Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kualitas pelayanan makanan yang disajikan maupun jasa pelayanan
yang diberikan kepada pasien akan mempengaruhi kepuasan pasien.
Salah satunya manajemen sistem penyelenggaran makanan pada bagian
proses dari sistem pengadaan makanan mulai dari perencanaan menu
sampai penyimpanan, proses produksi atau pengolahan makanan berupa
penyajian makanan yang meliputi penampilan makanan (warna, besar
porsi, bentuk makanan, tekstur), citarasa (aroma, suhu, bumbu, tingkat
kematangan), variasi menu dan proses distribusi makanan serta
penerapan higiene berupa ketepatan waktu, kebersihan dan sikap perilaku
petugas (Instalasi, Di, and Tk 2022).
Perencanaan menu merupakan suatu kegiatan penyusunan menu
yang akan diolah untuk memenuhi selera pasien, dan kebutuhan zat gizi
yang memenuhi prinsip gizi seimbang. Perencanaan menu pada institusi
yang bersifat komersial maupun non komersial sangat penting untuk dapat
memperoleh konsumen yang diinginkan. Perencanaan menu adalah
rangkaian yang terdiri dari mengumpulkan jenis hidangan, membuat daftar
kelompok bahan makanan yang terdiri dari lauk hewani, nabati, sayuran,
buah dan selingan. Perencanaan menu dalam siklus terdiri dari kegiatan
menyusun pola menu, pedoman menu, master menu, memasukkan
hidangan dalam master menu sampai dengan evaluasi menu.
Perencanaan menu pada institusi harus memperhatikan 2 faktor utama
yaitu faktor dari pihak manajemen dan pihak konsumen (Widartika 2018).
Siklus Menu merupakan pengulangan suatu set menu yang diberikan
dari hari per hari dalam kurun waktu tertentu berdasarkan berdasarkan
waktu 5 harian, mingguan, dua mingguan, sepuluh harian, bulanan
dengan dasar lain dimana setelah itu menu akan dirotasi sesuai lamanya
siklus (Elna 2021).
Susunan menu haruslah merupakan kombinasi yang serasi dari
berbagai masakan yang merupakan sumber energi, sumber protein dan
mineral serta sumber berbagai vitamin. Perencanaan menu haruslah
mernperhatikan 3 faktor, yaitu perencanaan pola menu, master menu dan
siklus menu. Pola menu sendiri terdiri dari makanan pokok, lauk hewani
lauk nabati, sayur dan buah yang sebenarnya disesuaikan dengan
keadaan seseorang. Pada master menu juga sering terjadi masalah yaitu
pengulangan bahan makanan dan ketidakjelasan nama bahan. Pada
siklus menu sendiri juga sering terdapat masalah yaitu ketidakjelasan
nama masakan lauk nabati sering diganti dengan kentang yang
sebenarnya merupakan makanan pokok, serta masalah rasa dan
penampilan.

B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Mengetahui cara menyusun siklus menu 10 hari untuk pasien.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui standar porsi makanan siklus menu 10 hari.
b. Mengetahui struktur menu siklus menu 10 hari.
c. Menghitung standar makanan perhari perwaktu makan
termasuk harga dan nilai gizi.

C. Manfaat Kegiatan
1. Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam
pelayanan gizi di rumah sakit.
2. Menambah informasi bagi pembaca.
3. Dapat menjadi masukan dan evaluasi dimana guna meningkatkan
penyajian makanan.
4. Mendeskripsikan tujuan dibuatnya siklus menu 10 hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Menu
Menu berasal dari bahasa Perancis yang artinya “rinci” yaitu daftar
yang tertulis secara rinci tentang makanan yang dipesan (seperti di
restoran) atau disajikan (seperti di rumah sakit, sekolah). Menu juga dapat
berarti sebagai hidangan yang disajikan pada waktu tertentu, misalnya
makan pagi, makan siang dan makan malam. Sumber lain mengartikan
menu sebagai daftar bermacam-macam makanan dan minuman yang
disajikan oleh kegiatan penyelenggaraan makanan didasarkan atas
kebutuhan konsumen dan atau permintaan serta dikelola secara
terorganisasi. Menu merupakan pedoman bagi yang menyiapkan
makanan atau hidangan dan juga merupakan penuntun bagi yang
menikmati hidangan tersebut karena akan menggambarkan tentang cara
makanan tersebut dibuat (Widartika 2018).
Pada susunan menu, yang terdiri dari satu atau beberapa macam
hidangan yang disajikan untuk seseorang atau sekelompok orang pada
waktu makan pagi, makan siang, makan malam atau makanan selingan.
Kata “menu” berarti hidangan makanan yang disajikan pada suatu acara
makan, baik makan siang maupun makan malam. Menu dapat disusun
lebih dari satu kali acara makan, misalnya untuk satu hari yang terdiri dari
makan pagi, makan siang, makan malam serta makanan selingan. Menu
dapat disusun untuk jangka waktu yang lama, misalnya selama lima
sampai sepuluh hari (Permata, Triyanto, and Ilhamsyah 2016).

B. Perencanaan Menu
1. Pengertian Perencanaan Menu
Perencanaan menu dalam penyelenggaraan makanan institusi
merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam menyusun
berbagai hidangan dalam variasi yang serasi untuk memenuhi kepuasan
konsumen. Perencanaan menu harus mempertimbangkan faktor
kepuasan konsumen, faktor demogafi, faktor sosial budaya, standar mutu
gizi, angka kecukupan gizi, kebiasaan, tren dan preferensi konsumsi
pangan, peraturan pemerintah, biaya, kemampuan produksi dan
pelayanan, estetika, tenaga kerja dan ketersediaan pangan. Kegiatan
perencanaan menu terdiri dari menyusun pola menu, pedoman menu,
master menu, memasukkan hidangan dalam master menu sampai dengan
evaluasi menu. Menu seimbang dibutuhkan untuk kesehatan, namun agar
menu yang disajikan dapat dihabiskan, maka perlu disusun variasi menu
yang baik, aspek komposisi, warna, rasa, rupa, dan kombinasi masakan
yang serasi (Anindia 2022).
2. Tujuan Menu
Tujuan perencanaan menu agar tersedianya siklus menu dan
pedoman menu untuk klien. Sebelum proses penyelenggaraan makanan
banyak dilakukan, tentunya perlu perencanaan dan persiapan yang
matang sehingga proses penyelenggaraan makanan banyak dapat
berjalan dengan baik. Perencanaan menu yang baik mempunyai tujuan
yaitu :
a. Sebagai pedoman dalam menjalankan kegiatan pengolahan sehari-
hari.
b. Mengatur variasi dan kombinasi hidangan untuk menghindari
kebosanan yang disebabkan pemakaian jenis bahan makanan atau
hidangan yang diulangulang.
c. Menyusun menu sesuai biaya yang tersedia, sehingga kekurangan
anggaran dapat dihindari atau harga makanan per unit dapat
dikendalikan.
d. Waktu dan tenaga yang tersedia dapat digunakan sehemat mungkin.
e. Menu yang terencana baik dapat menjadi suatu alat penyuluhan gizi
yang baik.
3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Menu
a. Perlunya menu : faktor ini perlu diketahui terlebih dahulu agar
menu dapat disusun sesuai dengan tujuan.
b. Biaya : faktor ini sebenarnya yang menentukan corak menu yang
baik sederhana, edang maupun mewah. Biaya yang tersedia
sangat berpengaruh terhadap menu yang akan disusun.
c. Gizi : faktor ini sangat penting, terlebih lagi jika akan menyusun
menu untuk keluarga sehari-hari. Hidanganharus memenuhi
kebutuhan gizi agar dapat mendukung pertumbuhan badan,
menjaga kesehatan dan menghasilkan energi yang diperlukan.
d. Waktu penyajian : faktor ini diperlukan mengingat selera makan
akan berbeda antara pagi, siang dan malam. Untuk siang hari,
diperlukan hidangan- hidangan yang berlemak dan panas.
e. Jumlah orang yang makan :faktor ini berkaitan dengan jenis
makanan dan penggunaan bahan makanan. Jenis makanan yang
memerlukan banyak waktu pengolahan kurang tepat untuk
dimasukan ke dalam menu bagi orang banyak, kecuali jika
terdapat peralatan yang lengkap dan tenaga kerja yang cukup
banyak. Demikian pula dengan mengenai penggunaan bahan,
sebaiknya menyesuaikan jumlah bahan makanan dengan jumlah
orang yang akan makan.
f. Pemakaian bahan : mengambil bahan makanan ketika musim
tertentu akan lebih menguntungkan karena umumnya harga
bahan makanan yang tersebut lebih murah daripada harga biasa.
4. Langkah – Langkah Perencanaan Menu
a. Bentuk tim kerja
Bentuk tim kerja untuk menyusun menu yang terdiri dari dietisien,
kepala masak (chef cook), pengawas makanan Menetapkan macam
menu. Pada tahap awal dengan mengacu pada tujuan institusi, maka
perlu di tetapkan macam menu, apakah menu standar atau pilihan.
b. Menetapkan siklus menu
Bila menu yang di tetapkan adalah standar, maka perlu ditetapkan
macam siklus menu yang cocok dengan tipe system penyelenggaraan
makanan yang sedang berjalan. Macam siklus menu 5 hari, 7 hari,
atau 10 hari.
c. Menetapkan periode siklus menu
Periode siklus menu adalah lamanya siklus menu berlaku dan
perlu penggantian atau modifikasi kembali. Pada menu yang baru
disusun, dimana keadaan konsumen belum terlalu dipahami oleh
manajemen. Pada institusi yang telah lama dibentuk dan pihak
manajemen telah melakukan perbaikan–perbaikan dapat diberlakukan
lebih lama, misalnya 6 bulan atau 1 tahun.
d. Menetapkan pola menu
Pola menu yang dimaksud adalah golongan macam hidangan
yang direncanakan untuk setiap waktu makan. Tujuan dibuatnya pola
menu adalah agar dalam siklus menu dapat dipastikan menggunakan
bahan makanan sumber zat gizi yang dibutuhkan konsumen. Selain
itu, dengan penetapan pola dapat dikendalikan bahan makanan
sumber zat gizi yang diperlukan.
e. Menetapkan besar porsi
Besar porsi adalah banyaknya golongan bahan makanan yang
direncanakan setiap kali makan dengan menggunakan satuan
penukar berdasarkan standar makanan yang berlaku.
f. Membuat master menu
Master menu adalah alokasi item bahan makanan ke dalam matrik
dalam siklus menu. Tujuan dibuatnya master menu adalah agar
distribusi bahan makanan yang digunakan tersebar lebih harmonis,
sehingga pengulangan penggunaan bahan makanan tertata dengan
baik. Manfaat master menu adalah mudah dalam melakukan
modifikasi menu pada kegiatan perencanaan ulang, apabila suatu
saat terjadi perubahan dana. Maka modifikasi biasanya dilakukan
pada master menu.
g. Merancang menu dalam siklus yang ditetapkan (format menu)
Format menu yaitu memadukan atau mengkombinasikan berbagai
macam hidangan menjadi susunan yang harmonis dan rasa yang
dapat diterima.
C. Susunan Menu 10 Hari
Dalam penyusunan siklus menu beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam tahapan penyusunannya.
1. Struktur Menu
 Menurut frekuensi, pemberian makanan dan makanan selingan:
3xmakanan utama dan 1 x makanan selingan.
 Menurut kebutuhan, yaitu menu makan pagi, siang, malam, dan
makanan selingan.
 Susunan menu, yaitu makanan pembuka, makanan utama,
makanan pencuci mulut/penutup minuman.
2. Faktor yang Mempengaruhi Menu
a. Aspek Konsumen
 Umur, kondisi kesehatan, dan kebiasaan makan konsumen.

 Kecukupan gizi.
b. Aspek Manajerial
 Macam dan peraturan institusi.
 Jumlah orang yang dilayani kaitannya dengan BEP.
 Peralatan dan perlengkapan dapur harus ada.
 Macam dan jumlah pegawai.
 Macam pelayanan yang diberikan
 Musim/iklim dan keadaan pasar.
 Dana yang tersedia.
c. Faktor Lain
 Pertimbangan pasar
 Pertimbangan fisik (sarana dan prasarana)
 Pertimbangan ketenagaan
 Pertimbangan bahan makanan
 Pertimangan citra institusi
3. Faktor yang Dipertimbangkan dalam Penyusunan Menu
a. Menghindari pengulangan.
b. Rasa hidangan.
c. Tekstur hidangan, bervariasi kekenyalan, kekentalan,
kerenyahan.
d. Teknik pengolahan.
e. Nilai gizi, diharapkan nilai gizi sesuai dengan standar keutuhan
gizi, penting dilengkapi standar porsi dan standar resep.

D. Hal yang Diperhatikan dalam Penyusunan Menu


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan menu
adalah sebagai berikut.
1. Keterangan tentang konsumen
a) Kebutuhan gizi
Dalam penyusunan menu, perbedaan kebutuhan gizi sangat
berpengaruh, seperti, olahragawan yang memiliki kegiatan yang berat
dan nutrisi yang diperlukan besar.
b) Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ini dipengaruhi oleh latar belakang kejiwaan,
sosial budaya, agama dan kepercayaan serta pendidikan.
c) Macam dan jumlah orang yang dilayani.
d) Macam peraturan institusi.
2. Sarana/Peralatan dan Pelayanan
Peralatan yang bervariasi akan membantu dalam menyusun menu
dan menjadi lebih cepat dalam menyiapkannya. Jumlah pegawai sangat
berpengaruh karena akan mempercepat proses penyiapan dan pelayanan
menu.
3. Musim/Iklim dan Keadaan Pasar
Keadaan udara dapat mempengaruhi selera dan kebutuhan tubuh
seseorang.
4. Kombinasi Makanan
Menu perlu diperhatikan variasi hidangan yang akan disajikan :
a) Konsistensi
b) Suhu
c) Menambah rasa kenyang
E. GOUT ARTRITIS
Gout adalah salah satu penyakit artritis yang disebabkan oleh metabolism
abnormal purin yang ditandai dengan meningkatnya kadar asam urat
dalam darah. Hal ini diikuti dengan terbentuknya timbunan kristal berupa
garam irat di persendian yang menyebabkan peradangan sendi pada lutut
dan atau jari. Penyebab tingginya asam urat darah (hiperurisemia)
termasuk genetika, obesitas, dan obat-obatan tertentu. (Buku Penuntun
Diet Dan Terapi Gizi 2019)
1. Pengkajian Gizi
a. Antropometri: Hasil analisis Indeks Massa Tubuh (IMT)
<18,5 kg/m2 untuk dewasa, atau IMT <22 kg/dl untuk usia
lanjut (>65 tahun).
b. Biokimia: Asam urat pada Wanita 2,4-5,7 mg/dl, pada laki-
laki 3,4-7,0 mg/dl
c. Klinik/fisik: Adanya penurunan berat badan >20% dalam
waktu 1 tahun, >10% dalam 6 bulan, >7,5% dalam 3 bulan,
>5% dalam 1 bulan atau 1-2% dalam 1 minggu. Badan
tampak kurus, kehilangan lemak subkutan, dan kehilangan
massa otot.
d. Riwayat gizi
2. Tujuan Diet
a. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal
b. Menurunkan kadar asam urat dalam darah dan urine
3. Prinsip Dan Syarat Diet
a. Energi sesuai dengan kebutuhan tubuh. Bils berat badan
berlebih atau kegemukan, asupan energi sehari dikurangi
secara bertahap sebanyak 500-1000 kalori dari kebutuhan
energi normal hingga tercapai berat badan normal.
b. Protein cukup, yaitu 1,0-1,2 g/kg BB atau 10-15% dari
kebutuhan energi total.
c. Hindari bahan makanan sumber protein yang mempunyai
kandungan purin >150 mg/100gr
d. Lemak rendah atau sedang, yaitu 10-20% dari kebutuhan energi
total. Lemak berlebuh dapat menghambat pengeluaran asam
urat atau purin melalui urine.
e. Karbohidrat dapat diberikan lebih banyak, yaitu 65-75% dari
kebutuhan energi total.
f. Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan
g. Cairan disesuaikan dengan urine yang dikeluarkan setiap hari.
Rata-rata asupan cairan yang dianjurkan adalah 2-2,5 liter/hari.
F. DIABETES MELITUS
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolic
dengan karateristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Pada diabetes tipe 2, tubuh tidak
mampu membuat cukup banyak insulin atau mungkin juga jika ada cukup
insulin, tubuh bermasalah dalam menggunakan insulin (resistan insulin),
atau keduanya.
Jika insulin dalam tubuh tidak cukup banyak atau tidak dapat bekerja
dengan baik, glukosa tidak dapat diubah menjadi energi, lama-kelamaan
glukosa akan menumpuk dalam darah tidak masuk ke dalam sel, kadar
glukosa darah menjadi tinggi, dana kemudian dikeluarkan melalui urine.
Hal ini akan mengganggu organ-organ tubuh atau menimbulkan
komplikasi seperti gangguan pada mata, ginjal, saraf, jantung, pembuluh
darah dan lain-lain.
Apabila sel beta rusak, insulin tidak dapat lagi dibuat. Inilah yang terjadi
pada penyandang diabetes tipe 2 dapat juga disuntik insulin, tetapi tidak
bergantung pada suntikan insulin untuk hidup. Namun, jika pancreas
sudah rusak dan tidak memproduksi insulin yang memadai, walaupun DM
tipe 2, juga akan memerlukan insulin agar kadar glukosa darahnya
terkendali. (Buku Penuntun Diet Dan Terapi Gizi 2019).
1. Pengkajian Gizi
a. Data Riwayat personal, data antropometri
b. Data Riwayat gizi
2. Tujuan Diet
Diet diabetes melitus disebut juga terapi gizi medis. Tujuan terapi gizi
medis adalah membantu penyandang diabetes memperbaiki kebiasaan
makan dan olahraga untuk mendapatkan control metabolic yang baik.
Perlu dilakukan pengendalian glukosa darah, tekanan darah, berat badan,
dan profil lipid, dengan cara:
a. Mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal
dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin
(endogenus dan eksogenus), dengan otot penurun glukosa
oral dan aktivitas fisik.
b. Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal
c. Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau
mencapai berat badan normal.
d. Menghindari komplikasi akut pasien yang menggunakan
insulin, seperti hipoglikemia, komplikasi jangka pendek, dan
jangka lama serta masalah yang berhubungan dengan
latihan jasmani.
e. Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan
melalui gizi yang optimal.
3. Syarat dan Prinsip Diet
a. Energi: kebutuhan energi sesuai untuk mencapai dan
mempertahankan berat badan ideal. Kebutuhan kalosi
basal adalah 25 kalori untuk Wanita dan 30 kalori per kg
berat badan ideal.
b. Karbohidrat: dianjurkan sebesar 45-65% total asupan
energi. Konsumsi karbohidrat kurang dari 130g/hari tidak
dianjurkan. Pemanis alternatif dapat digunakan sebagai
pengganti gula, asal tidak melebihi batas aman konsumsi
harian (accepted daily intake/ADI). Fruktosa tidak
dianjurkan digunakan oleh penyandang diabetes karena
dapat meningkatkan kadar LDL, kecuali fruktosa alami
yang terkandung pada buah dan sayuran.
c. Lemak: asupan lemak dianjurkan sekitar 20-25%
kebutuhan kalori dan tidak diperkenankan melebihi 30%
total asupan energi. Konsumsi kolestrol dianjurkan <200
mg/hari
d. Protein: kebutuhan protein sebesar 10-20% total asupan
energi
e. Natrium: asupan natrium yaitu, <2300 mg/hari
f. Serat: konsumsi serat 20-25 gr/hari
G. GAGAL JANTUNG (CHF)
Penyakit gagal jantung atau sering disebut gagal jantung kongestif
(congestive heart failure, CHF) adalah ketidak mampuan jantung untuk
memompa darah secara adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen
jaringan. Penyakit gagal jantung ini merupakan kumpula gejala sebagai
akibat dari tidak berfungsinya pompa jantung yang ditandai dengan napas
pendek, baik pada kondisi istirahat maupun tidak melakukan aktivitas,
peningkatan denyut jantung(takikardia), berkurangnya kerja otot jantung
yang akan berakibat pada melambatnya jantung dalam memompa darah,
disertai dengan penumpukan cairan, baik di jantung, paru, maupun di
tungkai kaki. Gagal jantung diserati pula dengan bukti pemeriksaan
adanya gangguan struktur dan fungsi jantung (Buku Penuntun Diet dan
Terapi Gizi 2019).
1. Tujuan Diet
a. Memenuhi kebutuhan zat gizi yang adekuat sesuai dengan
kemampuan jantung.
b. Mempertahankan, meningkatkan, dan menurunkan berat
badan hingga mencapai berat badan ideal agar tidak
memperberat kerja jantung.
c. Mengurangi dan menghindari bahan makanan yang tinggi
sumber kolestrol dan lemak jenuh.
d. Mempertahankan keseimbangan cairan agar tidak terjadi
penumpukan cairan (edema).
e. Memenuhi kebutuhan elektrolit (khususnya kalium dan
natrium) yang berkurang akibat pemberian obat diuretic.
f. Meningkatkan konsumsi serat larut air.
2. Syarat dan Prinsip Diet
a. Energi diberikan secara bertahap sesuai kemampuan tubuh
untuk memenuhi kebutuhan, yaitu 25-30 kkal/kg BB ideal pada
Wanita dan 30-35 kkal/kg BB ideal pada pria.
b. Protein cukup yaitu, 0,8-1,5 gr/kg BB ideal atau 15-25% dari
seluruh total kalori.
c. Lemak sedang 20-25% kebutuhan energi total, dengan
komposisi 10% lemak jenuh dan 10-15% lemak tidak jenuh.
d. Karbohidrat 50-60% kalori
e. Kolesterol dibatasi maksimal 200 mg/hari.
f. Vitamin khususnya vitamin B3 (niasin) dan B12 yang banyak
terkandung pada bahan makanan (seperti, daging ayam, ikan
dan sumber hewani lainnya) sangat dianjurkan karena
kandungan asam amino (homosistein) berperan dalam
menginduksi sel yang menggumpal di dalam pembuluh.
g. Vitamin E dapat mengurangi risiko penyakit jantung hingga
40%
h. Kalium (vitamin D) dan magnesium membantu dalam menjaga
kesehatan jantung dan mengatur detak jantung tetap stabil.
i. EPA dan DHA (asam omega3) yang berfungsi mengurangi
risiko penyakit jantung.
j. Pembatasan pemberian bahan makanan tinggi purin.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Siklus Menu 10 Hari
Waktu Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5
Pagi Nasi putih Nasi putih Nasi putih Nasi putih Nasi putih
Telur dadar Sop ayam Semur telur Ikan goreng Rolade telur
Tahu bacem sayuran ceplok Sayur bening isi wortel
Tumis sayur wortel Sayur sawi Tempe Capcay
labu siam wortel Tempe rebus bumbu Buah pepaya
Buah pisang goreng Buah kuning
Buah pepaya semangka Buah pepaya
Snack Puding ubi ungu Jus jambu biji Bubur bola- Puding Kue lumpang
bola ubi jagung
Siang Nasi putih Nasi putih Nasi putih Nasi putih Nasi putih
Ikan nila kuah Ikan fillet Ayam goreng Pepes ikan Ikan tongkol
kuning mujahir tepung dencis asam padeh
Tempe goreng goreng saus Tempe bacem Tahu bumbu Sayur bening
Sayur rebusan tomat Tumis pokcoy kuning Tempe oreg
sawi, labu siam, Tahu goreng Buah pisang Cah sawi Buah
dan wortel. Sayur tumis Buah apel semangka
Buah apel labu siam
Buah apel
Snack Bolu pisang Bolu ubi ungu Puding coklat Kue klepon Jus melon
Malam Nasi putih Nasi putih Nasi putih Nasi putih Nasi putih
Ikan nila asam Semur ayam Sop ikan nila Ikan patin Semur ayam
manis Tumis wortel kemangi+wortel bumbu Tempe
Tempe goreng + labu siam Tahu goreng kuning goreng
tepung Tempe saus tomat Oseng tahu Sayur rebus
Cah sawi dan mendoan Buah pepaya Sop kentang Buah pepaya
wortel Buah apel wortel
Buah semangka Buah apel
Waktu Hari 6 Hari 7 Hari 8 Hari 9 Hari 10
Pagi Nasi putih Nasi putih Nasi putih Nasi putih Nasi putih
Telur bulat Ikan Soto ayam Ikan tongkol Sop ayam
bumbu balado kembung (santan encer) goreng sayuran
Tahu goreng bumbu Perkedel Tahu kecap Perkedel
Sayur bening kuning jagung Sayur asem kentang
sawi + wortel Sayur bening Buah pepaya Buah pisang Buah pepaya
Buah pepaya Buah pisang
Snack Jus melon Getuk ubi Kue nagasari Kue talam Roti bakar
Siang Nasi putih Nasi putih Nasi putih Nasi putih Nasi putih
Sup ayam Ayam bumbu Ikan bakar Ikan bakar Ikan nila saus
Tempe bacem tomat Tempe goreng saus kecap tomat
Cah jagung Tahu bumbu Cah sawi + Tempe Tempe
muda + kuning wortel mendoan goreng
kembang kol Sayur bening Buah apel Sayur bening Sayur rebus
jamur sawi wortel wortel + bayam
Buah pisang jagung buncis + kol Buah melon
Buah melon Buah apel
Snack Puding mangga Kue lemet Jus jeruk Puding roti kue mochi
singkong pepaya regal
Malam Nasi putih Nasi putih Nasi putih Nasi putih Nasi putih
Ikan pindang Ayam Semur ayam Ikan Ayam asam
Sayur bening panggang Pepes tahu kembung manis
sawi toge tanpa kulit Tumis pokcoy pepes Oseng tahu
Tahu bumbu Bola-bola Buah pisang Tahu kuah Bening wortel
tomat tahu kuning labu siam
Buah pepaya Lodeh sawi Rebusan Buah melon
putih sayur sawi
Buah apel
B. Perhitungan Nilai Gizi dan Food Cost
HA BERAT ZAT GIZI
NAMA
RI WAKTU BAHAN BAHAN Energi Protein Lemak HARGA
HIDANGAN KH (gr)
KE (gr) (kkal) (gr) (gr)
1 Pagi Nasi Putih Beras Putih 50 180.4 39.8 3.3 0.3
giling
Telur Dadar Telur ayam 50 77.6 0.6 6.3 5.3
Tahu Bacem Minyak 5 43.1 0.0 0.0 5.0
kelapa
sawit
Tahu 50 38.0 0.9 4.1 2.4
kecap 10 6.0 0.6 1.0 0.0
Tumis Sayur Labu siam 25 5.0 1.1 0.2 0.1
wortel 25 6.5 1.2 0.2 0.1
Buah Melon melon 100 38.2 8.3 0.6 0.2
Snack Puding Ubi Ubi jalar 25 28.0 6.6 0.6 0.0
Ungu ungu
Agar-agar 50 79.5 19.8 0.9 0.3
siang Nasi Putih Beras putih 50 180.4 39.8 3.3 0.3
giling
Ikan kakap kuah Ikan kakap 50 41.9 0.0 9.1 0.3
kuning
Tempe goreng Tempe 50 168.5 8.5 5.5 11.9
goreng
Sayur Sawi hijau 25 3.8 0.5 0.6 0.1
rebususan
Labu siam 25 5.0 1.1 0.2 0.1
wortel 20 5.2 1.0 0.2 0.0
Semangka 100 3.2 7.2 0.6 0.4
Tepung 5 18.2 3.8 0.5 0.1
terigu
Tepung 3 11.4 2.7 0.0 0.0
maizena
Telur ayam 50 77.6 0.6 6.3 5.3

malam Beras putih 50 180.4 39.8 3.3 0.3


giling
Ikan kakap 50 41.9 0.0 9.1 0.3
Tomat 5 1.1 0.2 0.0 0.0
muda
Tepung 3 11.4 2.7 0.0 0.0
maizena
nanas 10 4.9 1.2 0.0 0.0
Minyak 5 43.1 0.0 0.0 5.0
kelapa
sawit
Tempe 40 79.6 6.8 7.6 3.1
kedelai
Tepung 6 21.8 4.6 0.6 0.1
terigu
Sawi hijau 25 3.8 0.5 0.6 0.1
Wortel 25 6.1 1.2 0.2 0.2
apel 100 59.0 15.3 0.3 0.4
1500 216.2 69.4 41.4
2 Pagi Beras putih 50 180.4 39.8 3.3 0.3
giling
Dging 40 114.0 0.0 10.8 7.6
ayam
kentang 20 18.6 4.3 0.02 0.0
wortel 20 5.2 1.0 0.2 0.0
tahu 30 22.8 0.6 2.4 1.4
pepaya 100 33.9 9.8 0.6 0.1
Pandan 10 13.8 2.6 1.1 0.2
jelly 25 39.7 9.9 0.4 0.2

Siang Beras putih 50 180.4 39.8 3.3 0.3


giling
Ikan 50 41.9 39.8 9.1 0.3
mujahir
segar
Tomat 5 1.1 0.0 0.0 0.0
muda
Tempe 20 39.8 0.2 3.8 1.5
kedalai
Labu siam 20 4.0 0.9 0.2 0.1
Minyak 5 43.1 0.0 0.0 5.0
kelapa
sawit
apel 100 59.0 15.3 0.2 0.4
Ubi jalar 10 11.2 2.6 0.2 0.0
ungu
Tepung 10 36.4 7.6 1.0 0.1
terigu
Tepung 3 11.4 2.7 0.0 0.0
maizena
Telur ayam 50 77.6 0.6 6.3 5.3
Minyak 5 43.1 0.0 0.0 5.0
kelapa
sawit
Telur ayam 50 77.6 0.6 6.3 5.3
Minyak 5 43.1 0.0 0.0 5.0
kelapa
sawit
Malam Beras putih 50 180.4 39.8 3.3 0.3
giling
Daging 40 114.0 0.0 10.8 7.6
ayam
Labu siam 25 5.0 1.1 0.2 0.1
wortel 20 5.2 1.0 0.2 0.0
kecap 5 3.0 0.3 0.5 0.0
Tempe 25 49.8 4.3 4.8 1.9
kedelai
Tepung 15 54.6 11.4 1.5 0.2
terigu
Minyak 5 43.1 0.0 0.0 5.0
kelapa
sawit
melon 100 38.2 8.3 0.6 0.2
3 Pagi Beras putih 50 180.4 39.8 3.3 0.3
giling
Telur ayam 50 77.6 0.6 6.3 5.3
kecap 5 3.0 0.3 0.5 0.0
Sawi hijau 25 3.8 0.5 0.6 0.1
Jelly 50 79.5 19.8 0.9 0.3
Roti Bakar 25 68.5 13.0 2.2 0.8

Siang Beras putih 50 180.4 39.8 3.3 0.3


giling
Daging 40 114.0 0.0 10.8 7.6
ayam
kecap 10 6.0 0.6 1.0 0.0
Tempe 50 99.4 8.6 9.6 3.8
kedelai
Buncis 25 8.7 2.0 0.5 0.1
mentah
Wortel 25 6.1 1.2 0.2 0.2
Semangka 100 3.2 7.2 0.6 0.4
Tepung 30 114.3 27.4 0.1 0.0
sagu
Gula aren 15 55.4 14.1 0.1 0.0

Malam Beras putih 50 180.4 39.8 3.3 0.3


giling
Ikan 60 50.3 0.4 10.9 0.4
mujahir
segar
Wortel 25 6.1 1.2 0.2 0.2
Kentang
Tahu 50 38.0 0.9 4.1 2.4
Minyak 5 43.1 0.0 0.0 5.0
kelapa
sawit
Tomat 10 2.1 0.5 0.1 0.0
pepaya 100 39.0 9.8 0.6 0.1
4 Pagi Beras putih 50 180.4 39.8 3.3 0.3
giling
Ikan 60 50.3 0.4 10.9 0.4
mujahir
segar
Minyak 5 43.1 0.0 0.0 5.0
kelapa
sawit
Sawi putih 25 3.8 0.5 0.6 0.1
Jagung 25 27.0 6.3 0.8 0.3
kuning
segar
Wortel 25 6.1 1.2 0.2 0.2
Tempe 45 89.6 7.7 8.6 3.5
kedelai
Minyak 5 43.1 0.0 0.0 5.0
kelapa
sawit
Jelly 30 11.9 0.5 0.2 0.2
Jagung 20 5.0 0.7 0.3 0.3
kuning
segar

Siang Beras putih 50 180.4 39.8 3.3 0.3


giling
Ikan 50 55.4 0.0 12.0 0.5
tongkol
Tahu 50 19.0 0.5 2.0 1.2
Sawi hijau 25 3.8 0.5 0.6 0.1
Minyak 5 43.1 0.0 0.0 5.0
kelapa
sawit
apel 100 59.0 15.3 0.2 0.4
Beras 50 180.4 39.8 3.3 0.3
ketan putih
giling
Gula Aren 20 73.8 18.8 0.1 0.0
Malam Beras putih 50 180.4 39.8 3.3 0.3
giling
Ikan kakap 50 41.9 0.0 9.1 0.3
Tahu 30 22.8 0.6 2.4 1.4
Kentang 25 23.2 5.4 0.5 0.0
Wortel 25 6.1 1.2 0.2 0.2
apel 100 59.0 15.3 0.2 0.4

5 Pagi Beras putih 50 180.4 39.8 3.3 0.3


giling
Telor 50 95.5 0.5 6.0 7.6
ceplok
Kecap 10 6.0 0.6 0.9 0.0
gambas 30 6.0 1.3 0.3 0.1
Tahu 30 22.8 0.6 2.4 1.4
Wortel 25 6.1 1.2 0.2 0.2
Telur ayam 50 77.6 0.6 6.3 5.3
Tepung 5 19.0 4.6 0.0 0.0
Maizena
pepaya 100 33.9 9.8 0.6 0.1
Tepung 20 72.2 15.9 1.3 0.1
Beras
Tepung 20 76.2 18.3 0.1 0.0
Tapioka
Pandan 15 20.7 3.9 1.7 0.3

Siang Beras putih 50 180.4 39.8 3.3 0.3


giling
Ikan 50 55.4 0.0 12.0 0.5
tongkol
Minyak 5 43.1 0.0 0.0 5.0
kelapa
sawit
Buncis 25 8.7 2.0 0.5 0.1
Mentah
Wortel 25 6.1 1.2 0.2 0.2
Pepes 40 30.4 0.8 3.2 1.9
Tahu
Semangka 100 3.2 7.2 0.6 0.4
Jus Alpukat 100 79.1 11.8 0.5 3.8

Malam Beras putih 50 180.4 39.8 3.3 0.3


giling
Daging 50 142.4 0.0 13.4 9.4
Ayam
Kecap 10 6.0 0.6 0.9 0.0
Kentang 20 18.6 4.3 0.4 0.0
Tahu 35 26.6 0.7 2.8 1.7
Wortel 10 2.6 0.5 0.1 0.0
pepaya 100 33.9 9.8 0.6 0.1

6 Pagi Beras putih 50 180.4 39.8 3.3 0.3


giling
Telur ayam 50 77.6 0.6 6.3 5.3
Sawi Hijau 30 4.5 0.6 0.7 0.1
Tahu 40 30.4 0.8 3.2 1.9
Melon 100 38.2 8.3 0.6 0.2
Kentang 50 46.5 10.8 1.0 0.1

Siang Beras putih 50 180.4 39.8 3.3 0.3


giling
Daging 50 142.4 0.0 13.4 9.4
Ayam
Telur ayam 50 77.6 0.6 6.3 5.3
Wortel 30 7.7 1.4 0.3 0.1
Tahu 40 30.4 0.8 3.2 1.9
Gula aren 15 55.4 14.1 0.1 0.0
Semangka 100 3.2 7.2 0.6 0.4
Tepung 30 108.3 23.9 2.0 0.2
Beras
Tepung 30 109.2 22.9 3.1 0.3
Terigu
Gula aren 15 55.4 14.1 0.1 0.0

Malama Beras putih 50 180.4 39.8 3.3 0.3


giling
Ikan kakap 50 41.9 0.0 9.1 0.3
Wortel 30 7.7 1.4 0.3 0.1
Toge 30 18.3 1.4 2.0 1.0
kacang
hijau
mentah
apel 100 59.0 15.3 0.3 0.4

7 Pagi Nasi putih Beras putih 50 180,4 39,8 3,3 0,3


Telur ayam 50 77,6 0,6 6,3 5,3
Minyak 5 43,1 0,0 0,0 5,0
kelapa
sawit
Sayur daun 40 3,2 0,4 0,5 0,0
kelor
Jagung 25 27,0 6,3 0,8 0,3
kuning
segar
pepaya 100 39,0 9,8 0,6 0,1
snack Singkong 35 45,8 11,2 0,4 0,1
putih
Gula aren 10 36,9 9,4 0,1 0,0
Minyak 3 25,9 0,0 0,0 3,0
kelapa
sawit
Siang Nasi putih Beras putih 50 180,4 39,8 3,3 0,3
Daging 50 142,4 0,0 13,4 9,4
ayam
Tepung 10 36,8 5,2 3,6 0,2
susu skim
Tempe 25 49,8 4,3 4,8 1,9
Tepung 10 36,4 7,6 1,0 0,1
terigu
Telur ayam 10 15,5 1,3 1,3
Minyak 3 25,9 0,0 0,0 3,0
kelapa
sawit
Labu siam 25 5,0 1,1 0,2 0,1
semangka 100 32,0 7,2 0,6 0,4
Tepung 20 72,2 15,9 1,3 0,1
beras
Tepung 15 55,2 7,7 5,4 0,3
susu skim
Gula aren 10 36,9 9,4 0,1 0,0
malam Nasi putih Beras putih 50 180,4 39,8 3,3 0,3
Ikan kakap 50 41,9 0,0 9,1 0,3
tahu 35 26,6 0,7 2,8 1,7

Minyak 2 17,2 0,0 0,0 2,0


kelapa
sawit
Sawi putih 20 3,0 0,4 0,5 0,0
mentah
Labu siam 25 5,0 1,1 0,2 0,1
mentah
apel 100 59,0 15,3 0,2 0,4
Total 1500,7 232,8 63,2 36,8

Anda mungkin juga menyukai