Makalah 9
Makalah 9
Disusun Oleh:
Kelompok 9
1. Angelica Rosyana S 1934031092
2. Anggi Wulandari 1934031017
3. Dyah Ayu A. 1934031036
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpah rahmat, karunia
dan taufik-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Aspek
Akuntansi Keprilakuan Dalam Auditing” ini dengan tepat waktu.
Dalam pembuatan makalah ini, kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ivahzada
Marella Edgina, SE, M.E.Sy selaku dosen pembimbing kami yang telah berkenan
mengizinkan pembuatan makalah ini. Selain itu, ucapan terimakasih kami tunjukan kepada
kedua orang tua dan teman-teman kami yang telah memberikan doa, dorongan, serta bantuan
kepada kami sehingga makalah ini dapat kami selesaikan.
Penyusunan makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan tetapi kami sangat berharap
semoga makalah ini memberikan manfaat bagi pembaca. Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan baik dari segi penulisan maupun
dari segi konteks.
Oleh karena itu kami sangat berharap akan masukan berupa kritik dan saran yang
mungkin bisa membantu penulis dalam penyusunan makalah selanjutnya sehingga menjadi
lebih baik.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Pembahasan 1
BAB II 2
2. 1 AUDIT INTERNAL 2
2.1.1 Sejarah Audit Internal 2
2.1.2 Pengertian Audit Internal 3
2.1.3 Tujuan Audit Internal 3
2.2 MEMOTIVASI PIHAK YANG DIAUDIT 4
2.3 HUBUNGAN DENGAN GAYA MANAJEMEN 5
2.4 PENGELOLAAN KONFLIK 6
2. 5 MASALAH – MASALAH HUBUNGAN 6
2. 6 KARAKTERISTIK UMUM INDIVIDU 7
2.7 KESADARAN PADA DIRI SENDIRI 8
2.8 OMUNIKASI SECARA EFEKTIF 8
2.9 PELAKSANAAN AUDIT PARTISIPATIF 9
2.10 PENGGUNAAN PENGETAHUAN KEPERILAKUAN DALAM AUDIT 9
BAB III 11
3.1 Kesimpulan 11
3.2 Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Audit pada saat ini telah menjadi bagian penting dalam dunia akuntansi, khususnya
aspek-aspek yang terkait dengan proses pengambilan keputusan danaktivitas-aktivitas auditor
dalam mempertimbangkan sesuatu sebelum mengambilkeputusan. Terdapat banyak hal yang
dapat dipertimbangkan sebagai data pendukung dalam pengambilan keputusan yang
mengarah pada aspek keperilakuan auditor. Salah satu karakteristik yang membedakan
akuntan publik dengan auditor internal berkaitan dengan keterikatan secara pribadi. Akuntan
publik terikat dengan catatan-catatansuatu organisasi dan prinsip-prinsip akuntansi yang
dibangun oleh badan profesi akuntansi. Sebaliknya, auditor internal terkait dengan aktivitas-
aktivitas manajemen dan orang-orang yang menjalankan operasi organisasi.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 AUDIT INTERNAL
2.1.1 Sejarah Audit Internal
Audit internal telah berkembang dari sekedar profesi yang hanya memfokuskan diri
pada masalah-masalah teknis akuntansi menjadi profesi yang memiliki orientasi
memberikan jasa bernilai tambah bagi manajemen. Pada awalnya, audit internal
berfungsi sebagai “adik” dari profesi auditor eksternal, dengan pusat perhatian pada
penilaian atas keakuratan angka-angka keuangan. Namun saat ini audit internal telah
memisahkan diri menjadi disiplin ilmu yang berbeda dengan pusat perhatian yang
lebih luas. Audit internal modern menyediakan jasa-jasa yang mencakup pemeriksaan
dan penilaian atas control, kinerja, risiko, dan tata kelola (governance) perusahaan
public maupun privat.
5
Audit Internal di Tahun-tahun Belakangan Ini
Orang-orang kaya Inggris mulai berinvestasi ke lintas Negara seperti
Amerika Serikat dan mereka menginginkan verifikasi keuangan secara
independent atas investasinya melalui aduditor-auditor dari Inggris dengan
memakai metode dan prosedur audit yang bisa diterima oleh pihak-pihak yang
terkait.
6
Menurut Hiro Tugiman (2006:11) tujuan pemeriksaan internal adalah
membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya
secara efektif. Untuk itu, pemeriksaan internal akan melakukan analisis, penilaian,
dan mengajukan saran-saran. Tujuan pemeriksaan mencakup pula pengembangan
pengawasan yang efektif dengan biaya yang wajar.
Menurut Sukrisno Agoes (2004:222), tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh
internal auditor adalah membantu semua pimpinan perusahaan (manajemen) dalam
melaksanakan tanggungjawabnya dengan memberikan analisa, penilaian, saran dan
komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, internal auditor harus melakukan kegiatan-kegiatan
berikut:
1. Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan dari sistem
pengendalian manajemen, pengendalian intern dan pengendalian operasional
lainnya serta mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang tidak
terlalu mahal.
2. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur-prosedur yang
telah ditetapkan oleh manajemen.
3. Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggungjawabkan dan
dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian, kecurangan dan
penyalahgunaan.
4. Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam organisasi dapat
dipercaya.
5. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan
oleh manajemen.
6. Menyarankan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka meningkatkan
efisiensi dan efektifitas.
7
dari pihak yang diaudit bahwa sikap positif mereka akan dicerminkan secara langsung
ataupun tidak langsung dalam laporan audit.
2. Menghormati diri sendiri dan orang lain. Kebutuhan akan rasa dihormati ini dapat
dikaitkan dengan keyakinan pihak yang diaudit untuk bertindak langsung dalam kerja
sama dengan staf audit untuk mengidentifikasi bidang-bidang yang bermasalah, membantu
dalam mengidentifikasi kinerja, serta mengembangkan tindakan-tindakan korektif. Aspek
terpenting disini adalah auditor mengidentifikasikan tindakan – tindakan pihak yang
diaudit secara langsung sebagai bagian dari usaha audit. Pihak yang diaudit biasanya akan
menerima rasa hormat dan respons manajemen melalui penerapan audit yang merupakan
bagian dari manajemen yang berpengaruh dalam melakukan perbaikan operasional
manajemen.
Bila audit dilakukan menggunakan pendekatan audit tradisional, maka auditor akan
mempercayai atau mau membantu audit tersebut secara penuh. Auditor sebaiknya
memilih pendekatan yang membuatnya dapat berhubungan dengan kelompok pihak yang
diaudit.Menggunakan suatu pendekatan audit yang konflik dengan filosofi manajemen
dari manajemen pihak yang diaudit akan menyebabkan audit kesulitan dalam perolehan
bantuan serta kerja sama secara sukarela.
8
Dari empat gaya tersebut, gaya pertama dan gaya keempat merupakan gaya yang
terpenting. Pada gaya pertama, auditor seharusnya mencoba untuk bekerja sama dengan
seluruh manajemen dalam proses audit sehingga dapat meyakinkan pihak manajeman
bahwa auditor berada di pihak mereka dan mempunyai tujuan untuk mengembangkan
desain guna membantu memperbaiki operasi. Pada gaya keempat, auditor seharusnya
mengambil pendekatan bahwa mereka merupakan bagian dari tim manajemen dan
bertindak sebagai rekan kerja atau konsultan.
9
1. Terdapat variasi umum dalam kemampuan dan sifat-sifat dasar individu, oleh sebab
itu auditor seharusnya mempertimbangkannya dalam kaitannya dengan karyawan
pihak yang diaudit.
2. Keberagaman perasaan-perasaan dan emosi, sehingga auditor seharusnya
mengidentifikasi keberagaman perasaan dan mencoba menangani hal tersebut
secara efektif.
3. Keberagaman persepsi. Staf pihak yang diaudit tidak memandang dengan cara yang
sama seperti yang dilakukan oleh staf audit.
4. Ukuran kelompok pihak yang diaudit dapat berpengaruh pada hubungan. Auditor
diharuskan untuk memodifikasi pendekatan secara teknis ketika menghadapi
kelompok yang lebih luas.
5. Pengaruh dari berbagi situasi operasi sebagai suatu variasi akhir. Setiap perubahan
situasi mempengaruhi perasaan dan tindakan seseorang, auditor seharusnya
memasuki variasi ini ke dalam pertimbangannya pada hubungan interpersonal.
10
2.7 KESADARAN PADA DIRI SENDIRI
Dalam suatu situasi dimana banyak hubungan interpersonal, hal terpenting adalah untuk
menyadari dan memegang teguh keseimbangan serta untuk memandang diri sendiri
sebagaimana orang lain memandangnya (Ratcliff et al., 1988). Elemen-elemen utama
tersebut adalah:
1. Adanya pengetahuan terhadap kekuatan dan kelemahan orang lain dalam hubungan
secara mental, fisik, emosional, dan karakteristik pribadi.
2. Rasa memiliki terhadap produktivitas dan kepuasan kelompok kerja.
3. Kesadaran terhadap perintah dasar dalam lingkungan relatif yang dimiliki seseorang,
dimana orang tersebut harus menyesuaikan diri dengan kelompok organisasi yang luas.
4. Suatu keinginan untuk melayani kebutuhan-kebutuhan orang lain.
5. Suatu perasaan memiliki atas produktivitas yang didasarkan pada ego seseorang.
6. Suatu perasaan keterpaduan yang berasal dari kepercayaan bahwa seseorang
berpartisipasi dalam suatu lingkungan secara etis.
11
10.Melakukan pertemuan dan wawancara di kantor pihak yang diaudit.
11.Mempertimbangkan kemungkinan tekanan yang muncul dalam diri pihak yang
diaudit.
12
2) Kualitas pelatihan dan Pengembangan staf
3) Identitas perusahaan seperti kebijakan.
4) Pembuatan keputusan.
5) Fokus manajemen.
Oleh karena itu, suatu audit tidak akan menjadi kontradiktif ketika laporan audit dapat
diterima dan di implementasikan.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Audit merupakan salah satu bidang kajian akuntansi. Dalam audit tidak hanya
dibicarakan tentang teknik – teknik audit tetapi juga bagaimana auditor mengambil
kebijakan untuk menentukan suatu fakta. Sering kali, pertimbangan – pertimbangan yang
diambil oleh auditor menjadi penentu dalam memutuskan suatu masalah, terutama dalam
hal menetapkan pendapat. Untuk itu, sikap, persepsi, dan perilaku menjadi acuan dalam
pembahasan mengenai pertimbangan seorang auditor, baik auditor internal maupun
eksternal.
3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah menjaga komunikasi antar bagian dalam perusahaan
agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar, khususnya sistem pengendalian yang
dijalankan oleh perusahaan dapat selalu berjalan dengan bai dan menjalankan pekerjaan
sesuai dengan deskripsi pekerjaan (job description) yang telah ditentukan supaya
pekerjaan dapat tetap terstruktur yang akan berpengaruh pada sistem pengendalian yang
juga akan tetap berjalan dengan baik.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://yann-achmad.blogspot.com/2012/04/auditor.html
http://kurniatynawawi.blogspot.com/2012/06/aspek-keperilakuan-dalam-audit.html
Lubis, Arfan Ikhsan. 2016. Akuntansi Multiparadigma, Jakarta : Salemba Empat
https://missyustikaratu.blogspot.com/2019/09/makalah-akuntansi-keperilakuan-aspek.html
15