Anda di halaman 1dari 5

Nama : MURYANI, S.

Pd
No.UKG : 201501401487

LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi

Masalah terpilih
Akar Penyebab
No yang akan Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
masalah
diselesaikan
1 Alternatif Solusi : Setelah dilakukan analisis maka dapat
Peserta Didik 1. Model/Metode 1.1Penggunaan Model Pembelajaran Project Based disimpulkan sebagai berikut :
kesulitan dalam Pembelajaran Learning (PjBL)
memahami materi kurang Inovatif 1. Pembelajaran inovatif dapat melatih siswa untuk
1.2Pengembangan LKPD yang terstruktur
Perkembangbiakan berpikir kreatif sehingga siswa mampu
1.3Pengkondisian Kelas dengan menerapkan
memunculkan ide-ide baru yang positif. Di dalam
generatif pada 2.Media Diskusi Kelompok pembelajaran ini siswa dapat mengembangkan
pembelajaran pembelajaran kreatifitasnya, sehingga bisa menemukan hal-hal baru
Tema 1, kurang tepat 2.1 Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual di era globalisasi. Hal ini tentunya mampu mengatasi
Subtema 2, (Berbasis TIK) kesulitan peserta didik dalam memahami materi
Muatan 2.2 Pemanfaatan Alat Peraga yang ada di pembelajaran di kelas, apalagi didukung dengan
Pembelajaran IPA lingkungan sekitar sekolah pemanfaatan sarana dan prasarana atau media
pembelajaran berbasis TIK dalam pembelajaran yang
dilaksanakan guru. Hal ini tentunya dapat
Kajian Literatur Terkait Model/Metode mengkonstruksi pengetahuan secara mandiri (self
Pembelajaran yang Inovatif : directed) dan dimediasi oleh teman sebaya (peer
mediated instruction) (Gardner, 1991).
1. Menurut (Gardner, 1991)Pembelajaran inovatif adalah 2. Project Based Learning adalah pendekatan
pembelajaran yang lebih bersifat student centered. Artinya, pembelajaran yang memiliki karakteristik sebagai
pembelajaran yang lebih memberikan peluang kepada siswa berikut:
untuk mengkonstruksi pengetahuan secara mandiri (self directed) a) Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah
dan dimediasi oleh teman sebaya (peer mediated instruction). kerangka kerja,
Pembelajaran inovatif mendasarkan diri pada paradigma b) Adanya permasalahan atau tantangan yang
konstruktivistik. Pembelajaran inovatif biasanya berlandaskan diajukan kepada peserta didik,
paradigma konstruktivistik membantu siswa untuk c) Peserta didik mendesain proses untuk menentukan
menginternalisasi, membentuk kembali, atau mentransformasi solusi atas permasalahan atau tantangan yang
informasi baru. diajukan,
d) Peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab
2. Menurut Grant (2002) mendefinisikan Model Pembelajaran untuk mengakses dan mengelola informasi untuk
Project Based Learning atau pembelajaran berbasis proyek memecahkan permasalahan,
merupakan model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik e) Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu,
untuk melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap f) Peserta didik secara berkala melakukan refleksi
suatu topik. Peserta didik secara konstruktif melakukan atas aktivitas yang sudah dijalankan,
pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset g) Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi
terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata, dan secara kualitatif,
relevan. h) Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap
kesalahan dan perubahan
3. Menurut Made Wena (dalam Lestari, 2015: 14) menyatakan
bahwa model Pembelajaran Project Based Learning adalah
model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada 3. Salah satu model pembelajaran yang inovatif untuk
pendidik untuk mengelola pembelajaran dikelas dengan mengatasi kesulitan belajar serta meningkatkan
melibatkan kerja proyek. Kerja proyek merupakan suatu bentuk kualitas pembelajaran adalah pembelajaran berbasis
kerja yang memuat tugas-tugas kompleks berdasarkan kepada proyek atau Project Based Learning (PBjL) yang
pertanyaan dan permasalahan yang sangat menantang dan didukung pemanfaatan media pembelajaran berbasis
menuntun peserta didik untuk merancang, memecahkan masalah, teknologi informasi dan komunikasi secara maksimal
membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta dan tepat sesuai kebutuhan.
memberikan kesempatan peserta didik untuk bekerja secara
mandiri.
4. Keunggulan penerapan Model Project Based
4. Media Pembelajaran Menurut Schramm (2007) Learning yaitu:
adalah sebuah teknologi pembawa pesan yang dapat (1) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sedangkan untuk belajar mendorong kemampuan mereka
Menurut Briggs (2007) Media pembelajaran diartikan sebagai untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka
sebuah sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi perlu dihargai;
pembelajaran seperti buku, film, video, slide, dan sebagainya. (2) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah;
(3) Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan
berhasil memecahkan problem-problem yang
Hasil Wawancara dengan Pakar : kompleks;
- Bapak I Ketut Tantra, M.Pd (Pengawas pembina SD, sekaligus (4) Meningkatkan kolaborasi:
Pembicara/ Nara Sumber K.13 Tingkat Nasional) bahwa : (5) Mendorong peserta didik untuk mengembangkan
a. Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang dan mempraktikkan keterampilan komunikasi;
langsung memecahkan masalah yang sedang (6) Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam
dihadapi oleh kelas, berdasarkan kondisi kelas. Jadi mengelola sumber;
pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang berorientasi (7) Memberikan pengalaman kepada peserta didik
pada strategi, metode atau upaya menigkatkan semua pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi
kemampuan positif dalam proses pengembangan proyek dan membuat alokasi waktu dan sumber-
potensi atau kemampuan. Inovasi pada pembelajaran sumber lain seperti perlengkapan untuk
dapat pada era sekarang ini tentunya sangat berkaitan erat menyelesaikan tugas;
dengan penggunaan sarana dan prasarana TIK yang (8) Menyediakan pengalaman belajar yang
tersedia di sekolah. Hal ini tentu dapat membangkitkan melibatkan peserta didik secara kompleks dan
minat belajar peserta didik sehingga mampu mengatasi dirancang berkembang sesuai dunia nyata;
permasalahan pembelajaran yang dialami guru di kelas (9) Melibatkan para peserta didik untuk belajar
mengambil informasi dan menunjukkan
pengetahuan yang dimiliki, kemudian
b. Media Pembelajaran adalah alat yang mampu membantu diimplementasikan dengan dunia nyata;
proses belajar mengajar serta berfungsi untuk memperjelas (10) Membuat suasana belajar menjadi
makna pesan atau informasi yang disampaikan, sehingga menyenangkan, sehingga peserta didik maupun
dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah pendidik menikmati proses pembelajaran
direncanakan. Alat yang ampuh dan sudah sangat dikenal oleh
kalangan masyarakat termasuk peserta didik misalnya
pemanfaatan sarana dan prasarana TIK dalam pembelajaran.
Handphone/Smartphone sebenarnya dapat dimanfaatkan
guru sebagai media pendukung dalam melaksanakan
pembelajaran mandiri peserta didik.

Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah :


- Ibu I Gusti Ayu Ketut Wiartini, S.Pd (Kepala UPTD SDN
Kedung Ringin, Kecamatan Pasir Sakti, Kabupaten Lampung
Timur, Provinsi Lampung) menyampaikan bahwa :
a. Pada aktivitas pembelajaran, Kepala Sekolah
cenderung mengaplikasikan pengalamannya selama
menjadi guru. Seperti apa pola pembelajaran yang
efektif dan inovatif kemudian bagaimana cara
menerjemahkan isi kurikulum ke dalam aktivitas
pembelajaran di sekolah. Kepala sekolah akan
berkutat dengan hal tersebut sebagai bentuk dari
kepemimpinan pembelajaran. Oleh karena itu,
Inovasi pembelajaran yang dibutuhkan akan selalu
didukung penuh demi terwujudnya minat belajar
peserta didik. Dalam hal ini, kepala sekolah
beorrientasi pada kualitas pembelajaran,
prestasi peserta didik, dan juga peningkatan
kualitas guru dalam mengajar merupakan
serangkaian kegiatan kepala sekolah dalam
penerapan kepemimpinan pembelajaran.
b. Terkait dengan Media Pembelajaran, beliau
menyampaikan bahwa secara garis besar, ada dua
media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan dalam
merencanakan pembelajaran yaitu media pembelajaran yang
berupa material dan berupa dukumen informasi. Media
pembelajaran berupa material adalah bahan-bahan pelajaran
yang dapat diamati secara langsung seperti tumbuhan,
hewan, masyarakat. Penggunaan media informasi bisa
mengubah sikap kearah positif saat pembelajaran
berlangsung. Penggunaan komputer dan mengaktifkan
rasa ingi tahu dan meningkatkan komunikasi efektif antara guru
dan siswa dalam pembelajaran. Kedua media
pembelajaran diatas dapat dipadukan dan bersifat saling
melengkapi.

2 Alternatif Solusi :
Pembelajaran di kelas Peserta didik 1. Pengembangan Materi dan Soal-soal Berbasis
masih belum berbasis
HOTS tidak mampu HOTS 1. Pembelajaran HOTS membantu siswa terbiasa
mengerjakan 2. Penggunaan LKPD yang tepat dan untuk berpikir secara luas sekaligus bisa mengikuti
soal-soal HOTS terstruktur perkembangan zaman. Mendorong siswa untuk lebih
kreatif. Mendorong siswa untuk berpikir kritis dan
mampu mengajukan banyak pertanyaan yang
Kajian Literatur Terkait Pembelajaran Berbasis membutuhkan jawaban kritis juga.
HOTS :
1. Menurut Rapih & Sytaryadi (2018) bahwa persoalan utama
yang sering dihadapi guru dalam pembelajaran HOTS adalah 2. HOTS memiliki beberapa kelebihan berikut
perancangan dan penilaian pembelajaran yang berorientasi
ini:
HOTS. Hal ini sangat penting karena penilaian merupakan
salah satu aspek yang sangat berpengaruh dalam proses  Mendukung siswa atau pelajar untuk
pembelajaran.
berpikir sistematis dan juga logis.
2. Menurut (Kurniasih, Nugroho & Harmianto, 2020).
 Meningkatkan dan mengasah
Keterampilan berpikir kritis atau kemampuan berpikir tingkat kemampuan siswa untuk bisa
tinggi merupakan keterampilan yang dapat mendorong menganalisis permasalahan dengan lebih
pencapaian tujuan pembelajaran dalam penerapan Kurikulum kritis.
2013  Pembelajaran HOTS membantu siswa
terbiasa untuk berpikir secara luas
3. Menurut Widodo & Kadarwati (2013) bahwa penerapan sekaligus bisa mengikuti perkembangan
Higher-Order Thinking Problem-Based Instruction dalam
pembelajaran dapat meningkatkan hal-hal positif seperti zaman.
keberanian menghadapi soal sulit, terbentuknya kerjasama antar  Mendorong siswa untuk lebih kreatif.
siswa yang baik, adanya interaksi siswa-siswa maupun siswa-  Mendorong siswa untuk berpikir kritis
guru yang lebih tinggi, aktivitas belajar yang lebih baik serta dan mampu mengajukan banyak
karakter siswa yang baik dalam hal disiplin, ketekunan, pertanyaan yang membutuhkan jawaban
tanggung jawab, teliti dan sikap terbuka. Keterbiasaan peserta
didik terhadap pembelajaran yang dikemas dengan pemberian kritis juga.
permasalahan yang melibatkan kemampuan berpikir tingkat  Siswa lebih mudah memahami konsep
tinggi (analize, evaluate, dan create) pembelajaran karena punya kemampuan
untuk menghubungkan antara konsep
Hasil Wawancara dengan Pakar : pembelajaran tersebut dengan materi
Menurut Bapak I Ketut Tantra, M.Pd pembelajaran.
High order thinking skills meliputi di dalamnya kemampuan
pemecahan masalah, kemampuan berpikir kreatif, berpikir kritis,
kemampuan berargumen, dan kemampuan mengambil keputusan.
Dan juga termasuk di dalamnya berpikir kritis, logis, reflektif,
metakognitif, dan kreatif. Dengan kata lain peserta didik akan dapat
membedakan ide atau gagasan secara jelas, berargumen dengan
baik, mampu memecahkan masalah, mampu mengkonstruksi
penjelasan, mampu berhipotesis dan memahami hal-hal kompleks
menjadi lebih jelas.
Untuk mewujudkan hal tersebut di atas, maka guru
harus menguasai pembelajaran berbasis HOTS beserta
karakteristiknya.

Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah :


Menurut Ibu I Gusti Ayu Ketut Wiartini, S.Pd
Pembelajaran berbasis Higher Order Thinking Skill adalah Cara
berpikir pada tingkat yang lebih tinggi dari pada menghafal, atau
menceritakan kembali sesuatu yang diceritakan orang lain. Dalam
penerapannya dibutuhkan kemampuan guru. Masing-masing guru
hendaknya kreatif mengembangkan soal-soal HOTS sesuai dengan
KI-KD yang memungkinkan dalam pembelajaran yang diampunya.
Wawasan guru terhadap isu-isu global, keterampilan memilih
stimulus soal, serta kemampuan memilih kompetensi yang diuji,
merupakan aspek-aspek penting yang harus diperhatikan oleh guru,
agar dapat menghasilkan butir-butir soal yang bermutu. Kekeliruan
memahami konsep HOTS oleh guru akan berdampak pada
kesalahan model pembelajaran yang makin tidak efektif dan tidak
produktif.
Kepala Sekolah dalam hal ini akan melakukan supervisi
keberlanjutan terhadap pelaksanaan pembelajaran
berbasis HOTS yang dilaksanakan guru di kelas.

Anda mungkin juga menyukai