PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk Mengetahui Mengelola Perputaran Dan Retensi Karyawan.
2. Untuk Mengetahui Mengelola Keterlibatan Karyawan.
3. Untuk Mengetahui Manajemen Karier.
4. Untuk Mengetahui Manajemen Karier Siklus Hidup Karyawan.
5. Untuk Mengetahui Mengelola Pemberhentian.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
menyimpulkan bahwa manajer sumber daya manusia dapat memengaruhi
perputaran melalui praktik seperti kesempatan promosi, pelatihan dan
pengembangan, kepuasan bayaran dan imbalan, dan kebijakan yang ramah pada
keluarga. Pada dasarnya, praktik SDM dapat memberikan pengaruh besar pada
perputaran karyawan, dan oleh karenanya pada profitabilitas perusahaan.
4
Manajer harus memahami bahwa mempertahankan karyawan adalah
masalah manajemen bakat, dan bahwa strategi retensi yang terbaik dengan
demikian bersifat multi-fungsi. Berusaha merumuskan “strategi retensi” tanpa
mempertimbangkan semua praktik SDM adalah hal yang sia-sia”.
5
memperjelas mengenai ekspetasi terhadap kinerja pekerja dan apa saja
tanggung jawab pekerja.
6. Mempromosikan keseimbangan pekerjaan-kehidupan
7. Gunakan praktik sistem kerja berkinerja tinggi
Praktik SDM berkinerja mengurangi karyawan. Pemberi kerja pusat panggilan
lebih banyak memanfaatkan praktik kerja dengan keterlibatan tinggi.
Misalnya, dalam hal pemberdayaan karyawan, kelompok pemecahan masalah
dan tim mandiri mempunyai tingkat pemberhentian, dan total perputaran yang
lebih rendah secara signifikan, mereka juga yang berinvestasi lebih dalam
karyawan (misalnya, dalam hal kesempatan kerja, bayaran yang relatif tinggi,
pension, dan pekerjaan purna waktu).
8. Gunakan analitik data
Analitik bisnis untuk menyaring data karyawan dengan tujuan menghitung
kemungkinan bahwa karyawan tertentu akan pergi.
9. Penawaran balik
Pemberi kerja yang mengizinkan penawaran balik membutuhkan kebijakan
yang mementukan orang dan posisi apa yang berhak diberi penawaran balik,
peningkatan kompensasi, dan bagaimana cara menentukan penawaran tersebut.
6
2.1.6 Manajemen Bakat Retensi Karyawan
Manajemen bakat menyarankan untuk memfokuskan upaya retensi yang lebih
besar pada karyawan perusahaan yang penting.
7
Mendorong keterlibatan akan mampu menjelaskan penyebab dari menurunnya
perputaran perusahaan.
8
Pengembangan karier (career development) adalah serangkaian aktivitas
seumur hidup (seperti lokakarya) yang berkontribusi pada eksplorasi,
pembentukan, keberhasilan, dan pemenuhan karier seseorang.
Perencanaan karier (career planning) adalah proses yang disengaja hingga
seseorang menjadi sadar akan keterampilan, minat, pengetahuan, motivasi, dan
karakteristik pribadi lainnya. Tahapan untuk mencapai karier yang diinginkan,
antara lain :
1. Mendapatkan informasi mengenai kesempatan dan pilihan
2. Mengidentifikasi sasaran terkait karier
3. Menetapkan rencana tindakan untuk mencapai sasaran spesifik
9
2.3.4 Peran Karyawan dalam Manajemen Karier
Manajemen karier mempunyai peran dalam menuntun karier karyawan, tidak ada
karyawan yang akan menyerahkan tugas ini kepada orang lain.
Perencanaan karyawan berarti menyesuaikan kekuatan dan kelemahan
individu dengan kesempatan dan ancaman pekerjaan. Orang tersebut ingin
mengejar pekerjaan dan karier yang memanfaatkan minat, bakat, nilai dan
keterampilannya. Ia juga memilih pekerjaan dan karier sesuai dengan proyeksi
permintaan di masa depan untuk berbagai jenis pekerjaan. Konsekuensi dari
pilihan yang buruk ini terlalu penting diserahkan ke orang lain.
10
dan inventori perencanaan karier, dan berpartisipasi dalam sesi latian
keterampilan karier. Sebuah lokakarya tipikal mencakup latihan penilaian diri
(keterampilan, minat, nilai-nilai, dsb).
Pembinaan karier membantu karyawan membuat rencana 1-5tahun yang
memperlihatkan kemana arah yang dituju karier mereka bersama perusahaan.
11
Sebagian besar orang sangat menginginkan promosi, promosi dapat
memberikan untuk menghargai kinerja yang unggul, dan untuk mengisi posisi
terbuka dengan karyawan yang teruji dan loyal.
Dalam menetapkan kebijakan promosi, salah satu keputusannya adalah
apakah akan mendasarkan promosi pada senioritas atau kompetensi, atau
kombinasi dari keduanya. Jika perusahaan memilih kompetensi, mereka harus
mendefinisikan dan mengukur kompetensi. Sebagian besar pemberi kerja
menggunakan kinerja sebelumnya sebagai pedoman, dan berasumsi bahwa
(berdasarkan pada contoh kinerja sebelumnya) orang tersebut akan bekerja dengan
baik di pekerjaan yang baru. Sebagai contoh, untuk polisi, tinjauan promosi
tradisionalnya meliputi tes pengetahuan tertulis, pusat penilaian, senioritas, dan
nilai yang berdasarkan pada hasil penilaian kinerja terkini.
12
perusahaan bagi anggota dari kelompok rasial atau etnis yang sama (29%), dan
kurangnya penugasan dengan visibilitas tinggi (28%).
Banyak program pengembangan karier tidak konsisten dengan kebutuhan
wanita minoritas dan non-minoritas. Dengan cara yang sama, beberapa program
berasumsi bahwa jalur karier adalah kontinu; tetapi kebutuhan untuk berhenti
bekerja dalam suatu waktu demi mengurus kebutuhan keluarga acap kali memutus
jalur karier banyak orang kulit bewarna dan wanita. Pemberi kerja perlu
menghilangkan rintangan yang menghambat kemajuan karier wanita. Beberapa
langkah spesifiknya meliputi berikut ini.
1. Menghapus Rintangan Institusional
Banyak praktik (seperti pertemuan larut malam yang diwajibkan) mungkin
tampak netral secara gender, tetapi faktanya secara tidak proposional
memengaruhi wanita.
2. Memperbaiki Jaringan dan Mentoring
Untuk memperbaiki kesempatan jaringan karyawan wanita, Marriott
International menerapkan serangkaian konferensi kepemimpinan untuk
wanita. Konferensi tersebut memberikan kesempatan informal melalui acara
makan siang, misalnya untuk para wanita Marriott untuk bertemu dan
membangun hubungan bisnis.
3. Memecahkan Langit-Langit Kaca
Menghilangkan rintangan langit-langit kaca (halangan untuk promosi bagi
wanita yang mana halangan ini tidak terlihat secara eksplisit) membutuhkan
lebih dari sekedar perintah dari CEO, karena permasalahannya biasanya
bersifat sistemik.
4. Mengadopsi Jalur Karier yang Fleksibel
Tangga promosi yang tidak fleksibel (seperti anda harus bekerja 50 jam
seminggu selama 8 tahun untuk melamar menjadi rekanan) dapat
menempatkan wanita yang acap kali mempunyai tanggung jawab lebih besar
terhadap tugas mengasuh anak dalam posisi yang dirugikan. Salah satu
solusinya adalah dengan menerapkan jalur karier (termasuk jam kerja yang
lebih sedikit dan jadwal kerja sepanjang tahun yang lebih fleksibel) yang
13
memungkinkan wanita untuk secara berkala mengurangi waktu mereka untuk
bekerja, tetapi tetap berada di jalur rekanan.
14
Pemberi kerja yang ingin menarik dan mempertahankan pensiunan harus
mengambil beberapa langkah. Gagasan umumnya adalah untuk menerapkan
kebijakan yang mendorong dan mendukung pekerja berusia lanjut. Tidaklah
mengejutkan, studi memperlihatkan bahwa karyawan yang lebih
berkomitmen dan loyal kepada pemberi kerja lebih berkemungkinan untuk
tinggal lebih lama dari usia pensiun normal mereka. Hal ini membantu
menciptakan sebuah kultur yang menghormati pengalaman.
Teknik lainnya yang digunakan pemberi kerja untuk mempertahankan
pekerja berusia lanjut termasuk menawari mereka posisi paruh waktu,
mempekerjakan mereka sebagai konsultan atau pekerja temporer, menawari
mereka pengaturan kerja fleksibel, mendorong mereka untuk bekerja
melampaui usia pensiun tradisional, memberikan pelatihan untuk
meningkatkan keterampilan, dan menerapkan program pensiun bertahap.
Terkadang kebutuhan finansial yang mendesak mendorong karyawan
untuk pensiun dini. Seorang manajer sumber daya manusia mengatakan
perencanaan program pensiun dini harus turut memerhatikan logika bisnis
untuk program tersebut, tunjangan yang akan ditawarkan, tunjangan yang
diharapkan dan biayanya bagi pemberi kerja, dampak penawaran tersebut
pada moral dan produktivitas angkatan kerja, implikasi hukum, dan cara
mengomunikasikan tawaran tersebut.
15
2.5.1 Dasar Untuk Memberhentikan
Terdapat empat dasar untuk pemberhentian :
1. Kinerja yang tidak memuaskan merujuk pada kegagalan terus-menerus untuk
melakukan tugas yang diberikan atau untuk memenuhi standar pekerjaan
yang ditentukan.
2. Kelakuan buruk adalah pelanggaran yang disengaja terhadap peraturan
pemberi kerja dan dapat meliputi pencurian dan perilaku kasar.
3. Kurangnya kualifikasi untuk pekerjaan adalah ketidakmampuan karyawan
untuk melakukan pekerjaan yang diberikan, meskipun ia rajin. Tetapi, masih
masuk akal untuk berusaha menyelamatkannya mungkin dengan menugaskan
karyawan tersebut ke pekerjaan lainnya.
4. Persyaratan yang berubah dari pekerjaan adalah ketidakmampuan karyawan
untuk melakukan pekerjaan tersebut setelah sifat pekerjaannya berubah
(dihapuskan). Karyawan tersebut mungkin rajin sehingga masuk akal untul
melatihnya kembali atau mentransfer orang ini, jika dimungkinkan.
Pembangkangan (insubordination), sebentuk kelakuan buruk, terkadang
menjadi dasar pemberhentian. Kedua kategori dasar pembangkangan adalah
ketidaksediaan untuk menjalankan perintah manajer, dan perilaku tidak hormat
terhadap manajer. Contoh-contoh pembangkangan meliputi:
1. Pengabdian langsung terhadap otoritas atasan.
2. Ketidakpatuhan langsung, atau penolakan untuk mematuhi perintah atasan
khususnya di depan orang lain.
3. Penentangan secara sengaja terhadap kebijakan, aturan, regulasi, dan
prosedur perusahaan yang dinyatakan secara jelas.
4. Kritik terhadap atasan di muka umum.
5. Pengabaian secara mencolok terhadap instruksi yang pantas.
6. Ditampilkannya rasa tidak hormat yang merendahkan.
7. Pengabdian terhadap rantai komando.
8. Partisipasi dalam upaya untuk melemahkan dan menggulingkan atasan dari
kekuasaan.
16
Penjagaan keadilan, pemberhentian tidak pernah mudah. Akan tetapi,
manajer dapat mengambil langkah-langkah untuk membuatnya adil.
1. Izinkan karyawan untuk menjelaskan mengapa ia melakukan apa yang ia
lakukan. Misalnya, bahwa karyawan tersebut “tidak mematuhi” perintah
karena ia tidak memahaminya.
2. Adakan prosedur multi langkah formal (termasuk peringatan) dan proses
banding.
3. Orang yang benar-benar melakukan pemberhentian adalah penting.
Karyawan, dalam sebuah studi, yang manajernya memberitahukan kepada
mereka mengenai pemberhentian yang akan terjadi memandang
pemberhentian tersebut lebih adil daripada mereka yang diberitahu oleh,
katakanlah manajer sumber daya manusia.
4. Karyawan yang diberhentikan yang merasa bahwa mereka telah diperlakukan
secara tidak adil secara finansial lebih berkemungkinan untuk menuntut.
Banyak pemberi kerja menggunakan pembayaran pesangon untuk
menumpulkan sengatan pemberhentian.
17
b. Tinjaulah buku manual karyawan anda dan hapuskan persyaratan yang
dapat melemahkan pertahanan anda dalam kasus pemberhentian tidak sah.
c. Milikilah aturan tertulis yang menyebutkan pelanggaran yang dapat
membutuhkan tindakan pendisiplinan dan pemberhentian.
d. Jika sebuah aturan dilanggar, dapatkan cerita dari pihak pekerja tersebut di
depan saksi, lebih baik ditandatangani.
e. Pastikan bahwa karyawan mendapatkan penilaian tertulis setidaknya
setahun sekali.
f. Simpanlah dengan hati-hati semua catatan rahasia dari semua tindakan
seperti penilaian karyawan, peringatan atau pemberitahuan, dan
sebagainya.
g. Ajukan pertanyaan.
Tindakan keamanan. Akal sehat kita menyarankan kita untuk
menggunakan daftar cek guna memastikan bahwa karyawan yang diberhentikan
mengembalikan semua kunci dan properti perusahaan, dan (acap kali)
menemaninya keluar dari gedung. Pemberi kerja harus mematikan kata sandi
terkait internet dan akun mantan karyawan, menutup lubang yang dapat
memungkinkan mantan karyawan untuk mendapatkan akses daring ilegal, dan
mempunyai aturan mengenai pengembalian laptop dan telepon genggam
perusahaan.
18
2. Melakukan pemberhentian tersebut dengan cara yang tidak menambah
penderitaan emosional karyawan tersebut (seperti meminta karyawan tersebut
membereskan barang-barangnya dan meninggalkan kantor di muka umum).
3. Jangan bertindak dengan kemarahan, karena dengan begitu akan melemahkan
tampilan objektivitas.
4. Gunakan departemen SDM untuk mendapatkan nasihat mengenai cara
menangani situasi pemberhentian yang sulit.
19
4. Dengarkan. Teruskan wawancara hingga orang tersebut tampak berbicara
dengan bebas dan cukup tenang.
5. Tinjauan paket pesangon. Deskripsikan pembayaran pesangon, tunjangan,
akses kepada orang pendukung kantor, dan cara referensi akan ditangani.
Namun, dalam keadaan apapun jangan membuat janji untuk memberikan
tunjangan di luar yang telah berada dalam paket dukungan.
6. Identifikasi langkah berikutnya. Karyawan yang diberhentikn mungkin
merasa bingung dan tidak yakin apa yang harus dilakukan berikutnya.
Jelaskan ke mana karyawan tersebut harus pergi, pada saat meninggalkan
wawancara tersebut.
Outplacement Counseling. Dengan outplacement counseling pemberi kerja
mengatur agar perusahaan luar memberikan perencanaan karier dan keterampilan
pencarian pekerjaan bagi karyawan yang diberhentikan. Outplacement counseling
merupakan bagian dari dukungan atau paket pesangon karyawan yang
diberhentikan.
Wanwancara Keluar. Banyak pemberi kerja melakukan wawancara keluar
(exit interview) dengan karyawan yang meninggalkan perusahaan. Ini adalah
wawancara, yang biasanya dilakukan oleh profesional sumber daya manusia tepat
sebelum karyawan pergi, yang dilakukan untuk mendapatkan informasi untuk
memberi wawasan kepada pemberi kerja mengenai perusahaan mereka.
Asumsinya adalah bahwa karena karyawan tersebut akan pergi ia akan jujur,
tetapi hal ini masih diperdebatkan.
Proses Keluar. Wawancara keluar hanyalah sebagai dari proses keluar
yang rasional. Pemberi kerja harus mengikuti sebuah daftar cek. Sebagai contoh;
bahwa karyawan telah mengembalikan semua kunci dan perlengkapan
perusahaan, bahwa semua komputer dan akses kata sandi basis data dihentikan.
20
Karyawan, dapat meninggalkan perusahaan untuk pekerjaan yang lebih baik,
untuk pensiun, atau untuk alasan-alasan lainnya. Undang-Undang Notifikasi
Penyesuaian dan Pelatihan Kembali Pekerja (hukum penutupan pabrik)
mengharuskan pemberi kerja dengan 100 karyawan atau lebih untuk memberikan
pemberitahuan 60 hari sebelum menutup sebuah fasilitas atau memulai
pemberhentian sementara terhadap 50 orang atau lebih.
Pemberhentian Sementara (layoff), yang mana pemberi kerja merumahkan
pekerja untuk suatu waktu karena kurangnya pekerjaan, biasanya bukan
merupakan pemberhentian permanen (meskipun mungkin ternyata demikian).
1. Proses Pemberhentian Sementara
Manajemen senior pertama-tama bertemu untuk mengambil keputusan
strategis mengenai ukuran dan waktu dari pemberhentian sementara. Mereka
juga memperdebatkan kepentingan relatif dari keterampilan yang dibutuhkan
perusahaan untuk maju ke depan. Penyelia kemudian menilai bawahan
mereka, menilai karyawan non-sertifikat mereka menjadi A, B, atau C, dan
memberitahukan bahwa mereka yang bernilai C adalah yang paling
berkemungkinan untuk diberhentikan.
2. Pengaruh Pemberhentian Sementara
Tidaklah mengejutkan bahwa pemberhentian sementara acap kali
memberikan “akibat kesehatan psikologis dan fisik yang mengganggu” untuk
mereka yang kehilangan pekerjaan mereka serta untuk mereka yang bertahan.
Banyak pemberi kerja berusaha untuk meminimalkan pemberhentian
sementara dan pemberhentian selama masa-masa penurunan. Mengurangi
kerja setiap orang dan memandatkan cuti menjadi dua pilihannya. Yang
lainnya dapat mengurangi pemberhentian sementara dengan menawarkan
bonus finansial untuk produktivitas yang lebih tinggi.
21
memangkas biaya dan meningkatkan produktivitas. Perampingan membutuhkan
pertimbangan yang hati-hati mengenai beberapa hal.
1. Memastikan bahwa orang yang tepat dikeluarkan; ini mengharuskan kita
untuk memiliki sistem penilaian yang efektif.
2. Pemenuhan semua hukum yang berlaku, termasuk WARN.
3. Mengeksekusi pemberhentian dengan cara yang adil dan merata.
4. Keamanan, misalnya; meminta kembali kunci-kunci dan memastikan bahwa
mereka yang keluar tidak membawa barang yang terlarang bersama mereka.
5. Mengurangi ketidakpastian karyawan yang tinggal dan menangani
kekhawatiran mereka.
Dengan memberikan pemberitahuan sebelumnya mengenai pemberhentian
sementara tersebut dapat membantu mengurangi pengaruh negatifnya. Pilihannya
disini adalah: menerapkan pembekuan atau pemangkasan bayaran,
memberlakukan pembekuan perekrutan sebelum mengurangi angkatan kerja,
memberikan komunikasi spontan mengenai kebutuhan akan perampingan,
memberi karyawan kesempatan untuk mengekspresikan opini mereka mengenai
perampingan, dan bersikap adil dan bersimpati dalam memberlakukan
perampingan tersebut.
22
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan makalah yang telah ditulis di atas dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Mengelola perputaran sukarela mengharuskan kita untuk mengidentifikasi
penyebabnya dan kemudian menanganinya. Pendekatan komprehensif untuk
mempertahankan karyawan haruslah dari berbagai segi dan meliputi seleksi
yang lebih baik, program pelatihan dan pengembangan karier yang dipikirkan
dengan baik, memberikan bantuan kepada karyawan untuk menjabarkan
rencana karier kedepan, dan memberikan semua hal positif dalam kultur
perusahaan yang suportif.
2. Keterlibatan karyawan adalah penting. Banyak hasil-hasil karyawan termasuk
perputaran dan kinerja mencerminkan sejauh mana karyawan terlibat.
3. Karyawan akhirnya perlu memikul tanggung jawab untuk kariernya sendiri,
tetapi pemberi kerja dan manajer juga harus memahami metode manajemen
karier.
4. Mengelola pemberhentian adalah bagian penting dari pekerjaan semua
penyelia. Kehati-hatian harus digunakan untuk menghindari tuntutan
pengeluaran yang tidak sah.
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan
sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan
Pada dasarnya pengembangan karier dapat bermanfaat bagi organsasi
maupun karyawan. Contohnya, menurunkan tingkat perputaran karyawan
sehingga karyawan dapat meningkatkan loyalitas pada perusahaan dimana mereka
bekerja. Jadi, perencanaan karier karyawan yang baik membutuhkan sistem yang
baik pula.
23
DAFTAR PUSTAKA
24