Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rezy Nadela Putri

NIM : 043529519
Prodi : S1 Akuntansi
Tugas I
Sistem Pengendalian Manajemen

1. Sebuah organisasi yang baik tidak hanya dituntut untuk membuat proses komunikasi
internal berjalan dengan baik, tetapi juga diharapkan dapat menjalin komunikasi efektif
dan memperhatikan segala yang terjadi di lingkungan eksternal. Proses manajemen
perlu memperhatikan faktor-faktor eksternal seperti aturan pemerintah, keadaan
ekonomi, keadaan masyarakat sekitar, perkembangan teknologi, kebijakan pesaing atau
mitra kerja, dan masih banyak faktor yang lainnya.
Perubahan lingkungan eksternal dapat secara langsung mengubah proses manajemen di
lingkungan internal organisasi. Perubahan tersebut diperlukan sebagai upaya adaptasi
agar kegiatan manajemen dapat berjalan dengan baik. Di sisi lain perubahan di
lingkungan internal dapat pula berdampak pada perubahan di lingkungan eksternal. Jadi
dapat dikatakan kedua lingkungan dapat saling memengaruhi satu dengan lainnya.
Lingkungan eksternal ini dipengaruhi oleh pihak-pihak tertentu sehingga menjadi
sebuah norma dan kebiasaan. Secara prinsip pada organisasi bisnis dan non-bisnis
memiliki pihak eksternal yang hampir sama, namun pada organisasi bisnis lebih banyak
pihak eksternal yang terlibat.
Berikut pihak-pihak yang terdapat dalam organisasi bisnis :
a. Pemerintah
Peran pemerintah sebagai regulator atau pembuat keputusan tentu akan
berpengaruh pada keputusan manajemen. Peran pemerintah mencakup aspek
ekonomi, hukum, politik, keamanan, dan beberapa hal lainnya.
b. Konsumen
Konsumen merupakan pengguna dari barang ataupun jasa yang dihasilkan oleh
suatu organisasi bisnis.
c. Pemasok
Pemasok diartikan sebagai pemasok bahan baku, sumber daya manusia,
keuangan/investor, dan sumber informasi eksternal.
d. Pesaing
Strategi manajemen pesaing juga perlu diperhatikan, karena sedikit atau banyak
kebijakan yang dimiliki oleh pesaing akan berdampak pada organisasi. Di
samping itu manajemen yang baik harus memiliki nilai kompetitif yang lebih
bagus dibandingkan dengan organisasi pesaing.
e. Kelompok organisasi
Dengan adanya kelompok ini sehingga dapat menjadi media untuk saling berbagi
dan memberikan masukan antara anggota kelompok yang satu dengan
kelompok lainnya.
f. Masyarakat umum
Merupakan individu maupun kelompok masyarakat di luar kelompok-kelompok,
yang memiliki alur komunikasi dengan organisasi.
Manajemen harus melihat perubahan lingkungan eksternal dalam dua sisi, yaitu,
peluang dan ancaman yang akan berpengaruh pada organisasi. Apabila manajemen
melihat adanya aspek lingkungan eksternal yang bersifat ancaman, maka harus
dibuatlah sebuah sistem manajemen yang dapat mengatasi ancaman dari lingkungan
eksternal tersebut. Namun apabila faktor eksternal yang ada dapat dibaca sebagai
sebuah peluang maka manajemen harus dapat membuat formulasi strategi yang baik
sehingga peluang tersebut dapat dimaksimalkan untuk memberikan manfaat bagi
organisasi.
2. Prinsip penyusunan anggaran merupakan kombinasi dari rencana dan proyeksi kinerja
organisasi dengan menggunakan berbagai asumsi yang dapat diprediksi. Anggaran
dibagi menjadi dua bagian utama yaitu anggaran yang bersifat pendapatan dan
anggaran pengeluaran/biaya.
Secara prinsip proses penyusunan anggaran dibagi menjadi dua bagian juga yaitu
anggaran yang sudah ditetapkan besarannya baru kemudian pihak teknis mengaloksikan
kepada bagian-bagian yang akan mempergunakan (top-down budgeting), yang kedua
proses penyusunan anggaran diawali dengan usulan dan pengajuan dari setiap bagian
(bottom-up budgeting).
Urut – urutan proses penyusunan anggaran yaitu sebagai berikut :
a. Pengorganisasian
Proses pengorganisasian bertujuan untuk menyamakan persepsi dan
mengetahui kebutuhan proposi anggaran masing-masing bagian. Termasuk di
dalamnya terdapat menyusun sistem pengendalian penggunaan anggaran.
b. Pembuatan pedoman
Pedoman berisi tentang garis besar pelaksanaan anggaran dan panduan
penggunaan anggarannya.
c. Pengajuan proposal anggaran
Proposal anggaran merupakan bentuk pengajuan anggaran dari setiap bagian
pengguna anggaran untuk kegiatan operasional masing-masing bagian satu
periode kepada bagian anggaran.
d. Negosiasi
Pada proses negosiasi ini bagian anggaran berdiskusi dengan pengusul anggaran
membahas proposal anggaran yang diajukan dengan berbagai macam asumsi
dan dibandingkan pula dengan pelaksanaan anggaran periode sebelumnya.
e. Review dan persetujuan
Pengalokasian anggaran, dan persetujuan dari pimpinan organisasi untuk
anggaran periode tersebut.
f. Revisi anggaran
Hal ini dapat dimungkinkan untuk dilakukan agar tidak terjadi ketidaksesuaian
antara anggaran yang telah disusun dengan keadaan yang terjadi. Secara umum
proses revisi anggaran ada yang dilakukan secara periodik, misalnya setiap
triwulan, ataupun dilakukan hanya bila terjadi keadaan tertentu yang di luar dari
perkiraan sebelumnya.
3. Beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menilai keefektifan dari sistem
pengukuran kinerja yaitu :
a. Keterkaitan kegiatan pengukuran dengan hal yang diukur
Tentu saja kegiatan pengukuran kinerja harus memiliki keterkaitan dengan
kegiatan yang sedang diukur. Sehingga umpan balik dari proses kerja dapat
dipelajari untuk kemudian dibuatkan langkah perbaikannya.
b. Perbaikan berkelanjutan
Perbaikan dari kendala-kendala yang ada harus dilakukan secara konsisten.
Terutama agar kendala yang sudah ada dapat menjadi media persiapan untuk
membuat proyeksi pelaksanaan program kerja di masa yang akan datang, agar
kendala tersebut tidak terulang lagi di kemudian hari.
c. Pengawasan proses
Kegiatan pengukuran kinerja merupakan bagian dari proses pengawasan yang
dilakukan organisasi dalam pencapaian tujuannya. Sehingga fungsi pengukuran
kinerja harus sejalan dengan komponen fungsi pengawasan lainnya.
4. Aspek penting yang perlu diperhatikan dalam pemberian kompensasi kerja yaitu
memenuhi asas keadilan bagi para personil. Keadilan sering kali dimaknai secara
subjektif menurut kepentingan masing-masing pihak. Dalam bukunya Jackson, et al
(2017) menjelaskan bahwa persepsi keadilan mencerminkan sedikitnya tiga fitur
permasalahan utama, yaitu :
a. Keadilan distributif
Mencerminkan persepsi mengenai bagaimana pencapaian kinerja masing-masing
dibandingkan dengan pencapaian pihak lain atau dengan standar yang ada.
Contohnya adalah seorang personil yang merasa telah mencapai standar kinerja
sesuai standar, akan membandingkan dengan personil lainnya dengan
membandingkan apa yang telah dia capai dan apa yang didapatkannya.
b. Keadilan prosedural
Keadilan prosedural lebih mengarah pada persepi yang dibuat terhadap
bagaimana prosedur yang dibuat untuk melakukan penilaian atas apa yang
dikerjakannya. Contohnya adalah seseorang melihat apakah prosedur penilaian
kinerja yang digunakan organisasi untuk memberikan kompensasi sudah benar-
benar baik.
c. Keadilan interaksional
Prinsip ini digunakan untuk menilai tingkat keadilan berdasarkan pada aspek
subjektivitas proses interaksi yang ditangkap. Contohnya adalah personil yang
menilai seberapa besar dia diperlakukan adil oleh pimpinannya berdasarkan atas
proses komunikasi dan interaksi yang dilakukan pimpinan tersebut kepada
dirinya.
5. Sebuah organisasi juga perlu melakukan inovasi dalam menjalankan kegiatan
organisasinya. Proses inovasi merupakan sebuah proses mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman untuk menciptakan atau memproduksi produk/sistem
yang berbeda. Inovasi diperlukan agar organisasi dapat membuat hal-hal baru yang
bermanfaat dalam pencapaian tujuan organisasi. Inovasi tidak hanya berkaitan dengan
produk yang dihasilkan, tetapi dapat juga tercipta dalam bentuk suatu teori, sistem
kerja, kebijakan, maupun hal-hal lainnya.
Proses inovasi dibagi menjadi dua bagian besar (Scot & Brucce, 1994), yaitu:
1. Inovasi radikal
Inovasi ini berskala besar dan biasanya menyeluruh mencakup berbagai macam
aspek.
2. Inovasi incremental
Merupakan suatu inovasi berskala kecil yang bersifat per lini kerja.
Proses inovasi perlu dikelola dengan baik agar kreativitas dalam upaya pengembangan
organisasi dapat terus terpelihara. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
membuat lingkungan kerja yang kreatif. Lingkungan kerja kreatif memiliki beberapa
komponen, yaitu :
1. Lingkungan kerja yang progresif;
2. Lingkungan organisasi yang nyaman;
3. Sistem pengawasan dan pengendalian yang baik;
4. Fleksibilitas kerja;
5. Permasalahan yang dapat dibuatkan solusi.

Referensi :
Modul 2, 3, dan 4 Sistem Pengendalian Manajemen

Anda mungkin juga menyukai