Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI PENGEMBANGAN ILMU


Dosen pengampu: Abdul Aziz, S. Pd., MM.

Disusun
Nazwa Syarifah Rahmani (Hukum Ekonomi Syariah)

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


INSTITUT AGAMA ISLAM BOGOR
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya diperuntukkan kepada Allah Subhanahu wata’ala
telah menjadikan Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai teladan
dan panutan bagi seluruh umat manusia di dunia dan di akhirat. Dan karena berkat izin
Allah tentunya kami dapat menyusun dan menyajikan makalah tentang “Pancasila
Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu”. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai wujud dari pertanggungjawaban kami atas tugas mata kuliah Pancasila sebagai
syarat untuk memenuhi aspek penilaian.

Kami sadar bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan dan kelemahan, untuk itu, kritik, saran dan koreksi dari para pembaca sangat
kami harapkan dan semoga kami terima dengan senang hati untuk perbaikan dalam
penulisan laporan karya tulis lainnya di masa yang akan datang.

Harapan kami, semoga apa yang tersaji dalam makalah ini mampu menghadirkan
nuansa yang membuat para pembaca senang dalam membacanya. Semoga Allah selalu
menjaga kita semua dari segala mara bahaya. Aamiin Ya Robbal ‘Alamiin.

Bekasi, 21 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I ............................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2
BAB II .............................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
2.1 Konsep Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu .................. 3
2.2 Alasan DIperlukannnya Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan
Ilmu ……………………………………………………………………………….. 4
2.3 Menggali sumber sejarah, sosial dan politik terkait Pancasila sebagai
nilai Dasar pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia ............................... 5
A. Sumber Sejarah (Historis) Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu 5
B. Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan. .................. 7
C. Sumber Politis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan. ......................... 8
2.4 Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Dasar Nilai
Pengembangan Ilmu untuk Masa Depan .............................................................. 9
A. Esensi Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu ............................... 9
A. Urgensi Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu .......................... 11
BAB III .......................................................................................................................... 12
PENUTUP.................................................................................................................. 12
3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 12
3.2 Saran............................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila diambil dari budaya bangsa Indonesia sendiri, makanya Pancasila
mempunyai fungsi dan peranan yang sangat luas dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Fungsi dan peran terus berkembang sesuai kebutuhan
zaman. Itulah sebabnya Pancasila mempunyai banyak sebutan sebagai sebuah nama.
Sebutkan fungsi dan perannya, Pancasila sebagaimana tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia harus
dilaksanakan secara konsekuen dalam kehidupan bernegara. Tujuan nasional yang
tercantum dalam pembukaan UUD 1945 dicapai melalui penyelenggaraan
pemerintahan negara yang berdaulat dan berdemokrasi dengan mengutamakan
persatuan bangsa, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Penyelenggaraan negara
dijamin melalui pembangunan negara dalam segala aspek kehidupan nasional, oleh
penyelenggara negara, serta seluruh rakyat Indonesia di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Pembangunan nasional merupakan upaya peningkatan kualitas manusia dan
masyarakat Indonesia yang dilakukan secara konsisten, berdasarkan kapasitas
nasional, dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan
perhatian terhadap tantangan pembangunan global. Dalam pelaksanaannya mengacu
pada kepribadian bangsa dan nilai-nilai luhur universal untuk mewujudkan bangsa
yang berdaulat, mandiri, adil, makmur, maju, serta mempunyai kekuatan moral etika,
dan kebajikan yang kuat.
Pancasila sebagai ideologi negara merupakan kristalisasi nilai-nilai budaya
dan agama bangsa Indonesia. Pancasila adalah ideologi bangsa Indonesia yang
meliputi segala kegiatan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, serta
kegiatan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, membangun Pancasila sebagai landasan
pengembangan ilmu pengetahuan untuk kegiatan ilmiah di Indonesia sangat
diperlukan. Memang, perkembangan ilmu pengetahuan yang tidak bergantung pada
nilai-nilai ideologi nasional justru bisa mengarah pada sekularisme, seperti yang

1
terjadi pada masa Renaisans Eropa. Masyarakat Indonesia mempunyai akar budaya
dan agama yang kuat dan telah berkembang dalam kehidupan masyarakat sejak lama
hingga saat ini.
Perkembangan ilmu pengetahuan tidak terikat pada ideologi nasional, artinya
membiarkan ilmu pengetahuan berkembang tanpa arah dan arah yang jelas. (Dikti,
2016; 196-197)

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana konsep Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu?


b. Mengapa Pancasila perlu menjadi dasar nilai pengembangan ilmu?
c. Apa sumber historis, sosiologis, dan politis tentang Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu?
d. Apa esensi dan urgensi Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui Bagaimana konsep Pancasila sebagai dasar nilai


pengembangan ilmu?
b. Untuk mengetahui alasan Mengapa Pancasila perlu menjadi dasar nilai
pengembangan ilmu?
c. Untuk mengetahui bagaimana sumber historis, sosiologis, dan politis tentang
Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu?
e. Untuk mengetahui Apa esensi dan urgensi Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu

Mendefinisikan Pancasila sebagai nilai fundamental perkembangan ilmu


pengetahuan dapat merujuk pada beberapa penafsiran.

1. Bahwa segala ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di


Indonesia tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Pemahaman bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi tidak
bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mengandung
anggapan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri berkembang secara
mandiri dan kemudian menyesuaikan diri dengan nilai-nilai Pancasila.
2. Bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di Indonesia
harus mencantumkan nilai-nilai Pancasila sebagai unsur hakiki dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri. Pemahaman
tersebut berpandangan bahwa sejak awal perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi harus dikaitkan dengan nilai-nilai Pancasila. Namun nilai-nilai
Pancasila, partisipasi dilakukan dalam posisi push and pull, artinya para ilmuwan
dapat mempertimbangkan apa yang mereka anggap layak untuk diikutsertakan.
3. Bahwa nilai-nilai Pancasila menjadi pedoman normatif bagi perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Pemahaman ini mengasumsikan bahwa ada
aturan main yang harus disepakati oleh para ilmuwan sebelum ilmu pengetahuan
dapat dikembangkan. Namun, tidak ada jaminan bahwa aturan main akan terus
dipatuhi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena
dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka aturan
mainnya perlu terus diawasi dan dibina agar tidak terjadi kesenjangan antara
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan aturan mainnya.
4. Bahwa segala perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus bersumber
dari budaya dan ideologi bangsa Indonesia sendiri sebagai suatu proses
integrasi ilmu pengetahuan. Pemahaman ini berasumsi bahwa Pancasila tidak
hanya menjadi nilai fundamental bagi perkembangan ilmu pengetahuan tetapi

3
juga menjadi model ilmu pengetahuan yang berkembang di Indonesia. Untuk itu
perlu adanya penjelasan dan diskusi yang lebih mendalam di kalangan
intelektual Indonesia tentang sejauh mana nilai-nilai Pancasila masih
diperhitungkan dalam pengambilan keputusan ilmiah.

2.2 Alasan DIperlukannnya Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu

Tidak ada satu negara pun di dunia ini yang kebal terhadap pengaruh
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, walaupun tentu saja ada beberapa
negara yang kebal terhadap pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, itu hanya berbeda. Walaupun masih terdapat segelintir masyarakat di
pelosok Indonesia yang masih hidup dengan pola hidup primitif dan tidak
terpengaruh oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, namun hal ini masih
sangat terbatas dan hanya tinggal menunggu waktu saja.
Artinya, ancaman yang ditimbulkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tidak tergantung pada nilai-nilai Spiritualitas, kemanusiaan, nasionalisme,
pertimbangan dan keadilan merupakan gejala yang merasuki setiap aspek kehidupan
masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, beberapa alasan mengapa Pancasila
diperlukan sebagai landasan nilai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam kehidupan bangsa Indonesia adalah sebagai berikut,
1. Kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh ilmu pengetahuan dan
teknologi, baik yang berkedok untuk mendorong pembangunan di daerah
tertinggal maupun dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, patut
mendapat perhatian khusus. Penambangan batu bara, minyak bumi, bijih besi,
emas dan pertambangan lainnya di Kalimantan, Sumatera, Papua dan tempat
lain yang menggunakan teknologi maju semakin meningkatkan kerusakan
lingkungan. Jika hal ini terus berlanjut, maka generasi mendatang akan
menghadapi risiko hidup yang rentan terhadap bencana alam, karena kerusakan
lingkungan dapat menimbulkan bencana seperti tanah longsor, banjir,
pencemaran limbah, dan lain-lain.
2. Mengembangkan sila-sila Pancasila sebagai landasan nilai perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dapat menjadi cara untuk memantau dan
mengendalikan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, mempengaruhi

4
cara berpikir dan bertindak secara pragmatis (sifat pemikiran yang menilai
sesuatu berdasarkan kegunaan dan hasil akhir). Artinya pemanfaatan benda-
benda teknologi dalam kehidupan masyarakat Indonesia saat ini telah
menggantikan peran nilai-nilai luhur yang diyakini mampu membentuk
kepribadian manusia Indonesia yang bercirikan sosial, kemasyarakatan,
humaniora, dan agama. Lebih jauh lagi, sifat tersebut kini mulai terkikis dan
tergantikan oleh sifat individualistis, impersonal, pragmatis, bahkan sekuler.
3. Nilai-nilai intelektual lokal yang menjadi simbol kehidupan di berbagai daerah
mulai tergeser oleh gaya hidup global, seperti: Budaya gotong royong
tergantikan oleh individualis yang tidak membayar pajak dan hanya menjadi
parasit bebas di negeri ini, sikap rendah hati digantikan oleh gaya hidup
mewah, konsumerisme; Solidaritas sosial digantikan oleh semangat
individualisme; musyawarah untuk mufakat digantikan dengan pemungutan
suara, dan seterusnya.

2.3 Menggali sumber sejarah, sosial dan politik terkait Pancasila sebagai nilai
Dasar pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia

A. Sumber Sejarah (Historis) Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu


Asal muasal sejarah Pancasila yang mendasari nilai perkembangan ilmu
pengetahuan di Indonesia pada awalnya dapat ditemukan dalam dokumen resmi,
khususnya pembukaan UUD 1945 Alinea keempat yang berbunyi sebagai
berikut:
”Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang
Maha Esa, … dan seterusnya”.

5
Yang dimaksud dengan “mencerdaskan kehidupan bangsa” adalah
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan. Amanat
pembukaan UUD 1945 untuk mewujudkan kehidupan berbangsa lebih
berkeadaban harus berlandaskan pada nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, dst,
yaitu Pancasila. Proses pembinaan kehidupan berbangsa yang tidak terikat
dengan nilai-nilai spiritual, kemanusiaan, persatuan bangsa, ketetapan dan
keadilan melanggar isi pembukaan UUD 1945 yang merupakan dokumen
sejarah bangsa Etnis Indonesia.
Pancasila sebagai landasan pengembangan ilmu pengetahuan belum
banyak dibicarakan pada awal kemerdekaan bangsa Indonesia. Hal ini dapat
dimengerti karena para pendiri negara sekaligus ulama atau cendekiawan cerdas
bangsa Indonesia pada masa itu, mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk
membangun bangsa dan negara. Kaum intelektual yang merangkap sebagai
pejuang nasional sibuk melakukan reformasi dan pengorganisasian negara yang
baru saja terbebas dari kolonialisme. Kolonisasi tidak hanya menguras sumber
daya alam Indonesia tetapi juga menyebabkan sebagian besar penduduk
Indonesia berada dalam kemiskinan dan kebodohan.
Soekarno dalam rangkaian kuliah umum tentang Pancasila, dasar filsafat
negara pada tanggal 26 Juni 1958 sampai dengan 1 Februari 1959, dikutip oleh
Sofian Effendi, Rektor UGM pada saat simposium dan konferensi Pancasila
sebagai model ilmu pengetahuan dan pembangunan nasional, 14 – 15 Agustus
2006 selalu menyebutkan perlunya seluruh sila Pancasila dijadikan teladan
dalam segala pemikiran dan tindakan bangsa Indonesia, karena jika tidak maka
akan terjadi kemunduran dalam mencapai keadilan sosial bagi semua rakyat
Indonesia (Effendi, 2006:xiii).
Pancasila sebagai blueprint (rencana) dalam pernyataan Bung Karno
kurang lebih mempunyai arti yang sama dengan Pancasila ditinjau dari nilai
fundamental perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, karena prinsip-
prinsip Pancasila sebagai cetak biru harus tercakup dalam seluruh pemikiran dan
tindakan bangsa Indonesia

6
B. Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan.
Akar sosiologis Pancasila sebagai landasan nilai perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dapat ditemukan pada sikap masyarakat yang sangat
menekankan aspek-aspek tersebut, yakni ketuhanan dan kemanusiaan. sehingga
ketika ilmu pengetahuan dan teknologi tidak sesuai dengan nilai-nilai ketuhanan
dan kemanusiaan, sering terjadi penolakan. Misalnya saja penolakan masyarakat
terhadap rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di
Semenanjung Muria beberapa tahun lalu. Penentangan masyarakat terhadap
PLTN Semenanjung Muria memang beralasan kerena ada kekhawatiran
mengenai kemungkinan kebocoran yang sudah terjadi pada pembangkit listrik
tenaga nuklir Chernobyl di Rusia beberapa tahun lalu. Trauma nuklir berkaitan
dengan keselamatan reaktor nuklir dan produksi limbah radioaktif yang
termasuk dalam kategori limbah beracun. Kedua permasalahan ini
menimbulkan dampak sosial terkait dengan pembangunan PLTN, tidak hanya
dampak klasik seperti terciptanya lapangan kerja, peluang usaha, dan munculnya
permasalahan kenyamanan karena kemacetan lalu lintas, kebisingan, getaran,
debu namun juga dampak spesifik. Seperti perasaan cemas, khawatir, dan takut,
yang besarnya tidak mudah diukur. Dalam istilah dampak sosial, hal ini disebut
dampak kognitif.1
Hal ini membuktikan bahwa masyarakat sangat peka terhadap
permasalahan spiritual dan kemanusiaan yang melatarbelakangi pembangunan
PLTN. Permasalahan ketuhanan dikaitkan dengan tersingkirnya harkat dan
martabat manusia sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa dalam perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Artinya pembangunan sarana teknologi
biasanya tidak melibatkan masyarakat sekitar, padahal bila timbul dampak
negatif berupa rusaknya sarana teknologi maka masyarakatlah yang terkena
dampak langsung. Masyarakat menyadari perannya sebagai makhluk dengan
pertimbangan rasional dan moral, sehingga kepekaan hati nurani menjadi sarana
untuk memerangi kemungkinan-kemungkinan buruk yang muncul di balik
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Masyarakat sangat sensitif
terhadap isu-isu kemanusiaan yang mendasari pertumbuhan dan perkembangan

1
(Sumber: Suara Merdeka, 8 Desember 2006).

7
ilmu pengetahuan dan teknologi, karena dampak negatif dari perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti limbah industri yang menyebabkan
kerusakan lingkungan, langsung mengganggu kenyamanan hidup masyarakat.

C. Sumber Politis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan.


Asal usul politik Pancasila sebagai landasan nilai pengembangan ilmu
pengetahuan di Indonesia dapat dikaitkan dengan berbagai kebijakan yang
diterapkan oleh badan pengatur negara. Dokumen-dokumen zaman Orde Lama
yang menganggap Pancasila sebagai dasar perkembangan atau arah ilmu
pengetahuan antara lain dapat dilihat pada pidato Soekarno saat menerima gelar
Doktor Honoris Causa di UGM pada tanggal 19 September 1951 yang
menyatakan sebagai berikut::
“Bagi saya, ilmu pengetahuan hanyalah berharga penuh jika ia
dipergunakan untuk mengabdi kepada praktik hidup manusia, atau praktiknya
bangsa, atau praktiknya hidup dunia kemanusiaan. Memang sejak muda, saya
ingin mengabdi kepada praktik hidup manusia, bangsa, dan dunia kemanusiaan
itu. Itulah sebabnya saya selalu mencoba menghubungkan ilmu dengan amal,
menghubungkan pengetahuan dengan perbuatan sehingga pengetahuan ialah
untuk perbuatan, dan perbuatan dipimpin oleh pengetahuan. Ilmu dan amal
harus wahyu-mewahyui satu sama lain. Buatlah ilmu berdwitunggal dengan
amal. Malahan, angkatlah derajat kemahasiswaanmu itu kepada derajat
mahasiswa patriot yang sekarang mencari ilmu, untuk kemudian beramal terus
menerus di wajah ibu pertiwi” 2
Dengan demikian, Pancasila sebagai landasan nilai pengembangan ilmu
pengetahuan pada masa Orde Lama tidak diberikan secara eksplisit. melainkan
oleh Soekarno dikaitkan langsung dengan dimensi kemanusiaan dan hubungan
antara sains dan amal. Lebih lanjut pidato Bung Karno di Akademi
Pembangunan Nasional Yogyakarta pada tanggal 18 Maret 1962 berbunyi
sebagai berikut:

2
(Ketut, 2011).

8
“Ilmu pengetahuan itu adalah malahan suatu syarat mutlak pula, tetapi
kataku tadi, lebih daripada itu, dus lebih mutlak daripada itu adalah suatu hal
lain, satu dasar. Dan yang dimaksud dengan perkataan dasar, yaitu karakter.
Karakter adalah lebih penting daripada ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan
tetap adalah suatu syarat mutlak. Tanpa karakter yang gilang gemilang, orang
tidak dapat membantu kepada pembangunan nasional, oleh karena itu
pembangunan nasional itu sebenranya adalah suatu hal yang berlangit sangat
tinggi, dan berakar amat dalam sekali. Berakar amat dalam sekali, oleh karena
akarnya itu harus sampai kepada inti-inti daripada segenap cita-cita dan
perasaan-perasaan dan gandrungan-gandrungan rakyat”3
Pidato Soekarno di atas juga bukan menghubungkan dengan Pancasila
melainkan dengan budi pekerti, yakni keyakinan yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila.
Habibie dalam pidatonya tanggal 1 Juni 2011 menegaskan bahwa konstruksi
Pancasila sebagai nilai fundamental dalam berbagai kebijakan administrasi
publik merupakan upaya mewujudkan Pancasila dalam kehidupan.4
Berdasarkan pemaparan isi pernyataan para pengelola negara tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa sumber politik Pancasila sebagai landasan nilai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bersifat apologis karena hanya
memberikan mendorong para intelektual untuk lebih menjelaskan nilai-nilai
Pancasila.

2.4 Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Dasar Nilai


Pengembangan Ilmu untuk Masa Depan

A. Esensi Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu


Hakikat Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek dikemukakan Prof.
Wahyudi Sediawan dalam Simposium dan sarasehan Pancasila sebagai
Paradigma Ilmu Pengetahuan dan Pembangunan Bangsa, sebagai berikut:

3 (Soekarno, 1962).
4
(Habibie, 2011:6).

9
➢ Sila Pertama, Keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa membawa
kesadaran bahwa manusia yang hidup di dunia ini ibarat sedang menjalani
ujian dan hasil ujian itu akan menentukan kehidupan kekalnya di akhirat.
Salah satu tantangannya adalah manusia diperintahkan untuk beramal
shaleh, bukan merusak bumi. Pedoman sikap terhadap etika ilmiah dan
teknik, seperti: menjamin keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan
masyarakat; berperilaku terhormat, bertanggung jawab, beretika, dan
mengikuti aturan untuk meningkatkan kehormatan, reputasi, dan
kepentingan Profesionalisme, dll., adalah wujud dari tindakan bermanfaat
ini. Ilmuwan yang mengamalkan kemampuan teknisnya dengan sikap
seperti ini bersyukur atas karunia Tuhan.5
➢ Sila Kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab memberikan arahan, baik
bersifat universal maupun khas terhadap ilmuwan dan ahli teknik di
Indonesia. Asas kemanusiaan atau humanisme menghendaki agar perlakuan
terhadap manusia harus sesuai dengan kodratnya sebagai manusia, yaitu
memiliki keinginan, seperti kecukupan materi, bersosialisasi, eksistensinya
dihargai, mengeluarkan pendapat, berperan nyata dalam lingkungannya,
bekerja sesuai kemampuannya yang tertinggi.6 Hakikat kodrat manusia
yang bersifat mono-pluralis, sebagaimana dikemukakan Notonagoro, yaitu
terdiri atas jiwa dan raga (susunan kodrat), makhluk individu dan sosial
(sifat kodrat), dan makhluk Tuhan dan otonom (kedudukan kodrat)
memerlukan keseimbangan agar dapat menyempurnakan kualitas
kemanusiaannya.
➢ Sila Ketiga, Persatuan Indonesia merupakan landasan yang penting untuk
itu keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh
karena itu, para ilmuwan dan insinyur Indonesia harus menghormati prinsip
solidaritas Indonesia dalam menjalankan tugas profesionalnya. Kerja sama
yang sinergis antar individu yang mempunyai kekuatan dan kelemahan yang
sesuai akan menciptakan produktivitas yang lebih besar dibandingkan
penjumlahan produktivitas individu.7 Suatu pekerjaan atau tugas yang

5 (Wahyudi, 2006: 61--62).


6 (Wahyudi, 2006: 65).
7 (Wahyudi, 2006:66).

10
dilakukan dengan rasa nasionalisme yang tinggi dapat menghasilkan
produktivitas yang lebih optimal.
➢ Sila Keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan memberi arah pada harapan rakyat,
yang berarti terbentuknya Negara Republik Indonesia adalah oleh dan
untuk seluruh rakyat Indonesia. Semua warga negara mempunyai hak
dan kewajiban yang sama terhadap Negara. Mirip dengan Para ilmuwan
dan insinyur dituntut untuk berkontribusi sebesar-besarnya bagi
pembangunan negara. Prinsip keempat ini juga memberikan panduan
dalam mengelola keputusan, baik di tingkat nasional, regional, dan yang
lebih terbatas.8 Pengambilan keputusan berdasarkan semangat
musyawarah akan membuahkan hasil. Hal ini lebih baik karena dapat
melibatkan partisipasi sukarela semua pihak.
➢ Sila Kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia memberikan
pedoman untuk selalu berupaya menghindari kesenjangan kesejahteraan
antar masyarakat Orang Indonesia. Para ilmuwan dan pakar teknis yang
menjalankan industri harus selalu mengembangkan sistem yang membantu
bisnis bergerak maju, sekaligus menjamin kesejahteraan karyawan.9 Sampai
sekarang, Manajemen industri bias terhadap pertumbuhan ekonomi, dalam
hal keuntungan usaha, sehingga cenderung mengabaikan kesejahteraan
pekerja dan kelestarian lingkungan. Ketimpangan ini disebabkan cara kerja
yang hanya menguntungkan perkembangan perusahaan. Pada akhirnya, tren
ini dapat menimbulkan protes yang merugikan perusahaan itu sendiri.

A. Urgensi Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu


Pentingnya Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, meliputi hal-
hal sebagai berikut:
➢ Perkembangan ilmu dan teknologi di Indonesia dewasa ini tidak berakar
pada nilai-nilai budaya bangsa Indonesia sendiri sehingga ilmu pengetahuan

8 (Wahyudi, 2006:68).
9 (Wahyudi, 2006:69).

11
yang dikembangkan di Indonesia sepenuhnya berorientasi pada Barat
(western oriented).
➢ Perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia lebih berorientasi pada
kebutuhan pasar sehingga prodi-prodi yang “laku keras” di perguruan tinggi
Indonesia adalah prodi-prodi yang terserap oleh pasar (dunia industri).
➢ Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia belum
melibatkan masyarakat luas sehingga hanya menyejahterakan kelompok
elite yang mengembangkan ilmu (scientist oriented).
.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pancasila merupakan nilai dasar pengembangan ilmu pengetahuan yaitu lima


sila Pancasila. Yang merupakan pedoman bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Beberapa istilah yang diberikan para ahli untuk menggambarkan peran
Pancasila sebagai tolak ukur perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi antara
lain Pancasila sebagai benteng intelektual (intellectual bastion) (Sofian Effendi);
Pancasila adalah nilai penyebut yang sama (common denominator values) (Muladi);
Pancasila sebagai model keilmuan.
Pentingnya Pancasila sebagai landasan nilai pengembangan ilmu
pengetahuan bagi peserta didik adalah untuk menunjukkan peran Pancasila sebagai
pedoman normatif pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Selanjutnya
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia harus bersumber dari
budaya bangsa Indonesia sendiri dan melibatkan masyarakat luas. Walaupun masih
terdapat segelintir masyarakat di pelosok Indonesia yang masih hidup dengan pola
hidup primitif dan tidak terpengaruh oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
namun hal ini masih sangat terbatas dan hanya tinggal menunggu waktu saja.

12
Artinya, ancaman yang ditimbulkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tidak tergantung pada nilai-nilai Spiritualitas, kemanusiaan,
nasionalisme, pertimbangan dan keadilan merupakan gejala yang merasuki setiap
aspek kehidupan masyarakat Indonesia.

3.2 Saran

Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca
terkait Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu, kami harap makalah ini
setidaknya dapat memberikan sedikit gambaran kepada pembaca terkait materi
tersebut. Dan kami menyarankan agar pembaca tidak hanya mendapatkan informasi
dari makalah yang kami tulis, tetapi kami harap pembaca dapat mencari referensi dari
berbagai sumber untuk mendapat informasi lebih banyak lagi. Semoga apa yang kami
sampaikan dapat dipahami dan bermanfaat bagi pembaca, Terima kasih.

13
DAFTAR PUSTAKA

Tim Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia


(Ristekdikti). 2016. Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.

Susilawati. 2019. Menerapkan Pancasila Sebagai Nilai Dasar Pengembangan Ilmu


Pengetahuan Untuk Mencapai Tujuan Nasional Bangsa Indonesia. Jambi:
BPSDM Provinsi Jambi. Hal. 583 - 590

14

Anda mungkin juga menyukai