Anda di halaman 1dari 4

Instruksi KB 1

Bacalah Artikel yang berjudul Evaluasi Pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di
Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus di SMPN 2 Ponorogo) kemudian kerjakan tuga-tugas berikut.

1. Tulislah lima konsep terkait dengan evaluasi pembelajaran yang Anda temukan dalam artikel di atas!

2. Deskripsikan lima konsep yang sudah Anda temukan!

3. Lakukan kontektualisasi atas pemaparan materi artikel tersebut dengan realitas sosial!

4. Refkesikan hasil kontekstualisasi dalam pembelajaran bermakna!

1. 5 Konsep terkait dengan evaluasi pembelajaran yang saya temukan pada artikel tersebut antara
lain :
a. Tujuan penelitian
b. Metode penelitian yang digunakan
c. Teknik yang digunakan dalam penelitian
d. Evaluasi dalam proses pembelajaran
e. Hasil dan umpan balik yang dilakukan
2. Deskripsi dari 5 konsep diatas :
a. Tujuan penelitian :
Tujuan dari penelitian dalam materi tersebut antara lain ;
- Untuk menentukan rencana evaluasi belajar dalam Pendidikan Agama Islam di SMP 2
Ponorogo.
- Penerapan evaluasi belajar pada materi Pendidikan Agama Islam kelas Sembilan SMP 2
Ponorogo.
- Hasil dan umpan balik yang didapat dari evaluasi pembelajaran materi Pendidikan
Agama Islam pada kelas Sembilan SMP 2 Ponorogo
b. Metode penelitian yang digunakan
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang
dikumpulkan berbentuk kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.
Sumber data penelitian berupa kata-kata yang didapatkan dari wawancara dengan guru dan
siswa, peristiwa (kegiatan evaluasi pembelajaran di kelas), serta dokumentasi yang berisi
tentang perangkat pembelajaran PAI yang meliputi Prota, Promes, Silabus dan RPHLM.
c. Teknik yang digunakan dalam penelitian
- Metode Observasi Observasi merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.
- Metode wawancara (interview) Metode wawancara merupakan suatu metode
pengumpulan data dengan percakapan antar dua orang atau lebih yang pertanyaannya
diajukan oleh peneliti kepada subyek atau sekelompok subyek penelitian untuk dijawab.
- Metode Dokumentasi Dokumentasi merupakan sekumpulan data yang berupa tulisan,
dokumen, buku-buku, majalah, peraturan-peraturan, catatan harian dan sebagainya.12
Adapun yang peneliti maksud dengan dokumen adalah data-data yang sifatnya tertulis.
- Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknis analisis deskriptif, yakni suatu
teknik analisa data dengan menggambarkan keadaan sebenarnya tanpa merubah
(menambah dan mengurangi) relitas yang ada di lapangan.
d. Evaluasi dalam proses pembelajaran
Kegiatan evaluasi dilakukan melalui beberapa tahap kegiatan, meliputi: perencanaan,
pelaksanaan, hasil, dan tindak lanjut.
e. Hasil dan umpan balik yang dilakukan
Hasil evaluasi diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi pendidik, melainkan juga bermanfaat
bagi peserta didik sebagai dasar untuk meningkatkan prestasi, dan juga berguna bagi orang
tua maupun sekolah sendiri. Dan umpan baliknya, sebagai dasar untuk perencanaan kegiatan
pembelajaran selanjutnya.
3. Kontektualisasi atas pemaparan materi "Evaluasi Pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus di SMPN 2 Ponorogo) dengan realitas
sosial" antara lain, evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 2 Ponorogo harus
mencerminkan pemahaman dan aplikasi praktis dari ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan sehari-
hari, seperti akhlak mulia, kesalehan sosial, dan norma-norma agama yang berlaku. Ponorogo
memiliki budaya tradisional yang kuat, seperti tari Ponorogo, Reog Ponorogo, dan tradisi Grebeg
Besar. Evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 2 Ponorogo dapat mencakup
pengajaran tentang bagaimana Islam berintegrasi dengan budaya dan tradisi lokal yang ada,
sehingga siswa dapat mengembangkan pemahaman yang komprehensif tentang agama dan
budaya mereka.
4. Refleksi atas hasil kontekstualisasi materi Evaluasi Pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMPN 2 Ponorogo dalam pembelajaran bermakna yang saya temukan, bahwa
dengan mempelajarinya, kita dapat melihat keterkaitan langsung antara materi pembelajaran
dengan kehidupan mereka, membantu dalam pembentukan karakter dan moral, serta
memanfaatkan teknologi yang relevan dalam proses evaluasi pembelajaran. Hal ini akan
berkontribusi pada pemahaman dan aplikasi praktis ajaran Islam dalam kehidupan siswa di masa
kini dan masa depan.
Instruksi KB 2
Bacalah Artikel yang berjudul Asesmen Pembelajaran pada Kurikulum Merdeka kemudian
kerjakan tugas-tugas berikut.
1. Tulislah lima konsep terkait dengan evaluasi pembelajaran yang Anda temukan dalam artikel
di atas!
2. Deskripsikan lima konsep yang sudah Anda temukan!
3. Lakukan kontektualisasi atas pemaparan materi artikel tersebut dengan realitas sosial!
4, Refkesikan hasil kontekstualisasi dalam pembelajaran bermakna!

1. 5 Konsep terkait dengan evaluasi pembelajaran yang saya temukan pada artikel tersebut
antara lain :
a. Tujuan penelitian
b. Metode penelitian yang digunakan
c. Perbedaan mendasar sistem penilaian pada K13 dan Kurkulum Merdeka
d. Penggunaan model pembelajaran Numbered Head Together ( NHT )
e. Hasil dan umpan balik yang dilakukan
2. Deskripsi dari 5 konsep diatas :
a. Tujuan penelitian
Tujuan artikel ini adalah untuk mendeskripsikan tentang asesmen yang digunakan
dalam kurikulum merdeka
b. Metode penelitian yang digunakan
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskripsi kualitatif dengan
mengumpulkan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian
c. Perbedaan mendasar sistem penilaian pada K13 dan Kurkulum Merdeka
- Pada kurikulum 2013, penilaian formatif dan sumatif yang dilakukan oleh
pendidik berfungsi untuk memantau kemajuan belajar, memantau hasil belajar
dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan.
Pada kurikulum merdeka penguatan pada asesmen formatif dan penggunaan hasil
asesmen untuk merancang pembelajaran sesuai tahap capaian peserta didik.
- Pada kurikulum 2013, aspek penilaian dibagi menjadi penilaian sikap,
pengetahuan dan keterampilan.
Pada kurikulum merdeka tidak ada pemisahan penilaian sikap, pengetahuan dan
keterampilan
d. Penggunaan model pembelajaran numbered head together
Model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) adalah suatu metode
pembelajaran kooperatif yang melibatkan siswa dalam kerja kelompok yang terstruktur.
Dalam model ini, setiap anggota kelompok diberi nomor dan diharapkan dapat
berkontribusi secara aktif dalam proses pembelajaran.
Kelebihan dari model pembelajaran Numbered Head Together adalah:
 Mendorong partisipasi setiap anggota kelompok dalam proses pembelajaran.
 Membangun kerja sama dan kolaborasi antara siswa-siswa dalam kelompok.
 Mengaktifkan siswa secara aktif dalam diskusi dan pemahaman materi pembelajaran.
 Meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dan memastikan bahwa
setiap siswa memiliki kesempatan untuk berkontribusi.

e. Hasil dan umpan balik yang dilakukan


- Bagi siswa, penggunaan model pembelajaran numbered head together ini dapat
mempermudah siswa dalam memahami materi yang disajikan karena saling
berbagi informasi sehingga siswa tidak merasa bosan, lebih fokus dan termotivasi
saat belajar.
- Bagi sekolah, dapat menaikkan kualitas sekolah dengan cara turut berpartisipasi
dalam menyiapkan fasilitas yang sesuai dengan pembelajaran siswa.
- Bagi peneliti, dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan serta
menemukan model pengajaran dan gaya mengajar sehingga pembelajaran di kelas
tidak dianggap sulit bagi siswa tetapi aktif, kreatif dan menyenangkan
3. Kontekstualisasi atas pemaparan materi "Asesmen Pembelajaran pada Kurikulum
Merdeka" dengan realitas sosial dapat dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa
faktor yang relevan dalam konteks sosial. Dalam realitas sosial, setiap kelas atau sekolah
memiliki siswa dengan latar belakang, kemampuan, dan kebutuhan yang berbeda. Dalam
konteks asesmen pembelajaran, perlu mempertimbangkan keanekaragaman ini. Asesmen
harus mampu mengakomodasi berbagai gaya belajar, tingkat kemampuan, dan kebutuhan
siswa agar dapat memberikan penilaian yang adil dan relevan.
Kontekstualisasi asesmen pembelajaran juga harus mempertimbangkan faktor budaya dan sosial
yang ada dalam masyarakat. Kurikulum Merdeka bertujuan untuk memberikan kebebasan lebih
dalam pembelajaran, dan dalam konteks sosial tertentu, asesmen harus mampu menilai
pemahaman siswa terhadap nilai-nilai budaya dan sosial yang relevan dengan lingkungan mereka.
Misalnya, dalam asesmen pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sebuah daerah dengan
budaya dan tradisi Islam yang kaya, asesmen harus mencakup pemahaman siswa tentang praktik
keagamaan, adab, dan nilai-nilai sosial yang terkait.

4. Refleksi atas hasil kontekstualisasi materi Asesmen Pembelajaran pada Kurikulum


Merdeka dengan pembelajaran bermakna antara lain kita dapat memahami pentingnya
asesmen dalam melacak kemajuan belajar mereka dan meningkatkan kualitas pendidikan
yang mereka terima. Dengan melihat bagaimana asesmen dapat memberikan informasi
yang bermanfaat tentang kemampuan dalam konteks sosial yang nyata.
Dengan melihat asesmen sebagai alat untuk melihat sejauh mana telah mencapai tujuan
pembelajaran, dapat melihat titik kekuatan dan kelemahan, hal ini akan membantu dalam
merencanakan langkah-langkah pembelajaran selanjutnya dan merasa lebih bertanggung
jawab terhadap kemajuan.

Anda mungkin juga menyukai