Anda di halaman 1dari 30

PERSPEKTIF SISWA TERHADAP DISORGANISASI

KELUARGA

Disusun oleh kelompok 4:


1. Fina Nailatul Izzah (14)
2. Intan Muthia Sari (15)
3. Intan Syahrani (16)
4. Irllyn Mirdiyah Pazia Rombe (17)
5. Muh. Daffa Al Munif Darwin (25)

SMA NEGERI 5 MAKASSAR


KELAS XI.4 MIKE
TAHUN AJARAN 2023/2024
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis yang berjudul “PERSPEKTIF SISWA TERHADAP

DISORGANISASI KELUARGA” telah disahkan

dan disetujui pada :

Anggota :

1. Fina Nailatul Izzah (14)

2. Intan Muthia Sari (15)

3. Intan Syahrani (16)

4. Irllyn Mirdiyah Pazia Rombe (17)

5. Muh. Daffa Al Munif Darwin (25)

Disetujui oleh :

Guru Mapel Sosiologi,

SMA Negeri 5 Makassar

Muh. Yusuf,S.Pd, M.Si.

I.
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Subhanahu WaTa’ala yang telah

menganugerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun Penelitian yang

berjudul “PERSPEKTIF SISWA TERHADAP DISORGANISASI

KELUARGA” serta memberikan penjelasan singkat mengenai gejala sosial

tersebut.

Penelitian ini kami susun berdasarkan kerja sama tim yang solid dan sportif

serta dengan kesungguhan maksimal dalam pengerjaannya. Terkhusus kepada

Bapak Muh.Yusuf, S.Pd, M. Si selaku pembimbing dan penanggung jawab mata

pelajaran Sosiologi, tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

atas waktu, tenaga serta bimbingannya. Juga kepada semua pihak dan TIM yang

terlibat dalam pembuatan laporan ini.

Kami menyadari atas penyusunan laporan disorganisasi keluarga ini masih

jauh dari kata sempurna. Olehnya itu kami kelompok 4 selaku penyusun sangat

mengharapkan kritik dan saran lebih lanjut agar kedepannya dapat lebih baik serta

mampu memotivasi orang orang sekitar.

Makassar, 06 Oktober 2023

Kelompok 4

II.
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………...
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………
DAFTAR ISI …………………………………………………………………..

BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………………………..


A. LATAR BELAKANG ……………………………………………………
B. RUMUSAN MASALAH ………………………………………………..
C. TUJUAN PENELITIAN …………………………………………………
D. MANFAAT PENELITIAN ………………………………………………

BAB 2 PEMBAHASAN …………………………………………………………


A. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………….
B. KERANGKA KONSEP ………………………………………………….

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ……………………………………...


A. JENIS PENELITIAN …………………………………………………….
B. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ………………………………………
C. TEKNIK ANALISIS DATA ………………………………………………

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN …………….…………………………...


A. PEMBAHASAN ………………………………………………………
B. KESIMPULAN PEMBAHASAN ……………………………………….

BAB 5 PENUTUP ………………………………………………………………..


A. KESIMPULAN …………………………………………………………..
B. SARAN …………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….


RIWAYAT HIDUP …………………………………………………………….
LAMPIRAN …………………………………………………………………...

III.
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Fenomena disorganisasi keluarga atau perpecahan dalam rumah

tangga merupakan masalah yang serius untuk dikaji. Salah satu

penyebabnya adalah anggota keluarga tidak mampu menjalankan fungsi

ketahanan keluarga. Dari sana lah muncul celah melakukan

perceraian. Suatu kerangka kerja untuk memahami Ketahanan Sosial

Keluarga, yaitu pertama, sistem keyakinan keluarga yang terdiri dari

menetapkan makna tentang kesengsaraan, pandangan yang positif,

keyakinan agama dan semangat kebatinan (transenden dan spiritualitas).

Kedua, pola-pola organisasional keluarga, yang terdiri dari kelenturan

(fleksibilitas, keeratan hubungan (kohesi), sumber-sumber sosial dan

ekonomi. Ketiga, proses- proses komunikasi, yang terdiri dari kejelasan,

pengungkapan emosi secara terbuka, pemecahan masalah secara

kolaboratif.

Fenomena disorganisasi keluarga yang berujung pada tindakan

cerai, secara nasional memang masih menjadi pekerjaan rumah serius bagi

pengadilan agama. Terkhusus pihak mediator di tiap-tiap pengadilan agama

se Indonesia harus mampu menjalankan perannya yaitu menangani kasus

perceraian dengan baik.

1.
Perilaku Menyimpang adalah perilaku dari para warga masyarakat yang

dianggap tidak sesuai dengan kebiasaan, tata aturan atau norma sosial yang

berlaku. Macam-macam perilaku sosial menyimpang yaitu: tindakan yang

nonconform, tindakan yang antisosial atau asosial dan tindakan- tindakan

kriminal.

Kasih sayang dan faktor ekonomis dalam arti keluarga tersebut

merupakan suatu unit yang memproduksi sendiri kebutuhan-kebutuhan

primernya. Pada hakikatnya, disorganisasi keluarga pada masyarakat yang

sedang dalam keadaan transisi menuju masyarakat modern dan kompleks

disebabkan karena keterlambatan untuk menyesuaikan diri dengan situasi-

situasi sosial ekonomis yang baru. Kondisi dilapangan terhadap perilaku

sosial anak ini sangat memprihatinkan karena kurangnya kasih sayang dari

orang tua yang mengalami Broken Home sehingga anak-anak tersebut

berperilaku menyimpang.

Manusia hidup di dunia ini di sunahkan untuk menikah agar

mempunyai keturunan yang sholeh dan sholehah, tetapi ada juga di dalam

menjalankan berkeluarga antara suami dan istri tidak sependapat maka akan

mengalami perceraian, sehingga anak akan menjadi korban dalam rumah

tangga tersebut.

2.
Padahal seorang anak tidak mempunyai permasalahan terhadap ayah dan

ibunya tetapi anak yang menjadi korban didalam suatu keluarga yang

mengalami perceraian. Permasalahan disorganisasi keluarga ini sudah

menjadi hal yang biasa ditemukan dalam ruang lingkup masyarakat, mulai

dari masalah perceraian yang dipenuhi konflik panjang sampai perceraian

yang penuh ketenangan.

Kondisi rumah tangga yang broken, anak-anak sering mengalami

depresi mental (tekanan mental) sehingga tidak jarang anak-anak yang

hidup dalam keluarga yang demikian biasa nya akan berperilaku sosialnya

yang jelek seperti mabuk, mencuri dan mengisap aibon dan berbeda dengan

anak-anak pada umumnya.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apa faktor penyebab terjadinya Disorganisasi keluarga?

2. Apa dampak dari terjadinya Disorganisasi keluarga?

3. Bagaimana solusi pencegahan terjadinya Disorganisasi keluarga?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian adalah suatu hal yang ingin dicapai dalam sebuah penelitian.

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:

3.
1. Untuk mengetahui actor penyebab terjadinya Disorganisasi

keluarga.

2. Untuk mengetahui dampak dari terjadinya Disorganisasi keluarga.

3. Untuk mengetahui solusi pencegahan terjadinya Disorganisasi

keluarga.

C. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian akan dikatakan bermanfaat apabila memiliki nilai manfaat secara

teoritis. Berikut manfaat penelitian yang diharapkan dengan melihat

beberapa aspek. Manfaat Teoritis Dalam rangka pembangunan ilmu

pengetahuan untuk penelitian selanjutnya serta hasil penelitian ini

diharapkan memberikan masyarakat sekitar pengetahuan tentang keluarga

yang menjadi kajian dari pembelajaran sosiologi. Hal ini tentu bermanfaat

bagi penulis, pelajar dan masyarakat.

4.
BAB 2
PEMBAHASAN

A. TINJAUAN PUSTAKA

Agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran terhadap penelitian

"PERSPEKTIF SISWA TERHADAP DISORGANISASI

KELUARGA" Maka penulis memberikan tinjauan Pustaka berdasarkan

penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini .

1. Jurnal yang ditulis oleh Fatmala dan Desy (2018) yang berjudul

"Disorganisasi Keluarga Dalam Novel Bandar Karya Zaky Yamani

Melalui Pendekatan Sosiologi Sastra". Penelitian ini memiliki hasil

penelitian yaitu bentuk disorganisasi keluarga yang paling dominan

adalah krisis internal keluarga Selain itu ada juga faktor-faktor yang

menyebabkan disorganisasi keluarga, yaitu (1) faktor pribadi

(psikologis). (2) Faktor situasi khusus dan 3) faktor ekonomi Faktor

pribadi dan faktor ekonomi lebih dominan dalam menyebabkan

disorganisasi vel Bandar oth Zak keluarga dalam novel Bandar oleh

Zaky Yamani Terdapat kesamaan dengan penelitian tersebut yakni

sama-sama membahas disorganisasi keluarga namun penelitian toi

ada yang berbeda yaitu peneliti membahas tentang Pengaruh

Disorganisasi Keluarga Terhadap Perilaku Sosial Anak

5.
2. jurnal yang ditulis oleh Risza Wahyu Ningrum Universitas Negeri

Malang, 2022 yang berjudul “perilaku menyimpang anak pada

keluarga disorganisasi” Keluarga merupakan tempat

mencurahkan kasih sayang diantaranya komunikasi yang baik

saling curhat dan saling menguatkan antara suami dan istri serta

anak-anak dalam keluarga. Keluarga yang diidam-idamkan adalah

keluarga yang harmonis berkumpul dalam satu rumah dan saling

mencurahkan kasih sayang akan tetapi berbeda halnya jika terjadi

pernikahan jarak jauh. Banyak permasalahan yang mengancam

keharmonisan keluarga antara lain komunikasi yang tidak lancar

tidak terpenuhi nafkah lahir batin perselingkuhan bahkan

perceraian. Selain itu berdampak pada perilaku anaknya. Tujuan

dari penelitian ini untuk mengetahui profil dari keluarga

disorganisasi faktor-faktor penyebab Long Distance Marriage

perilaku anak pada keluarga Long Distance Marriage dan

bagaimana upaya penanganan permasalahan penyimpangan

perilaku anak pada keluarga Long Distance Marriage.

6.
Penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus ini terfokus pada

keluarga yang menjalani kehidupan jarak jauh dengan melibatkan

4 orang subjek penelitian kemudian data terkumpul dengan

observasi wawancara dan analisis dokumentasi dan dianalisis

dengan pendekatan miles and huberman. Hasil penelitian ini

menjelaskan bahwa faktor-faktor penyebab pernikahan jarak jauh

yang pertama karena tuntutan ekonomi sempitnya lapangan

pekerjaan dan tingginya ego antar suami dan istri. Dampak

pernikahan jarak jauh yaitu ialah disorganisasi keluarga dan

berdampak pada perilaku anak yang menyimpang seperti bolos

sekolah mabuk-mabukan berkata kasar bergaul dalam pergaulan

bebas melawan orang tua tidak mau pulang ke rumah dan lain

sebagainya. Dan psikologis anak juga akan terganggu anak merasa

malu dengan temannya tentang kondisi keluarganya anak juga

merasakan kesedihan yang amat mendalam anak menjadi tidak

fokus dalam belajar dan sangat memungkinkan anak akan

memikirkan hal tersebut sampai ia dewasa nanti. Kata kunci faktor-

faktor pernikahan jarak jauh disorganisasi keluarga penyimpangan

perilaku anak.

7.
3. Siti Alfiah Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq

Jember, 2020 Proses pudarnya atau melemahnya norma dan nilai

dalam masyarakat karena adanya perubahan yang mengakibatkan

perpecahan keluarga. KUA memberikan pelayanan dalam bentuk

kursus calon pengantin. Sehingga terbitlah Peraturan Direktur

Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor: DJ.II/542 Tahun

2013 tentang Kursus Calon Pengantin dan sekarang telah dirubah

bernama bimbingan perkawinan. Peraturan ini bertujuan untuk

mewujudkan keluarga yang baik dan dapat meminimalisir angka

disorganisasi keluarga. Sebab keluarga merupakan suatu unit

terkecil dari sebuah negara. Berawal dari sebuah keluarga, negara

akan terbangun. Keluarga yang tercipta dengan kuat dengan

suasana sakinah, mawaddah, warahmah, tentu akan menciptakan

sebuah negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.

Penelitian ini dilakukan untuk mengungkap, 1) Bagaimana

pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat

Islam Nomor: DJ.II/542 Tahun 2013 di KUA Kecamatan

Bondowoso Kabupaten Bondowoso? 2) Apa saja faktor pendukung

dan penghambat bimbingan perkawinan terhadap disorganisasi

keluarga di KUA Kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso?

8.
3) Bagaimana efektivitas bimbingan perkawinan terhadap

disorganisasi keluarga di KUA Kecamatan Bondowoso Kabupaten

Bondowoso? Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang

dikategorikan penelitian yuridis empiris kualitatif . Penelitian ini

menggunakan pendekatan kasus (case approach) di KUA

Kecamatan Kota Bondowoso Kabupaten Bondowoso. Hasil dari

penelitian ini adalah bimbingan perkawinan dan kursus calon

pengantin terdapat perbedaan dari segi pesertanya. Peserta binwin

dibagi menjadi dua, yakni calon pasangan suami istri dan masuk

usia menikah. Faktor penghambat dan faktor pendukung berasal

dari faktor internal maupun eksternal. Berdasarkan data pre-test

dan post test, peserta binwin KUA Kecamatan Kota Bondowoso

dapat memahami dengan baik. Dalam penerapan Peraturan

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor DJ.II/542

Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Kursus Pra nikah terdapat

korelasi antara filsafat hukum dan sosiologi hukum. Begitu juga

dengan indikator efektivitas dan teori kesadaran masyarakat.

9.
Maka, hal inilah yang melatarbelakangi efektivitas bimbingan

perkawinan di KUA Kecamatan Kota Bondowoso dapat

meminimalisir angka disorganisasi keluarga dengan baik. Angka

pernikahan di Kecamatan Kota Bondowoso, dapat meningkat

sebanyak 4 kali lipat dalam setahun dan angka perceraian dapat

menurun dalam setahun dari tahun 2018-2019.

B. KERANGKA KONSEP
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif. Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan

cenderung menggunakan analisis.

B. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu;

1. Observasi

Menurut Sugiyono (2018:229) observasi merupakan teknik

pengumpulan data yang mempunyai ciri yang spesifik bila

dibandingkan dengan teknik yang lain.

Dalam rangka mengejar penelitian ilmiah saya, saya telah

melaksanakan serangkaian observasi di SMAN 5 MAKASSAR.

Tujuan dari observasi ini adalah untuk mengumpulkan data yang

kuat dan mendalam, yang akan menjadi landasan utama dalam

penyusunan karya ilmiah kami. Kami berkomitmen untuk

memastikan bahwa metode observasi ini dijalankan dengan

ketelitian tinggi dan sesuai dengan prosedur ilmiah yang berlaku,

agar hasilnya dapat diandalkan dan bernilai kontribusi yang

signifikan dalam penelitian ini.


2. Wawancara

Menurut Moleong (2012:186) menjelaskan Wawancara adalah

percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh

dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewer) yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu.

Di karya ilmiah ini juga, kami mewawancarai sebagian siswa- siswa

terpilih.. Siswa yang terpilih berasal dari kelas XI.1, XI.4, XI.6 Hasil

dari wawancara ini akan dianalisis untuk mendukung temuan

penelitian Pendekatan ini memberikan wawasan yang mendalam

tentang topik penelitian, memungkinkan peneliti memahami

pandangan dan pengalaman subjek terkait

3. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2013:240) Dokumentasi merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,

gambar, atau karya-karya monumental dari seorang. Dokumen yang

berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life

histories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang

berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.


C. TEKNIK ANALISIS DATA

Analisis data secara deskriptif dilakukan dalam penelitian ini tujuannya

untuk mendeskripsikan data-data yang diperoleh. Adapun langkah-

langkah yang berkaitan dengan analisis deskriptif meliputi:

1. Reduksi data, merupakan penyederhanaan, penggolongan, dan

membuang yang tidak perlu data sedemikian rupa sehingga data

tersebut dapat menghasilkan informasi yang bermakna dan

memudahkan dalam penarikan kesimpulan.

2. Penyajian data, merupakan kegiatan saat sekumpulan data disusun

secara sistematis dan mudah dipahami, sehingga memberikan

kemungkinan menghasilkan kesimpulan.

3. Penarikan kesimpulan, merupakan tahap akhir dalam teknik

analisis data kualitatif yang dilakukan melihat hasil reduksi data

tetap mengacu pada tujuan analisis hendak dicapai.


BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PEMBAHASAN

a. Gambaran Umum Objek Penelitian

Lokasi dan penelitian ini adalah UPT SMA Negeri 5 Makassar kelas X.12

yang berada di Jalan Taman Makam Pahlawan No. 4. Tello Baru,

Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. LPT SMA

Negeri 5 Makassar merupakan salah satu sekolah Unggulan Sekolah

Menengah Atas Negeri berpredikat Model yang ada di Provinsi Sulawesi

Selatan, Indonesia. Pemilihan UPT SMA Negeri 5 Makassar sebagai lokasi

penelitian terkait dengan kemudahan pengambilan data dan efisiensi waktu.

b. Hasil Wawancara

Hasil dari wawancara yang telah dilakukan terhadap 5 informan yang

merupakan siswa kelas XI di SMA NEGERI 5 MAKASSAR

1. Faktor yang mempengaruhi Disorganisasi Keluarga menurut Siti

Feyza Dyah Ananda:

“Faktor yang mendorong terjadinya disorganisasi keluarga adalah

tercerainya kedua orang tua, perilaku orang tua terhadap anaknya serta

peraturan peraturan orang tua yang menurut anaknya tidak bisa ditaati

oleh anaknya”.
Sedangkan menurut Annisa Maylafrida Roemodar faktor

disorganisasi keluarga disebabkan oleh:

“Kekerasan pada anak, selingkuh dan juga perceraian”.

Faktor Disorganisasi Keluarga menurut Adelia Dwinanda:

“Menurut saya, karena faktor ekonomi dan karena kemiskinan sehingga

terjadi pertengkaran antara orang tua atau yang ada di dalam keluarga

tersebut selanjutnya karena faktor orang ketiga mungkin saja salah satu

dari orang tua tersebut selingkuh sehingga menjadi pertengkaran”.

Faktor Disorganisasi Keluarga menurut Aliah Mutmainnah:

“Menurut saya faktor yang mempengaruhi terjadinya disorganisasi

keluarga yaitu perceraian orang tua dan cara parenting kedua orang tua

terhadap anak”.

Faktor Disorganisasi Keluarga menurut Milan Aurelia:

“Menurut saya, faktor yang mengakibatkan terjadinya disorganisasi

keluarga itu seperti perbedaan pendapat, dan juga mungkin seorang

kepala keluarga yang tidak mampu menafkahi anggota keluarganya”.

2. Dampak dari terjadinya Disorganisasi Keluarga menurut Siti Feyza

Dyah Ananda:

“Dampak yang akan terjadi yaitu mengacu pada mental anak dan

menyebabkan terjadinya Broken Home”


Sedangkan menurut Annisa Maylafrida Roemodar dampak dari

terjadinya Disorganisasi keluarga yaitu:

“Menurut saya, anak akan merasa kesepian dan juga pastinya anak

tersebut akan merasa malu karena ketika ditanya tentang keluarganya,

dia pasti akan malu untuk menceritakan hal tersebut”.

Dampak dari terjadinya Disorganisasi keluarga menurut Adelia

Dwinanda:

“Menurut saya, anak bisa menjadi trauma seperti contoh anaknya tidak

mau berbicara dengan orang lain atau mungkin dia merasa ketakutan dan

yang terakhir berdampak pada bertambahnya jumlah perceraian di

Indonesia”.

Dampak dari terjadinya Disorganisasi menurut Aliah Mutmainnah:

“Menurut saya dampak yang akan timbul jika disorganisasi keluarga

terjadi yaitu mental anak akan rusak/ mental down dan merusak

keharmonisan keluarga”.

Dampak dari terjadinya Disorganisasi keluarga menurut Milan

Aurelia:

“Menurut saya dampaknya jika terjadi disorganisasi keluarga yaitu

anggota keluarga akan menjadi tertutup ataupun trauma untuk

berinteraksi dengan orang lain, dan kepercayaan si anak akan kurang

terhadap orang tua dan orang tua juga komunikasi nya dengan anak akan

berkurang”.
3. Solusi pencegahannya terjadinya disorganisasi keluarga menurut

Siti Feyza Dyah Ananda:

“Disorganisasi keluarga itu dengan melakukan bimbingan terhadap anak,

mendekatkan diri kepada anak, mengerti apa yang terjadi pada anak dan

harus saling terbuka”.

Solusi pencegahannya terjadinya disorganisasi keluarga menurut

Annisa MaylaFrida Roemodar:

“Menurut saya, mereka harus mengerti satu sama lain dan juga harus

ditanamkan rasa tanggung jawab dan juga orang tua harus lebih

memperhatikan anaknya”.

Solusi pencegahannya terjadinya disorganisasi keluarga menurut

Adelia Dwinanda:

“Menurut saya, harus diberi didikan sebelum menikah atau menikah

disaat usia sudah cukup”.

Solusi pencegahannya terjadinya disorganisasi keluarga menurut

Aliah Mutmainnah:

“Menurut saya solusinya yaitu memperbaiki parenting orang tua terhadap

anak, menjaga keharmonisan keluarga dan yang ketiga membuka forum

komunikasi terbuka di keluarga”.

Solusi pencegahannya terjadinya disorganisasi keluarga menurut

Milan Aurelia:
“Menurut saya solusi nya yang paling utama yaitu membuka komunikasi

antar anggota keluarga dan saling percaya antar pasangan suami istri

maupun anak”.

B. KESIMPULAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil dari wawancara yang telah dilakukan terhadap 5

informan dapat kami simpulkan berdasarkan rumusan masalah yang ingin

dicapai, yaitu:

Faktor utama yang menyebabkan terjadinya Disorganisasi keluarga

yaitu peranan orang tua, lainnya seperti faktor ekonomi yaitu kemiskinan,

adanya orang ketiga dalam sebuah rumah tangga dan yang terakhir yaitu

pertengkaran orang tua.

Kedua, dampak yang akan ditimbulkan jika terjadi Disorganisasi

keluarga yang pertama dan paling utama yaitu mengacu pada kondisi mental

anak apabila terdapat faktor yang menyebabkan terjadinya Disorganisasi

keluarga ini yaitu salah satunya perceraian kedua orang tua, hal tersebut

akan membuat anak akan merasa mental down dan merasa malu dengan

lingkungan luar/sekitar dan bisa saja akan terbawa sampai dewasa

nanti.Dampak lainnya seperti membentuk sebuah keluarga yang tidak

harmonis atau broken home.


Ketiga, solusi yang harus di dilakukan agar mengurangi resiko

terjadinya Disorganisasi keluarga yang pertama yaitu mengurangi egois

antar suami istri, saling percaya satu sama lain dan sebelum menikah

sebaiknya menyiapkan mental yang matang untuk menghadapi kehidupan

setelah menikah atau yang biasa disebut parenting, yang kedua sebagai

orang tua yang mempunyai anak sebaiknya lebih mendekatkan diri kepada

anak atau lebih membuka forum komunikasi antar anggota keluarga agar

tidak terjadi miskomunikasi dan memperhatikan kondisi anak, jangan

membuat aturan yang berlebihan.


BAB 5
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pembentukan pribadi-pribadi yang tangguh dalam keluarga

merupakan unsur penentu bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia

dalam masyarakat. Peranan keluarga adalah yang pertama dan paling

penting, di mana orang tua sebagai panutan dan teladan bagi perkembangan

anaknya. Ketika orangtua tidak melaksanakan peran semestinya maka yang

akan timbul disorganisasi keluarga.Solusi yang harus di dilakukan agar

mengurangi resiko terjadinya Disorganisasi keluarga yang paling

utama yaitu mengurangi egois antar suami istri dan sebelum menikah

sebaiknya menyiapkan mental yang matang untuk menghadapi kehidupan

setelah menikah atau yang biasa di sebut parenting, yang kedua sebagai

orang tua yang mempunyai anak lebih memperhatikan kondisi anak, jangan

membuat aturan yang berlebihan.


B. SARAN

Khususnya bagi orang tua agar lebih memperhatikan segala aspek

permasalahan yang terjadi dalam keluarga. Supaya anak-anak tidak menjadi

korban disorganisasi keluarga Karena akan merugikan pihak anak dan pihak

orang tua atau mungkin masyarakat sekitar atas kesenjangan negatif yang

dilakukan anak. Kondisi apapun yang terjadi dalam permasalah keluarga,

orang tua tetap bertanggung jawab dalam melaksanakan perannya sebagai

orang tua. Oleh karena itu orang tua diharapkan berperan aktif dalam

mengarahkan dan mengontrol perkembangan kepribadian anak supaya

mengantisipasi hal negatif yang mampu merusak konsep diri anak.


DAFTAR PUSTAKA

87, Volum, Nomor, and April Juni. n.d. “ISSN T907-316X Turna,L (,Ogos

Spectrum.” Accessed October 5, 2023.

http://repo.unsrat.ac.id/564/1/DISORGANISASI_KELUARGA_DAN_PE

NGARUHNYA_TERHADAP_PERKEMBANGAN_KEPRIBADIAN_A

NAK.pdf.

Fauziah, Syifa. n.d. “PENGARUH DISORGANISASI KELUARGA

TERHADAP PERKEMBANGAN REMAJA.” Www.academia.edu.

Accessed October 5, 2023.

https://www.academia.edu/23470500/PENGARUH_DISORGANISASI_K

ELUARGA_TERHADAP_PERKEMBANGAN_REMAJA.

“PENGARUH DISORGANISASI KELUARGA TERHADAP

PERILAKU SOSIAL ANAK (Studi Di Desa Purwodadi Kecamatan Gisting

Kabupaten Tanggamus).” n.d.

http://repository.radenintan.ac.id/14261/1/perpus%20pusat%20bab%201.2

.pdf.
“PENGARUH DISORGANISASI KELUARGA TERHADAP

PERILAKU SOSIAL ANAK (Studi Di Desa Purwodadi Kecamatan Gisting

Kabupaten Tanggamus).” n.d.

http://repository.radenintan.ac.id/14261/1/perpus%20pusat%20bab%201.2

.pdf.

Ningrum, Risza Wahyu, M. Pd Dr. Hj. Umi Dayati, and S. Pd Dr. Ahmad.

2022. “Perilaku Menyimpang Anak Pada Keluarga Disorganisasi (Studi

Kasus: Keluarga Dengan Hubungan Long Distance Marriage) / Risza

Wahyu Ningrum.” Repository.um.ac.id. April 26, 2022.

http://repository.um.ac.id/265956/.
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN

1. Pedoman wawancara:

 Apakah kamu pernah mendengar sebelumnya tentang Disorganisasi

keluarga?

 Apakah kamu tahu Disorganisasi keluarga itu apa?

 Menurut kamu, apakah faktor atau hal hal yang mempengaruhi

terjadinya Disorganisasi keluarga?

 Menurutmu, apa dampak yang akan ditimbulkan jika terjadi

Disorganisasi keluarga di lingkungan keluarga?

 Menurut kamu, bagaimana solusi pencegahan yang harus dilakukan

agar tidak terjadi Disorganisasi keluarga?

2. Dokumentasi

Dokumentasi wawancara dengan siswi kelas XI.4 yang bernama Milan


aurelia
pada tanggal 5 Oktober 2023 di SMA NEGERI 5 MAKASSAR.
Dokumentasi wawancara dengan siswi yang bernama Siti feyza
pada tanggal 19 September 2023 di SMA NEGERI 5 MAKASSAR

Anda mungkin juga menyukai