BAB 1-5 Skripsi Dina
BAB 1-5 Skripsi Dina
SKRIPSI
DINA
SYAFITRI
1913363006
SKRIPSI
Oleh :
DINA SYAFITRI
1913363006
OLEH :
DINA SYAFITRI
1913363006
Disetujui :
Dosen Pembimbing
Diketahui Oleh
Ketua Program Studi
Sarjana Terapan Manajemen Informasi Kesehatan
iii
DAFTAR RIWAYAT HUDUP
I. IDENTITAS DIRI
Agama : Islam
Anak Ke : 4 (Empat)
Email : sindijuitasihombing@gmail.com,
SD : (2007 - 2012)
iv
LEMBAR PERNYATAAN
TUGAS AKHIR
Saya bertanda tangan di bawah ini mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri,
kecuali ada kutipan dan ringkasan yang masing – masing di sebutkan sumbernya
Dina Syafitri
1913363006
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur, penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul “Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Koding Congestive Heart Failure (CHF)
Pasien Rawat Inap Di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2023”.
Selama penelitian dan terselesainya Skripsi ini tidak lepas dari bantuan
dan dorongan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materi. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu :
1. dr. H.R.I. Ritonga, M.Sc selaku Ketua Yayasan Imelda Medan.
2. Dr.dr. Imelda L. Ritonga, S.Kp, M.Pd, MN selaku Rektor Universitas
Imelda Medan.
3. Sarida Surya Manurung, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Wakil Rektor I
4. Aureliya Hutagaol, S.Kep., Ns., MPH selaku Wakil Rektor II
5. Mira Indrayani, Am.Kep, SST.,MKM Selaku Wakil Rektor III
6. Puput Melati Hutauruk, SKM, MKM selaku Ketua Prodi Sarjana Terapan
Manajemen Informasi Kesehatan, selaku wali kelas yang sering
memberikan arahan selama menempuh pendidikan dan selaku Penguji 3
Universitas Imelda Medan
7. Mei Sryendang Sitorus, Amd. RMIK., SKM, MKM selaku Sekretaris Prodi
Sarjana Terapan Manajemen Informasi Kesehatan dan selaku penguji 1
Universitas Imelda Medan
8. Theresia Hutasoit, SRM., MKM selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan masukan dan arahan serta sudah sangat sabar dalam
membimbing, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi dengan baik
dan tepat waktu dan selaku penguji 2 Universitas Imelda Medan
9. Direktur dan seluruh staf pegawai RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan,
terutama kepada Kepala Ruangan Unit Rekam Medis dan Pegawai Bagian
Koding Rawat Inap yang telah banyak membantu penulis dalam
penyelesaian Skripsi.
vi
10. Dosen dan Staf Prodi Sarjana Terapan Manajemen Informasi Kesehatan
Universitas Imelda Medan yang telah membantu penulis selama menjalani
perkuliahan.
11. Teristimewa kepada dua orang hebat dalam hidup saya, yakni Mamak dan
Bapak yang sudah membesarkan saya dengan penuh cinta dan kasih.
Mamak tercinta yang selalu memberikan nasihat terbaik dan membuat
segalanya menjadi mungkin, tidak hanya dukungan moril tetapi juga
dukungan materi. Begitu pula teruntuk Bapak saya tercinta yang sudah
mendukung saya dalam memilih perkuliahan dan harapan besarnya untuk
bisa melihat saya wisuda, dan menyelesaikan Skripsi Ini.
12. Kepada teman-teman seangkatan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih banyak
terdapat keterbatasan.
Penulis
vii
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN
KODING CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) PASIEN
RAWAT INAP DI RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA
MEDAN TAHUN 2023
Dina Syafitri
ABSTRAK
Latar Belakang: Ketepatan kode sangat diperlukan agar informasi yang
dihasilkan dari diagnosa dan tindakan medis harus tepat. Oleh karena itu,
petugas koding perlu mengikuti pelatihan terkait tata cara penentuan kode
yang tepat dan akurat. Ketepatan dalam memberikan kode diagnosa dan
tindakan medis dipengaruhi oleh petugas pengkode yang menentukan kode
tersebut berdasarkan data yang ada dalam rekam medis. Berdasarkan survey
awal di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan, data yang saya peroleh dari
hasil rekapitulasi laporan diagnosa CHF termasuk 10 penyakit terbesar
berjumlah 62 rekam medis, terhitung dari 3 bulan terakhir dimulai dari bulan
Januari – Maret Tahun 2023 dan semakin meningkat setiap tahunnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan koding CHF yaitu petugas
koding, kelengkapan rekam medis dan ketepatan koding CHF.
Tujuan: penelitian yaitu Untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi ketepatan koding Congestive Heart Failure (CHF) pasien
rawat inap di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2023. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif.
Metode: penelitiaan ini menggunakan metode observasi, dilakukan peneliti
untuk mengumpulkan data dengan cara mengamati atau meninjau secara
langsung tentang faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi ketepatan
koding Congestive Heart Failure (CHF) pasien rawat inap. Berdasarkan
hasil penelitian tentang faktor–faktor yang mempengaruhi ketepatan koding
Congestive Heart Failure (CHF) pasien rawat inap
Hasil: Hasil analisis uji Chi-Square pada kelengkapan asesmen tidak
mempengaruhi ketepatan koding pada rekam medis dengan nilai P Value
>0.05 tetapi kelengkapan pemeriksaan diagnostik dan resume medis sudah
memenuhi kriteria persyaratan hipotesis hubungan, nilai P Value 0.002
<0.05 dan nilai P Value 0.015 < sehingga dapat dinyatakan bahwa
kelengkapan pemeriksaan diagnostik dan resume medis mempengaruhi
ketepatan koding pada rekam medis
Kesimpulan: Ketepatan koding Congestive Heart Failure (CHF) yang tepat
sebanyak 44 berkas (59.7%) dan tidak tepat sebanyak 29 berkas (40.3%).
Kata Kunci : Sistem Kardiovaskular, Ketepatan kodin
viii
DAFTAR ISI
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
diagnosa dan tindakan medis harus tepat. Oleh karena itu, petugas koding perlu
mengikuti pelatihan terkait tata cara penentuan kode yang tepat dan akurat.
Ketepatan dalam memberikan kode diagnosa dan tindakan medis dipengaruhi oleh
petugas pengkode yang menentukan kode tersebut berdasarkan data yang ada
diagnosis disebabkan oleh beberapa unsur, yaitu unsur metode seperti tersedianya
sarana dan prasarana seperti kualitas dokumen rekam medis yang disediakan oleh
pihak rumah sakit dan pihak penyelenggara. Ketersediaan sarana dan sarana
penunjang komunikasi, dan unsur sumber daya manusia seperti tulisan dokter
yang sulit dibaca, penggunaan singkatan yang tidak baku, coder yang tidak
mengerti cara mengkode dan kurang teliti dalam pengkodean (Pertiwi 2019).
kesehatan lain dalam memberikan tindakan atau terapi kepada pasien dan sebagai
sumber data pada bagian rekam medis dalam pengolahan data yang dapat menjadi
1
informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk pengembangan pelayanan
kesehatan yang efektif dan efesien, berkas rekam medis yang lengkap dapat
menyesuaikan kode diagnosis utama yang ditemukan pada dokumen rekam medis.
lebih lanjut, diagnosis utama tersebut harus dikode secara akurat yang
diagnosis pasien, pertugas koding menggunakan buku ICD-10 yang sesuai dengan
sakit”.
yang berkaitan dengan asuhan pelayanan kesehatan (Maryati, Warsi 2018). Kode
2
metabolisme jaringan. Ciri-ciri yang penting dari defenisi ini adalah defenisi gagal
ditunjukan pada fungsi pompa jantung secara keseluruhan. CHF diartikan sebagai
ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk
penurunan. CHF adalah komplikasi yang paling sering dari segala penyakit
jantung kongenital maupun didapat dari kelainan otot jantung, gagal jantung
sering terjadi pada pasien kelainan otot jantung, ini dkarenakan menurunnya
Umum Haji Surabaya dari hasil analisis diketahui bahwa Hasil dari penelitian
pada dokumen rekam medis pasien Diabetes Mellitus didapatkan bahwa dokumen
yang memiliki kode tidak tepat sebanyak 13 dokumen rekam medis (62%) dan
dokumen yang memiliki kode tepat sebanyak 8 dokumen rekam medis (38%).
serta pengalaman koder dan dokumen rekam medis, baik kelengkapan pengisian
mengikutsertakan koder dan tenaga medis dalam pelatihan dan sosialisasi terkait
2029).
3
Berdasarkan penelitian terdahulu yang berjudul Tinjauan Ketepatan Kode
Rawat Inap Di Rumah Sakit Pertamina Jaya Tahun 2016 dari hasil analisis
diketahui Dari total 59 sampel yang diteliti, terdapat 58 kode NIDDM kurang
tepat (98,31%) dan 1 kode NIDDM tepat (1,69%). Untuk jumlah ketepatan digit
terkecil yaitu ketepatan pada digit ke-4 (komplikasi) sebanyak 4 kode tepat
(6,78%), dan jumlah ketepatan terbesar yaitu pada dagger dan asterisk (etiologi
NIDDM di RS Pertamina Jaya masih masih tergolong rendah. Faktor utama yang
menjadi kendala ketepatan kode adalah faktor pengetahuan petugas rekam medis
bagian koding dengan latar belakang perawat. Sebaiknya petugas koding lulusan
diagnosis pasien klinik penyakit dalam RSAL Dr. Minthoharjo Jakarta Pusat 2021
tergolong tinggi. Dari total 100 sampel yang diteliti, terdapat 36 % rekam medis
yang tepat dalam pengodean dan juga ada 64% rekam medis yang tidak tepat
petugas rekam medis bagian koding dengan perawat atau koder (Rachmad et al.
2023).
4
Berdasarkan penelitian terdahulu yang berjudul Faktor-Faktor Yang
Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2018 dari Hasil penelitian
ini ditemukan petugas mengkode dengan tepat sebanyak 10 petugas (32.3%) dan
yang tidak tepat sebanyak 21 petugas (67.7%). Hasil uji bivariate menunjukan
kode pada persalinan sectio caesarea di RSU IPI Medan. Diharapkan rumah sakit
yang saya peroleh dari hasil rekapitulasi laporan diagnosa CHF termasuk 10
dimulai dari bulan Januari – Maret Tahun 2023 dan semakin meningkat setiap
koding, kelengkapan rekam medis dan ketepatan koding CHF. Pada dokumen
pada observasi obat dan kurang lengkapnya lembar pada resume medis.
5
medis (40,3%). Salah satu penyebab ketidaktepatan koding CHF adalah
obat yang tidak sesuai dengan keluhan. Mengingat pentingnya ketepatan koding
yang dihasilkan dan sebagai salah satu tolak ukur pengendalian kualitas bagian
pengkodean rekam medis, maka saya mengangkat kasus penelitian yaitu Faktor-
Pasien Rawat Inap di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2023.
Congestive Heart Failure (CHF) Pasien Rawat Inap di RSU Imelda Pekerja
Failure (CHF) Pasien Rawat Inap di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan?
koding Congestive Heart Failure (CHF) Pasien Rawat Inap di RSU Imelda
1. Tujuan Umum
Congestive Heart Failure (CHF) pasien rawat inap di RSU Imelda Pekerja
2. Tujuan Khusus
6
diagnosa Congestive Heart Failure (CHF) pasien rawat inap di RSU Imelda
koding diagnosa Congestive Heart Failure (CHF) pasien rawat inap di RSU
Tahun 2023.
3. Bagi Mahasiswa
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
hal pemindahan suatu zat yang ada pada tubuh kemudian diteruskan menuju ke
sel-sel tubuh manusia. Sistem kardiovaskular inilah sistem yang termasuk bagian
dari homeostatis atau keseimbangan yang ada pada tubuh. Sistem kardiovaskular
metabolisme jaringan. Ciri-ciri yang penting dari defenisi ini adalah defenisi gagal
ditunjukan pada fungsi pompa jantung secara keseluruhan. CHF diartikan sebagai
ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk
penurunan. CHF adalah komplikasi yang paling sering dari segala penyakit
jantung kongenital maupun didapat dari kelainan otot jantung, gagal jantung
sering terjadi pada pasien kelainan otot jantung, ini dkarenakan menurunnya
8
1. Anatomi
Struktur Jantung :
rendah oksigen. Darah tersebut mengalir dari vena cavasuperior, vena cava
9
2. Atrium kiri berfungsi sebagai menerima darah yang kaya oksigen dari kedua
3. Ventrikel kanan berfungsi sebagai menerima darah dari atrium kanan dan di
4. Ventrikel kiri berfungsi sebagai menerima darah dari atrium kiri dan di
pompakan keseluruh tubuh melalui aorta. Memiliki 2-3 kali lebih tebal dari
ventrikel kanan.
5. Aorta adalah pembuluh darah utama dan terbesar di tubuh manusia. Pembuluh
ini berfungsi untuk mengalirkan darah yang kaya oksigen dari jantung ke
ke paru-paru.
7. Vena kava superior dan vena kava inferior mengalirkan darah ke atrium
dekstra.
Katup-katup Jantung :
dan sirkulasi pulmonal, yaitu katub semilunar aorta (katub aorta) dan
10
2. Fisiologi
a. Siklus jantung
Siklus jantung adalah urutan peristiwa yang terjadi selama satu kontraksi dan
relaksasi jantung. Siklus jantung terbagi atas 2 fase : sistol, dimana jantung
jantung rileks dan terisi darah. Fase sistolik dimulai dengan kontraksi atrium,
mengeluarkan darah keluar dari jantung dan masuk ke aorta dan arteri
pulmonalis. Ini dikenal dengan fase ejeksi siklus jantung. Fase sistolik
berakhir dengan penutupan katup aorta dan paru-paru. Siklus jantung terkait
erat dengan curah jantung yang merupakan jumlah darah yang dipompa
b. Sistem konduksi
seluruh bagian otot jantung secara cepat dan terkoordinasi. Sistem konduksi
jantung terdiri dari Nodus Sinoatrial (SA node), Nodus Atrioventricular (AV
node), berkas His, dan serabut Purkinje. SA node terletak di sudut kanan atas
atrium kanan yang berfungsi untuk mengatur ritme jantung. AV node terletak
11
katup trikuspid yang berfungsi untuk memperlambat kecepatan konduksi.
Sistem kondisi jantung bukan merupakan suatu sistem tunggal tapi merupakan
sistem sirkuit yang cukup kompleks yang terdiri dari sel yang identik. Seluruh
yang membedakan dengan sel otot yang bekerja untuk fungsi pompa. Pada
manusia, komponen yang berfungsi pada sistem konduksi jantung dapat dibagi
menjadi sistem yang berfungsi untuk menghasilkan impuls dan sistem yang
berfungsi untuk menjalarkan impuls. Hal ini terdiri dari nodus sinoatrial
(nodus SA), nodus atrioventrikuler (nodus AV), dan jaringan konduksi cepat
c. Curah jantung
Pada keadaan normal jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel kiri dan
ventrikel kanan sama besarnya. Bila tidak demikian akan terjadi penimbunan
ventrikel dekstra lebih besar dari ventrikel sinistra. Jumlah darah tidak dapat
penumpukan darah di paru. Besar curah jantung seseorang tidak selalu sama,
12
3. Penyebab
a. Pembesaran jantung
f. Manifestasi yang sering terjadi pada CHF akibat supply darah tidak
g. Mudah lelah
13
i. Terbangun di malam hari karena sesak
j. Nyeri dada
14
5. Patofisiologi CHF.
Peningkatan
Renin Aktivasi sistem syaraf tekanan
simpatik pengisian
jantung
Angiotensin I
Vasokontriksi
Angiotensin II
Cardiac remodeling
(Perubahan pada jantung)
15
Perjalanan penyakit Congestive Heart Failure (CHF) :
yang diderita oleh kedua sisi jantung, misalnya setelah terjadinya infark
b. Mekanisme neurohormonal
pada gagal jantung diproduksi dari banyak molekul yang diuraikan oleh
16
yang diproduksi atau dihasilkan sebagai respon dari penurunan curah jantung
meningkatkan retensi garam dan air di ginjal, akibatnya cairan didalam tubuh
ikut meningkat. Hal inilah yang mendasari timbulnya edema cairan pada
d. Cardiac remodeling
sebagai perubahan pada ukuran, bentuk dan fungsi jantung setelah adanya
a. Pemeriksaan Laboratorium
laju filtrasi glomerulus (GFR), kreatinin, tes fungsi hati, glukosa, darah perifer
17
b. EKG (Elektrokardiogram)
c. Ekokardiogram
gelombang suara untuk mengetahui ukuran dan bentuk jantung, serta menilai
keadaan ruang jantung dan fungsi katup jantung yang sangat bermanfaat untuk
fungsi jantung adalah fraksi ejeksi (EF) nilai normal EF lebih besar 60 %. Jika EF
lebih kecil 40 % ini berarti fungsi jantungnya sudah menurun (Samiadi, 2017).
Foto rontgen dada adalah alat pemeriksaan dengan sinar X-ray digunakan
e. Katerisasi Jantung
7. Pengobatan
18
8. Pencegahan
utuh, ikan, dan daging. Hindari makanan yang mengandung lemak jenuh,
d. Jika kamu memiliki tingkat tekanan darah dan kolesterol yang tinggi, segera
gagal jantung.
e. Jaga berat badan pada batasan sehat dan lakukan langkah-langkah penurunan
f. Berhenti merokok jika kamu seorang perokok. Jika kamu bukan perokok,
g. Lakukan aktivitas atau olahraga yang dapat membuat jantung sehat, seperti
bersepeda atau berjalan kaki, minimal dua setengah jam per minggu (Aspiani
2016).
(Talib, 2022).
19
Pengkodean merupakan kegiatan pemberian kode klasifikasi klinis sesuai
Tahun 2022).
pada data digunakan untuk evaluasi proses dan hasil perawatan kesehatan. Kode
data juga digunakan oleh pihak internal dalam institusi untuk aktifitas kualitas
tindakan prioritas yang terdiri atas aspek koding, medis dan administrasi. Hasil
kesepakatan dalam lampiran berita acara ini menjadi acuan bersama bagi BPJS
sebagai kasus klaim dispute dan pending serta proses verifikasi klaim INA-
CBG. Demikian Berita Acara ini dibuat dan ditandatangani secara bersama-
sama oleh para pihak secara sukarela tanpa ada paksaan apapun. Berdasarkan
panduan manual koding untuk kategori ketepatan koding CHF dilihat dari
20
ditemukannya tanda-tanda CHF maka menggunakan kode tunggal I50.0 sesuai
1. Ketepatan
diagnosa dan tindakan medis harus tepat. Oleh karena itu, petugas koding perlu
mengikuti pelatihan terkait tata cara penentuan kode yang tepat dan akurat.
Ketepatan dalam memberikan kode diagnosa dan tindakan medis dipengaruhi oleh
petugas pengkode yang menentukan kode tersebut berdasarkan data yang ada
a. Anamnesa (Keluhan)
dan pasien yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang penyakit yang
diagnosis penyakit pasien. Dimana pasien datang berobat ke rumah sakit dengan
b. Pemeriksaan Fisik
Salah satu prosedur yang biasa dilakukan dokter untuk mendiagnosis penyakit.
kepala hingga kaki (head to toe) yang dilakukan dengan empat cara, yaitu
21
inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi. Pemeriksaan fisik perlu dilakukan untuk
jika tidak sakit, pemeriksaan ini perlu dilakukan rutin, agar risiko penyakit bisa
c. Pemeriksaan Penunjang
dilakukan setelah pemeriksaan fisik dan penelusuran riwayat keluhan atau riwayat
apakah normal atau tidak. Pemeriksaan ini juga bisa dokter minta guna
22
paru-paru, saluran pernapasan, pembuluh darah dan nodus limfa. Rontgen
(PA) terdapat kardiomegali, CTR 65,3%, LA, LV, aorta dilatasi dan
diafragma normal.
d. Obat-obatan
yang telah diberikan kepada pasien sesuai dengan waktu dan rute penggunaan
yang ditentukan. Untuk obat yang diberikan oleh dokter di RSU Imelda
dan spironolakton.
a. Karakteristik
1) Umur
Lama hidup seseorang yangdihitung sejak lahir hingga batas terakhir masa
hidupnya.
2) Jenis kelamin
3) Lama Rawatan
23
1) Asesmen
2) Resume
3) Pemeriksaan penunjang
24
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
variabel secara apa adanya didukung dengan data-data yang dihasilkan dari
informasi ketepatan koding Congestive Heart Failure (CHF) pasien rawat inap di
yang beralamat di Jl. Bilal No. 24, Pulo Brayan Darat I, Kec. Medan Timur, Kota
3.3.1 Populasi
yang
25
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
(Sugiyono, 2018). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh
rekam medis diagnosa Congestive Heart Failure (CHF) rawat inap pada bulan
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2018). Sampel dalam penelitian ini adalah 62 rekam
medis. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
peristiwa yang akan diteliti (Sugiyono, 2012). Adapun variabel dalam penelitian
ini adalah Variabel terikat yang merupakan variable respon atau output antara
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
26
b. Variabel Independen
akan diteliti c). Maka defenisi operasional dan penelitian ini adalah :
27
kaidah ICD-10
28
3.6 Instrumen Dan Cara Pengumpulan Data
dalam penelitian ini adalah wawancara, angket dan observasi atau pengamatan
a. Observasi
b. Checklist
Pedoman yang berisi aspek-aspek untuk memberi tanda centang dan untuk
2. Sumber Data
29
b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari
dalam bentuk kode (angka atau huruf) kedalam program atau software
computer.
evaluasi.
30
3.9 Analisis Data
1. Analisis Univariat,
(Notoatmodjo, 2018).
2. Analisis bivariat adalah salah satu jenis teknik analisis data statistik
bivariat dapat disimpan dalam tabel data dua kolom. Dalam penelitian
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dari tabel 4.1 di atas diketahui bahwa dari 62 pasien rawat inap
dengan CHF, paling banyak pada kelompok umur 45-64 tahun yaitu
sebanyak 35 orang (56.5%) dan paling sedikit pada kelompok umur 25-44
Dari tabel 4.2 di atas diketahui bahwa dari 62 pasien rawat inap
32
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien dengan
Congestive Heart Failure (CHF) Menurut Lama Rawatan (LOS)
Dari tabel 4.3 di atas diketahui bahwa dari 62 pasien rawat inap
dengan CHF, paling banyak lama rawatan (LOS) 1-5 hari yaitu sebanyak
31 orang (50%) dan paling sedikit lama rawatan (LOS) > 10 hari sebanyak
5 orang (8.1%).
Dari tabel 4.4 di atas diketahui bahwa dari 62 pasien rawat inap
dengan CHF, formulir asesmen pada rekam medis dengan Congestive Heart
Failure (CHF) yang lengkap sebanyak 51 berkas (82.3 %) dan tidak lengkap
33
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Ketidaklengkapan Pemeriksaan
Diagnostik pada Rekam Medis dengan
Congestive Heart Failure (CHF)
Dari tabel 4.5 di atas diketahui bahwa dari 62 pasien rawat inap
Dari tabel 4.6 di atas diketahui bahwa dari 62 pasien rawat inap
dengan CHF, formulir resume medis pada rekam medis dengan Congestive
Heart Failure (CHF) yang lengkap sebanyak 43 berkas (69.4 %) dan tidak
34
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Ketepatan Koding dengan
Congestive
Heart Failure (CHF)
Dari tabel 4.7 di atas diketahui bahwa dari 62 pasien rawat inap
dengan CHF, ketepatan koding Congestive Heart Failure (CHF) yang tepat
pasien rawat inap di RSU Imelda Pekerja Indonesia yaitu karakteristik pasien dan
resume medis.
35
Tabel 4.8 Tabulasi Silang Karakteristik Pasien Menurut Kelompok Umur
dengan Ketepatan Koding Congestive Heart Failure (CHF) di
RSU Imelda Pekerja Indonesia
(40.3%) yang tidak tepat kodingnya dan 37 (59.7%) rekam medis yang sudah
tepat kodingnya.
Hasil analisis ini tidak memenuhi kriteria persyaratan hipotesis hubungan, dimana
nilai P Value 0.996 > 0.05 sehingga dapat dinyatakan bahwa umur tidak
(40.3%) yang tidak tepat kodingnya dan 37 (59.7%) rekam medis yang sudah
tepat kodingnya.
36
Analisis uji Chi-Square :
Hasil analisis ini tidak memenuhi kriteria persyaratan hipotesis hubungan, nilai
P Value 0.712 > 0.05 sehingga dapat dinyatakan bahwa jenis kelamin tidak
(40.3%) yang tidak tepat kodingnya dan 37 (59.7%) rekam medis yang sudah
tepat kodingnya. Analisis uji Chi-Square : Hasil analisis ini tidak memenuhi
kriteria persyaratan hipotesis hubungan, nilai P Value 0.351 > 0.05 sehingga
dapat dinyatakan bahwa lama rawat (LOS) tidak mempengaruhi ketepatan koding
37
Tabel 4.10 Tabulasi Silang Kelengkapan Asesmen Pada Rekam Medik
dengan Ketepatan Koding Congestive Heart Failure (CHF)
di RSU Imelda Pekerja Indonesia
(40.3%) yang tidak tepat kodingnya dan 37 (59.7%) rekam medis yang sudah
tepat kodingnya.
persyaratan hipotesis hubungan, nilai P Value 0.702 > 0.05 sehingga dapat
(40.3%) yang tidak tepat kodingnya dan 37 (59.7%) rekam medis yang sudah
38
tepat
Chi-Square :
Hasil analisis ini memenuhi kriteria persyaratan hipotesis hubungan, nilai P Value
Tabel 4.12 Tabulasi Silang Kelengkapan Resume Medis Pada Rekam Medik
dengan Ketepatan Koding Congestive Heart Failure (CHF)
di RSU Imelda Pekerja Indonesia
(40.3%) yang tidak tepat kodingnya dan 37 (59.7%) rekam medis yang sudah
tepat kodingnya.
Hasil analisis ini memenuhi kriteria persyaratan hipotesis hubungan, nilai P Value
0.015 < 0.05 sehingga dapat dinyatakan bahwa kelengkapan resume medis
39
4.2 Pembahasan
kelompok umur 45-64 tahun yaitu sebanyak 35 orang (56.5%) dan paling sedikit
pada kelompok umur 25-44 tahun sebanyak 10 orang (16.1%), dan paling banyak
umuk lama rawatan (LOS) paling banyak lama rawatan (LOS) 1-5 hari yaitu
sebanyak 31 orang (50%) dan paling sedikit lama rawatan (LOS) > 10 hari
sebanyak 51 berkas (82.3 %) dan formulir resume medis yang lengkap sebanyak
43 berkas (69.4 %). Adapun untuk ketepatan koding Congestive Heart Failure
(CHF) yang tepat sebanyak 44 berkas (59.7%) dan tidak tepat sebanyak 29 berkas
(40.3%).
pasien rawat inap di RSU Imelda Pekerja Indonesia yaitu karakteristik pasien dan
resume medis. Hasil analisis uji Chi-Square kelompok umur, jenis kelamin dan
lama rawat (LOS) tidak mempengaruhi ketepatan koding pada rekam medis
dengan nilai P Value > 0.05. Hasil analisis uji Chi-Square pada kelengkapan
asesmen tidak mempengaruhi ketepatan koding pada rekam medis dengan nilai P
40
Value > 0.05 tetapi kelengkapan pemeriksaan diagnostik dan resume medis sudah
memenuhi kriteria persyaratan hipotesis hubungan, nilai P Value 0.002 < 0.05
dan nilai P Value 0.015 < sehingga dapat dinyatakan bahwa kelengkapan
rekam medis.
dikatakan bahwa ketepatan koding itu lebih banyak dipengaruhi SDM dan
medis masih sering ditemukan ada hasil pemeriksaan diagnostic yang tidak
lengkap bahkan tidak ada. Tentunya hal ini kemungkinan besar disebabkan
kelalaian petugas sehingga ada formulir yang tidak lengkap bahkan tidak terisi
sama sekali.
41
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Rawat Inap Di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2023” dapat
1. Karakteristik pasien CHF paling banyak pada kelompok umur 45-64 tahun,
paling banyak jenis kelamin perempuan, lama rawatan (LOS) paling banyak
dan formulir resume medis yang lengkap sebanyak 43 berkas (69.4 %).
4. Hasil analisis uji Chi-Square kelompok umur, jenis kelamin dan lama rawat
(LOS) tidak mempengaruhi ketepatan koding pada rekam medis dengan nilai P
ketepatan koding pada rekam medis dengan nilai P Value >0.05 tetapi
persyaratan hipotesis hubungan, nilai P Value 0.002 <0.05 dan nilai P Value 0.015 <
42
5.2 Saran
1. Perlu sosialisasi Standar Prosedur Opearasional (SPO) yang sudah ada yaitu
DAFTAR PUSTAKA
44
Syaifuddin. “Anatomi Fisiologi: Kurikulum Berbasis Kompetensi Untuk Keperawatan
& Kebidanan.” 2012 Edisi 4. J.
Utari Dwi, and Wariyanti Astri Sri. 2016. “Akurasi Kode Diagnosis Chronic Kidney
Disease Berdasarkan Icd-10.” Akurasi Kode Diagnosis Chronic Kidney Disease
Berdasarkan Icd-10 3: 1–8.
Wirajaya, M. 2019. “Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Ketidaklengkapan Rekam
Medis Pasien Pada Rumah Sakit Di Indonesia.” Jurnal Manajemen Informasi
Kesehatan Indonesia Vol 7 No.
Siagian, H. J. (2023). Re-Admisi Rumah Sakit Pada Penderita Stroke: Sistematika
Review. Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana Of Journal Public
Health), 7(1), 96-104.
TETUKO, H. (2020). Analisis Kuantitatif Penggunaan Obat-Obat Kardiovaskular Untuk
Pasien Rawat Inap Di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Selama Periode 2018-
2019 Dengan Metode ATC/DDD Dan DU90%.
Anwar, R. S. D. S. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rehospitalisasi Pasien Gagal
Jantung Yang Dirawat Di Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar-Malang.
RINA, E. W. (2018). Studi Kasus Penatalaksanaan Diet Pada Penyakit Jantung
Koroner Di Ruang Rawat Inap Rsu Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2018 (Doctoral Dissertation, Poltekkes Kemenkes Kendari).
Baskoro, C. A. Asuhan Keperawatan Pasien Congestive Heart Failure Pada Tn. Sg Dan
Tn. Sd Dengan Masalah Keperawatan Kelebihan Volume Cairan Di Ruang Melati
RSUD Dr. Haryoto Lumajang Tahun 2018.
45
LAMPIRAN
46
Lampiran 1
Uji Statistik
(SPSS)
UJI UNIVARIAT
Kelompok Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total 84 100.0
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total 84 100.0
47
Lama Rawat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total 84 100.0
Kelengkapan Asesmen
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total 84 100.0
48
Kelengkapan Resume Medis
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total 84 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total 84 100.0
Ketepatan Koding
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total 84 100.0
49
Case Processing Summary
Cases
50
UJI BIVARIAT
Count
Ketepatan Koding
Lengkap 20 31 51
Total 25 37 62
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
N of Valid Cases 62
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.44.
51
Case Processing Summary
Cases
Count
Ketepatan Koding
Lengkap 16 35 51
Total 25 37 62
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value Df sided) sided) sided)
52
Fisher's Exact Test .005 .003
N of Valid Cases 62
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.44.
Cases
Count
Ketepatan Koding
Lengkap 13 30 43
Total 25 37 62
53
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
N of Valid Cases 62
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.66.
Cases
54
Umur Pasien * Ketepatan Koding Crosstabulation
Count
Ketepatan Koding
Perempuan 13 21 34
Total 25 37 62
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
N of Valid Cases 62
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.29.
55
Case Processing Summary
Cases
Count
Ketepatan Koding
45-64 14 21 35
>64 7 10 17
Total 25 37 62
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
56
N of Valid Cases 62
a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 4.03.
Cases
Count
Ketepatan Koding
6-10 hari 8 18 26
>10 hari 3 2 5
Total 25 37 62
57
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
N of Valid Cases 62
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 2.02.
58
Lampiran Master Data Pasien Rawat Inap dengan
Congestive Heart Failure (CHF) di RSU Imelda
Pekerja Indonesia
Lama
Nama Rawat Jenis Umur
No. RM (inisial) (LOS) Kelamin (tahun) Ruangan
1 **8614 SM 6 Lk 54 ICU
2 **8257 SO 3 Pr 52 Melati
3 **8912 AS 12 Pr 46 Melati
4 **9093 MN 5 Pr 62 Kemuning
5 **9040 SP 4 Lk 63 Mawar
6 **9203 RHT 4 Pr 54 Sakura
7 **9652 AKP 5 Lk 56 Anggrek
8 **0011 S 2 Lk 44 Sakura
9 **0414 H 9 Lk 39 Anggrek
10 **0668 PH 10 Lk 47 Anggrek
11 **0987 MT 9 Lk 57 Sakura
12 **7180 R 14 Pr 71 Sakura
13 **8385 MP 17 Pr 68 Kemuning
14 **8307 S 7 Pr 67 Sakura
15 **8226 SB 9 Lk 53 Anggrek
16 **8771 ZU 6 Lk 52 Sakura
17 **9006 TS 5 Lk 42 Anggrek
18 **8856 YU 7 Pr 47 Mawar
19 **9544 JS 5 Pr 61 Melati
20 **9650 TD 4 Pr 35 Sakura
21 **9888 RM 9 Pr 78 ICU
22 **0404 NS 3 Pr 70 Sakura
23 **1128 RMS 7 Pr 56 Sakura
24 **0978 MY 6 Lk 55 Anggrek
25 **1277 JS 6 Pr 68 Kemuning
26 **7984 LS 2 Pr 51 Sakura
27 **8299 ZR 2 Pr 51 Melati
28 **8171 SR 4 Lk 61 Anggrek
29 **8760 NU 2 Pr 55 Mawar
30 **8796 KOA 9 Lk 53 Anggrek
31 **8990 YT 9 Pr 65 Sakura
32 **9074 SIH 5 Pr 76 ICU
33 **9756 MH 4 Lk 63 Mawar
34 **9879 S 3 Pr 57 Anggrek
35 **0071 B 2 Lk 45 Anggrek
36 **0471 S 4 Pr 62 ICU
59
Nama Lama Rawat Jenis Umur
No. RM (inisial) (LOS) Kelamin (tahun) Ruangan
37 **0545 SS 6 Pr 35 Melati
38 **7938 AH 6 Lk 21 Anggrek
39 **8118 HS 6 Pr 27 Melati
40 **8622 SH 9 Pr 80 Tulip
41 **8742 GM 8 Lk 61 Anggrek
42 **8975 FT 4 Pr 51 Melati
43 **9065 MR 13 Lk 68 Mawar
44 **9220 JM 5 Lk 66 Anggrek
45 **9868 MS 6 Lk 54 Sakura
46 **0061 KON 4 Lk 53 Anggrek
47 **0138 S 3 Lk 52 Anggrek
48 **0452 N 8 Pr 57 Sakura
49 **5029 A 6 Pr 66 Mawar
50 **5153 JDD 5 Pr 68 ICU
51 **5435 SP 4 Lk 63 Anggrek
52 **5269 EWG 8 Pr 32 Sakura
53 **5949 KOP 4 Lk 53 Anggrek
54 **6380 M 5 Lk 66 Kemuning
55 **6320 JN 6 Lk 61 Melati
56 **6587 MS 7 Pr 60 Mawar
57 **6865 LD 3 Pr 51 Sakura
58 **7106 SN 11 Pr 37 Sakura
59 **7384 AS 5 Pr 80 Mawar
60 **7249 HB 4 Lk 83 ICU
61 **4746 AH 7 Pr 64 Sakura
62 **4930 JH 5 Lk 26 Anggrek
60
61
62
63
64