Anda di halaman 1dari 7

TEMPLATE TUGAS MODUL PEDAGOGIK

PROBLEM BASED LEARNING (PBL)


LPTK UIN SULTHAN THAHA SIFUDDIN JAMBI TAHUN 2023
Nama : Sri Wahyuni
Mapel/Kelas : PAI/V
Modul : 4
Judul PBL : Gerakan Dalam Sholat

NO MODUL JENIS TUGAS DESKRIPSI TUGAS KETERANGAN


1 MODUL 1 IDENTIFIKASI MASALAH 1. Ada perbedaan pengetahuan
siswa mengenai masalah batas
mengangkat tangan (takbir)
ketika takbiratul ihram, ketika
takbir untuk ruku’ dan ketika akan
sujud didalam melaksanakan
shalat.

2 MODUL 2 EKSPLORASI PENYEBAB Literatur Review (Melakukan literatur dan realitas


MASALAH Hadis riwayat hakim dan baihaqi review yang relevan dengan
ِ‫ﻋَﻠْﻴﻪ‬ َ ُ ‫ﺻَّﻠﻰ ﷲ‬ َ ‫ل اﻟَّﻠِﻪ‬ َ ‫ﺳﻮ‬ ُ ‫ﺖ َر‬ ُ ‫ »َرَأْﻳ‬:‫ل‬َ ‫ َﻗا‬،‫ﺲ‬ٍ ‫ﻦ َأَﻧ‬ ْ ‫ﻋ‬ َ identifikasi masalah)
َّ‫ﺳَﺘَﻘﺮ‬ ْ ‫ﺣَّﺘﻰ ا‬ َ ‫ﻢ َرَﻛَﻊ‬
َّ ‫ﺤﺎَذى ِﺑِﺈْﺑَﻬﺎَﻣْﻴِﻪ ُأُذَﻧْﻴِﻪ ُﺛ‬َ ‫ﻢ َﻛَّﺒَﺮ َﻓ‬
َ ‫ﺳَّﻠ‬
َ ‫َو‬
ُ‫ﺖ ُرْﻛَﺒَﺘﺎه‬ ْ ‫ﺳَﺒَﻘ‬
َ ‫ﺣَّﺘﻰ‬ َ ‫ﻂ ِﺑاﻟَّﺘْﻜِﺒﻴِﺮ‬ َّ ‫ﺤ‬َ ‫ َواْﻧ‬،‫ﻞ ِﻣْﻨُﻪ‬ٍ ‫ﺼ‬ِ ‫ﻞ َﻣْﻔ‬ ُّ ‫ُﻛ‬
‫ﻫَﺬا‬
َ : ‫ وﻗﺎل اﻟﺤﺎﻛﻢ‬.‫ رواه اﻟﺤﺎﻛﻢ واﻟﺒﻴﻬﻘﻲ‬. «‫َﻳَﺪْﻳِﻪ‬
ِ‫ﺨْﻴﻦ‬
َ ‫ﺸْﻴ‬ َّ ‫ط اﻟ‬
ِ ‫ﺷْﺮ‬َ ‫ﻋَﻠﻰ‬ َ ‫ﺢ‬ ٌ ‫ﺤﻴ‬ ِ ‫ﺻ‬ َ ‫ﺳَﻨﺎٌد‬ ْ ‫ِإ‬.
Artinya: Dari Anas ia berkata : aku
melihat Rosulullah SAW. Bertakbir
(memulai sholat) maka kedua ibu jari
beliau sejajar dengan kedua telingnya,
kemudian beliau ruku’ sehingga sendi-
sendinya tidak bergerak (thuma’ninah)
dan turun kebawah dengan takbir
sehingga kedua lutunya mendahului
kedua tangannya. (HR: Al-hakim dan Al-
Baihaqi. Berkata Al-hakim, sanad hadis
ini shohih sesuai syarat Imam Al-
Bukhori dan Muslim)

Hadis riwayat Imam Bukhori dan Muslim


ُ‫ ” َرَأْﻳﺖ‬:‫ل‬ َ ‫ َﻗا‬،‫ﻋْﻨُﻬَﻤﺎ‬ َ ‫ﻲ اﻟَّﻠُﻪ‬َ ‫ﺿ‬ ِ ‫ﻋَﻤَﺮ َر‬ُ ‫ﻦ‬ ِ ‫ﻋْﺒِﺪ اﻟَّﻠِﻪ ْﺑ‬ َ ‫ﻦ‬ْ ‫ﻋ‬َ
‫ﺼﻻ‬ َّ ‫ﻢ ِإَذا َﻗﺎَم ِﻓﻲ اﻟ‬ َ ‫ﺳَّﻠ‬
َ ‫ﻋَﻠْﻴِﻪ َو‬َ ُ ‫ﺻَّﻠﻰ ﷲ‬ َ ‫ل اﻟَّﻠِﻪ‬ َ ‫ﺳﻮ‬ ُ ‫َر‬
ُ‫ن َﻳْﻔَﻌﻞ‬ َ ‫ َوَﻛﺎ‬،‫ﺣْﺬَو َﻣْﻨِﻜَﺒْﻴِﻪ‬ َ ‫ﺣَّﺘﻰ َﻳُﻜﻮَﻧﺎ‬ َ ‫َِة َرَﻓَﻊ َﻳَﺪْﻳِﻪ‬
َ‫ﺳُﻪ ِﻣﻦ‬ َ ‫ﻚ ِإَذا َرَﻓَﻊ َرْأ‬َ ‫ﻞ َذِﻟ‬ ُ ‫ َوَﻳْﻔَﻌ‬،‫ع‬ ِ ‫ﻦ ُﻳَﻜِّﺒُﺮ ِﻟﻠُّﺮُﻛﻮ‬
َ ‫ﺣﻴ‬ ِ ‫ﻚ‬ َ ‫َذِﻟ‬
ُ‫ َوﻻ َ َﻳْﻔَﻌﻞ‬،‫ﺣِﻤَﺪُه‬ َ ‫ﻦ‬ ْ ‫ﺳِﻤَﻊ اﻟَّﻠُﻪ ِﻟَﻤ‬َ :‫ل‬ ُ ‫ َوَﻳُﻘﻮ‬،‫ع‬ ِ ‫اﻟُّﺮُﻛﻮ‬
‫ﺠﻮِد ” رواه اﻟﺒﺨﺎري وﻣﺴﻠﻢ‬ ُ ‫ﺴ‬ ُّ ‫ﻚ ِﻓﻲ اﻟ‬ َ ‫َذِﻟ‬
Dari Abdullah bin Umar RA. Berkata : aku
melihat Rosulullah SAW. Ketika berdiri
didalam sholat mengangkat kedua
tanganya sampai sejajar kedua
pundaknya. Dan beliau melakukan hal
itu ketika takbir untuk ruku’ dan ketika
bangun dari ruku’, dan beliau
mengucapkan sami’allahu liman
hamidah, dan tidak mengangkat kedua
tanganya ketika akan sujud. (HR:
Bukhori dan muslim)
Masalah mengenai batas mengangkat
tangan merupakan masalah khilafiyah
diantara para Ulama’ yang semuanya
berdasarkan hadits Rasulullah SAW.
Sedangkan praktik yang dilakukan
masyarakat Indonesia mengikuti sesuai
madzhab Imam Syafi’i yaitu
mengangkat kedua tangan sampai
kedua pundak, yang berarti pergelangan
tangan sejajar dengan pundak, jari-jari
sejajar dengan telinga bagian atas serta
Ibu jari sejajar dengan telinga bagian
bawah.

Dalam hadis riwayat Bukhari, Ibnu Umar


RA menyebutkan saat-saat kapan
mengangkat tangan ketika takbir sesuai
apa yang dicontohkan Rasulullah.

Ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa


sallam memasuki sholat beliau
takbiratul ihram dan mengangkat
tangan, ketika hendak rukuk, beliau
mengangkat tangan, ketika i'tidal –
sami'allahu liman hamidah – beliau juga
mengangkat tangan, dan ketika bangkit
dari tasyahud awal, beliau mengangkat
tangan .

Selain mengikuti sunah Rasulullah,


makna lain mengangkat tangan
dijelaskan oleh Imam Nawawi dalam
kitab Al Majmu' Syarh Al Muhadzdzab .
Imam Nawawi menukil pendapat Imam
Syafi'i.

Dari Imam As Syafi'i, bahwa beliau


pernah shalat di samping Muhammad
bin Hasan As Syaibani. Ketika shalat,
Imam As Syafii mengangkat tangan
pada saat rukuk dan i'tidal. Hingga
Muhammad bin Hasan bertanya kepada
beliau, 'Mengapa Anda mengangkat
tangan? ' Jawab Imam as-Syafii, bahwa
itu bentuk pengagungan kepada Allah
Ta'ala dan mengikuti sunah Rasul-Nya,
serta mengharapkan pahala Allah'."

Imam Nawawi juga menjelaskan ada


pendapat lain yang menyatakan
mengangkat tangan adalah bentuk
kepasrahan dan ketundukan seorang
hamba kepada Sang Khalik. Juga ada
yang menyatakan mengangkat tangan
adalah isyarat seseorang telah
melepaskan seluruh urusan dunia dan
siap menghadap Allah dalam sholatnya.

Realitas Riview
1. Kurangnya perhatian siswa
dalam memahami setiap gerakan
salat.
2. Siswa belum sepenuhnya dapat
menginternalisasikan gerakan
salat yang menjadi bagian yang
melekat dalam menjalankan
ibadah.
3. Kurangnya kontrol orang tua saat
belajar di rumah sehingga
peserta didik mudah terpengaruh
sosial media.
3 MODUL 3 ANALISIS PENENTU PENYEBAB Berdasarkan hasil kajian literatur dan (Melakukan eksplorasi penyebab
MASALAH hasil wawancara serta dikonfirmasi dominan dan keterkaitannya
melalui observasi maka dapat diketahui dengan penyebab determinan)
penyebab dominan perbedaan
pengetahuan siswa kelas V SD
mengenai masalah batas mengangkat
tangan (takbir) ketika takbiratul ihram,
ketika takbir untuk ruku’ dan ketika akan
sujud didalam melaksanakan shalat
adalah sebagai berikut:

1. Siswa ada yang tidak mau belajar


sholat sejak usia dini.
2. Siswa kurang minat belajar sholat
di rumah /masjid sehingga tidak
faham gerakan sholat.
3. Media pembelajaran kurang
inovatif biasanya guru hanya
menggunakan metode ceramah
kepada siswa.
4. Dorongan belajar siswa dari
orangtuanya kurang.

Penyebab Determinan:
1. Aktivitas siswa terlalu padat,
keasikan bermain dan tidak
terbiasa melakukan sholat.
2. Siswa malas melaksanakan
shalat berjamaah karena merasa
membutuhkan waktu yang lama
dan kurangnya motivasi diri untuk
memahami gerakan sholat.
3. Guru tidak menggunakan metode
belajar yang relevan seperti
media audio visual.
4. Orang tua bisanya hanya
merintah anak untuk shalat tetapi
tidak ikut mempraktekkan shalat.

4 MODUL 4 RENCANA AKSI Rencana Aksi Dalam Upaya (Menyusun rencana aksi dan
Meningkatkan Pengetahuan Siswa desain pembelajaran yang relevan
kelas V SD mengenai masalah batas dengan hasil analisis masalah)
mengangkat tangan (takbir) ketika
takbiratul ihram, ketika takbir untuk ruku’
dan ketika akan sujud didalam
melaksanakan shalat adalah sebagai
berikut:
1. Menambah media pembelajaran
serta penjelasan secara lugas
yang disertai dengan contoh
maupun dengan melihat gerakan
sholat yang benar melalui media
pembelajaran audio visual.
2. Mengadakan praktek gerakan di
kelas atau Musholla sekolah
ketika jam pelajaran usai agar
siswa memahami gerakan sholat.
3. Guru mempraktekkan langsung
tata mengangkat tangan ketika
sholat dengan diikuti siswa.
4. Guru memotivasi dan
memberikan dorongan agar
siswa mempunyai kemauan
belajar.
5. Guru mengadakan kerja sama
dengan orangtua siswa maupun
TPA untuk memfasilitasi setiap
siswa untuk membentuk karakter
yang bertanggungjawab sehingga
tidak meninggalkan sholat.
6. Guru memberikan contoh dan
teladan langsung sebagai
orangtua kedua disekolah.
7. Mengadakan kerjasama dengan
orang tua siswa untuk
membimbing dan memantau
siswa ketika berada di rumah.

Catatan:
1. Tugas pada Modul 1 hanya focus pada deskripsi tugas No. 1
2. Tugas Pada Modul 2 melanjutkan atau memperbaiki deskripsi tugas No.1 dan begitu seterusnya.
3. Rencana Umum PBL/PJBL ditentukan peserta PPG dan dibimbing oleh dosen pembimbing pada tahap pendalaman materi
4. Rencana lengkap PBL/PJBL disusun oleh peserta PPG pada tahap Loka Karya Penyusunan Perangkat Pembelajaran,
divalidasi pada tahap review perangkat dan diujicoba pada saat peer teaching dan ujian komprehensif
5. Desain PBL/PJBL dilaksanakan pada saat PPL dan diteliti melalui PTK

Anda mungkin juga menyukai