Anda di halaman 1dari 2

RSUD BITUNG PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL 1/2

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:

445.1/SPO/ /VI/2016 A

Ditetapkan Oleh :
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal terbit :
OPERASIONAL 30Juni 2016
(SPO)
dr. JEANESTE M. WATUNA, M.MKes
NIP : 196405061998032002
PENGERTIAN Pemberian nutrisi parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa cairan infus
yang di masukkan ke dalam tubuh melalui darah vena baik sentral (untuk nutrisi
perenteral total) atau vena perifer (untuk nutrisi perenteral parsial). Pemberian
nutrisi parenteral dilakukan pada pasien yang tidak dapat dipenuhi kebutuhan
nutrisinya melalui oral atau enternal.
TUJUAN Mempertahankan kebutuhan nutrisi
KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Nutrisi parenteral persial, pemberian sebagian kebutuhan nutrisi melalui


intravena. Sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien masih dapat dipenuhi
melalui enternal. Cairan yang biasanya digunakan dalam bentuk dekstrosa
atau cairan asam amino.
2. Nutrisi parenteral total, pemberian nutrisi melalui jalur intravena ketika
kebutuhan nutrisi sepenuhnya harus dipenuhi melalui cairan infus. Cairan
yang dapat digunakan adalah cairan yang mengandung karbohidrat, seperti
Triofusin E1000, cairan yang mengandung asam amino, seperti Pan Amin
G dan cairan yang mengandung lemak seperti Intralipid.
3. Lokasi pemberian nutrisi secara parenteral melalui vena sentral dapat
melalui vena antikubital pada vena basilika sefalika, vena subklavia, vena
jugularis interna dan eksterna dan vena femoralis. Nutrisi parenteral melalui
perifer dapat dilakukan pada sebagian vana di daerah tangan dan kaki.

Prosedur
1. Jelaskan prosedur pada pasien
2. Cuci tangan
3. Gunakan cara aseptik dalam perawatan kateter
4. Ganti balutan tiap 24 - 28 jam
5. Ganti set infus maksimal 2 kali 24 jam
6. Ganti posisi pemasangan infus maksimal 3 kali 24 jam (perifer)
7. Perhatikan tanda flebitis, inflamasi dan trombosis
8. Jangan gunakan untuk pengambilan sampel darah dan pemberian obat
9. Lakukan pemantauan selama pemberian nutrisi parenteral, antara lain :
a. Pemeriksaan laboratorium seperti BUN, kreatinin, gula darah, elektrolit
dan faal hepar
b. Timbang berat badan pasien
c. Periksa reduksi urin
d. Observasi jumlah cairan yang masuk dan keluar
e. Cairan jangan digantung lebih dari 24jam
f. Pemberian asam amino harus bersamaan dengan karbohidrat dengan
harapan kalori yang dibutuhkan akan dipenuhi karbohidrat
10. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
RSUD BITUNG PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL 2/2

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:

445.1/SPO/ /VI/2016 A

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai