EDUKASI ONLINE:
BIPOLAR DAN TATALAKSANA
Oleh :
dr. Widodo Sarjana AS, MKM, Sp.KJ
dr. Titis Hadiati, Sp.KJ
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2023
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
NIDN : 0007097906
Jurusan/Prodi/Bagian : Psikiatri / Pendidikan Dokter
Email : titis.hadiati-dr@gmail.com
Waktu Kegiatan : 11 Maret 2022
Biaya : Rp. -
Sumber Biaya : -
Pelaksana 1 Pelaksana 2
Dr. dr. Alifiati Fitrikasari, Sp.KJ (K) dr. Hang Gunawan Asikin, Sp.KJ
NIP 197102222010121001 NIP 197909072014042001
2
Dr.dr.Hermina Sukmaningtyas, M.Kes, Sp.Rad(K)
NIP. 196706201998022001
I. LATAR BELAKANG
Berdasarkan data World Health Organization di tahun 2017, ada sekitar 45 juta
orang di seluruh dunia yang menderita gangguan bipolar. Gangguan ini merupakan
salah satu penyebab utama cacat dan kematian akibat bunuh diri di seluruh dunia..
Sekitar 1 dari setiap 100 orang dewasa terkena gangguan bipolar pada beberapa titik
dalam kehidupan mereka. Biasanya dimulai antara usia 15 sampai 19 tahun dan jarang
terjadi setelah usia 40 tahun. Pada laki-laki dan perempuan mempunyai kemungkinan
sama untuk terkena gangguan bipolar (RCPpsych, 2015)
Gangguan Bipolar merupakan salah satu diantara gangguan mental yang serius
dan dapat menyerang seseorang, sifatnya melumpuhkan disebut mania – depresi.
Gejala utama gangguan bipolar adalah perubahan suasana hati (mood) yang drastis.
Perubahan mood ini bisa terjadi dalam hitungan jam, hari, atau bulan. Gejalanya
secara umum meliputi: perasaan bahagia atau antusias, semangat yang menggebu-
gebu, berkurangnya minat pada suatu kegiatan atau pekerjaan, sulit tidur atau
insomnia, perasaan bersalah secara berlebihan. Berdasarkan perputaran episode
suasana hati, ada sebagian pengidap gangguan bipolar yang mengalami keadaan
normal di antara mania dan depresi. Ada juga yang mengalami perputaran cepat dari
mania ke depresi atau sebaliknya tanpa adanya periode normal (rapid cycling). Selain
itu, ada juga pengidap yang mengalami mania dan depresi secara bersamaan.
Contohnya, ketika pengidap merasa sangat berenerjik, tetapi di saat bersamaan juga
merasa sangat sedih dan putus asa. Gejala ini dinamakan dengan periode campuran
(mixed state).
Penyebab gangguan bipolar belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini
diduga terjadi akibat faktor genetik dan biologis. Selain itu, faktor lingkungan sekitar
dan gaya hidup juga dapat menyebabkan seseorang menderita bipolar. Metode
pengobatan yang dapat dilakukan berupa pemberian obat-obatan dan psikoterapi.
Pengobatan gangguan bipolar ini bertujuan untuk mengurangi frekuensi munculnya
gejala, membantu penderita kembali beraktivitas seperti biasanya, dan menurunkan
risiko mengalami gangguan kesehatan lainnya.
3
II. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
2. Tujuan Khusus :
4
IV. DESKRIPSI
5
biasanya ada riwayat early life trauma dan gangguan pada kimiawi otak dan
terapinya lebih ke arah psikoterapi
2. Ayustina_(Palu)
- apabila iya, apa gejala yang ditunjukkan pasien ADHD pada pasien bipolar
- Pada ADHD mayoritas tidak melibatkan mood, hanya sedikit saja. Namun
bisa saja ADHD menjadi konstituen dalam Bipolar, dengan ADHD biasanya
dimulai saat usia kanak kanak. Tapi tidak selalu ADHD akan menjadi Bipolar
di masa yang akan datang.
3. dr.Nova_(Semarang)
Evaluasi dosisnya apakah sudah sesuai dan optimal. Jika sudah optimal bisa kita
ganti dengan jenis obat lini selanjutnya.
Bagaimana tata laksana jika pasien dg self harm adalah gangguan Bipolar ?
6
Pertama harus dibedakan dulu apakah self harm nya murni karena bipolar atau
karena ada nya gangguan kepribadian (missal BPD). Berikan terapi sesuai
tatalaksana penyebabnya.
Kesimpulan moderator:
Gangguan Bipolar adalah gangguan psikiatri yang semakin banyak ditemui dalam
praktek sehari-hari. Walaupun teori penyebab nya belum dapat dipastikan namun
dampaknya sangat besar yang dirasakan oleh penderitanya. Gangguan bipolar dapat
tampak sebagai episode manik, depresif, maupun campuran. Pada episode depresif
resiko terbesar yang harus diperhatikan adalah resiko ide dan percobaan bunuh diri.
Oleh karena itu diperlukan penanganan yang intensif baik farmakoterapi maupun non
farmakoterapi di dalamnya. Pengobatan gangguan bipolar ini bertujuan untuk
mengurangi frekuensi munculnya gejala, membantu penderita kembali beraktivitas
seperti biasanya, dan menurunkan risiko mengalami gangguan kesehatan lainnya
V. PERSONEL KEGIATAN
VII. PENUTUP
7
LAMPIRAN
1. Surat Tugas
2. Rekomendasi Kegiatan
8
VIDEO REKAMAN ZOOM EDUKASI ONLINE
https://bit.ly/RekamanZoomEdukasiOnline11Maret2022
9
10
11