Anda di halaman 1dari 3

INSTITUT TEKNOLOGI BISNIS DAN BAHASA

DIAN CIPTA CENDIKIA KOTABUMI


Jl. Negara No.03 Candimas Kotabumi, Lampung Utara, Kode Pos 34581, Telp.
(0724) 23003, E-mail : stimik@dcc.ac.id, Website : www.dcckotabumi.ac.id

NAMA : FASA DWI OKTARIA


NPM : 21071069
KELAS : 21-SI-01-JS
Mata Kuliah : Etika Profesi
D. Pengampu : Nurul Ariyani, S.S, M.PD

1. Teori Keagenan
Menurut Supriyono, (2018) yaitu hubungan kontraktual antara prinsipal dan agen.
Hubungan ini dilakukan untuk suatu jasa dimana prinsipal memberi wewenang
kepada agen mengenai pembuatan keputusan yang terbaik bagi prinsipal dengan
mengutamakan kepentingan dalam mengoptimalkan laba perusahaan sehingga
memanimalisir beban termasuk beban pajak dengan melakukan penghindaran
pajak.
Beberapa konsep teori keagenan :
1) Pemisahan Kepemilikan dan Kendali
Dalam banyak perusahaan, pemilik (pemegang saham) tidak secara
langsung mengelola perusahaan. Mereka mengkontrak manajemen (agen)
untuk melakukannya. Ini menciptakan pemisahan antara kepemilikan
(ownership) dan kendali (control).
2) Konflik Kepentingan
Konflik keagenan terjadi ketika agen (manajemen) memiliki kepentingan
yang berbeda dengan pemilik. Agen sering memiliki insentif untuk
mengambil tindakan yang meningkatkan keuntungan mereka sendiri,
bahkan jika itu tidak selalu sejalan dengan kepentingan pemilik.
3) Biaya Agens
Biaya-biaya yang timbul akibat konflik keagenan disebut biaya agensi. Ini
mencakup biaya pemantauan, biaya penyusunan kontrak, dan biaya yang
terkait dengan tindakan agen yang tidak sejalan dengan kepentingan
pemilik.
4) Mekanisme Pengendalian
Pemilik menggunakan mekanisme pengendalian seperti pemantauan,
komite direksi independen, pemilihan manajemen yang tepat, dan
transparansi dalam pengungkapan informasi untuk mengurangi konflik
keagenan dan biaya agensi.
2. Tanggung Jawab Perusahaan
Menurut Milton Friedman (New York, Amerika Serikat) adalah seorang ekonom
ternama yang menyatakan bahwa satu-satunya tanggung jawab perusahaan adalah
untuk meningkatkan keuntungan bagi pemegang sahamnya. perusahaan tidak
memiliki tanggung jawab sosial dan etis yang independen, dan tugas utamanya
adalah mencapai laba maksimal dalam kerangka hukum.
Adapun beberapa tanggung jawab perusahaan :
1) Tanggung Jawab Ekonomi
Perusahaan memiliki tanggung jawab untuk menghasilkan laba dan
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan bagi pemegang sahamnya. Ini
adalah tanggung jawab dasar yang melibatkan menciptakan nilai bagi
investor.
2) Tanggung Jawab Hukum
Perusahaan harus mematuhi semua hukum dan peraturan yang berlaku di
tingkat lokal, nasional, dan internasional. Ini mencakup aspek-aspek
seperti pajak, lingkungan, dan hak tenaga kerja.
3) Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan harus mempertimbangkan dampaknya pada masyarakat dan
lingkungan. Ini termasuk berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat
melalui inisiatif sosial, filantropi, dan praktik bisnis berkelanjutan.
4) Tanggung Jawab Lingkungan
Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap dampak lingkungannya. Ini
melibatkan praktik bisnis yang berkelanjutan, konservasi sumber daya
alam, dan mengurangi jejak lingkungan.

3. Bisnis Yang Beretika


Salah satu manajemen bisnis terkemuka, Peter Drucker (Vienna, Austria),
menekankan pentingnya etika dalam bisnis. Menurutnya, bisnis yang beretika
adalah bisnis yang menghormati hak-hak individu, menjalankan kegiatan bisnis
dengan integritas, dan bertanggung jawab terhadap dampaknya terhadap
masyarakat.
Hal-hal yang harus di perhatikan dalam etika bisnis :
1) Integritas dan Kepatuhan Hukum
Bisnis yang beretika mematuhi semua hukum dan peraturan yang berlaku
dalam operasinya. Mereka beroperasi dengan integritas dan tidak terlibat
dalam praktik-praktik ilegal atau menyesatkan.
2) Perlakuan yang Adil
Mereka memperlakukan semua pemangku kepentingan dengan adil dan
setara, termasuk karyawan, pelanggan, pemasok, dan mitra bisnis lainnya.
Tidak ada diskriminasi atau perlakuan tidak adil.
3) Transparansi
Bisnis yang beretika memberikan informasi yang jujur dan transparan
kepada semua pemangku kepentingan. Mereka tidak menyembunyikan
informasi yang relevan atau melakukan praktik penipuan.
4) Kepatuhan terhadap Hak Asasi Manusia
Mereka menghormati hak asasi manusia dalam semua operasi bisnisnya,
terutama dalam konteks operasi global.

4. Budaya Visi dan Misi Perusahaan


Budaya, visi, dan misi perusahaan adalah elemen-elemen yang sangat penting
dalam membentuk identitas dan arah perusahaan. Mereka membantu dalam
menggambarkan nilai-nilai inti, tujuan, dan prinsip-prinsip yang mendorong
tindakan dan keputusan di seluruh organisasi. Berikut adalah penjelasan singkat
tentang masing-masing elemen:
a) Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan adalah sekumpulan nilai-nilai, keyakinan, norma, dan
perilaku yang menjadi karakteristik utama organisasi.
b) Visi Perusahaan
Visi perusahaan adalah gambaran jangka panjang tentang tujuan utama
atau aspirasi yang ingin dicapai oleh perusahaan.
c) Misi Perusahaan
Misi perusahaan adalah pernyataan yang lebih khusus tentang tujuan,
aktivitas, dan fokus perusahaan dalam jangka pendek hingga menengah.

Anda mungkin juga menyukai