PERLINDUNGAN KERJA
Kelompok 1
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
2023
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan YME, maka penulisa bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “budaya sasak” dan dengan harapan semoga makalah
ini bisa bermanfaat dan menjadikan referensi bagi kita sehingga lebih mengetahui makna adat
istiadat serta hukum menurut budaya sasak yang ada di desa Lendang Nangka. Makalah ini
juga sebagai persyaratan tugas pada mata kuliah Antropologi Hukum.
Akhir kata semoga bisa bermanfaat bagi anda sekalian khususnya penulis dan semua yang
membaca makalah ini semoga bisa dipergunakan dengan semestinya. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI…………………………………………………………
BAB I. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan......................………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya manusia.
Sayangnya sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia kebanyakan bukan tenaga
ahli karena latar belakang pendidikan yang kurang memadai. Dengan banyaknya
sumber daya manusia yangada, hal ini berbanding terbalik dengan lapangan kerja
yang ada di Indonesia, sehingga banyaksekali pengangguran di setiap kota. Padahal
seperti yang diketahui, di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
(UUD NRI) 1945 pada Pasal 27 ayat (3) menyatakan bahwa, tiap-tiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Dengan
mengacu undang-undang tersebut seharusnya setiap warga negara berhak
mendapatkan pekerjaan sesuai untuk memiliki penghidupan yang layak sesuai dengan
kebutuhannya.
Perlindungan Tenaga Kerja diatur dalam UU No.13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan. Perlindungan ini dibahas pada Bab X, yang mana membahas
mengenai perlindungan, pengupahan, dan kesejahteraan. Di sini pemilik usaha wajib
memberikan perlindungan kepada pekerja sesuai dengan jenis cacat yang dimiliki
pekerja, Pengusaha dilarang mempekerjakan anak, kecuali anak yang berusia 13
hingga 15 tahun, dengan catatan bahwa pekerjaan tersebut tidak akan menghambat
pertumbuhan dan perkembangannya. Terdapat ketentuan bahwa pekerja perempuan
berumur kurang dari 18 tahun dilarang untuk dipekerjakan pada pukul 23.00 sampai
dengan pukul 07.00. Mengenai waktu kerja, dimana setiap pengusaha wajib
melaksanakan ketentuan waktu kerja yang ditetapkan. Paragraf kelima membahas
mengenai keselamatan dan kesehatan kerja, yang intinya buruh dan pekerja
mendapatkan perlindungan dan keamanan dalam kerjanya.
1. 2 RUMUSAN MASALAH
1. 3 TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Maulid petangan ini yqang berasal dari kata ‘pete’ yang berarti mencari mencari.
Karna pada saat itu Pangeran Panji beserta keluarganya mencari tempat singgah sehingga
peristiwa itu bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW. Maulid petangan adalah
salah satu perayaan dalam agama islam yang biasanya dirayakan sebelum tanggal 12 Rabi’ul
awal. Maulid petangan adalah acara yang sangat sakral bagi masyarakat sasak, dan mereka
merayakan dengan penuh semangat. Selama acara Maulid Petangan masyarakat sasak
biasanya berkumpul di masjid atau mushola untuk meluntunkan dzikir, membaca syair-syair
yang bersifat memuji Nabi Muhammad, dan mendengarkan ceramah agama. Adapun
kegiatan sosial seperti berbgi makanan dan memberikan sedekah kepada yang membutuhkan.
Upacara ini mencerminkan ke dalam keimanan dan budaya agama islam dalam
masyarakat sasak. Maulid petangan juga menjadi momen penting untuk memperkokoh ikatan
sosial antaranggota komunitas sasak. Selama maulid adapula prosesi yang tidak berakultrasi
dengan konsep agama yang lain. Misalnya meberi sesajen yang merajuk kepada kegiatan
roah, begawe atau syukuran kepada apa yang udah dimiliki. Penyuguhan yang diberi berupa
leko’(daun sirih), ketan, lekas, beras kuning, kelapa yang dibalut dengan gula. hal tersebut
semata mata di lakukan orang sasak untuk menjaga silaturahmin antara sesama makhluk.
Misalnya waktu tersebut dipakai untuk melakukan ritual terhadap benda-benda pusaka,
seperti pencucian keris, batu akik yang ditaruh dalam peti dan digiring menuju tempat yang
dianggap sakral dengan iringan gendang belek. Benda- benda tersebut dibawa keotak aik
tojang dan terakhir melakukan penyembelihan ayam.
PENUTUP
3. 1 KESIMPULAN
• Dalam pandangan Islam, perkawinan adalah akad yang diberkahi, dimana seorang
lelaki menjadi halal bagi seorang wanita. Mereka memulai perjalanan berumah
tangga yang panjang dengan saling cinta, tolong-menolong, dan toleransi.
1. Wajib kepada orang yang mempunyai nafsu yang kuat sehingga boleh
menjatuhkan kelembah maksiat (zina dan sebagainya) sedangkan ia seorang yang
mampu, disini mampu yang dimaksud adalah ia mampu membayar mahar (mas
perkawinan/dower) dan mampu nafkah kepada bakal istrinya.
3. Harus kepada orang yang tidak ada padanya galakan dan bantahan untuk
berkawin dan ini merupakan hukum asal perkawinan.
4. Makruh kepada orang yang tidak berkemampuan dari segi nafkah batin dan lahir.
5. Haram kepada orang yang tidak berkemampuan untuk memberikan nafkah batin
dan lahir, dan ia sendiri tidak berkuasa (lemah), tidak punya keinginan untuk
berkawin serta akan menganiaya istri jika dia berkawin.
• Islam telah memberikan konsep yang jelas tentang tata cara perkawinan berlandaskan
Al-Qur’an dan Sunnah yang Shahih:
1. Mengenal pasangan.
2. Khitbah ( peminangan ).
3. Pertunangan.
5. Akad nikah.
6. Walimatul usri..
3. 2 SARAN
- Arifandi, Denis Pakih Sati. 2011. Seluk Beluk Seputar Pernikahan. Artikel
- Khalifah’s. 2010. Perkawinan Menurut Hukum Islam. Makalah
- Miftachr, 2010. Pengertian Munakahat Pernikahan. Artikel
- Saebani, Beni Ahmad. 2008. Perkawinan Dalam Hukum Islam Dan Undang-Undang.
Bandung. Pustaka setia.
- Qadir, Abdul Jawas. 2007. Pernikahan Adalah Fitrah Bagi Manusia. Artikel
- Wikipedia. 2011. Pernikahan dalam Islam. Artikel (Tersedia online
dihttp://id.wikipedia.org/wiki/Pernikahan diakses pada tanggal 16 Mei 2011).