Anda di halaman 1dari 6

KLINIK PRATAMA SINAR SEHAT

No. Izin Klinik : 440/010/2013-VII/Klinik/DINKES


JL. RAYA SINAR JAYA RT.05 RW.016 Desa Batujajar Barat, Kab. Bandung Barat.
Telp. ( 022 ) 86676789 | kpsinarsehatbatujajar@gmail.com

SURAT KEPUTUSAN
PIMPINAN KLINIK PRATAMA SINAR SEHAT BATUJAJAR
Nomor : …….
TENTANG
PELAYANAN KLINIS DI
KLINIK PRATAMA SINAR SEHAT BATUJAJAR

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis di Klinik Pratama Sinar Sehat Batujajar


dilaksanakan sesuai kebutuhan pasien;
b. bahwa pelayanan klinis Klinik Pratama Sinar Sehat Batujajar perlu
memperhatikan mutu dan keselamatan pasien;
c. bahwa pasien berhak mendapatkan pelayanan yang selain bermutu
namun juga memuaskan, sesuai dengan Indikator Mutu Nasional;
d. bahwa dari poin a,b,dan c diatas maka perlu disusun kebijakan
pelayanan klinis di Klinik Pratama Sinar Sehat Batujajar;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik


2. Kedokteran;
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun
2022 tentang Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan
Tempat Praktik Mandiri Dokter Dan Dokter Gigi, Klinik, Pusat
Kesehatan Masyarakat, Rumah Sakit, Laboratorium Kesehatan,
3. Dan Unit Transfusi Darah Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 34 tahun 2022 tentang Akreditasi Puskesmas,
Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit Transfusi Darah, Tempat
4. Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 47 tahun 2018 tentang
Pelayanan Kegawatdaruratan;
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
5. 2017 tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK TENTANG PELAYANAN


KLINIS DI KLINIK PRATAMA SINAR SEHAT BATUJAJAR
KESATU : Pelayanan klinis di Klinik Pratama Sinar Sehat Batujajar mencakup dari
mulai Pasien datang dan di daftarkan sampai ke pasien pulang atau di
rujuk, sebagaimana tercantum dalam lampiran yang tidak terpisah dari
Surat Keputusan ini;
KEDUA : Yang berhak memberikan pelayanan klinis adalah utamanya oleh dokter
dan dokter gigi, dan dapat diwakilkan dengan pendelegasian wewenang
yang jelas ke petugas kesehatan lain yaitu Perawat dan Bidan di Klinik
Pratama Sinar Sehat Batujajar;
Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila di
KETIGA : kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini maka
diadakan perbaikan;

Ditetapkan di : Batujajar
Pada tanggal :
PIMPINAN KLINIK PRATAMA SINAR SEHAT,

H. KOMARUDIN, S.Kep., NERS.


LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA KLINIK PRATAMA
SINAR SEHAT BATUJAJAR
NOMOR : ……..............................
TENTANG : KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS
KLINIK PRATAMA SINAR SEHAT BATUJAJAR

A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dengan prosedur yang jelas, dijelaskan dalam Standar
Operasional Prosedur Pendaftaran
2. Pendaftaran pasien harus oleh petugas yang kompeten yang mampu bekerja dengan teliti
dan juga ramah.
3. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien.
4. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dan cara identifikasi sebagai
berikut : nama pasien, tanggal lahir pasien, tempat tinggal pasien, nomor rekam medis bila
ada, atau dengan kartu berobat.
5. Informasi tentang pelayanan medis yang tersedia, dan informasi lain yang dibutuhkan
masyarakat yang meliputi : jenis pelayanan, jadwal pelayanan, hak dan kewajiban pasien dan
informasi tentang kerjasama dengan fasilitas kesehatan yang lain harus dapat disediakan di
tempat pendaftaran
6. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan ada keseluruhan proses pelayanan yang
dimulai dari pendaftaran.
7. Kendala fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasi dan
ditindaklanjuti.

B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN


1. Kajian awal dilakukan secara paripurna dilakukan oleh tenaga yang kompeten melakukan
pengkajian, dilakukan saat Pasien melakukan kunjungan Pertama di Klinik Sinar Sehat
Batujajar
2. Kajian awal dituliskan dalam format khusus diawal bagian dari Rekam Medis.
3. Proses kajian dilakukan mengacu pada standar profesi dan standar asuhan.
4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya pengulangan yang tidak
perlu.
5. Koordinasi dan Komunikasi antar Praktisi klinis harus terjalin dengan baik khususnya pada
kasus yang memerlukan penanganan kolaboratif.
6. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, profesi kesehatan lain wajib
diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis.
7. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOAP.
8. Pasien dengan kondisi gawat/darurat harus diprioritaskan dalam pelayanan.
9. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan professional yang
kompeten dibuktikan dengan adanya SIP/SIPP ataupun SIP Apoteker yang berlaku.
10. Jika diperlukan penanganan/ pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi
dikonsulkan dengan baik dan tercatat semua komunikasinya dalam rekam medis pasien.
11. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian maupun keputusan layanan harus dilakukan
melalui proses pendelegasian wewenang
12. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan professional yang
memenuhi persyaratan.
13. Proses kajian , perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan peralatan dan
tempat yang memadai.
14. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan petugas.
15. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis yang dibakukan
sesuai dengan Standar yang diakui secara Nasional.
16. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien, dan melibatkan pasien. Pasien berhak
menolak rencana layanan.
17. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis,
psikologis, social, spiritual dan menperhatikan tata nilai budaya pasien
18. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan efisiensi sumber daya
yang ada.
20. Resiko dan efek samping yang mungkin terjadi dalam pelayanan layanan harus
diidentifikasi dan disampaikan pada pasien, sesuai dengan prosedur pengisian Informed
Consent.
21.Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis
22.Rencana layanan harus memuat pendidikan/ penyuluhan pasien
23.Dalam memberikan pelayanan klinis harus selalu diingat Sasaran Keselamatan Pasien dan
Pencegahan terjadinya Infeksi.
C. PELAKSANAAN LAYANAN
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis.
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi : pelayanan medis dokter/dokter gigi,
keperawatan , kebidanan dan pelayanan profesi kesehatan yang lain.
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan.
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam medis pasien.
5. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis pasien.
6. Tindakan medis pengobatan yang berisiko wajib informasikan pada pasien sebelum
mendapat persetujuan.
7. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib didokumentasikan.
8. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindaklanjutkan.
9. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut
10. Kasus kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai prosedur
pelayanan pasien gawat darurat.
11. Kasus kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan kasus
berisiko tinggi.
12. Kasus kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi harus
ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan infeksi (kewaspadaan universal).
13. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator yang jelas.
14. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian layanan
15. Keluhan pasien atau komplain wajib diidentifikasi didokumentasi dan ditindaklanjuti
16. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk menghindari
pengulangan yang tidak perlu.
17. Pelayanan mulai dari pendaftaran , pemeriksaan fisik, penunjang , perencanaan layanan,
pelaksanaan layanan , pemberian obat atau tindakan sampai dengan pasien pulang atau
dirujuk harus berkesinambungan.
18. Pasien berhak menolak pengobatan
19. Pasien berhak menolak untuk dirujuk ke sarana kesehatan lain
20. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan, maupun untuk dirujukkan tercantum di rekam
medik pasien.
21. Jika pasien menolak untuk pengobatan / rujukan, wajib diberikan informasi tentang hak
pasien untuk membuat keputusan , akibat dari keputusan ,dan tanggungjawab mereka
berkenaan dengan keputusan tersebut.
22. Pelayanan anastesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur baku
23. Pelayanan anstesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh petugas yang kompeten
24. Sebelum anastesi/ pembedahan harus mendapatkan informed consent
26. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anastesi dan pembedahan
27. Edukasi kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai dengan rencana layanan.

D. RENCANA RUJUKAN DAN PEMULANGAN


1. Pemulangan pasien dipandu oleh prosedur yang baku. Kriteria pasien pulang adalah
kondisi pasien stabil, tidak dalam keadaan syok, perdarahan, ataupun dalam kondisi
penurunan kesadaran.
2. Dokter yang menangani bertanggungjawab untuk melaksanakan proses pemulangan atau
rujukan
3. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindaklanjuti oleh dokter yang menangani
4. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, klinik wajib memberikan alternative pelayanan
5. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis
6. Resume klinis meliputi : nama pasien, kondisi klinis, prosedur/ tindakan yang telah
dilakukan dan kebutuhan akan tindak lanjut
7. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan
8. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh petugas yang kompeten
9. Kriteria merujuk pasien harus sesuai kriteria.
10. Pada saat pemulangan pasien /keluarga harus diberi informasi tentang tindak lanjut
layanan.
11. Ketentuan lebih lanjut mengenai rujukan ada dalam Surat Keputusan Pimpinan Klinik
tentang Rujukan Pasien.

Ditetapkan di : Batujajar
Pada tanggal :
PIMPINAN KLINIK PRATAMA SINAR SEHAT,

H. KOMARUDIN, S.Kep., NERS.

Anda mungkin juga menyukai