Anda di halaman 1dari 5

Laporan Kasus Harian

No rekam medis: Nama: Tn. P Bangsal/kamar: -


Umur: 48 tahun Tanggal kasus: 28 Febuari
Diagnosa medis:
Ginjal kronik dengan hemodialisis
I. PENGKAJIAN/ASSESSMENT GIZI
A. Antropometri
BB: 56 kg TB: 155 cm IMT: 23,33 kg/m2 PU: 28 cm

Status gizi: At Risk berdasarkan IMT

B. Biokimia
kreatinin 2,79 mg/dl.
kadar ureum 106,5 mg/dl

Kesimpulan:
Peningkatan kadar ureum berkaitan dengan gangguan ginjal

C. Clinik/fisik
KU: Komposmentis
Vital sign : TD: 120/70 mmHg S: 36,2oC N: 71x/menit RR: 22x/menit
Gangguan GIT : - tidak ada Mual - tidak ada Muntah- tidak ada diare

- tidak ada Konstipasi -tidak ada sulit Sulit

Pemeriksaan penunjang : -

Kesimpulan :
Berdasarkan pemeriksaan fisik klinis pada pasien nital sign normal dan tidak ada
gangguan GIT

D. Diatary History
1. Alergi makanan tidak ya,jenis:
2. Pantangan makan tidak ya,jenis:
3. Diet yang dijalani tidak ya,jenis: Bubur biasa
4. Asupan makan tidak ya,jenis: 1-2 gelas /hari

Kesimpulan :
Dengan asupan recal 24 jam yang hanya 1-2 gelas air /hari masih kurang memenuhi
Laporan Praktikum Dietetik II
Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
kebutuhan pasien. Dikarenakan pasien tidak nafsu makan

E. Riwayat Penyakit Pasien: malaria

II. Diagnosa Gizi


III.
(NI-52.2) Kelebihan intake protein disebabkan oleh disfungsi ginjal ditandai dengan
peningkatan kadar ureum 106,5 mg/dl dan kreatinin 2,79 mg/dl.

NI-2.1 : Asupan energi inadekuat berkaitan dengan sulit menelan ditandai dengan asupan
makan hanya 10%

IV. Intervensi Gizi


1. Terapi diet : Diet penyakit ginjal kronik dengan hemodialisis

2. Tujuan diet :
- Mencukupi kebutuhan zat gizi sesuai kebutuhan
- perorangan agar status gizi optimal.
- Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Menjaga agar penumpukan produk sisa
- metabolisme protein tidak berlebihan.
- Pasien mampu melakukan aktifitas normal sehari-hari.
3. Syarat diet :
- Energi 30-35 kkal/kg BBI/hari
- Protein 1,1-1,2 gr/kgBBI/hari, 50 % protein hewani dan 50 % protein nabati.
- Kalsium 1000 mg/hari
- Batasi garam terutama bila ada penimbunan air dalam jaringan tubuh (edema) dan
tekanan darah tinggi.
- Kalium dibatasi terutama bila urin kurang dari 400 ml atau kadar kalium darah
lebih dari 5,5 m Eq/L
- Jumlah asupan cairan = jumlah urin 24 jam + (500 ml – 750 ml).

4. Kebutuhan gizi:
Kkal = 35 x 56
= 1960 (1764 - 2156)
Protein = 1.2 x 56
= 67,2 gram x 4
= 268,8 (60,48 – 73,92)
Lemak = 25% x 1960
= 490 kacl : 9

Laporan Praktikum Dietetik II


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
= 54,44 gram (49 – 59,88)
KH = 1960 - (268,8 + 490)
= 1960 – 758,8
= 1.201,2 (1.081,08 – 1.321,32)

Implementasi/Pemesanan diet

Terapi diet: diet penyakit ginjal kronik dengan hemodialisis Bentuk: Biasa (nasi)
Cara pemberian: Oral

V. Intervensi Gizi

Parameter Pengukuran/Pengamatan Waktu Target terukur


Fisik/Klinik TD, RR, S, N Setiap hari Mendekati normal
Mencukupi kebutuhan
Dietary Energi, lemak, protein, KH Setiap hari
80% asupan

VI. RENCANA
KONSULTASI GIZI

1. Tujuan diet :
- Mencukupi kebutuhan zat gizi sesuai kebutuhan
- perorangan agar status gizi optimal.
- Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Menjaga agar penumpukan produk sisa
- metabolisme protein tidak berlebihan.
- Pasien mampu melakukan aktifitas normal sehari-
hari.
2. Syarat diet :
- Energi 30-35 kkal/kg BBI/hari
- Protein 1,1-1,2 gr/kgBBI/hari, 50 % protein hewani
dan 50 % protein nabati.
- Kalsium 1000 mg/hari
- Batasi garam terutama bila ada penimbunan air
dalam jaringan tubuh (edema) dan tekanan darah
tinggi.
- Kalium dibatasi terutama bila urin kurang dari 400
ml atau kadar kalium darah lebih dari 5,5 m Eq/L
- Jumlah asupan cairan = jumlah urin 24 jam + (500
ml – 750 ml).

Laporan Praktikum Dietetik II


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
Bahan makanan yang dianjurkan, dibatasi, dilarang
3. Bahan makanan yg di anjurkan
- Bahan makanan sumber Hidrat Arang : nasi, roti
putih, mie, makaroni, spageti, sagu, lontong, bihun,
jagung, makanan yang dibuat dari tepung-tepungan,
gula, madu, sirup, jam, permen, dll.
- Bahan makanan sumber protein : telur, ayam,
daging, ikan, hati, susu skim, susu whole, es krim,
yogurt, kerang, cumi, udang, kepiting, lobster,
sesuai anjuran.
- Buah-buahan : nanas, pepaya, jambu biji, sawo,
pear, strawberi, apel, anggur, jeruk manis, dll.Dalam
jumlah sesuai anjuran
- Sayur-sayuran : ketimun, terung, tauge, buncis,
kangkung, kacang panjang, kol, kembang kol,
slada,wortel, jamur, dll dalam jumlah sesuai anjuran
4. Makanan yang di batasi
- Bahan makanan tinggi kalium bila hiperkalemia :
alpokat, pisang, belimbing, durian,nangka, kailan,
daun singkong,paprika, bayam, daun pepaya,
jantung pisang, kelapa, kacang tanah, kacang hijau,
kacang kedelai, coklat, kentang, ubi, singkong,
pengganti garam yang menggunakan kalium.
- Air minum dan kuah sayur yang berlebihan
5. Hal – hal yang perlu diperhatikan
- Makanlah secara teratur,porsi kecil sering
- Diet Hemodialisis ini harus direncanakan
perorangan, karena nafsu makan pasien umumnya
rendah sehingga perlu diperhatikan makanan
kesukaan pasien.
- Untuk membatasi banyaknya jumlah cairan ,
masakan lebih baik dibuat dalam bentuk tidak
berkuah misalnya: ditumis, dikukus, dipanggang,
dibakar, digoreng.
- Bila ada edema (bengkak di kaki), tekanan darah
tinggi, perlu mengurangi garam dan menghindari
bahan makanan sumber natrium lainnya, seperti
minuman bersoda, kaldu instan, ikan asin, telur asin,
makanan yang diawetkan, vetsin, bumbu instan.
- Hidangkan makanan dalam bentuk yang menarik
sehingga menimbulkan selera.
- Makanan tinggi kalori seperti sirup, madu, permen,
Laporan Praktikum Dietetik II
Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta
dianjurkan sebagai penambah kalori, tetapi
hendaknya tidak diberikan dekat waktu makan,
karena mengurangi nafsu makan.
- Agar meningkatkan cita rasa, gunakanlah lebih
banyak bumbu-bumbu seperti bawang, jahe, kunyit,
salam, dll
- Cara untuk mengurangi kalium dari bahan
makanan : cucilah sayuran, buah, dan bahan
makanan lain yang telah dikupas dan dipotong-
potong kemudian rendamlah bahan makanan dalam
air pada suhu 50-60 derajat celcius (air hangat)
selama 2 jam, banyaknya air 10 kali bahan
makanan. Air dibuang dan bahan makanan dicuci
dalam air mengalir selama beberapa menit. Setelah
itu masaklah. Lebih baik lagi jika air yang
digunakan untuk memasak banyaknya 5 kali bahan
makanan.

Laporan Praktikum Dietetik II


Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai