Anda di halaman 1dari 115

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

M
UMUR 28 TAHUN G1P0A0 USIA KEHAMILAN 37 MINGGU
PMB MARIANA RAENI RULUNG SARI LAMPUNG SELATAN
(Asuhan Berkelanjutan Pada Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, BBL, dan
Neonatus)

Diajukan sebagai salah satu syarat


memperoleh Gelar Profesi Bidan

Disusunoleh

NAMA : MARIANA RAENI


NPM : 21390029

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2022
HALAMAN PERSETUJUAN

Diterima dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan di depan Tim Penguji Laporan
Case Study Asuhan kebidanan Komprehensif Berbasis Riset Program Studi Pendidikan
Profesi Bidan Universitas Malahayati, pada

Hari Rabu
Tanggal 28 September 2022

Pembimbing

(Dainty Maternity, S.ST, Bdn, M.Keb)


NIDN 0202108301
HALAMAN PENGESAHAN

Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Laporan Case Study Asuhan Kebidanan
Komprehensif Berbasis Riset. Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Universitas
Malahayati, pada :

Hari Rabu
Tanggal 28 September 2022

Penguji I

( Dainty Maternity, S.ST, Bdn, M.Keb.)


NIDN 0202108301

Penguji II

( Devi Kurniasari, S.ST, Bdn, M.Kes. )


NIDN 0230128201

Mengetahui : Ketua Prodi Program Studi


Pendidikan Profesi Bidan

( Dainty Maternity, S.ST, Bdn, M.Keb.)


NIDN 020210830
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-nya karena atas segala yang diberikan pada kesempatan dan kekuatan
untuk dapat menyelesaikan tugas laporan asuhan kebidanan masa kehamilan, bersalin,
nifas, BBL dan neonatus (continue of care) tepat waktu.
Tujuan dari pembuatan tugas ini tidak lain untuk memenuhi salah satu syarat
mengikuti ujian stase continue of care di Program Study Profesi Bidan Malahayati
Bandar Lampung. Dalam proses penyusunan tugas ini tidak lepas dari dukungan banyak
pihak.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada:

1. Ibu Dainty Maternity, SST., Bdn., M.Keb selaku Kepala Prodi Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan sekaligus dosen pembimbing dalam stase
Continuity Of Care
2. Ibu Devi Kurniasari, SST., Bdn., M.Kes selaku Penguji dalam stase Continuity
Of Care
3. Teman-teman dijurusan Profesi Bidan Universitas Malahayati

Penulis menyadari bahwa dalam tugas ini masih terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi
kesempurnaan tugas ini. Penulis berharap semoga penelitian ini dapat digunakan
debagai referensi yang bermanfaat bagi banyak kalangan. Akhir kata penulis ucapkan
terimakasih.

Bandar Lampung, September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul ________________________________________________1


Halaman Persetujuan___________________________________________2
Halaman Pengesahan___________________________________________3
Kata penangantar______________________________________________4
Daftar Isi______________________________________________________5
BAB I. PENDAHULUAN________________________________________6
A. Latar Belakang_______________________________________________6
B. Rumusan Masalah_____________________________________________8
C. Tujuan______________________________________________________8
D.Manfaat_____________________________________________________8
BAB.II. TINJAUAN TEORI_____________________________________9
A.Kehamilan ___________________________________________________9
B. Persalinan___________________________________________________20
C.Nifas _____________________________________________________35
D. BBL _____________________________________________________42
III. KASUS____________________________________________________46
A. Askeb Kehamilan_____________________________________________50
B. Askeb Persalinan______________________________________________53
C. Askeb Nifas _________________________________________________55
D. Askeb BBL__________________________________________________57
BAB.IV. PEMBAHASAN________________________________________64
1. Analisis temuan kasus dengan kajian teori dan jurnal penelitian_________64
2. Refleksi Kritis________________________________________________66
BAB.V. PENUTUP_____________________________________________68
A. Kesimpulan__________________________________________________68
B. Saran _____________________________________________________68
DAFTAR PUSTAKA____________________________________________70
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Diagnosis Kala dan Fase Persalinan 14


Table 2.2 Masalah dan Penyulit Pada Kala 1 Persalinan 15
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jurnal
Lampiran 2 : Penapisan
Lampiran 3 : Birth Plain
Lampiran 4 : CASP
Lampiran 5 : Lembar Observasi VAS
Lampiran 6 : Jurnal Refleksi
Lampiran 7 : SOP Penerapan Heat Therapy Pada Persalinan
Lampiran 8 : Dokumentasi
Lampiran 9 : Partograph
Lampiran 10 : Lembar Bimbingan
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir adalah proses alamiah.
Perubahan yang terjadi pada ibu selama masa kehamilan bersifat fisiologis. Oleh
karena itu asuhan yang diberikan merupakan asuhan yang meminimalkan
intervensi. Tenaga kesehatan harus memfasilitasi proses alamiah dari kehamilan,
persalinan, nifas dan menghindari tindakan yang bersifat medis yang tidak terbukti
manfaatnya (Marmi, 2017). Dalam proses kehamilan ini ibu hamil harus
melakukan pemeriksaan ANC yang sesuai standar pelayanan kebidanan tiap
trimesternya. Adapun pemeriksaan ANC terpadu yang harus ibu hamil lakukan
meliputi pemeriksaan pada poli KIA, konsultasi gizi, pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan gigi, dan pemeriksaan oleh dokter. Standar waktu pelayanan tersebut
untuk menjamin perlindungan ibu hamil dan janin (Kemenkes RI, 2019).
Salah satu upaya yang dilakukan adalah memberikan pelayanan kebidanan
secara Continuity of Care (CoC) dari Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Perawatan
Bayi Baru Lahir (BBL). Oleh karena itu perencanaan tersebut rentan terhadap
masalah-masalah fisiologis maupun patologis yang berdampak tidak langsung pada
kesakitan dan kesehatan ibu dan bayi (Kementerian Kesehatan RI, 2020).
Upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak
adalah dengan melaksanakan asuhan secara berkelanjutan atau continuity of care
(Kemenkes, 2015). Continuity Of Care (COC) adalah pelayanan yang dicapai
ketika terjalin hubungan yang terus-menerus antara seorang wanita dan bidan.
Asuhan yang berkelanjutan berkaitan dengan kualitas pelayanan dari waktu
kewaktu yang membutuhkan hubungan terus menerus antara pasien dengan
tenaga profesional kesehatan. (Pratami, 2015).
Persalinan adalah rangkaian peristiwa keluarnya bayi yang sudah cukup
berada di dalam rahim ibunya, dengan disusul oleh keluarnya plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu. (Fitriana dan Nurwiandani, 2018). Nyeri persalinan
merupakan pengalaman subjektif tentang sensasi fisik yang terkait dengan
kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan serviks, serta penurunan janin selama
persalinan. Rasa nyeri ini apabila tidak diatasi dengan tepat, dapat meningkatkan
rasa khawatir, tegang, takut, dan stress, yang pada akhirnya dapat
menyebabkan terjadinya persalinan lama. (Fitriana dan Nurwiandani, 2018).
Persalinan normal menimbulkan kontraksi uterus yang menyebabkan
penipisan, dilatasi serviks sehingga mengakibatkan sensasi nyeri. Nyeri dominan
dirasakan pada saat kala I fase aktif karena semakin bertambahnya volume maupun
frekuensi kontraksi uterus, nyeri yang dirasakan akan semakin terasa kuat.
(Irawati,dkk,2019). Nyeri dapat menimbulkan stress dan rasa ketakutan yang
berlebih sehingga pada proses persalinan ibu hamil dapat lebih memilih untuk
menghindari proses persalinan normal dan lebih memilih melakukan persalinan sc
agar tidak merasakan sensasi nyeri yang ditimbulkan oleh proses persalinan
normal, meningkatnya angka sc sebagian besar disebabkan oleh permintaan ibu
hamil yang takut dan tidak kuat menghadapi nyeri persalinan. Berdasarkan data
dari WHO pada tahun 2010 kasus SC tanpa indikasi di Amerika berjumlah 30,3 %
sedangkan di Indonesia berjumlah 6,8 %. penelitian yang dilakukan oleh Zahra
Ghanbari, et al. mendapatkan hasi sebesar 35% dari responden memilih melahirkan
dengan cara sectio caesaria (SC) karena takut pada nyeri persalinan.
(Rahman,dkk,2017)
Nyeri persalinan dapat di tangani dengan 2 cara yaitu farmakologis dan non
farmakologis cara farmakologis merupakan mengurangi rasa nyeri dengan
menggunakan obat-obatan kimiawi, sedangkan non farmokologis merupakan
metode mengurangi rasa nyeri secara alami tanpa obatobatan kimiawi.
(Utami,dkk,2018). Penanganan nyeri secara farmakologi lebih mahal dan
mempunyai efek yang signifikan, sedangkan penanganan secara non-farmakologi
lebih murah, mudah, efektif dan tanpa efek samping yang signifikan serta dapat
meningkatkan kenyamanan selama persalinan. (Andreinei,2016).
Salah satu cara untuk mengurangi rasa nyeri secara non farmakologi adalah
dengan menggunakan heat therapy (kompres hangat) . Heat therapy atau kompres
hangat adalah tehnik memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan
menggunakan kantong berisi air hangat, untuk memenuhi rasa nyaman mengurangi
dan membebaskan nyeri, mengurangi dan mencegah spasme otot dan memberikan
rasa hangat dan nyaman pada daerah tertentu. (Fitriana dan Nurwiandani, 2018).
Keefektivitasan kompres hangat terbukti pada penelitian Susilawati pada
tahun 2020 bahwa sebelum dilakukan intervensi itensitas nyeri ringan 0% nyeri
sedang 0% nyeri berat 70% sangat berat 30% , ketika sudah dilakukan intervensi
menjadi nyeri ringan 60% nyeri sedang 30% nyeri berat 10% dan nyeri sangat berat
0%. Hal tersebut membuktikan bahwa penurunan itensitas nyeri oleh kompres
hangat dapat mencapai 60% dan 100% mengalami penurunan itensitas nyeri
(Susilawati,2020).
Kompres hangat dapat mengurangi nyeri dan memberikan rasa nyaman
ketika ibu merasakan nyeri kontraksi pada saat proses persalinan. Teknik kompres
hangat pada proses persalinan dapat mempertahankan komponen vaskuler dalam
keadaan vasodilatasi sehingga sirkulasi darah ke otot panggul menjadi homeostatis,
meningkatkan suhu kulit local, mengurangi terjadinya spasme otot, menghilangkan
sensasi nyeri memberikan kenyamanan dan ketenangan pada ibu bersalin serta
dapat mengurangi kecemasan dan ketakutan menghadapi nyeri selama proses
persalinan. (Marlina,2018).
Data persalinan dari Januari-Agustus 2022 di PMB Mariana Raeni terdapat
30 ibu bersalin primigravida dengan keluhan nyeri hebat kala I dalam persalinan ,
sehingga penulis tertarik untuk melaksanakan heat therapy/kompres hangat untuk
megurangi nyeri persalinan kala I.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melaksanakan asuhan
kebidanan komprehensif pada Ny.M G1P0A0 di PMB Mariana Raeni Desa
Rulung Sari Kecamatan Natar Lampung Selatan.

2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan laporan ini adalah: “Bagaimana menerapkan
Asuhan Kebidanan komprehensif Ibu Hamil, bersalin, bayi baru lahir dan nifas
terhadap Ny M di PMB Mariana Raeni Desa Rulung Sari Kecamatan Natar
Lampung Selatan ?”

3. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan komprehensif terhadap Ny M
di PMB Mariana Raeni Desa Rulung Sari Kecamatan Natar Lampung Selatan.
2. Tujuan Khusus
1. Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil Ny. M
dengan pendekatan Manajemen Kebidanan dan didokumentasikan dalam
bentuk SOAP.
2. Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu bersalin Ny. M
dengan pendekatan Manajemen Kebidanan dan didokumentasikan dalam
bentuk SOAP.
3. Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada Bayi Baru Lahir Ny. M
dengan pendekatan Manajemen Kebidanan dan didokumentasikan dalam
bentuk SOAP.
4. Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu nifas Ny. N
dengan pendekatan Manajemen Kebidanan dan didokumentasikan dalam
bentuk SOAP.

5. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pasien
Menambah pengetahuan tentang intervensi yang akan diberikan dan
mengatasi masalah yang kemungkinan akan terjadi pada saat menjalani
proses persalinan

2. Bagi Bidan
Menerapkan teori yang diperoleh untuk diaplikasikan secara langsung dalam
melakukan Asuhan Kebidanan secara komprehensif yang berbasis Evidence
based mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir

3. Bagi Prodi Profesi Bidan Universitas Malahayati


Hasil intervensi ini diharapkan bisa menjadi arsip akademik yang berguna
untuk dijadikan referensi bagi civitis akademika maupun pemberian
intervensi selanjutnya, untuk menambah pembuktian serupa dan dapat
digunakan sebagai landasan pemberian intervensi berikutnya terkait
penerapan heat therapy/kompres hangat untuk mengurangi nyeri persalinan.
BAB II
TINJAUAN TEORI

1. KEHAMILAN
1. Pengertian kehamilan
Kehamilan didefinisikan seagai fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan
ovum dilanjutkan dengan nidasi dan implantasi.bila dihitung dari saat fertilisasi
hingga lahirnya bayi , kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 280 hari
( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari) (iriyanti bayu. 2013)

2. Tanda dan Gejala Kehamilan


1. Tanda-tanda tidak pasti
Tanda-tanda tidak pasti menurut adalah sebagai berikut :
1. Tidak Datang Bulan (Amenorrhoe)
Semua wanita hamil akan mengalami amenorrhoe, tetapi amenorrhoe ini
terjadi pula pada keadaan yang lain, misalnya : pergantian lingkungan,
gangguan emosi, penyakit khronis, seperti : tuberculosa,anemia,
gangguan pekerjaan ovarium/endocrine secretie, juga dipengaruhi
perubahan iklim. Terkadang pada kehamilan terjadi pengeluaran darah
sedikit yang disangka menstruasi.Perdarahan ini disebabkan karena
implantasi dari ovum ke dalam deciduas.
2. Perubahan buah dada
Setiap wanita hamil akan mengalami perubahan buah dada. Tetapi bisa
juga perubahan buah dada disebabkan oleh tumor/cyste
3. Perasaan mual di waktu pagi (morning sickness)
Sebagian wanita hamil kira-kira 50 % atau lebih,menderita perasaan
mual di waktu pagi terutama pada kehamilan pertama kali. Namun
keadaan seperti ini bisa terjadi pada penyakit lain, seperti hepatitis,
malaria ulcus ventricul
4. Sering buang air kemih
Umumnya pada bulan ke dua kehamilan, wanita itu akan sering buang
air kemih, berhubung uterus yang membesar dan akan keuar dari PAP
yang menekan kandung kemih. Keadaan ini tidak menjadi tanda pasti
sebab dapat juga dikarenakan ada gangguan pada kandung kemih yang
menyebabkan volume menjadi lebih kecil dan menimbulkan rangsangan
untuk buang air kemih, misalnya tumor dan penyakit lain.
5. Pergerakan janin yang pertama (Quickening)
Pada kehamilan terjadi antara kehamilan 16-20 minggu. Ini belum
menjadi tanda pasti karena perasaan ini adalah subyektif yang dirasakan
ibu sendiri. Wanita yang sangat menginginkan hamil akan merasakan
adanya quickening, walaupun sebenarnya tidak ada. Daapat pula
disebabkan karena gas di dalam pencernaan
6. Membesarnya Perut
Pada kehamilan, perut makin lama makin besar teruitama setelah
kehamilan 5 bulan, tetapi membesarnya perut bisa juga disebabkan oleh
ascites, ovarial cyste,tumor.(S Ibrahim, 1993)

1. Tanda-tanda kemungkinan
Tanda-tanda kemungkinan menurut adalah sebagai berikut :
1. Tanda Hegar : Segmen bawah rahim melunak
2. Tanda chadwick : Perubahan warna vulva/vagina menjadi kebiruan
3. Tanda Piscasek : Adanya benjolan asimetris pada uterus. Uterus membesar
ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran tersebut.
4. Tanda Braxton Hicks : Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda
ini khas untuk uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang
membesar tetapi tidak ada kehamilan,misalnya pada mioma uteri, tanda
braxton hicks tidak ditemukan.
5. Suhu basal : jika sesudah ovulasi tetap tinggi terus antar 32,5 sampai 37,8
adalah salah satu tanda akan bahaya kehamilan. Serimg dipakai dalam
pemeriksaan kemandulan
6. Periksa HCG (Human chorionic gonadotropin)
Dengan tes kehamilan tertentu air kencing pagi hari ini dapat membantu
membuat diagnosis kehamilan sedini-dininya.
2. Tanda-tanda pasti
Tanda-tanda pasti menurut adalah sebagai berikut :
1. Dapat diraba dan kemudian dikenal bagian-bagian janin
2. Dapat dicatat dan didengar bunyi DJJ (denyut jantung janin)
3. Dapat dirasakan gerakan janin
4. Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak kerangka janin
5. Dengan USG dapat diketahui pertumbuhan janin (Winkjosastro, 2007)

7. Perubahan Anatomi kehamilan


1. Uterus
1. Uterus bertambah besar dari beratnya 30 gr menjadi 1000 gr dengan ukuran
panjang 32 cm, lebar 24 cm, dan ukuran muka belakang 22 cm. Pembesaran
ini disebabkan oleh hypertrofi dari otot-otot rahim
2. Tinggi Fundus Uteri 12 minggu diatas simphisis, 16 minggu antara pusat dan
symphisis, 20 minggu di pinggir bawah pusat, 24 minggu di pinggir atas
pusat, 28 minggu 3 jari di atas pusat, 32 minggu pertengahan pusat dan
proxesus xipoideus, 40 minggu kembali 3 jari di bawah prossesus xipoideus
3. Serviks Uteri
Serviks uteri karena hormone estrogen mengalami hipervaskularisasi maka
konsistensi serviks menjadi lunak, kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi
lebih dan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Vulva dan vagina
1. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih
merah, agak kebiruan (lividae) disebut tanda Chadwick. .
2. Getah dalam vagina biasanya bertambah dalam kehamilan, reaksi asam ph 3,5-
6,0 reaksi asam ini mempunyai sifat bakterisid
3. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum gravidarum sampai
terbentuknya placenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu, kemudian mengecil
setelah placenta terbentuk./
4. Payudara/mammae
5. Perubahan payudara pada kehamilan pertama terasa nyeri Karena terdapat
timbunan air dan garam yang mendesak saraf sensorik. Pembuluh darah
makin tampak sebagai tanda persiapan pembentukan ASI.
6. Putting susu biasanya membesar dan lebih tua warnanya dan biasanya
mengeluarkan colostrums. Areola Mammae melebar lebih tua warnanya,
pembesaran buah dada disebabkan hipertrofi dari alveoli.
7. Sirkulasi Darah
Volume darah bertambah, tetapi penambahan plasmanya jauh lebih besar dari
volume eritrosit sehingga konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi lebih
rendah, hal ini disebabkan anemia fisiologis karena biasanya kadar hb turun.
Batas batas fisiologis adalah
8. Hb 10 gr %
9. Erytrosit 3,5/mm3
10. leucosit 8000-10000/mm33
11. Sistem Respirasi
Pada kehamilan 32 minggu terdapat keluhan sesak dan nafas pendek.Hal ini
disebabkan uterus yang membesar menekan diafragma.Wanita hamil selalu
bernafas lebih dalam dan lebih menonjol/pernapasan dada (thoracic bhreating).
12. Tractus Digestivus
Akibat hormone estrogen yang meningkat menyebabkan tonus otot tractus
digestivus menurun sehingga motilitas tractus digestivus juga berkurang,
makanan lebih lama di dalam lambung dan apa yang dicerna, lama dalam usus.
Hal ini baik untuk reabsorbsi tetapi akan menimbulakan obstipasi
13. Tractus Urinarius
Pada bulan pertama kehamilan kandung tertekan oleh uterus yang mulai
membesar, sehingga timbul sering kencing.Keadaan ini hilang dengan makin
tuanya kehamilan bila uterus keluar dari rongga panggul.Pada akhir kehamilan
bila kepala janin mulai turun ke bawah PAP keluhan sering kencing timbul lagi
karena kandung kencing mulai tertekan lagi Disamping itu terjadi poli uria
disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan
sehingga filtrasi di glomerulus meningkat sampai 69 %.
14. Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu,
pigmentasi ini pengaruh dari melanophore stimulating hormone (MSH), kadang
pada daerah dahi, pipi, hidung, dikenal sebagai gravidarum, di areola mammae,
di perut juga terdapat striae (lividae).
15. Metabolisme dalam kehamilan
1. Pada wanita hamil, basal metaboli crate (BMR) meningkat 15-20 % pada
triwulan terakhir, sistem endokrin juga meninggi.
2. Keseimbangan asam alkali mengalami penurunan konsentrasi.
3. Kadar alkalin fosfatase meningkat 4x lipat yang dimulai pada kehamilan 4 bulan
4. Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira diantara 6,5-16,5 kg. Kenaikan
berat badan ini terjadi terutama dalam kehamilan 20 minggu terakhir, hal ini
disebabkan oleh : hasil konsepsi (fetus, placenta, liquor amnii), dari ibu
(uterus, mammae, volume darah, lemak ,protein, retensi air yang meningkat)
(Winkjosastro, 2007 ).

5. Perubahan Psikologi kehamilan


1. Trimester Pertama (1 sampai 3 bulan)
Sebagian besar wanita mengalami kegembiraan tertentu karena mereka telah
dapat menyesuaikan diri dengan rencana membentuk hidup baru.Karena tubuh
dan emosi seluruhnya berhubungan, perubahan fisik dapat mempengaruhi
emosi.Calon ibu tidak merasa sehat benar dan umumnya mengalami
depresi.Calon bapak mungkin ada yang memandang wanita hamil dengan
kekaguman dan menghindari hubungan seksual karena takut melukai
bayinya.Sebagian justru ada pria yang gairah seksualnya meningkat pada wanita
hamil.Namun sebagian besar wanita ada yang merasa syock dan menyangkal
kehamilannya jika kehamilannya belum diinginkan.
2. Trimester Kedua (4 sampai 6 bulan)
Biasanya pada waktu ini perasaan lebih menyenangkan.Wanita hamil telah
menerima kehamilannya dan dia menggunakan pikiran dan energinya yang lebih
konstruktif.Dalam trimester ini wanita hamil dapat merasakan gerakan janinnya
pertama kali yang dapat menyebabkan calon ibu memiliki dorongan psikologis
yang besar.
3. Trimester ketiga (7 sampai 9 bulan)
Trimester ketiga ditandai dengan kegembiraan emosi karena kelahiran
bayi.Namun terbdapat juga periode tidak semangat dan depresi, karena
ketidaknyamanan bertambah. Reaksi calon ibu terhadap persalinan secara umum
tergantung pada persiapannya dan persepsinya terhadap kejadian ini. (Persis
Mary Hamilton, 1995)

4. Kebutuhan fisik dan fisiologi kehamilan


1. Personal Hygiene
5. Kebersihan jasmani sangat penting karena saat hamil banyak berkeringat
terutama di daerah lipatan kulit. Mandi 2-3x sehari membantu kebersihan
badab dan mengurangi infeksi. Pakaian sebaiknya dari bahan yang dapat
menyerap keringat, sehingga badan selalu kering terutama di daerah lipatan
kulit.
6. Rambut harus sering dicuci
7. Gigi, harus benar-benar mendapat pemeliharaan karena pada waktu hamil
kebutuhan kalsium lebih banyak. Kadang-kadang tulang-tulang kekurangan
kalsium karena janin membutuhkannya untuk pertumbuhannya hingga
dengan demikian gigi mudah sekali rusak.
8. Kebersihan vulva, juga sangat penting karena merupakan pintu gerbang bagi
kelahiran anak. Kebersihan bisa dijaga dengan memakai celana dalam yang
selalu bersih.
9. Kebersihan kuku, hendaknya tidak memelihara kuku panjang karena di bawah
kuku yang panjang tersembunyi kuman penyakit
10. Kebersihan payudara, perlu dijaga karena organ ini berhubungan erat dengan
kehamilan dan nifas. Buah dada/payudara langsung menyiapkan dan
memberikan makanan pokok pada bayi. Jika kebersihan kurang terjaga, bisa
berdampak pada anak.
11. Kebersihan lingkungan, hal ini tidak bisa dipisahkan dengan kesehatan tubuh
karena lingkungan yang kurang bersih akan mengurangi kesehatan kita.
1. Nutrisi
1. Gizi yang adekuat selama hamil akan mengurangi resiko dan komplikasi
(anemia, pre eklampsi, berat badan yang lebih kecil, pertumbuhan dan
perkembangan otak janin tidak sempurna).
1. Kebutuhan energi meningkat 300-500 kal lebih banyak dari sebelum hamil
2. Kebutuhan protein 30 gr lebih banyak dari sebelum hamil
3. Kebutuhan lemak juga meningkat
4. Kebutuhan vitamin juga meningkat karena diperlukan untuk metabolisme
karbohidrat dan protein
5. Garam mineral yang dibutuhkan ibu hamil antara lain kalsium/garam dapur, zat
besi dan fosfor
Untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, dibutuhkan zat-azt makanan
yang cukup untuk ibu hamil. Minuman pun harus cukup, misalnya susu, air,
buah-buahan, air kacang hijau. Untuk makanan yang berupa nasi tidak perlu
berlebih-lebihan. Namun yang perlu sekali dicukupi adalah protein hewani,
seperti yang terkandung dalam hati, susu, daging, telur, ikan, mineral serta
vitamin.
1. Eliminasi
BAK : Untuk melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih yaitu dengan
minum dan menjaga kebersihan sekitar alat kelamin.
BAB : Perubahan hormonal mempengaruhi aktivitas usus halus dan usus besar
sehingga pada ibu hamil sering mengalami obstipasi, untuk mengatasi di
anjurkan meningkatkan aktivitas jasmani dan makan makanan berserat
Menjaga kebersihan vulva setelah BAK/BAB bisa dilakukan dengan cara tidak
hanya bagian luar saja yang dibersihkan tetapi juga lipatan-lipatan labia mayora
dan minora serta vestibula.
2. Aktivitas
Untuk mempertahankan kesehatan rohani dan jasmani ibu hamil perlu
melakukan aktivitas dan olahraga. Wanita hamil boleh melakukan pekerjaan di
luar rumah dan pekerjaan rumah tangga sepanjang dapat dilakukan dan tidak
menimbulkan kelelahan.Pekerjaan berat dan stress dapat menimbulkan
gangguan hormonal sampai keguguran atau persalinan prematur Senam hamil
dianjurkan pada ibu hamil normal dan dapat dimulai pada usia kehamilan 28
minggu. Latihan fisik ini akan meningkatkan kesehatan, membentuk sikap yang
tenang dan baik serta mekanika tubuh yang baik selama dan setelah kehamilan.
3. Istirahat dan rekreasi
Letih adalah gejala awal pada kehamilan. Apabila tubuh telah terbiasa dengan
kehamilan dan ibu terbiasa dengan lingkup kerja dan istirahat, gejala ini akan
berkurang. Selama kehamilan trimester pertama sebagian besar ibu merasakan
bahwa tidur siang sangat membantu. Kongesti darah pada pelvik dan tungkai
berkurang, kerja jantung berkurang dan stress yang dirasakan oleh ibu hamilpun
berkurang.
Wanita pekerja harus sering istirahat. Tidur siang menguntungkan dan baik
untuk kesehatan. Tempat hiburan yang terlalu ramai, sesak, dan panas lebuh
baik dihindari karena dapat menyebabkan jatuh pingsan
Untuk Rekreasi, dianjurkan wanita hamil tidak bepergian jauh dengan
menggunakan kendaraan yang banyak bergerak seperti jip, truk, dokar, dll.
Lebih-lebih bila melalui jalan yang rusak. Ini dapat mempengaruhi keadaan
anak dalam kandungan. Pada kehamilan muda, janin dapat terlepas dari dinding
uterus dan mengakibatkan keguguran/lahir prematur
4. Kebutuhan seksual
Pada hamil muda hubungan seksual sedapat mungkin dihindari bila terdapat :
keguguran berulang/mengancam, kehamilan dengan tanda infeksi, kehamilan
dengan perdarahan, kehamilan dengan perlukaan disekitar alat kelamin luar
Seksual pada akhir kehamialn juga lebih baik ditinggalkan (14 hari menjelang
persalinan) karena kadang-kadang menimbulkan infeksi pada persalinan dan
nifas, dapat memecah ketuban, disamping itu mani mengandung prostaglandin
yang dapat menimbulkan kontraksi uterus
5. Imunisasi
Vaksinasi dengan toksoid tetanus diajurkan untuk dapat menurunkan angka
kematian bayi karena infeksi tetanus. Vaksinasi toxoid tetanus dilakukan 2x
selama hamil.
6. Pemberian obat-obatan
Pengobatan penyakit saat hamil harus selalu memperhatikan apakah obat
tersebut tidak berpengaruh pada tumbuh kembang janin. Pengaruh obat tersebut
antara lain digolongkan sebagi berikut :
1. obat yang tergolong tidak boleh diberikan saat hamil
2. obat yang dapat diberikan saat hamil dengan keamanan terbatas umpamanya
aman bila diberikan pada bumil setelah trimester kedua
3. obat yang aman diberikan, tetapi tidak ada keterangan tertulis yang lengkap
pada perpustakaan
4. obat/bahan kimia yang pemberiannya saat hamil memerlukan pertimbangan
yang seksama
5. obat/bahan kimia yang aman bila diberikan pada kehamilan yaitu vitamin
khusus untuk ibu hamil
1. Merokok, minum alcohol, kecanduan narkotik
Ketiga kebiasaan ini secara langsung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin dan menimbulkan kelahiran dengan berat badan rendah
bahkan dapat menimbulkan cacat bawaan atau kelainan pertumbuhan dan
perkembangan mental. Maka dari itu kebiasaan ini perlu dihindari/dihentikan.
2. Dukungan situasional
Dukungan sangat diperlukan oleh wanita hamil untuk membantu mengatasi
perubahan psikologi pada wanita hamil.Peranan suami saat hamil penting dan
dapat membantu ketenangan jiwa istri(Manuaba, 1998 )

6. Tanda bahaya dalam kehamilan


1. Kehamilan ektopik
2. Keguguran
3. Abruptio plasenta
4. Mual dan muntah berlebihan (hiperemesis gravidarum).
5. Ketuban pecah dini
6. Sakit kepala berkepanjangan, gangguan penglihatan, dan pembengkakan
7. Demam tinggi
8. Keputihan dan gatal pada vagina
9. Nyeri dan rasa panas saat berkemih
10. Nyeri atau pembengkakan pada salah satu kaki dan sakit kepala

11. Pelayanan Antenatal Care


Asuhan anrenaml adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik
untuk optimalisasi luaran marernal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan
pemantauan rutin selama kehamilan.
Ada 6 alasan penting untuk mendapatkan asuhan antenatal, yaitu:
1. Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas kesehatan.
2. Mengupayakan terw'ujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang
dikandungnya.
3. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya.
4. Mengidentifikasi dan menata laksana kehamilan risiko tinggi.
5. Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga kualitas
kehamilan dan merawat bayi.
6. Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan
membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi yang dikandungnya.
Bila kehamilan termasuk risiko tinggi perhatian dan jadual kunjungan harus
lebih ketat.Namun, bila kehamilan normal jadual asuhan cukup empat kali. Dalam
bahasa program kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal ini diberi kode angka
K ,vang merupakan singkatan dari kunjungan. Pemeriksaan antenatal yang lengkap
adalah Kl, K2, K3.dan K4. Hal ini berarti, minimal dilakukan sekali kunjungan
antenatal hingga usia keharnilan 28 minggu, sekali kunjungan antenatal selama
kehamilan 28 - 36 minggu dan sebanyak dua kali kunjungan antenatal pada usia
kehamilan di atas 36 minggu.
Selama melakukan kun.jungan untuk asuhan antenatal, para ibu hamil akan
mendapatkan serangkaian pelayanan yang terkait dengan upaya memastikan ada
tidaknya kehamilan dan penelusuran berbagai kemungkinan adanya penyulit atau
gangguan kesehatan selama kehamilan yang mungkin dapat mengganggu kualims
dan luaran kehamilan. Identifikasi kehamilan diperoleh melaiui pengenalan
perubahan anatomik dan fisiologik kehamilan seperti yang telah diuraikan
sebelumnya.Bila diperlukan, dapat dilakukan uji hormonal keharnilan dengan
menggunakan berbagai metode yang tersedia.

7. Asuhan sayang ibu


1. Memanggil ibu sesuai nama panggilan sehingga akan ada perasaan dekat
dengan bidan.
2. Meminta ijin dan menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan bidan
dalam pemberian asuhan.
3. Bidan memberikan penjelasan tentang gambaran proses persalinan yang akan
dihadapi ibu dan keluarga.
4. Memberikan informasi dan menjawab pertanyaan dari ibu dan keluarga
sehubungan dengan proses persalinan.
5. Mendengarkan dan menanggapi keluhan ibu dan keluarga selama proses
persalinan.
6. Menyiapkan rencana rujukan atau kolaborasi dengan dokter spesialis apabila
terjadi kegawatdaruratan kebidanan.
7. Memberikan dukungan mental, memberikan rasa percaya diri kepada ibu, serta
berusaha memberi rasa nyaman dan aman.
8. Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik meliputi sarana dan
prasarana pertolongan persalinan.
9. Menganjurkan suami dan keluarga untuk mendampingi ibu selama proses
persalinan.
10. Membimbing suami dan keluarga tentang cara memperhatikan dan mendukung
ibu selama proses persalinan dan kelahiran bayi, seperti: memberikan makan
dan minum, memijit punggung ibu, membantu mengganti posisi ibu,
membimbing relaksasi dan mengingatkan untuk berdoa.
11. Bidan melakukan tindakan pencegahan infeksi.
12. Menghargai privasi ibu dengan menjaga semua kerahasiaan.
13.Membimbing dan menganjurkan ibu untuk mencoba posisi selama persalinan
yang nyaman dan aman.
14. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum saat tidak kontraksi.
15. Menghargai dan memperbolehkan praktek-praktek tradisional yang tidak
merugikan.
16. Menghindari tindakan yang berlebihan dan membahayakan.
17. Memberi kesempatan ibu untuk memeluk bayi segera setelah lahir dalam waktu
1 jam setelah persalinan.
18. Membantu ibu memulai pemberian ASI dalam waktu 1 jam pertama setelah
kelahiran bayi dengan membimbing ibu membersihkan payudara, posisi
menyusui yang benar dan penyuluhan tentang manfaat ASI.(Pusdiknakes
2003).
19. PERSALINAN
1. Definisi Persalinan
Persalinan adalah rangkaian peristiwa keluarnya bayi yang sudah cukup
berada di dalam rahim ibunya, dengan disusul oleh keluarnya plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu. (Fitriana dan Nurwiandani, 2018).
Persalinan adalah proses yang dimulai dengan kontraksi uterus yang
menyebabkan dilatasi progresif dari serviks, kelahiran bayi dan plasenta.
Persalinan atau partus adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir
atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
(Maternity dkk, 2014).

1. Penyebab Mulainya Persalinan


1. Penurunan kadar progesterone
Selama masa kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesterone
dan estrogen di dalam darah. Namun, pada akhir kehamilan kadar
progesterone menurun sehingga timbul his. Hal inilah yang menandakan
sebab-sebab mulainya persalinan.
2. Teori oxytocin
Pada akhir usia kehamilan, kadar oxytocin bertambah sehingga menimbulkan
kontraksi otot-otot rahim.
3. Ketegangan otot-otot
Bertambahnya ukuran perut semakin teregang pula otot-otot rahim dan akan
menjadi semakin rentan terjadi kontraksi untu mengeluarkan yang ada di
dalamnya.
4. Pengaruh janin
Hypofise dan kelenjar-kelenjar suprarenal janin juga memegang peranan
karena anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasanya.
5. Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua, menjadi salah satu sebab
persalinan. Dibuktikan dengan pemberian prostaglandin melalui intravena
yang menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur kehamilan.
(Fitriana dan Nurwiandani, 2018).
6. Tahapan Persalinan
1. Kala I
Tahap ini dimulai dari his persalinan yang pertama sampai pembukaan
serviks menjadi lengkap. Berdasarkan kemajuan pembukaan kala I dibagi
menjadi sebagai berikut :
1. Fase Laten
Fase pembukaan 0-3 cm yang membutuhkan waktu 8 jam.
2. Fase Aktif
Terbagi menjadi 2 :
1. Fase akselerasi
Pembukaan 3-4 cm yang dicapai dalam 2 jam.
2. Fase dilatasi maksimal
Pembukaan 4-9 cm yang dicapai dalam 2 jam.
3. Fase dekelerasi
Pembukaan 9-10 cm selama 2 jam.
4. Kala II
Kala dua persalinan dimulai ketika dilatasi serviks sudah lengkap, dan
berakhir ketika janin sudah lahir.
5. Kala III
Kala tiga persalinan dimulai segera setelah janin lahir, dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban janin.
6. Kala IV
Kala empat yaitu masa 2 jam setelah plasenta lahir. Meskipun masa setelah
plasenta lahir adalah masa dimulainya masa nifas (puerperium), mengingat
pada masa ini sering timbul perdarahan. (Fitriana dan Nurwiandani, 2018).

7. Tanda-Tanda Persalinan
1. Tanda awal persalinan
2. Timbulnya his persalinan
3. Bloody show
4. Premature Rupture of Membrane
5. Tanda pada kala I
1. His belum begitu kuat, datangnya setiap 10-15 menit dan tidak seberapa
mengganggu ibu sehingga ibu masih dapat berjalan
2. Bloody show bertambah banyak
3. Lama kala I untuk primi 12 jam dan untuk multi 8 jam. (Fitriana dan
Nurwiandani,2018).
4. Tanda pada kala II
1. His menjadi lebih kuat, kontraksi selama 50-100 detik, datangnya 2-3
menit.
2. Ketuban biasanya pecah pada kala ini ditandai dengan keluarnya cairan
yang banyak dan pasien mulai mengejan.
3. Pada akhir kala II sebagai tanda bahwa kepala sudah sampai di dasar
panggul, perineum menonjol, vulva menganga, dan rectum terbuka
4. Tanda pada kala III
1. Setelah anak lahir his berhenti sebentar, tetapi setelah beberapa menit
timbul lagi disebut “his pengeluaran uri” yaitu his yang melepaskan
uri sehingga terletak pada segmen bawah rahim (SBR).
2. Bila plasenta telah lepas bentuk uterus menjadi bundar dan dapat
diambil sebagai tanda pelepasan plasenta. (Prawirohardjo, 2016)
3. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan
Factor-faktor tersebut diantaranya adalah :
1. Jalan lahir ( Passage )
Passage adalah factor jalan lahir atau biasa disebut dengan panggul ibu
2. Janin ( Passenger )
Faktor yang berpengaruh terhadap persalinan selain faktor janin, juga ada
plasenta dan air ketuban.
3. Tenaga atau Kekuatan (Power)
Power adalah kekuatan yang mendorong janin keluar. Kekuatan yang
mendorong janin keluar dalam persalinan ialah : his, kontraksi otot-otot perut,
kontraksi diafragma dan aksi dari ligament, dengan kerjasama yang baik dan
sempurna.
4. Penolong.
(Fitriana dan Nurwiandani, 2018).
5. Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin
Menurut Abraham Maslow kebutuhan dasar manusia adalah suatu kebutuhan
manusia yang paling dasar/pokok/utama yang apabila tidak terpenuhi akan terjadi
ketidakseimbangan di dalam diri manusia. Adapun kebutuhan fisiologis ibu
bersalin adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan Oksigen
Kebutuhan oksigen diperlukan untuk oksigenasi janin melalui plasenta.
Ventilasi udara perlu diperhatikan hindari menggunakan pakaian yang ketat.
2. Kebutuhan Cairan dan Nutrisi
Anjurkan ibu untuk cukup makan dan minum untuk mencegah terjadinya
dehidrasi.
1. Kebutuhan Eliminasi
Anjurkan ibu untuk berkemih secara spontan sesering mungkin karena
kandung kemih yang penuh dapat mengakibatka menurunnya kontraksi uterus
atau his.
2. Kebutuhan Hygiene
Personal hygiene yang baik dapat membuat ibu merasa aman dan rileks,
mengurangi kelelahan, mencegah infeksi. Tindakan personal hygiene yang
dilakukan bidan diantaranya adalah ; membersihkan daerah genetalia dan
memfasilitasi ibu menjaga kebersihan badan dengan mandi.
3. Kebutuhan Istirahat
Selama proses persalinan berlangsung, ibu bersalin harus tepat memenuhi
kebutuhan istirahat selama persalinan (kala I, II, III maupun IV)
4. Posisi dan Ambulasi
Bidan harus memfasilitasi ibu dalam memilih sendiri posisi persalinan dan
posisi meneran, serta menjelaskan alternative-alternatif posisi persalinan dan
posisi meneran bila posisi yang dipilih ibu tidak efektif.
5. Pengurangan Rasa Nyeri
Nyeri persalinan merupakan pengalaman subjektif tentang sensasi fisik yang
terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan serviks, serta penurunan
janin selama persalinan. Rasa nyeri ini apabila tidak diatasi dengan tepat,
dapat meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut, dan stress, yang pada
akhirnya dapat menyebabkan terjadinya persalinan lama.
6. Penjahitan Perineum (Jika Diperlukan)
Proses kelahiran bayi dan plasenta dapat menyebabkan robekan, jika tidak
diperbaiki akan mempengaruhi fungsi dan estetika

7. Nyeri Persalinan
Nyeri persalinan merupakan pengalaman subjektif tentang sensasi fisik yang
terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan serviks, serta penurunan janin
selama persalinan. Rasa nyeri ini apabila tidak diatasi dengan tepat, dapat
meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut, dan stress, yang pada akhirnya dapat
menyebabkan terjadinya persalinan lama.
Rasa nyeri selama persalinan akan berbeda antara satu dengan lainnya. Banyak
faktor yang mempengaruhi rasa nyeri, diantaranya jumlah kelahiran sebelumnya,
emosi, /dukungan keluarga, persiapan persalinan, posisi saat melahirkan, presentasi
janin, kontraksi rahim.
Nyeri persalinan dapat diukur dengan menggunakan skala VAS (Visual
Analogue Scale) ) adalah cara yang paling banyak digunakan untuk menilai
nyeri. Skala linier ini menggambarkan secara visual gradasi tingkat nyeri yang
mungkin dialami seorang pasien. Rentang nyeri diwakili sebagai garis sepanjang 10
cm, dengan atau tanpa tanda pada tiap sentimeter.
Ujung yang satu mewakili tidak ada nyeri, sedangkan ujung yang lain mewakili
rasa nyeri terparah yang mungkin terjadi. Skala dapat dibuat vertikal atau horizontal.
VAS juga dapat diadaptasi menjadi skala hilangnya/reda rasa nyeri. Digunakan pada
pasien anak >8 tahun dan dewasa. Manfaat utama VAS adalah penggunaannya sangat
mudah dan sederhana. Namun, untuk periode pasca bedah , VAS tidak banyak
bermanfaat karena VAS memerlukan koordinasi visual dan motorik serta kemampuan
konsentrasi
Sumber : Smeltzer dan Bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
dan Suddarth, 2002

KRITERIA SKALA NYERI SKOR

Tidak nyeri 0
Nyeri sangat ringan 1
Nyeri ringan. Ada sensasi seperti dicubit, namun tidak begitu
2
sakit
Nyeri sudah mulai terasa tapi masih bisa ditoleransi 3
Nyeri cukup mengganggu (contoh : nyeri sakit gigi) 4
Nyeri benar-benar mengganggu dan tidak dapat didiamkan
5
dalam waktu lama
Nyeri sudah sampai tahap menganggu indra gerutama
6
penglihatan
nyeri sudah membuat anda tidak bisa melakukan aktifitas 7
nyeri sudah membuat anda tidak bisa berfikir jernih, bahkan
8
terjadi perubahan perilaku
nyeri mengakibatkan anda menjerit-jerit dan menginginkan cara
9
apapun untuk menyembuhkan nyeri
Nyeri berada ditingkat yang paling parah dan bisa
10
menyebabkan tak sadar diri
Persyaratan melakukan pengukuran nyeri dengan menggunakan skala VAS:
1. Penderita sadar atau tidak mengalami gangguan mental/kognitif sehingga dapat
berkomunikasi dengan fisioterapis
2. Penderita dapat melihat dengan jelas, sehingga penderita dapat menunjuk titik
pada skala VAS berkaitan dengan kualitas nyeri yang dirasakannya.
3. Penderita kooperatif, sehingga pengukuran nyeri dapat terlaksana.

Agar pengukuran dapat berjalan sebagai mestinya, sebelum dilakukan


pengukuran pasien diberi penjelasan mengenai pengukuran yang akan dilakukan
beserta prosedurnya. Kemudian pasien diminta untuk memberi tanda pada garis
sesuai dengan intensitas nyeri yang dirasakan pasien. VAS merupakan metode
pengukuran intensitas nyeri yang sensitif, murah dan mudah dibuat, VAS lebih
sensitif dan lebih akurat dalam mengukur nyeri dibandingkan dengan
pengukuran deskriptif, Mempunyai korelasi yang baik dengan pengukuran yang
lain, VAS dapat diaplikasikan pada semua pasien, tidak tergantung bahasa
bahkan dapat digunakan pada anakanak di atas usia 5 tahun, VAS dapat
digunakan untuk mengukur semua jenis nyeri namun VAS juga memiliki
kekurangan yaituVAS memerlukan pengukuran yang teliti untuk memberikan
penilaian, pasien harus hadir saat dilakukan pengukuran, serta secara visual dan
kognitif mampu melakukan pengukuran.VAS sangat bergantung pada
pemahaman pasien terhadap alat ukur tersebut. Sehingga edukasi / penjelasan
terapis / pengukur tentang VAS terhadap pasien sangat dibutuhkan.

1. Penatalaksanaan nyeri dalam persalinan secara non farmakologis


Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mengatasi (memanajemen) nyeri
saat persalinan, yaitu salah satunya dengan memberikan terapi non farmakologis.
Terapi nonfarmakologis yaitu terapi yang digunakan yakni dengan tanpa
menggunakan obat-obatan, tetapi dengan memberikan berbagai teknik yang
setidaknya dapat sedikit mengurangi rasa nyeri saat persalinan tiba.
Beberapa hal yang dapat dilakukan ialah (Mander, 2012):
1. Distraksi
Distraksi adalah memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu selain nyeri. Ada
empat tipe distraksi, yaitu distraksi visual, misalnya membaca atau menonton
televisi, Distraksi auditory, misalnya mendengarkan musik, Distraksi taktil,
misalnya menarik nafas dan massase, Distraksi kognitif, misalnya bermain
puzzle.
2. Hypnosis-diri
Hypnosis-diri sama seperti dengan melamun. Konsentrasi yang efektif
mengurangi ketakutan dan sters karena individu berkonsentrasi hanya pada
satu pikiran. Selain itu juga mengurangi persepsi nyeri merupakan salah satu
sederhana untuk meningkatkan rasa nyaman ialah membuang atau mencegah
stimulasi nyeri. Hal ini terutama penting bagi klien yang imobilisasi atau tidak
mampu merasakan sensasi ketidaknyamanan. Nyeri juga dapat dicegah dengan
mengantisipasi kejadian yang menyakitkan, misalnya seorang klien yang
dibiarkan mengalami konstipasi akan menderita distensi dan kram abdomen.
Upaya ini hanya klien alami dan sedikit waktu ekstra dalam upaya
menghindari situasi yang menenyebabkan nyeri (Mander, 2012)
3. Massase
Masasse adalah melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak, biasanya otot,
atau ligamentum, tanpa menyebabkan gerakan atau perubahan posisi sendi
untuk meredakan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan / atau memperbaiki
sirkulasi. Masase adalah terapi nyeri yang paling primitive dan menggunakan
refleks lembut manusia untuk menahan, menggosok, atau meremas bagian
tubuh yang nyeri .
4. Terapi Hangat dan Dingin
Terapi hangat dan dingin bekerja dengan menstimulasi reseptor tidak nyeri
(non-nosiseptor). Terapi dingin dapat menurunkan prostaglandin yang
memperkuat sensitifitas reseptor nyeri. Agar efektif es harus diletakkan di area
sekitar pembedahan. Penggunaan panas dapat meningkatkan aliran darah yang
dapat mempercepat penyembuhan dan penurunan nyeri.
5. Relaksasi pernafasan
Relaksasi pernafasan yang merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang
dalam hal ini perawat mengajakan pada klien bagaimana cara melakukan
pernafasan, nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana
menghembuskan nafas secara perlahan. Selain dapat menurunkan intensitas
nyeri, teknik relaksasi pernafasan juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan
meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare, 32 2002). Menurut
kegunaanya teknik relaksasi pernafasan dianggap mampu meredakan nyeri,
prosesnya menarik nafas lambat melalui hidung (menahan inspirasi secara
maksimal) dan menghembuskan nafas melalui mulut secara perlahan-lahan.

8. HEAT THERAPY / KOMPRES HANGAT


1. Definisi
Heat Therapy atau kompres hangat adalah tehnik memberikan rasa hangat
pada daerah tertentu dengan menggunakan kantong berisi air hangat, untuk
memenuhi rasa nyaman, mengurangi dan membebaskan nyeri, mengurangi dan
mencegah spasme otot dan memberikan rasa hangat dan nyaman pada daerah
tertentu.
Penggunaan kompres hangat untuk area yang tegang dan nyeri dianggap
meredakan nyeri dan mengurangi spasme otot yang disebabkan oleh iskemia
yang merangsang neuron yang memblok transmisi lanjut rangsang nyeri yang
menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan aliran darah kedareah yang dilakukan
pengompresan. Terapi panas yang diterapkan pada daerah sacral-perineum
selama persalinan dapat melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan aliran
darah, maka dapat mempengaruhi transmisi impuls nyeri dan dapat
meningkatkan elastisitas kolagen.
Peningkatan sirkulasai darah local dapat mengurangi metabolit yang
mengaktifkan nosiseptor. Panas juga mengurangi pembengkakan, sehingga
mengurangi tekanan panas ujung nosiseptif local. Panas biasanya diterapkan pada
punggung wanita, perut bagian bawah, selanghkangan, dan perineum selama
tahap terakhir persalinan (Taavoni dkk, 2013).
Nyeri akibat spasme otot berespon baik panas, karena panas melebarkan
pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah local. Panas meredakan nyeri
dengan menyingkirkan produk-produk inflamasi, seperti bradikinin, histamine
dan prostaglandin yang akan menimbukakan nyeri local. Panas juga merangsang
serat saraf yang menutup gerbang nyeri kemudian tranmisi impuls nyeri ke
medulla spinalis dan otak dapat dihambat, sehingga ini akan memberikan rasa
nyaman disaat ibu akan melahirkan anaknya (Potter, 2005)
6. Manfaat
Kompres hangat bermanfaat untuk :
1. Melancarkan sirkulasi darah dan menstimulasi pembuluh darah.
Karena panas melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah,
maka dapat mengurangi transmisi impuls nyeri dan dapat meningkatkan
elastisitas kolagen. Selain itu, panas juga mengurangi pembengkakan.
(Taavoni dkk, 2013).
2. Mengurangis pasme otot dan meningkatkan ambang nyeri.
3. Menghilangkan sensasi rasa nyeri, merangsang peristaltic usus, pengeluaran
getah bening.
Menurut penelitian (Ermala Sari, 2010) Kompres hangat yang digunakan
berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah, menstimulasi sirkulasi darah,
mengurangi kekakuan. Selain itu kompres hangat juga berfungsi
menghilangkan sensasi rasa sakit.
4. Memberikan ketenangan dan kenyamanan pada ibu inpartu.

5. Cara Penggunaan Heat Therapy


Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, terapi kompres hangat dilakukan
selama 20 menit dengan 1 kali pemberian dan pengukuran intensitas nyeri
dilakukan dari menit ke 15-20 selama tindakan. Bagian tubuh yang sering didera
keluhan nyeri saat bersalin adalah perut, pinggang.
Gunakan kompres hangat ( handuk hangat ) atau tempelkan kantung yang
berisi air hangat/ bantal pemanas, kebagian tubuh yang nyeri (daerah perut,
pinggang). Kompres hangat juga bisa ditempatkan diperineum untuk meningkat
kan sirkulasi darah didaerah perineum dan meningkatkan elastisitas sehingga
perineum tidak mudah robek atau laserasi ( Murkoff, 2015 ).
Kompres panas/ dingin yang diberikan pada punggung bawah wanita diarea
tempat kepala janin menekan tulang belakang (Sacral) akan mengurangi nyeri.
Panas akan meningkatkan sirkulasi darah kearea tersebut sehingga memperbaiki
anoreksia jaringan yang disebabkan oleh tekanan. Melakukan kompres hangat
harus dengan hati- hati, karena kompres hangat sangat mudah membuat kulit
wanita terbakar. Dalam teorinya kompres hangat dapat diberikan dengan
menggunakan botol, handuk, dan buli- buli panas, yang diisi dengan air yang
bersuhu 46-51°C, air hangat dibungkus dengan kain. Jika menggunakan kain atau
handuk, kain diperas lalu ditempelkan pada daerah yang akan dikompres selama 20
menit (Hidayat, 2006). Setelah dikaji suhu air yang paling efektif adalah 38-40°C,
suhu air yang terlalu panas juga tidak baik untuk kulit ibu, karena dapat
menyebabkan iritasi serta luka bakar pada kulit, dan apabila suhu air tidak terlalu
hangat, hal tersebut tidak akan berpengaruh untuk menurunkan rasa nyeri
persalinan. (Ria Andrianie, 2016).
Dalam penggunaannya klien diminta untuk berbaring (telentang) selama
intervensi pada saat kompres pada perineum Handuk lembab hangat yang
direndam dalam air hangat pada suhu sekitar 45℃ yang digunakan sebagai
kompres hangat, hal ini dilakukan selama 30 menit Kompres hangat dilakukan
pada daerah sacral dan perineum. (Taavoni dkk, 2013)

6. BAYI BARU LAHIR


1. Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang
kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan 37 minggu
sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai Apgar >
7 dan tanpa cacat bawaan (Rukiyah, 2013).
Bayi Baru Lahir adalah bayi segera setelah lahir sampai usia 4 minggu
(Manuaba, 2010).

2. Tanda-Tanda Bayi Lahir Sehat


Menurut Kemenkes (2010), tanda-tanda bayi lahir sehat yaitu:
1. Berat badan bayi 2500-4000gram
2. Umur kehamilan 37-40 mg
3. Bayi segeramenangis
4. Bergerak aktit kulitkemerahan
5. Mengisap ASI denganbaik
6. Tidak ada cacat bawaan
7. Penilaian Bayi Baru Lahir
Penilaian bayi baru lahir dilakukan dengan menggunakan sistem penilaian
Apgar. Dalam melakukan pertolongan persalinan merupakan kewajiban untuk
melakukan : Pencatatan (jam dan tanggal kelahiran, jenis kelamin bayi,
pemeriksaan tentang cacat bawaan). Identifikasi bayi (rawat gabung,
identifikasi sangat penting untuk menghindari bayi tertukar, gelang identitas
tidak boleh dilepaskan sampai penyerahan bayi). Pemeriksaan ulang setelah 24
jam pertama sangat penting dengan pertimbangan pemeriksaan saat lahir
belum sempurna

Apgar Score
Ket. Tampilan 0 1 2
Appearance Pucat Badan merah, Seluruh tubuh
A (warna kulit) ekstremitas kemerah-
biru merahan
Pulse Rate Tidak ada Kurang dari Lebih dari
P (frekuensi 100x/menit 100x/menit
nadi)
Grimace Tidak ada Sedikit gerak Batuk dan
G (reaksi mimic, bersin
terhadap menyeringai
rangsangan)
Activity Tidak ada Ekstremitas Gerakan aktif
A (tonus otot) dalam sedikit
fleksi
Respiration Tidak ada Lemah/tidak Baik/menangis
R (pernafasan) teratur kuat
(Sumber : Prawirohardjo (2014)

Keterangan :
1. Asfiksia berat : Jumlah nilai 0 sampai 3
2. Asfiksia sedang : Jumlah nilai 4 sampai 6
3. Asfiksia ringan : Jumlah nilai 7 sampai 9
1. Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir
1. Sistem Pernafasan
Bayi normal mempunyai frekuensi pernafasan 30-60 kali per menit,
pernafasan diafragma dada dan perut naik dan turun secara bersamaan
(Fraser dan Cooper, 2009).
2. Penurunan Berat Badan Awal
Karena mungkin kurang mendapat nutrisi selama 3 atau 4 hari pertama
kehidupan dan pada saat yang sama mengeluarkan urin, feses, dan
keringat dalam jumlah yang bermakna, neonatus secara progresif
mengalami penurunan berat tubuh sampai diberikan air susu ibu. Dalam
minggu pertama berat bayi mungkin turun dahulu tidak lebih dari 10%
dalam waktu 3-7 hari kemudian naik kembali dan hal ini normal
(Direktorat kesehatan anak khusus, 2010).
3. Sistem Kardiovaskuler dandarah
Frekuensi denyut jantung bayi rata-rata 120-160 kali/ menit.
4. SistemPencernaan
Mekonium yang telah ada di usus besar sejak usia 16 minggu
kehamilan, dikeluarkan dalam 24 jam pertama kehidupan dan
dikeluarkan seluruhnya dalam 48-72 jam. Bayi dapat berdefekasi 8-10
kali perhari atau berdefekasi tidak teratur sekitar 2 atau 3hari.

4. Penanganan bayi baru lahir meliputi:


1. Pencegahan Kehilangan Panas
Pada waktu bayi baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap
suhu badannya. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat
(Saifuddin, 2010).
Bayi baru lahir dapat mengalami kehilangan panas tubuhnya
melalui proses konveksi, konduksi, evaporasi dan radiasi.
1. Konduksi adalah proses hilangnya panas tubuh melalui kontak langsung
dengan benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari
suhu tubuh bayi.
2. Konveksi adalah proses hilangnya panas melalui kontak dengan udara
yang dingin disekitarnya, misalnya saat bayi berada di ruangan
terbuka dimana angin secara langsung mengenai tubuhnya.
3. Evaporasi adalah proses hilangnya panas tubuh bayi bila bayi berada
dalam keadaan basah, misalnya bila bayi tidak segera dikeringkan,
setelah proses kelahirannya atau setelah mandi.
4. Radiasi adalah proses hilangnya panas tubuh bila bayi diletakkan dekat
dengan benda-benda yang lebih rendah suhunya dari suhu tubuhnya,
misalnya bayi diletakkan dalam tembok yang dingin.
(saifudin, 2010)

1. Pembersihan Jalan Napas


Saat kepala bayi dilahirkan, sekresi lender yang berlebih dari mulut
dapat dibersihkan dengan lembut (Fraser dan Cooper, 2009).
Mengeringkan tubuh bayi dari cairan ketuban atau cairan lain dengan
kain hangat dan kering untuk mencegah terjadinya hipotermi. Selimuti
bayi dengan kain kering terutama bagian kepala.Ganti handuk atau kain
yang basah.Jangan menimbang bayi dalam keadaan tidak berpakaian.
Jangan memandikan setidak-tidaknya 6 jam setelah persalinan.
Letakkan bayi pada lingkungan yang hangat.(Sulisdian, 2019)

2. Memotong dan Merawat TaliPusat


Dalam memotong tali pusat, dipastikan bahwa tali pusat telah diklem
dengan baik Untuk mencegah terjadinya perdarahan Pemotongan tali
pusat ditakukan secara asepsis untuk mencegah infeksi tali pusat dan
tetanus neonatorum. Yang terpenting dalam perawatan tali pusat
adalah menjaga, agar tali pusat tetap kering dan bersih
(Saifuddin,2010).

3. Inisiasi Menyusui Dini dan PemberianNutrisi


Segera, setelah dilahirkan bayi diletakkan di dada atau perut atas ibu
selama paling sedikit satu jam untuk memberi kesempatan pada bayi
untuk mencari dan menemukan puting ibunya Manfaat IMD adalah
membantu stabilisasi pernafasan, mengendalikan suhu tubuh, menjaga
kolonisasi kuman yang aman, dan mencegah infeksi nosokomial
(Saifuddin,2010).

4. Injeksi Vitamin K
Pemberian vitamin K dapat menurunkan insiden kejadian perdarahan
akibat defisisensi vitamin K1 yang dapat menyebabkan kematian
neonatus. Untuk mencegah perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir
diberikan suntikan vitamin K1 (phtomenadione) sebanyak 1 mg dosis
tunggal, intra muskuler pada anterolateral paha kiri. (Kementrian
Kesehatan RI, 2010).

5. Pemberian Salep Mata


Pemberian antibiotik profilaksis pada mata dapat mencegah terjadinya
konjungtivitis. Profilaksis mata yang sering digunakan yaitu tetes mata
silver nitrat 1%, salep mata, eritromisin, dan salep, mata tetrasiklin
(Saifuddin, 2010).
6. Pemberian Imunisasi Hb0
Imunisasi hepatitis pertama (Hbo) dalam kemasan unicek diberikan 1-2
jam setelah pemberian vitamin K1 secara intra muskuler. Pemberian
imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk menjaga infeksi hepatitis B,
terutama jalur penularan Ibu/Bayi (kemenkes RI 2010).

5. Kunjungan Neonatal
Kunjungan neonatal adalah pelayanan kesehatan kepada neonatus
sedikitnya 3 kali yaitu:
1. Kunjungan neonatal I (KN 1) pada 6 jam sampai dengan 48 jam
setelahlahir:
1. mempertahankan suhu tubuhbayi
2. pemeriksaan fisikbayi
3. Dilakukan pemeriksaan fisik: telinga,mata, hidung,
leher,dada.
4. Konseling: jaga kehangatan, pemberian Asi sulit, kesulitan
bernafas, warna kulitabnormal.

1. Kunjungan neonatal II (KN2) pada hari ke 3 s/d 7hari


1. Menjaga tali pusat dalam keadaan bersih dankering
2. Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri,
ikterus,dandiare
3. Memberikan Asi bayi disusukan minimal 10-15 kali dalam
24 jam
4. Menjaga suhu tubuhbayi
5. Menjaga kehangatanbayi
6. Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan Asi
eksklusif, pencegahan hipotermi, dan perawatan bayi baru
lahir dirumah dengan menggunakan bukuKIA.
7. Diberitahukan teknik menyusui yangbenar

1. Kunjungan neonatal III (KN3) pada hari ke 8-28hari


Pelayanan kesehatan diberikan oleh dokter/bidan/perawat, dapat
dilaksanakan di Puskesmas atau melalui kunjungan rumah:
1. Pemeriksaanfisik
2. Menjaga kebersihanbayi
3. Memberitahukan ibu tentang tanda-tanda bahaya bayi baru
lahir
4. Memberikan Asi minimal 10-15 kali dalam 24jam
5. Menjaga kehangatanbayi
6. Menjaga suhu tubuhbayi
7. Memberitahu ibu tentang imunisasi BCG (Kementrian
Kesehatan RI,2010).
8. MASA NIFAS
1. PengertianNifas
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan
pascapersalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini, dan
pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta
penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan,
imunisasi, dan nutrisi bagi ibu. (Saiftiddin, 2010).

2. Tujuan Perawatan Nifas


1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik.
2. Melaksanakan skrining yang komperhensif, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu
maupunbayinya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi, kepada
bayinya, dan perawatan bayisehat.
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana (Saifuddin,2010).

5. Tahapan masa nifas


Nifas dibagi menjadi 3 periode , yaitu
1. Puerperium dini , yaitu kepulihan ketika ibu telah diperolehkan berdiri
dan berjalan
2. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat – aat genitalia
3. Remote puerperium , yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan
sehat sempurna , terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi . waktu untuk sehat sempurna mungkin
beberapa minggu, bulan, tahun.
1. Perubahan Fisiologis Masa Nifas Normal
1. Involusi Uterus
Involusi uterus merupakan proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum
hamil setelah melahirkan (Varney, dkk, 2007).

Perubahan Uterus Masa Nifas


Berat
Involusi TFU
Uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Uri lahir 2 jari bawah pusat 750 gram
1minggu Pertengahan pusat simpisis 500gr
2minggu Tidak teraba diatas simpisis 350gr
6minggu Normal 50gr
8minggu Normal tapi sebelum hamil 30gr
Sumber : Sofian, 2012

2. Lochea
Menurut Sofian (2012) lokia adalah cairan sekret yang berasal dari
kavum uteri dan vagina dalam masa nifas
1. Lochea Rubra(cruenta)
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel
decidua, vemiks kaseosa, lanugo, mekonium selama 2 hari
pasta persalinan.
2. LocheaSanguilenta
Berwama merah kuning, berisi darah dan lendir hari ke 3-7 pasca
persalinan.
3. LocheaSerosa
Berwama kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7- 14
pasca persalinan
4. LocheaAlba
Cairan putih, setelah 2 minggu.

5. Lochiapurulenta
Terjadi infeksi yaitu keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
1. Vagina danPerineum.
Segera setelah kelahiran, vagina tetap terbuka lebar, mungkin mengalami
beberapa derajat edema memar, dan celah pada introitus. Setelah satu
hingga dua hari pertama pascapartum, tonus otot vagina kembali, celah
vagina tidak lebar dan vagina tidak lagi edema. Sekarang vagina menjadi
berdinding lunak, lebih besar dari biasanya, dan umumnya longgar
(Varney, 2017).
2. Payudara
Laktasi dimulai pada semua wanita dengan perubahan hormon saat
melahirkan. Apakah wanita memilih menyusui atau tidak, ia
dapatmengalami kongesti payudara selama beberapa hari pertama
pascapartum karena tubuhnya mempersiapkan untuk memberikan nutrisi
kepada bayi. Wanita yang menyusui berespons terhadap menstimulus bayi
yang disusui akan terus melepaskan hormon dan stimulasi alveoli yang
memproduksi susu (Varney, 2017).

6. Kebutuhan ibu nifas

1. Nutrisi

Konsumsi makanan dengan menu seimbang, bergizi dan cukup kalori,


membantu memulihkan tubuh dan mempertahankan tubuh dari infeksi,
mempercepat pengeluaran Asi serta konstipasi, selain itu ibu
memerlukan tambahan kalori 500 kalori tiap hari.

2. Pola Istirahat

Ibu nifas dianjurkan tidur siang dan beristirahat selagi bayi tidur
merupakan cara untuk mencegah kelelahan pada ibu nifas (Saifuddin,
2009). Istirahat cukup dibutuhkan karena apabila kurang Istirahat akan
mempengaruhi produksi air susu ibu, memperlambat proses involusi, dan
menyebabkan depresi (Saifuddin, 2010).

3. PersonalHygiene

Membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air pada daerah di


sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, kemudian
membersihkan daerah sekitar anus. Membersihkan diri setiap kali selesai
buang air kecil atau besar dan mengganti pembalut minimal dua kali
sehari (Saifuddin,2009)

4. Polaeliminasi

Kesulitan buang air besar (konstipasi) dapat terjadi karena ketakutan


akan rasa sakit, takut jahitan terbuka, atau hemoroid, kesulitan ini dapat
dibantu dengan mobilisasi dini, mengkonsumsi makanan tinggi serat dan
cukup minum sehingga bisa buang air besar dengan lancar

5. DukunganPsikologis
1. Perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi yang harus
dijalani:
1. Fase Taking In
Periode ketergantungan, periode ini berlangsung dari hari
pertama sampai hari kedua setelah melahirkan.
2. Fase Taking Hold
Pada fase ini akan timbul rasa khawatir akan ketidaknyaman
dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi.
3. Fase LetingGo
Menerima tanggung jawab akan peran barunya, fase ini akan
berlangsung sepuluh hari.
2. Post Partum Blues
Melahirkan adalah sebuah karunia terbesar bagi wanita dan momen
yang sangat bahagiakan, tapi kadang harus menemui kenyataan
bahwa tak semua menganggap seperti itu karena ada juga wanita yang
mengalami depresi setelah melahirkan.

3. Waktu kunjungan nifas

Menurut kementrian kesehatan RI (2015) ibu dianjurkan melakukan


kontrol/ kunjungan masa nifas setidaknya 3 kali, serta menurut panduan
operasional persalinan dan nifas normal bagi tenaga kesehatan ( 2015),
waktu kunjungan nifas KF1 – KF3:
1. Kunjungan nifas pertama (KF1)
KF1 adalah kunjungan nifas pada masa 6 jam sampai 3 hari setelah
persalinannya, asuhannya:
1. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi
fundus dibawah umbilikus dan tidak ada tanda- tanda perdarahan
abnormal.
2. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, dan perdarahan
abnormal.
3. Memastikan ibu mendapat istirahat yangcukup
4. Memastikan ibu mendapat makanan yangbergizi
5. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan
tanda-tandapenyulit
6. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan bayi, tali
pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
2. Kunjungan Nifas Kedua (KF2)
KF2 adalah kunjungan nifas kurun waktu hari ke-4 sampai hari ke-
28 setelah persalinan. Asuhannya :
Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi,
fundus dibawah umbilikus, dan tidak ada tanda-tanda perdarahan
abnormal
3. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, dan perdarahan
abnormal.
4. Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup
5. Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi.
6. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
7. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi,
tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari-
hari
8. Kunjungan Nifas Ketiga (KF3)
KF3 adalah kujungan nifas dalam kurun waktu hari ke- 29 sampai
dengan hari ke- 42 setelah persalinan. Asuhannya:
1. menanyakan pada ibu tentang penyulit –penyulit yang ia adaalami
2. memberikan konseling untuk KB secara dini, imunisasi, senam
nifas, dan tanda-tanda bahaya yang dialami oleh ibu danbayi.
3. Periksa tanda-tanda vital ( keadaan umum, fisik: perdarahan
pervaginam, lokhea, kondisi perineum, tanda infeksi ,
kontraksiuterus,tinggifundusdantemperatursecararutin,tekanan
darah, nilai fungsi berkemih, fungsi cerna, penyembuhan luka,
sakit kepala, rasa lelah, dan nyeri punggung)
4. Tanyakan ibu mengenai suasana emosinya, bagaimana dukungan
yang didapatkannya dari keluarga, pasangan, dan masyarakat
untuk perawatan bayinya.

9. Cara Merawat Luka Perineum


Lakukan perawatan perineum pada saat mandi , setelah BAK, BAB dari
depan kebelakang. Perawatan sebaiknya dilakukan dikamar mandi dengan
posisi ibu jongkok. Mengganti pembalut minimal 2 kali perhari atau saat
dirasa tidak nyaman. Merawat luka jahitan dengan cara mengkompres
sambil sedikit ditekan dengan kassa betadine sampai terasa perih
(Sulistyowati,2009)

10. Peran Bidan Dalam masa Nifas


1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai
dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis masa
nifas
2. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga
3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
Adanya Penelitian yang menyatakan jika Ibu Nifas 0-3 hari jika
mendapatkan penyuluhan teknik menyusui, diharapkan ibu nifas 0-3
hari mampu menyusui dengan teknik yang baik dan benar. Adapun
kegiatan yang dilakukan berupa penyuluhan teknik menyusui dengan
baik dan benar dengan mengunakan metode ceramah dan tanya jawab
serta demonstrasi tekhnik menyusui yang baik dan benar. Hasilnya
semua ibu menyusui sudah mampu melakukan redemonstrasi tekhnik
menyusui yang baik dan benar. (Utami, 2015 )
4. Membuat kebijakan perencanaan program kesehetan yang berkaitan ibu dan
anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi
5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
6. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarga mengenai cara mencegah
perdarahan , mengenali tanda tanda bahaya , menjaga gizi yang baik sera
mempraktekan kebersihan yang aman
7. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data , menetapkan
diagnose dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat
proses pemulihan, mecegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan
bayi selama periode nifas
8. Memberikan asuhan secara professional (Depkes, 2010)
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS


PADA NY. M USIA 28 TAHUN G1P0A0 USIA KEHAMILAN 37 MINGGU
DI PMB MARIANA RAENI, S.ST NATAR LAMPUNG SELATAN

PENGKAJIAN:
Tanggal : 01-09-2022
Waktu : Pkl. 14.00 WIB

1. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Pasien:
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Suami
1. Nama : Ny.M 1. Nama : Tn. K
2. Umur : 28 tahun 2. Umur : 29 tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMA 4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : IRT 5. Pekerjaan : Wiraswasta
6. Suku bangsa : Jawa 6. Suku Bangsa : Jawa
7. Alamat : Rulung Sari 7. Alamat : Rulung Sari
8. No Telp : 082269681258 8. No Telp :-

9. Alasan Datang:
Ibu datang dengan alasan ingin memeriksakan kehamilannya (kunjungan rutin)
Keluhan utama:
Ibu mengatakan bahwa dirinya saat ini sedang merasa kontraksi palsu dan nyeri
punggung

Riwayat Haid:
Menarche : 14 tahun Nyeri Haid : tidak ada
Siklus : 28 hari Lama : 7 hari
Warna darah : merah kehitaman
Banyaknya : 2x ganti pembalut/ hari

10. Riwayat Kehamilan sekarang :


1. G1P0A0
2. Usia kehamilan : 37 minggu
3. HPHT : 16-12-2021
4. HPL : 23-09-2022
5. Gerak janin
1. Pertama kali : 16 minggu
2. Frekuensi dalam 12 jam : > 10 x / hari
3. Tanda bahaya :
1. TM I : tidak ada
2. TM II : tidak ada
3. TM III : tidak ada
4. Keluhan
1. Trimester I : mual
2. Trimester II : tidak ada
3. Trimester III : tidak ada
5. Riwayat terapi
1. Trimester I : Fe + vitamin
2. Trimester II : Fe + kalsium dan vitamin
3. Trimester III : Fe + vitamin
6. Riwayat Alergi : tidak ada
7. Kekhawatiran khusus : tidak ada
8. Imunisasi / TT : TT 4

9. ANC :
ANC Suplement & Fe
Tanggal Tempat MASALAH TINDAKAN/PENKES
Ke (Jenis & Jml)
4 01-09-2022 PMB Mariana Calcifar Tidak ada Tanda-tanda persalinan,
Raeni, SST. bundavin Persiapan persalinan, dan
Cara mengatasi rasa nyeri

10. Riwayat Kehamilan persalinan dan nifas yang lalu


No Tahun Tempat Usia Jenis Penolong Penyulit L/ BB PB
Partus Partus Kehamilan Partus P
- - - - - - - - - -

11. Riwayat KB
1. Pernah / tidak pernah : Tidak Pernah
2. Rencana Setelah Melahirkan : -

3. Riwayat Penyakit
Ibu mengatakan dirinya tidak pernah menderita penyakit serius seperti penyakit
menular, menurun dan menahun.

4. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari


Sebelum hamil :
Sebelum hamil Selama Hamil
A. Nutrisi
1) Makan
Frekuensi makan 3X/hari 3X/hari
pokok
Komposisi
Nasi 1 piring sedang 1 piring penuh
Lauk 2 potong sedang, 3 potong sedang, jenisnya
jenisnya tahu/tempe tahu/tempe, daging ayam
Sayuran ¼ mangkuk sayur ; jenis 1 mangkuk sayur ; jenis
sayuran kangkung sayuran bayam/katuk
Buah 1 x seminggu; jenis 1 x sehari ; jenis
pisang pisang,jeruk
Camilan Tidak ada Biscuit ibu hamil
Pantangan: Tidak ada Tidak ada
Keluhan: Tidak ada TM 1 mual
Perubahan selama Tidak ada Porsi makan lebih banyak
Hamil
2) Minum
Jumlah total 5 gelas perhari; jenis air 8 gelas perhari; jenis air
putih putih
Susu Tidak minum susu 1 gelas perhari; jenis susu
ibu hamil bubuk
Jamu Tidak ada Tidak ada
Keluhan: Tidak ada Tidak ada
Perubahan selama Tidak ada Tidak ada
Hamil
b. Eliminasi
1) BAK
Frekuensi perhari 3x 5-6 x
Warna Kuning Jernih-kuning
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Konsistensi Cair Cair
2) BAB
Frekuensi perhari 1x 1x
Warna Kuning Kuning
Konsistensi Lembek Lembek
Keluhan Tidak ada Tidak ada
C. Personal Hygine
Mandi 2 x sehari 2 x sehari
Keramas 14 x seminggu 14 x seminggu
Gosok Gigi 2 x sehari 2 x sehari
Ganti Pakaian 2 x sehari 2 x sehari
celana dalam 2 x sehari 2 x sehari
Kebiasaan memakai Iya Iya
alas kaki
Keluhan Tidak ada Tidak ada
d. Hubungan
sexsual
Frekuensi 1 x seminggu 1 x seminggu
Contact bleeding Tidak ada Tidak ada
Keluhan lain Tidak ada Tidak ada
Perubahan selama Tidak ada Tidak ada
hamil ini
e. Istirahat/Tidur
Tidur malam 7 jam 8 jam
Tidur siang ½ jam 1 Jam
Keluhan/masalah Tidak ada Tidak ada
Perubahan selama Tidak ada Tidak ada
hamil ini
f. Aktivitas fisik
dan olah raga
Aktivitas fisik Olahraga Olahraga
(beban pekerjaan)
Olah raga Berjalan kaki Berjalan kaki
Frekuensi 1 x seminggu 5 x seminggu
Perubahan selama Tidak ada Lebih sering berolahraga
hamil ini (berjalan kaki)
g. Kebiasaan yang
merugikan
kesehatan
Merokok aktif Tidak ada Tidak ada
Lingkungan perokok Tidak ada Tidak ada
Minuman Tidak ada Tidak ada
beralkohol
Obat-obatan Tidak ada Tidak ada
Napza Tidak ada Tidak ada
Aktifitas yang Tidak ada Tidak ada
merugikan

5. Riwayat Psikososial-Spiritual
1. Riwayat perkawinan :
1. Status perkawinan : menikah, umur waktu menikah : 25 th.
2. Pernikahan ini yang ke 1 sah
3. Hubungan dengan suami : baik
4. Kehamilan ini diharapkan oleh keluarga
Respon & dukungan keluarga terhadap kehamilan ini : bahagia dan mendukung
5. Ibu tinggal serumah dengan : suami
6. Pengambil keputusan utama dalam keluarga : suami
Dalam kondisi emergensi, ibu tidak dapat mengambil keputusan sendiri.
7. Orang terdekat ibu : suami
Yang menemani ibu untuk kunjungan ANC : suami
8. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan : tidak ada
9. Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan : Praktik Mandiri
Bidan (PMB) Mariana Raeni, SST.
10. Penghasilan perbulan: > Rp. 2.500.000,-
11. Praktek agama yang berhubungan dengan kehamilan :
1. Kebiasaan puasa /apakah ibu berpuasa selama hamil ini? Tidak
Jika ‘ya’ frekuensi puasa : -
Keluhan selama puasa : -
Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan :
√ ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh nakes wanita maupun pria;
√ boleh menerima transfusi darah;
√ boleh diperiksa daerah genitalia,

2. Tingkat pengetahuan ibu :


Hal-hal yang sudah diketahui ibu : Tanda bahaya pada kehamilan
3. Lingkungan
Kebiasaan kontak dengan binatang : tidak ada
4. Paparan dengan polutan : tidak ada
5. Seksual
Keluhan : tidak ada

6. DATA OBYEKTIF:
1. PEMERIKSAAN FISIK:
1. Pemeriksaan Umum:
1. Keadaan umum : baik Tensi : 114/77 mmHg
2. Kesadaran : composmentis Nadi : 82x/menit
3. BB Sebelum/ Sekarang : 61 kg / 70 kg Suhu /T : 36,3 C
4. TB : 166 cm RR : 20x/menit
5. LILA : 26 cm
6. Status present
Kepala : rambut hitam, tidak kusam, tidak berketombe
Mata : konjungtiva an anemis, sklera an ikterik
Hidung : bersih, tidak ada polip
Mulut : rongga mulut bersih, lidah bersih, gigi tidak caries
Telinga : bersih
Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan vena
jugularis
Ketiak : tidak ada pembengkakan pada kelenjar tyroid
Dada : simetris, belum ada pengeluaran colostrum

Perut : linea nigra, tidak ada striae, tidak ada luka bekas
operasi
Genitalia : pasien mengatakan tidak terdapat pengeluaran
pervaginam
Ekstremitas : Normal, tidak oedem
Refleks patella : Positif kanan dan kiri
Punggung : simetris
Anus : normal, tidak ada hemoroid
7. Status Obstetrik
1. Inspeksi:
1. Muka : tidak ada cloasma gravidarum
2. Mamae : simetris, terdapat hiper pigmentasi pada puting
3. Abdomen : tidak ada bekas luka operasi, terdapat striae alba
dan linea nigra
4. Vulva : bersih

2. Palpasi (Oblique)
5. Leoplod I : pada bagian fundus teraba bulat, lunak, dan tidak
melenting (bokong)
6. Leoplod II : pada bagian kanan perut ibu teraba bagian- bagian
kecil janin (ekstermitas), pada bagian kiri perut
ibu teraba bagian panjang, keras dan datar
(punggung / PUKA).
7. Leoplod III : pada bagian bawah perut ibu teraba bagian bulat,
keras, dan melenting (kepala)
8. Leopold IV : Kedua tangan sejajar (divergen) yang berarti
kepala sudah masuk PAP (3/5)

9. TFU
Mc Donald : 30 cm
TBJ : (30-11) 155 = 2945 gram

4. Auskultasi :
DJJ : 132 x / menit
Punctum Maksimum : 3 Jari dibawah pusat sebelah kanan
10. Perkusi : tidak ada
11. Pemeriksaan panggul : tidak ada

12. Pemeriksaan penunjang :


13. HB : 12,5 gr %,
14. Golda : O+
15. Triple eliminasi : HIV: Non Reaktif, HbsAg: Non Reaktif, Syfilish: Non
reaktif

16. Birth plan / Rencana Persalinan


Berdasarkan lembar birth plan yang sudah diisi oleh ibu diperoleh data Ny.
M usia 28 tahun suami Tn. K tidak mengalami step dan tidak memiliki
diabete gestasional, ibu menginginkan persalinan normal pervaginam, ibu
menginginkan suami dan orangtua hadir sebelum dan atau selama
persalinan, ingin sedikit mungkin gangguan dan menginginkan suami dan
orangtua untuk hadir sepanjang waktu, ibu ingin menjalani tahap pertama
persalinan dengan berbaring, ibu ingin pemantuan janin menjadi continue,
ibu ingin mendapatkan terapi panas/heat therapy untuk mengurangi nyeri
persalinan kala I dan kala II, saat bayi lahir ibu ingin menggendong
secepatnya dan ibu ingin menyusui sesegera mungkin setelah melahirkan,
ibu ingin keluarganya untuk bergabung dengan ibu dan bayi segera setelah
melahirkan, ibu ingin pemeriksaan dan prosedur medis bayi di berikan
dihadapan ibu dan ibu tidak ingin bayinya di berikan air gula di sebuah dot,
ibu ingin mandi pertama bayi di berikan di hadapannya, ibu ingin
memberikan makanan bayi hanya dengan ASI, ibu ingin bayi di tinggal di
kamarnya sepanjang waktu, ibu ingin pasangannya untuk memiliki
kunjungan tanpa batas jika memiliki anak laki-laki, sunat akan di lakukan
kemudian, setelah lahir ibu ingin tinggal di PMB sependek mungkin, jika
bayi tidak sehat, ibu ingin untuk menyusui atau memberikan ASI yang di
pompa.
17. ANALISA MASALAH
18. Diagnosa : Ny. M G1P0A0 usia kehamilan 37 minggu
dengan
kehamilan normal Janin tunggal hidup intra
uterin presentasi kepala
19. Masalah : Tidak ada
20. Kebutuhan : Konseling tentang tanda-tanda persalinan dan
21. perencanaan persalinan
22. Masalah potensial : Tidak ada
23. Tindakan Segera : Tidak ada
24. Rencana Asuhan : Ny. M sudah dilakukan birthplan untuk
mengurangi nyeri persalinan kala I dengan
menggunakan heat therapy/kompres hangat

25. PELAKSANAAN
Tanggal 01-09-2022 Jam 14.30 WIB
1. Memberitahu mengenai hasil pemeriksaan tanda-tanda vital ibu bahwa keadaan
umum ibu normal
Rasional : Untuk mengetahui dan mengidentifikasi masalah kesehatan ibu
jika di temukan masalah dapat di tangani lebih awal dan tidak menjadi penyakit
kronis di masa mendatang
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan

26. Memberitahu tentang perencanaan persalinan dengan menggunakan heat


therapy/kompres hangat
Rasional : Penggunaan heat therapy/kompres hangat yang diterapkan pada
daerah sacral-perineum selama persalinan dapat melebarkan pembuluh darah
dan meningkatkan aliran darah, maka dapat mempengaruhi transmisi impuls
nyeri dan dapat meningkatkan elastisitas kolagen, dianggap meredakan nyeri
dan mengurangi spasme otot yang disebabkan oleh iskemia yang merangsang
neuron yang memblok transmisi lanjut rangsang nyeri yang menyebabkan
vasodilatasi dan peningkatan aliran darah kedareah yang dilakukan
pengompresan.
Evaluasi : Ibu bersedia menggunakan heat therapy/kompres hangat selama
persalinan berlangsung

27. Anjurkan ibu untuk menyusun birth plan (rencana persalinan) untuk
mendapatkan hasil persalinan sesuai dengan yang di inginkan dan membantu
calon ibu untuk lebih tenang menghadapi persalinan. Birth plan juga tidak hanya
dalam proses melahirkan tetapi juga siap menjadi seorang ibu.
Rasional : Agar persalinan ibu dapat berjalan efektif dan sesuai rencana
Evaluasi : Ibu telah menyusun birth plan (rencana persalinan) yang telah
dianjurkan

28. Memberikan informasi tentang kebutuhan gizi ibu hamil.


Rasional :Agar kebutuhan nutrisi ibu tetap terpenuhi karena dengan gizi
seimbang terutama yang banyak mengandung zat besi bertujuan untuk
meningkatkan kadar sel darah merah.
Evaluasi : Ibu memahami penjelasan yang disampaikan dan berjanji akan
makan sesuai anjuran bidan

29. Menjelaskan pada Ibu tentang tanda bahaya pada Kehamilan TM III, di
antaranya yaitu : demam tinggi, kejang, penglihatan kabur, gerakan janin
berkurang, nyeri perut yang hebat, dan oedema pada wajah, tangan serta kaki.
Rasional : Agar ketika ibu mengalami tanda bahaya pada kehamilannya
ibu segera menghubungi petugas Kesehatan
Evaluasi : Ibu memahami penjelasan yang disampaikan dan berjanji akan
segera periksa jika mengalami tanda bahaya tersebut
30. Memberi Therapy pada ibu Fe 1x di minum pada malam hari calsium lactas 1x
di minum pagi hari, asam folat 1x di minum pagi hari
Rasional : Fe untuk membantu pembentukan haemoglobin dalam darah,
Kalsium lactas Sebagai asupan kalsium untuk meningkatkan metabolisme dan
kinerja neuromuskular dan kesehatan tulang sehingga mencegah kram pada
kaki, Asam folat untuk membanttu pertumbuhan janin,dan mencegah lahir
premature
Evaluasi : Ibu bersedia mengkonsumi Fe, Kalsium lactas, dan asam folat
sesuai yang dianjurkan

31. Menjelaskan kepada ibu tentang persiapan persalinan di antaranya:


1. Kendaraan yang akan di gunakan ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan
2. Pendonor darah jika di perlukan
3. Biaya dan penentuan tempat serta penolong persalinan
4. Anggota dan keluarga yang dijadikan sebagai pengambil keputusan jika
terjadi suatu komplikasi yang membutuhkan rujukan
5. Baju ibu dan bayi beserta perlengkapan lainnya
6. Surat surat dan fasilitas kesehatan seperti ASKES, BPJS
Rasional : Agar ketika ibu akan bersalin sudah ada persiapan
Evaluasi : Ibu memahami apa saja persiapan yang harus disiapkan dan
akan menyiapkannya

32. Anjurkan kontrol ulang bila mengalami tanda-tanda persalinan


Rasional : Untuk mengetahui bahwa ibu sudah masuk pada fase persalinan
Evaluasi : Pasien berjanji akan datang bila mengalami tanda-tanda
persalinan
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN FISIOLOGIS
PADA NY. M USIA 28 TAHUN G1P0A0 USIA KEHAMILAN 40 MINGGU
DI PMB MARIANA RAENI, S.ST NATAR LAMPUNG SELATAN

A. PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF


Tanggal : 23-09-2022
Jam : 07.00 WIB s/d selesai

1. DATA SUBJEKTIF
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Suami
Nama : Ny.M Nama : Tn. K
Umur : 28 tahun Umur : 29 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Suku bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Rulung Sari Alamat : Rulung Sari
No Telp : 082269681258

KALA I
DATA SUBJEKTIF
1. Alasan masuk kamar bersalin: Ibu mengatakan perutnya kenceng-
kenceng keluar lendir campur darah ,akan melahirkan
2. Keluhan utama: Sakit pada pinggang dan kencang pada perut, sakit
menjalar sampai kepinggang, keluar lendir campur darah
3. Tanda-tanda persalinan:
1. Kontraksi sejak pukul. 22.00 WIB, lama 15 detik, intensitas
2x/10 menit, lokasi ketidaknyamanan di pinggang bawah dan
perut.
2. Pengeluaran pervaginam adalah lendir bercampur darah (blood
slym).
4. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir sekitar 20 kali
5. Riwayat sebelum masuk kamar bersalin, ibu sehat.
6. Riwayat perkawinan 1 kali, pernikahan ke-1, umur nikah 27 tahun, lama
pernikahan 1 tahun.
7. Riwayat Menstruasi
HPHT : 16-12-2021
HPL : 23-09-2022
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
Lamanya : 5 hari
Fluor albus : Tidak ada
Dismenorhe : Tidak ada masalah
Banyaknya : 3 kali ganti pembalut
8. Riwayat Kehamilan Ini
1. Riwayat ANC
ANC teratur, Frekuensi selama hamil 6 kali
2. Obat-obat yang dikonsumsi selama hamil : tidak ada
3. Status imunisasi : T4, tanggal: 26-03-2022
4. Keluhan / masalah yang dirasakan ibu selama hamil

No Keluhan Tindakan Oleh Tempat

1 Mual Saran, minum manis Bidan PMB


hangat, hindari Mariana
makanan pedas, Raeni
berminyak, asam
dan beraroma tajam
2 Kaki kram Saran, ikuti kelas Bidan PMB
ibu hamil yang akan Mariana
diajarkan senam Raeni
hamil didesa
setempat karena
senam hamil dapat
mengurangi kram

1. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu


Hamil Persalinan Nifas

Tgl
ke- UK Jenis Penolong Kompli JK BB Perdarahan Lactasi Kompli
lahir

2. Riwayat Kontrasepsi Yang digunakan


Mulai memakai Berhenti/ganti cara
No Jenis Tgl oleh tempat keluhan tgl Oleh tempat alasan
Ibu
belum
pernah
pakai
alkon
KB

3. Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan tidak punya penyakit sistemik, penyakit menurun, menular,
seperti TBC, DM, Jantung, HIV/AIDS
Riwayat Kesehatan yang Lalu : Tidak ada
Riwayat Kesehatan Sekarang : Tidak ada
Riwayat Kesehatan Keluarga : Tidak ada
Riwayat alergi obat : Tidak Ada
Riwayat Obstetri Ginekologi : Tidak pernah SC ataupun hamil kembar
4. Kebutuhan Fisik
Pola
Sebelum Hamil Sesudah hamil Keluhan
Kebiasaan
BAB 1x 1x Tidak ada
BAK 3-4 x 5-6 x Tidak ada
Melakukan Melakukan
Aktifitas Tidak ada
pekerjaan di rumah pekerjaan di rumah
Personal
Mandi 2x/hari Mandi 2x/hari Tidak ada
Hyegiene
Tidur siang 1 Tidur siang 1
Istirahat Tidak ada
jam,malam 6-8 jam jam,malam 6-8 jam
Pola
2-3x/minggu Tidak tentu Tidak ada
seksual
Makan 3x /hari Makan 3x /hari
Nutrisi Tidak ada
Jumlah ideal Porsi ideal

5. Keadaan Psiko sosial dan spiritual


1. Pendamping persalinan : suami dan keluarga
2. Tanggapan ibu dan keluarga terhadap proses persalinan yang
dihadapi: Suami dan keluarga mengatakan sangat siap dan
senang dengan kelahiran anaknya ini, dan mengucapkan
terimakasih karena dibantu oleh bidan.
3. Persiapan persalinan yang telah dilakukan: keluarga mengatakan
telah menyiapkan biaya, kendaraan, pakaian dan perlengkapan
ibu dan bayi, dan lain-lain.
4. Pengetahuan tentang proses persalinan: ibu dan keluarga
mengatakan bahwa telah mendapat informasi tentang persalinan
dari kelas ibu hamil yang diikutinya.

B. PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF


1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : compos mentis
Tanda-tanda Vital : TD : 110/70 mmHg
HR: 85 kali / menit
RR: 22 kali / menit
T : 36,80 C
BB sebelum hamil : 61 kg
BB saat ini : 70 kg
Kenaikan BB : 9 kg
TB : 166 cm
LILA : 26 cm
IMT : 25,4 (normal)

2. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
Rambut : normal lurus bersih
Muka : simetris, tidak terdapat cloasma gravidarum, tidak ada
pembengkakan.
Mata : sklera tidak ikterik, konjungtiva merah, mata tidak
cekung
Hidung : simetris
Gigi, lidah, gusi : bersih.
Telinga : bersih simetris
2. Leher
Kelenjar thyroid , getah bening dan vena jugolaris tidak ada pembesaran.
3. Dada / payudara
Bentuk: membesar simetris, areola hiperpigmentasi dan bersih, payudara
membesar, puting menonjol, colostrum mulai keluar, tidak ada benjolan
atau massa.

4. Abdomen
1. Inspeksi
Bentuk bulat, tidak terdapat luka bekas SC, striae gravidarum/albican
tidak ada, linea nigra ada, terlihat gerakan janin.

2. Palpasi
1. Leopold I : TFU teraba se-px dan fundus teraba
bulat, lunak dan tidak melenting, yang berarti
bokong
2. Leopold II : Pada perut bagian kanan teraba
bagian datar, keras dan memanjang seperti papan
yang berarti punggung janin, dan bagian kiri
teraba bagian-bagian kecil yang berarti
ekstremitas bayi (PUKA)
3. Leopold III: Pada perut bagian bawah teraba bulat,
keras dan melenting yang berarti kepala dan sudah
tidak dapat digoyangkan
4. Leopold IV: Kedua tangan sejajar (divergen) yang
berarti kepala sudah masuk PAP (3/5)
Mc Donald : 30 cm
DJJ : 142 kali / menit
TBJ : (30-11) 155 = 2945 gram

3. Auskultasi
Punctum maksimum sebelah kanan, DJF: 142 kali/ menit, teratur.

4. His
Frekuensi: 3 kali/ 10 menit, durasi 45 detik, intensitas kuat.

5. Palpasi supra pubis

5. Pengukuran nyeri menggunakan VAS (Visual Analog Scale)


Dilakukan pengukuran nyeri menggunakan VAS terhadap ibu bersalin pada
saat pembukaan 6 cm didapatkan hasil :

NO KRITERIA SKALA NYERI SKOR NILAI

1 Tidak nyeri 0
2 Nyeri sangat ringan 1
Nyeri ringan. Ada sensasi seperti
3 2
dicubit, namun tidak begitu sakit
Nyeri sudah mulai terasa tapi masih
4 3
bisa ditoleransi
Nyeri cukup mengganggu (contoh :
5 4
nyeri sakit gigi)
Nyeri benar-benar mengganggu dan
6 tidak dapat didiamkan dalam waktu 5
lama
Nyeri sudah sampai tahap
7 menganggu indra gerutama 6
penglihatan
nyeri sudah membuat anda tidak
8 7 7
bisa melakukan aktifitas
nyeri sudah membuat anda tidak
9 bisa berfikir jernih, bahkan terjadi 8
perubahan perilaku
nyeri mengakibatkan anda menjerit-
10 jerit dan menginginkan cara apapun 9
untuk menyembuhkan nyeri
Nyeri berada ditingkat yang paling
11 parah dan bisa menyebabkan tak 10
sadar diri
Total skor 7

6. Ekstremitas
Tidak ada oedema, tidak ada kelainan, tidak ada varices, warna kuku pink
bersih, reflek patella positif.
7. Genetalia eksterna dan Anus
Vagina: bersih, ada tanda chadwick,tidak ada kelainan, fluor albus, oedema,
varices, bekas luka, infeksi.
Anus: tidak ada hemoroid
3. Pemeriksaan Dalam
1. Indikasi : Ibu mengatakan mulas sejak 8 jam yang lalu, keluar
lendir campur darah, ketuban (+) , his (+), hamil aterm
2. Tujuan : untuk mengetahui kedaan ibu inpartu dan berada difase
persalinan
1. Hasil : Pembukaan 6 cm, selaput ketuban (+),
presentasi kepala, teraba ubun-ubun kecil, terdapat lendir
bercampur darah (blood slym)
2. Kesimpulan
Ibu inpartu kala I fase aktif, pembukaan 6 cm, presentasi kepala,
ketuban (+).

C. DATA PENUNJANG
HB : 12,5 gr %,
Golda : O+
Triple eliminasi : Non Reaktif

D. ANALISA DATA
Diagnosa :
Ibu Ny. M G1P0A0, hamil 40 minggu, inpartu kala I fase aktif
janin tunggal hidup intra uterina, letak memanjang, presentasi kepala.
Dasar diagnosa:
1. Ibu mengatakan ini hamil yang ke 1, belum pernah keguguran
2. HPHT: 16-12-2021, TP ; 23-09-2022
3. Hasil VT Pembukaan: 6 cm
4. DJJ tunggal disebelah kanan perut ibu
5. Leopold II teraba keras memanjang seperti papan
6. Pada pemeriksaan dalam teraba ubun-ubun kecil
7. ibu mengatakan rasa yang sakit dipinggang ketika kontraksi datang dan
mengatakan seperti tidak kuat menahannya
8. hasil penilaian menggunakan VAS didapat skore 7

Masalah : Ibu mengatakan nyeri di pinggang bawah dan perineum apalagi saat
kontraksi datang
Kebutuhan : mengurangi rasa sakit ibu
Diagnosa potensial : -
Tindakan segera : mengurangi rasa sakit dengan melakukan heat therapy/kompres
hangan pada daerah sacral dan perineum ibu dengan menngunakan buli panas dan
handuk hangat untuk mengurangi rasa nyeri persalinan saat kontraksi.

E. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa kondisi kesehatan ibu dan bayi
baik.
Tekanan darah ibu 110/70 mmHg, nadi: 85 kali /menit, Suhu : 36,8*C.
Pernafasan : 22 kali / menit. DJF (+), 142 kali / menit
Rasionalisasi : Dengan memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu, diharapkan
ibu merasa tenang
Evaluasi : Ibu dan keluarga sudah mengerti

2. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa akan dilakukan heat


therapy/kompres hangat untuk mengurangi nyeri persalinan
Rasional : Penggunaan heat therapy/kompres hangat yang diterapkan pada
daerah sacral-perineum selama persalinan dapat melebarkan pembuluh darah
dan meningkatkan aliran darah, maka dapat mempengaruhi transmisi impuls
nyeri dan dapat meningkatkan elastisitas kolagen, dianggap meredakan nyeri
dan mengurangi spasme otot yang disebabkan oleh iskemia yang merangsang
neuron yang memblok transmisi lanjut rangsang nyeri yang menyebabkan
vasodilatasi dan peningkatan aliran darah kedareah yang dilakukan
pengompresan.
Evaluasi : Ibu bersedia menggunakan heat therapy/kompres hangat selama
persalinan berlangsung

3. Heat therapy/kompres hangat diterapkan dibagian punggung, sacral,


perut bagian bawah, selangkangan dan perineum selama 30 menit.
Rasionalisasi : Heat therapy yang diterapkan pada area sakral-perineum selama
persalinan dapat melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah
sehingga dapat mempengaruhi transmisi impuls nyeri dan meningkatkan
elastisitas kolagen. Peningkatan sirkulasi darah lokal dapat mengurangi
metabolit yang mengaktifkan nosiseptor. Heat therapy juga dapat mengurangi
pembengkakan, sehingga mengurangi tekanan pada ujung nosiseptif local.
Menurut penelitian Taavoni, dkk (2013) yang berjudul “Effect of Sacrum-
Perineum Heat Therapy on Active Phase Labor Pain and Client Satisfaction: A
Randomized, Controlled Trial Study”
Evaluasi: Bidan menerapkan pemberian heat therapy/kompres hangat didaerah
sacral perineum selama 30menit, kemudian dievaluasi dari skala nyerinya
sebelum dilakukan heat therapy/kompres hangat skala VASnya 7 (nyeri sudah
membuat anda tidak bisa melakukan aktifitas) dan setelah dilakukan heat
therapy/kompres hangat skala VAS nya 4 (Nyeri sudah mulai terasa tapi masih
bisa ditoleransi).

4. Memantau keadaan ibu dan janin serta kemajuan persalinan kala I


dengan patograf
Rasionalisasi: Partograf adalah instrumen pemantauan kemajuan persalinan
yang bisa mendeteksi dini jika persalinan memasuki fase komplikasi dan
memerlukan tindakan segera.
Evaluasi: Partograf digunakan.

5. Mengajarkan kepada ibu teknik meneran yang nyaman dan rilex dengan
posisi sesuai keinginan ibu , boleh terlentang setengah duduk, miring
kekiri, atau jongkok.
Rasionalisasi: Teknik meneran yang nyaman dan rileks serta pernafasan yang
baik akan mempercepat proses kala II persalinan
Evaluasi: Ibumemilih posisi miring kekiri karena dirasakan lebih nyaman dan
mengurangi nyeri yang dirasakannya.

6. Menyiapkan alat, obat, keluarga dan perlengkapan persalinan


Rasionalisasi: Persiapan alat, obat, kelurga dan emergency akan membuat proses
persalinan aman dan nyaman.
Evaluasi: alat, obat, keluarga dan perlengkapan persalinan sudah disiapkan.

CATATAN PERKEMBANGAN
KALA II

Nama pasien:
No. RM:35 Ruang: VK
Ny. M
Pukul:
Umur: 28 Tahun Tanggal: 23-09-2022
10.00 WIB
S: Subyekif
1. Ibu mengatakan perutnya kencang -
kencang semakin kuat
2. Ibu mengatakan ingin meneran
3. Ibu mengatakan merasa ingin BAB

O: Obyektif
1. Keadaan umum: Baik
2. Kesadaran: Compos mentis
3. TTV : TD:110/80 mmHg, N: 82x/
menit, R: 22x/ menit, S:36.6 C
4. HIS: 5x dalam 10 selama 45 detik
5. DJJ: 142x/ menit, teratur.
6. Inspeksi pemeriksaan tanda gejala kala II
1. Ada tekanan dari anus
2. Perineum menonjol
3. Vulva membuka
7. Pemeriksaan dalam:
Portio : tidak teraba
Pembukaan: 10 cm
Ketuban: sudah pecah (spontan)
Presentasi: belakang kepala
Posisi: UUK jam 12
Penurunana: hodge IV

A: Assesment
Ny. M, G1P0A0, hamil 40 minggu,
partus kala II, janin tunggal hidup, intra
uterina, letak memanjang presentasi
kepala.
Dasar:
1. Ibu mengatakan ini hamil yang
pertama dan belum pernah keguguran
2. HPHT: 16-12-2022
3. Pembukaan: 10 cm
4. DJJ tunggal disebelah kiri perut ibu
5. Leopold II teraba keras memanjang
seperti papan
6. Pada pemeriksaan dalam teraba ubun-
ubun kecil
Masalah: -
Kebutuhan : pertolongan persalinan

P: Planning
1. Memberitahu ibu bahwa hasil
pemeriksaan pembukaan sudah
lengkap dan akan dipimpin bersalin.
Rasional: Pembukaan lengkap ditandai
dengan pemeriksaan pembukaan porsio 10
cm, vulva membuka, anus menonjol, yang
menandakan persalinan masuk kala II
Evaluasi: Ibu mengerti dan siap untuk
memasuki kala II dan mengikuti instruksi
untuk meneran dengan rileks dan posisi
miring.

2. Memeriksa kembali persiapan


persalinan alat, obat, keluarga dan
perlengkapan lain.
Rasional : Memastikan alat, obat, keluarga
dan perlengkapan gawat darurat telah
siap, karena hal ini menjadi sangat penting
untuk persalinan yang aman dan nyaman.
Evaluasi: alat,obat, keluarga dan
perlengkapan sudah disiapkan.
3. Menyiapkan posisi ibu untuk meneran
se-rileks mungkin, dan mengatur
pernapasan dengan teratur dan
nyaman saat ada kontraksi.
Rasionalisasi: Dengan posisi yang paling
nyaman menurut ibu , akan mengurangi
rasa sakit dan mempercepat penurunan
kepala sehingga mempercepat proses kala.
Evaluasi: Ibu tetap memilih posisi miring
untuk proses menerannya karena ibu
merasa sudah nyaman dengan posisi itu.
4. Melakukan pertolongan persalinan
kala II
1. Menggunakan celemek
2. Mencuci tangan
3. Meletakkan underpad di bawah
bokong ibu
4. Memakai sarung tangan DTT pada
kedua tangan
5. Setelah kepala bayi tampak 5-6 cm
membuka vulva maka lindungi
perinium dengan tangan kanan dengan
dilapisi kain bersih.
6. Melahirkan kepala bayi, dengan
menahan kepala agar tidak terjadi
defleksi maksimal, dan menganjurkan
ibu untuk meniup saat ada kontraksi.
7. Setelah kepala bayi lahir, periksa
lilitan talipusat dan menunggu bayi
melakukan putaran paksi luar.
8. Meletakkan tangan penolong secara
biparetal pada kepala bayi dengan
tangan terkuat berada di atas, dengan
perlahan gerakkan kepala bayi ke
bawah dan distal hingga bahu depan
lahir, kemudian gerakkan keatas dan
distal hingga bahu belakang lahir.
9. Menggeser tangan kanan ke arah
bawah untuk menyangga kepala bayi,
sedang tangan kiri menyusuri badan
bayi hingga ujung kaki.
10. Melakukan penilaian selintas pada
bayi dengan memposisikan kepala 15
lebih rendah dari kepala untuk menilai
tangisan, tonus otot, dan warna kulit
bayi.
11. Memposisikan ibu untuk terlentang
untuk persiapan IMD
12. Meletakkan bayi di atas perut ibu
untuk dikeringkan mulai dari muka,
kepala, dan bagian tubuh lain kecuali
pada telapak tangan, kemudian ganti
kain dengan yang kering dan
dilakukan pengukuran antropometri.
13. Memeriksa fundus uteri untuk
memastikan janin tunggal.
Rasional : Pertolongan persalinan
dilakukan sesuai dengan APN untuk
mememinimalisasi komplikasi pada baik
ibu dan bayi.
Evaluasi: Telah dilakukan pertolongan
persalinan kala II, bayi lahir spontan
pukul 10.30 WIB, jenis kelamin
perempuan, gerakan aktif, usaha napas
baik, menangis spontan, warna kulit
kemerahan, BB: 2900 gram, PB: 50 cm,
LK/LD: 33/38 cm, anus berlubang
APGAR score 9/10.
14. Dilakukan IMD.
Rasional : Inisiasi Menyusui Dini
memberi manfaat bagi pencegahan HPP
bagi ibu dan Rangsangan motorik bagi
bayi serta adanya ikatan kasih sayang
antara ibu dan bayi secara dini yang
menciptakan rasa aman dan nyaman.
Evaluasi: Ibu menyusui bayinya dengan
bahagia dan nyaman.
CATATAN PERKEMBANGAN
KALA III

Nama pasien: No. RM: Ruang:


Ny. M
Umur: 28 Tahun Tanggal: 23-09-2022 Pukul: 10.40
WIB
S: Subyekif
1. Ibu mengatakan bahagia atas kelahiran
anaknya.
2. Ibu mengatakan masih merasa sedikit
mules.

O: Obyektif
1. Keadaan umum: Baik
2. Kesadaran: Composmentis
3. TTV: TD: 100/70 mmHg
R: 20x/ menit
N: 80x/ menit
S: 36.6C
4. Palpasi uterus: Tidak teraba jain ke dua
5. Kontraksi: Keras
6. TFU: Setinggi pusat
7. Inspeksi tanda-tanda pelepassan plasenta

A: Assesment
Ny. M, P1A0, kala III
Dasar:
1. Bayi lahir pukul: 10.30 wib
2. BB: 2900 gram, PB: 50 cm, LK/LD:
33/36 cm

Masalah: -
Kebutuhan MAK III
P: Planing
1. Menyuntikkan oxy 10 IU secara IM pada
1/3 paha atas lateral dalam waktu kurang
dari 1 menit setelah bayi lahir dan
jelaskan pada ibu tujuan dari tindakan
yakni agar ari-ari cepat lahir.
Rasional: Oxytocyn 10 IU segera setelag
bayi lahir akan mencegah secara dini
terjadinya HPP dan mempercepat pelepasan
placenta.
Evaluasi: Oxytocin 10 IU sudah disuntikan.
2. Memastikan tanda pelepasan plasenta.
Rasional : tanda plasenta lepas ditandai
dengan tali pusat yang memanjang, semburan
darah yang mendadak dan singkat, perubahan
tinggi uterus dari diskoid menjadi
globular,meningginya tinggi fundus uteri,
kontraksi fundus uteri
Evaluasi: tampak semburan darah mendadak,
umbilikal memanjang, kontraksi fundus uteri
membulat.
3. Membantu persalinan plasenta
1. Memindah klem 5-6 cm di depan vulva
2. Melakukan penegangan tali pusat setiap
ada kontraksi menggunakan tangan kanan
ke arah bawah sejajar lantai dengan
telapak tangan menghadap ke atas,
sedang tangan kiri berada di atas simfisis
mendorong uterus ke arah belakang atas
(dorsokranial).
3. Lakukan dorsokranial hingga plasenta
lepas, minta ibu meneran dan penolong
membantu menegangka tali pusat
mengikuti poros jalan lahir.
4. Bila tali pusat bertambah panjang, maka
pindahkan klem 5-6 cm di depan vulva,
kemudian lakukan penegangan tali pusat
kembali.
5. Setelah plasenta berada pada introitus
vagina, lahirkan plasenta menggunakan
kedua tangan dengan memutar plasenta
searah jarum jam hingga selaput ketuban
terpilin.
6. Melakukan massase pada perut ibu
selama 15 detik,
7. Memeriksa kelengkapan plasenta dan
letakkan pada tempat yang telah
disediakan (kendil).
Rasional: Pertolongan persalinan kala III
dngan menerapkan manajemen aktiv kala
III akan meminimalisasi komplikasi pada
kala III.
Evaluasi: Placenta telah lahir lengkap
pukul 10.45 WIB
8. Memeriksa kemungkinan adanya
laserasi pada jalan lahir.
Rasional: Robekan jalan lahir sesegera
mungkin dilakukan heacting untuk
meminimalisasi jumlah darah yang keluar
dan mencegah infeksi.
Evaluasi: terdapat robekan perineum derajat
1

CATATAN PERKEMBANGAN
KALA IV
Nama pasien: No. RM: Ruang:
Ny. M
Umur: 28Tahun Tanggal: 23-09-2021 Pukul:
10.45 WIB
S: Subjekif
1. Ibu mengatakan lega karena
ari-ari bayinya sudah lahir.
2. Ibu mengatakan masih merasa
mules.

O: Objektif
1. Keadaan umum: Baik
2. Kesadaran: Composmentis
3. TTV: TD: 120/80 mmHgR:
20x/ menitN: 80x/ menitS:
36.8C
4. Kontraksi: Keras
5. TFU: 2 jari di bawah pusat
6. Perdarahan: ± 100 cc
7. Lochea: Rubra
8. Perinium: laserasi derajat 1

A: Assasment
Ny.M, P1A0 kala IV
Dasar :
Placenta telah lahir lengkap, utuh
bersama katiledon dan selaput
ketubannya
Masalah: -
Kebutuhan: Nutrisi dan istirahat
P: Planning
1. Melakukan heating perineum
Rasionalisasi : dengan
melakukan heating perineum
diharapkan luka segera diatasi
dan perdarahan tidak terjadi
Evaluasi : Heating sudah
dilakukan , ibu mendapatkan 2
jahitan.
2. Mengobservasi keadaan
umum dan TTV, TD, nadi,
kontraksi, kandung kemih dan
perdarahan setiap 15 menit
pada 1 jam pertama dan setiap
30 menit pada jam kedua.
Rasional: Memantau keadaan
umum ibu.
Evaluasi: telah dilakukan
pemantauan dengan partograf.
Dengan hasil KU: baik,
kesadaran: compos mentis, TD
105/70 mmHG, Nadi: 82x/menit,
R: 22x/menit, T: 36,8C,
kontraksi baik, kandung kemih
300 ml.
3. Mengelap ibu dengan air DTT
dan mengganti pakaian ibu
dengan yang bersih.
Rasional: Membersihkan tuk
menghibdari resiko infeksi dan
memberi rasa nyaman.
Evaluasi:bu sudah di lap
4. Menganjurkan ibu memassase
uterus secara mandiri sesekali
agar kontraksi uterus kuat dan
untuk makan minum dan
istirahat cukup untuk
menambah energi dan
mengembalikan tenaga yang
sudah hilang.
Rasional: masasse meningkatkan
kontraksi uterus, mencegah
HPP. Asupan nutrisi dan
istirahat yang cukup agar ibu
kembali sehat n prima dengan
produksi asi yang cukup.
Evaluasi: Ibu memassase fundus
dan makan yang telah
disediakan dengan menu
seimbang.
5. Memindah ibu ke kamar nifas
setelah 2 jam.
Rasional: agar ibu lebih nyaman
Evaluasi: ibu telah dipindahkan

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS


TERHADAP NY.M UMUR 28 TAHUN P1A0
DI PMB MARIANA RAENI NATAR LAMPUNG SELATAN
Pengkajian Tanggal : 24 September 2022
Tempat : PMB Mariana Raeni
Waktu : Pkl 07.00 wib

1. DATA SUBYEKTIF
1. IDENTITAS / BIODATA
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Suami
Nama : Ny.M Nama : Tn. K
Umur : 28 tahun Umur : 29 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Suku bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Rulung Sari Alamat : Rulung Sari
No Telp : 082269681258

2. Keluhan Utama
Ibu post partum 1 hari yang lalu mengatakan perutnya masih mules

3. Riwayat Persalinan
Waktu melahirkan : 23 September 2022
Pukul : 10.30 WIB
Jenis Kelamin : Perempuan
Berat Badan : 2900 gram,
Panjang badan : 50 cm,
Apgar Score : 9/10
Jenis Persalinan : Spontan
Tempat persalinan : PMB Mariana Raeni
Plasenta : Lahir Pukul 10.45 WIB
Lama Persalinan
1. Lama persalinan : 5 jam 45 menit
2. Kala 1 : 3 jam 0 menit
3. Kala 2 : 30 menit
4. Kala 3 : 15 menit
5. Kala 4 : 2 jam 0 menit
6. Jumlah perdarahan : 250 cc
7. Kala 1 : 20 cc
8. Kala 2 : 80 cc
9. Kala 3 : 100 cc
10. Kala 4 : 50 cc

D. Riwayat Kehamilan
Trimester I : 2x ANC di PMB Mariana Raeni
Keluhan : Mual Muntah
Terapi : B6, Antacid, Asam Folat
Trimester II : 2x ANC di PMB Mariana Raeni
Keluhan : Pusing kadang – kadang
Terapi : Fe,Vitamin C dan Calcium
Trimester III : 2x ANC di PMB Mariana Raeni
Keluhan : Nyeri Punggung pada kehamilan 9 bulan
Terapi : Calcium,Fe, Vitamin C

F. Keadaan Psikososial
1. Keadaan Psiko
1. Penerimaan ibu terhadap kelahiran bayi
Ibu sangat bersyukur bayi lahir dengan sehat., perut masih terasa mules, saat
ini ASI ibu belum lancar keluarnya
.
2. Tanggapan ibu terhadap masa nifas
Ibu mengerti tentang keadaan masa nifas yaitu ibu akan mengalami masa
pemulihan yang ditandai dengan keluarnya darah dari jalan lahir selama 40
hari.
2. Keadaan sosial
1. Tanggapan keluarga terhadap kelahiran bayi
Ibu dan keluarga senang dengan keadaan bayinya yang sehat, bayi sangat
dinantikan kelahirannya.
2. Orang yang tinggal satu rumah dengan ibu
Tinggal satu rumah dengan suami dan ibu kandung serta adiknya. Ibu
kandungnya sangat baik, dan membantu ibu dalam mengurus bayinya.
3. Pemecahan masalah dari ibu
Pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah dari ibu atas kesepakatan
antara ibu dengan suami.

G. Riwayat Kesehatan
1. Penyakit yang pernah/sedang diderita
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit apapun dan tidak pernah di
rawat di rumah sakit sebelumnya.
2. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga
Ibu mengatakan di dalam keluarga juga tidak pernah ada yang menderita
penyakit apapun baik darah tinggi maupun gula tinggi

H. Pola Kebutuhan Dasar Nifas


A. Nutrisi
1) Makan
Frekuensi makan pokok 3 x/ hari
Nasi 1 entong
Lauk Telur 1 butir, ayam, tahu, tempe
Sayuran Ibu sering makan sayuran, seperti
kangkung, bayam
Buah Jeruk, pepaya
Camilan Biskuit, keripik
Pantangan Tidak ada
Keluhan Tidak ada
2) Minum
Jumlah total 15-16 gelas per hari
Jamu Tidak minum jamu
Keluhan Tidak ada pantangan
b. Eliminasi
1) BAK
Frekuensi perhari 5-6x
Warna Kuning jernih
Keluhan Tidak ada keluhan
Konsistensi Cair
2) BAB
Frekuensi perhari 2 hari sekali
Warna Kekuningan
Konsistensi Keras
Keluhan Tidak ada
C. Personal Hygine
Mandi 2 x sehari
Keramas 3 x seminggu
Gosok Gigi 2x sehari
Ganti Pakaian 2 x sehari
Celana dalam 2 x sehari
Kebiasaan memakai alas kaki Dengan sandaljepit
Keluhan Tidak ada keluhan
d. Hubungan sexsual Belum melakukan hubungan seksual
e. Istirahat/Tidur
Tidur malam ± 4 jam
Tidur siang ± 1-2 jam
Keluhan/masalah Ibu mengatakan sering terbangun
karena bayi menangis, namun jika pagi
dan siang bayi tidur ibu ikut tidur
f. Aktivitas fisik dan olah raga
Aktivitas fisik (beban pekerjaan) Belum banyak melakukan aktifitas
rumah tangga, pekerjaan rumah
dilakukan oleh ibu dan suami
Olah raga Belum olah raga
g. Kebiasaan yang merugikan
kesehatan
Merokokaktif Tidak merokok
Lingkungan perokok Tidak ada
Minuman beralkohol Tidak minum alkohol
Obat-obatan Tidak minum obat kusus
Napza Tidak pengguna napza

3. DATA OBYEKTIF
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Status Emosional : Baik
Tanda Vital
Tekanan : 110/70 mmHg
Nadi : 76x/menit
Pernapasan : 24x/menit
Suhu : 37,°C
Muka
Kelopak Mata : Tidak Oedem
Konjungtiva : Merah Muda
Sklera : Putih tidak ikterik
Cloasma Gravidarum :Tidak Ada bersih
Mulut & Gigi :
Lidah/Geraham : Bersih Putih tidak ada bercak
Gigi : Bersih tidak ada caries gusi tidak bengkak tidak ada perdarahan
Carries :Tidak ada caries
Kelenjar tyroid : Pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar getah bening, dan vena
Jugularis eksterna.
Dada
Jantung : Tidak terdengar mur – mur
Paru-paru : Tidak terdengar Rontchi dan whezing tidak terdengar
Pernapasan : Tidak Sesak
Payudara : Membengkak kiri dan kanan
Puting Susu : Menonjol Simetris, areola menghitam.
Pengeluaran : Colostrum bening pada payudara kanan dan kiri
Benjolan :Tidak ada benjolan /massa
Nyeri : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Punggung & Pinggang
Punggung : Normal tidak ada pembengkokan punggung
Nyeri Sudut Costoverbratre : tidak ada
Ekstremitas atas :
Oedem :Tidak Ada Oedema, kuku dan jari tidak pucat
Ketegangan :Tidak Ada Kemerahan tidak ada
Varises :Tidak Ada Varises
Abdomen
Bekas Operasi :Tidak Ada
Pembesaran :
Konsistensi :Baik, Keras
Benjolan :Tidak Ada Benjolan
Kontraksi :Baik Keras
Pembesaran liver :Tidak Ada Pembesaran Liver
TFU :TFU 3 jari bawah Pusat
Strie :Tampak Pada perut
Pemeriksaan Diastasis Recti : Normal/ Tidak Normal
Ano Genital
Perineum
Vulva Vagina : Baik, Warna merah muda
Luka : rupture perineum derajat 1 heating (+)
Fistula : Tidak Ada Fistula
Varises : Tidak Ada varises pada vulva dan vagina
Pengeluaran Pervaginam: Darah warna merah
Lokhea : Rubra
Anus : Tidak Ada Pembengkakan hemoroid
Kaki
Oedema : Tidak Ada
Tanda Hofman : Tidak Ada
Kemerahan : Tidak Ada
Serviks
Warna : Merah Muda
Posisi : Ante fleksi
Konsistensi : Lunak
Nyeri : Tidak Ada
Pengeluaran : Lochea
Lochea : Rubra
Volume : +/- 50 cc
Dinding Vagina
Warna : Merah
varises : Tidak Ada
Oedema : Tidak Ada
Luka : Penonjolan/Fistula/Varises : Tidak Ada
Nyeri : Tidak Ada
Luka Perineum : Ada Luka Hecting (Basah/kering)
Laserasi derajat : 1(Satu )

4. DATA PENUNJANG
Tidak dilakukan

5. ANALISA DATA
DIAGNOSA : Ny. M Umur 28 tahun P1A0 2 hari Post Partum 12 jam
Dasar :
1. Ibu mengatakan ini hari pertama dari persalinan anak pertama
2. Waktu melahirkan : tanggal 23 September 2022
3. Pukul : 10.30 WIB
4. Jenis Kelamin bayi: Perempuan , BB : 2900 gram, PB : 50 cm,
5. Apgar : Score : 9/10
6. Jenis Persalinan : Spontan
7. Ibu mengatakan perut bagian bawah masih terasa mulas
8. Kontraksi uterus : baik
9. TFU : 2 jari di bawah pusat
10. Terdapat pengeluaran : lochea rubra

MASALAH : Ibu mengatakan perut bagian bawah masih terasa mulas

KEBUTUHAN : Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan istirahat yang cukup

11. PELAKSANAAN
1. Melakukan pemeriksaan keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda vital, payudara
(pembesaran, puting susu menonjol/tidak, ASI/Kolostrum sudah keluar,
pembengkakan, radang, benjolan), dan pengeluaran lochea.
Rasional : Agar ibu mengetahui keadaannya
Evaluasi : Ny. M telah mendapatkan pemeriksaan dengan keadaan umum
nya baik serta hasil pengeluaran ASI/kolostrum sedikit dan ibu telah
mengetahui keadaan nya
2. Mejelaskan pada ibu bahwa mulas yang dialami adalah normal.
Rasional : Rasa mulas yang dialami merupakan hal normal karena proses
involusi uterus untuk mengembalikan uterus ke bentuk semula sebelum hamil.
Evaluasi : Ny. M telah mengetahui tentang rasa mulas yang dialami.
3. Menganjurkan ibu untuk memenuhi asupan nutrisi yang cukup dengan
mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat dan protein, kalsium
dan lain-lain.
Rasional : Agar membantu pembentukan energi ibu dan kebutuhan akan
nutrisi terpenuhi.
Evaluasi : Ny. M bersedia untuk memenuhi asupan nutrisi makanan dan
minuman.
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dengan mengikuti pola tidur bayi
Rasional : Agar ibu tidak merasa lelah dan kurang tidur
Evaluasi : Ny. M mengikuti pola tidur bayi nya untuk memenuhi kebutuhan
istirahatnya
5. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayi nya sesering mungkin dan mengajarkan
cara menyusui yang benar
Rasional : Agar ibu mengetahui serta mengerti frekuensi menyusui dan
cara menyusui yang benar
Evaluasi : Ibu bersedia menyusui bayi nya sesering mungkin dan telah
memahami cara menyusui yang benar
6. Mengajarkan ibu melakukan perawatan tali pusat pada bayinya dengan
mengganti kassa steril setiap basah
Rasional : Agar tali pusat tetap terjaga kebersihan nya
Evaluasi : Ny. M telah mengerti dan bersedia untuk melakukan perawatan
tali pusat pada bayi

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NY. M UMUR 0 HARI


DI PMB MARIANA RAENI NATAR LAMPUNG SELATAN
Tanggal masuk : 23 September 2022
Pukul : 11.30 WIB
Tempat : PMB Mariana Raeni

1. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
1. Identitas Bayi
Nama : Bayi Ny. M
Umur : 0 hari
2. Identitas Orang Tua/Wali
Nama : Ny. M
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Rulung Sari

3. Anamnesa
1. Riwayat kehamilan
Hamil : 40 minggu
Frekuensi ANC : 6 kali
Imunisasi TT : TT4
Kenaikan BB Hamil : 9 kg
Riwayat penyakit/kehamilan
1. Perdarahan : tidak
2. Eklamsia : tidak
3. Pre eklamsia : tidak
4. Penyakit Kelamin : tidak
5. Penyakit Lain : tidak

Kebiasaan waktu hamil


1. Makanan
Selama hamil ibu mengkonsumsi makanan berupa nasi, lauk pauk, sayur
dan buah.
2. Obat-obatan/jamu
Selama hamil ibu tidak mengkonsumsi obat-obatan atau jamu kecuali
yang diberikan oleh bidan.
3. Merokok
Sebelum dan selama hamil ibu tidak merokok maupun minum alkohol.

Komplikasi Persalinan
Ibu : tidak ada

4. Riwayat persalinan
1. Lama kala I : 5 jam
2. Lama kala II : 30 menit
3. Warna air ketuban : Jernih
4. Jenis persalinan : Spontan pervaginam
5. Penolong : Bidan
6. Jam/tgl lahir : 23 September 2022, pkl 10.30 WIB
7. Jenis kelamin : Perempuan
8. BB/PB : 2900 gram, 50

9. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
BB : 2900 gr
Tanda-tanda vital
Nadi : 138 x/menit
Respirasi : 56 x/menit
Suhu : 36,7ºC

2. Pemeriksaan Fisik
Muka : Simetris, normal, warna kemerahan
Ubun-ubun : UUK normal
Hidung : Normal, terdapat septum
Bibir : Normal, palatum ada, gusi normal, refleks hisap (+)
Telinga : Sejajar, normal
Leher : tidak ada kelenjar getah bening, tidak ada kelenjar tiroid, dan
tidak pembesaran vena jugularis
Dada : Simetris, retraksi dada tidak ada, suara nafas normal
Tali pusat : Dalam keadaan dibungkus kain kassa steril dan tidak ada
perdarahan
Punggung : Tidak ada spina bifida
Genetalia : Bersih, pengeluaran (+)
Anus : Lubang anus (+)
Ekstremitas : Simetris, jari tangan dan jari kaki lengkap, geraknya aktif

3. Reflek
Reflek Moro : ada
Reflek Rooting : ada
Reflek Walking : ada
Reflek Grasping : ada
Reflek Sucking : ada
Reflek Tonick Neck : ada
4. Antropometri
Lingkar Kepala : 32 cm
Lingkar Dada : 32 cm
Lingkar Lengan : 11 cm

5. Eliminasi
Miksi : pada pukul 10.40 WIB
Defekasi/Pengeluaran meconium : pada pukul 10..40 WIB

6. Pemeriksaan penunjang
1. Urine : Tidak dilakukan
2. Darah : Tidak dilakukan
3. ANALISA
Diagnosa : Bayi Ny. M umur 0 hari neonatus cukup bulan
Dasar diagnosa : - Lahir pada tanggal 23 September 2022 pukul 10.30
WIB
1. Usia kehamilan 40 minggu
2. BB 2900 gr, PB 50 cm
3. Refleks pada bayi positif
Masalah : Tidak ada
Dasar masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Menjaga kehangatan tubuh bayi
Diagnosa potensial : Tidak ada
Tindakan Segera : Tidak dilakukan tindakan segera

4. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
Rasional : Agar Ny. M dan keluarga mengetahui dan mengerti keadaan
bayinya
Evaluasi : Ny. M dan keluarga telah mengetahui keadaan bayinya
2. Mengganti popok dan memakaikan pakaian hangat dan bersih pada bayi
Rasional : Untuk menjaga suhu tubuh bayi
Evaluasi : Popok bayi Ny. M telah diganti dan dipakaikan pakaian yang
hangat dan bersih
3. Memberikan injeksi Vit K 1 jam setelah bayi lahir
Rasional : Untuk membantu proses pembekuan darah dan mencegah
perdarahan yang bisa terjadi pada bayi
Evaluasi : Bayi Ny. M telah diberikan injeksi Vit K pada pukul 10.40
WIB pada paha kiri
4. Memberikan salep mata 1 jam setelah bayi lahir
Rasional : Agar terhindar dari infeksi mata
Evaluasi : Bayi Ny. M telah diberika salep mata pada pkl 11.30 WIB
5. Memberikan imunisasi HB0 1 jam setelah pemberian injeksi Vit K
Rasional : Agar bayi terhindar dari penyakit Hepatitis B
Evaluasi : Bayi Ny. M telah diberi imunisasi HB0 pada pukul 12.00
WIB pada paha sebelah kanan
6. Rawat gabung ibu dan bayi serta menganjurkan ibu untuk memberi ASI sesuai
kebutuhan bayi
Rasional : Agar bounding antara ibu dan bayi dapat terjalin dengan baik
dan bayi mendapat asupan nutrisi yang cukup
Evaluasi : Bidan telah melakukan rawat gabung pada Ny. M dan bayinya
serta ibu bersedia memberi ASI sesuai kebutuhan

1. RESUME / PENILAIAN KEHAMILAN DAN RENCANA PERSALINAN


Berdasarkan pengkajian pada tanggal 01 September 2022 Ny. M usia 28
tahun datang ke PMB Mariana Raeni ingin memeriksakan kehamilannya dan
mengatakan bahwa dirinya saat ini sering merasakan kontraksi palsu dan nyeri
punggung selama hamil trimester 3 ini. Ibu berharap persalinannnya dapat berjalan
dengan lancar tanpa adanya penyulit. Data subyektif di peroleh data ibu hamil
pertama belum pernah keguguran sebelumnya Bidan melakukan pemeriksaan kepada
Ny. M dengann hasil pemeriksaan dalam batas normal tidak ada tanda bahaya dalam
kehamilannya. Pemeriksaan Umum : Keadaan umum : baik, kesadaran :
Composmentis, Tensi : 120/80, Nadi : 80x / m, RR : 20 x/m, suhu : 36,5 0C, TB :
160 cm, BB Sebelum/ Sekarang : 60kg/71kg, LILA : 26cm.
Pada pemerikasaan leoplod I TFU 30 cm, 3 jari dibawah px, pada fundus
teraba bulat, lunak tidak melenting (bokong), Leoplod II : Pada perut ibu sebelah
kanan teraba datar, memanjang dan ada tahanan (punggung) pada perut ibu sebelah
kiri teraba bagian kecil janin(ekstermitas), Leoplod III : bagian terbawah teraba
bulat, melenting (kepala), Leoplod IV : kepala sudah masuk PAP (divergen3/5)
Bidan sudah melakukan konseling dengan memberikan birthplan untuk di isi
oleh ibu sehingga didapatkan keinginan ibu untuk proses persalinannya
menggunakan heat therapy/kompres hangat untuk mengurangi rasa nyeri selama
persalinan kala I. Bidan memberikan planning untuk asuhan kehamilan kepada Ny.
M dengan memberitahukan hasil pemeriksaannya dan memberi penjelasan tentang
tanda – tanda persalinan. Bidan memberikan asuhan dengan mengisi lembar
penapisan awal dengan hasil ibu tidak memiliki riwayat komplikasi lainnya.
Berdasarkan lembar birth plan yang sudah diisi oleh ibu diperoleh data Ny.
M usia 28 tahun suami Tn. K tidak mengalami step dan tidak memiliki diabetes
gestasional, ibu menginginkan persalinan normal pervaginam, ibu menginginkan
suami dan orangtua hadir sebelum dan atau selama persalinan. Ny. M ingin sedikit
mungkin gangguan dan menginginkan suami dan orangtua untuk hadir sepanjang
waktu, ibu ingin menjalani tahap pertama persalinan dengan berbaring, ibu ingin
pemantuan janin menjadi continue, ibu ingin mendapatkan terapi panas/heat therapy
untuk mengurangi nyeri persalinan kala I, saat bayi lahir ibu ingin menggendong
secepatnya dan ibu ingin menyusui sesegera mungkin setelah melahirkan, ibu ingin
keluarganya untuk bergabung dengan ibu dan bayi segera setelah melahirkan, ibu
ingin pemeriksaan dan prosedur medis bayi di berikan dihadapan ibu dan ibu tidak
ingin bayinya di berikan air gula di sebuah dot, ibu ingin mandi pertama bayi di
berikan di hadapannya, ibu ingin memberikan makanan bayi hanya dengan ASI, ibu
ingin bayi di tinggal di kamarnya sepanjang waktu, ibu ingin pasangannya untuk
memiliki kunjungan tanpa batas jika memiliki anak laki-laki, sunat akan di lakukan
kemudian, setelah lahir ibu ingin tinggal di PMB sependek mungkin, jika bayi tidak
sehat, ibu ingin untuk menyusui atau memberikan ASI yang di pompa
Menurut penelitian Taavoni, dkk (2013) yang berjudul “Effect of Sacrum-
Perineum Heat Therapy on Active Phase Labor Pain and Client Satisfaction: A
Randomized, Controlled Trial Study” terapi panas yang diterapkan pada area
sakral-perineum selama persalinan dapat melebarkan pembuluh darah dan
meningkatkan aliran darah sehingga dapat mempengaruhi transmisi impuls nyeri
dan meningkatkan elastisitas kolagen. Peningkatan sirkulasi darah lokal dapat
mengurangi metabolit yang mengaktifkan nosiseptor. Heat therapy juga dapat
mengurangi pembengkakan, sehingga mengurangi tekanan pada ujung nosiseptif
local.
Penerapan Heat therapy/kompres hangat adalah sebagai berikut :
2. Dimulai pada saat pembukaan 4 cm sampai dengan 8 cm fase aktif persalinan
3. Peserta diberitahu bahwa heat therapy/kompres hangat diterapkan dipunggung
/sacral wanita, perut bagian bawah, selangkangan, dan perineum menggunakan
kompres/handuk hangat dengan suhu sekitar 45’C selama minimal 30menit.
4. Ibu diminta untuk memeriksa panas handuk dengan tangan mereka untuk
menghindari rasa terbakar atau tidak nyaman.
5. Ibu diminta untuk memegang dan memperbaiki kompres/handuk dengan paha
tertutup mereka selama minimal 30 menit.
6. Skor nyeri dicatat oleh penyidik setiap 30 menit. Selama periode ini, ibu diminta
untuk memberi tahu untuk mengganti handuk ketika menjadi dingin.
Berdasarkan pengkajian, pemeriksaan ibu, lembar penapisan awal ibu yang
dilakukan bidan dan lembar birth plan yang telah di isi oleh ibu dapat disimpulkan
bahwa ibu ingin melahirkan di PMB Mariana Raeni dengan nyaman dan di
dampingi suami dan orangtua, ibu ingin mendapatkan heat therapy/kompres hangat
untuk mengurangi nyeri persalinan kala I.
Pada tanggal 23 September 2022, Ny. M usia 28 tahun G1P0A0 hamil 40
minggu datang mengeluh nyeri perut sampai ke pinggang sejak pukul 22.00 WIB
dan mengeluarkan lendir bercampur darah dari jalan lahir. Bidan melakukan
pemeriksaan dengan hasil keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tanda-
tanda vital normal yaitu TD: 110/80, S: 36,5ºC, R: 20 x/menit, N: 80 x/menit.Pada
pemerikasaan leoplod I TFU 30 cm, 3 jari dibawah px, pada fundus teraba bulat,
lunak, dan tidak melenting (bokong), Leoplod II : Pada perut ibu sebelah kanan
teraba datar, memanjang dan ada tahanan (punggung), pada perut ibu sebelah kiri
teraba bagian-bagian kecil janin (ekstermitas), Leoplod III : bagian terbawah teraba
keras, bulat, dan melenting (kepala), Leoplod IV : kepala sudah masuk PAP
(divergen) dengan penurunan 3/5. DJJ terdengar jelas dan teratur dengan intensitas
138 x/menit. Freskuensi his 3x/10 menit, durasi 30 detik dengan intensitas sedang.
Pada pukul 07.00 WIB bidan melakukan pemeriksaan dalam dikarenakan
adanya his dan lendir bercampur darah yang kelaur dari jalan lahir. Pemeriksaan ini
dilakukan untuk mengetahui mengetahui apakah ibu sudah ada pembukaan serviks
dan menilai kemajuan persalinan. Dari pemeriksaan dalam didapatkan hasil serviks
tipis dengan pembukaan 6 cm, selaput ketuban positif (+), presentasi kepala,
petunjuk presentasi UUK, dan penurunan hodge II.
Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan diagnosa yang disimpulkan
adalah Ny. M usia 28 tahun G1P1A0 hamil 40 minggu, inpartu kala I fase aktif
dengan janin tunggal hidup intra uterine presentasi kepala. Dengan demikian, bidan
merencanakan asuhan persalinan pada Ny. M dengan menerapkan heat
therapy/kompres hangat.
Berdasarkan SOP pasien diberitahu bahwa heat therapy/kompres hangat
diterapkan dibagian punggung, sacral, perut bagian bawah, selangkangan dan
perineum selama 30 menit, pasien diminta untuk memegang dan memperbaiki
kompres/handuk dengan paha tertutup mereka selama minimal 30 menit. Skor nyeri
dicatat pada menit ke 30 menit. Selama periode ini, ibu diminta untuk memberi tahu
untuk mengganti handuk ketika menjadi dingin.
Pada tanggal 23 September 2022 pukul 10.00 wib, ibu mengatakan kontraksi
yang dirasakan semakin intens dan ada dorongan mengedan seperti BAB sehingga
dilakukan pemeriksaan kembali dengan hasil his 5x/10 menit lamanya 50 detik,
DJJ : 138 x/menit, anus dan vulva membuka, perineum menonjol, porsio tidak
teraba, pembukaan 10 cm, ketuban (-), dan penurunan kepala hodge IV. Diagnosa
yang disimpulkan adalah Ny. M G1P0A0 inpartu kala II dengan janin tunggal,
hidup, intra uterine, presentasi kepala.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, bidan mengatur posisi ibu dan menuntun ibu
untuk melakukan teknik pernafasan dengan menarik nafas dalam. Pada tanggal 23
September 2022 pukul 10.30 WIB, bayi lahir spontan, segera menangis, kulit
merah, dan gerakan bayi. Setelah itu dilakukan pemotongan tali pusat dan dilakukan
IMD selama 1 jam. Kemudian bidan melakukan manajemen aktif kala III, pada
pukul 10.45 WIB plasenta lahir secara spontan dan lengkap. Pada kala IV dilakukan
observasi keadaan ibu, perdarahan, dan kontraksi setiap 15 menit pada 1 jam
pertama setelah persalinan dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan.
Pada tanggal 23 September 2022 pukul 11.00 WIB, bidan melakukan asuhan
bayi baru lahir pada bayi Ny. M dengan hasil pemeriksaan keadaan umum baik, N:
138 x/menit, R: 56 x/menit, S: 36,7ºC, BB: 2900, PB: 50 cm, LK: 32 cm, Jenis
kelamin: Perempuan. Hasil pemeriksaan fisik pada bayi normal dan refleks positif.
Bidan telah memberikan injeksi Vit K 1 jam setelah bayi lahir yaitu pukul 11.15
WIB pada paha kiri bayi, kemudia memberikan salep mata untuk menghindari
infeksi mata pada bayi. Setelah itu, pada pukul 11.15 WIB bidan memberikan
imunisasi HB0 pada paha sebelah kanan bayi.
Pada tanggal 23 September 2022, bidan melakukan kunjungan nifas pada
Ny. M. Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas. Dari hasil pemeriksaan
keadaan umum ibu baik, TTV normal, pengeluaran ASI berupa kolostrum, TFU 3
jari di bawah pusat, pengeluaran pervaginam berwarna merah yaitu lochea rubra.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, bidan menjelaskan bahwa mules yang masih
dirasakan oleh Ny. M adalah normal karena proses involusi uterus atau
mengembalian uterus ke bentuk sebelum hamil. Bidan juga menganjurkan Ny. M
untuk memenuhi asupan nutrisi, istirahat yang cukup, serta menganjurkan untuk
memberi ASI pada bayi nya sesering mungkin. Selain itu, bidan juga mengajarkan
ibu melakukan perawatan tali pusat pada bayinya dengan mengganti kassa steril
yang membungkus tali pusat jika basah agar tetap terjaga kebersihannya dan
terhindar dari infeksi.

BAB IV
PEMBAHASAN

1. Analisis Temuan Kasus dengan Kajian Teori dan Jurnal Penelitian


Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini
dimulai dengan adanya kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan
perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta.
(Sulistyawati dan Nugraheny, 2010 ).
Masalah yang paling sering muncul pada ibu bersalin adalah nyeri persalinan.
Apabila masalah nyeri tidak di atasi akan menimbulkan kecemasan, ketakutan serta
stress pada ibu yang akan meningkatkan lagi intensitas nyeri yang dirasakan. Nyeri
selama proses persalinan yang disertai dengan ketakutan akan memperlambat
proses persalinan. Nyeri persalinan akan menimbulkan hiperventilasi,
meningkatkan konsumsi oksigen, menimbulkan alkalosis respiratorik,
vasokontriksi pembuluh darah dalam uterus dan asidosis pada fetus. Meningkatkan
noradrenalin akan menurunkan darah ke plasenta dan menurunkan kontraksi uterus
sehingga mengganggu keselamatan ibu dan fetus dan keberhasilan partus
pervaginam. (Heni Setyowati, E. R., Kp, S., &Kes, M. 2018)
Telah dilakukan asuhan kebidanan secara komprehensif terhadap Ny.M usia
28 tahun G1P0A0 dengan keluhan utama takut menghadapi nyeri persalinan
dikarenakan ini adalah persalinan pertamanya dan pengaruh mitos-mitos yang
berkembang di masyarakat tentang persalinan. Dari hasil pemeriksaan Ante Natal
Care didapatkan data keadaan umum ibu baik TTV dalam batas normal ( TD :
110/70 mmHg , Nadi : 78 x/menit, Suhu : 36.6 0C,RR : 20
x/menit ). Pada pemeriksaan leopold I TFU 1 jari dibawah PX pada bagian fundus
teraba bokong, Leopold II teraba bagian terkecil disebelah kanan dan punggung
sebelah kiri, Leopold III teraba kepala dan belum masuk PAP. Dilakukan
pengukuran TFU dengan Mc Donald 30 Cm sehingga didapatkan Tafsiran Berat
Janin 2945 gram. Dilakukan pemeriksaan penunjang HB 12,5 gr/dl, Triple
Eliminasi non reaktif.
Dilakukan skreening penapisan tidak ada penyulit, hasil skor Puji Rochyati
didapatkan skor 2 yang berarti Kehamilan Resiko Rendah dan persalinan dapat
dilakukan dirumah oleh Bidan. Dari Birth Plan yang diisi oleh ibu diperoleh
gambaran harapan/keinginan yang diinginkan ibu saat persalinannya nanti
diantaranya : ibu menginginkan persalinan normal pervaginam, selama persalinan
ingin didampingi oleh orang tua dan suami, ingin suasana kamar yang setenang
mungkin, tidak ada siswa yang hadir dan memakai pakaian milik dirinya sendiri.
Saat dalam Kala I persalinan ibu menginginkan posisi yang lebih banyak
berdiri/upright posistion, tidak bersedia untuk dilakukan kateter ataupun enema.
Menginginkan pemantauan janin secara kontinue dan augmentasi persalinan
dilakukan secara alami seperti stimulasi putting susu. Untuk mengatasi rasa nyeri
persalinan ingin menggunakan teknik heat therapy/heat therapy. Pada saat persalinan
menginginkan posisi setengah berbaring, tidak ingin dilakukan episiotomi kalaupun
harus dilakukan tindakan episiotomi menggunakan anastesi lokal. Segera setelah
lahir ibu ingin tali pusat dipotong setelah berhenti berdenyut, operasi caesar hanya
dilakukan sebagai opsi terahir. Ibu ingin segera menyusui bayinya sesegera mungkin
setelah melahirkan. Untuk tindakan terhadap bayinya, ibu tidak menginginkan
bayinya diberi dot dan air gula hanya ASI saja. Pada saat memandikan bayinya untuk
pertama kalinya ibu ingin dilakukan dihadapnya, Ibu ingin bayinya bisa bersamanya
sepanjang waktu dan suaminya tidak dibatasi untuk berkunjung. Jika anak yang lahir
berjenis kelamin laki-laki ibu ingin sirkumsisi dilakukan nanti. Ibu menginginkan
acetaminofen dosis tinggi untuk kebutuhanya setelah melahirkan kemudian ibu juga
tidak menginginkan tinggal di PMB terlalu lama dan apabila bayinya mengalami
kondisi yang tidak sehat ibu tetap ingin menyusui bayinya melalui ASIP. Dari hasil
birth plan dapat disimpulkan bahwa untuk mengurangi nyeri persalinannya Ny. M
menginginkan terapi non farmakologis yang tidak memiliki efek samping terhadap
janin dan menginginkan setengah berbaring sehingga diputuskan untuk
menggunakan intervensi penerapan heat therapy/kompres hangat pada saat bersalin.
Pada proses persalinan Ny. M di berikan terapi nonfarmakologis berupa
penerapan heat therapy/kompres hangat, Ny.M datang dengan pembukaan 6 cm
( sudah masuk fase aktif ) sehingga dapat langsung diberikan intervensi. Sebelum
dilakukan intervensi dilakukan pengukuran nyeri dengan skala VAS didapatkan
skor pada skala 7 ( Nyeri sudah membuat anda tidak bisa melakukan aktifitas )
kemudian dilakukan intervensi berupa penerapan heat therapy/kompres hangat
selama minimal 30 menit sampai dengan pembukaan 8cm. Pada 30 menit pertama (
Pukul 07.30 WIB ) dilakukan pengukuran skala VAS didapatkan skala 4 ( nyeri
sudah mulai terasa tapi masih bisa dtoleransi ), pada 30 menit kedua dilakukan lagi
pengukuran skala VAS didapatkan skala 4 ( nyeri masih terasa tapi masih bisa
ditoleransi ), pada 30 menit ketiga didapatkan skala VAS 4 (nyeri masih terasa
tapi masih bisa ditoleransi) dan pada 30 menit ke empat kembali dilakukan
pengukuran skala nyeri didapatkan skor 3 ( nyeri ringan ) kemudian dilakukan
pemeriksaan dalam pembukaan 8cm dan pengukuran skala VAS dihentikan.
Hal ini sejalan dengan jurnal penelitian Taavoni, dkk (2013) yang berjudul
“Effect of Sacrum-Perineum Heat Therapy on Active Phase Labor Pain and Client
Satisfaction: A Randomized, Controlled Trial Study” yang menyatakan bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara skor nyeri wanita dalam kelompok dengan
penerapan heat therapy/kompres hangat setelah 30 menit,bila dibandingkan dengan
skor nyeri dari wanita dalam kelompok kontrol, maka dilakukan penerapan jurnal
ini pada ibu dengan intervensi penerapan heat therapy/kompres hangat pada fase
aktif persalinan. Intervensi dilakukan sampai pembukaan servix ibu 8cm dan setiap
30 menit dilakukan pengukuran intensitas nyeri dengan skala VAS.
Berdasarkan Teori Kontrol Gerbang (Gate Control Theory) dalam buku Teori

Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan (2012) disebutkan bahwa selama proses
persalinan, impuls nyeri berjalan dari uterus sepanjang serat-serat syaraf besar ke
substansia gelatinosa di dalam spinal kolumna (kolumna vertebra) untuk sel-sel
transmisi memproyeksikan pesan nyeri ke otak. Adanya stimulasi seperti penerapan
heat therapy/kompres hangat mengakibatkan pesan yang berlawanan yang lebih
kuat serta cepat dan berjalan sepanjang serat syaraf kecil ini menutup gate di
substansia gelatinosa lalu memblokir pesan nyeri tersebut sehingga penerapan heat
therapy/kompres hangat untuk mengurangi nyeri persalinan dapat efektif digunakan
oleh ibu bersalin.
Nyeri akibat spasme otot berespon baik panas, karena panas melebarkan
pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah local. Panas meredakan nyeri
dengan menyingkirkan produk-produk inflamasi, seperti bradikinin, histamine dan
prostaglandin yang akan menimbukakan nyeri local. Panas juga merangsang serat
saraf yang menutup gerbang nyeri kemudian tranmisi impuls nyeri ke medulla
spinalis dan otak dapat dihambat, sehingga ini akan memberikan rasa nyaman
disaat ibu akan melahirkan anaknya (Potter, 2005)
Bayi dilahirkan pada tanggal 23 September 2022 pukul 10.30 WIB, jenis
kelamin Perempuan, BB 2900 gram, Panjang Badan 50 Cm, LK 30 cm, LD 32 cm,
AS 9/10. Sesuai dengan birthplan segera dilakukan inisiasi menyusui dini segera
setelah lahir, dilakukan terapi profilaksis pemberian Vitamin K 1mg, salep mata
tetrasiklin 1% dan imunisasi Hepatitis 0. Dilakukan rawat gabung ( rooming in )
bersama ibunya dan ayah beserta keluarga dapat berkunjung tanpa dibatasi
waktunya.
Dilakukan asuhan kebidanan nifas dengan hasil Keadaan umum ibu baik, TD
110/80 mmhg, Nadi 81x/mnt, RR 24x/mnt, Suhu 360C. ASI kolostrum sudah
keluar. Sesuai dengan birthplan ibu diberikan acetaminofen dosis tinggi 3x650 mg
untuk mengatasi nyerinya. Memberikan edukasi tentang perawatan payudara,
personal hygiene, tanda bahaya nifas dan menjadwalkan kunjungan ulang
berikutnya.
2. Jurnal Refleksi
Nama mahasiswa : Mariana Raeni
Tempat Praktik : PMB Mariana Raeni
Periode : 31 Agustus 2022- 07 Oktober 2022
Pembimbing Praktik : Dainty Maternity, S.ST, Bdn, M.Keb

1. Deskripsi Pengalaman (Description of Experience)


Pada tanggal 1 September 2022 saat saya sedang berada di PMB Mariana
Raeni Tn K datang untuk memeriksakan istrinya Ny M G1P0A0 usia 28 tahun
usia kehamilan 37 minggu yang mengeluh mulas-mulas teratur dari pinggang ke
perut bagian bawah dan mengatakan keluar lendir bercampur darah dari
kemaluannya. Ny A mengatakan kontraksi sudah sejak pukul 22.00 WIB dengan
intensitas nyeri 3x dalam 10 menit dan lamanya 40 detik. Nyeri sangat
mengganggu aktifitasnya.
Hasil pemeriksaan fisik dan TTV dalam batas normal, hasil pemeriksaan VT
pembukaan 6 cm, dilakukan pengukuran intensitas nyeri dengan skala VAS
didapatkan skala 7 (Nyeri sudah sampai tahap menganggu indra gerutama
penglihatan).
Dilakukan terapi komplementer berupa heat tyherapy/kompres hangat. Pemakaian
heat tyherapy/kompres hangat dilakukan dari pembukaan 6 cm selama 30 menit
kemudian dilakukan pengukuran intensitas nyeri menggunakan VAS.

2. Perasaan terhadap Pengalaman (Feeling the Experience)


Memberikan terapi komplementer berupa penerapan heat tyherapy/kompres
hangat membuat saya merasa senang karena dapat memberikan solusi alternatif
tanpa efek samping untuk mengurangi intensitas nyeri persalinan, ibu yang akan
bersalin merasakan rileks dan terdistraksi tidak fokus terhadap nyerinya.
Disamping itu saya juga tetap focus akan apa yang menjadi kebutuhan pasien
seperti mobilisasi pada kala I, relaksasi ketika ada his sehingga ibu dapat melewati
persalinannya dengan lancar dan nyaman karena nyeri berkurang.

3. Analisis (Analysis the Experience)


Pada kasus ini ibu merasa takut untuk menghadapi nyeri persalinan
dikarenakan ini merupakan pengalaman pertamanya melahirkan, ditambah lagi
mendengar mitos-mitos seputar persalinan yang belum pasti kebenarannya. Ibu
menginginkan terapi komplementer untuk mengurangi nyeri persalinanya.
Berdasarkan jurnal penelitian Taavoni, dkk (2013) yang berjudul “Effect of
Sacrum-Perineum Heat Therapy on Active Phase Labor Pain and Client
Satisfaction: A Randomized, Controlled Trial Study” yang menyatakan bahwa
ada perbedaan yang signifikan antara skor nyeri wanita dalam kelompok dengan
penerapan heat therapy/kompres hangat setelah 30 menit,bila dibandingkan
dengan skor nyeri dari wanita dalam kelompok kontrol, maka dilakukan
penerapan jurnal ini pada ibu dengan intervensi penerapan heat therapy/kompres
hangat pada fase aktif persalinan. Intervensi dilakukan sampai pembukaan servix
ibu 8cm dan setiap 30 menit dilakukan pengukuran intensitas nyeri dengan skala
VAS, sebelum dilakukan intervensi didapatkan hasil pengukuran skala VAS
dengan nilai 7 (Nyeri sudah sampai tahap menganggu indra terutama penglihatan)
setelah intervensi 30 menit pertama dilakukan pengukuran skala VAS didapatkan
skala 4 (Nyeri sudah mulai terasa tapi masih bisa ditoleransi),

4. Evaluasi (Evaluating the Experience)


penerapan heat therapy/kompres hangat selama persalinan fase aktif
mengurangi intensitas nyeri persalinan pada ibu, intervensi penerapan heat
therapy/kompres hangat secara positif mempengaruhi persepsi persalinan dan
tidak memiliki efek samping pada janin. Tidak ada hal buruk yang ditemukan
yang tidak sesuai dengan standar asuhan.

5. Kesimpulan/ Sintesis
Hal positif yang saya pelajari dari pengalaman ini adalah bagaimana kita
sebagai tenaga kesehatan selalu meng-update ilmu pengetahuan sehingga dapat
memberikan asuhan yang sesuai dengan evidence based kebidanan terbaru.
Penerapan heat therapy/kompres hangat,pada persalinan fase aktif dapat
diterapkan untuk mengurangi intensitas nyeri persalinan. Pada Ny.M setelah
diberikan intervensi penerapan heat therapy/kompres hangat penurunan intensitas
nyeri berdasarkan skala VAS dengan nilai 7 (Nyeri sudah sampai tahap
menganggu indra terutama penglihatan) setelah intervensi 30 menit pertama
dilakukan pengukuran skala VAS didapatkan skala 4 (Nyeri sudah mulai terasa
tapi masih bisa ditoleransi),. penerapan heat therapy/kompres hangat dapat
mengurangi nyeri karena berdasarkan Teori Kontrol Gerbang (Gate Control
Theory) dalam buku Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan (2012)
disebutkan bahwa selama proses persalinan, impuls nyeri berjalan dari uterus
sepanjang serat-serat syaraf besar ke substansia gelatinosa di dalam spinal
kolumna (kolumna vertebra) untuk sel-sel transmisi memproyeksikan pesan nyeri
ke otak. Adanya stimulasi seperti penerapan heat therapy/kompres hangat
mengakibatkan pesan yang berlawanan yang lebih kuat serta cepat dan berjalan
sepanjang serat syaraf kecil ini menutup gate di substansia gelatinosa lalu
memblokir pesan nyeri tersebut sehingga penerapan heat therapy/kompres hangat
untuk mengurangi nyeri persalinan dapat efektif digunakan oleh ibu bersalin.
Kemudian hasil penelitian Taavoni, dkk (2013) yang berjudul “Effect of
Sacrum-Perineum Heat Therapy on Active Phase Labor Pain and Client
Satisfaction: A Randomized, Controlled Trial Study” terapi panas yang
diterapkan pada area sakral-perineum selama persalinan dapat melebarkan
pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah sehingga dapat mempengaruhi
transmisi impuls nyeri dan meningkatkan elastisitas kolagen. Peningkatan
sirkulasi darah lokal dapat mengurangi metabolit yang mengaktifkan nosiseptor.
Heat therapy juga dapat mengurangi pembengkakan, sehingga mengurangi
tekanan pada ujung nosiseptif local.

6. Rencana Tindak Lanjut


Melihat keberhasilan penerapan jurnal “Effect of Sacrum-Perineum Heat
Therapy on Active Phase Labor Pain and Client Satisfaction: A Randomized,
Controlled Trial Study” maka saya sebagai bidan akan terus menerapkan heat
therapy/kompres hangat ini untuk pasien dalam mengurangi intensitas nyerinya
selama fase aktif persalinan. Tidak ada keraguan dalam diri saya untuk
menerapkan terapi komplementer penerapan heat therapy/kompres hangat pada
pada klien ibu inpartu yang mengalami nyeri persalinan karena telah didukung
oleh jurnal yang evidence based dan telah diterapkan dengan hasil baik serta tidak
memiliki efek samping pada janin.
BAB V
PENUTUP

1. Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan berkelanjutan berbasis riset pada Ny M
diputuskan untuk melakukan intervensi penerapan heat therapy/kompres hangat
untuk mengurangi nyeri persalinannya. Didapatkan penurunan skor nyeri dari
sebelum intervensi skala VAS 7 ( Nyeri sudah membuat anda tidak bisa melakukan
aktifitas ), setelah 30 menit intervensi terdapat penurunan intensitas nyeri skala
VAS 4 ( nyeri masih terasa tapi masih bisa ditoleransi ), pada 30 menit kedua
dilakukan lagi pengukuran skala VAS didapatkan skala 4 ( nyeri masih terasa tapi
masih bisa ditoleransi ), pada 30 menit ketiga didapatkan skala VAS 4 (nyeri
masih terasa tapi masih bisa ditoleransi) dan pada 30 menit ke empat kembali
dilakukan pengukuran skala nyeri didapatkan skor 3 ( nyeri ringan ) pengukuran
skala nyeri dihentikan karena pembukaan servix sudah mencapai 8cm.
Terdapat penurunan skala intensitas nyeri dari sebelum intervensi 7
(Nyeri sudah membuat anda tidak bisa melakukan aktifitas) menjadi skala 3 ( Nyeri
ringan ) setelah pemberian intervensi penerapan heat therapy/kompres hangat..
Penerapan heat therapy/kompres hangat pada persalinan fase aktif dapat
mengurangi intensitas nyeri persalinan dan tidak memiliki efek samping.

2. Saran
1. Bagi Masyarakat
Dapat menerapkan heat therapy/kompres hangat untuk mengurangi intensitas
nyeri persalinan sehingga kasus rujukan dan sectio caesarea dikarenakan ibu
yang tidak tahan terhadap nyeri persalinan dapat dieliminasi.
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat menggunakan kesempatan belajar dalam praktik dengan baik
dan terus melakukan update ilmu pengetahuan yang berbasis riset agar dapat
memberikan pelayanan sesuai dengan evidence based kebidanan.

3. Bagi Prodi Profesi Universitas Malahayati


Dapat mencetak lulusan-lulusan profesi yang berkualitas dan berkarakter sesuai
dengan perkembangan zaman.
LAMPIRAN

STANDAR OPERASIONAL ( SOP )


HEAT THERAPY / KOMPRES HANGAT

Perngertian Heat Therapy atau kompres hangat adalah tehnik memberikan rasa
hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan kantong berisi air
hangat, untuk memenuhi rasa nyaman, mengurangi dan membebaskan
nyeri, mengurangi dan mencegah spasme otot dan memberikan rasa
hangat dan nyaman pada daerah tertentu.
Tujuan 1. Melancarkan sirkulasi darah dan menstimulasi pembuluh darah.
2. Mengurangis pasme otot dan meningkatkan ambang nyeri.
3. Menghilangkan sensasi rasa nyeri, merangsang peristaltic usus,
pengeluaran getah bening.
4. Memberikan ketenangan dan kenyamanan pada ibu inpartu.

Sasaran Ibu inpartu kala 1 fase aktif pembukaan 4 cm s.d 8 cm


Persiapan 1. Persiapan alat
1. Air panas 45’C
2. Handuk
3. Buli-buli panas
4. Perlak/underpad
5. Sarung tangan
2. Persiapan pasien
1. Mengkaji keadaan umum pasien, tanda-tanda vital dan
tingkat nyeri pasien menggunakan skala VAS
2. Menjelaskan tentang prosedur yang akan dilakukan dan
kontrak waktu
Prosedur 1. Ucapkan salam
2. Identifikasi kembali pasien dan tanda-tanda vital, pastikan pasien
dalam fase aktif
3. Beritahu pasien bahwa tindakan akan segera dimulai
4. Petugas cuci tangan dan menggunakan sarung tangan
5. Memasang perlak/underpad
6. Posisikan pasien senyaman mungkin
7. Merendam handuk dengan air panas 45’c
8. Pasien diberitahu untuk memeriksa panas handuk/buli panas dengan
tangan mereka untuk menghindari rasa terbakar/tidak nyaman
9. Pasien diberitahu bahwa heat therapy/kompres hangat diterapkan
dibagian punggung, sacral, perut bagian bawah, selangkangan
dan perineum selama 30 menit
10. Pasien diminta untuk memegang dan memperbaiki kompres/handuk
dengan paha tertutup mereka selama minimal 30 menit.
11. Skor nyeri dicatat pada menit ke 30 menit. Selama periode ini, ibu
diminta untuk memberi tahu untuk mengganti handuk ketika
menjadi dingin.
12. Meminta pasien untuk mengungkapkan ketidak nyamanan saat
dikompres
13. Mengkaji kembali kondisi kulit disekitar pengompresan, hentikan
pengompresan jika ditemukan tanda-tanda kemerahan
14. Merapikan pasien keposisi semula
15. Beritahu bawah tindakan sudah selesai
16. Bereskan alat-alat dan lepaskan sarung tangan
17. Mencuci tangan
18. Mendokumentasikan hasil tindakan dan mencatat kemajuan
persalinan
Pelaksana Bidan/Peneliti
Waktu Fase aktif kala 1 persalinan
Pelaksanaan

PENAPISAN

NO PENYULIT YA TIDAK
1 Riawayat Bedah Sesar √
2 Perdarahan Pervaginam √
3 Kehamilan Kurang Bulan √
4 Ketuban Pecah dengan Mekonium √
5 Ketuban Pecah Lama ( 12 Jam ) √
6 Ketuban Pecah dengan Kehamilan Kurang Bulan √
7 Ikterus √
8 Anemia Berat √
9 Preeklamis Berat / Eklamsia √
10 Tinggi Fundus Uteri > 40 cm dan < 25 cm √
11 Demam lebih > 38 °C √
12 Gawat Janin √
13 Presentase Bukan Belakang Kepala √
14 Tali Pusat Menumbung √
15 Gemeli √
16 Presentasi Majemuk √
17 Primipara Fase Aktif Palpasi 5/5 √
18 Syok √
19 Hypertensi √
20 Kehamilan dengan Penyulit Sistemik ( Asma DM √
Jantung Kelainan Darah )
21 TB < 140 cm √
22 Kehamilan diluar Kandungan √
23 Psotterm Pregnancy √
24 Partus Tak Maju ( Kala I Lama Kala II Lama Kala √
II Tak maju )
25 Kehamilan dengan Mioma Uteri √
26 Kehamilan dengan Riwayat Penyakit Tertendu √
( Hepatitis ,HIV )

Dari hasil Penapisan terhadap Ny. M tidak ditemukan Resiko tinggi yang
memerlukan rujukan, Ny. M dalam keadaan sehat dan dapat melahirkan secara
normal.

DAFTAR PUSTAKA

Ayuningtyas, Firia Ika. 2019. Terapi Komplementer Dalam Kebidanan.


Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
Firtiana dan Nurwiandari. 2018. Konsep Persalinan Secara
Komprehensif Dalam Asuhan Kebidanan. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
Kemenkes RI. (2013). Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan
Dasar Dan Rujukan, Jakarta: World Health Oganization
Manuaba. 2012. Ilmu Kebidanan. EGC: Jakarta.
Maryunani, Anik. 2015. Nyeri Dalam Persalinan. Jakarta: TIM
Maternal Mortality: World Health Organization (WHO), 2017.
Prawirohardjo, Sarwono. 2016. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka.
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: BP-SP
Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: BP-SP
Sondakh, Jenny J.S. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir.
Jawa Timur: Erlangga
Taavoni dkk. 2013. Effect Of Sacrum-Perineum Heat Therapy On Active
Phase Labor Pain And Client Satisfaction : A Randomized Controlled Trial. Tehran :
Pain Medicine
VAS (Visual Analog Scale)

Dilakukan pengukuran nyeri menggunakan VAS terhadap ibu bersalin pada saat
pembukaan 6 cm didapatkan hasil :

NO KRITERIA SKALA NYERI SKOR NILAI

1 Tidak nyeri 0
2 Nyeri sangat ringan 1
Nyeri ringan. Ada sensasi seperti
3 2
dicubit, namun tidak begitu sakit
Nyeri sudah mulai terasa tapi masih
4 3
bisa ditoleransi
Nyeri cukup mengganggu (contoh :
5 4
nyeri sakit gigi)
Nyeri benar-benar mengganggu dan
6 tidak dapat didiamkan dalam waktu 5
lama
Nyeri sudah sampai tahap
7 menganggu indra gerutama 6
penglihatan
nyeri sudah membuat anda tidak
8 7 7
bisa melakukan aktifitas
nyeri sudah membuat anda tidak
9 bisa berfikir jernih, bahkan terjadi 8
perubahan perilaku
nyeri mengakibatkan anda menjerit-
10 jerit dan menginginkan cara apapun 9
untuk menyembuhkan nyeri
Nyeri berada ditingkat yang paling
11 parah dan bisa menyebabkan tak 10
sadar diri
Total skor 7

VAS (Visual Analog Scale)

Dilakukan pengukuran nyeri menggunakan VAS terhadap ibu bersalin setelah 30 menit
didapatkan hasil :

NO KRITERIA SKALA NYERI SKOR NILAI

1 Tidak nyeri 0
2 Nyeri sangat ringan 1
Nyeri ringan. Ada sensasi seperti
3 2
dicubit, namun tidak begitu sakit
Nyeri sudah mulai terasa tapi masih
4 3 3
bisa ditoleransi
Nyeri cukup mengganggu (contoh :
5 4
nyeri sakit gigi)
Nyeri benar-benar mengganggu dan
6 tidak dapat didiamkan dalam waktu 5
lama
Nyeri sudah sampai tahap
7 menganggu indra gerutama 6
penglihatan
nyeri sudah membuat anda tidak
8 7
bisa melakukan aktifitas
nyeri sudah membuat anda tidak
9 bisa berfikir jernih, bahkan terjadi 8
perubahan perilaku
10 nyeri mengakibatkan anda menjerit- 9
jerit dan menginginkan cara apapun
untuk menyembuhkan nyeri
Nyeri berada ditingkat yang paling
11 parah dan bisa menyebabkan tak 10
sadar diri
Total skor 3

TABEL PEMANTAUAN NYERI PERSALINAN MENGGUNAKAN VAS


( VISUAL ANALOG SCALE )

Nama Pasien : Ny. M


Usia : 28 Tahun
Pemantau : Mariana Raeni

N JAM PEMBUKAAN HASIL PENGUKURAN


O

1 07.00 6 cm Score 7

2 07.30 - Score 4

3 08.00 - Score 4

4 08.30 8 cm Score 3

Anda mungkin juga menyukai