Anda di halaman 1dari 3

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Masa lalu yang kurang baik dalam kehidupan kerap membawa seseorang
terlarut dalam kebencian yang mendalam, dimana kebencian itu dapat
berpengaruh terhadap hubungan individu dengan lingkungan sosialnya. Salah satu
cara untuk meredam hingga menghilangkan kebencian itu adalah dengan
melakukan forgiveness. Forgiveness sendiri dapat diartikan sebagai adalah proses
melepaskan rasa nyeri, kemarahan dan dendam dalam diri seseorang yang pernah
disakiti agar tidak terlarut dalam luka yang pernah dialami yang dapat
mengganggu karakter dan kepribadian dari individu tersebut. Dalam hal ini,
kebencian terhadap seseorang juga dapat ditemukan dalam sosok anak penghuni
panti asuhan yang telah ditelantarkan oleh orang tuanya.
QR sebagai salah seorang remaja penghuni panti asuhan yang kini berusia
19 tahun merupakan seorang anak yang dititipkan ke panti asuhan oleh orang
tuanya sendiri ketika berusia 7 tahun. QR sebelumnya pernah merasakan
kebahagiaan pada saat tinggal bersama dengan orang tuanya, dan pada awalnya
QR tidak mengetahui apa yang menyebabkan dirinya dititipkan ke panti asuhan.
Hal ini mengakibatkan QR menyimpan amarah yang mendalam kepada orang
tuanya yang dipendamnya selama sembilan tahun. Awalnya orang tua QR rajin
datang ke panti asuhan untuk melihat keadaannya dan meminta maaf. Tetapi
sudah beberapa tahun belakangan ini orang tua QR tidak pernah datang
menjenguknya.
Berdasarkan hasil analisa peneliti melalui observasi dan wawancara dengan
QR dan significant other, QR sudah dapat memberikan forgiveness secara utuh
terhadap orang tua yang telah menelantarkannya. Hal tersebut jelas terpampang
dalam gambaran forgiveness berupa afeksi positif, kognitif positif, serta perilaku
positif berdasarkan komponen forgiveness menurut Rye dan Pargament (2002).
Selanjutnya peneliti juga mendapati setidaknya tujuh dari delapan faktor

69
70

forgiveness yang dikemukakan oleh Hill (dalam Sumampouw, 2004) telah


dimiliki oleh QR. Dalam kacamata peneliti selama melakukan observasi pun
benar begitu adanya bahwa suasana keharmonisan di panti asuhan, ditambah
dengan kehadiran significant other sebagai seorang sahabat telah mampu
memunculkan faktor – faktor pendukung QR untuk dapat memberikan forgiveness
kepada kedua orang tuanya. Dalam penelitian ini, peneliti juga berhasil
mengungkapkan, bahwa forgiveness tidak begitu saja dapat terjadi, diucapkan,
maupun dirasakan, namun terdapat beberapa tahapan seperti yang dikemukakan
oleh Worthington (1998) yang harus dipenuhi, sehingga seseorang dapat
dikatakan telah mampu memberikan forgiveness yang sesungguhnya.
Kesimpulan akhir dari penelitian ini adalah bahwa gambaran forgiveness
QR muncul berdasarkan faktor – faktor pendukung serta tahapan yang telah
dilalui QR selama kurang lebih sembilan tahun memendam kebencian dan
kekecewaan terhadap orang tuanya. Namun setelah dapat memberikan
forgiveness, QR merasa lebih tenang dalam menjalani kehidupan, karena dirinya
sudah dapat menerima kekhilafan orang tuanya dan nasib yang menimpa dirinya.
Saat ini QR lebih dihadapkan kepada perasaan rindu dan khawatir akan
keberadaan orang tuanya yang sudah lima tahun tidak mengunjunginya dan
memberi kabar kepada dirinya. Kegelisahan QR ini diaplikasikan dalam bentuk
doa yang tulus kepada orang tuanya, supaya kelak dapat dipertemukan kembali
dan memberikan forgiveness secara langsung kepada kedua orang tuanya.
Perilaku ini merupakan perwujudan dari hold on to forgive yang merupakan
tahapan terakhir dari QR yang membuktikan bahwa QR sudah benar – benar dapat
memberikan forgiveness kepada kedua orang tuanya.

B. Saran

1. Saran kepada subjek dalam penelitian ini adalah :


Sebaiknya subyek mencoba mencari tahu kepada pihak panti asuhan
untuk membantunya mencari keberadaan kedua orang tuanya. Kemudian
subyek juga dapat menggunakan media massa maupun media sosial untuk
71

membantunya menemukan kedua orang tuanya. Hal ini seyogyanya


dilakukan untuk menuntaskan forgiveness yang akan diberikan kepada
kedua orang tua subyek, sekaligus dapat membuat subyek lebih tenang dan
fokus dalam menjalani kehidupan kedepannya.

2. Saran kepada pihak panti asuhan adalah :


Pihak panti asuhan sedianya berkenan memfasilitasi penghuninya
yang ingin bertemu dengan orang tua kandungnya untuk dapat memberikan
forgiveness. Panti asuhan juga diharapkan dapat terus memberikan nilai –
nilai positif dan semangat kepada para penghuni panti asuhan untuk tidak
menyimpan kebencian, dendam, serta dapat memberikan forgiveness dengan
tulus dan ikhlas kepada siapa saja.

3. Saran bagi penelitian selanjutnya adalah :


Masih banyak tema maupun topik yang dapat diangkat terkait dengan
forgiveness di kalangan remaja panti asuhan. Salah satunya dengan
memetakan pengaruh forgiveness terhadap prestasi belajar remaja panti
asuhan, maupun variabel penelitian lainnya.

Anda mungkin juga menyukai