PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kualitas pelayanan makanan yang disajikan maupun jasa pelayanan
yang diberikan kepada pasien akan mempengaruhi kepuasan pasien.
Salah satunya manajemen sistem penyelenggaran makanan pada bagian
proses dari sistem pengadaan makanan mulai dari perencanaan menu
sampai penyimpanan, proses produksi atau pengolahan makanan berupa
penyajian makanan yang meliputi penampilan makanan (warna, besar
porsi, bentuk makanan, tekstur), citarasa (aroma, suhu, bumbu, tingkat
kematangan), variasi menu dan proses distribusi makanan serta
penerapan higiene berupa ketepatan waktu, kebersihan dan sikap perilaku
petugas (Instalasi, Di, and Tk 2022).
Perencanaan menu merupakan suatu kegiatan penyusunan menu
yang akan diolah untuk memenuhi selera pasien, dan kebutuhan zat gizi
yang memenuhi prinsip gizi seimbang. Perencanaan menu pada institusi
yang bersifat komersial maupun non komersial sangat penting untuk dapat
memperoleh konsumen yang diinginkan. Perencanaan menu adalah
rangkaian yang terdiri dari mengumpulkan jenis hidangan, membuat daftar
kelompok bahan makanan yang terdiri dari lauk hewani, nabati, sayuran,
buah dan selingan. Perencanaan menu dalam siklus terdiri dari kegiatan
menyusun pola menu, pedoman menu, master menu, memasukkan
hidangan dalam master menu sampai dengan evaluasi menu.
Perencanaan menu pada institusi harus memperhatikan 2 faktor utama
yaitu faktor dari pihak manajemen dan pihak konsumen (Widartika 2018).
Siklus Menu merupakan pengulangan suatu set menu yang diberikan
dari hari per hari dalam kurun waktu tertentu berdasarkan berdasarkan
waktu 5 harian, mingguan, dua mingguan, sepuluh harian, bulanan
dengan dasar lain dimana setelah itu menu akan dirotasi sesuai lamanya
siklus (Elna 2021).
Susunan menu haruslah merupakan kombinasi yang serasi dari
berbagai masakan yang merupakan sumber energi, sumber protein dan
mineral serta sumber berbagai vitamin. Perencanaan menu haruslah
mernperhatikan 3 faktor, yaitu perencanaan pola menu, master menu dan
siklus menu. Pola menu sendiri terdiri dari makanan pokok, lauk hewani
lauk nabati, sayur dan buah yang sebenarnya disesuaikan dengan
keadaan seseorang. Pada master menu juga sering terjadi masalah yaitu
pengulangan bahan makanan dan ketidakjelasan nama bahan. Pada
siklus menu sendiri juga sering terdapat masalah yaitu ketidakjelasan
nama masakan lauk nabati sering diganti dengan kentang yang
sebenarnya merupakan makanan pokok, serta masalah rasa dan
penampilan.
B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Mengetahui cara menyusun siklus menu 10 hari untuk pasien.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui standar porsi makanan siklus menu 10 hari.
b. Mengetahui struktur menu siklus menu 10 hari.
c. Menghitung standar makanan perhari perwaktu makan
termasuk harga dan nilai gizi.
C. Manfaat Kegiatan
1. Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam
pelayanan gizi di rumah sakit.
2. Menambah informasi bagi pembaca.
3. Dapat menjadi masukan dan evaluasi dimana guna meningkatkan
penyajian makanan.
4. Mendeskripsikan tujuan dibuatnya siklus menu 10 hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Menu
Menu berasal dari bahasa Perancis yang artinya “rinci” yaitu daftar
yang tertulis secara rinci tentang makanan yang dipesan (seperti di
restoran) atau disajikan (seperti di rumah sakit, sekolah). Menu juga dapat
berarti sebagai hidangan yang disajikan pada waktu tertentu, misalnya
makan pagi, makan siang dan makan malam. Sumber lain mengartikan
menu sebagai daftar bermacam-macam makanan dan minuman yang
disajikan oleh kegiatan penyelenggaraan makanan didasarkan atas
kebutuhan konsumen dan atau permintaan serta dikelola secara
terorganisasi. Menu merupakan pedoman bagi yang menyiapkan
makanan atau hidangan dan juga merupakan penuntun bagi yang
menikmati hidangan tersebut karena akan menggambarkan tentang cara
makanan tersebut dibuat (Widartika 2018).
Pada susunan menu, yang terdiri dari satu atau beberapa macam
hidangan yang disajikan untuk seseorang atau sekelompok orang pada
waktu makan pagi, makan siang, makan malam atau makanan selingan.
Kata “menu” berarti hidangan makanan yang disajikan pada suatu acara
makan, baik makan siang maupun makan malam. Menu dapat disusun
lebih dari satu kali acara makan, misalnya untuk satu hari yang terdiri dari
makan pagi, makan siang, makan malam serta makanan selingan. Menu
dapat disusun untuk jangka waktu yang lama, misalnya selama lima
sampai sepuluh hari (Permata, Triyanto, and Ilhamsyah 2016).
B. Perencanaan Menu
1. Pengertian Perencanaan Menu
Perencanaan menu dalam penyelenggaraan makanan institusi
merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam menyusun
berbagai hidangan dalam variasi yang serasi untuk memenuhi kepuasan
konsumen. Perencanaan menu harus mempertimbangkan faktor
kepuasan konsumen, faktor demogafi, faktor sosial budaya, standar mutu
gizi, angka kecukupan gizi, kebiasaan, tren dan preferensi konsumsi
pangan, peraturan pemerintah, biaya, kemampuan produksi dan
pelayanan, estetika, tenaga kerja dan ketersediaan pangan. Kegiatan
perencanaan menu terdiri dari menyusun pola menu, pedoman menu,
master menu, memasukkan hidangan dalam master menu sampai dengan
evaluasi menu. Menu seimbang dibutuhkan untuk kesehatan, namun agar
menu yang disajikan dapat dihabiskan, maka perlu disusun variasi menu
yang baik, aspek komposisi, warna, rasa, rupa, dan kombinasi masakan
yang serasi (Anindia 2022).
2. Tujuan Menu
Tujuan perencanaan menu agar tersedianya siklus menu dan
pedoman menu untuk klien. Sebelum proses penyelenggaraan makanan
banyak dilakukan, tentunya perlu perencanaan dan persiapan yang
matang sehingga proses penyelenggaraan makanan banyak dapat
berjalan dengan baik. Perencanaan menu yang baik mempunyai tujuan
yaitu :
a. Sebagai pedoman dalam menjalankan kegiatan pengolahan sehari-
hari.
b. Mengatur variasi dan kombinasi hidangan untuk menghindari
kebosanan yang disebabkan pemakaian jenis bahan makanan atau
hidangan yang diulangulang.
c. Menyusun menu sesuai biaya yang tersedia, sehingga kekurangan
anggaran dapat dihindari atau harga makanan per unit dapat
dikendalikan.
d. Waktu dan tenaga yang tersedia dapat digunakan sehemat mungkin.
e. Menu yang terencana baik dapat menjadi suatu alat penyuluhan gizi
yang baik.
3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Menu
a. Perlunya menu : faktor ini perlu diketahui terlebih dahulu agar
menu dapat disusun sesuai dengan tujuan.
b. Biaya : faktor ini sebenarnya yang menentukan corak menu yang
baik sederhana, edang maupun mewah. Biaya yang tersedia
sangat berpengaruh terhadap menu yang akan disusun.
c. Gizi : faktor ini sangat penting, terlebih lagi jika akan menyusun
menu untuk keluarga sehari-hari. Hidanganharus memenuhi
kebutuhan gizi agar dapat mendukung pertumbuhan badan,
menjaga kesehatan dan menghasilkan energi yang diperlukan.
d. Waktu penyajian : faktor ini diperlukan mengingat selera makan
akan berbeda antara pagi, siang dan malam. Untuk siang hari,
diperlukan hidangan- hidangan yang berlemak dan panas.
e. Jumlah orang yang makan :faktor ini berkaitan dengan jenis
makanan dan penggunaan bahan makanan. Jenis makanan yang
memerlukan banyak waktu pengolahan kurang tepat untuk
dimasukan ke dalam menu bagi orang banyak, kecuali jika
terdapat peralatan yang lengkap dan tenaga kerja yang cukup
banyak. Demikian pula dengan mengenai penggunaan bahan,
sebaiknya menyesuaikan jumlah bahan makanan dengan jumlah
orang yang akan makan.
f. Pemakaian bahan : mengambil bahan makanan ketika musim
tertentu akan lebih menguntungkan karena umumnya harga
bahan makanan yang tersebut lebih murah daripada harga biasa.
4. Langkah – Langkah Perencanaan Menu
a. Bentuk tim kerja
Bentuk tim kerja untuk menyusun menu yang terdiri dari dietisien,
kepala masak (chef cook), pengawas makanan Menetapkan macam
menu. Pada tahap awal dengan mengacu pada tujuan institusi, maka
perlu di tetapkan macam menu, apakah menu standar atau pilihan.
b. Menetapkan siklus menu
Bila menu yang di tetapkan adalah standar, maka perlu ditetapkan
macam siklus menu yang cocok dengan tipe system penyelenggaraan
makanan yang sedang berjalan. Macam siklus menu 5 hari, 7 hari,
atau 10 hari.
c. Menetapkan periode siklus menu
Periode siklus menu adalah lamanya siklus menu berlaku dan
perlu penggantian atau modifikasi kembali. Pada menu yang baru
disusun, dimana keadaan konsumen belum terlalu dipahami oleh
manajemen. Pada institusi yang telah lama dibentuk dan pihak
manajemen telah melakukan perbaikan–perbaikan dapat diberlakukan
lebih lama, misalnya 6 bulan atau 1 tahun.
d. Menetapkan pola menu
Pola menu yang dimaksud adalah golongan macam hidangan
yang direncanakan untuk setiap waktu makan. Tujuan dibuatnya pola
menu adalah agar dalam siklus menu dapat dipastikan menggunakan
bahan makanan sumber zat gizi yang dibutuhkan konsumen. Selain
itu, dengan penetapan pola dapat dikendalikan bahan makanan
sumber zat gizi yang diperlukan.
e. Menetapkan besar porsi
Besar porsi adalah banyaknya golongan bahan makanan yang
direncanakan setiap kali makan dengan menggunakan satuan
penukar berdasarkan standar makanan yang berlaku.
f. Membuat master menu
Master menu adalah alokasi item bahan makanan ke dalam matrik
dalam siklus menu. Tujuan dibuatnya master menu adalah agar
distribusi bahan makanan yang digunakan tersebar lebih harmonis,
sehingga pengulangan penggunaan bahan makanan tertata dengan
baik. Manfaat master menu adalah mudah dalam melakukan
modifikasi menu pada kegiatan perencanaan ulang, apabila suatu
saat terjadi perubahan dana. Maka modifikasi biasanya dilakukan
pada master menu.
g. Merancang menu dalam siklus yang ditetapkan (format menu)
Format menu yaitu memadukan atau mengkombinasikan berbagai
macam hidangan menjadi susunan yang harmonis dan rasa yang
dapat diterima.
C. Susunan Menu 10 Hari
Dalam penyusunan siklus menu beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam tahapan penyusunannya.
1. Struktur Menu
Menurut frekuensi, pemberian makanan dan makanan selingan:
3xmakanan utama dan 1 x makanan selingan.
Menurut kebutuhan, yaitu menu makan pagi, siang, malam, dan
makanan selingan.
Susunan menu, yaitu makanan pembuka, makanan utama,
makanan pencuci mulut/penutup minuman.
2. Faktor yang Mempengaruhi Menu
a. Aspek Konsumen
Umur, kondisi kesehatan, dan kebiasaan makan konsumen.
Kecukupan gizi.
b. Aspek Manajerial
Macam dan peraturan institusi.
Jumlah orang yang dilayani kaitannya dengan BEP.
Peralatan dan perlengkapan dapur harus ada.
Macam dan jumlah pegawai.
Macam pelayanan yang diberikan
Musim/iklim dan keadaan pasar.
Dana yang tersedia.
c. Faktor Lain
Pertimbangan pasar
Pertimbangan fisik (sarana dan prasarana)
Pertimbangan ketenagaan
Pertimbangan bahan makanan
Pertimangan citra institusi
3. Faktor yang Dipertimbangkan dalam Penyusunan Menu
a. Menghindari pengulangan.
b. Rasa hidangan.
c. Tekstur hidangan, bervariasi kekenyalan, kekentalan,
kerenyahan.
d. Teknik pengolahan.
e. Nilai gizi, diharapkan nilai gizi sesuai dengan standar keutuhan
gizi, penting dilengkapi standar porsi dan standar resep.