BAB I
PENDAHULUAN
Kandungan pektin pada kulit pisang mencapai 1,92% sampai 3,25% sehingga
sangat cocok untuk pembuatan minuman jeli [3]. Secara umum, pektin
dimanfaatkan sebagai pembentuk gel (gelling agent) pada produk pangan [4].
Pektin dapat membentuk gel dengan baik apabila memiliki kadar metoksil yang
tinggi. Kadar metoksil kulit pisang raja yaitu sebesar 2,74% [4]. Pisang raja
merupakan salah satu jenis pisang yang paling banyak diproduksi di Indonesia,
khususnya Provinsi Lampung. Hal ini karena banyak dimanfaatkan oleh
UMKM untuk membuat makanan oleh-oleh khas Lampung, yaitu keripik
pisang [5]. Sehingga diperlukan adanya pemanfaatan kulit pisang raja seperti
pembuatan minuman jeli (jelly drink).
Indonesia, jeli dapat diproduksi dari pektin, agar, karagenan, gelatin atau
senyawa hidrokoloid lainya dengan adanya penambahan gula, asam dan atau
tanpa bahan makanan lain yang diizinkan. Pembuatan minuman jeli ini dipilih
karena dapat dijadikan sebagai minuman fungsional yang berfungsi untuk
melepas dahaga dan memiliki peluang yang luas untuk dikembangkan [6].
Era pandemi sekarang ini sering terjadi perubahan pola konsumsi pangan yang
cenderung menjadi ke arah pola konsumsi instan namun sehat. Minuman
fungsional merupakan minuman yang mengandung komponen zat gizi ataupun
non zat gizi yang apabila dikonsumsi memberikan pengaruh positif terhadap
kesehatan tubuh. Contoh dari minuman fungsional yaitu dapat minuman jeli
mengandung pektin yang berfungsi sebagai dietery fiber karena dapat
melancarkan saluran pencernaan [7]. Proses pembuatan minuman fungsional
perlu diperhatikan karakteristik fisikokimia dan organoleptik agar disukai oleh
para konsumen. Penggunaan pektin dari kulit pisang raja saja tidak cukup
mampu untuk membentuk struktur gel yang sesuai sehingga perlu adanya
penambahan gelling agent seperti karagenan [2].
molekul air sehingga air tidak mudah keluar dari dalam gel sehingga kadar
sineresis menurun [10]. Selain itu sukrosa dapat digunakan sebagai sumber
energi yang dapat mengurangi rasa lapar pada tubuh setelah mengonsumsi
minuman jeli. Namun, penggunaan konsentrasi sukrosa juga perlu
dipertimbangkan. Konsentrasi sukrosa yang terlalu tinggi menyebabkan
minuman menjadi tidak baik untuk kesehatan. Berdasarkan peraturan tentang
pencantuman informasi kandungan gula, garam, dan lemak serta pesan
kesehatan untuk pangan olahan dan pangan siap saji, bahwa konsumsi gula
lebih dari 50 gram per orang per hari berisiko hipertensi, stroke, diabetes, dan
serangan jantung [11].