Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KETENAGAKERJAAN

PERLINDUNGAN KERJA

Dosen Pengampu: Dr.Hj. Rina khairani

Kelompok 1

1. SYACH DEEDAT (D1A022588)


2. RIFQI FATWA ISLAMI (D1A022564)
3.

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MATARAM

2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan YME, maka penulisa bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “budaya sasak” dan dengan harapan semoga makalah
ini bisa bermanfaat dan menjadikan referensi bagi kita sehingga lebih mengetahui makna adat
istiadat serta hukum menurut budaya sasak yang ada di desa Lendang Nangka. Makalah ini
juga sebagai persyaratan tugas pada mata kuliah Antropologi Hukum.

Akhir kata semoga bisa bermanfaat bagi anda sekalian khususnya penulis dan semua yang
membaca makalah ini semoga bisa dipergunakan dengan semestinya. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini.

Mataram, 3 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ………………………………………………

DAFTAR ISI…………………………………………………………

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………….

1.3 Tujuan......................………………………………………….

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Maulid Petangan …………………………....................

2.2 Otonomi daerah Lendang Nangka…………………….......

2.3 Tatacara Maulid Petangan …………….............................................

2.4 Konflik serta penyelesaiannya…........................................

BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan ………………………………………………….

3.2 Saran ………………………………………………………....

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya manusia.
Sayangnya sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia kebanyakan bukan tenaga
ahli karena latar belakang pendidikan yang kurang memadai. Dengan banyaknya
sumber daya manusia yangada, hal ini berbanding terbalik dengan lapangan kerja
yang ada di Indonesia, sehingga banyaksekali pengangguran di setiap kota. Padahal
seperti yang diketahui, di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
(UUD NRI) 1945 pada Pasal 27 ayat (3) menyatakan bahwa, tiap-tiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Dengan
mengacu undang-undang tersebut seharusnya setiap warga negara berhak
mendapatkan pekerjaan sesuai untuk memiliki penghidupan yang layak sesuai dengan
kebutuhannya.
Perlindungan Tenaga Kerja diatur dalam UU No.13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan. Perlindungan ini dibahas pada Bab X, yang mana membahas
mengenai perlindungan, pengupahan, dan kesejahteraan. Di sini pemilik usaha wajib
memberikan perlindungan kepada pekerja sesuai dengan jenis cacat yang dimiliki
pekerja, Pengusaha dilarang mempekerjakan anak, kecuali anak yang berusia 13
hingga 15 tahun, dengan catatan bahwa pekerjaan tersebut tidak akan menghambat
pertumbuhan dan perkembangannya. Terdapat ketentuan bahwa pekerja perempuan
berumur kurang dari 18 tahun dilarang untuk dipekerjakan pada pukul 23.00 sampai
dengan pukul 07.00. Mengenai waktu kerja, dimana setiap pengusaha wajib
melaksanakan ketentuan waktu kerja yang ditetapkan. Paragraf kelima membahas
mengenai keselamatan dan kesehatan kerja, yang intinya buruh dan pekerja
mendapatkan perlindungan dan keamanan dalam kerjanya.
1. 2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas maka timbullah permasalahan sebagai berikut:

1. apa pengertian maulid petangan?


2. Bagaimana otonomi di daerah tersebut?
3. Bagaimana tata cara pelaksanaan maulid petangan?
4. Bagaimana komplik serta penyelesaian masalah di desa Lendang Nangka?

1. 3 TUJUAN

1. Mempelajari dan memahami pengertian Maulid Petangan


2. Mempelajari tata cara maulid petangan serta mengetahui bagaimana cara
penyelesaian komplik pada daerah tersebut

BAB II

PEMBAHASAN

2. 1 PENGERTIAN MAULID PETANGAN

Maulid petangan ini yqang berasal dari kata ‘pete’ yang berarti mencari mencari.
Karna pada saat itu Pangeran Panji beserta keluarganya mencari tempat singgah sehingga
peristiwa itu bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW. Maulid petangan adalah
salah satu perayaan dalam agama islam yang biasanya dirayakan sebelum tanggal 12 Rabi’ul
awal. Maulid petangan adalah acara yang sangat sakral bagi masyarakat sasak, dan mereka
merayakan dengan penuh semangat. Selama acara Maulid Petangan masyarakat sasak
biasanya berkumpul di masjid atau mushola untuk meluntunkan dzikir, membaca syair-syair
yang bersifat memuji Nabi Muhammad, dan mendengarkan ceramah agama. Adapun
kegiatan sosial seperti berbgi makanan dan memberikan sedekah kepada yang membutuhkan.

Upacara ini mencerminkan ke dalam keimanan dan budaya agama islam dalam
masyarakat sasak. Maulid petangan juga menjadi momen penting untuk memperkokoh ikatan
sosial antaranggota komunitas sasak. Selama maulid adapula prosesi yang tidak berakultrasi
dengan konsep agama yang lain. Misalnya meberi sesajen yang merajuk kepada kegiatan
roah, begawe atau syukuran kepada apa yang udah dimiliki. Penyuguhan yang diberi berupa
leko’(daun sirih), ketan, lekas, beras kuning, kelapa yang dibalut dengan gula. hal tersebut
semata mata di lakukan orang sasak untuk menjaga silaturahmin antara sesama makhluk.
Misalnya waktu tersebut dipakai untuk melakukan ritual terhadap benda-benda pusaka,
seperti pencucian keris, batu akik yang ditaruh dalam peti dan digiring menuju tempat yang
dianggap sakral dengan iringan gendang belek. Benda- benda tersebut dibawa keotak aik
tojang dan terakhir melakukan penyembelihan ayam.

2.2 OTONOMI DAERAH LENDANG NANGKA


Otonomi daerah adalah sebuah konsep pemerintahan di indonesia yang memberikan
wewenang kepada daerah-daerah atau kabupaten/kota untuk mengatur urusan
pemerintahannya sendiri sesuai dengan kebutuhan dan karesterisik lokal. Begitu pula dengan
Lendang Nangka adalah salah satu desa di kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok timur.

2.3 TATA CARA PELAKSANAAN MAULID PETANGAN


1. Pemusok
Ritual pemusuk adalah salah satu bentuk upacara tradisional yang melibatkan penggunaan
suara dan musik untuk tujuan tertentu. Ritual ini dapat memiliki berbagai makna dan fungsi,
tergantung pada budaya dan konteksnya. Selain itu, pelaksaan Pemosok pada maulid
petangan di Desa Lendang Nangka dilakukan 3 hari sebelum acara puncak, hal ini bertujuan
untuk memersihan keris menggunakan jeruk nipis atau jeruk usok.
2. Pembersihan bale gedeng
Dalam budaya sasak, pembersihan bale gedeng merujuk pada prosess memebersihan bale
gedeng merujuk pada prosess memebersihkan dan merawat bangunan tradisional sasak
yang disebut ”bale gedeng” Bale gedeng adalah bangunan bersejarah yang memiliki nilai
dan budaya dan sosial yang penting di masyarakat sasak, terutama masyarakat Desa
Lendang Nangka. Pembersihan bale gedeng dalam dalam budaya sasak melibatkan
serangkaian tindakan yang dilakukan oleh komunitas atau keluarg yang memiliki bale
gadang. Tindakan ini termasuk memebersihkan lantai,dindidng,dan perabotan dalam
bangunan, merawat ornamen-ornamen tradisional yang ada, serta melakukan upacara-
upacara adat atau ritual tertentu yang berkaitan dengan pemeliharaan bale gedeng,
pembersihan bale gedeng dalam budaya sasak bukan hanya sekedar tugas fisik,tetapi juga
merupakan bagian penting dari identitas masyarakat sasak. Upacara atau atau ritual yang
terkait dengan pembersihan inindapat melibatkan doa-doa dan simbolisme yang khas bagi
budaya sasak. Yang bertujuan untuk mengenang Raden Panji Tilar sebagai orang pertama
yang menghuni bale gedeng itu.
3. Selamat otak aik
Selamat otak aik atau menyelamatkan sumber air merupakan ritual yang dilakukan untuk
menyelamatkan sumber air yang ada pada daerah tersebut. Dengan cara menyembelih ayam
yang diiringi dengan musik tradisional berupa gendang belek. Hal ini dilakukan 2 hari
sebelum acara puncak.
4. Pembersihan Pusaka
Pembersihan pusaka dan pengangakatan pusaka merupakan bagian dari tradisi atau upacara
adat yang dilakukan sebagai bagian dari susunan acara maulid petangan ini, yang dimulai
dari pagi sampai dengan siang hari, kemudian pada sore hari dilakukan pengangkatan
pusaka.

5. Pencuncian kembali pusaka


Pencucian kembali pusaka ini bertujuan untuk membersihkan kembali pusaka dari debu dan
kotoran serta untuk melestarikan budaya sasak khususnya di Desa Lendang Nangka. Ritual
ini dihadiri oleh 44 orang dari semua dusun dengan diiringi syair al barzanji.
BAB III

PENUTUP

3. 1 KESIMPULAN

• Dalam pandangan Islam, perkawinan adalah akad yang diberkahi, dimana seorang
lelaki menjadi halal bagi seorang wanita. Mereka memulai perjalanan berumah
tangga yang panjang dengan saling cinta, tolong-menolong, dan toleransi.

• Kedudukan perkawinan dalam islam adalah:

1. Wajib kepada orang yang mempunyai nafsu yang kuat sehingga boleh
menjatuhkan kelembah maksiat (zina dan sebagainya) sedangkan ia seorang yang
mampu, disini mampu yang dimaksud adalah ia mampu membayar mahar (mas
perkawinan/dower) dan mampu nafkah kepada bakal istrinya.

2. Sunat kepada orang yang mampu tetapi dapat mengawal nafsunya.

3. Harus kepada orang yang tidak ada padanya galakan dan bantahan untuk
berkawin dan ini merupakan hukum asal perkawinan.

4. Makruh kepada orang yang tidak berkemampuan dari segi nafkah batin dan lahir.

5. Haram kepada orang yang tidak berkemampuan untuk memberikan nafkah batin
dan lahir, dan ia sendiri tidak berkuasa (lemah), tidak punya keinginan untuk
berkawin serta akan menganiaya istri jika dia berkawin.

• Salah satu tanda kegagalan suami-istri dalam mencapai kebahagiaan perkawinan


adalah perceraian. Perceraian adalah akumulasi dari kekecewaan yang
berkepanjangan yang disimpan dalam alam bawah sadar individu. Suami dan istri
sering beranggapan bahwa masalah yang timbul akan selasai dengan sendirinya,
asalkan bersabar dan menyediakan waktu yang panjang. Namun kenyataannya
masalah yang didiamkan bukan membaik, malah memburuk seiring berjalannya
waktu yang lama.

• Islam telah memberikan konsep yang jelas tentang tata cara perkawinan berlandaskan
Al-Qur’an dan Sunnah yang Shahih:

1. Mengenal pasangan.
2. Khitbah ( peminangan ).

3. Pertunangan.

4. Wajib melepor ke KUA sebelum menikah yakni 10 hari sebelum hari H.

5. Akad nikah.

6. Walimatul usri..

3. 2 SARAN

Dalam memilih pasangan, seorang laki-laki harus mengetahui kelemahan dan


kelebihan yang akan dipinang, begitu juga dengan wanita, sehingga setelah menjalankan
keluarga sebagai suami-istri bisa saling melengkapi satu sama lain dan tidak heran apabila
kelemahan muncul secara tiba-tiba. Apabila terjadi kesalahpahaman antara suami dan istri
sebaiknya mau tak mau harus diselesaikan secepat mungkin sehingga masalah tidak berlaru-
larut dan dapat menimbulkan disskomunikasi antara suami dan istri yang akan memicu
terjadinya perceraian.
DAFTAR PUSTAKA

- Arifandi, Denis Pakih Sati. 2011. Seluk Beluk Seputar Pernikahan. Artikel
- Khalifah’s. 2010. Perkawinan Menurut Hukum Islam. Makalah
- Miftachr, 2010. Pengertian Munakahat Pernikahan. Artikel
- Saebani, Beni Ahmad. 2008. Perkawinan Dalam Hukum Islam Dan Undang-Undang.
Bandung. Pustaka setia.
- Qadir, Abdul Jawas. 2007. Pernikahan Adalah Fitrah Bagi Manusia. Artikel
- Wikipedia. 2011. Pernikahan dalam Islam. Artikel (Tersedia online
dihttp://id.wikipedia.org/wiki/Pernikahan diakses pada tanggal 16 Mei 2011).

Anda mungkin juga menyukai