Anda di halaman 1dari 1

1. Uraikan peran pemimpin dalam pengendalian organisasi yang tidak terlepas dari fungsi manajemen.

Jawab :
Peran pemimpin dalam organisasi adalah mengendalikan konflik, baik konflik yang kecil maupun konflik
yang besar. Pemimpin dalam menghadapi konflik organisasi harus dapat memahami terlebih dahulu konflik
yang terjadi, melalui sumber-sumber konflik sebelum menentukan cara untuk mengatasinya. Dengan
demikian maka untuk dapat mengendalikan konflik yang ada, pemimpin perlu mengetahui tanda-tanda awal
terjadinya konflik, yaitu dengan melihat peningkatan intensitas ketidaksepakatan diantara pegawai dalam
suatu organisasi, Selain konflik antar pegawai, timbulnya stres kerja dalam organisasi biasanya kerap terjadi
juga . Istilah stres berasal dari bahasa latin, yaitu strictus yang berarti ketat atau sempit, dan menjadi kata
kerja stringere yang artinya “mengetatkan”. Masalah-masalah tentang stres kerja pada dasarnya sering
dikaitkan dengan pengertian stres yang terjadi dilingkungan pekerjaan. Stres juga bisa diartikan sebagai
tekanan, ketegangan, atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar seseorang. Orang-orang
yang mengalami stres bisa menjadi nervous dan merasakan kekhawatiran kronis. Mereka sering menjadi
mudah marah dan agresif, tidak dapat rileks atau menunjukkan sikap yang tidak koperatif. Peran pemimpin
dalam menyelesaikan konflik dan stress dalam organisasi sangatlah dominan. Seorang pemimpin harus
mampu memecahkan masalah dengan baik, mampu mengembangkan konflik dan stress sehingga dapat
mencapai titik kritis namun jangan sampai tiba pada titik kepatahan atau “breaking point” , adalah betul-betul
mengandung resiko dan bahaya dan merupakan tugas yang sangat berat.

2. Uraikan secara teoritis konsep kepemimpinan transaksional, transformasional dan shareleadership, berikan
contoh disekitar Anda dalam prakteknya.
Jawab :
- Kepemimpinan Transaksional, Burns (1978) mendefinisikan kepemimpinan transaksional sebagai bentuk
hubungan yang mempertukarkan jabatan atau tugas tersebut. Jadi, kepemimpinan transaksional
menekankan proses hubungan pertukaran yang bernilai ekonomis untuk memenuhi kebutuhan biologis
dan psikologis sesuai dengan kontrak yang telah mereka setujui bersama. Gagasan ini selanjutnya
disempurnakan serta diperkenalkan ke dalam kontes organisasional oleh Bernard Bass. Bass (1990)
mengemukakan kepemimpinan transaksional yang didefinisikan sebagai kepemimpinan yang melibatkan
suatu proses pertukaran yang menyebabkan bawahan mendapat imbalan serta membantu bawahannya
mengidentifikasikan apa yang harus dilakukan untuk memenuhi hasil yang diharapkan seperti kualitas
pengeluaran yang lebih baik, penjualan atau pelayanan yang lebih dari karyawan, serta mengurangi biaya
produksi. Membantu bawahannya dalam mengidentifikasi yang harus dilakukan pemimpin membawa
bawahannya.
Contohnya : Pejabat yang memberikan pekerjaan motivasi secara aktif ataupun pasif dengan menjanjikan
suatu penghargaan seperti mengajak keluar kota, makan di restoran dengan syarat pekerjaan selesai sesuai
standar.
- Kepemimpinan Transformasional, kepemimpinan transformasional adalah cara dari seorang pemimpin
untuk memotivasi dan memberdayakan orang-orang yang berada di bawah tanggung jawabnya untuk bisa
bekerja sama dalam mewujudkan visi dan misi organisasi.
Contohnya : Contoh kepemimpinan transformasional di dalam organisasi perusahaan adalah ketika
seorang manajer yang memberikan ruang sebesar-besarnya untuk anggotanya agar mampu mengeluarkan
kreasi terbaiknya. Selain itu, manajer ini juga akan sering mendorong anggotanya untuk meningkatkan
semangat serta antusiasme anggota dalam bekerja serta membangun hubungan yang dekat secara
emosional.
- Sharedleadership, Shared leadership yang didefinisikan sebagai sebuah interaksi yang dinamis sehingga
mempengaruhi anggota dalam tim tersebut untuk mempengaruhi/mengajak anggota yang lain mencapai
prestasi tim atau tujuan organisasi atau keduanya (Pearce dan Conger, 2003 dalam Hoch, 2014).

3. Jelaskan mengapa visi yang jelas menjadi jantung organisasi ?


Jawab :
visi memberikan titik fokus yang membantu menyelaraskan setiap orang dengan organisasi, sehingga
memastikan bahwa setiap orang bekerja menuju satu tujuan. Hal ini membantu meningkatkan efisiensi dan
produktivitas dalam organisasi.

Anda mungkin juga menyukai