembelajaran daring
untuk mendukung pengalaman belajar yang interaktif.
9. Evaluasi yang Terintegrasi: Pastikan bahwa metode evaluasi dan penilaian
mencerminkan integrasi antara mata pelajaran STEM. Gunakan rubrik yang sesuai untuk
menilai pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang diintegrasikan.
10. Sumber Daya yang Tersedia: Pastikan bahwa Anda memiliki akses ke sumber daya yang
diperlukan, termasuk peralatan laboratorium, perangkat lunak, buku teks, dan materi
pembelajaran.
11. Inklusi: Pertimbangkan kebutuhan siswa dengan berbagai latar belakang, gaya belajar,
dan tingkat kemampuan. Pastikan bahwa pembelajaran STEM terintegrasi dapat diakses
oleh semua siswa.
12. Pengembangan Profesional Guru: Dukung pengembangan profesional guru agar mereka
dapat merancang dan mengimplementasikan pembelajaran STEM terintegrasi dengan
baik.
13. Evaluasi Berkelanjutan: Lakukan evaluasi berkelanjutan terhadap program pembelajaran
STEM terintegrasi untuk memastikan efektivitasnya dan melakukan perbaikan jika
diperlukan.
Mendesain pembelajaran STEM terintegrasi membutuhkan perencanaan yang cermat dan kerja
sama antara pengajar berbagai mata pelajaran. Tujuan utamanya adalah menginspirasi siswa
untuk menghubungkan konsep-konsep STEM dalam konteks dunia nyata dan mempersiapkan
mereka untuk tantangan masa depan dalam sains, teknologi, rekayasa, dan matematika.

Jawaban Nomor 2
Mendesain pembelajaran STEM untuk prototype penerapan energi terbarukan memerlukan
perencanaan yang cermat agar siswa dapat memahami konsep-konsep ilmiah, teknologi,
teknik, dan matematika yang terlibat dalam energi terbarukan. Berikut adalah tahapan-tahapan
dalam mendesain pembelajaran STEM untuk topik ini:
1. Tujuan Pembelajaran:
Tentukan tujuan pembelajaran yang jelas dan spesifik. Misalnya, siswa diharapkan
dapat memahami prinsip-prinsip energi terbarukan, mengidentifikasi sumber energi
terbarukan, dan merancang sebuah prototipe penerapan energi terbarukan.
2. Identifikasi Konsep-Konsep Kunci:
Tentukan konsep-konsep kunci yang harus dipahami oleh siswa, seperti energi surya,
energi angin, energi hidro, konversi energi, dan efisiensi energi.
3. Pembagian Kelompok Kerja:
Bagi siswa ke dalam kelompok kerja kecil (biasanya 3-5 siswa per kelompok) yang
akan bekerja bersama dalam proyek ini.
4. Penyusunan Kurikulum:
Rancang kurikulum yang mencakup serangkaian aktivitas dan pembelajaran yang akan
membantu siswa memahami konsep-konsep energi terbarukan. Ini dapat mencakup
pelajaran teori, eksperimen praktis, studi kasus, dan proyek desain.
5. Eksplorasi Konsep:
Mulailah dengan pengenalan konsep-konsep dasar energi terbarukan melalui
presentasi, video, atau bacaan. Selidiki bagaimana energi terbarukan berbeda dari
sumber energi konvensional.
6. Eksperimen dan Demonstrasi:
Lakukan eksperimen dan demonstrasi yang relevan untuk membantu siswa memahami
prinsip-prinsip ilmiah di balik teknologi energi terbarukan. Contohnya, demonstrasi
cara panel surya menghasilkan listrik.
7. Penyelidikan:
Berikan siswa tugas untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut tentang satu atau lebih
jenis energi terbarukan, seperti energi surya, energi angin, atau energi hidro. Minta
mereka mengumpulkan data, membuat grafik, dan menyajikannya.
8. Proyek Desain:
Berikan siswa tugas untuk merancang dan membangun prototipe penerapan energi
terbarukan. Mereka harus mempertimbangkan desain, bahan, dan efisiensi. Ini bisa
menjadi proyek kelompok yang melibatkan komponen seperti panel surya, generator
angin mini, atau turbin hidro mini.
9. Uji Coba Prototipe:
Siswa harus menguji prototipe mereka dalam situasi yang sesuai. Misalnya, jika mereka
merancang panel surya, mereka dapat mengukur seberapa banyak listrik yang
dihasilkan dalam kondisi cahaya berbeda.
10. Evaluasi dan Perbaikan:
Minta siswa mengevaluasi hasil uji coba mereka dan melakukan perbaikan pada
prototipe mereka jika diperlukan. Ini memungkinkan mereka untuk memahami konsep
pemecahan masalah yang penting dalam STEM.
11. Presentasi dan Refleksi:
Setelah menyelesaikan proyek, minta siswa untuk mempresentasikan hasil mereka
kepada kelas dan melakukan refleksi atas apa yang mereka pelajari selama proses
pembelajaran.
12. Penilaian:
Buat rubrik penilaian yang jelas untuk mengukur pemahaman siswa terhadap konsep-
konsep STEM yang terkait dengan energi terbarukan, serta kualitas prototipe mereka
dan kemampuan berkomunikasi.
13. Perluasan Pengetahuan:
Berikan siswa kesempatan untuk menjelajahi topik energi terbarukan lebih lanjut
melalui tugas proyek lanjutan atau penelitian mandiri jika mereka berminat.
14. Evaluasi Kegiatan:
Akhiri pembelajaran dengan mengevaluasi keberhasilan dan efektivitas kegiatan
pembelajaran. Mintalah masukan dari siswa untuk meningkatkan desain pembelajaran
STEM di masa depan.
Mendesain pembelajaran STEM untuk prototype penerapan energi terbarukan adalah cara yang
efektif untuk mengajarkan siswa tentang sains, teknologi, teknik, dan matematika dalam
konteks yang relevan dan praktis. Hal ini juga mendorong pemikiran kritis, kolaborasi, dan
pemecahan masalah.
Jawaban Nomor 3.
Berikut adalah contoh desain pembelajaran STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika)
yang berfokus pada energi terbarukan, khususnya pada pembangkit listrik tenaga surya:

Judul Pembelajaran : "Eksperimen Sederhana Pembangkit Listrik Tenaga


Surya"
Tujuan Pembelajaran :
▪ Memahami prinsip kerja pembangkit listrik tenaga surya.
▪ Mempelajari konsep energi terbarukan.
▪ Mengembangkan keterampilan sains, matematika, dan teknik.
Bahan-Bahan yang Diperlukan:
▪ Sel surya kecil (panel surya mini).
▪ Multimeter untuk mengukur tegangan dan arus.
▪ Kabel penghubung.
▪ Lampu LED kecil.
▪ Baterai (opsional).
Langkah-Langkah Pembelajaran:
1. Pendahuluan (Sains & Teknologi):
▪ Diskusikan konsep energi terbarukan dan pentingnya penggunaan sumber energi
bersih.
▪ Jelaskan prinsip dasar pembangkit listrik tenaga surya, termasuk bagaimana panel
surya mengubah energi matahari menjadi energi listrik.
2. Eksperimen (Teknologi & Matematika):
▪ Bagi siswa ke dalam kelompok kecil.
▪ Berikan setiap kelompok sel surya kecil, multimeter, lampu LED, dan kabel
penghubung.
▪ Instruksikan siswa untuk merakit sirkuit sederhana yang terdiri dari sel surya,
multimeter untuk mengukur tegangan dan arus, serta lampu LED. Mereka harus
mencatat hasil pengukuran.
▪ Tunjukkan kepada mereka bagaimana mengarahkan sel surya ke sumber cahaya
matahari untuk menghasilkan energi.
▪ Minta siswa untuk mengukur berapa banyak energi yang dihasilkan oleh sel surya
dalam berbagai tingkat cahaya matahari (tersedia dalam jam berbeda atau berbagai
intensitas).
▪ Berikan tugas untuk menghitung efisiensi panel surya berdasarkan data yang
diperoleh (menggunakan rumus yang sesuai).
3. Analisis & Diskusi (Sains & Matematika):
▪ Diskusikan hasil pengukuran dan efisiensi panel surya dengan kelas.
▪ Bicarakan bagaimana prinsip-prinsip sains, matematika, dan teknologi digunakan
dalam eksperimen ini.
▪ Diskusikan potensi dan manfaat energi terbarukan dalam mengatasi masalah
perubahan iklim dan keterbatasan sumber daya energi fosil.
4. Kesimpulan (Sains & Teknologi):
▪ Ajak siswa untuk merumuskan kesimpulan dari eksperimen dan diskusi.
▪ Soroti pentingnya inovasi dan penelitian dalam pengembangan teknologi energi
terbarukan.
5. Tugas (Sains & Teknologi):
▪ Berikan tugas kepada siswa untuk mengembangkan ide atau prototipe perangkat
sederhana lain yang menggunakan energi terbarukan.
Dengan desain pembelajaran ini, siswa akan mendapatkan pemahaman yang kuat tentang
energi terbarukan, serta mengembangkan keterampilan dalam sains, matematika, dan
teknologi. Selain itu, mereka akan belajar menghargai pentingnya solusi energi bersih untuk
masa depan yang berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai