Anda di halaman 1dari 167

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY S F GII PI A0 DENGAN


ANEMIA SEDANG DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN ADELFI TELUSSA
KABUPATEN KEPULAUAN TANIMBAR

Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III


Kesehatan Pada Program Studi Kebidanan Saumlaki Politeknik Kesehatan
Kemenkes Maluku

Oleh:

ELSI Y BATKUNDA
NIM: PO7124119007

PRODI DIII KEBIDANAN SAUMLAKI


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
2022

1
HALAMAN PENGESAHAN

PAGE \* MERGEFORMAT xii


LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY S F GII PI A0 DENGAN


ANEMIA SEDANG DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN ADELFI TELUSSA
KABUPATEN KEPULAUAN TANIMBAR

Di susun dan diajukan oleh:


Elsi Yudit Batkunda
NIM: P07124119007

Telah disetujui oleh:

Pembimbing,

Sitti S. Hermanses, A.Kp., SST., M.Keb Tanggal 22 April 2022


NIP: 196607111993032002

PAGE \* MERGEFORMAT xii


SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama : Elsi Yudit Batkunda

Nim : P07124119007

Program studi : Kebidanan Saumlaki

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan

laporan tugas akhir saya yang berjudul :

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY S.F GII PI A0


DENGAN ANEMIA SEDANG DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN ADELFI
TELUSSA KABUPATEN KEPULAUAN TANIMBAR
Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya

akan menerima sangsi yang telah di tetapkan.

Saumlaki, 22 April 2022

Penulis

Elsi Yudit Batkunda


NIM:P07124119007

PAGE \* MERGEFORMAT xii


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang

telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul “Asuhan Kebidanan

Komprehensif pada Ny.S.F GII PI A0 Dengan Anemia sedang di Praktik Mandiri

Bidan Adelfi Telussa” Laporan Tugas Akhir ini disusun dalam upaya memenuhi

salah satu syarat menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Kebidanan

Saumlaki Politeknik Kesehatan Maluku.

Ucapan terima kasih dengan tulus dan penuh rasa hormat penulis sampaikan

kepada Sitti S. Hermanses, A.Kp.,SST.,M.Keb. selaku yang telah mengorbankan

waktu, tenaga dan pikiran dalam membantu serta membimbing penulis dalam

penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih dan

penghargaan kepada :

1. Hairudin Rasako,SKM.,M,Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kementrian Kesehatan Maluku, yang telah memfasilitasi penulis selama

mengikiuti pendidikan pada program studi D-III Kebidanan saumlaki

Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku.

2. Adelfi Telussa.S.,Tr.,S,KM selaku pembimbing lokasi penelitian, yang telah

memberikan ijin penelitian ini.

PAGE \* MERGEFORMAT xii


3. Sitti S. Hermanses, A.Kp.,SST.,M.Keb, Selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan

Saumlaki yang telah memberikan motivasi dan arahan selama penulis

mengikuti pendidikan.

4. Elvien N Abarua, SST.,M,KM selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan motifasi dan membimbing peneliti selama menuntut pendidikan.

5. Ny S. F selaku subjek pada penelitian ini, yang telah meluangkan waktu dan

tenaga hingga terselesainya pengumpulan data penelitian ini.

6. Seluruh Staf Dosen di Prodi Kebidanan Saumlaki yang selama ini telah

memberikan ilmu dan bimbingan bagi penulis

7. Bapa, mama, dan keluarga besarku yang telah memberikan dorongan moril

dan material kepada peneliti hingga peneliti dapat menyelesaikan laporan

tugas akhir ini.

8. Teman-teman angkatan Tahun 2019 yang selama ini dalam suka dan duka

bersama-sama menempuh pendidikan dibangku kuliah hingga akhir.

9. Semua pihak yang ikut membantu penulis dalam penyusunan Laporan Tugas

Akhir ini.

Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan

semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-nya kepada kita

semua.

Saumlaki, 22 April 2022

PAGE \* MERGEFORMAT xii


DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................. iii
KATA PENGANTAR .......................................................................... v
DAFTAR ISI ....................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... x
SINOPSIS ........................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ..................................................................... 3
C. Manfaat Penulisan ................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kehamilan .............................................................. 4
B. Tanda – tanda Kehamilan ........................................................ 4
C. Ketidaknyamanan Pada Kehamilan Trimester I,II,III ................ 7
D. Gangguan Kehamilan Yang Perlu Diwaspadai ........................ 11
BAB III TINJAUAN KASUS
I. Mengumpulkan Data Dasar ..................................................... 14
II. Merumuskan Diagnosa / Masalah Kebidanan ......................... 22
III. Diagnosa Potensial .................................................................. 24
IV. Tindakan Segera ..................................................................... 24
V. Rencana Tindakan ................................................................... 24
VI. Pelaksanaan ............................................................................ 24
VII. Evaluasi ................................................................................... 26
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 27
B. Saran ....................................................................................... 27
C. .................................................................................................
D. .................................................................................................
E. .................................................................................................
F. .................................................................................................

PAGE \* MERGEFORMAT xii


G. .................................................................................................
H. .................................................................................................
I. .................................................................................................
J. .................................................................................................
K. .................................................................................................
L. .................................................................................................
M. .................................................................................................
N. .................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

PAGE \* MERGEFORMAT xii


DAFTAR TABEL

Tabel 1: Penelitian Yang Serupa…………………………………………………8


Tabel 2: Lamanya Persalinan……………………………………….…………...32
Tabel 3: Mekanisme Adaptasi Bayi………………………………………………68

PAGE \* MERGEFORMAT xii


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
1. Surat Ijin Pengambilan Data Awal………………….............154
2. Surat Ijin Penelitian…………………………………..............155
3. Lembar Konsultasi……………………………………...........156
4. Partograf………………………………………………...............
5. Buku KIA………………………………………………............157

PAGE \* MERGEFORMAT xii


SINOPSIS

Menurut WHO (2019) Angka Kematian Ibu (maternal mortality rate) merupakan
jumlah kematian ibu akibat dari proses kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan
yang dijadikan indicator derajat kesehatan perempuan. Angka Kematian Ibu (AKI)
merupakan salah satu target global Sustainable Development Goals (SDGs) dalam
menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2030.
Ruang lingkup dari penelitian asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. S.F di
Praktek Mandiri Bidan Adelfi Telussa di Kabupaten Kepulauan Tanimbar adalah asuhan
kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana. Adapun
diagnosis yang ditemukan pada asuhan kehamilan adalah GII PI A0 usia kehamilan 39
minggu 3 hari punggung kanan, letak kepala, janin tunggal, hidup, intra uterin dengan
anemia sedang. Rencana asuhan yang disusun untuk mengatasi masalah yang di
hadapi klien adalah a. Menginformasikan tentang hasil pemeriksaan pada ibu, b.
Jelaskan tanda – tanda bahaya pada kehamilan tua.c Jelaskan pada ibu tentang
persiapan persalinan. d. Jelaskan tentang kebutuhan nutrisi. E.Jelaskan kepada ibu
tentang tanda-tanda persalinan. f. Beritahu ibu untuk istirahat yang cukup. g.
Memberikan tablet Fe 60 mg 1x1. i. Anjurkan pada ibu untuk kontrol 1 minggu lagi atau
bila ada keluhan ibu secepatnya periksa kebidan. Diagnosis pada persalinan kala I
adalah: Inpartu kala I fase aktif dengan masalah kebidanan gangguan rasa nyaman
nyeri. Rencana tindakannya: a.Memberitahukan hasilpemeriksaan, b Memberikan
support emosional/ dorongan moril, c. Memantau kemajuan persalinan, d. Menghadirkan
keluarga sebagai pendamping persalinan, e. Menjelaskan penyebab nyeri setiap kala, f.
Perhatikan makan dan minum, h. Memantau kemajuan persalinan tiap 4 jam (VT), i.
Menyiapkan alat partus, alat resusitasi, j. Mendokumentasikan asuhan pada partograf.
Diagnosis persalinan kala II: Inpartu kala II, dengan masalah gangguan rasa Nyman
nyerikala II. Rencana asuhan yang diberikan: a. Membantu mengatur posisi optimal
sesuai keinginan ibu, b. Menganjurkan ibu untuk meneran secara alamiah, c. Mengecek
kembali kelengkapan alat partus set dan perlengkapan lainya, d. Menyiapkan diri untuk
membantu persalinan dan kelahiran bayi, e. Membantu menolong persalinan sesuai
APN saat kepala tampak di vulva 5-6 cm (Bayi lahir jam 16.30 WIT), g. Menilai sekilas
keadaan bayi baru lahir, h. Keringkan bayi dan rangsang taktil pada seluruh badan dan
kepala bayi, kecuali telapak tangan bayi, I. menjepit dan memotong tali pusat ketika tali
pusat tidak lagi berdenyut, j. Mengganti handuk membungkus bayi (kepala tertutup), k.
letakkan bayi di atas dada ibu (IMD) selama 1 jam. Diagnosis Kala III adalah inpartu
kala III, dengan masalah gangguan rasa nyaman . Rencana asuhannya: a. Memastikan
kandung kemih kosong, b. Memastikan bahwa janin tunggal c. Melakukan manajemen
aktif kala III, (plasenta lahir jam 13.20.WIT). Diagnosis Kala IV adalah Inpartu kala IV
Rencana asuhan Observasi TTV, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan.
Diagnosis Bayi adalah bayi cukup bulan sesuai usia kehamilan, umur 0 hari dilanjutkan
dengan kunjungan KN1, KN2 dan KN3. Diagnosis Masa nifas adalah Post parum 6 jam,
6 hari, 2 minggu dan 6 minggu. Rencana asuhan sesuai standar asuhan masa nifas
normal. Diagnosis asuhan KB adalah calon akseptor KB, rencana asuhan: a.
Memberikan KIE tentang macam-macam KB dan efek samping masing-masing alat
kontrasepsi, b. Memberikan informed consent, c. Memberikan alat kontrasepsi, d.
Konseling pasca pemberian dan jadwalkan kunjungan selanjutnya.
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada kehamilan sesuai yang direncanakan, di lakukan
sebanyak 1 kali dimulai pada umur kehamilan 39 minggu sampai 40 minggu. Diagnosis
penyerta (anemia sedang) sebagai anteratasi (Hb 8gr/%), keluhan yang dirasakan dapat

PAGE \* MERGEFORMAT xii


klien atasi dengan baik. Asuhan pada persalinan dimulai dengan kala I yang berakhir
selama 4 jam sejak jam 11.10 -15.10 WIT. Kala II berlangsung 30 menit sejak
pembukaan lengkap sampai lahir bayi (jam 15.10- 16.30 WIT). Kala III berlangsung 30
menit sejak jam 16.30-16.60 WIT, plasenta lahir lengkap. Kala IV berlangsung 2 jam
sejak lahirnya plasenta pada jam 16.60-18.00 WIT. Asuhan pada bayi baru lahir
dilakukan sesuai rencana asuhan. Bayi lahir normal,IMD dilakukan, pemberian Vit K dan
HB0. Pemeriksaan fisik di lakukan

pada kunjungan 1 (KN1) di lakukan pada jam 18.00. KN2 dilakukan di rumah pada bayi
usia 1 hari, saat itu tali pusat belum lepas namun terawatt dengan baik. Bayi diberikan
ASI tanpa susu bantu. Sampai kunjungan ke-3 (KN3) dilakukan di rumah pada bayi usia
15 hari bayi hanya diberikan ASI tanpa susu bantu, tali pusat sudah lepas, bayi dalam
kondisi sehat tanpa komplikasi. Asuhan Masa nifas berlangsung normal, kunjungan 6 jam
di lakukan ibu mengeluh perut masih terasa mules dan ibu ingin istirahat. Pada
kunjungan ke-2 (KF2) ibu mengeluh kurang tidur karena sering munyusui. Pada
kunjungan nifas ke-3 (KF3) tidak ada keluhan proses involusio berjalan normal. Ibu
memberikan ASI kepada anaknya dengan baik.Kunjungan ke-4 pada nifas 6 minggu,
pengenalan alat kontrasepsi sudah di lakukan. Ibubersedia menggunakan alat kontrasepi
Implant.
Kesimpulan asuhan kebidanan yang peneliti lakukan pada Ny S.F Sejak hamil
sampai pelayanan KB berjalan normal tanpa komplikasi. Disarakan untuk peneliti
berikutnya untuk dapat melakukan asuhan lebih baik sesuai dengan evidence based.
Institusi pendidikan diharapkan dapat memfasilitasi referensi terupdate untuk menunjang
penyusunan teori.

PAGE \* MERGEFORMAT xii


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

AsuhanContinuity of Care (coc) merupakan asuhan secara

berkesinambungan dari hamil sampai dengan Keluarga Berencana (KB)

sebagai upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian

Bayi (AKB). Kenyataannya masih ada persalinan yang mengalami komplikasi

sehingga mengabitkan kematian ibu dan bayi (Juliana Munthe,2019).

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang dapat

menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Menurut data

World Health Organization (WHO), AKI di dunia pada tahun 2015 diperkirakan

303.000 per 100.000 KH. Sedangkan angka kematian bayi (AKB) di dunia

menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2016

diperkirakan 41 per 1000 KH (WHO, 2018).

Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu indikator yang menjadi

tolak ukur pembangunan kesehatan di suatu negara. Ibu dan anak

merupakananggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritas dalam

penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan

kelompok rentan terhadap keadaan keluarga sehingga penilaian terhadap

status kesehatan dan kinerja upaya kesehatan ibu dan anak penting untuk

dilakukan. Upaya kesehatan ibu dan anak menyangkutpelayanan dan

pemeliharaan ibu dalam masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas

dan KB (Kemenkes RI, 2018). Penyebab terjadinya Angka Kematian Ibu (AKI)

terbesar di Indonesia adalah perdarahan, infeksi dan eklamsi, karena

kurangnya edukasi tentang tanda-tanda bahaya persalinan, dan karena

1
2

kurang pengetahuan ibu bersalin, selain itu juga “4 terlalu” terlalu muda,

terlalu tua, terlalu banyak anak, terlalu sering hamil, faktor fisiologis yang

secara langsung dapat menambah angka tersebut. Kemajuan persalinan pada

kala I fase aktif merupakan saat yang paling melelahkan, berat, dan

kebanyakan ibu mulai merasakan sakit atau nyeri, dalam fase ini kebanyakan

ibu merasakan sakit yang hebat karena kegiatan rahim mulai lebih aktif.

Penurunan aliran darah juga menyebabkan melemahnya kontraksi rahim dan

berakibat memanjangnya proses persalinan hingga dapat menyebabkan

persalinan lama (Hidayati, 2017)

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2017 angka kematian ibu (AKI) mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup

dengan jumlah kasus sebesar 14.623 kasus. Penyebab terbanyak kematian

Ibu disebabkan oleh Pre Eklamsia dan perdarahan. Angka Kematian Bayi

(AKB) tercatat 24 per 1.000 kelahiran hidup dengan jumlah kasus sebesar

151.200 kasus. Penyebab terbanyak kematian bayi disebabkan oleh Bayi

Berat Lahir Rendah (BBLR) dan Asfiksia. (Kemenkes RI, 2017).

kasus kematian ibu melahirkan, sedangkan kematian bayi sebanyak 2. orang

(Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Tanimbar, 2019). Puskesmas

Saumlaki pada tahun 2019 cakupan ibu hamil yang melakukan kunjungan K1

sebanyak 3.146 orang (94%), cakupan K4 sebanyak 2.792 orang (83%),

jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan 2.693 orang (84%),

hal ini membuktikan bahwa masih ada pertolongan. Yang mendapatkan Fe1

sebanyak 955, Hal ini juga menunjukan bahwa sebagian besar persalinan

sudah di tolong oleh tenaga kesehatan. Peserta KB aktif.


3

sebanyak 4.226 orang (68.2%) dan KB yang sering digunakan adalah KB

suntik dan implant dan dilihat dari tahun ke tahun tak ada seorang pun yang

menggunakan KB MAL (Profil Puskesmas Saumlaki Tahun 2019)

Anemia atau lebih sering disebut kurang darah di mana kadar sel darah

merah berada di bawah nilai normal. Penyebabnya bisa karena kurangnya zat

gizi untuk pembentukan darah misalnya zat besi, asam folat dan vitamin B12,

tetapi yang paling sering terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi

(Rukiyah, 2019). Hal ini akan menimbulkan gangguan pertumbuhan hasil

konsepsi, sering terjadi immaturitas, prematuritas, cacat bawaan atau janin

lahir dengan berat badan yang rendah (Depkes RI, 2019).

Dampak anemia pada janin antara lain abortus, terjadi kematian

intrauterin, prematuritas, berat badan lahir rendah, cacat bawaan dan mudah

infeksi. Pada ibu, saat kehamilan dapat mengakibatkan abortus, persalinan

prematuritas, ancaman dekompensasi kordis dan ketuban pecah dini. Pada

saat persalinan dapat mengakibatkan gangguan his, retensio plasenta dan

perdarahan post partum karena atonia uteri (Manuaba, 2019).

Kesehatan ibu dan anak adalah harapan bagi masa depan semua orang,

oleh karena itu masalah kesehatan ibu dan anak merupakan masalah yang

perlu di perhatikan karena akan mempengaruhi pembentukan generasi muda

yang akan datang, berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik

untuk membuat laporan tugas akhir dengan judul Manajemen Asuhan

Kebidanan Komprehensif pada NY. S.F di klinik bidan adel Kabupaten

Kepulauan Tanimbar.
4

B. Perumusan Masalah

Kehamilan, persalinan dan nifas adalah suatu kondisi yang normal,

namun memerlukan pengawasan supaya tidak berubah menjadi yang

abnormal atau kematian. Kematian ibu bisa terjadi secara komprehensif

sebagai salah satu cara untuk menurunkan AKI, dengan demikian, rumusan

masalah adalah “Bagaimana penerapan Asuhan Kebidanan Komrehensif

pada Ny S.F GII PI A0 dengan Anemia sedang di Praktek Mandiri Bidan Adelfi

Telussa di Kabupaten Kepulauan Tanimbar

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk menerapkan asuhan kebidanan komrehensif pada Ny S.F GII PI A0

dengan Anemia sedang di Praktek Mandiri Bidan Adelfi Telussa

Kabupaten Kepulauan Tanimbar dengan menggunakan

pendokumentasian SOAP.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan asuhan kebidanan kehamilan pada Ny S.F GII PI A0

dengan Anemia sedang di Praktek Mandiri Bidan Adelfi Telussa di

Kabupaten Kepulauan Tanimbar dengan menggunakan

pendokumentasian SOAP.

b. Melakukan asuhan kebidanan nifas pada Ny S.F GII PI A0 dengan

Anemia sedang di Praktek Mandiri Bidan Adelfi Telussa di Kabupaten

Kepulauan Tanimbar dengan menggunakan pendokumentasian

SOAP.

c. Melakukan asuhan kebidanan bayi baru lahir dan neonatus Ny S.F

GII PI A0 dengan Anemia sedang di Praktek Mandiri Bidan Adelfi


5

Telussa di Kabupaten Kepulauan Tanimbar dengan menggunakan

pendokumentasian SOAP.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Hasil studi kasus ini dapat digunakan untuk menambah wawasan,

pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman dalam memberikan

asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas,

bayi baru lahir dan keluarga berencana

2. Secara Aplikatif

a. Profesi

Hasil penelitian inidapat sebagai masukan bagi profesi bidan dalam

upayamemberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada

masyarakat sehingga dapat memberikan tambahan khasana ilmu

pengetahuan bagi dunia kebidanan.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak pendidikan

untuk menambah referensi yang dapat dijadikan acuan bagi

mahasiswa dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil,

bersalin, bayi baru lahir dan neonatus

c. Klien dan masyarakat

Diharapkan masyarakat turut aktif membantu tenaga kesehatan

dalam melakukan asuhan kebidanan baik kehamilan, persalinan,

nifas, bayi baru lahir dan neonatus.


6

d. Peneliti

Hasil laporan tugas akhir ini untuk menambah wawasan dan

pengetahuan dan pertanggung jawaban dalam melaksanakan

asuhan kebidanan, memberikan pelajaran tersendiri dan mengasah

kemandirian ketika menghadapi pasien, mampu belajar menyakini

seseorang ketika memberi penjelasan yang berkaitan dengan

proses kehamilan, persalinan, pemantauan BBL, pemantauan masa

nifas, dan KB serta memberikan pengalaman yang sangat baik dan

berharga

E. Keasliaan Penelitian

Kesamaan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang

penulis buat saat ini adalah kesamaan pada asuhan yang diberikan secara

komprehensif serta metode yang digunakan dalam pendokumentasian.

Namun terdapat perbedaan yang terletak pada subjek, waktu, dan kasus

yang penulis lakukan saat ini. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah inI.

Tabel 1.1

Penelitian Yang Serupa

No Peneliti/Tahun Judul Penelitian Desain Hasil Penelitian


Penelitian
1 CHINTIA Manajemen Studi Asuhan Setelah melakukan
OLIVIA Asuhan Komprehensif asuhan kebidanan
LOULOLIA Kebidanan komprehensif pada
Komprehensif Ny.S.Fpenulis
Pada Ny.D.L di dapatmengetahui
klinik bidan adel bahwaasuhan yang
Periode April diberikansudah
sampai dengan sesuaidengan
April 2021 asuhankebidanan 7
langkah varney dan
data perkembangan
dengan metode
SOAP serta tidak
ditemukan
kesenjangan antara
7

teori dan praktik.

Dari tabel 1 di atas diketahui bahwa ada perbedaan studi kasus ini

dengan studi kasus ini dengan studi kasus sebelumnya. Perbedaan

dengan studi kasus yang dilakukan oleh penulis adalah pada waktu,

tempat dan subjek penelitian, pada studi kasus ini penulis menggunakan

di Praktek Mandiri Bidan Adelfi Telussa tahun 2022 pada Ny. S.F
8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Teori

1. Kehamilan

a. Pengertian kehamilan

Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari konsepsi sampai

lahirnya janin.Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu

atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir

(Kusbandiyah, 2016).

Kehamilan adalah suatu proses alami dalam kehidupan terjadinya

pembuahan sel telur oleh sel sperma di masa ovulasi yang

berproses menjadi janin dan selama kehamilan ibu harus di berikan

perawatan yang penting serta intervensi yang tepat (Homer,2019)

b. Perubahan Fisiologis Dan Psikologi Selama Kehamilan

(Trimester III)

1) Menurut Kuswanti (2014) Perubahan Fisiologis selama

kehamilan trimester III antara lain:

a) Sistem Reproduksi

Uterus: Pada trimester III, isthmus lebih nyata menjadi

bagian dari corpus uteri dan berkembang menjadi segmen


9

bawah Rahim (SBR). Kontraksi otot-otot bagian atas uterus

menjadikan SBR lebih lebar dan tipis, tampak batas yang

nyata antara bagian atas yang lebih tebal segmen bawah

yang lebih tipis.

b) Sistem Perkemihan

Keluhan sering kencing akan timbul lagi karena pada akhir

kehamilan kepala janin mulai turun kepintu atas panggul

dan kandung kemih akan mulai tertekan kembali. Selain itu

juga terjadi hemodilusi yang menyebabkan metabolisme air

menjadi lancar.

Pelvis ginjal kanan dan ureter lebih berdilatasi padapelvis

kiri akibat pergeseran uterusyang berat ke kanan akibat

adanya kolon rektosigmoid disebelah kiri. Perubahan ini

membuat pelvis dan ureter mampu menampung urine lebih

banyak dan memperlambat laju aliran urine.

c) Sistem musculoskeletal

Selama trimester III, otot rektus abdominalis dapat

memisah menyebabkan isi perut menonjol digaris tengah.

Umbilicus menjadi lebih datar atau menonjol. Setelah

melahirkan tonus otot secara bertahap kembali tetapi,

pemisahan otot (diastasi recti) menetap.

d) Sistem cardiovascular

Aliran darah meningkat dengan cepat seiring dengan

pembesaran uterus, walaupun aliran darah uterus

meningkat, ukuran konseptus meningkat lebih cepat.


10

Akibatnya lebih banyak oksigen diambil dari darah uterus

selama masa kehamilan lanjut. Pada kehamilan cukup

bulan, seperenam volume darah total darah ibu berada di

dalam system peredaran darah uterus.Tekanan arteri

maternal, kontraksi uterusdan Posisi maternal

mempengaruhi aliran darah.

e) Berat Badan Dan Indeks Masa Tubuh (IMT).

Terjadi kenaikan badan sekitar 5,5 kg, penambahan berat

badan dari awal mulai kehamilan sampai akhir kehamilan

berkisar 11-12kg.

f) System Pernafasan

Pada umur kehamilan 32 minggu keatas, usus tertekan

uterus yang membesar kearah diafrakma, sehingga

diafragma kurang leluasa bergerak dan mengakibatkan

kebanyakan wanita hamil mengalami kesulitan bernafas.

2) Perubahan psikologi pada ibu hamil Trimester ketiga

Tanda-tanda kehamilan di trimester ketiga yaitu : Sakit

punggang disebabkan karena meningkatnya beban berat yang

anda bawa yaitu bayi dalam kandungan, Pernapasan, pada

kehamilan 33-36 minggu banyak ibu hamil yang susah

bernafas, ini karena tekanan bayi yang berada dibawah

diafragma menekan perut ibu, tapi setelah kepala bayi yang

sudah turun kerongga panggul ini biasanya pada 2-3 minggu

sebelum persalinan maka akan merasa lega dan bernafas lebih

muda, Sering buang air kecil, pembesaran rahim, penurunan


11

bayi ke PAP membuat tekanan pada kandung kemih ibu,

Kontraksi perut, brackton-hicks kontraksi palsu berupa rasa

sakit yang ringan, tidak teratur dan kadang hilang bila duduk

dan istirahat, Cairan vagina, peningkatan cairan vagina selama

kehamilan adalah normal. Cairan biasanya jernih, pada awal

kehamilan biasanya agak kental dan pada persalinan lebih cair

(Walyani, 2017).

c. Kebutuhan dasar ibu hamil Trimester III

1) A Aulia (2022) kebutuhan dasar ibu hamil antara lain:

a) Oksigen.

Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia

termasuk ibu hamil, berbagai gangguan pernafasan bisa

terjadi pada saat hamil sehingga akan mengganggu

pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu yang akan

berpengaruh pada bayi yang di kandung.untuk mencegah

hal tersebut di atas dan untuk memenuhi kebutuhan

oksigen maka ibu perlu:

(1) Latihan nafas melalui senam ibu hamil.

(2) Tidur dengan bantal yang lebih tinggi.

(3) Makan tidak terlalu banyak.

(4) Kurangi atau hentikan merokok.

(5) Konsul ke dokter bila ada kelainan atau gangguan

peranfasan seperti asma dan lain-lain.

b) Nutrisi.
12

Pada saat hamil ibu harus makan-makanan yang mengandung

nilai gizi yang bermutu tinggi meskipun tidak berarti makanan

yang mahal. Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga

300 kalori perhari, ibu hamil seharusnya mengkomsumsi

makanan yang mengandung protein, zat besi dan minum cukup

cairan (menu seimbang).

c) Kalori.

Di Indonesia kebutuhan kalori untuk orang tidak hamil adalah

2000 Kkal, sedangkan untuk orang hamil 2300 dan 2800 Kkal.

Kalori dipergunakan untuk produksi energi. Bila kurang energi

akan diambil dari pembakaran protein yang mestinya dipakai

untuk pertumbuhan.

d) Protein.

Protein sangat dibutuhkan untuk perkembangan buah

kehamilan yaitu untuk pertumbuhan janin, uterus, plasenta,

selain itu untuk ibu penting untuk pertumbuhan Payudara dan

kenaikan sirkulasi ibu (protein plasma, hemoglobin, dan lain-

lain). Bila wanita tidak hamil, komsumsi protein yang ideal

adalah 0,9 gram/kg BB/hari tetapi selama kehamilan

dibutuhkan tambahan protein hingga 30 gram/hari.

e) Mineral.

Pada prinsipnya semua mineral dapat terpenuhi dengan

makan-makan sehari-hari yaitu buah-buahan, sayur-sayuran

dan susu.

f) Vitamin.
13

Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makan sayur dan

buah buahan, tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin.

Pemberian asam folat terbukti mencegah kecacatan pada bayi.

g) Personal hygene.

Kebersihan harus dijaga pada masa kehamilan, mandi

diajurkan sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung

untuk mengelurkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri

terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah

genetlia) dengan cara dibersihkan dengan air dan dikeringkan.

(A Aulia 2022).

h) Pakaian.

A Aulia(2022) beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

pakaian ibu hamil adalah memenuhi kriteria berikut ini:

(1) Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang

ketat pada daerah perut.

(2) Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat.

(3) Memakai bra yang menyokong Payudara.

(4) Memakai sepatu dengan hak yang rendah.

(5) Pakaian dalam yang selalu bersih.

i) Eliminasi (BAK/BAB).

Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan

eliminasi adalah kostipasi dan sering buang air kemih,

konstipasi terjadi karena adanya pengaruh hormon Estrogen


14

dan progesteron yang mempunyai efek rileks terhadap otot

polos, salah satunya otot usus. Tindakan pencegahan yang

dapat dilakukan adalah mengkonsumsi makanan tinggi serat

dan banyak minum air putih, terutama ketika lambung dalam

keadaan kosong (A Aulia, 2022).

j) Seksual.

Menurut Kuswanti (2014) hubungan seksual selama kehamilan

tidak dilarang selama tidak ada riwayat penyakit seperti:

(1) Sering abortus dan kelahiran premature.

(2) Perdarahan pervaginam.

(3) Koitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada

minggu terakhir kehamilan.

k) Mobilisasi, body mekanik.

Menurut Kuswanti (2014) beberapa hal yang perlu diperhatikan

adalah sebagai berikut:

(1) Memakai sepatu dengan hak yang rendah atau tanpa hak

dan jangan terlalu sempit.

(2) Posisi tubuh saat mengangkat beban yaitu dalam keadaan

tegak dan pastikan beban terfokus pada lengan.

(3) Tidur dengan Posisi kaki ditinggikan.

(4) Duduk dengan Posisi punggung tegak.

(5) Hindari duduk atau berdiri terlalu lama (ganti Posisi secara

bergantian untuk mengurangi ketegangan otot).

(6) Exercise/senam hamil.

Syarat senam hamil


15

(a) Telah dilakukan pemeriksaan kesehatan kehamilan

oleh dokter atau bidan.

(b) Latihan dilakukan setelah 22 minggu.

(c) Latihan dilakukan secara teratur dan disiplin.

(d) Sebaiknya latihan di rumah sakit atau klinik bersalin

dibawah pimpinan instruktur senam hamil.

l) Istirahat/tidur

Posisi tidur yang dianjurkan pada ibu hamil adalah miring ke

kiri, kaki kiri lurus, kaki kanan sedikit menekuk, dan diganjal

dengan bantal dan untuk mengurangi rasa nyeri pada perut,

ganjal dengan bantal pada perut bawah sebelah kiri.

(Kuswanti,2018).

J) Immunisasi.

Immunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk

mencegah penyakit yang dapat menyebabkan kematian ibu

dan janin, jenis immunisasi yang diberikan adalah tetanus

toksoid (TT) yang dapat mencegah penyakit tetanus. (Kuswanti,

2019).

k) Traveling

Menurut Kuswanti (2018) hal-hal yang di anjurkan apabila

ibu hamil bepergian adalah sebagai berikut:

(1)Hindari pergi kesuatu tempat yang ramai, sesak dan

panas, serta berdiri terlalu lama ditempat itu karena akan

dapat menimbulkan sesak nafas sampai akhirnya jatuh

pingsan.
16

(2)Apabila bepergian selama kehamilan, maka duduk dalam

jangka waktu lama harus dihindari karena dapat

menyebabkan peningkatan resiko bekuan darah vena

dalam dan tromboflebitis selama kehamilan.

(3)Wanita hamil dapat mengendarai mobil maksimal 6 jam

dalam sehari dan harus berhenti selama 2 jam lalu

berjalan selama 10 menit.

(4)Stocking penyangga sebaiknya di pakai apabila harus

duduk dalam jangka waktu lama di mobil atau pesawat

terbang.

(5)Sabuk pengaman sebaiknya selalu dipakai, sabuk

tersebut diletakan dibawah perut ketika kehamilan sudah

besar.

l) Persiapan laktasi

Persiapan menyusui pada masa kehamilan merupakan hal

yang penting karena dengan persipan dini ibu akan lebih baik

dan siap untuk menyusui bayinya. Pelayanan pada BPM terdiri

dari penyuluhan tentang keunggulan ASI, manfaat rawat

gabung, perawatan putting susu, perawatan bayi, gizi ibu hamil

dan menyusui, keluarga berencana.

d. Konsep Standar Pelayanan ANC

Asuhan antenatal (antenatal care) adalah pengawasan

sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan

perkembangan janin dalam rahim. Dilakukan dengan

observasi berencana dan teratur terhadap ibu hamil melalui


17

pemeriksaan, pendidikan, pengawasan secara dini terhadap

komplikasi dan penyakit ibu yang dapat mempengaruhi

kehamilan.

Standar pelayanan antenatal yang berkualitas ditetapkan

oleh departemen kesehatan RI meliputi:

1) Memberikan pelayanan kepada ibu hamil minimal 4 kali, 1 kali

pada trimester I, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada

treimester III.

2) Melakukan penimbangan berat badan pada ibu hamil dan

pengukuran lingkar lengan atas (LILA). Pertambahan yang

optimal adalah kira-kira 20% dari berat badan ibu sebelum

hamil, jika berat badan tidak bertambah, lingkar lengan atas

kurang dari 23,5 cm menunjukan ibu mengalami kurang gizi.

3) Penimbangan berat badan dan pengukuran tekanan darah

harus dilakukan secara rutin dengan tujuan untuk melakukan

deteksi dini terhadap terjadinya tiga gejala preeklamsi.

4) Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) dilakukan secara rutin

dengan tujuan mendeteksi secara dini terhadap berat badan

janin. Indikator pertumbuhan berat janin intrauterinetinggi

fundus uteri dapat juga mendeteksi secara dini terhadap

terjadinya molahidatidosa, janin ganda atau hidramnionyang

ketiganya dapat mempengaruhi terjadinya kematian maternal.

5) Melaksanakan palpasi abdominal setiap kunjungan untuk

mengetahui usia kehamilan, letak, bagian terendah, letak


18

punggung, menentukan denyut janttung janin untuk

menentukan asuhan selanjutnya.

6) Pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT) kepada ibu hamil

sebanyak 2 kali dengan jarak minimal 4 minggu, diharapkan

dapat menghindari terjadinya tetanus neonatorum dan

tetanus pada ibu bersalin dan nifas.

7) Pemeriksaan haemoglobin (Hb) pada kunjungan pertama dan

pada kehamilan 30 minggu.

8) Memberikan tablet zat besi 90 tablet selama 3 bulan diminum

setiap hari, ingatkan ibu hamil tidak minum dengan teh dan

kopi. Suami atau keluarga hendaknya selalu dilibatkan

selama ibu mengomsumsi zat besi untuk meyankinkan bahwa

tablet zat besi betul-betul diminum.

9) Pemeriksaan urine jika ada indikasi (tes protein dan glukosa),

pemeriksaan penyakit-penyakit infeksi (HIV/AIDS dan PMS).

10) Memberikan penyuluhan tentang perawatan diri selam hamil,

perawatan payudara, gizi ibu selama hamil, tanda bahaya

pada kehamilan dan pada janin.

11) Bicarakan tentang persalinan kepada ibu hamil, suami atau

keluarga pada trimester III, memastikan bahwa persiapan

persalinan bersih, aman dan suasana yang menyenangkan,

persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk.

12) Tersedianya alat-alat pelayanan kehamilan dalam keadaan

baik dan dapat digunakan, obat-obatan yang diperlukan

waktu pencatatan kehamilandan mencatat semua temuan


19

pada kartu menuju sehat (KMS) ibu hamil untuk menetukan

tindakan selanjutnya.

2. Kehamilan Dengan Anemia

a. Pengertian Anemia

Anemia adalah keadaan dimana sel darah merah atau konsentrasi

hemoglobin di dalam lebih rendah dari normal atau tidak mencukupi

kebutuhan tubuh.(Who 2022).

Anemia terjadi ketika tubuh tidak memiliki jumlah sel darah merah

yang cukup (Veretalama 2017)

b. Penyebab Anemia

Menurut Soekarti (2018) pada umumnya, penyebab anemia pada

kehamilan adalah:

1) Kurang zat besi

Kebutuhan zat besi pada trimester II dan III tidak dapat

dipenuhi dari mengkonsumsi makanan saja, walaupun

makanan yang dikonsumsi memiliki kualitas yang baik

ketersediaan za besi yang tinggi. Peningkatan kebutuhan

zat besi meningkat karena kehamilan. Sebagian

kebutuhan zat besi dapat dipenuhi oleh simpanan zat

besi dan presentase zat besi yang diserap, namun

apabila simpanan zat besi rendah atau zat besi yang


20

diserap sedikit maka diperlukan suplemen preparat zat

besi agar ibu hamil tidak mengalami anemia

(Bakta,I.M.,&Dkk,2020

2) Ibu yang mempunyai penyakit kronik

Ibu yang memiliki penyakit kronik mengalami inflamasi yang

lama dan dapat mempengaruhi produksi sel darah merah yang

sehat. Ibu hamil dengan penyakit kronis lebih berisiko

mengalami anemia akibat inflamasi danin feksiakut

(Bothamley&Maureen,2017).

3) Kehilangan banyak darah saat persalinan sebelumnya

Perdarahan yang hebat dan tiba-tiba seperti perdarahan saat

persalinan merupakan penyebab tersering terjadinya anemia,

jika kehilangan darah yang abnyak, tubuh segera menarik

cairan dari jaringan diluar pembuluh darah agar darah dalam

pembuluh darah tetap tersedia. Banyak kehilangan darah saat

persalinan akan mengakibatkan anemia (Ananya,2012).

Dibutuhkan waktu untuk memulihkan kondisi fisiologis ibu dan

memenuhi cadangan zat besi ibu hamil (Manuaba&Dkk, 2016).

d. Jarak kehamilan

Hasil penelitian dari Amiruddin (2007) menyatakan kematian

terbanyak terjadi pada ibu dengan prioritas 1 sampai 3 anak dan

jika dilihat menurut jarak kehamilan ternyata jarak kurang dari 2

tahun menunjukkan kematian maternal lebih banyak. Jarak

kehamilan yang terlalu dekat dapat menyebabkan ibu


21

mempunyai waktu singka tuntuk memulihkan kondisi rahimnya

agar bisa kembali kekondisi sebelumnya.

Pada ibu hamil dengan jarak yang terlalu dekat dapat

menyebabkan resiko terjadi anemia dalam kehamilan.

Dibutuhkan waktu untuk memulihkan kondisi fisiologis ibu

adalah dua tahun. Karena cadangan zat besi ibu hamil belum

pulih Akhirnya berkurang untuk keperluan janin yang di

kandungnya (Manuaba&Dkk,2010)

e. Paritas

Menurut badan kependudukan keluarga berencana nasional

(BKKBN 2018) Paritas adalah jumlah anak yang pernah di

lahirkan hidup yaitu kondisi yang menggambarkan kelahiran

sekelompok atau kelompok wanita selama masa reproduksi.

Paritas dapat di bedakan menjadi primipara, multipara, dan

grandemultipara(Meprawirohardjo 2019)

f. Ibu dengan hamil gemelidan hidramnion

Derajat perubahan fisiologis maternal pada kehamilan gemeli

lebih besar dari pada di bandingkan kehamilan tunggal. Pada

kehamil angemeli yang dikomplikasikan dengan hidramnion,

fungsi ginjal maternal dapat mengalami komplikasi yang serius

dan besar. Peningkatan volume darah juga lebih besar pada

kehamilan ini. Rata-rata kehilangan darah melalui persalinan

pervaginam juga lebih banyak (Wiknjosastro, 2017).

3. Patofisiologi Anemia Pada Kehamilan


22

Perubahan hermatologi sehubungan dengan kehamilan adalah

oleh karena perubahan sirkulasi yang semakin meningkat

terhadap plasenta dan pertumbuhan payudara. Volume plasma

meningkat 45-65% dimulai pada trimester II kehamilan dan

maksimum terjadi pada bulanke-9 dan meningkat sekita 1000

ml, menurun sedikit menjelang aterm serta kembali normal pada

3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkat kanvolume

plasmase pertilaktogen plasma, yang menyebabkan

peningkatan sekresi aldesteron (Rukiyah,2019)

1) Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim

disebut Hidremia atau Hipervolemia Akan tetapi, bertambahnya

sel darah menjadi kurang dibandingkan dengan bertambahnya

plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perban dingan

tersebut adalah sebagai berikut: plasma 30%,sel darah18% dan

hemoglobin19%.Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk

membantu meringankan kerja jantung yang semakin berat

dengan adanya kehamilan (Manoe,2018).

e. Tanda dan Gejala

Menurut Yuni (2017) gejala anemia sebagai berikut:

1) Kulit pucat.

2) Detak jantung meningkat.

3) Sulit bernafas.

4) Kurang tenaga atau cepat lelah.

5) Pusing terutama saat berdiri.

6) Sakit kepala.
23

7) Siklus menstruasi tidak menentu.

8) Lidah yang bengkak dan nyeri.

9) Kulit mata dan mulut berwarna kuning.

10) Limpa atau hati membesar.

11) Penyembuhan luka atau jaringan yang terganggu.

f. Macam-Macam Anemia Dalam Kehamilan

1) Anemia Defisiensi Besi.

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat

kekurangan zat besi dalam darah. Diagnosa anemia defisiensi

besi dapat dilakukan dengan anamnesa. Hasil anamnesa di

dapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-

kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda.

Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat di lakukan dengan

menggunakan alat sachili, dilakukan minimal 2 kali selama

kehamilan yaitu trimester I dan III.

Klasifikasi anemia menurut kadar haemoglobin pada ibu hamil

menurut WHO (2011):

1) Hb ≥ 11,0 g/dL : Tidak Anemia

2) Hb 10,0 – 10,9 g/dL : Anemia Ringan

3) Hb 7,0 – 9,9 g/dL : Anemia Sedang

4) Hb <7,0g/dL : Anemia Bera

2) Anemia Megaloblastik.

Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folik, malnutrisi

dan infeksi yang kronik.

3) Anemia Hipoplastik.
24

Anemia ini disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu

membuat sel-sel darah baru.

4) AnemiaHemolitik

Anemia Hemolitik adalah kondisi di mana hancurnya sel darah

merah (eritrosit) lebih cepat dibandingkan pembentukannya.

g. Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis anemia kehamilan dapat dilakukan

dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat

lelah, sering pusing, mata berkunang–kunang, dan keluhan mual

muntah lebih hebat pada hamil muda.

a) Anamnesis

Pada anamnesis ditanya mengenai riwayat penyakit sekarang

dan riwayat penyakit dahulu, riwayat gizi, anamnesis mengenai

lingkungan fisik sekitar, apakah ada paparan terhadap bahan

kimia atau fisik serta riwayat pemakaian obat. Riwayat penyakit

keluarga juga ditanya untuk mengetahui apakah ada faktor

keturunan.

Pada anamnesis akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering

pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan mual muntah lebih

berat pada hamil muda (Pairaya, 2017).

b) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan dilakukan secara sistematik dan menyeluruh, antara

lain:

a) Warna kulit: pucat, sianosis, ikterus, kulit telapak tangan

kuning seperti jerami.


25

b) Kuku: koilonychias (kuku sendok).

c) Mata :ikterus, konjugtiva pucat, perubahan pada fundus.

d) Mulut :ulserasi, hipertrofi gusi, atrofipapil lidah.

e) Limfadenopati, hepatomegali, splenomegaly

Keluhan lemah, kulit pucat, sementara tensi masih dalam

batas normal, pucat pada membranmukosa, dan conjungtiva

oleh karena kurangnya sel darah merah pada pembuluh

darah kapiler serta pucat pada kuku dan jari tangan

(Saifuddin, 2015).

c) Pemeriksaan Laboratorium Hematologi

Pemeriksaan dan Pengawasan Hb dapat dilakukan dengan

menggunakan alat Hb (sahli).

h. Klasifikasi anemia

Menurut Prawirohardjo (2015), yang dapat dilakukan dengan

menggunakan metode Sahli yaitu : Hb 11 gr% tidak anemia, Hb 9 –

10 gr% anemia ringan, Hb 7 – 8 gr% anemia sedang, Hb < 7 gr%

anemia berat.

Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan,

yaitu pada trimester I dan trimester III. Dengan pertimbangan bahwa

sebagian besar ibu hamil mengalami anemia, maka dilakukan

pemberian preparat Fe sebanyak 90 tablet pada ibu – ibu hamil di

Puskesmas (Manuaba, 2019).

i. Patofisiologi Anemia
26

Pada kehamilan relatif terjadi Anemia karena ibu hamil kengalami

Hemodelusi (pengenceran) dengan peningkatan volume 30% dan

haemoglobin sekitar 19% (Manuaba 2019).

Pengaturan hemopoesis merupakan salah satu perubahan yang

terjadi dalam kehamilan. Berbagai perubahan yang terjadi utamanya

berfungsi untuk memelihara janin agar selalu dalam keadaan optimal

yaitu dengan meningkatkan sirkulasi unit maternal (plasenta) janin,

yang pada akhirnya untuk memenuhi kebutuhan oksigen janin.

Perubahan tersebut terjadi beberapa minggu setelah konsepsi,

sejalan dengan pertumbuhan embrio yang semakin berkembang. Ibu

dan janin memiliki sirkulasi yang terpisah secara komplit, tanpa

hubungan langsung antara kedua sirkulasi tersebut. Begitu pula

dengan hemopoesis, produksi eritropoetin, serta regulasi, semuanya

terpisah. Bila terjadi patologis, pada ibu anemia akan mengakibatkan

defisiensi oksigen dan berpengaruh pada bayi (Pribadi,et al2015)

j. Pengaruh Anemia terhadap Kehamilan

Menurut Aryanti (2017) pengaruh anemia terhadap kehamilan

adalah

a. Trimester Pertama

Abortus, missed abortus, dan

kelainan congenital.

b. Trimester Kedua dan Trimester III

Persalinan premature, perdarahan antepartum, gangguan

pertumbuhan janin dalam Rahim, Bayi Berat Lahir Rendah


27

(BBLR), mudah terkena infeksi, IntetlligenceGuotient (IQ)

rendah (Proverawati, 2020).

Bahaya anemia dapat menyebabkan terjadinya partus

premature, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan

janin dalam rahim, asfiksia intrapartum sampai kematian,

gestosis dan mudah terkena infeksi, dan dekompensasi

kordisi hingga kematian ibu (Mansjoer,2018).

c. Saat Inpartu

Gangguan hisprimer dan sekunder, janin lahir dengan

anemia, persalinan dengan tindakan tinggi, ibu cepat lelah,

gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif

(Proverawati, 2020).

d. Pasca partus

Antonia uteri menyebabkan perdarahan, retensio plasenta,

perlukaan sukar sembuh, mudah terjadi perperalis,

gangguan involusiuteri, kematian ibu tinggi (perdarahan,

infeksi peurperalis, gestrosis) (Proverawati, 2020)

Pencegahan Anemia menurut Pairaya (2017) yaitu :


a) Pemberian tablet atau suntikan zat besi

Dosis suplementatif yang dianjurkan dalam satu hari

adalah dua tablet (satu tablet mengandung 60 mgFe dan

200 mg asam folat) yang dimakan selama paruh kedua

kehamilan karena pada saat tersebut kebutuhan akan zat

besi sangat tinggi.


28

b) Pendidikan.

Ibu hamil harus diberikan pendidikan yang tepat misalnya

tentang bahaya yang mungkin terjadi akibat anemia. Dan

harus pula diyakinkan bahwa salah satu penyebab anemia

adalah defisiensi zat besi.

c) Modifikasi makanan.

Asupan zat besi dari makanan dapat ditingkatkan yaitu

dengan pemastian konsumsi makanan yang mengandung

kalori dan meningkatkan ketersediaan hayati zat besi yang

dimakan, yaitu dengan jalan mempromosikan makanan

yang dapat memacu dan menghindarkan pangan yang bisa

mereduksi penyerapan zat besi.

d) Pengawasan penyakit infeksi

Pengawasan penyakit infeksi ini memerlukan upaya

kesehatan masyarakat melalui pencegahan seperti

penyediaan air bersih, perbaikan sanitasi lingkungan dan

kebersihan perorangan

e) Fortifikasi makanan.

Fortifikasi makanan yang banyak dikonsumsi dan diproses

secara terpusat merupakan inti penanganan anemia.

Produk makanan fortifikasi yang lazim adalah tepung

gandum serta roti makanan yang terbuat dari jagung dan

bubur jagung dan produk susu.


29

B. Penanganan Anemia

a) Anemia Ringan

Dengan kadar Hemoglobin 9-10 gr% masih dianggap

ringan sehingga hanya perlu diberikan kombinasi 60 mg/

hari besi dan 250 g asam folat peroral sekali sehari.

Hemoglobin dapat dinaikkan sebanyak 1 gr/dl sehari mulai

dari hari kelima dan seterusnya (Arisman, 2019).

b) Anemia Sedang.

Pengobatannya dengan kombinasi 120 mg zat besi dan

500 g asam folat peroral sekali sehari (Arisman, 2015).

c) Anemia Berat

World Health Organization (WHO) tahun 2006 yang dikutip

dari “The Management of Nutrition in Major Emergencie’s”

(Manajemen Ilmu Gizi Dalam Keadaan Darurat)

penanganan anemia berat dilakukan dengan pemberian

preparat besi 600 mg dan 400 g asam folat peroral sekali

sehari selama 3 bulan (Prawirohardjo, 2018).

C. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

Pada Ibu Hamil

Menurut penelitian dari Purwandari dkk (2020) faktor-faktor

yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil

yaitu paritas, umur, kunjungan Antenatal Care (ANC) dan

konsumsi tablet zat besi (Fe)

j. Antenatal terstandar (konsep standar ANC dan kebijakan

kunjungan ANC)
30

Menurut Saputra (2017), upaya kesehatan ibu hamil diwujudkan

dalam pemberian ANC atau perawatan antenatal (PAN) sekurang

kurangnya 4 kali selama masa kehamilan, dengan distribusi waktu

sebagai berikut:

1) Minimal 1 kali pada trimester pertama (KI).

Trimester I : ibu memeriksakan kehamilan minimal 1 kali pada 3

bulan pertama usia kehamilan dengan mendapatkan pelayanan

(timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur

tinggi fundusuteri, pemberian imunisasi TT, dan pemberian

tablet zat besi) disebut juga K1 (kunjungan pertama ibu hamil).

2) Minimal I kali pada trimester kedua

Trimester II: ibu memeriksakan kehamilan minimal 1 kali pada

umur kehamilan 4-6 bulan dengan mendapatkan pelayanan 5T

(timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur

tinggi fundusuteri, pemberian imunisasi TT, dan pemberian

tablet zat besi).

3) Minimal 2 kali pada trimester ketiga (K4).

Trimseter III: ibu memeriksakan kehamilannya minimal 2 kali

pada umur kehamilan 7–9 bulan dengan mendapatkan

pelayanan 5T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah,

mengukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT, dan

pemberian tablet zat besi), disebut juga K4 (kunjungan ibu

hamil ke empat).

2 Konsep Dasar Persalinan

e. Pengertian persalinan
31

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan

janin turun ke jalan lahir . Kelahiran adalah proses dimana janin dan

ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. Dengan demikian bisa

dikatakan bahwa persalinan (labor) adalah rangkaian peristiwa

mulai dari kenceng-kenceng teratur sampai dikeluarkannya produk

konsepsi (janin, plasenta, ketuban, dan cairan ketuban) dari uterus

ke dunia luar melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan

bantuan atau dengan kekuatan sendiri (Utami, 2019).

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran yang

terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), berlangsung

dalam waktu 18-24 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun

pada janin (Utami, 2019).

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran yang

terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), berlangsung dalam

waktu 18-24 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin

(Utami, 2019).

f. Tanda tanda permulaan persalinan

Menurut teori Asrinah (2018), tanda-tanda awal persalinan adalah

His yang datang lebih kuat dan teratur, diikuti pengeluaran lendir

bercampur darah yang menandakan jalan lahir telah terbuka.

Menurut JNPK-KR 2017, His pada kala 1 fase aktif biasanya terjadi

sebanyak 3 kali atau lebih dan semakin lama semakin kuat.

Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelum

wanita mamasuki kala pendahuluan (preparatory stage of labor),

dengan tanda:
32

1) Lightening atau settling atau droping, yaitu kepala turun

memasuki pintu atas panggul, terutama pada primigrafida pada

multipara hal tersebut tidak begitu jelas

2) Perut kelihatan lebih lebar

3) Sering buang air kecil atau sulit berkemih karena kandung

kemih tertekan oleh oleh bagian bawa janin

4) Perasaan nyeri di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-

kontraksi lemah uterus, kadang-kadang di sebut false labor

pains

5) Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya

bertambah, mungkin bercampur darah (bloody show)

g. Tahapan Persalinan

Persalinan dibagi atas empat tahap. Pada kala satu disebut juga

kala pembukaan, kala dua disebut juga tahap pengeluran. Kala tiga

disebut juga kala uri, kala IV adalah 2 jam setelah plasenta

keluar(Tando, 2016)

Kala I (kala Pembukaan)

Pasien dikatakan dalam tahap persalinan kala I, jika sudah terjadi

pembukaan serviks dan kontraksi terjadi teratur minimal 2 kali

dalam 10 menit selama 40 detik. Kala I adalah kala pembukaan

yang berlangsung antara pembukaan 0-10 cm (pembukaan

lengkap).
33

Proses ini terbagi menjadi dua fase, yaitu fase laten (8 jam)

dimana serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam)

dimana serviks membuka dari 3-10 cm. Kontraksi lebih kuat dan

sering terjadi selama fase aktif. Pada permulaan his, kala

pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturient (ibu

yang sedang bersalin) masih dapat berjalan-jalan. Lamanya kala I

untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan pada

multigravida sekitar 8 jam, Berdasarkan Kurve Friedman,

diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm per jam dan

pembukaan multigravida 2 cm per jam. Dengan perhitungan

tersebut maka waktu pembukaan lengkap dapat diperkirakan

(Sulistyawati, 2017)

a) Fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung

lambat dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan

penipisan dan pembukaan secara bertahap sampai

pembukaan 3 cm, berlangsung dalam 7-8 jam.

b) Fase aktif (pembukaan serviks 4-1 cm), berlangsung

selama 6 jam dan dibagi dalam 3 subfase .

(1) Periode akselerasi: berlangsung selama 2 jam,

pembukaan menjadi 4 cm.

(2) Periode dilatasi maksimal : berlangsung selama 2 jam

pembukaan jadi 10 cm atau lengkap.

(3) Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam 2 jam

pembukaan jadi 10 cm atau lengkap.


34

Pada fase aktif persalinan, frekuensi dan dalam

kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap

adekuat jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10

menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih) dan

terjadi penurunan bagi terbawah janin. Berdasarkan kurve

Friedman, Sdiperhitungkan pembukaan pada primigravida

1 cm/jam. Mekanisme membukanya serviks berbeda

antara primigravida dan multigravida. Pada primigravida,

ostium uteri internum akan membuka lebih dulu, sehingga

serviks akan mendatar dan menipis, kemudian ostium

internum sudah sedikit terbuka.

Kala II (kala pengeluaran janin)

Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah

lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II

pada primipara berlangsung selama 2 jam dan pada

multipara 1 jam.

Tabel 2.1

Lamanya persalinan.

Lama Persalinan
Kala I 13 jam 7 jam
Kala II 1 jam ½ jam
Kala III ½ jam ¼ jam
TOTAL 14 ½ jam 7 ¼ jam
35

Kala III ( kala pengeluaran plasenta)

Kala III persalinan di mulai setelah lahirnya bayi dan berakhir

dengan lahirnya plasentadan selaput ketuban. Seluruh proses

biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.

Kala IV ( kala pengawasan )

Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam

setelah proses tersebut

a) Observasi yang harus dilakukan pada kala IV.

(1) Tingkat kesadaran

Pemeriksaan tanda- tanda vital: tekanan darah, nadi,

dan pernapaasan.

(2)Kontraksi uterus

Terjadi perdarahan, perdarahan dianggap masih

normal jika tidak melebih 400-500 cc

b) Asuhan pemantauan pada IV

(1) Lakukan rangsan taktil (seperti pemijatan) pada uterus,

untuk merangsang uterus berkontraksi.

(2) Evaluasi tingkat fundus dengan meletakan jari tangan

melintang antara pusat dan fundusuteri.

(3) Perkiraan kehilangan darah secara keseluruhan.

(4) Periksa perineum dari perdarahan akfif (misalnya

apakah adanya laserasi atau episiotomi)

(5) Evaluasi kodisi ibu secara umum.

(6) Dokumentasikan semua asuhan dan ketemuan selama

kala IV persalinan di halaman belakang partograf


36

segera setelah asuhan di berikan atau setelah

penelitian di lakukan.

(7) Pemantauan keadaan umum ibu pada kala IV.

Sebagian besar kejadian kesakitan dan kematian ibu di seb

abkan oleh pendarahan pasca persalinan dan terjadi

dalam 4 jam pertama setelah kelahiran bayi. Karena alasan

ini, penting sekali untuk memantau ibu secara ketat segera

setelah setiap tahapan atau kala persalinan di selesaikan.

Hal- hal yang di patuhi selama 2 jam pertama

selamapasca persalinan.

(1) Pantau tekan darah, nadi, tinggi fundus, kandung

kemih, dan perdarahan setiap 15 menit dalam 1 jam

dan 30 menit dan 1 jam kedua pada kala IV

(2) Pemijatan uterus untuk memastikan uterus menjadi

keras, setiap 1 menit dalam 1 jam pertama dalam 30

menit dalam jam kedua kala IV. (Astuty, 2015).

(3) Pantau suhu ibu satu kali dalam jam pertama dan satu

kali pada jam kedua pasca persalinan.

(4) Nilai perdarahan, periksa perinium dan vagina setiap

15 menit dalam 1 jam pertama dan setiap 30 menit

pada jam kedua.

(5) Ajarkan ibu dan keluarganya bagaimana menilai tonus

perdaraan uterus, juga bagaimana melakukan

pemijetan uterus menjadi lembek.

d. Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Persalinan


37

Menurut Dewi (2016), faktor –faktor yang mempengaruhi

persalinanterdiri atas psikologis dan penolong dengan mengetahui

faktor-faktor yang memengaruhi persalinan, maka jika terjadi

penyimpangan atau kelainan yang dapat mempengaruhi jalannya

persalinan, kita dapat memutuskan interfensi persalinan untuk

mencapai kelahiran bayi yang baik dan ibu yang sehat, persalinan

yang memerlukan bantuan dari luar karna terjadi penyimpangan 3P

disebut persalinan distosia .

1) Passage (jalan lahir) yaitu

a) Jalan lahir keras, rangka panggul, tulang panggul,

artikulasi, ruang panggul (pelvis cavity), pintu panggul,

sumbuh panggul.

b) Bidang-bidang.

(1) Bidang hodge I : promontorium pinggir atas simpisis.

(2) Bidang hodge II : pinggir bawah simpisis.

(3) Bidang hodgeIII : spina iskiadika.

(4) Bidang hodgeIV : ujung koksigis.

c) Ukuran panggul.

Ukuran luar panggul, ukuran dalam panggul.

d) Jalan lahir lunak.

Jalan lahir lunak yang berperan pada persalinan adalah

segmen bawah rahim, serviks uteri, dan vagina. Di

samping itu, otot-otot jaringan ikat dan ligamen yang


38

menyokong alat-alat urogenital juga sangat berperan pada

persalinan.

2) Power (tenaga/kekuatan)

Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his,

kontraksi otot otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari

ligamen. Kekuatan primer yang di perlukan dalam persalinan

adalah his, sedangkan sebagai kekuatan sekundernya adalah

tenaga meneran ibu.

3) Kontraksi uterus tau His

Adalah kontraksi otot otot rahim pada persalinan pada bulan

terakhir dari kehamilan dan sebelum persalinan di mulai, sudah

ada kontraksi rahim yang di sebut his. His dibedakan sebagai

berikut.

(a) His pendahuluan atau his palsu (false labor pains), yang

sebetulnya hanya merupakan peningkatan dari kontraksi

braxton Hicks. His pendahuluan ini bersifat teratur dan

menyebabkan nyeri diperut dibagian bahwa dan lipatan

paha, tidak menyebabkan nyeri yang memancar ke

pingang perut bagian bahwa seperti his persalinan.

(b) His persalinan

Walaupun his merupakan suatu kontraksi dari otot – otot

rahim yang Fisiologis, akan tetapi bertentangan kontraksi

Fisiologis lainya yang bersifat nyeri. perasaan nyeri

tergantung juga pada ambang nyeri dari penderita.yang di


39

tentukan oleh kondisi jiwanya. kontraksi rahim bersifat

otonom artinya tidak di pengaruh oleh kemauan namun

dapat di pengaruhi dari luar misalnya rangsangan dari jari

– jari tangan.

(c) Sifat his yang normal adalah sebagai berikut.

(1) Kontraksi rahim di mulai dari salah satu tanduk rahim

atau cornu

(2) Fundal dominan, yaitu kekuatan paling tinggi di

fundusuteri

(3) Kekuatannya seperti gerakan memeras isi rahim

(4) Otot rahim yang berkontraksi tidak kembali kepanjang

semula, sehingga terjadi retraksi dan pembentukan

segmen bahwa rahim.

(5) Pada setiap terjadi perubahan pada serviks yaitu

menipis dan membuka.

(d) Pembagian dan sifat-sifat His

(1) His pendahuluan :his tidak kuat dan tidak teratur,

menyebabkan bloody show.

(2) His pembukaan :his membuka serviks sampai terjadi

pembukaan lengkap 10 cm, mulai kuat, teratur, dan sakit.

(3) His pengeluaran :sangat kuat, teratur, simetris,

terkoordinasi, dan lama, his untuk mengeluarkan janin,

koordinasi antara his, kontraksi otot perut, kontraksi

diafragma, dan ligamen.


40

(4) His pelepasan plasenta : kontraksi sedang untuk

melepaskan dan melahirkan plasenta

(5) His pengiring : kontraksi lemah, masih sedikit nyeri

(meriang), menyebabkan pengecilan rahim dalam

beberapa jam atau hari.

e. Perubahan Fisiologis dan Psikologi pada Persalinan

Kala 1

1) Perubahan Fisiologis pada kala 1

Kala 1 persalinan adalah awal kontraksi persalinan nyata,

seperti di tunjukan oleh perubahan serviks secara progresif,

dan di akhiri dengan serviks yang terdilatasi sempurnah

(Midwiferi, 2019).

Menurut Syaifudin (2018), kala 1 persalinan terjadi jika

Pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan kontraksi terjadi

teratur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik Jadi

kesimpulanya kala 1 di mulai dari munculnya kontraksi

persalinan yang di tandai dengan perubahan serviks secara

Progresif dan diakhiri dengan pembukaan serviks lengkap.

Pada kala 1 persalinan terjadi berbagai perubahan pada sistem

reproduksi wanita, di antaranya adalah sebagai berikut.

a) Segmen atas rahim (SAR) dan segmen (SBR).

Sejak kehamilan lanjut, uterus terbagai menjdi 2 bagian

yaitu segmen atas rahim yang di bentuk oleh korpus uteri


41

dan segmen bawah rahim yang terbentuk dari

isthmuesuteri. SAR memegang peranan yang aktif karena

berkontraksi dan dindingnya bertamba tebal seiring

majunya persalinan. Sebaliknya SBR memegang peranan

pasif, akan makin tipis dengan majunya persalinan karena

di seranggang Jadi secara singkat, saat SAR berkontraksi,

ia akan menjadi tebal dan mendorong janin keluar,

sedangkan SBR dan serviks mengadakan relaksasi dan

dilatasi menjadi salur yang tipis dan teregang yang akan

dilalui oleh SBR baik 2 perubahan bentuk rahim (uterus).

uterus terdiri atas dua Komponen fungsional utama, yaitu

miometrium dan serviks. berikut ini akan di bahas tentang

kedua komponen fungsional dengan perubahan yang

terjadi pada kedua komponen tersebut.

b) Kontraksi uterus

Kontraksi uterus bertanggung jawab terhadap penipisan

dan pembukaan serviks, serta pengeluaran bayi dalam

persalinan. kontraksi uterus saat persalinan sangat unik

karna kontraksi ini merupakan kontraksi otot yang

menimbulkan rasa yang sangat sakit kontraksi ini bersifat

Involunter yang bekerja dibawa kontrol saraf dan bersifat

intermitten, yang memberikan keuntungan berupa adanya

priode.

Istirahat atau relaksasi diantara dua kontraksi 4 perubahan

Fisiologis pada kontraksi uterus yaitu ; Fundal dominan


42

atau dominisasi fundus. kontraksi berawal dari fundus pada

salah satu kornu, kemudian menyebar kesamping dan

kebawah kontraksi terbesar dan terlama adalah dibagian

fundus, namun pada puncak kontraksi dapat mencapai

seluruh uterus berikut gambar yang menunjukan

dominisasi fundus selama uterus.

Pada awal persalinan kontraksi uterus berlangsung setiap

15-20 menit selama 30 detik dan diakhir kala 1 setiap 2-3

menit selama 50-6 detik dengan intensitas yang sangat

kuat. Segmen atas rahim tidak berelaksasi sampai kembali

ke panjang aslinya setelah kontraksi, namun relatif

menetap pada panjang yang lebih memendek. Hal ini

disebut dengan retraksi.

c) Perubahan pada serviks

Salah satu persalinan dimulai dari munculnya kontraksi

persalinan yang ditandai dengan perubahan serviks secara

progresif dan diakhiri dengan pembukaan serviks lengkap.

Kala ini dibagi menjadi dua fase yaitu faselaten dan aktif.

(1) Pendataran.

Pendataran adalah pemendekan dari kanalis

servikalis, yang semula berupa saluran yang

panjangnya beberapa milimeter sampai 3 cm, menjadi

satu lubang dengan pinggir yang tipis. Pemendekan

saluran serviks terjadi dari 2 cm menjadi hanya berupa

muara melingkar dengan tepi hampir tipis kertas.


43

Proses ini terjadi dari atas kebawah sebagai hasil dari

aktivitas miometrium. Serabut-serabut otot setinggi

Serviks intermum ditarik keatas dan dipendekan

menuju segmen bawah uterus, sementara. Ekstermu

tidak berubah. Derajat pendataran serviks

dibandingkan dengan yang belum mendatar, jika

panjang serviks berkurang separuh, dikatakan 50%

mendatar, namun bila serviks menjadi setipis segmen

uterus bawah di dekatnya, serviks dikatakan telah

mendatar penuh atau 100%.

(2) Pembukaan

Pembukaan terjadi sebagai akibat dari kotraksi uterus

serta tekanan yang berlawanan dari kantong membran

dan bagian bawah janin. Kepala janin saat fleksi akan

membantu pembukaan yang efesien. Pada

primigravida, pembukaan didahului oleh pendataran

serviks, sedangkan pada multigravida pembukaan

serviks dapat terjadi bersamaan dengan pendataran.

Pembukaan adalah pembesaran dari ostium

ekstermum yang tadinya berupa suatu lubang dengan

diameter beberapa milimeter menjadi lubang yang

dapat dilalui janin. Serviks dianggap pembukaan

lengkap setelah mencapai diameter 10 cm. Pada

nulipara, proses pembukaan terjadi sebagai berikut.


44

(a) Sebelum persalinan, serviks sering menipis 50-

60% dan pembukaan sampai 1 cm.

(b) Biasanya dengan dimulainya persalinan, ibu

nulipara mengalami penipisan serviks 50-100%,

kemudian baru dimulai pembukaan.

Pada multipara proses pembukaan terjadi sebagai

berikut.

(a) Sebelum persalinan, sering kali serviks tidak

menipis tetapi hanya membuka 1-2 Cm.

(b) Biasanya dengan dimulainnya persalinan, serviks

ibu multipara membuka dan kemudian menipis.

d) Perubahan pada Vagina dan dasar panggul.

Dalam kala I, ketuban ikut merenggangkan bagian atas

vagina yang sejak kehamilan mengalami perubahan

sehingga dapat dilalui oleh janin. Setelah ketuban pecah,

segala perubahan terutama pada dasar panggul

ditimbulkan oleh bagian depan janin. Oleh bagian depan

yang maju itu, dasar panggul diregang menjadi saluran

dengan dinding-dinding yang tipis.

e) Sistem kardiovaskular

Tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus, sistol

meningkat 2-10 mmHg dan diastol meningkat 5-10 mmHg.

Antara kontraksi, tekanan darah kembali normal seperti

sebelum persalinan. Perubahan Posisi ibu dari terlentang

menjadi miring dapat mengurangi peningkatan tekanan


45

darah, peningkatan tekanan darah ini juga dapat

disebabkan oleh rasa takut dan khawatir.

f) Detak Jantung

Berhubungan dengan peningkatan metabolisme, detak

jantung secara dramatis naik selama kontraksi. Antara

kontraksi, detak jantung meningkat dibandingkan sebelum

persalinan. Pada setiap kontraksi, 400 ml darah

dikeluarkan dari uterus dan masuk kedalam sistem vas

kular ibu. Hal ini menyebabkan peningkatan curah jantung

sebesar 10-15%.

g) Hematologi

Hemoglobin akan meningkat 1,2 mg/100ml selama

persalinan dan kembali seperti sebelum persalinan pada

hari pertama postpartum, asalkan tidak ada kehilangan

darah yang abnormal. Waktu koagulasi darah akan

berkurang dan menjadi peningkatan plasma. Sel-sel darah

putih secara progresif akan meningkat selama kala satu

persalinan sebesar 5000 - 15000 WBC pada pebukaan

lengkap. Gula darah akan berkurang, kemungkinan besar

disebabkan karena peningkatan kontraksi uterus dan otot-

otot tubuh.

h) Sistem pencernaan

Metabolisme Selama persalinan, metabolisme karbohidrat

arob maupun anaerob akan meningkat secara terus

menerus. Kenaikan ini sebagian besar disebabkan oleh


46

kecemasan dan kegiatan otot tubuh. Kenaikan

metabolisme tercermin dengan kenaikan suhu tubuh,

denyut jantung, pernapasan, kardiak output, dan

kehilangan cairan. Peningkatan kardiak output serta

kehilangan cairan akan memengaruhi fungsi renal,

sehingga diperlukan perhatian dan tindakan untuk

mencegah terjadinya Dehidrasi.

i) Suhu tubuh

Suhu tubuh selama persalinan akan meningkat, hal ini

terjadi karena terjadinya peningkatan metabolisme.

Hiperventilasi yang terjadi dalam waktu yanng lama

menunjukan kondisi yang tidak normal dan bisa

menyebabkan alkalosis.

j) Sistem perkemihan

Pada trimester kedua, kandung kemih menjadi organ

abdomen. Apabila terisi, kandung kemih dapat teraba

diatas simvisis pubis. Selama persalinan, wanita dapat

mengalami kesulitan untuk berkemih secara spontan akibat

berbagai alasan : edema jaringan akibat tekanan bagian

presentasi, rasa tidak nyaman, sedasi, dan rasa malu.

Protein uria positif +1 dapat dikatakan normal dan hasil ini

merupakan respons rusaknya jaringan otot akibat kerja fisik

selama persalinan.

Poli uria sering terjadi selama persalinan, mungkin

disebabkan oleh peningkatan curah jantung, peningkatan


47

viltrasi dalam gromelurus, dan peningkatan aliran plasma

ginjal. Protein uria yang sedikit dianggap normal dalam

persalinan.

k) Perubahan endokrin

Sistem endokrin akan diaktifkan selama persalinan dimana

terjadi penurunan kadar progesteron dan peningkatan

kadar ekstrogen, prosteglandid, dan oksitosin.

l) Perubahan integumen

Adaptasi integumen khususnya distensibilitas yang besar

pada introitus vagina yang terbuka. Derajat distensibilitas

bervariasi pada ibu yang melahirkan. Walaupun tanpa

episiotomi atau laserasi, robekan kecil pada kulit sekitar

introitus vagina mungkin terjadi.

m) Perubahan muksuloskeletal

Perubahan metabolisme dapat mengubah keseimbangan

asam basah, cairan tubuh, dan darah sehingga menambah

terjadinya kram pada kaki.

Sistem muskeloskeletal mengalami stres selama

persalinan. Diaforesis, ketetihan, protein uria (+1), dan

kemungkinan peningkatan suhu menyertai peningkatan

aktivitas otot yang menyolok. Nyeri punggung dan nyeri

sendi (tidak berkaitan dengan Posisi janin) terjadi sebagai

akibat semakin renggangnya sendi pada asa atern. Proses

persalinan itu sendiri dan gerakan meluruskan jari-jari kaki

dapat menimbulkan kram tungkai.


48

2) Perubahan psikologis pada kala 1

a) Perasaan tidak enak

b) Takut dan ragu-ragu akan persalinan yang akan dihadapi.

c) Perasaan takut akan proses persalinan yang tidak normal.

d) Menganggap persalinan sebagai cobaan.

e) Perasaan tidak percaya terhadap penolongnya.

f) Perasaan takut akan kondisi bayinya.

g) Perasaan tidak sanggup merawat bayinya.

h) Ibu merasa cemas.

Kala II Menurut (Utami,2019) yaitu,

a. Perubahan Tekanan Darah

Tekanan Darah meningkat selama kontraksi Uterus dengan

kenaikan sistolik rata-rata sebesar 10-20 mmHg dan kenaikan

distolik rata-rata 5-10 mmHg.

b. Perubahan Metabolisme

Selama persalinan baik metabolisme aerobik maupun

anaerobik akan naik secara perlahan yang disebabkan oleh

kecemasan serta kegiatan otot kerangka tubuh. Kenikan ini

dapat tercermin dari kenaikan suhu badan, denyut nadi,

pernafasan, kardiakoutput dan kehilangan cairan.

c. Denyut Jantung

Denyut jantung yang sedikit naik merupakan keadaan yang

normal, meskipun normal tetap harus dikontrol secara periode

untuk mengidentifikasi adanya infeksi.


49

d. Pernafasan

Kenaikan pernafasan dikarenakan adanya rasa nyeri,

kekhawatiran dan penggunaan teknik pernafasan yang tidak

benar.

e. Perubahan Renal

Polyuri sering terjadi pada saat persalinan, hal ini disebabkan

kardik output yang meningkat, serta disebabkan karena

filtrasiglomelurus serta aliran plasma ke renal.

f. Perubahan Gastrointestinal

Lambung yang penuh akan menimbulkan ketidaknyamanan,

oleh sebab itu ibu tidak dianjurkan untuk makan ataupun minum

berlebihan, tetapi makan dan minum secukupnya untuk

mempertahankan energi dan menghindari dehidrasi.

g. Perubahan hematologis

Hemoglobin akan meningkat 1,2gr/100 ml selama persalinan

dan kembali ke tingkat pra persalinan pada hari pertama

setelah persalinan pada hari pertama apabila terjadi tidak

terlalu banyak darah selama persalinan.

h. Kontraksi uterus

Kontraksi uterus terjadi karena adanya rangsangan pada otot

polos uterus dan penurunan hormon progesteron yang

menyebabkan keluarnya hormon oksitosin.

i. Pembentukan segmen atas rahim dan segmen bawah rahim

Segmen atas rahim terbentuk dari fundus sampai ishmus uteri.


50

Sedangkan segmen bawah rahim terdepat otot yang melingkar

dan memanjang.

j. Perkembangan rektraksi ring

Retraksi ring adalah batas pinggiran antara SAR dan SBR,

pada persalinan normal tidak nampak dan akan terlihat pada

persalinan abnormal.

k. Penarikan Serviks

Pada akhir persalianan otot yang mengelilingi ostium uteri

internum ditarik oleh SAR yang menyebabkan serviks menjadi

pendek dan menjadi bagian dari SBR.

l. Pembukaan ostium uteri interna dan eksterna

Hal ini disebabkan oleh pembesaran OUE karena otot yang

melingkar di ostium meregang untuk dapat dilewati kepala

m. Show

Pengeluaran dari vagina yang terjadi dan sedikit lendir

bercampuran darah, lendir ini berasal dari ekstruksi lendir yang

menyumbat canalis cervikalis sepanjang kehamilan, sedangkan

darah berasal dari desidua vera yang lepas.

n. Tonjolan Kantong Ketuban

Disebabkan karena adanya regangan SAR yang menyebabkan

terlepasnya selaput korion yang menempel pada uterus,

dengan adanya tekanan maka akan terlihat kantong yang berisi

cairan yang menonjol ke ostium uteri internum yang terbuka.

o. Pemecahan Kantong Ketuban

Pada akhir kala 1 bila pembukaan sudah lengkap dan tidak ada
51

tahanan lagi, ditambah dengan kontraksi yang kuat serta

desakan janin yang menyebabkan kantong ketuban pecah,

diikuti dengan proses kelahiran Bayi

3. Nifas

1) Pengertian

Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi

yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang

umumnya memerlukan waktu 6-12 minggu (Nugroho, 2018).

Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir

dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan

sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kirakira 6 minggu, akan

tetapi, seluruh alat genital baru pulih kembali seperti keadaan

sebelum hamil dalam waktu 3 bulan (Wahyuningsih,2018).

2) Tahapan Masa Nifas

Menurut Maryunani (2019), nifas dibagi dalam 3 tahapan, yaitu:

a Puerperiumdini

Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri

danberjalan-jalan.

b. Puerperiumintermedial

Suatu masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ reproduksi

selama kurang lebih 6-8minggu.

c. Remotepuerperium

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam

keadaan sempurna terutama ibu selama hamil atau waktu

persalinan mengalami komplikasi.


52

c. Perubahan Fisiologis dan Psikologi Masa Nifas

1) perubahan fisiologi

a) Uterus

Secara berangsur-angsur uterus menjadi kecil (involusi)

sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil.

Dari 1000 gr menjadi 50gr (Saleha S. 2018).

b) Lochea

Macam-macam lokhea menurut Masa nifas adalah masa

setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan

untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya

memerlukan waktu 6-12 minggu (Nugroho, 2018).

dibedakan menjadi 4 jenis yaitu:

(1) Lochea rubra

Lochea ini keluar pada hari pertama sampai tiga

setelah persalinan. Terdiri dari darah segar dan sisa-

sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, vernic kaseosa,

lanugo (rambut bayi), dan mekonium.

(2) Lochea sanguinolenta

Lochea ini keluar pada hari 3-7 postpartum, terdiri dari

darah bercampur lendeir warna kecoklatan.

(3) Lochea serosa

Lokhea ini keluar hari 7-14 post parum, berwarna

kekuningan.

(4) Lochea alba


53

(5) Lochea ini keluar pada harike-14 selesai nifas, hanya

merupakan cairan putih

c) Serviks

Serviks mengalami involusi bersama-samauterus. Setelah

persalinan, ostium eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga

3 jaritangan, setelah 6 minggu persalinan serviks menutup

(Walyani 2018).

d) Vulva dan vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta

peregangan yangsangat besar selama proses melahirkan

bayi. Dalam beberapa hari pertama sesudah proses

tersebut, kedua organ ini tetap dalam keadaan kendur.

Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada

keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara

berangsur-angsurakan muncul kembali, sementara labia

menjadi lebih menonjol (Walyani 2018).

e) Perineum

Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur

karena sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi

yang bergerak maju. Pada postnatal hari ke 5, perineum

sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya

sekalipun tetap lebih kendur dari pada keadaan sebelum

melahirkan.

f) Sistem pencernaan

Beberapa hal yang berkaitan dengan perubahan pada


54

system pencernaan menurut Marliandiani dan Ningrum

(2015), antara lain:

(1) Nafsu makan

Rasalelah yang amat berat setelah proses persalinan

dapat mempengaruhi nafsu makan ibu.

(2) Motilitas

Penurunan tonus dan motalitas otot traktuscerna

menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir.

(3) Pengosongan usus

Setelah melahirkan ibusering mengalami konstipasi,

hal ini di sebabkan karena tonus otot usus menurun

selama proses persalinan dan awal masa nifas.

g) Sistem peredaran darah (Kardiovaskuler)

Denyut jantung, volume dan curah jantung meningkat

segera setelah melahirkan karena terhentinya aliran darah

ke plasenta yang mengakibatkan beban jantung meningkat

yang dapat diatasi dengan haemokonsentrasi sampai

volume darah kembali normal, dan pembulu darah kembali

ke ukuran semula.

h) Sistem perkemihan

Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama.

Kemungkinan terdapat spasine sfingter dan edema leher

buli- buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara

kepala janin dan tulang pubis selama persalinan. Urine

dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-


55

36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan,

kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air akan

mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini

menyebabkan diuresis. Uterus yang berdilatasi akan

kembali normal dalam tempo 6 minggu.

i) Sistem integumen

Perubahan kulit selama kehamilan berupa hiperpigmentasi

pada wajah, leher, mamae, dinding perut dan beberapa

lipatan sendiri karena pengaruh hormon akan menghilang

selama masa nifas.

j) Sistem musculoskeletal

Ambulasi pada umumnya dimulai 4-8 jam postpartum.

Ambulasi dini sangat membantu untuk mencegah

komplikasi dan mempercepat proses involusi.

2) perubahan psikologi

a) Fase taking in

Fase ini berlangsung selama hari ke 1-2 setelah persalinan

Merupakan fase ketergantungan yang berlangsung dari

hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Ibu

berfokos pada dirinya sendiri sehingga cenderung positif

terhadap lingkungannya. Ketidaknyamanan yang dialami

ibu lebih di sebabkan karena proses persalinan yang baru

saja di laluinya. Rasa mules, nyeri pada jalan lahir, kurang

tidur atau kelelahan, merupakan hal yang sering dilakukan

ibu. Pada fase ini, kubutuhan istirahat, asupan nutrisi dan


56

komunikasi yang baik harus dapar terpenuhi. Bila

kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, ibu dapat mengalami

gangguan psikologisberupa: kekecewaan pada bayinya,

ketidak nyamanan sebagai akibat perubahan fisik yang di

alami, rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya

dan kritikan suami atau keluarga tentang perawatan

bayinya.

(2) Fase taking hold

Merupakan fase yang sedang berlangsung antara 3-10

hari setelah melahirkan. Ibu merasa khawatir akan ketidak

mampuan dan rasa tangung jawab dalam perawatan

bayinya. Perasaan ibu lebih sensitif sehingga muda

tersinggung. Hal yang perlu di perhatikan adalah

komunikasi yang baik, dukungan dan pemberian

penyuluhan atau pendidikan kesehatan tentang perawatan

diri dan bayinya. Penuhi kebutuhan ibu tentang cara

perawatan bayi, cara menyusui yang baik dan benar, cara

perawatan luka jalan lahir, mobilisasi postpartum, senam

nifas, nutrisi, istirahat, kebersihan diri dan lain lain

(3) Fase letting go

Fase ini merupakan fase menerima tangung jawab akan

peran barunya sebagai seorang ibu. Fase ini berlangsung

10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai dapat

menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya dan

siap menjadi pelindung bagi bayinya. Perawatan ibu


57

terhadap diri dan bayinya semakin meningkat. Rasa

percaya diri ibu akan peran barunya mulai tumbuh, lebih

mandiri dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan bayinya.

Dukungan suami dan keluarga dapat membantu ibu untuk

lebih meningkatkan rasa percaya diri dalam merawat

bayinya. Kebutuhan akan istirahat dan nutrisi yang cukup

masih sangat di perlukan ibu untuk menjaga kondisi

fisiknya. (Fatra, 2020)

d. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

Menurut Heryani (2019), kebutuhan dasar nifas meliputi:


1) Nutrisi dan cairan

a) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari

b) Makan diet berimbang untuk mendapatkan protein,

mineral, dan vitamin yang cukup

c) Minum sedikitnya 3liter setiap hari (anjurkan ibu untuk

minum setiap kali menyusui)

d) Pil zat besi harus diminum

Untuk menambah zat gizi dan setidaknya selama 40 hari

pascapersalinan.

e) Minum vitamin A (200.000unit) agar bias memberikan

vitamin A kepada bayinya melalui ASInya.

2) Ambulasi padamasanifas

Persalinan merupakan proses yang melelahkan, itulah

mengapa ibu di sarankan tidak langsung turun ranjang setelah

melahirkan karena dapat menyebabkan jatuh pingsan akibat

sirkulasi darah yang belum berjalan baik. Ibu harus cukup


58

beristirahat, dimana ibu harus tidur terlentang selama 8jam

postpartum untuk mencegah perdarahan post partum.

3) Kebersihan diri atau perineum

Kebersihan vagina selama masa nifas harus di lakukan karena

banyak darah dan kotoran yang keluar darivagina serta adanya

luka didaerah perineum yang bilaterkena kotoran dapat

terinfeksi.

4) Istirahat

Istirahat adalah hal yang sangat diidamkan oleh ibu nifas.

Tidurlebih banyak istirahat di minggu 2 dan bulan 2 pertama

setelah melahirkan bias mencegah depresi dan memulihkan

tenaganya yang terkuras habis.

5) Seksual

Beberapa bulan pertama setelah melahirkan memang hormon

padawanita akan diprogram ulang untuk menyusui dan

mengasuh bayi. Waktu dan tenaga seakan tercurah hanya

untuk si kecil, sehingga sulit rasanya mencari waktu untuk

berhubungan intim.

6) Eliminasi

a) Kesulitan BAK pada ibu nifas dapat disebabkan karena

spring teruretra tertekan oleh kepala janin dan

spasmeolehirita simuskulos pringterani selama persalinan,

atau dikarenakan oedem kandung kemih selama

persalinan.
59

b) Ibu di harapkan dapat BAB sekitar 3-4 haripost partum.

7) Latihan atau senam nifas

Senam nifas merupakan latihan yang tepat untuk memulihkan

kondisi tubuh ibu dan keadaan ibu secara fisiologis maupun

psikologis. Setelah persalinan, otot-otot akan mengendur.

Sehinggauntuk mengembalikan tubuh ke bentuk dan kondisi

semula salahsatunya dengan melakukan senam nifas yang

teratur di sampinganjuran-anjuranlainnya.

4. Tanda – Tanda Bahaya Masa Nifas

Tanda-tanda bahaya masa nifas adalah suatu tanda yang abnormal

yang mengindikasikan adanya bahaya/komplikasi yang dapat terjadi

selama masa nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi

bias menyebabkan kematian ibu. Tanda-tanda bahaya masa nifas,

sebagai berikut:

1) Pendarahan post partum Pendarahan post partum adalah

pendarahan yang lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam

setelah anak lahir Menurut waktu terjadinya dibagi menjadi 2

bagian:

a) Pendarahan post partum primer (Late Post Partum

Homorrhage) yang terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir.

Penyebab utama adalah atonia uteri, retencio placenta,

sisa placenta dan robekan jalan lahir. Terbanyak dalam 2

jam pertama.
60

b) Pendarahan post partum sekunder (Late Post Partum

Homorrhage) yang terjadi setelah 24 jam, biasanya terjadi

antara hari ke 5-15 post partum. Penyebab utamanya adalah

robekan jalan lahir atau selaput placenta

Menurut Manuaba (2017), faktor-faktor penyebab pendarahan

post partum adalah:

a) Grandemultipara Penyebab penting kematian maternal

khusunya di masyarakat yaitu ibu dengan jumlah anak

lebih dari 4 anak

b) Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun.

c) Persalinan yang dilakukan dengan tindakan: pertolongan

kalauri sebelum waktunya, pertolongan persalinan oleh

dukun, persalinan dengan tindakan paksa.

2) Lochea yang berbau busuk (bau dari vagina)

Lochea adalah cairan yang dikeluarkan uterus melalui

vagina dalam masa nifas sifat locheas alkalis, jumlah lebih

banyak dari pengeluaran darah dan lendir waktu menstruasi

dan berbau anyir (cairan ini berasal dari melekatnya placenta).

Menurut Rukiyah (2015) lochea dibagi dari beberapa jenis

yaitu:

a) Lochea rubra berisi darah segar dan sisa-sisa selaput,

ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan

meconium, selama 2 hari pasca persalinan

b) Lochea sangoinulenta: berwarna merah kuning berisi

darah dan lendir hark e 3-7 pasca persalinan.


61

c) Lochea serosa: berwarna kuning cairan idak bewarna lagi,

pada hari ke 7-14 pasca persalinan.

d) Lochea alba: cairan putih, setelah 2 minggu

e) Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti

nanahberbau busuk

f) Lochistatis: lochea tidak lancar keluarnya.

Apabila mengeluarkan lochea lebih lama dari pada yang

disebutkan di atas kemungkinan adanya

a) Tertinggalnya placenta atau selaput janin karena kontraksi

uterus yang kurang baik

b) Ibu yang tidak menyusui anak nya, pengeluaran lochea

rubra lebih banyak karena kontraksi uterus dengan cepat.

c) Infeksi jalan lahir, membuat kontraksi uterus kurang baik

sehingga lebih lama meneluarkan loche dan lochea berbau

anyir atau amis. Bila lochea bernanah atau berbau busuk,

disertai nyeri perut bagian bawah kemungkinan

diagnosisnya adalah metritis. Metritis adalah infeksi uterus

setelah persalinan yang merupakan salah satu penyebab

terbesar kematian ibu. Bila pengobatan terlambat atau

kurang kuat dapat menjadi abses pelvik, peritonitis, syok

3) Sub-involusi uterus (Pengecilan Rahim Yang Terganggu)

Involusi adalah uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana

berat rahim dari 1,000 gram saat setelah bersalin, nejadi 40-60

mg 6 minggu kemajudian. Bila pengecilan ini kurang baikatau


62

terganggu disebut Sub-involusi (Sulistyawati, 2019). Factor

penyebab sub-involusi, antara lain: sisa plasenta dalam uterus,

endometritis, adanya mioma uteri.

Pada pemeriksaan bimanual ditemukan uterus lebih besar dan

lebih lembek dari seharunya, fundus masih tinggi, lochea

banyak dan berbau, dan tidak jarang terdapat pula

pendarahan. Pengobatan dilakukan dengan memberikan

injeksi Methergin setiap hari ditambah dengan Ergometrin per

oral. Bila ada sisa plasenta lakukan kuretase. Berikan

antibiotika sebagai pelindung infeksi

4) Tromboflebitis (pembekakan pada vena)

Merupakan imflamasi pembulu darah disertai pembentukan

pembekuan darah. Bekuan darah dapat terjadi di permukaan

atau di dalam vena.Tromflebitis cenderung terjadi pada periode

pasca partum pada saat kemampuan pengumpulan darah

menngikat akibat peningkatan fibrinogen. Faktor penyebab

terjadinya infeksi tromboflebitis antara lain:

a) Pasca bedah, perluasan infeksi endometrium

b) Mempunyai varises pada vena

5) Nyeri pada perut dan pelvis

Tanda-tanda nyeri perut dan pelvis dapat menyebabkan

komplikasi nifas seperti: peritonitis, peritonitis adalah

peradangan pada peritoneum, peritonitis umum dapat

menyebabkan kematian 33% dari seluruh kematian karena


63

infeksi. Menurut Walyani (2017), gejala klinis peritonitis dibagi 2

yaitu

a) Peritonitis pelvio berbatas pada daerah pelvis Tanda dan

gejalanya demam, nyeri perut bagian bawah tetapi

keadaan umum tetap baik, pada pemeriksaan dalam

kavum daugles menonjol karena ada abses.

b) Peritonitis Umum Tanda gejalanya: suhu meningkat nadi

cepat dan kecil, perut nyeri tekan, pucat muka cekung, kulit

dingin, anorexia, kadangkadang muntah.

6) Depresi setelah pesalinan merupakan kejadian yang sering

terjadi akan tetapi ibu tidak menyadarinya. Penyebab utama

depresi setelah melahirkan tidak diketahui, diduga karena ibu

belum siap beradaptasi dengan kondisi setelah melahirkan

atau kebingungan merawat bayi. Ada juga yang menduga

bahwa depresi setelah melahirkan dipicu karena perubahan

fisik dan hormonal setelah melahirkan. Yang mengalami

depresi sebelum kehamilan maka beresiko lebih tinggi terjadi

depresi setelah melahirkan

7) Pusing dan lemas yang berlebihan

Menurut Manuaba (2017), pusing merupakan tanda-tanda

bahaya masa nifas, pusing bias disebabkan oleh karena

tekanan darah rendah (Sistol dan tekanan darah tinggi 160

mmHg Pusing dan lemas yang berlebihan dapat juga

disebabkan oleh anemia bila kadar haemoglobin. lemas yang

berlebihan juga merupakan tanda-tanda bahaya, dimana


64

keadaan lemas disebabkan oleh kurangnya istrahat dan

kurangnya asupan kalori sehinggai bu kelihatan pucat, tekanan

darah rendah.

8) Sakit kepala, penglihatan kabur dan pembekakan di wajah

Sakit kepala adalah suatu kondisi terdapatnya rasa sakit di

kepala kadang sakit di belakang leher atau punggung bagian

atas, disebut juga sebagai sakit kepala.Jenis penyakit ini

termasuk dalam keluhan-keluhan penyakityang sering

diutarakan.Penglihatan kabur atau berbayang dapat

disebabkan oleh sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi

oedema pada otak dan menyebabkan rensintensiotak yang

mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan

kelainan serebral (Nyeri kepala, kejang-kejang) dan gangguan

penglihatan.Pembengkakan pada wajah dan ekstremitas

merupakan salah satu gejala dari adanya preklamsi walaupun

gejala utamanya adalah protein urine. Hal ini bias terjadi pada

akhir-akhir kehamilan dan terkadang masih berlanjut sampai

pada ibu post partum. Oedema dapat terjadi karena

peningkatan kadar sodium dikarenakan pengaruh hormonal

dan tekanan dari pembesaran uterus pada vena cara inverior

ketika berbaring 24

9) Suhu tubuh ibu>38℃


65

Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu

sedikit baik antara 37,2OC-37,8OC oleh karena reabsorbsi. Hal

itu adalah normal. Namum apabila terjadi peningkatan melebihi

38℃ berturut-turut selama 2 hari kemungkinan terjadi infeksi.

Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua

pandangan alat-alat genetalia dalam masa nifas (Rahmawati,

2017). Penanganan umum bila terjadi demam

4.Konsep Dasar Teori Bayi Baru Lahir dan Neonatus

a. Pengertian BBL

Bayi baru lahir adalah individu yang sedang bertumbuh dan baru

saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan

penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan

ekstrauterine(Dewi, 2015).

Neonatal dini adalah BBL sampai dengan usia 1 minggu,

sedangkan neonatal lanjut adalah BBL dari 8-28 hari. Hasil

konsepsi yang baru saja keluar dari rahim seorang ibu melalui jalan

lahir atau dengan bantuan alat tertentu sampai berusia 28 hari

( Rahardjo, 2017).

b. Adaptasi Fisiologis BBL

Bayi baru lahir (BBL) adalah bayi yang baru mengalami proses

kelahiran, berusia 0-28 hari. BBL memerlukan penyesuain fisiologi

berupa maturasi, adaptasi (menyusuaikan diri dari kehidupan

intrauteri ke kehidupan ekstraurine) dan tolerasi BBL untuk dapat


66

hidup dengan baik. Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus

merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja

mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan

Penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan

ekstrauterin.

1) Sistem respiratorius

a) Nafas pertama merupakan reflek yang terpicu ketika

merespons udara dingin, suara berisik, cahaya atau

perubahan tekan.

b) Udara mengantikan cairan yang mengisi paru-paru sebelum

Neonatus di lahirkan.

c) Surfaktanmempertahankan stabilitas respirasi dengan

menurunkan tegangan permukaan dalam alveoli pada akhir

respirasi dan dengan demikian mencegah kolaps paru.

2) Rangsangan untuk gerak pernafasan

Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama kali pada

Neonatus disebabkan karena: saat kepala melewati jalan lahir,

ia akan mengalami penekanan pada toraksnya dan tekanan ini

akan hilang dengan tiba-tiba setelah bayi lahir. Proses mekanis

ini menyebabkan cairan yang ada dalam paru-paru hilang

karena terdorong pada bagian perifer paru untuk kemudian

diabsorpsi, karena terstimulus oleh sensor kimia, suhu, serta

mekanis akhirnya bayi memulai aktifitas bernapas untuk

pertama kali (Marmi, 2018)


67

Fungsi alveolus dapat maksimal jika dalam paru-paru bayi

terdapat surfaktan yang adekuat.Surfaktan membantu

menstabilkan dinding alveolus sehingga alveolus tidak kolaps

saat akhir napas.Surfaktan ini mengurangi tekanan paru dan

membantu untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak

kolaps pada akhir pernapasan (Asrinah,2017).Rangsangan

taktil dilakukan apabila tidak terjadi pernafasan spontan,

dilakukan pengusapan punggung, jentikan pada telapak kaki

mungkin bisa merangsang pernapasan spontan (Rukiah, 2019).

3) Upaya pernafasan bayi pertama

Upaya pernapasan pertama seorang bayi berfungsi untuk

mengeluarkan cairan dalam paru-paru dan mengembangkan

jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali. Agar alveolus

dapat befungsi, harus terdapat surfaktan yang cukup dan aliran

Sistem peredaran darah ke paru-paru. Produksi surfaktan

dimulai pada 20 minggu kehamilan dan jumlahnya akan

meningkat sampai paru-paru matang, sekitar usia 30-34

mingggu kehamilan. Tanpa surfaktan, alveoli akan kolaps

setiap setelah akhir setiap pernapasan, yang menyebabkan

sulit bernapas. Peningkatan kebutuhan energi ini memerlukan

penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai

peningkatan ini menyebabkan stress pada bayi, yang

sebelumnya sudah terganggu (Asrinah, 2016)


68

Aliran darah dari plasenta berhenti saat tali pusat diklem dan

karena tali pusat diklem, sistem bertekanan rendah yang

berada pada unit janin plasenta terputus sehingga berubah

menjadi sistem sirkulasi tertutup, bertekanan tinggi dan berdiri

sendiri. Efek yang terjadi segera setelah tali pusat diklem

adalah peningkatan tahanan pembuluh darah sistemik. Hal

yang paling penting adalah peningkatan tahanan pembuluh

darah dan tarikan napas pertama terjadi secara bersamaan.

Oksigen dari napas pertama tersebut menyebabkan

sistem pembuluh darah berelaksasi dan terbuka sehingga paru-

paru menjadi sistem bertekanan rendah. Ketika janin

dilahirkan segera bayi menghirup udara dan menangis kuat.

Dengan demikian paru-paru berkembang. Tekanan paru-paru

mengecil dan darah mengalir ke paru-paru.

4) SistemTermogenesis

a) Pengaturan suhu tubuh masih imatur pada Neonatus karena

permukaan tubuh yanga luas terhadap masa tubuh dan

karena ketidak mampuan tubuh Neonatus untuk

menghasilkan panas dari gerakan menggigil.

(1) Tubuh Neonatus sulit menyimpan panas tubuhnya

karena hanya memiliki lapisan lemak subkutan yang

tipis.

(2) Neonatus lebih dekat dengan permukaan kulit, Kontrol

vasomotor belum berkembang dengan baik, Kelenjar

keringat belum memiliki fungsi termogenik yang baik


69

ketika usia Neonatus belum mencapai 4 minggu atau

lebih.

b) Neonatus yang normal dapat memproduksi cukup panas

dalam lingkungan termal yang optimal.

c) Kehilangan panas yang cepat dapat terjadi dalam

lingkungan termal yang subobtimal melalui cara konduksi,

konveksi, radiasi, atau evaporasi.

5) Sistem renal.

a) Karna fungsi renal belum sepenuhnya matur ketika usia

bayi belum mencapai 1 tahun pertama, maka pada bayi

akan terdapat kisaran keseimbangan dan keamanan

kimiawi yang sempit.

b) Rendanya kemampuan untuk mengekskresikan obat dan

mengahadapi kehilangan cairan yang berlebihan membuat

Neonatus mudah mengalami asidosis dan gangguan

keseimbangan cairan.

6) Sistem Gastroinstetinal

a) Bakteri secara normal tidak terdapat dalam traktus Gl

Neonatus

b) Bunyi usus dapat di dengar dari satu jam sesudah Neonatus

di lahirkan.

c) Gerakan peristaltik yang tidak terkoordinasi di dalam

esovagus terdapat dalam beberapa hari pertama kehidupan

Neonatus.
70

d) Neonatus masih memiliki kemampuan mencerna lemak yang

terbatas karena ensim amilasi dan lipase belum terdapat

pada saat dilahirkan.

e) Usus bagian bawah mengandung mekonium pada saat

Neonatus lahir, mekonium pertama (yang steril, berwarna

hitam kehijauan dan kental). Biasanya mengalir keluar dalam

24 jam pertama.

Tabel 3.1

Mekanisme Adaptasi Bayi

Mekanisme hemostatis/ adaptasi BBL


Sistem Intrauterine Ekstrauterine
Saluran cerna Belum aktif Aktif
Absorsi nuterien Belum Segera
Kolonisasi kuman Mekonium ≥ hari ke 4, rektum
Sistem rektum biasa
Ensim pencernaan Belum aktif Aktif

7) Sistem hepar

Segera setelah lahir, hati menunjukan perubahan kimia dan

morfologis, yaitu kenaikan kadar protein serta penurunan lemak

dan glikogen. Sel-sel hemopoetik juga mulai berkurang,

walaupun memakan waktu agak lama. Enzim hati belum aktif


71

benar pada waktu bayi baru lahir, ditoksifikasi hati pada

neonatus juga belum sempurna (Sondakh, 2017).

8) Sistem imunitas

Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga

menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan

alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan

kekebalan alami. Kekebalan alami terdiri dari struktur

pertahanan tubuh yang berfungsi mencegah dan meminimalkan

infeksi(Marmi, 2015).

Bayi baru lahir dengan kekebalan pasif mengandung banyak

virus dalam tubuh ibunya.Reaksi antibodi keseluruhan terhadap

antigen asing masih belum bisa dilakukan sampai awal

kehidupanya.Salah satu tugas utama selama masa bayi dan

balita adalah pembentukan sistem kekebalan tubuh.Karena

adanya defisiensi kekebalan alami yang didapat ini, bayi baru

lahir sangat rentan terhadap infeksi masih lemah dan tidak

memadai, oleh karena itu pencegahan terhadap mikroba dan

deteksi dini infeksi menjadi sangat penting (Marmi, 2017).

9) Susunan syaraf

Sistem neurologis bayi secara anatomik atau Fisiologis belum

berkembang sempurna. Bayi baru lahir menunjukan gerakan-

gerakan tidak terkoordinasi, pengaturan suhu yang stabil,

kontrol otot yang buruk, mudah terkejut dan tremor pada

ekstremitas. Perkembangan Neonatus terjadi cepat; sewaktu


72

bayi tumbuh, perilaku yang lebih kompleks (misalnya, kontrol

kepala, tersenyum) akan berkembang.

Refleks bayi baru lahir merupakan indikator penting

perkembangan normal (Sondakh, 2017).

10) Sistem neuromuskuler

Sistem neurologis bayi secara anatomik atau Fisiologis belum

berkembang sempurna. Bayi baru lahir menunjukkan gerakan-

gerakkan tidak terkoordinasi, pengaturan suhu yang labil,

kontrol otot yang buruk, mudah terkejut, dan tremor pada

ekstermitas. Perkemihan Neonatus terjadi cepat. Sewaktu bayi

bertumbuh, perilaku yang lebih kompleks (misalkan kontrol

kepala, tersenyum, dan meraih dengan tujuan) akan

berkembang (Wahyuni, 2015).

Menurut Wahyuni (2015) bayi baru lahir normal memiliki banyak

refleks neurologis yang primitif. Ada atau tidaknya refleks

tersebut menunjukkan kematangan perkembangan sistem saraf

yang baik.

a) Refleks glabelar. Refleks ini dinilai dengan mengetuk

daerah pangkal hidung secara perlahan menggunakan jari

telunjuk pada saat mata terbuka. Bayi akan mengedipkan

mata pada 4-5 ketukan pertama.

b) Refleks hisap. Refleks ini dinilai dengan memberi tekanan

pada mulut bayi di bagian dalam antara gusi atas yang

akan menimbulkan isapan yang kuat dan cepat. Refleks


73

juga dapat dilihat pada saat bayi melakukan kegiatan

menyusui

c) Refleks rooting (mencari). Bayi menoleh kearah benda

yang menyentuh pipi. Dapat dinilai dengan mengusap pipi

bayi dengan lembut, bayi akan menolehkan kepalanya ke

arah jari kita dan membuka mulutnya

d) Refleks Genggam (grepsing). Refleks ini dinilai dengan

mendekatkan jari telunjuk pemeriksa pada telapak tangan

bayi, tekanan dengan perlahan, normalnya bayi akan

menggenggam dengan kuat. Jika telapak bayi ditekan, bayi

akan mengepalkan tinjunya

e) Refleks babinsky. Pemeriksaan refleks ini dengan

memberikan goresan telapak kaki dimulai dari tumit. Gores

sisi lateral telapak kaki kearah atas kemudian gerakkan

kaki sepanjang telapak kaki. Maka bayi akan menunjukkan

respons berupa semua jari hiperekstensi dengan ibu jari

dorsofleksi

f) Refleks moro. Refleks ini ditunjukkan dengan timbulnya

pergerakan tangan yang simetris apabila kepala tiba-tiba

digerakkan atau dikejutkan dengan cara bertepuk tangan

g) Refleks melangkah. Bayi menggerakkan tungkainya dalam

suatu gerakkan berjalan atau melangkah, jika kita mem

egang lengannya sedangkan kakinya dibiarkan menyentuh

permukaan yang datar yang keras.

11) Sistem kardiovaskuler


74

a) Napas yang pertama akan mengembangkan paru-paru

Neonatus dengan menurunkan resistensi paru.

b) Penjepitan tali pusat dengan klem akan meningkatkan

resistensi vaskuler sistemik dan tekanan atrium kiri.

c) Perubahan utama yang terjadi ketika Neonatus

beradaptasi dengan kehidupan ekstrauterine.

(1) Perubahan tekanan atrium secara Fisiologis akan

menutup voramen ovale hampir dengan segera stelah

Neonatus lahir (febrosis baru akan terjadi beberapa

minggu hingga satu tahun kemudian).

(2) Peningkatan tekanan parsial oksigen (Po2) akan

menimbulkan kontraksi duktus arteriosis.

d) Penjepitan dan pemotongan tali pusat segera menutup

vena umbilikalis, arteri umbilikalis dan duktus venosis

(fibrosis terjadi dalam waktu 3 hingga 7 hari, dan struktur ini

akhirnya akan berubah menjadi ligamen (Marmi, 2016).

c. Ciri-Ciri BBL

Menurut ( Sembiring,2019) ciri-ciri BBL adalah sebagai berikut.

1) Berat badan 2500-4000 gram.

2) Panjang badan 48-52 cm.

3) Lingkar dada 30-38 cm.

4) Lingkar kepala 33-35 cm.

5) Frekuensi jantung 120-160 kali/menit.

6) Pernafasan ± 40-60 kali/menit.


75

7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub kutan

cukup.

8) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah

sempurna.

9) Kuku agak panjang dan lemas.

10) Genitalia; Perempuan labia mayora sudah menutupi labia

minora. Laki-laki testis sudah turun, skrotum sudah ada.

11) Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

12) Refleksmorrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah

baik.

13) Refleks grapsatau menggenggam sudah baik.

14) Eliminasi baik, mekoniumakan keluar dalam 24 jam pertama,

mekonium berwarna hitam kecoklatan.

d. Jadwal Kunjungan Neonatal

Bayi baru lahir yang berusia 0 hari - 28 hari.

Kunjungan Neonatus adalah pelayanan sesuai standar

yang diberikan tenaga kesehatan yang kompeten

kepada neonatus, sedikitnya 3 (tiga) kali selama

periode 0-28 hari setelah lahir, baik di fasilitas

kesehatan maupun kunjungan rumah yaitu:Kunjungan

Neonatal ke-1 (KN1) dilakukan pada kurun waktu 6-48


76

jam setelah lahir;Kunjungan Neonatal ke-2 (KN2)

dilakukan pada kurun waktu hari 3 hari-7 hari setelah

lahir,Kunjungan Neonatal ke-3 (KN3) dilakukan pada

kurun waktu hari 8 hari - 28 hari setelah lahir, baik di

fasilitas kesehatan maupun kunjungan rumah.2021

e. Tanda Bahaya pada BBL

Segala sesuatu yang berpengaruh tidak baik pada janin dan

Neonatus pada kehamilan dan sesudah melahirkan yang

mengakibatkan terjadinya gangguan adaptasi bisa meninggal

(Marmi, 2015).

Tanda bahaya yang terjadi pada BBL antara lain: tidak mau

menyusu, kejang-kejang; lemah; sesak nafas (lebih besar atau

sama dengan 60 kali/menit), tarikan dinding dada bagian bawah ke

dalam; bayi merintih atau menangis terus menerus; tali pusat

kemerahan sampai dinding perut, berbau atau bernanah; demam

atau panas tinggi; mata bayi bernanah; diare atau buang air besar

cair lebih dari 3 kali sehari; kulit dan mata bayi kuning; dan tinja bayi

saat buang air besar berwarna pucat (Kemenkes, 2015).

5. Keluarga Berencana

a. Pengertian

Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengatur jumlah

anak dan jarak anak yang diinginkan. Pemerintah merencanakan

program atau cara mencegah atau menunda kehamilan

(Maulidia,2020).
77

b. Tujuan keluarga berencana

1) Meningkatkan Kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka

mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia

Sederhana) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang

sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin

terkenalinya pertambahan penduduk (Elisabeth 2018).

2) Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia

yang bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga

3) Untuk memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan KB dan

kesehatan reproduksi yang berkualitas, menurunkan tingkat /

angka kemaatian ibu dan bayi, dan anak serta penanggulangan

masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun

keluarga kecil berkualitas

c. Perencanaan Keluarga dan Penapisan Pasien

Menurut N Salamung 2021 perencanaan keluarga dan penapisan

pasien antara lain :

1) Perencanaan Keluarga

a) Seorang perempuan telah dapat melahirkan, segera

setelah ia mendapat haid yang pertama (menarche)

b) Kesuburan seorang perempuan akan terus berlangsung

sampai mati haid (menopause)

c) Kehamilan dan kelahiran terbaik, artinya risiko paling

rendah untuk ibu dan anak, adalah antara 20-35 tahun

d) Persalinan pertama dan kedua paling rendah risikonya

e) Jarak antara dua kelahiran sebaiknya 2-4 tahun.


78

2) Penapisan Klien

Tujuan utama penapisan klien sebelum pemberian suatu

metode kontrasepsi (misalnya pil KB, suntikan atau AKDR)

untuk menentukan apakah ada kehamilan, keadaan yang

membutuhkan perhatian khusus, masalah (misalnya diabetes

atau tekanan darah tinggi) yang membutuhkan pengamatan

dan pengelolaan lebih lanjut.

Untuk sebagian besar klien keadaan ini bisa diselesaikan

dengan cara anamnesis terarah, sehingga masalah utama

dapat dikenali atau kemungkinan hamil dapat disingkirkan.

Sebagian besar cara kontrasepsi, kecuali AKDR dan

kontrasepsi mantap tidak membutuhkan pemeriksaan fisik

maupun panggul. Pemeriksaan laboratorium untuk kelurga

berencana atau klien baru umumnya tidak diperlukan karena:

a) Sebagian besar klien keluarga berencana berusia muda

(umur 16-35 tahun) dan umumnya sehat

b) Pada wanita, masalah kesehatan reproduksi yang

membutuhkan perhatian (misalnya kankergenitalia dan

Payudara, fibrosa uterus) jarang pada umur sebelum 35

atau 40 tahun.

c) Pil kombinasi dosis rendah yang sekarang tersedia (berisi

Estrogen dan progestin) lebih baik dari pada produk

sebelumnya karena efek samping lebih sedikit dan jarang

menimbulkan masalah medis.


79

d) Pil progestin, suntikan, dan susuk bebas dari efek yang

berhubungan dengan Estrogen dan dosis progestin yang

dikeluarkan per hari bahkan lebih rendah dari pil kombinasi.

d. Macam-macam kontrasepsi

Menurut AD Adryani 2017 (idealnya pasangan harus menunggu

sekurang-kurangnya dua tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap

pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana

mereka ingin merencankan tentang keluarganya. Biasanya ibu

tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan

lagi haidnya selama meneteki (amenorhoe laktasi). Meskipun

beberapa metode KB mengandung resiko, penggunaan

kontrasepsi tetap lebih aman terutama bila ibu sudah haid lagi.

1) Metode Amenore Laktasi (MAL)

MAL adalah metode kontrasepsi sementara yang

mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif, artinya hanya

diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman

lainnya. Metode ini khusus digunakan untuk menunda

kehamilan selama 6 bulan setelah melahirkan dengan

memberikan ASI eksklusif.

MAL dapat dipakai sebagai alat kontrasepsi, apabil: Menyusui

secara penuh (full breast feeding), lebih efektif jika diberikan

minimal 8 kali sehari, Belum mendapat haid, Umur bayi kurang

dari 6 bulan.

Cara kerja MAL adalah menunda atau menekan terjadinya

evolusi, pada masa laktasi atau menyusui, hormone yang


80

berperan adalah prolaktin dan oksitosin. Semakin sering

menyusui, maka kadar prolaktin meningkat dan hormone

gonadotropin melepaskan hormone penghambat (inhibitor).

Hormon penghambat dapat mengurangi kadar estrogen,

sehingga ovulasi tidak terjadi.

MAL memiliki efektifitas sangat tinggi sekitar 98 % apabila

digunakan secara benar dan memenuhi persyaratan, yaitu

digunakan selama 6 bulan pertama setelah melahirkan, belum

mendapat haid pasca melahirkan dan menyusui secara

eksklusif (Proverawati, Islaely dan Aspuah, 201)8.

Manfaat kontrasepsi MAL antara lain: Efektifitas tinggi (98 %)

apabila digunakan selama 6 bulan pertama setelah melahirkan,

belum mendapat haid dan menyusui eksklusif, Dapat segera

dimulai setelah melahirkan, Tidak memerlukan prosedur

khusus, alat maupun obat, Tidak memerlukan pengawasan

medis, Tidak mengganggu senggama, Mudah digunakan, Tidak

perlu biaya, Tidak menimbulkan efek samping sistemik.

MAL mempunyai keterbatasan antara lain: Memerlukan

persiapan dimulai sejak kehamilan, Metode ini hanya efektif

digunakan selama 6 bulan setelah melahirkan, belum

mendapat haid dan menyusui secara eksklusif, Tidak

melindungi dari penyakit menular seksual termasuk hepatitis

dan HIV, Tidak menjadi pilihan bagi wanita yang tidak

menyusui, Kesulitan dalam mempertahankan pola menyusui

secara eksklusif (Proverawati, Islaely dan Aspuah, 2018).


81

2) Kontrasepsi Pil

a) Kontrasepsi Pil Kombinasi

Kontrasepsi pil kombinasi adalah pil yang mengandung

hormone estrogen dan progesterone dengan dosis tertentu.

Mekanisme utama pil kombinasi untuk mencegah

terjadinya kehamilan adalah dengan menghambat

keluarnya sel telu (ovum) dari dinding telur (ovarium).

Dengan penggunaan yang benar, hanya terjadi kurang dari

1 kehamilan per 100 perempuan atau 3 kehamilan per

1000 perempuan. Kontrasepsi pil kombinasi tidak akan

mengganggu kembalinya kesuburan karena apabila

dihentikan, kehamilan dapat terjadi pada bulan berikutnya

(kecuali bila ditemukan gangguan lainnya). Penggunaan

kontrasepsi pil kombinasi tidak dapat mencegah terjadinya

infeksi menular seksual (IMS) pada penggunaannya.

Efek samping yang sering terjadi: Amenore (tidak haid),

Mual, pusing atau muntah, Perdarahan pervagina/spotting.

Keadaan yang perlu mendapat perhatian: Nyeri dada

hebat, batuk dan napas pendek, Sakit kepala hebat, Nyeri

tungkai hebat (betis atau paha), Nyeri abdomen hebat,

Pandangan kabur.

b) Kontrasepsi Pil Progestin

Kontrasepsi pil progestin atau minipil adalah pil yang

mengandung progestin dalam dosis yang sangat rendah.

Mekanisme kontrasepsi pil progestin terjadi melalui


82

penebalan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi

sperma melalui kanalis servikalis, menghambat lonjakan

tengah siklus hormone luteal (LH) dan folikel stimulating

hormone (FSH), inhibisi perjalanan ovum di saluran tuba,

mengganggu pematangan endometrium dan supressi

ovulasi (hanya terjadi pada 50 % dari keseluruhan

pengguna). Dengan penggunaan yang benar, efektifitas

kontrasepsi pil progestin adalah 99,95 % atau angka

kegagalan hanya 0,5 %. Tetapi dengan adanya

keterlambatan jeda minum obat maka angka kegagalannya

mencapai 5 %.

Efek samping penggunaan pil progestin diantaranya:

Gangguan frekuensi dan lamanya haid, Sefalgia.

1) Kontrasepsi suntik

a) Kontrasepsi suntik kombinasi

Kontrasepsi suntik kombinasi terdiri dari dua hormone yaitu

progestin dan estrogen seperti hormone alami pada tubuh

seorang perempuan. Suntikan kombinasi dipasarkan

dengan nama dagang Ciclofem, Ciclofeminia, Cyclofem,

Cyclo-povera, dll.

Efektififitas kontrasepsi suntik kombinasi: Sangat efektif

(0,1-0,4) kehamilan per 100 perempuan) selama tahun

pertama penggunaan, Resiko kehamilan lebih besar jika

perempuan terlambat disuntik atau terlewatkan satu atau

beberapa kali suntikan.


83

Efek samping dan masalah: Amenore, Mual, pusing dan

muntah, Perdarahan pervaginam/spotting.

Tanda-tanda yang harus diwaspadai pada penggunaan

suntik kombinasi: Nyeri dada hebat atau nafas pendek,

Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan, Nyeri

tungkai hebat. Tidak terjadi perdarahan atau spotting

selama 7 hari sebelum suntikan berikutnya, kemungkinan

terjadi kehamilan.

b) Kontrasepsi suntik progestin

Kontrasepsi suntik progestin yang umum digunakan adalah

Depo Medroxyprogesteron acetate (DMPA) dan

Norethisteron Enanthhate (Net-En). Kontrasepsi progestin,

tidak mengandung estrogen sehingga dapat digunakan

pada masa laktasi dan perempuan yang tidak dapat

menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen.

Suntikan progestin memiliki efektifitas yang tinggi (3

kehamilan per 1000 perempuan) pada tahun pertama

penggunaan, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur

sesuai jadwal yaitu setiap 12 minggu.

Efek samping: Amenore, Perdarahan ireguler, Kenaikan

berat badan, Perut kembung dan tidak nyaman,

Perdarahan banyak atau berkepanjangan, Sefalgia.

2) Kontasepsi Implant

Implan mengandung hormone progestin. Progestin

ditempatkan didalam kapsul implan satu atau dua batang yang


84

dipasang pada lapisan bawah kulit dibagian medial lengan atas

dengan jangka 3 tahun. Waktu mulai menggunakan implan:

a) Implan dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid.

Tidak diperlukan kontrasepsi tambahan.

b) Bila implan diberikan setelah 7 hari siklus haid, klien tidak

boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau

menggunakan kontrasepsi tambahanselama 7 hari.

c) Bila klien tidak mendapat haid, implan dapat diberikan

setiap saat, asal saja dapat dipastikan klien tidak hamil.

Klien tidak boleh melakukan hubungan seksual untuk 7 hari

lamanya atau menggunakan metode kontrasepsi lain

selama 7 hari.

d) Bila klien pasca persalinan 6 minggu, menyusui, serta

belum haid, implan dapat diberikan, asal dapat dipastikan

klien tidak hamil.

e) Bila pasca persalinan > 6 minggu dan telah mendapat haid,

maka implan dapat dipasang setiap saat, tetapi jangan

melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau

menggunakan kontrasepsi tambahan selama 7 hari.

Efek samping atau masalah yang ditemukan: Amenore,

Ekspulsi, Perdarahan pervaginam/spotting, Infeksi pada

daerah insersi serta Berat badan naik/turun.

3) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Menurut Nurjasmi (2016) AKDR merupakan salah satu metode

jangka panjang yang cukup efektif Karena hanya terjadi kurang


85

dari 1 kehamilan diantara 100 pengguna AKDR di tahun

pertama memakai AKDR. AKDR post partum adalah AKDR

yang dipasang pada saat 10 menit setelah plasenta lahir hingga

48 jam post partum. Perdarahan haid yang lebih lam serta nyeri

dibawah perut merupakan efek samping utama dalam waktu 3-

6 bulan penggunaan.

Cara kerja dari alat kontrasepsi AKDR adalah sebagai berikut :

Menghambat kemampuan sperma masuk ke tuba fallopi,

Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri,

AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,

walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat

reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma

untuk fertilisasi, Memungkinkan untuk mencegah implantasi.

4) Kontrapsepsi mantap

a) Tubektomi

Tubektomi adalah tindakan pada kedua saluran telur

wanita yang mengakibatkan wanita tersebut tidak akan

mendapat keturunan lagi. Jenis kontrasepsi ini bersifat

permanen, karena dilakukan penyumbatan pada saluran

telur wanita yang dilakukan dengan cara diikat, dipotong

ataupun dibakar.

Keuntungan dari kontrasepsi tubektomi adalah :

Penggunaannya sangat efektif, yaitu 0,5 keh amilan per

100 perempuan selama tahun pertama penggunaan, Tidak

mempengaruhi terhadap proses menyusui (breast feeding),


86

Tidak bergantung pada faktor senggama, Baik bagi klien

bila kehamilan akan menjadi resiko kehamilan yang serius,

Pembedahan sederahana, dapat dilakukan dengan

anastesi local, Tidak ada efek samping dalam jangka waktu

yang panjang.

Namun, metode tubektomi ini juga memiliki keterbatasan-

keterbatasan yang harus diperhatikan, yaitu : Harus

dipertimbangkan sifat mantap metode kontrasepsi ini (tidak

dapat dipulihkan kembali), kecuali dengan rekanalisasi,

Klien dapat menyesal dikemudian hari, Resiko komplikasi

kecil, namun dapat meningkat apabila menggunakan

anastesi umum, Rasa sakit atau ketidaknyamanan muncul

dalam waktu pendek setelah tindakan, Dilakukan oleh

dokter terlatih, yaitu dokter special ginekologi untuk proses

laparoskopi, Tidak melindungi diri dari IMS.

b) Vasektomi

Vasektomi adalah metode sterilisasi dengan cara mengikat

saluran sperma (vas deferens) pria. Beberapa alternative

untuk mengikat saluran sperma tersebut, yaitu dengan

mengikat saja, memasang klip tantalum, kauterisasi,

menyuntikan sclerotizing agent, menutup saluran dengan

jarum dan kombinasinya (Proverawati, Islaely dan Aspuah,

2015).
87

Angka keberhasilan vasektomi adalah sekitar 99 %, tetapi

untuk dapat memastikan keberhasilan tersebut, sebaiknya

3 bulan setelah dilakukan vasektomi maka di adakan

pemeriksaan analisa sperma. Vasektomi akan dikatakan

berhasil manakala hasil pemeriksaannya adalah

azoospermia (Proverawati, Islaely dan Aspuah, 2015).

B Standar Asuhan Kebidanan

Menurut Elita (2014) Kegiatan asuhan kebidanan harus mengacu pada

pokok-pokok kegiatan yang sudah dibekukan sesuai Modul Bidan dari Ikatan

Bidan Indonesia (IBI) tahun 2016.

1. Standar I : Metode Asuhan.

2. Asuhan kebidanan dilaksanakan dengan metode manajemen kehidupan

dengan langkah pengumpulan data dan analisis data, penentuan

diangnosis perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi.

3. Standar II :Pengakajian

Pengumpulan data tentang status kesehatan klien dilakukan secara

sistematis dan berkesinambungan. Data yang diperoleh dicatat dan

analisis.

4. Standar III : Diagnosis kebidanan.

Diagnosis kebidanan dibuat berdasarkan pada data dan hasil

pemeriksaan yang dibuat. Diagnosa kebidanan dirumuskan berdasarkan

analisis data yang telah dikumpulkan.


88

5. Standar IV : Rencana Asuhan.

Kegiatan rencana asuhan kebidanan dalam rencana asuhan kebidanan

dibuat berdasarkan diagnosis kebidanan.

6. Standar V : Tindakan.

Pada kegiatan ini pelaksanaan tindakan kebidanan dilaksanakan

berdasarkan rencana dan perkembangan keadaan klien. Tindakan

kebidanan dilanjutkan dengan evaluasi keadaan klien.

7. Standar VI : Partisipasi Klien.

Pada kegiatan ini tindakan kebidanan dilaksanakan bersama-sama atau

partisipasi klien dan keluarga dalam rangka peningkatan pemeliharaan

dan pemulihan kesehatan.

8. Standar VII : Pengawasan.

Pada kegiatan ini monitor atau pengawasan terhadap klien dilaksanakan

secara terus-menerus dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan

klien.

9. Standar VIII : Evaluasi.

Diakhir kegiatan evaluasi asuhan kebidanan dilaksanakan terus-menerus

seiring dengan tindakan kebidanan yang dilaksanakan dan evaluasi dari

rencana yang telah dirumuskan.

10. Standar IX : Dokumentasi.

Asuhan kebidanan didokumentasikan sesuai dengan standar

dokumentasi asuhan kebidanan yang diberikan.

B. Kewenangan Bidan.
89

Adapun wewenang bidang berdasarkan UU No 4 Tahun 2019 tentang

Kebidanan yaitu :

1. Pasal 46

a. Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan bertugas

memberikan pelayanan yang meliputi:

1) pelayanan kesehatan ibu;

2) pelayanan kesehatan anak;

3) pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga

berencana;

4) pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang;

dan/atau

5) pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.

b. Tugas Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

dilaksanakan secara bersama atau sendiri.

c. Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan secara bertanggung jawab dan akuntabel.

2. Pasal 47

a. Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan dapat berperan

sebagai:pemberi Pelayanan Kebidanan;

1) pengelola Pelayanan Kebidanan;

2) penyuluh dan konselor;

3) pendidik, pembimbing, dan fasilitator klinik;

4) penggerak peran serta masyarakat dan pemberdayaan

perempuan; dan/atau
90

5) peneliti.

b. Peran Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Pasal 48

Bidan dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 46 dan Pasal 47, harus sesuai dengan

kompetensi dan kewenangannya.

4. Pasal 49

Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan ibu

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) huruf a, Bidan

berwenang:

a. memberikan Asuhan Kebidanan pada masa sebelum hamil;

b. memberikan Asuhan Kebidanan pada masa kehamilan normal;

c. memberikan Asuhan Kebidanan pada masa persalinan dan

menolong persalinan normal;

d. memberikan Asuhan Kebidanan pada masa nifas;

e. melakukan pertolongan pertama kegawatdaruratan ibu hamil,

bersalin, nifas, dan rujukan; dan

f. melakukan deteksi dini kasus risiko dan komplikasi pada masa

kehamilan, masa persalinan, pasca persalinan, masa nifas, serta

asuhan pasca keguguran dan dilanjutkan dengan rujukan.

5. Paragraf 2 Pelayanan Kesehatan Anak Pasal 50

Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan anak

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) huruf b, Bidan

berwenang:
91

a. memberikan Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir, bayi, balita,

dan anak prasekolah;

b. memberikan imunisasi sesuai program Pemerintah Pusat;

c. melakukan pemantauan tumbuh kembang pada bayi, balita, dan

anak prasekolah serta deteksi dini kasus penyulit, gangguan

tumbuh kembang, dan rujukan; dan

d. memberikan pertolongan pertama kegawatdaruratan pada bayi baru

lahir dilanjutkan dengan rujukan.

6. Paragraf 3 Pelayanan Kesehatan Reproduksi Perempuan dan

Keluarga Berencana Pasal 51

Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan reproduksi

perempuan dan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 46 ayat (1) huruf c, Bidan berwenang melakukan komunikasi,

informasi, edukasi, konseling, dan memberikan pelayanan kontrasepsi

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

7. Pasal 52

Ketentuan lebih lanjut mengenai pelayanan kesehatan ibu, pelayanan

kesehatan anak, dan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan

keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 sampai

dengan Pasal 51 diatur dengan Peraturan Menteri.

8. Paragraf 4 Pelimpahan Wewenang Pasal 53

Pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1)

huruf d ter Pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal

46 ayat (1) huruf d terdiri atas:


92

a. pelimpahan secara mandat; dan

b. pelimpahan secara delegatif.

9. Pasal 54

a. Pelimpahan wewenang secara mandat sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 53 huruf a diberikan oleh dokter kepada Bidan sesuai

kompetensinya.

b. Pelimpahan wewenang secara mandat sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) harus dilakukan secara tertulis.

c. Pelimpahan wewenang secara mandat sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dengan tanggung jawab berada pada pemberi

pelimpahan wewenang.

d. Dokter yang memberikan pelimpahan wewenang sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) harus melakukan pengawasan dan evaluasi

secara berkala

10. Pasal 55

a. Pelimpahan wewenang secara delegatif sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 53 huruf b diberikan oleh Pemerintah Pusat atau

Pemerintah Daerah kepada Bidan.

b. Pelimpahan wewenang secara delegatif sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) yang diberikan oleh Pemerintah Pusat atau

Pemerintah Daerah dalam rangka:

1) pelaksanaan tugas dalam keadaan ketcrbatasan tertentu; atau

2) program pemerintah.
93

c. Pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diberikan dengan disertai pelimpahan tanggung jawab.

11. Pasal 56

a. Pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) huruf e merupakan

penugasan pemerintah yang dilaksanakan pada keadaan tidak

adanya tenaga medis dan/atau tenaga kesehatan lain di suatu

wilayah tempat Bidan bertugas.

b. Keadaan tidak adanya tenaga medis dan/atau tenaga kesehatan

lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh

Pemerintah Daerah.

c. Pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Bidan

yang telah mengikuti pelatihan dengan memperhatikan Kompetensi

Bidan.

d. Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan oleh

Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah.

e. Dalam rnenyelenggarakan pelatihan sebagaimana dimaksud pada

ayat (4), Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah dapat

melibatkan Organisasi Profesi Bidan dan/atau organisasi profesi

terkait yang diselenggarakan oleh lembaga yang telah terakreditasi.

12. Pasal 57

a. Program pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat

(2) huruf b merupakan penugasan Pemerintah Pusat atau

Pemerintah Daerah untuk melaksanakan program pemerintah.


94

b. Program pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

c. Pelaksanaan program pemerintah sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilaksanakan oleh Bidan yang telah mengikuti pelatihan

dengan memperhatikan Kompetensi Bidan.

d. Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan oleh

Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah.

e. Dalam menyelenggarakan pelatihan sebagaimana dimaksud pada

ayat (4), Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah dapat

melibatkan Organisasi Profesi Bidan dan/atau organisasi profesi

terkait yang diselenggarakan oleh lembaga yang telah terakreditasi.

13. Pasal 58

Ketentuan lebih lanjut mengenai pelimpahan wewenang sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 53 sampai dengan Pasal 57 diatur dengan

Peraturan Menteri.

14. Paragraf 5 Keadaan Gawat Darurat Pasal 59

a. Dalam keadaan gawat darurat untuk pemberian pertolongan

pertama, Bidan dapat melakukan pelayanan kesehatan di luar

kewenangan sesuai dengan kompetensinya.

b. Pertolongan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

bertujuan untuk menyelamatkan nyawa Klien.

c. Keadaan gawat darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

merupakan keadaan yang mengancam nyawa Klien.


95

d. Keadaan gawat darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan oleh Bidan sesuai dengan hasil evaluasi berdasarkan

keilmuannya.

Penanganan keadaan gawat darurat sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) sampai dengan ayat (4) dilaksanakan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

C. Manajemen Asuhan Kebidanan.

1. Pendokumentasian SOAP

Dokumentasi kebidanan adalah bagian dari kegiatan yang harus

dikerjakan oleh bidan setelah memberi asuhan kepada pasien,

merupakan informasi lengkap meliputi status kesehatan pasien,

kebutuhan pasien, kegiatan asuhan keperawatan/kebidanan serta respon

pasien terhadap asuhan yang diterimanya (Anjarwati, 2015).

Manajemen SOAP adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. System pendokumentasian

yang dilakukan dapat memberikan manfaat antara lain : sebagai saran

komunikasi antara tenaga kesehatan, sarana untuk mengetahui

perkembangan evaluasi pasien, dapat dijadikan data penelitian dan

pendidikan, mempunyai nilai hukum dan merupakan dokumen yang sah.

Dalam metode SOAP ini memiliki 4 unsur yaitu:

a. Subjektif

Merupakan data yang berhubungan / masalah dari sudut pandang

pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhan yang

dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan


96

berhubungan langsung dengan diagnosis. Data subjektif

menguatkandiagnosis yang akan dibuat.

Tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil bertanya dari

pasien, suami atau keluarga (identitas umum, keluhan, riwayat

menarche, riwayat perkawinan, riwayat kehamilan, riwayat persalinan,

riwayat KB, penyakit sekarang, riwayat penyakit keluarga, riwayat

penyakit keturunan, riwayat psikososial, pola hidup).

b. Objektif ( Data yang Diobservasi )

Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang

jujur, hasil pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium /

pemeriksaan diagnostic lain. Menggambarkan pendokumetasian hasil

analisa dan fisik klien, hasil lab, dan test diagnostic lain yang

dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung Assessment Catatan

medis atau data Fisiologis, hasil observasi yang jujur, informasi kajian

teknologi (hasil pemeriksaan laboratorium, sinar-X, rekaman CTG,

USG dll). Apa yang dapat diobservasi oleh bidan akan menjadi

komponen yang berarti di diagnosis yang akan ditegakkan.

c. Asessment

Assessment merupakan pendokumentasian hasil analisis dan

interpretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Karena

keadaan pasien yang setiap saat bisa mengalami perubahan dan akan

ditemukan informasi baru dalam data subjektif maupun objektif, maka

proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Analisis yang

tepat dan akurat mengikuti perkembangan data pasien akan menjamin


97

cepat diketahuinya perubahan pada pasien, dapat terus diikuti dan

diambil keputusan/ tindakan yang tepat.

d. Penatalaksanaan (Apa yang dilakukan terhadap masalah).

Planning adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan

datang untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien yang sebaik

mungkin atau menjaga atau mempertahankan kesejahteraannya.

Proses ini termasuk kriteria tujuan tertentu dari kebutuhan pasien yang

harus dicapai dalam batas waktu tertentu, tindakan yang diambil harus

membantu pasien mencapai kemajuan dalam kesehatan dan harus

mendukung rencana dokter jika melakukan kolaborasi

D. Kerangka Teori

Ibu Hamil
UK 36-41 minggu

Fisiologis Patologis

Penerapan asuhan kebidanan pada Rujuk


kehamilan fisiologis
Kunjungan I (UK 36 minggu)
Kunjungan II (UK 39-40 minggu)
Kunjugan III (UK 40-41 minggu)
98

Bersalin

Fisiologis Patologis

Pemantauan kemajuan Rujuk


persalinan kala I-IV dengan
partograf

Bayi baru Lahir Nifas

Fisiologis Fisiologis Patologis


Patologis

Penerapan asuhan kebidanan Rujuk


Penerapan asuhan kebidanan Rujuk pada ibu nifas fisiologis
pada BBL-Neonatus fisiologis Kunjungan I (6 jam PP)
Kunjungan I (6 jam) Kunjungan II (6 hari PP) KB
Kunjungan II (6 hari) Kunjungan III (2 minggu PP)
Kunjungan III (14 hari) Kunjungan IV (6 minggu) Kunjungan II (6 hari PP) =
Konseling pelayanan KB
Kunjungan V (7 minggu) =
Melakukan pelayanan KB

Bagan 1 Kerangka Teori


97

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Laporan Tugas Akhir

Laporan Tugas Akhir dengan judul Asuhan Kebidanan Komprehensif pada

Ny S F GII PI A0 dengan Anemia Sedang di Praktik Mandiri Bidan Adelfi Telussa

di Kabupaten Kepulauan Tanimbar 7 Januari 2022 sampai 17 Januari 2022,

menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan studi kasus. Kualitatif yaitu

dapat di artikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada positifisme,

dapat digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu atau pengumpulan

data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif dengan

tujuan untuk menguji hipotesis yang telah disampaikan (Sugiono, 2015).

Studi kasus adalah suatu metode untuk memahami individu yang

dilakukan secara integrative dan komprehensif agar diperoleh pemahaman

yang mendalam tentang individu tersebut beserta masalah yang dihadapinya

dengan tujuan masalahnya dapat terselesaikan dan memperoleh

perkembangan diri yang baik (Usilo, 2016)

B. Lokasi Dan Waktu

Pada penelitian ini dilaksanakan di Praktik Mandiri Bidan Adelfi Telussa pada

tanggal 7 Januari - 17 Februari 2022

C. Subjek penelitian

Subjek studi kasus adalah merupakan hal atau orang yang akan dikenai

kegiatan pengambilan kasus (Sugiono, 2015). Subjek pengambilan kasus


98

secara komprehensif ini mulai dari ibu hamil sampai pada masa KB dan yang

menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Ny S.F

D. Instrumen penelitian

Instrumen adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam

kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan

mudah (Sugiyono, 2015). Instrumen yang digunakan dalam laporan kasus ini

adalah pedoman observasi, wawancara dan studi dokumentasi dalam

bentuk format asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi

baru lahir dengan pendekatan 7 langkah Varney dan SOAP. Pada saat

peneliti melakukan pemeriksaan ANC langsung dengan pasien

E. Pengumpulan Data Dasar

1. Jenis Data

a) Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh terutama dari hasil penelitian

empiris, yaitu penelitian yang dilakukan dalam masyarakat berdasarkan

observasi/pengamatan dan wawancara secara langsung (Piter, 2016).

(1) Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan secara di teliti serta pencatatan

secara sistematis. (Piter, 2017). Pada kasus ini peneliti

mendapatkan data objektif dari pengamatan langsung pada klien

yaitu: observasi tentang keadaan pasien dan tanda-tanda vital,

mulai dari pasien hamil, bersalin sampai masa KB dan pada bayi

baru lahir. Peneliti juga melakukan observasi pada kemajuan

persalinan dengan menggunakan format asuhan kebidanan.


99

(2) Wawancara adalah metode yang di gunakan untuk memperoleh

informasi secara lanangsung, mendalam, tidak terstruktur, dan

individual (Piter, 2018). Dalam laporan kasus ini peneliti

melakukan wawancara pada ibu hamil trimester III, bersalin

sampai pada masa nifas dan KB dengan menggunakan format

asuhan kebidanan.

(3) Pengkajian adalah proses, cara, perbuatan mengkaji,

penyelidikan (pelajaran yang mendalam)

a) Data sekunder

Data sekunder adalah proses mengenali dan mencatat kejadian

objek yang relevan (Piter, 2017). Dalam kasus ini, penulis

menggunakan catatan medik pasien yang ada di wilayah Puskesmas

saumlaki.

F. Alat Dan Bahan Pemeriksaan

Alat yang di gunakan yaitu : timbangan berat badan, pengukur tinggi badan,

pengukur lila, tensi meter, steteskop biculer, stetoskop monocular,

termometer, arloji yang ada jarum detik, pita centimeter, penlite,korengtan

dalam tempatnya, spatel dalam wadah steril, handuk bersih, sarung

tangan/handscoen dalam wadah DTT, handsop, refleks hamer, tempat

sampah, ember, alat pemeriksaan HB Sahli, alat pemeriksaan urine reduksi

dan protein urine lengkap, alat tulis, lembar infom consen dan buku KIA.

Alat untuk persalinan yaitu partus set : bak intrumen yang berisi klem koher

kelly 2 buah, gunting tali pusat 1 buah, gunting episiotomi 1 buah,½ koher 1

buah, kateter nelaton 1 buah, kasa steril, penjepit tali pusat, sarung tangan 2

pasang.
100

Hecting set :bak instrumen yang berisi duk steril, sarung tangan 1 pasang,

nald voeder 1 buah, nald hecting 1 buah, pinset chirurgic 1 buah, pinset

anatomi 1 buah, gunting benang 1 buah, benang catgut 2/0 atau 3/02 buah.

Bahan yaitu alat pelindung diri (topi, kacamata, masker, celemek, sandal

tertutup/sepatu boot), spuit 3 cc 2 buah, spuit 1 cc 1 buah, nierbeken 1 buah,

wadah berisi air bersih, lenec, pengisap de lee, resusitasi set, lampu sorot,

kain bersih 2 lembar,handuk bersih ukuran besar 2 lembar, waslap 3 lembar,

pakaian ibu lengkap, pakaian bayi lengkap, selimut bayi, ember tempat

tenuSn kotor, kantung plastik, tempat sampah, tempat plasenta Waskom

berisi larutan clorin 0,5%, timbangan bayi, betadine dalam kom, kapas bersih.

Obat-obatan yaitu oksitosin 20 unit (2 ampul), vit K 1 ampul, vaksin hepatitis B

uniject, methergin 1 ampul, lidocain 1% (+ aquades), salep mata

chloramphenicol 1%.

Alat untuk pemeriksaan fisik ibu nifas yaitu: tensimeter, stetoskop,

thermometer, arloji, reflex hammer, kapas DTT dalam kom, srung tangan,

larutan chlorin 0,5%, bengkok, tempat sampah, celemek, sabun pencuci

tangan, status pasien.

Alat untuk pemeriksaan fisik baru lahir yaitu :penlight I buah, meteran gulung

I buah, stetoskop bayi I buah, termometer, kom kecil berisi tissue, bengkok,

kain panel, mikrotoir, timbangan bayi, bengkok berisi larutan chlorin 0,5%,

tempat sampah medis 1 buah tempat sampah non medis, handuk I buah.,

bak intrumen yang berisi,: sarung tangan 2 pasang, pengikat tali pusat,

tounge spatel I buah.

Alat untuk pemeriksaan fisik KB yaitu: Obat/suntikan KB progestin, handsoon,

korentang, spuit 3 cc, kapas alcohol dan kapas DTT, nierbeken, tensimeter,
101

stetoskop, timbangan berat badan, buku catatan register KB, informed

consent, larutan clorin

G. Etika Penelitian

Etika adalah ilmu atau pengetahuan yang membahas manusia, terkait

dengan perilakunya terhadap manusia lain atau sesama manusia. Penelitian

adalah upaya mencari kebenaran terhadap semua fenomena kehidupan

manusia, baik yang menyangkut fenomena alam maupun sosial, budaya,

pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik dan sebagainya, Etika penelitian ini

mencakup juga perilaku peneliti atau perlakuan peneliti terhadap subjek

penelitian serta sesuatu yang dihasilkan oleh peneliti bagi masyarakat

(Notoatmodjo, 2016).

Beberapa masalah etik yang biasa terjadi dalam penelitian adalah hak untuk

mendapatkan inform consent, self determination, hak terhadap privasi dan

martabat, hak terhadap anonymity dan confidentiality, hak untuk

mendapatkan penanganan yang adil, dan hak terhadap perlindungan dari

ketidaknyamanan atau kerugian.

Inform Consent adalah suatu proses yang menunjukkan komunikasi yang

efektif antara bidan dengan pasien dan bertemunya pikiran tentang apa yang

akan dan apa yang tidak akan dilakukan terhadap pasien. Hak self

determination memberikan otonomi kepada subjek penelitian untuk membuat

keputusan secara sadar, bebas dari paksaan untuk berpartisipasi atau tidak

berpartisipasi dalam penelitian ini atau untuk menarik diri dari penelitian ini.

Sedangkan hak terhadap privacy dan dignity, memberikan kesempatan

kepada subjek penelitian untuk menentukan waktu, dan situasi dimana dia
102

terlibat.Dengan hak ini pula informasi yang didapatkan dari subjek penelitian

tidak boleh dikemukakan kepada umum tanpa persetujuan dari yang

bersangkutan.Sementara itu, hak anonymity dan confidentiality di dasari atas

hak kerahasiaan. Subjek penelitian memiliki hak untuk tidak ditulis namanya

atau anonim dan memiliki hak untuk berasumsi bahwa data yang

dikumpulkan akan dijaga kerahasiaannya.


103

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Dan Lokasi

Penelitian ini dilakukan di Praktik Mandiri Bidan Adelfi Telussa Kabupaten

Kepulauan Tanimbar, Secara geografis, Praktik Mandiri Bidan Adelfi Telussa

terletak di daerah pasar Omele Saumlaki dengan batas wilayah sebagai

berikut: Sebelah Timur berbatasan dengan Jalan Poros Saumlaki, sebelah

Barat berbatasan dengan teluk Saumlaki, sebelah Selatan berbatasan

dengan desa Sifnana, sebelah Utara berbatasan dengan desa Lauran.

Fasilitas yang tersedia di Praktek Mandiri Bidan Adel antara lain yaitu 1 ruang

rawat nifas, 1 ruang pemeriksaan ibu hamil, 1 ruang Bersalin, 1 ruang

tunggu.

Praktek Mandiri Bidan Adelfi Telussa melakukan pelayanan Kesehatan

Ibu dan Anak, mencakup; Pemeriksaan Kehamilan, Persalinan, Nifas, Bayi

Baru Lahir, Keluarga Berencana dan Pemeriksaan IVA tes, dengan jumlah

tenaga kesehatan sebanyak 3 orang yang terdiri dari Bidan dengan

Pendidikan D4 Kebidanan 2 orang dan 1 orang dengan penididikan D3

Kebidanan.
104

Lokasi tempat tinggal klien di pasar lama. Jarak dari rumah klien ke PMB

Bidan Adelfi Telussa ± 4 km dengan waktu tempuh 5 menit dengan

menggunakan angkutan roda dua.

Sesuai dengan keinginan klien dan keluarga, bahwa tempat persalinan

yang direncanakan adalah Prakteik Mandiri Bidan Adelfi Telussa yang

berlokasi pada Pasar Omele Saumlaki.

B. Tinjauan Kasus

Pada tinjauan kasus ini penulis akan membahas tentang Asuhan Kebidanan

berkelanjutan pada Ny. S.F dari masa kehamilan, persalinan, nifas, Bayi

Baru Lahir dan KB di Praktik Mandiri Bidan Adelfi Telussa, dengan metode

Pendokumentasian secara SOAP.

1. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan

Tanggal pengkajian : 07 Januari 2022 Jam: 09.00 WIT

Tempat pengkajian: Laboratorium prodi Kebidanan Saumlaki

Oleh Mahasiswa : Elsi Yudit Batkunda

a. Data Subjektif

1) Identitas/ Biodata

Nama Istri : Ny.S.F Nama Suami :Tn. A. W

Umur : 20Tahun Umur : 20 Tahun

Agama : Protestan Agama : Protestan

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wirausaha

Alamat : Pasar Lama Alamat : Pasar Lama


105

2) Alasan Kunjungan: Ibu ingin mengetahui kondisi janinya

3) Keluhan : Tidak ada

4) Riwayat Menstruasi

Haid terakhir : 13 April 2021

Tafsiran Persalinan : 20 Januari 2022

Flour albus : Tidak ada

Menarce : 14 tahun

Siklus haid : 28-30 hari

Lama haid : 4 hari

Sifat : Encer

Dismenorhea : Tidak

Warna darah : Merah

Banyaknya : 2-3x sehari ganti pembalut

5) Riwayat kehamilan yang lalu

Kehamilan Persalinan Anak Nifas

Anak Tahun Jenis Tempat Penolong JK Asi BBL

1 2020 Normal PMB Bidan P Tidak 3400g Normal

6) Riwayat Kehamilan Sekarang

a) Ini hamil yang kedua, melahirkan anak hidup satu kali dan

tidak pernah keguguran

b) Hamil 9 bulan

c) Ibu merasakan gerakan janin pada usia 4 bulan


106

d) Tidak menemui masalah atau tanda bahaya seperti

perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat, gangguan

penglihatan dan odema

e) Tidak pernah menggunakan jamu-jamuan atau obat-obatan

selain obat-obatan dari bidan, yaitu tablet Fe 90 tablet di

minum 1x1 tablet, Calak 2x1 tablet, Vitamin B Compleks 2x1

tablet

f) Ibu sudah mendapat imunisasi TT sebanyak 2 kali yaitu 1

kali pada tahun 2020, 1 kali pada tanggal 10 Oktober 2021

7) Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita

penyakit menular seperti TBC, hepatitis, dan penyakit turunan

seperti kencing manis, asma, kelainan jiwa, serta keluarga tidak

memiliki riwayat kehamilan kembar.

8) Riwayat kesehatan ibu (termasuk penyakit-penyakit yang diderita

dahulu dan sekarang mengatakan tidak pernah dan tidak sedang

menderita penyakit kronik atau akut seperti jantung, hipertensi,

serta turunan, seperti kencing manis, dan asma.

9) Riwayat perkawinan

Ibu mengatakan ini merupakan perkawinan pertamanya dengan

suami sekarang dan belum menikah

Riwayat kebiasaan sehari - hari selama hamil:

a) Pola nutrisi
107

(1) Makan 4x sehari, porsi sedang, komposisi nasi, ikan,

sayuran, di habiskan

(2) Minum 8 gelas air putih sehari

(3) Ibu mengatakan apabila ibu konsumsi makanan

dengan porsi banyak ibu merasa mual dan sesak

nafas.

b) Pola eliminasi

(1) BAB 1 x sehari, konsistensi keras, warna cokelat

(2) BAK 3– 5x sehari, warna kuning, bau khas

c) Pola istirahat

(1) Ibu mengatakan tidur siang 2 jam sehari jam 14.00

WIT-16.00 WIT

(2) Tidur malam 7 – 8 jam sehari jam

(3) Ibu mengatakan tidak ada keluhan

d) Pola seks

(1) Ibu mengatakanmelakukan hubungan intim dengan

suami selama hamil 2 kali dalam seminggu

(2) Ibu mengatakan tidak ada keluhan

b. Data objektif

1) Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Komposmentis.

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 90 x/m

RR : 20x/m
108

Suhu : 370c

Tinggi badan : 169 cm

Berat badan : Sekarang 60 kg, sebelum hamil 53 kg

Kenaikan berat badan selama hamil 7 kg

Lila :25,5 cm

IMT : 20 kg

2) Pemeriksaan fisik

Kepala : Kulit kepala bersih, tidak ada lesi, rambut

hitam, tidak rontok, penyebaran rambut

merata.

Muka : Tidak odema, tidak ada kloasma

Mata : Simetris kanan/kiri, konjungtiva merah mudah,

sklera putih, tidak ada strabismus, tidak ada

sekret pada mata.

Telinga : Simetris kanan/kiri, tidak ada serumen, dan

tidak ada radang pada telinga

Hidung : Tidak ada sekret, tidak ada polip dan tidak ada

pernapasan cuping

Mulut : Bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada

karies gigi, gusi tidak bengkak, lidah bersih,

tidak ada pembesaran tonsil

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak

ada pembesaran kelenjar pembuluh limfe dan

tidak ada pembesaran vena jugularis.


109

Dada : Tidak ada retraksi dinding dada

Payudara : Simetris kanan/kiri, tidak ada nyeri tekan, tidak

ada benjolan, ada hyperpigmentasi areola

mammae, putting susu menonjol, ada

pengeluaran kolostrum bila dipencet.

Perut : Perut membesar sesuai usia kehamilan dan

ada linea nigra

Leopold I: Teraba lunak, bundar dan tidak

melenting, 4 jari di bawah

Proccesus xipoideus (Px)

Mc Donald: 28cm

Leopold II: Teraba bagian yang datar dan

memanjang pada sisi perut bagian

kanan ibu dan bagian kecil pada

sisi perut ibu sebelah kanan

Leopold III: Teraba keras dan bulat dan pada

saat digoyang, sudah tidak bisa,

seperti ada tahanan

Leopold IV: Bagian terendah janin sudah

memasuki pintu atas panggul

dengan penurunan 4/5

DJJ :143X / menit

TBJ :3,49 gram

Genitalia : Tidak ada keputihan

Ekstrimitas : Simetris kiri dan kanan, idak ada varices, tidak


110

odema, jari – jari lengkap, warna kuku tidak

sianosis

RefleksPatella : Kiri positif / kanan positif

3) Pemeriksaan Penunjang: 7 Januari 2022

HB : 8gr%

Albumin Urine : Negatif

Protein Urine : Negatif

c. Assesment

1) Diagnosis kebidanan:

GII PI A0 hamil 39 minggu 3 hari, punggung kanan, letak kepala,

janin tunggal, hidup, intrauterine dengan anemia sedang

2) Masalah Kebidana: Tidak ada

3) Kebutuhan : Persiapan menghadapi kelahiran dan

persalinan

4) Diagnosis Potensial : Anemia Berat, BBLR, Perdarahan

5) Masalah potensial : Tidak ada

6) Kebutuhan tindakan segera: Tidak ada

d. Planning 09.20 – 09. 50 WIT

1) Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu yaitu keadaan ibu

dan janin baik, posisi janin ibu normal dan kepala bayi sudah

masuk pada panggul ibu: Menatap sambil Megangung


111

2) Menjelaskan tentang tanda-tanda bahaya sakit kepala menetap,

gangguang penglihatan, pandangan kabur, keluar cairan atau

darah dari vagina, nyeri epigastrium hebah, penurunan gerakan

janin, odema pada wajah dan tangan. Ibu sudah mengerti apa

bisa mengulangi beberapa kalimat yang di sampaikan dan ibu

apa yang di sampaikan

3) persiapan persalinan dan kelahiran seperti: persiapan, pakaian

bayi, pakaian ibu, BPJS, ibu merencanakan akan bersalin di

praktik mandiri bidan adel telussa, serta tabungan persalinan. Ibu

mangatakan semua sudah siap.

4) Menjelaskan kepada ibu tentang tanda – tanda persalinan yaitu

kadang keluar lendir bercampur darah, punggung sakit dan kram,

merasa sakit dari perut sampai ke tulang belakang, keluarnya air

ketuban, Ibu menyebutkan kembali apa yang disampaikan

5) Menjelaskan pentingnya: kebutuhan nutrisi untuk menghadapi

proses persalinan, dan pola istirahat yang cukup yaitu tidur siang

2 jam dam tidur malam 7-8 jam. Ibu mengangguk.

6) Diskusikan pada ibu untuk kontrol 1 minggu lagi jika belum

melahirkan yaitu pada tanggal 14 Januari 2022. atau bila ada 1

dari 6 tanda bahaya segerah memeriksakan ke tenaga kesehatan

terdekat (Bidan/Dokter). keluhan ibu secepatnya periksa ke

bidan. Ibu bersedia.

7) Memberikan Etabion 10tab 1x1 yaitu minum etabion dengan air

putih pada malam hari sebelum tidur kandungannya Asam folat,


112

Vit C, Vit B 12, yaitu untuk mempersiapkan diri menghadapi

proses persalinan. Ibu bersedia dan menganggu

2. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada Persalinan

a. Persalinan Kala I

Tanggal pengkajian :17 Januari 2021 Jam 11: 00 WIT

1) Data Subjektif

Mengatakan perut sakit melingkar sampe ke tulang belakang, semakin

sakit saat berjalan.

2) Data objketif

Keadaan umum: baik, kesadaran: komposmentis, TTV : TD: 120/80

mmHg, N: 90 x/m, R: 20 x/m, TFU : 28 cm, punggung kanan, letak

kepala, divergent, DJJ: 150 x/m, his 3 x dalam 10 menit, lamanya 40

detik, VT jam 11.10 WIT, vulva tidak odema, vagina suhu hangat,

portio tipis, serviks pembukaan 5 cm, ketuban utuh, presentasi kepala,

Ubun – Ubun Kecil kiri depan, penurunan hodge II, kesan panggul

normal,

3) Assesment

a) Diagnosis kebidanan: GII PI A0, inpartu kala I fase aktif

b) Masalah Kebidanan: Gangguan rasa nyaman: nyeri

persalinan kala 1

c) Kebutuhan: Dukungan emosional dan Pemenuhan Nutrisi.

d) Diagnosis Potensial: persalinan lama, BBLR, Perdarahan

4) Planning Pukul: 11.00 -15.13. WIT

a) Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, yaitu pembukaan

5cm dan sebentar lagi akan bersalin serta keadaan janin baik. Ibu
113

mengangguk

b) Mengajarkan ibu teknik relaksasi apabila ada his dan yaitu

menarik napas panjang dari hidung dan menghembuskannya

melalui mulut bila ada his dan melibatkan keluarga untuk

mendampingi pasien, Keluarga sudah mendampingi ibu

c) Melibatkan keluarga untuk mendampingi pasien, dan membantu

penanganan nyeri: keluarga mendampingi ibu dan memberikan

support

d) Memfasilitasi kebutuhan nutrisi ibu, ibu menghabiskan ½ piring

bubur dan 1 gelas air putih.

e) Menyarankan ibu untuk mobilisasi berjalan di sekitar tempat tidur

atau berbaring miring ke kiri: ibu memili tidur miring ke kiri

f) Melakukan pemantauan kandung kemih setiap 1-2 jam ibu tidak

BAK selama dalam pemantauan

g) Mengobservasi keadaan DJJ, kontraksi uterus dan nadi setiap 30

menit: Hasil terlampir pada patograf

h) Melakukan pemeriksaan dalam ulang 4 jam kemudian (15,13

untuk mengetahui proses persalinan.

i) Mempersiapkan perlengkapan ibu dan bayi serta alat dan bahan

untuk pertolongan persalinan seperti partus set, hekting set, obat-

obatan (lidokain, oksitosin), APD, larutan klorin 0,5% dan air DTT,

telah di siapkan

j) Pada jam 15.10 WIT ketuban pecah secara spontan warna

ketuban putih: VT di lakukan jam 15.13 WIT

b. Persalinan kala II
114

Tanggal 17 Januari 2022 Jam: 15.13 WIT

1) Data subjektif

Ibu mengatakan perut lebih sering sakit, ingin buang air

besar, dan keluar air dari kemaluan

2) Data objketif

TTV : TD:110 / 80 MmHg, N : 80 X/ menit, R: 20 X /menit, His 5x

dalam 10 menit lamanya 55 detik, denyut jantung janin 136 x/m,

vulva dan sfingterani membuka, perineum tampak menonjol, vagina

suhu hangat, portio tipis, serviks pembukaan 10 cm, kepala H IV,

ubun – ubun kecil kiri depan, kesan panggul normal, ketuban pecah

sendiri jam 15.10 WIT, air ketuban putih.

3) Assesment

a) Diangosis kebidanan: GII PI A0, inpartu kala II

b) Masalah Kebidanan: Gangguan rasa nyaman nyeri

persalinan kala 2

c) Kebutuhan : Dukungan emosional

Dan pemenuhan Nutrisi

d) Diagnosis Potensia Anemia Berat, BBLR, Perdarahan

4) Planning Pukul: 15,13-16.30 WIT

a) Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu, yaitu pembukaan l

engkap, ketuban sudah pecah dan ibu sudah siap untuk melahirk

an. Ibu menggangguk

b) Memastikan kembali kelengkapan alat dan bahan serta obat-


115

obatan, sudah di pastikan

c) Memperkenalkan posisi melahirkan seperti setengah duduk dan

membantu ibu berbaring pada posisi bersalin yang nyaman, dan

ibu memilih posisi litotomi

d) Memfasilitasi kebutuhan relaksasi ibu, ibu di anjurkan menarik

napas panjang melalui hidung dan menghembuskan perlahan dari

mulut apabila ada his, ibu melakukan sesuai anjuran bidan

e) Mengajarkan ibu teknik meneran yang baik ketika ada kontraksi

yaitu: mulut terbuka, kepala sedikit diangkat, mata melihat kearah

perut, tangan memegang pangkal paha serta mengedan seperti

buang air besar yang keras. Ketika itu dilakukan: kepala bayi

terlihat turun dan tidak masuk lagi jika tidak ada his, ibu

melakukan apa yang telah dianjurkan

f) Memfasilitasi kebutuhan cairan ibu di antara his, ibu

menghabiskan 1 gelas susu hangat

g) Membantu pertolongan persalinan secara APN. Bayi lahir hidup

spontan, pukul 16.30 WIT menangis kuat, tonus otot baik, warna

kulit kemerahan, jenis kelamin perempuan, Membungkus dan

mengeringkan badan bayi.

c. Persalinan Kala III

Tanggal 17 Januari 2022 Jam 16.30 WIT

1) Data Subjektif

Ibu mengatakan perut terasa mules

2) Data objektif

Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, TFU


116

setinggi pusat, kandung kemih kosong, tali pusat bertambah panjang

3) Assesment

a) Diagnosis kebidanan: GII PI A0, Inpartu kala III

b) Masalah kebidanan: Gangguan rasa nyaman yaitu

nyeri persalinan kala III dan kecapean

c) Kebutuhan: support

4) Planning Pukul: 16.30 -17.00 WIT

a) Memberitahukan hasil pemeriksaan, yaitu keadaan bayi baik,

jenis kelamin perempuan, tidak cacat dan plasenta belum lahir.

ibu mengangguk

b) Menganjurkan keluarga untuk memberikan minum pada ibu;

minum susu beruang 1 kaleng

c) Memeriksa distensi kandung kemih: kandung kemih penuh dan

di lakukan katerisasi

d) Memeriksa uterus untuk memastikan tidak ada janin kedua; TFU

setinggi pusat (tidak ada janin kedua/kembar)

e) Memberitahu ibu akan disuntik dan melakukan penyuntikan

oksitosin 10 IU secara IM pada 1/3 paha bagian luar dalam 1

menit setelah bayi lahir, Dan juga pemberian oksitosin ke 2 10 IU

secara IM pada 1/3 paha bagian luar pada jam 16: 45 WIT

f) Melakukan penjepitan, pemotongan dan klem tali pusat setelah

dipastikan tali pusat tidak berdenyut

g) Menggantikan kain yang baru dan letakkan bayi di perut ibu

untuk dilakukan IMD selama 1 jam; bayi berhasil menyusu pada

menit ke 20.
117

h) Tanda pelepasan plasenta., Tali pusat memanjang, sumburan

darah secara tiba-tiba, Uterus gloobuler. Melakukan peregangan

tali pusat terkendali (PTT) pada saat uterus berkontaksi.

Memindahkan klem 5 -10 cm di depan vulva, letakan salah satu

tangan di atas simpisis, saat ada kontraski tangan yang lain

menekan secara dorso kranial; plasenta lahir pukul 17: 00 WIT.

i) Melakukan masase uterus selama 15 detik secara sirkuler;

kontraksi uterus baik (bulat dan keras).

j) Mengecek robekan dan perdarahan, tidak ada robekan perineum

dan perdarahan ± 100 cc.

k) Mengecek kelengkapan plasenta; Plasenta lahir lengkap

(kotiledon dan selaput utuh).

l) Memasukan plasenta pada tempatnya.

d. Persalinan Kala IV

Tanggal 17 Januari 2022 Pukul: 17.00 WIT

1) Data subjektif

Ibu mengeluh rasa capek dan perut terasa mules

2) Data objektif

Keadaan umum ibu baik, kesadaran komposmentis, TTV: TD

: 110/70 mmHg, N: 80 x/m, R: 20 x/m, kontraksi uterus baik, TFU

2 jari bawah pusat, plasenta lahir jam 17.00 WIT, perdarahan 50

cc, kandung kemih kosong, lochea rubra

3) Assesment

a) Diagnosis kebidanan: PII A0 kala IV

b) Masalah kebidanan: Gangguan rasa nyaman: nyeri punggug


118

c) Kebutuhan: Kebersihan dan nutrisi

4) Planning Pukul: 17.00 - 19.00 WIT

a) Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu, bahwa

plasenta telah lahir lengkap, tidak ada robekan pada jalan

lahir, ibu mengangguk

b) Menilai perdarahan, di dapatkan perdarahan 50 cc

c) Membersihkan ibu dengan air DTT, membantu mengganti

pakaian dan memakaikan pembalut. Ibu sudah bersih,

sudah mengganti pakaian dan memakai pembalut.

d) Mendekontaminasi alat-alat dengan cara merendam

dilarutan klorin 0,5% selama 10 menit. Telah dilakukan.

e) Mengajarkan ibu dan keluarga cara untuk masase fundus

uteri agar kontraksi ibu tetap baik. Ibu sudah melakukan

seperti yang diajarkan.

f) Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya postpartum

seperti perdarahan yang banyak, pusing, pandangan kabur

dan menganjurkan ibu untuk segera melapor ke petugas

kesehatan jika ibu mengalami tanda bahaya tersebut. Ibu

mengangguk

g) Mengobservasi KU, TTV, kontraksi uterus, kandung kemh

dan perdarahan setiap 15 menit pada jam pertama dan

setian 30 menit pada jam kedua. Observasi terlampir pada

partograph

h) Menganjurkan ibu untuk memenuhi nutrisi dan cairannya


119

yaitu dengan cara makan dan minum. Ibu sudah memenuhi

nutrisi dan cairannya dengan cara makan dan minum.

i) Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini yaitu dengan cara

miring kanan dan miring kiri serta duduk. Ibu sudah

melakukan mobilisasi dini yaitu berjalan ke tempat tidur

sebelah

j) Memberikan ibu obat amoxicillin dan asamefenamat jika ibu

merasa sakit

k) Melengkapi patograf

3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Pada Nifas

a. Kunjungan Nifas 1

Tanggal pengkajian :17 Januari 2022 Jam: 19.00 WIT

Tempat: Klinik Bidan Adelfi Telussa

1) Data subjektif

Ibu mengatakan perut masih terasa mules, dan ibu ingin

istirahat

2) Data objektif

Ibu partus pada tanggal 17 Januari 2022 jam 16.30 WIT KU

baik, kesadaran composmentis, TTV : TD : 110/70 mmHg,

nadi 80x/m, suhu 37,2oc, RR 20x/m, Wajah tidak

pucat,konjungtiva pucat, putting susu menonjol, payudara

bersih, kolostrum ada, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari


120

bawah pusat, perdarahan 50 cc, kandung kemih kosong,

lochea rubra,Hb 8gr %.

3) Assesment

a) Diagnosis kebidanan: PII A0, Nifas hari pertama

b) Masalah kebidanan: Tidak ada

c) Kebutuhan: Tidak ada

4) Planning

a) Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan, yaitu

kontraksi uterus baik, perdarahan normal. ibu

mengangguk

b) Mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar yaitu:

dekatkan perut bayi ke perut ibu, dagu bayi menempel

pada payudara ibu, jika mulut bayi sudah terbuka lebar

maka masukan putting susu sampai areola mammae,

ibu melakukan seperti yang diajarkan

c) Mengajarkan ibu cara perawatan payudara, yaitu

kompres putting susu dengan kapas yang dibasahi

minyak atau baby oil setelah itu kompres dengan air

hangat 2 menit kemudian di ganti dengan air dingin 2

menit dan yang terakhir kompres dengan air hangat 2

menit. ibu melakukan seperti yang diajarkan

d) Menganjurkan ibu agar memberikan ASI setiap 2 jam

atau jika bayi membutuhkan, ibu sudah melakukannya

e) Menganjurkan ibu untuk memperhatikan personal

hygiene, ganti pembalut 3-4 kali sehari atau sesudah


121

buang air besar atau kecil, ibu mengangguk

f) Menjelaskan tanda-tanda bahaya pada masa nifas,

yaitu sakit kepala, demam, pembengkakan pada

payudara, sesak napas, perdarahan abnormal. ibu

mengangguk

g) Mengajarkan ibu dan keluarganya bagaimana

melakukan pemijatan jika uterus lembek dengan cara

memijat atau memutar perut selama 15 kali. Ibu

melakukan seperti teknik yang diajarkan

h) Menganjurkan kepada ibu agar makan makanan bergizi

seimbang serta sayuran hijau serta protein untuk

membantu proses pemulihan, meningkatkan Hb dan

membantu memproduksi ASI, ibu mengangguk

i) Menjaga kehangatan pada bayi dengan cara selimuti

bayi dan pakaikan topi pada bayi. ibu sudah

menyelimuti bati serta pakaikan topi.

j) Menganjurkan ibu untuk menempatkan bayinya

ditempat tidur yang sama.

k) Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal

22 Januari 2022 atau apabila ada keluhan seperti

pusing, demam dan lainnya. Ibu mengerti

b. Kunjungan Nifas 2

Tanggal pengkajian: 22 Januari 2022 Jam: 17: 20 WIT

Tempat: Rumah pasien

a. Data subjektif
122

Ibu mengatakan air susunya lancar dan keadaan ibu sudah

mulai membaik

b. Data objektif

Ku ibu baik, kesadaran komposmentis, TTV: TD

120/80mmHg, N:80x/mS 36,9°c, RR 20x/m, muka tidak

pucat, konjuntiva merah muda, produksi ASI baik, payudara

tidak bengkak, TFU pertengahan pusat dan simpisis, lochea

sanguilenta.

c. Assesment

a) Diagnosis kebidanan: PII A0 Nifas 5 hari

b) Masalah kebidanan : Tidak ada

c) Kebutuhan : ASI Ekslusif dan Nutrisi

d. Planning

a) Memberitahukan hasil pemeriksaan, yaitu keadaan

ibu sekarang baik seperti tekanan darah ibu normal,

payudara tidak bengkak, darah keluar normal. ibu

mengangguk

b) Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus

berkontraksi dengan baik, fundus dibawah umbilikus,

tidak ada perdarahan abnormal. Telah dilakukan

pengecekan kontraksi uterus

c) Menganjurkan ibu agar menyusui bayinya setiap 2

jam, siang malam dengan lama menyusui 10-15 menit

di setiap payudara. ibu bersedia


123

d) Menganjurkan kepada ibu agar makan makanan

bergizi seimbang serta sayuran hijau untuk membantu

proses pemulihan, mengurangi anemia dan

membantu memproduksi ASI, ibu sudah

mengonsumsi makanan yang dianjurkan

e) Menganjurkan ibu agar istirahat cukup untuk

mencegah kelelahan yang berlebihan.ibu mengatakan

tidur dengan cukup

f) Menganjurkan ibu untuk lebih sering menyusui

bayinya sampai kedua payudaranya kosong, ibu mau

melakukan

g) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan

pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan

merawat bayi sehari-hari. Telah dilakukan.

h) Memantau tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus

uteri, kantung kemih, dan perdarahan pervaginam.

Telah dilakukan

i) Memberitahu ibu untuk kenjungan ulang tanggal 31

Januari 2022 atau apabila ada keluhan seperti pusing,

demam. Ibu bersedia

c. Kunjungan Nifas 3

Tanggal pengkajian: tanggal 31 Januari 2022 Jam: 17:09

WIT

Tempat: Rumah Pasien

1) Data subjektif
124

Ibu mengatakan air susunya banyak, ibu kurang istirahat

karena bayinya sering menangis.

2) Data objektik

KU baik, kesadaran composmentis, TTV: TD: 120/70

mmHg, nadi 80x/m, suhu 37oc, RR 20x/m, produksi air susu

banyak, payudara tidak bengkak, puting susu menonjol,

lochea serosa.

3) Assesment

a) Diangosis kebidanan: PII A0, Nifas hari ke 14

b) Masalah kebidanan: Tidak ada

c) Kebutuhan: Tidak ada

4) Planning

a) Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan, yaitu k

eadaan ibu baik seperti tekanan darah normal dan dara

h tidak keluar. ibu mengerti

b) Menganjurkan kepada ibu agar makan makanan bergizi

seimbang serta sayuran hijau untuk mengurangi

anemia dan membantu mempertahankan produksi ASI,

ibu bersedia

c) Menganjurkan ibu untuk lebih sering menyusui bayinya

sampai kedua payudaranya kosong, ibu mau

melakukan

d) Menganjurkan kepada ibu agar mempertahankan

pemberian ASI Ekslusif pada bayinya, ibu mau


125

melakukannya

e) Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, agar

produksi ASI tidak terganggu dan kondisi ibu cepat

pulih, ibu bersedia.

f) Memberitahu ibu untuk kenjungan ulang tanggal 21

februari 2022 atau apabila ada keluhan seperti pusing,

demam. Ibu bersedia.

d. Kunjungan Nifas ke 4(5 Minggu)

Tanggal pengkajian: 21 Februari 2022 Jam: 11:00 WIT

Tempat: Rumah pasien

1) Data subjektif

Ibu mengatakan keadaanya baik-baik saja, dan tidak ada

keluhan

2) Data objektif

Keadaan umum: baik, kesadaran: composmentis, TTV: TD:

120/80 mmHg, N : 84 x/m, S: 36,5ºC, R : 20 x/m, conjungtiva

merah muda, sclera putih, pengeluaran ASI banyak, TFU

tidak teraba.

3) Assesment

a) Diagnosis kebidanan : PII A0, Nifas 5 minggu

4) Planning

a) Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, ibu

mengangguk.

b) Memberitahukan ibu untuk mengkonsumsi makanan

yang bergizi, Ibu sudah mengonsumsi makanan yang di


126

samapaikan.

c) Memberitahukan kepada ibu untuk memberika ASI

Ekslusif kepada bayinya selama 6 bulan. Ibu mengerti

dan maumengikuti.

d) Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, agar

produksi ASI tidak terganggu dan kondisi ibu cepat pulih,

ibu bersedia.

4. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir

a. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

Tanggal pengkajian: 17 Januari 2022 Jam: 19.00

WIT

Tempat: Klinik Bidan Adelfi Telussa

1) Data subjektif

Ibu mengatakan bayinya baru lahir, menangis kuat

2) Data objektif

Tanggal 17 Januari 2022 jam 16.30 WIT, lahir bayi

perempuan menangis kuat, tonus otot baik, tidak ada

kelainan bawaan

3) Assesment

a) Diagnosis kebidanan: Neonatus cukup bulan, sesuai

usia kehamilan.

b) Masalah kebidanan: Tidak ada

c) Kebutuhan: Menjaga kehangatan bayi, kebersihan

bayi dan nutrisi bayi

4) Planning
127

a) Menginformasikan kepada ibu dan keluarga tentang

keadaan bayinya yaitu bayi laki-laki, menangis kuat,

tonus otot baik tidak ada kelainan bawaan, ibu

mengerti

b) Melakukan perawatan tali pusat terbuka, telah

dilakukan

c) Memfasilitasi ibu untuk melakukan IMD, berhasil pada

menit ke 20

d) Mengukur antropometri pada bayi BB: 2200 gram, PB:

48 cm, LK: 34cm, LD: 33cm, telah di lakukan

e) Memberikan suntikan Vit K 0,5 cc IM pada paha kiri

dengan fungsinya mencegah terjadinya perdarahan,

telah diberikan

f) Memberikan zalep mata Oxytetrasiclin 1% pada

kedua mata bayi, telah di berikan

g) Mengganti pakaian bayi, telah di lakukan

h) Memberitahu kepada ibu tentang tanda bahaya pada

bayi baru lahir yaitu tidak bisa menyusu, kejang, nafas

cepat atau lambat, tidak bisa menyusui, mengantuk

atau tidak sadar, merintih. Ibu mengerti

i) Bayi rawat gabung dengan ibunya, telah dilakukan

j) Mengajarkan kepada ibu untuk melakukan perawatan

tali pusat, dengan cara apabila lembab segera ganti

dengan kasa yang bersih dan steril, apabila kotor atau

kena tinja segera dibersihkan dengan sabun dan air


128

hangat pada tali pusatnya kemudian keringkan dan

bungkus kembali.

b. Kunjungan Neonatal 1

Tanggal:18 Januari 2022 Jam: 18.10

WIT

Tempat: Praktek Mandiri Bidan Adelfi Telussa

1) Data subjektif

Ibu mengatakan bayinya baru lahir jam 16:30,

menangis kuat, sudah BAK dan BAB

2) Data objektif

KU baik, kesadaran komposmentis, TTV: N: 120x/m,

R: 36x/m, warna kulit kemerahan, tidak ada

pernapasan cuping hidung, bayi mengisap kuat, perut

datar, tali pusat tidak menandakan infeksi, masih

basah, belum terlepas dan bersih pergerakan aktif,

tidak ada kelainan bawaan

3) Asessment

a. Diagnosis kebidanan: Neonatus cukup bulan,

sesuai masa kehamilan, usia 1 hari

b. Masalah kebidanan: Tidak ada

c. Kebutuhan : Menjaga kehangatan bayi,

kebersihan bayi dan nutrisi bayi

4) Planning

a) Menginformasikan kepada ibu dan keluarga

tentang keadaan bayinya sehat, yaitu menangis


129

kuat, pergerakan aktif tidak ada kelaian bawaan.

ibu menggangguk

b) Memberikan injeksi HB 0 di paha bayi sebelah

kanan, telah di berikan jam 18:00 WIT

c) Memfasilitasi ibu untuk menyusui bayinya, telah di

lakukan

d) Menjaga kehangatan bayi, telah di lakukan

e) Memberitahu ibu agar bayinya tidak diberikan

apapun kecuali ASI ekslusif selama 6 bulan. Ibu

mengerti

f) Memberitahu ibu untuk kunjungan ke bidan

apabila ada keluhan pada bayinya. Ibu bersedia

c. Kunjungan Neonatal 2

Tanggal :22 Januari 2022 Jam: 17.30

WIT

Tempat: Rumah pasien

1) Data subjektif

Ibu mengatakan bayinya tidur nyenyak, bayinya kuat

untuk menyusui dan aktif bergerak, tali pusat bayinya

sudah terlepas pada tanggal 21 Januari 2022, bayi

sudah BAK dan BAB

2) Data objektif

KU: Baik, kesadaran: composmentis, TTV: S: 36,7OC,

N: 120x/m, RR: 30x/m, BB 2400 gram, wajah tidak


130

ikterus, tidak ada pernapasan cuping hidung, bayi

menghisap kuat, tidak ada bunyi bising di dada, perut

tidak kembung, genitalia normal, ekstrimitas atas dan

bawah normal.

3) Assesment

a) Diagnosis kebidanan: Neonatus cukup bulan,

sesuai masa kehamilan usia 6 hari

b) Masalah kebidanan: Tidak ada

c) Kebutuhan : Menjaga kehangatan

bayi,kebersihan bayi dan nutrisi bayi

4) Planning

a) Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan,

yaitu keadaan bayi baik. ibu mengangguk

b) Memandikan bayi serta menggantikan pakaian

bayi, telah di mandikan

c) Memastikan bayi dalam keadaan hangat dan

nyaman, bayi telah di pakaikan topi dan dibedong

d) Memfasilitasi ibu untuk menyusui bayinya, ibu

menyusui banyinya dengan benar.

e) Memberitahu ibu untuk selalu menjaga personal

hygiene, dengan cara apabila baju bayi basah

lembab untuk segera diganti, jika ingin memegang

bayi sebelumnya harus mencuci tangan, ibu

mengangguk.

d. Kunjungan Neonatal 3
131

Tanggal pengkajian :31 Januari 2022 Jam:17: 09

WIT

Tempat: Rumah pasien

1) Data subjektif

Ibu mengatakan bayinya tidur nyenyak, bayinya

menyusui dengan baik dan bergerak aktif.

2) Data objektif

KU: Baik, kesadaran: composmentis, TTV: S: 36,7OC,

N: 120x/m, Rr: 30x/m, BB: 2430 gram, wajah tidak

ikterus, tidak ada pernapasan cuping hidung, bayi

menghisap kuat, tidak ada bunyi bising di dada, perut

tidak kembung, genitalia normal, tangan dan kaki

normal

3) Asessment

a) Diagnosis kebidanan: Neonatus cukup

bulansesuai masa kehamilan, usia 15 hari

b) Masalah kebidanan :Tidak ada

c) Kebutuhan : Menjaga kehangatan bayi,

kebersihan bayi dan nutrisi bayi

4. Planning

i. Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan,

yaitu bayi dalam keadaan sehat, wajah tidak ikter

us, tidak ada bunyi bising di dada, perut tidak kem

bung. Ibu mengerti

ii. Menimbang berat badan bayi, telah di lakukan


132

iii. Memandikan bayi, telah di lakukan

iv. Mengeringkan, menghangatkan, menyelimuti

bayi, telah dilakukan

v. Mengganti pakaian bayi dan memastikan bayi

dalam keadaan hangat dan nyaman, telah di

lakukan

vi. Memfasilitasi kebutuhan nutrisi bayi yaitu

menyusui lamanya 10-15 menit disetiap

payudara, telah di lakukan

vii. Menganjurkan ibu membangunkan bayinya untuk

menyusui jika bayinya tidur lebih dari 2 jam, ibu

bersedia melakukan

3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Pada KB

Tanggal pengkajian: 17 Januari 2022 Jam :18.12WIT

Tempat: Praktek mandiri Bidan Adelfi Telussa

a. Data subjektif

Ibu mengatakan ingin menggunakan KB Implan sebelum

pulang.

b. Data objektif

Keadaan umum: baik, kesadaran: composmentis, TTV: TD

110/70 mmHg, N: 80x/m, S: 37ºC, R: 20 x/m

c. Assesment

b) Diagnosis kebidanan: Calon akseptor KB Implan


133

c) Masalah kebidanan: Tidak ada

d) Kebutuhan: konseling awal prapemasangan alat

kontrasepsi implant

d. Planning

1) Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan, yaitu keadaan ib

u baik seperti tekanan darah ibu normal. ibu

mengangguk

2) Menjelaskan kepada ibu tentang keuntungan dan

kerugian alat kontrasepsi KB implan, ibu mengerti.

3) Memberitahukan ibu tentang pemasangan alkon Implan

dalam keadaan baik dan tidak ada tanda –tanda infeksi

4) Menjelaskan kepada ibu tentang efektivitas implant yang

sudah dipakai yaitu: Rasa perih atau tidak nyaman pada

kulit di sekitar tempat Kb implant, kenaikan berat badan,

gangguan pola menstruasi, gangguan pola mood. ibu

hanya tersenyum dan mengangguk

5) Pendidikan kesehatan KB Implant

a) Menjaga luka agar tetap kering dan bersih

b) Selama pemakaian implant, ibu disarankan tidak

membawa barang terlalu berat pada tangan yang

memakai implant

c) Selama pemakaian jika ada keluhan tentang pola

haid, berat badan meningkat, atau berat badan


134

menurun maupun perdarahan pervaginam ibu

disarankan segera konsul ke tenaga kesehatan

terdekat

d) Menyarankan ibu untuk memberikan ASI Ekslusif

selama 6 bulan, karena KB impalan tidak

mempengaruhi produksi ASI

6) Memberitahu ibu tentanng kunjungan ulang apabila ada

keluhan lain.

C. Pembahasan

Asuhan kebidanan komprehensif merupakan pelayanan

berkesinambungan yang diberikan secara menyeluruh mulai dari

masa kehamilan, persalinan, nifas sampai bayi baru lahir dan

pelayanan dengan keluarga berencana.

Pembahasan diawali dengan asuhan kebidanan pada masa hamil

diberikan pada Ny. S.F umur 20 tahun GII PI A0 yang dilakukan

sejak usia kehamilan 39 minggu 3 hari, bersalin, nifas, bayi baru

lahir dan KB. Asuhan dimulai dari tanggal 07 Januari 2022 sampai

dengan 17 Januari 2022 Asuhan yang diberikan menggunakan

metode pendokumentasian SOAP yaitu pengkajian data subjektif

dan objektif, menganalisis data dan melaksanakan asuhan.

1. Kehamilan

Pada tanggal 07 Januari 2022, penulis bertemu dengan Ny. di

Praktek Mandiri bidan Adelfi Telussa. Data subjektif yang

diperoleh penulis yaitu Ny. S F, umur 20 tahun hamil anak kedua,

melahirkan satu kali dan tidak pernah keguguran. Adapun jarak


135

kehamilan ini dengan anak yang pertama adalah 1 tahun 6 bulan

Menurut Journal of the American Medical (JAMA) jarak ideal

antara kehamilan adalah 2-5 tahun. Jarak kehamilan kurang dari

2 tahun dianggap mengganggu kesehatan karena ibu belum

benar-benar pulih dari persalinan sebelumnya dan masih dalam

masa menyusui. Sedangkan kehamilan diatas 5 tahun

tergolongkan jarak yang terlalu jauh sehingga ibu akan

beradaptasi kembali dari awal seperti memulai pengalaman

kehamilan pertama kali.

Ibu mengatakan haid terakhirnya tanggal 13 april 2021 dan

saat ini usia kehamilannya 9 bulan. Data objektif yang diperoleh

selama kehamilan yaitu haid terakhir ibu 13 april 2021, sehingga

tafsiran persalinannya adalah 20 Januari 2022. Perhitungan ini

sesuai dengan rumus Naegle yang dapat dihitung dari hari

pertama ditambah 7 dan bulannya dikurang 3 dan tahun ditambah

1 (Prawirohardjo, 2016).

Selama hamil, Ny. S.F sudah melakukan pemeriksaan kehamilan

sebanyak 4 kali di Praktek mandiri bidan Adelfi Telussa, yang

terdiri dari 2 kali pada trimester kedua, 2 kali pada trimester

ketiga, dengan demikian pada masa kehamilan ini ibu sudah

memenuhi standar minimal ANC dan kebijakan kunjungan

ANC(Saputra, 2014). Namun demikian masih ada yang tidak

sesuai antara teori dan kenyataan di lapangan karena ibu tidak

melakukan pemeriksaan kehamilan pada trimester 1 atau pada

usia kehamilan kurang dari 14 minggu. Menurut Prawirohardjo


136

(2016) bahwa bila kehamilan normal maka jadwal kunjungan

cukup empat kali minimal di lakukan 1 kali kunjungan nantenatal

hingga usia kehamilan 28 minggu, 2 kali kunjungan pada usia

kehamilan 28 – 36 minggu, dan 2 kali kujungan pada usia

kehamilan di atas 36 minggu. Pada kehamilan ini

respondenmendapatkan imunisasi TT 1 kali, karena pada jadwal

pemberian berikutnya responden berada di kampung dan ketika

balik sudah dalam proses persalinan. Kenaikan berat badan

respondes selama hamil sebanyak 7kg.

Terjadi kenaikan badan sekitar 5,5 kg, penambahan berat badan

dari awal mulai kehamilan sampai akhir kehamilan berkisar 11-

12kg. Pertambahan berat badan ibu hamil menggambarkan

status gizi selama hamil. Oleh karena itu perlu dipantau setiap

bulan. Berat badan yang optimal ini berkaitan dengan resiko

komplikasi terendah selama kehamilan dan persalinan serta berat

badan bayi lahir rendah (Romauli, 2011). Kenaikan BB selama

hamil

Tekanan darah ibu hamil diukur setiap kali ibu datang atau

berkunjung. Deteksi tekanan darah yang cenderung naik

diwaspadai adanya gejala hipertensi dan pre eklamsi. Apabila

turun dibawah normal, maka dipikirkan kearah anemia. Tekanan

darah normal berkisar sistole/diastole: 110/80-120/80 mmHg

(Walyani, 2015). Selama pemeriksaan kehamilan, Ny S.F.

mempunyai tekanan darah yang berada dalam batas normal. Hal

ini berarti Ny S.F. tidak menunjukan gejala hipertensi maupun


137

preeklamsi, serta tidak terjadi anemia.

Saat penulis melakukan pengukuran lingkar lengan atas Ny.

S.F, didapatkan hasil pengukuran adalah 25 cm. Hal ini

menunjukkan bahwa lingkar lengan atas ibu 25 cm, sehingga ibu

tidak menderita KEK dan berisiko melahirkan bayi dengan bayi

berat badan lahir rendah (Kemenkes, 2015), hal ini menunjukan

tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

Tujuan pemeriksaan tinggi fundus uteri menggunakan teknik Mc.

Donald adalah untuk menentukan umur kehamilan berdasarkan

minggu, dan hasilnya bisa dibandingkan dengan hasil anamnesis

haid terakhir dan kapan gerakan janin mulai dirasakan. Tinggi

fundus uteri dalam sentimeter (cm) yang normal harus sama

dengan umur kehamilan dalam minggu yang ditentutan

berdasarkan haid terakhir (Adriansz, 2016). TFU normal

Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan pada Ny. S.F tinggi

fundus uteri 28 cm merupakan tinggi fundus uteri yang normal.

TFU lebih dari 40 cm harus dilakukan rujukan karena termasuk

dalam 18 penapisan (Rohani, 2011) pada kehamilan umur 38-39

minggu tinggi fundus uteri berada 2 jari dibawah tajuk pedang

dengan panjangnya 33-37 cm. Pada Ny. S.F usia kehamilan 39

Minggu 3 hari dengan tinggi fundus uteri 28 cm. Hal ini

menunjukan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

Untuk mengetahui letak dan presentasi janin dapat digunakan

palpasi menurut Leopold yang terdiri dari: Leopold I untuk

menentukan tingginya fundus uteri dan mengetahui bagian yang


138

terdapat dalam fundus, Leopold II untuk menentukan bagian janin

yang ada disebelah kanan dan kiri ibu, Leopold III untuk

menentukan bagian janin yang ada di bawah uterus, dan

Leopold IV untuk mengetahui seberapa bagian bawah janin

sudah masuk PAP atau belum. (Ari, 2011).

Untuk mengetahui apakah janin dalam keadaam sehat, maka

dilakukan pemeriksaan denyut jantung janin. Denyut jantung

janin, normalnya 120-160 kali permenit. Apabila kurang dari 120

x/menit disebut bradikardi, sedangkan lebih dari 160 x/menit

disebut takikardi (Abadi 2016).

Setelah dilakukan palpasi pada Ny. S.F dari awal kunjungan

sampai akhir kehamilan ditemukan bahwa presentasi janinnya

adalah kepala dan DJJ yang didengar selama pemantauan

kehamilan berada dalam batas normal.Hal ini menunjukkan tidak

ada kesenjangan antara teori dan praktek.

Selama kehamilan di lakukan tes hemoglobin untuk

mengetahui apakah ibu kekurangan darah (anemia), tes

pemeriksaan protein urine (air kencing), untuk mengetahui kadar

protein di dalam urine ibu, dan pemeriksaan urin reduksi untuk

mendeteksi kadar glukosa di dalam urin ibu. Pada kehamilan

lanjut, kadar hemoglobin dibawah 10,7 gr/dl merupakan keadaan

yang sering di antisipasi akan terjadi devisiensi zat besi. Ny. S,F

mempunyai kadar hemoglobin sebesar 8 gr/dl yang berarti bahwa

ibu mengalami anemia sedang.

Tablet penambahan darah dapat di berikan sesegera mungkin


139

setelah rasa mual hilang yaitu 1 tablet sehari. Tiap tablet

mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500

mg, minimal masing-masing 90 tablet. Tablet besi sebaliknya tidak

diminum bersama teh atau kopi karena akan mengganggu

penyerapan (saifuddin 2016).Ny S,F. sudah mendapatkan tablet

zat besi sebanyak 90 tablet sejak trimester I sampai trimester III

dan meminum tablet zat besi sesuai dengan anjuran yang di

berikan, tidak ada kesenjangan dengan teori.

Asuhan yang diberikan pada Ny S F. yaitu menyampaikan

hasil pemeriksaan kepada ibu, menjelaskan pada ibu

ketidaknyamanan selama trimester III seperti sering BAK,

menjelaskan pentingya mengkonsumsi obat tambah darah,

menjelaskan tanda-tanda persalinan, menjelaskan tentang

persiapan persalinan, menganjurkan ibu untuk makan dan minum

teratur, serta istirahat yang cukup dan menjadwalkan kunjungan

berikutnya. Hal ini sesuai teori yang mengatakan bahwa

perencanaan yang dilakukan pada asuhan kebidanan kunjungan

ulang antara lain menjelaskan kepada ibu mengenai

ketidaknyamanan ibu selama trimester III, nutrisi, istirahat, tanda-

tanda persalinan, dan menjadwalakn kunjungan berikutnya

(Walyani, 2015 )

Standar minimal asuhan antenatal adalah 14 T yaitu

pengukuran tinggi badan dan berat badan, pengukuran tekanan

darah, pengukuran lingkar lengan atas pengukuran tinggi rahim,

penentuan letak janin dan perhitungan denyut jantung janin,


140

penentuan status imunisasi TT, pemberian tablet tambah darah,

tes laboraturium, konseling atau penjelasan, dan tata laksana

atau mendapatkan pengobatan (Kemenkes 2015). Pelayanan

antenatal yang diberikan pada Ny. S,F sudah sesuai dengan teori

yang ada, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan

praktek.

2. Persalinan

Pada tanggal 17 Januari 2022, ibu mengatakan keluar lendir

bercampur darah dari jalan lahir dan perut terasa kencang-

kencang sejak pukul 06.00 WIT serta ada lendir dan darah yang

keluar dari jalan lahir. Tanda-tanda timbulnya persalinan (inpartu)

adalah terjadinya his persalinan, keluarnya lendir bercampur

darah pervaginam, ketuban pecah dengan sendirinya dan adanya

dilatasi dan effacement. Oleh karena itu, tanda-tanda persalinan

yang dialami oleh Ny S F sesuai dengan teori dan tidak ada

kesenjangan. Dari hasil pemantauan pukul 11. 10 WIT adanya

pembukaan serviks yaitu 5 cm dan kontraksi yaitu 3x dalam 10

menit dan lamanya 25 detik, dan setelah pukul 16.00 WIT ibu

mengatakan perut lebih sering sakit, ada keluar air dari kemaluan

dan ibu ingin buang air besar. Dari hasil pemantauan adanya

pembukaan serviks yaitu 10 cm dan kontraksi yaitu 5x dalam 10

menit dan laanya 45 detik, vulva dan sfingterani membuka,

ketuban sudah pecah, pengeluaran air ketuban putih.

Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada


141

kehamilan aterem, tidak diinduksi, selesai setelah 4 jam dan

sebelum 24 jam sejak awal awitannya mempunyai janin (tunggal)

dengan presentasi puncak kepala, dan oksiput pada bagian

anterior pelvis, terlaksana tanpa bantuan artificial (seperti

forceps), tidak mencakup komplikasi (seperti perdarahan hebat),

dan mencakup kelahiran plasenta yang normal. Pada kasus Ny.

S,F. sepenuhnya mengalami persalinan normal yaitu kala I di ukur

dari awal persalinan sehingga dilatasi serviks yang lengkap durasi

kala I berkisar dari 6 sampai 18 jam pada primipara dan 2 hingga

10 jam pada multipara (Walyani, 2015) Lama kala I pada Ny. S,F

adalah dari jam 11.10 WIT sampai dengan 16:13 WIT . Hal ini

menunjukkan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

Kala II disebut juga dengan kala pengeluaran. Kala ini dimulai dari

pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini

berlangsung selama 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada

multigravida (Marmi, 2015). Pada kasus Ny. S,F lama kala II

adalah 30 menit. Pada pukul 16 .13 WIT pembukaan 10 cm da n

pada jam 16.30 WIT ibu melahirkan bayi perempuan. Hal ini

menunjukan ada kesenjangan antara teori dan praktek karena

kala II lebih dari 2 jam.

Kala III persalinan di mulai segera setelah bayi lahir dan

berakhir setelah lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih

dari 30 menit (Marmi,2016). Lama kala III pada kasus Ny. S,F

adalah 30 menit, plasenta lahir lengkap, selaput ketuban utuh,

yang berarti ada kesenjangan antara teori dan praktek.


142

Kala IV dimaksud untuk melakukan observasi karena

perdarahan post partum paling sering terjadi pada 2 jam pertama.

Observasi yang dilakukan adalah tingkat kesadaran dan

pemeriksaan tanda- tanda vital, kontraksi uterus, kandung kemih

dan jumlah kehilangan darah (Marmi, 2016). Kala IV yang

dilakukan pada kasus Ny. S,F. sudah sesuai dengan teori, sebab

penulis melakukan observasi 2 jam post partum dan hasil

pemantauan terlampir dalam partograf. Selain itu juga, penulis

memberikan asuhan kebidanan kala I, seperti menggunakan

partograf dalam pemantauan kemajuan persalinan, mengajarkan

ibu teknik relaksasi ketika ada kontraksi, membantu ibu untuk

mencoba posisi yang nyaman, menganjurkan ibu makan dan

minum selama persalinan, menganjurkan ibu untuk berkemih saat

ibu ingin berkemih, mengajurkan ibu untuk mandi agar lebih

segar, serta menyiapkan persalinan. Selanjutnya, selama kala II -

kala IV, penulis melaksanakan pertolongan persalinan sesuai

APN.

3. Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur

kehamilan 37-42 minggu dan berat lahir 2500 gram-4000 gram,

lahir langsung menangis dan tidak ada kelainan congenital (cacat

bawaan) yang berat). By Ny. S,F.lahir cukup bulan dengan umur

kehamilan 39 minggu 3 hari , lahir spontan pada tanggal 17

Januari 2022 pukul 16.30 WIT di Klinik bidan Adelfi Telussa,


143

menangis spontan, kuat, tonus otot positif, warna kulit

kemerahan, jenis kelamin perempuan, anus positif, berat badan

saat lahir 2200 gram, panjang badan 48 cm, lingkar kepala 33cm,

lingkar dada 32 cm. Hal ini sesuai dengan teori dan tidak ada

kesenjangan.

Asuhan kebidanan yang dilakukan pada bayi baru lahir

antara lain: melakukan Inisiasi menyusui Dini, pemberian Injeksi

Vitamin K, Pemberian Imunisasi Hepatitis B 0, Pemberian salep

mata Segera setelah bayi lahir, penulis melakukan penilaian

dengan cepat dan hasilnya adalah bayi menangis kuat, gerakan

otot aktif, serta warna kulit kemerahan, sehingga penulis langsung

meletakkan bayi di atas perut ibu, segera mengeringkan,

memakaikan topi dan membungkus badan bayi kecuali tali pusat,

mengganti kain yang basah dengan kain atau handuk bersih dan

kering, kemudian tali pusat dijepit kira-kira 3 cm dari pangkal

dengan penjepit tali pusat dan memotong tali pusat dengan jarak

2 cm dari penjepit tali pusat, kemudian bayi diberikan pada Ny.

S.F untuk mendekap bayinya dan memfasilitasi inisiasi menyusui

dini, berhasil pada menit ke 20, salep mata, vitamin K dan Hb 0

segera diberikan setelah bayi lahir. Dari hasil pemeriksaan fisik,

bayi Ny. S,F. dalam keadaan sehat dan tidak mengalami cacat

bawaan. jenis kelamin perempuan, anus positif, berat badan saat

lahir 2200 gram, panjang badan 48cm, lingkar kepala 33 cm,

lingkar dada 32 cm. Hal ini sesuai dengan teori dan tidak ada

kesenjangan.
144

Asuhan pada By. Ny. S,F. sebanyak 3 kali yaitu saat bayi

berumur 2 jam di temukan tonus otot baik, tidak ada kelainan

bawaan, 1 hari di dapatkan data bayi tidur nyenyak, menyusui

baik dan aktif bergerak, kunjungan hari ke 5 di temukan data bayi

semakin aktif bergerak, menyusui lebih kuat, tali pusat sudah

puput, tidak ada bising di dada dan perut tidak kembung, dan

kunjungan hari ke 14, data yang di peroleh wajah tidak icterus,

bayi menghisap kuat, tidak ada bising di dada, perut tidak

kembung. Sesuai dengan jadwal kunjungan neonatal

dilaksanakan minimal 3 kali, yaitu pertama pada 6 jam-48 jam

setelah lahir, kedua pada hari ke 3-7 setelah lahir, dan ketiga

pada hari ke 8-28 setelah lahir (Kemenkes, 2015). Hal ini

menunjukan tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktek.

4. Nifas

Selama kunjungan masa nifas mulai dari 1 hari post partum,

7 hari, 2 minggu dan 6 minggu post partum tidak ditemukan

adanya masalah apapun. Jadwal kunjungan masa nifas minimal 4

kali yaitu pertama 6 -8 jam setelah melahirkan, kedua 6 hari

setelah melahirkan, ketiga 2 minggu setelah melahirkan, keempat

6 minggu setelah melahirkan (Kemenkes, 2015). Pada kunjungan

post partum 6 jam, ibu mengeluh perutnya masih terasa mules

dan teraba keras, dan ada pengeluaran darah berwarna merah

kehitaman. Perut terasa mules menandakan bahwa kontraksi

uterus ibu baik dan involusi uterus berjalan dengan baik.


145

Sedangkan pengeluaran darah berwarna merah kehitaman

merupakan pengeluaran lochea rubra. Lochea rubra memiliki

warna merah kehitaman dengan ciri-ciri, terdiri dari sel desidua,

verniks caseosa, rambut lanugo, sisa mekonium dan sisa darah,

serta terjadi pada hari 1-3 setelah melahirkan. Pada kunjungan

hari ke 6, terdapat pengeluaran cairan dari jalan lahir yang

berwarna merah kuning. Pada kunjungan 2 terdapat pengeluaran

cairan dari jalan lahir yang berwarna kuning kecoklatan.

Pengeluaran cairan tersebut menandakan bahwa adanya lochea

serosa yang terjadi pada hari ke 7-14, berwarna kuning

kecoklatan dengan ciri-ciri sisa darah yang bercampur lendir

(Nugroho, 2016). Pada kunjungan 6 minggu post partum terdapat

cairan putih, dan cairan putih yang keluar merupakan lochea alba

yang terjadi pada >14 ha ri post partum dengan ciri-ciri berwarna

putih, mengandung leukosit, selaput lendir serviks dan serabut

jaringan yang mati. Berdasarkan kunjungan nifas yaitu kunjungan

nifas I, kunjungan nifas II, kunjungan nifas III, serta asuhan masa

nifas yang diberikan setiap kunjungan, tidak terjadi kesenjangan

antara teori dan praktek.

5. KB

Pada tanggal 17 Januari 2022 penulis telah melakukan

pemasangan KB oleh Ny. S,F. dengan data subjektif yaitu ingin

menunda kehamilanya dan tidak menimbulkan efek samping baik

bagi ibu dan bayi. Oleh karena itu penulis memberikan penjelasan
146

secara umum mengenai macam-macam KB pasca persalinan

yang tidak mempengaruhi produksi ASI seperti AKDR, implant,

suntik 3 bulan, pil progestin dan MAL. Ny. S,F telah memilih

menggunakan KB Implan karena Ny. S,F jangka waktu yang

cukup lama

BAB V
147

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan Komprehensif dengan

menggunakan MetodePendokumentasian SOAP pada Ny. S F dari

kehamilan, persalinan, BBL, nifas, dan KB, maka penulis dapat mengambil

keputusan sebagai berikut:

1. Dapat melakukan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada ibu hamil Ny,

SF dengan menggunakan metode SOAP. Dari hasil pemeriksaan ternyata

terdapat masalah dalaman kehamilan yaitu Ny. S F mengalami anemia

sedang.

2. Dapat melakukan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada ibu bersalin Ny.

S F dengan menggunakan pendokumentasian SOAP. Dari hasil

pemeriksaan persalinan pada Ny. S F dari kala I-IV ada masalah pada

kala IV.

3. Dapat melakukan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Bayi Baru Lahir

By. Ny. S F dengan menggunakan pendokumentasian SOAP. Dari hasil

pemeriksaan pada bayi Ny. S F telah diberikan 1 jam IMD dan berhasil,

penyuntikan Vit K, salep mata dan diberikan imunisasi HB0. Setelah itu

penulis melakukan pemeriksaan tidak ditemukan adanya kelainan atau

cacat bawaan.

4. Dapat melakukan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada ibu nifas Ny.S F

dengan menggunakan pendokumentasian SOAP. Dari hasil pemeriksaan

pada Ny. S F dilakukan pemantauan 6 jam, 6 hari, 2 minggu dan 6


148

minggu. Setelah itu mengobservasi TTV, TFU, kontraksi uterus, kandung

kemih dan perdarahan semuanya dalam batas normal.

5. Dapat melakukan Asuhan Kebidanan Komprehensif Keluarga Berencana

pada Ny. S F dengan menggunakan pendokumentasian SOAP. Dari hasil

penjelasan tentang macam-macam KB, Ny. S F memilih untuk

menggunakan KB Implant.

B. Saran

Sesuai dengan kesimpulan dari hasil penelitian maka saran yang dapat

peneliti sampaikan sebagai berikut:

1. Bagi institusi pendidikan

Dapat memberikan tambahan ilmu tentang kehamilan, persalinan, BBL,

nifas dan KB kepada mahasiswa sebagai pedoman hingga jadi tenaga

bidan yang profesional.

2. Bagi lahan praktik

Bagi praktik Mandiri Bidan Adelfi Telussa untuk lebih meningkatkan mutu

dan kualitas pelayanan kesehatan antenatal, interanatal dan postnatal

yang di berikanan lebih optimal pada ibu dan anak.

3. Bagi pasien

Diharapakan lebih memperhatikan dengan baik kunjungan antenatal tiap

bulan di posyandu atau puskesmas terdekat supaya lebih mawas diri

terhadap masalah kesehatan ibu dan anak.


149

DAFTAR PUSTAKA

Aniek.2016. Kesehatan Reprodusi & Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta.

Andria, 2017. Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) di RSUD Rokan Hulu. Universitas Pasir
Pengaraian.
Maneo, M,(2010).Anemia Dalam Kehamilan, ResidenDevisi Fetomaternal Bagian
Obstetri dan Ginekologi. Makasar: Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin,
Arisman M.B, 2015, ”Gizi Dalam Daur Kehidupan”, Penerbit Buku Kedokteran,
EGC, Jakarta.
Astutik, R.Y, 2015. Buku Ajar Asuahan Kebidanan dan Menyusui. Jakarta
Dewi. 2016. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Penerbit Salemba
Medika.

Elisabeth. 2015. Asuhan Kehamilan, Persalinan Nifas dan KB.


PenerbitPustakanBaru Press, Jogjakarta

Hanafi Syarhan. 2016. Asuhan Bayi Baru Lahir. Tersedia dalam :. Diakses
tanggal 02 April 2019
Handayani, Sri. 2015 Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:
Pustaka Rihama

Hartanto, Hanafi. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar


Harapan. 2016.
Kemenkes RI. 2012. Panduan Gerakan Nasional Sadar Gizi. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes RI. 2015. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta

Kemenkes RI. 2017. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. Jakarta: Kemenkes
RI. Diakses pada tanggal 9 Februari 2018.
Kuswanti. 2015. Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar

Kuswanti. 2016. Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar

Krisnawati., Desi Ari Madi Yanti., Apri Sulistianingsih 2015. Faktor-faktor


terjadinya anemia pada ibu primigravida di wilayah kerja puskesmas
tahun 2015. STIKES Peringsewu Lampung.
Lissauer. 2015 Asuhan Bayi Baru Lahir. Tersedia dalam :
https://inseparfoundation.wordpress.com/2016/07/01/deinisi-bayi-baru-
lahir.html. Diakses tanggal 19 Juli 2019

Lochart, dkk. 2017. Asuhan Kebidanan Kehamilan Fisiologi dan Patologi.


Pelumang: Penerbit Binarupa Aksara
150

Manuaba. 2015. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Buku Kedokteran.
Jakarta : EGC

Maritalia. 2016. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui. Yogyakarta:


Penerbit Pustaka Pelajar
Marmi K, R., Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2015

Marmi, dkk. 2016. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah.

Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar

Marmi, 2016. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.Megasari, 2015. Kebutuhan Psikologi Ibu Hamil.

Megasari, Miratu dkk. 2015. Panduan Asuhan Kebidanan I. Ed 1. Yogyakarta:


Deepublish
Misar Y, Masni, Zulkifli A, 2012.Faktor Resiko Komplikasi Persalinan Pada Ibu

Melahirkan Di Kabupaten Gorontalo Utara Tahun 2012.

http://pasca.unhasac.id/jirnal/files/032f3fbb5039c51e91e59b0c0bbfda22.

pdf diakses tanggal 30 maret 2015

Nita. 2016. Kontrasepsi MOW. Tersedia dalam : https ://idtesis.com/metode-


operatif-wanita-mow/. Diakses tanggal : 23 Maret 2019

Notoatmojo. 2016. Etika Penelitian. Tersedia dalam : https://www.uin-


malang.ac.id/blog/post/read/131101/etika-penelitian.html. Diakses
tanggal 23 Maret 2019

Nugroho, dkk. 2015. Keb.buku ajar asuhan kebidanan \3 nifas. Yogyakarta.


Penerbit Nuha Medika

Nurrezki. 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta.
Penerbit Andi Yogyakarta

Piter. 2016. Metode Pengumpulan Data Penelitian. Tersedia


dalam :Ciputrauceo.net/blog/2016/2/18/metode-pengumpulan-data-
dalam-penelitian. Diakses tanggal 23 Maret 2019

Prawirohardjo Sarwono. Ilmu Kebidana. 4th ed. Saifudin Abdul Bari, Editor.
Jakarta: PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2015.

Pribadi A, Johanes C M, Anwar AD. Kehamilan Resiko Tinggi. 1st Ed. Jakarta:
CV Sagung Seto; 2015.
151

Pairay, dkk. 2017. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologi. Jakarta:


Penerbit salemba medika

Purwandari, A. Dkk. 2016. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian


Anemia. JIDAN: Jurnal Ilmu Bidan. Volume 4 Nomor 1.

Profil Dinkes. 2019. Data Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, BBL, KB. Saumlaki

Profil Puskesmas. 2018. Data Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, BBL, KB. Saumlaki

Profil Kabupaten Kepulauan Tanimbar, 2018. Data Ibu Hamil, Nifas, BBL, KB.

Saumlaki

RohaniDkk, 2016.Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan, Salemba


Medika.Jakarta.
Romauli,S (2015). Buku Ajar Kebidanan Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
Kehamilan. Yogyakarta :Nuha Medika

Saleha S. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika; 2015
Saputra. 2017. Asuhan Kebidanan Persalinan dan BBL. Pelumalang: penerbit
Binarupa Aksara

Sartika Dewi. 2016. Penggunaan Kontrasepsi Dalam Rahim. Tersedia dalam :


Warungbidan.blogspot.com/2016/03/kontrasepsi-akdr-alat-kontrasepsi-
dalam.html. Diakses tanggal 25 Maret 2019

Saswita. 2016. Ilmu kebidanan II. Yayasan Bina Pustaka: Jakarta

Sarwono. 2016. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi”, Jakarta:PT. Bina


Pustaka

Saifuddin, Abdul Bari. 2015. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP.


Shofa Ilmiah, Widia (2015). Buku Ajar Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta :
Nuha Medika
Sugiono. 2015. Metode Penelitian Kualitatif. Tersedia dalam :
https://www.mawmanroe.com/vid/umum/penelitian-kualitatif.html.
Diakses tanggal 23 Maret 2019

Suhartiningsih. 2017. Konsep Dasar Anemia pada Masa Kehamilan.

Sulistyawati. 2015. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan Edisi Revisi.


Jakarta. Penerbit Salemba Medika

Sumarah, Widyastuti., Y., Wiyati, N. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.
Yogyakarta: Fitramaya
152

Suratun. 2015. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi.


Trans Info Media .Jakarta:

Triana. 2015. ANGKA Kematian Ibu di Indonesia . https//docplayer.info/429759

Diakses tanggal 9 Juni 2019

Umi, 2016. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta

Usilo. 2016. Metode Penelitian. Tersedia dalam :


https://www.statistikian.com/2016/10/penelitian-kualitatif.html/amp.
Diakses tanggal 23 Maret 2019

Varney.2015. Manajemen Kebidanan Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. Thir


Edition: London

Wagiyo, dan Putrono. (2016). Asuhan Keperawatan Antenatal Intranatal dan Bayi
Baru Lahir. Yogyakarta : CV. ANDI OFFSET
Wahyuni. 2015. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Pustaka Baru

Walyani. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui. Pustaka Baru
Press

Wiknjosastro, 2016.IlmuKebidanan, Ed
III.YayasanBinaPustakaSarwonoPrawirohardjo, Jakarta.
Waningsih Puji Heni . 2015. Etika Profesi Kebidanan di Lengkapi Hukum dalam
Kesehatan Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Penerbit Fitramaya

WHO. 2017. Kematian Ibu dan Upaya-upaya Penanggulangannya. Tersedia


dalam : https://pkbi.or.id/kematian-ibu-dan-upaya-upaya-
penanggulangannya. Diakses tanggal 10 Maret 2019

Wulandari. 2016. Angka Kematian Ibu Dan Bayi https//docplayer.info/429759


Diakses tanggal 9 Juni 2019

Widiarini. 2017. Angka Kematian Ibu dan Bayi https//docplayer.info/429759


Diakses tanggal 9 Juni 2019

Yantina. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan. Pamulang-Tanggerang Selatan:


Penerbit Binarupa Aksara

Yuhedi, dkk. 2015.Buku Ajar Kependudukan dan Pelayanan KB. Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran

Yuli, Aspiani. (2017). Pengertian Kehamilan. Tersedia di:


ttps://repository.Unimus.ac.id
Yuni EY, 2015. Kelainan Darah. Yogyakarta: Nuha Medika;
153

Yusuf. 2018. Kontrasepsi PIL. Tersedia dalam : https://www.alodokter.com/pil-kb.


Diakses tanggal 13 April 2019

Yusuf. 2018. Kelebihan dan Kekurangan KB Suntik. Tersedia dalam :


https://www.alodokter.com/menimbang-kelebihan-dan-kekurangan-
suntik-kb. Diakses tanggal 13 April 2019

Anda mungkin juga menyukai