Anda di halaman 1dari 89

SKRIPSI

PENGARUH KOMBINASI BABY SWIM DENGAN MUSIK KLASIK


MOZART TERHADAP BERAT BADAN DAN KUALITAS
TIDUR BAYI USIA 6-9 BULAN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SUMOWONO

Oleh :

Runjati,M.Mid
NIP 197411141998032001

JURUSAN KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN


KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2018

i
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Pengaruh Kombinasi Baby Swim Dengan Musik Klasik Mozart
Terhadap Berat Badan Dan Kualitas Tidur Bayi Usia 6-9 Bulan Di Wilayah Kerja
Puskesmas Sumowono” telah disetujui dan dinyatakan memenuhi syarat untuk
diseminarkan.

Semarang, 2018
Mengetahui, Ketua Peneliti
Ketua UPPM

Nina Indriyawati, MNS Runjati,M.Mid


NIP. 197308171998032003 NIP 197411141998032001

Menyetujui,
Direktur Poltekkes Kemenkes Semarang

Warijan, SPd, A.Kep, M.Kes


NIP. 196307151984031004

ii
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-

Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Penelitian Dosen Pemula Poltekkes

Kemenkes Semarang dengan judul “Pengaruh Kombinasi Baby Swim Dengan Musik

Klasik Mozart Terhadap Berat Badan Dan Kualitas Tidur Bayi Usia 6-9 Bulan Di

Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono”.

Dalam penyusunan Skripsi ini penulis memperoleh bimbingan, bantuan dan saran

dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih

kepada:

. Penyusunan laporan akhir penelitian ini tidak lepas dari bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapakan terima
kasih kepada:
1. Bapak Warijan, SPd, A.Kep, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Semarang.
2. i, M.Mid selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang. Comment [u1]: Mohon dibantu
kelengkapan nya njih mbak Ria
3. UPPM Polteknik Kesehatan Kemenkes Semarang yang telah memberikan
kesempatan peneliti untuk melakukan penelitian.
4. Segenap dosen Jurusan Kebidanan Semarang Politeknik Kesehatan Kemenkes
Semarang, terima kasih banyak atas dukungan dan supportnya sehingga penelitian
ini selesai.
5. Semua pihak, yang telah membantu penyusunan penelitian ini.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan laporan penelitian ini masih ada kekurangan.
Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua
pihak sehingga hasil dari penyusunan penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan bagi semua pihak.

Hormat Kami

Peneliti

iii
iv
Poltekkes Kemenkes Semarang
Jurusan Kebidanan Semarang
Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Semarang
2018

ABSTRAK

Runjati(1)
Pengaruh Kombinasi Baby Swim dengan Musik Klasik Mozart terhadap
Berat Badan dan Kualitas Tidur Bayi Usia 6-9 Bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Sumowono 71 Halaman+ 8 Tabel+ 15 Lampiran

Bayi usia 6-12 bulan merupakan masa tumbuh kembang dan golongan
yang paling rawan terhadap kekurangan kalori protein. Terdapat bayi yang
mengalami berat badan di Bawah Garis Merah (BGM) dikarenakan kekurangan
nutrisi di Puskesmas Sumowono. Upaya yang dilakukan untuk pertumbuhan pada
bayi adalah dengan dilakukannya stimulasi salah satunya dengan baby swim
dengan musik klasik mozart.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh
kombinasi baby swim dengan musik klasik mozart terhadap berat badan dan
kualitas tidur bayi usia 6-9 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sumowono.
Desain penelitian ini menggunakan quasy eksperimen dengan pre post
control group design. Jumlah responden sebanyak 36 bayi dengan 18 bayi
kelompok perlakuan dan 18 bayi kelompok kontrol. Berat badan diukur dengan
timbangan bayi digital dan kualitas tidur menggunakan kuesioner Brief Infant
Screening Questionnaire (BISQ). Penelitian dilakukan satu minggu tiga kali
selama empat minggu setiap pagi hari. Nomor ethical clearance:
203/KEPK/Poltekkes-Smg/EC/2018.
Hasil penelitian ini didapatkan bahwa kenaikan berat badan pada
kelompok perlakuan sebesar 9% dan kelompok kontrol sebesar 6%. Sedangkan
untuk kenaikan kualitas tidur pada kelompok perlakuan sebesar 31% dan
kelompok kontrol sebesar 20%. Hasil p value < 0,05 menyatakan bahwa ada
pengaruh antara kombinasi baby swim dengan musik klasik mozart terhadap berat
badan dan kualitas tidur bayi usia 6-9 bulan.
Di harapkan bahwa tenaga kesehatan dapat mengembangkan ketrampilan
dengan memberikan baby swim dengan musik klasik mozart sebagai alternatif
untuk meningkatkan berat badan dan kualitas tidur bayi usia 6-9 bulan.

Kata Kunci : Baby Swim, Musik Klasik Mozart, Berat Badan, Kualitas
Tidur
Pustaka : 57 pustaka (2001 s/d 2017)
Keterangan : 1. Peneliti Utama
Health Polythencic of Semarang
Departement of Midwifery
Bachelor Degree of Midwifery
2018

ABSTRACT

Runjati(1)
The Influence of Baby Swim with Mozart Classic Music Combination Towards
Weight and Sleep Quality Baby Age 6-9 Months in Work Area Puskesmas
Sumowono 71 Pages+ 8 Chart+ 15 Attachment

Weight is one of the parameters that gives a picture of body mass. In


infants aged 6-12 months is a period of growth and development of the group
most vulnerable to the lack of protein calories. There are infants who are
underweight under the Red Line (BGM) due to nutritional deficiencies in the
Puskesmas Sumowono. Efforts made to growth in infants is to do one of the
stimulation with baby swim and mozart classic music combination.
The purpose of this research is to know the influence of baby swim with
mozart classic music combination to body weight and sleep quality baby age 6-9
months in work area puskesmas sumowono.
This research design uses experimental quasy with pre post control group
design. The number of respondents were 36 infants with 18 infants in the
treatment group and 18 infants in the control group. Weight is measured by digital
baby scales and sleep quality using the Brief Infant Screening Questionnaire
(BISQ) questionnaire. Research is done one week three times for 4 weeks every
morning. Ethical clearance number: 203/KEPK/Poltekkes-Smg/EC/2018.
The results of this study found that weight gain in the treatment group of
9% and the control group by 6%. While for the increase of sleep quality in
treatment group by 31% and control group by 20%. The result p value <0,05
indicates that there is influence between baby swim baby with to body weight and
quality of baby sleep age 6-9 months.
From the result of this study it is expected that health workers can develop
skills by provided in baby swim with mozart classical music as an alternative to
improving weight and sleep quality of baby.

Keywords :Baby Swim, Mozart Classic Music, Weight, Sleep Quality


Bibliography : 57 references (2001 until 2017)
Spesification : 1. Author
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI DAN KETUA JURUSAN ............. iii

RIWAYAT HIDUP PENULIS ........................................................................ iv

KATA PENGANTAR. .................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ x

DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii

ABSTRAK ....................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7

E. Lingkup Penelitian .................................................................................... 8

F. Keaslian Penelitian.................................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori. .......................................................................................... 13

1. Pertumbuhan Bayi ................................................................................ 13

2. Tidur ..................................................................................................... 21
3. Baby Swim ........................................................................... 26

4. Terapi Musik Klasik............................................................ 32

B. Kerangka Teori ......................................................................................... 39

BAB III METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep. ..................................................................................... 40

B. Hipotesis Penelitian. ................................................................................. 40

C. Jenis dan Desain Penelitian....................................................................... 41

D. Variabel Penelitian .................................................................................... 42

E. Definisi Operasional ................................................................................. 43

F. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 45

G. Populasi, sample dan Teknik Pengambilan sampel .................................. 45

H. Teknik Pengumpulan Data dan Jenis Data ............................................... 48

I. Instrumen Penelitian ................................................................................. 50

J. Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................................... 51

K. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data .............................................. 52

L. Etika Penelitian ......................................................................................... 54

M. Jadwal Penelitian ...................................................................................... 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil 56

B. Pembahasan. ............................................................................................. 63

C. Keterbatasan Penelitian............................................................................. 69

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kesimpulan. .............................................................................................. 71
B. Saran. ........................................................................................................ 71

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian........................................................................... 9

Tabel 2.1 Pola Tidur Bayi ................................................................................ 23

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ....................................................................... 42

Tabel 3.2 Definisi Operasional ........................................................................ 43

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden............................... 57

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data ................................................................ 58

Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas ..................................................................... 59

Tabel 4.1 Perbedaan Berat Badan Bayi dan Kualitas Tidur............................. 60

Tabel 4.2 Perbedaan Berat Badan Bayi dan Kualitas Tidur pada Kelompok

Perlakuan dan Kelompok Kontrol ................................................... 61

x
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Kerangka Teori ............................................................................... 39

Bagan 3.1 Kerangka Konsep ............................................................................ 40

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Lembar Observasi I

Lampiran 3. Lembar Observasi II

Lampiran 4. Lembar Observasi III

Lampiran 5. Prosedur Pelaksanaan Kombinasi Baby Swim dengan Musik Klasik

Mozart.

Lampiran 6. Posedur Pemberian Musik Klasik Mozart

Lampiran 7. Posedur Pelaksanaan Pemeriksaan Berat Badan

Lampiran 8. Kuesioner Kualitas Tidur Brief Infant Screening Questionarre

(BISQ)

Lampiran 9. Kuesioner Identitas Responden

Lampiran 10. Surat Pengambilan Data Puskesmas Sumowono

Lampiran 11. Sertifikat Pelatihan Mom and Baby SPA Lampiran

12. Surat Izin Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Lampiran 13.

Surat Izin Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang

Lampiran 14. Etichal Clearance

Lampiran 15. Lembar Bimbingan

Lampiran 16. Lampiran Uji Statistik

Lampiran 17. Dokumentasi

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran

massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitive terhadap perubahan-perubahan

yang mendadak. Perubahan ini bisa dikarenakan oleh penyakit infeksi,

menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang

dikonsumsi (Depkes RI, 2009). Pada bayi usia 6-12 bulan merupakan masa

tumbuh kembang dan golongan yang paling rawan terhadap kekurangan

kalori protein (Sitohang, 2015). Hal ini dikarenakan pada usia 6-12 bulan

proses pembelahan dan pematangan sel berjalan lambat (Widyastuti and

Widyani, 2006). Selain itu, bayi usia 6 bulan keatas rentan terhadap

malnutrisi, sehingga harus mendapat nutrisi dengan tepat dan benar, baik

kuantitas maupun kualitasnya. Jika bayi tidak mendapat nutrisi dengan tepat

dan benar, maka akan mempengaruhi status gizi (Listyoningrum and

Harijono, 2015).

Status gizi optimal pada 2 tahun kehidupan pertama merupakan salah

satu penentu kualitas sumber daya masyarakat, sehingga penanganan yang

tepat pada awal pertumbuhan dapat mencegah gangguan gizi yang dapat

muncul saat dewasa. Jika dalam pemenuhan gizi bayi di bawah 2 tahun baik

maka untuk kedepannya pertumbuhannya akan optimal (Adriani and

Wirjatmadi, 2012).

1
2

Dampak yang akan terjadi jika bayi mengalami kurang gizi adalah

terjadi keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan (Amelia et al., 2001).

Akibat lain dari kurang gizi ini adalah kerentanan terhadap penyakit-penyakit

infeksi terlebih pada kasus gizi buruk dan dapat menyebabkan kematian.

Selain digunakan sebagai faktor penyebab AKB, status gizi yang baik dapat

menjadi parameter pertumbuhan optimal bayi (Wahyudi, Sriyono and

Indarwati, 2014).

Menurut data Riset Kesehatan prevalensi berat-kurang pada tahun

2013 adalah 19,6 persen, terdiri dari 5,7 persen gizi buruk dan 13,9 persen

gizi kurang. Jika dibandingkan dengan angka prevalensi nasional tahun 2007

(18,4 %) dan tahun 2010 (17,9 %) terlihat meningkat pada perubahan

prevalensi gizi buruk yaitu dari 5,4 persen tahun 2007, 4,9 persen pada tahun

2010, dan 5,7 persen tahun 2013 (Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan, 2013). Sedangkan untuk angka kekurangan gizi di Kabupaten

Semarang dari tahun 2014 sebanyak 64 kasus, tahun 2015 turun menjadi 60

kasus dan tahun 2016 meningkat menjadi 66 kasus (Dinas Kesehatan

Kabupaten Semarang, 2016). Puskesmas Sumowono merupakan salah satu

puskesmas di Kabupaten Semarang, di Puskesmas Sumowono pada bulan

Agustus terdapat bayi yang mengalami berat badan di Bawah Garis Merah

(BGM) dikarenakan kekurangan nutrisi sejumlah 10 bayi, mengalami

peningkatan kasus pada bulan September dan Oktober sejumlah 11 bayi. Hal

ini menunjukkan bahwa masih tingginya angka kekurangan gizi pada bayi

(Puskesmas Sumowono, 2016).


3

Salah satu upaya yang dilakukan untuk pertumbuhan pada bayi adalah

dengan dilakukannya stimulasi. Stimulasi dapat memberikan efek positif pada

bayi untuk mempercepat pertumbuhan. Banyak penelitian yang

menganjurkan bayi untuk selalu diberikan stimulasi untuk mencegah

keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi (Dyna and Sri,

2016). Beberapa pedoman untuk stimulasi bayi di antaranya stimulasi

penglihatan, stimulasi pendengaran, stimulasi bicara, stimulasi gerak dan

stimulasi taktil atau perabaan (Fida & Maya, 2012).

Berenang merupakan salah satu stimulasi gerak, karena pada saat

berenang hampir semua otot tubuh bergerak sehingga semua otot bisa terus

berkembang dan dapat menambah kekuatan serta dapat menambah stimulasi

pada bayi (Dyna and Sri, 2016). Selain itu terdapat metode pemberian

relaksasi yaitu dengan pemberian baby SPA yang salah satu didalamnya

adalah baby swim. Pemberian relaksasi akan membantu bayi lebih tenang,

nyaman, kualitas dan kenyamanan tidur lebih lama sehingga berat badan akan

bertambah (Rahayu, Suherni and Runjati, 2015). Pada bayi yang dilakukan

baby swim, akan merasakan relaksasi dan mengalami peningkatan fungsi dari

nervus vagusnya (saraf cranial ke-10). Hal ini akan menyebabkan produksi

enzim penyerapan gastrin dan insulin menjadi meningkat, sehingga

penyerapan terhadap sari makanan menjadi lebih baik (Damayanti, 2015).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Apriany dan Wulandari pada

tahun 2016 tentang “Effectiveness of Development of Baby Swim in

Cipageran Public Health Care Area Cipageran Cimahi” menyatakan bahwa


4

baby swim dapat bermanfaat untuk meningkatkan stimulasi pada bayi,

membuat bayi menjadi nyaman dan dapat menambah berat badan bayi (Dyna

and Sri, 2016). Penelitian lain yang dilakukan oleh Yilmaz, Yanardag, Birkan

dan Bumin dengan judul “Effects of Swimming Training on Physical Fitness

and Water Orientation in Autism “ tahun 2004 menyatakan bahwa berenang

dapat melatih keseimbangan, kecepatan, ketangkasan, daya ingat dan dapat

menjadi salah satu pembelajaran bagi anak autis. Hal ini dikarenakan saat

berenang, gerakan pada ekstermitas atas dan bawah akan meningkat, sehingga

akan melatih keseimbangan, kecepatan dan ketangkasan. Pergerakan

ekstermitas atas dan bawah yang baik, dapat mengkoordinasi keseimbangan

otak pada anak, sehingga daya ingat anak menjadi lebih baik (Yilmaz et al.,

2004).

Selain baby swim, terdapat pemberian terapi musik pada bayi yang

sangat berpengaruh dalam meningkatkan fungsi kerja otak bayi, membuat

saraf otak bekerja, menciptakan rasa nyaman dan tenang sehingga

mempengaruhi metabolisme dan kemampuan fisiologis otak pada reflek

menghisap (Sumawidayanti, Sulisnadewi and Suntari, 2015). Pengaruh musik

klasik mozart dapat meningkatkan tanda-tanda vital, pola tidur dan reflek

menghisap pada bayi, sehingga nutrisi bayi dapat tercukupi dan

meningkatkan berat badan bayi (Dassler, Telsey and Homel, 2017).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sumawidayanti, Sulisnadewi dan

Suntari tahun 2015 yang berjudul “Pengaruh terapi musik klasik mozart

terhadap berat badan pada bayi BBLR di ruang perinatologi Rumah Sakit
5

Wangaya” membandingkan antara bayi yang diberikan terapi musik klasik

mozart dan yang tidak diberikan terapi musik klasik mozart. Hasil dari

penelitian ini adalah adanya peningkatan berat badan pada bayi secara

signifikan yang diberi terapi musik klasik mozart dibandingkan dengan bayi

yang tidak diberi terapi musik klasik mozart. Hal ini dikarenakan musik yang

diperdengarkan akan memperngaruhi sistem limbik (hipotalamus) yang

berfungsi memberi efek pada emosional dan perilaku, sehingga pemberian

musik dapat mempengaruhi metabolisme dan kemampuan fisiologis otak

termasuk reflek hisap pada bayi (Sumawidayanti, Sulisnadewi and Suntari,

2015).

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada

variabel independen, variabel dependen dan jenis penelitian. Variabel

independen penelitian ini adalah baby swim dan musik klasik mozart, variabel

dependen penelitian ini adalah berat badan dan kualitas tidur, dan jenis

penelitian ini menggunakan pretest-posttest with control group. Pada

kelompok intervensi diberi kombinasi baby swim dan musik klasik mozart

dan pada kelompok kontrol hanya diberikan musik klasik mozart.

Berdasarkan uraian masalah diatas peneliti ingin melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Kombinasi Baby Swim dengan Terapi Musik Klasik

Mozart Terhadap Berat Badan dan Kualitas Tidur Bayi Usia 6-9 bulan di

Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono”.


6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang serta data dan fakta diatas, maka dapat

diambil rumusan masalah “Adakah pengaruh kombinasi baby swim dengan

musik klasik mozart terhadap berat badan dan kualitas tidur bayi usia 6-9

bulan di wilayah kerja puskesmas Sumowono”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui adanya pengaruh kombinasi baby swim dengan musik

klasik mozart terhadap berat badan dan kualitas tidur bayi usia 6-9

bulan di wilayah kerja Puskesmas Sumowono.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengaruh berat badan dan kualitas tidur pada bayi usia

6-9 bulan sebelum dan setelah diberikan kombinasi baby swim

dengan musik klasik mozart di wilayah kerja Puskesmas Sumowono.

b. Mengetahui pengaruh berat badan dan kualitas tidur bayi usia 6-9

bulan sebelum dan setelah diberikan musik klasik mozart di wilayah

kerja Puskesmas Sumowono.

c. Mengetahui perbandingan pengaruh kombinasi baby swim dengan

musik klasik mozart terhadap berat badan dan kualitas tidur bayi usia

6-9 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sumowono.


7

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pasien

a. Orang tua dapat mengetahui manfaat pelaksanaan baby swim dengan

musik klasik mozart pada bayinya.

b. Bagi bayi dapat memberikan kenyamanan dan penambahan berat

badan.

2. Bagi Puskesmas

a. Memberikan informasi pada puskesmas mengenai baby swim dengan

musik klasik mozart pada bayi usia 6-9 bulan.

b. Memberikan informasi mengenai pengaruh kombinasi baby swim

dengan musik klasik mozart terhadap berat badan dan kualitas tidur

pada bayi usia 6-9 bulan.

3. Bagi Institusi Pendidikan

a. Sebagai bahan referensi jurnal dalam pembuatan karya ilmiah

selanjutnya.

b. Menambah pengetahuan mengenai kombinasi baby swim dengan

musik klasik mozart terhadap berat badan dan kualitasi tidur pada

bayi usia 6-9 bulan.

4. Bagi Peneliti

a. Menambah pengetahuan dan menerapkan kombinasi baby swim

dengan musik klasik mozart terhadap berat badan dan kualitas tidur

pada bayi usia 6-9 bulan.


8

E. Lingkup Penelitian

1. Lingkup Keilmuan

Penelitian ini merupakan penelitian dalam ilmu kebidanan

khususnya Asuhan pada Bayi, Balita, Anak/Pra Sekolah.

2. Lingkup Masalah

Penelitian ini yang menjadi objek masalah adalah pengaruh

kombinasi baby swim dengan musik klasik mozart terhadap berat badan

dan kualitas tidur bayi usia 6-9 bulan di wilayah kerja Puskesmas

Sumowono.

3. Lingkup Sasaran

Sasaran dalam penelitian ini adalah semua bayi usia 6-9 bulan di

wilayah kerja Puskesmas Sumowono.

4. Lingkup Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas

Sumowono.

5. Lingkup Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 8 April sampai bulan 7 Mei

2018.
9

F. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Judul Penelitian Variabel Desain penelitian Hasil penelitian


Effectiveness of 1. Variabel Desain penelitian Diperoleh
Development of Bebas : ini menggunakan peningkatan
Baby Swim in Baby eksperimen semu stimulasi yang
Cipageran Public Swim (quasy signifikan pada
Health Care Area 2. Variabel eksperimen) bayi yang
Cipageran Cimahi terikat : dengan pretest diberikan
(Dyna dan Sri, 2017) Efektifitas posttest Teknik perlakuan baby
Purposive swim dimana p
sampling. value = 0.002
(α< 0.05 ).
Effects of 1. Variabel Desain penelitian Diperoleh
Swimming and Bebas : ini menggunakan penurunan
Touching on Swimming True eksperiment ikterus yang
Physiological and Touch dengan pretest signifikan pada
Jaundice of 2. Variabel posttest with bayi yang
Neonates Within terikat : control group. dilakukan
Ten Days of Birth Physiolog swimming and
(Xiu-min, Jin-lang, ical touching dimana
Xian-rong, Ting- Jaundice p value < 0.05.
ting, Qiao-yun, Xiu- of
qin, 2014) Neonates
Pengaruh Baby SPA 1. Variabel Desain Hasil penelitian
terhadap kenaikan Bebas : penelitian ini di dapatkan rata-
berat badan dan Baby SPA menggunakan rata berat badan
perkembangan bayi 2. Variabel Eksperimental bayi meningkat
umur 3-6 bulan. terikat : dengan metode setelah
(Rahayu, Suherni Perubahan pendekatan Post dilakukan Baby
dan Runjati, 2015) berat test only design SPA
badan dan Teknik simple dimana p value =
perkemba random sampling 0.018 (α< 0.05 ).
ngan
Pengaruh Pijat Bayi 1. Variabel Desain Hasil penelitian
Terhadap Kualitas Bebas : penelitian ini di dapatkan
Tidur Bayi Usia 3-6 Pijat Bayi menggunakan bahwa terdapat
Bulan di Wilayah 2. Variabel Pre peningkatan
Kerja Puskesmas II terikat : Eksperimental kualitas tidur
Denpasar Timur Kualitas dengan pada bayi usia 3-
(Minarti dan Utami, Tidur rancangan one 6 bulan setelah
2012) group pre-test diberi pijat bayi
and post-test dimana p value =
design Teknik 0.000 (α< 0.05 ).
10

Judul Penelitian Variabel Desain penelitian Hasil penelitian


Purposive
sampling
Pengaruh Baby Solus 1. Variabel Desain Hasil penelitian
Per Aqua terhadap Bebas : penelitian ini di dapatkan
Peningkatan Berat Baby menggunakan bahwa terdapat
Badan pada Bayi Solus Per quasy peningkatan
dengan Berat Badan Aqua eksperimen berat badan pada
Rendah 2. Variabel dengan bayi usia 4-6
Usia 4-6 Bulan. terikat : rancangan pre- bulan setelah
(Damayanti,2015) Peningkat test and post-test diberi Baby
an Berat with control Solus Per Aqua
Badan design Teknik dimana p value =
Purposive 0.001 (α< 0.05 ).
sampling
Effect of Massage on 1. Variabel Desain Hasil penelitian
Sleep Quality and Bebas : penelitian ini
di dapatkan
Motor Massage menggunakan bahwa terdapat
Development in 2. Variabel true eksperimenpeningkatan
Infant Aged 3-6 terikat : dengan kualitas tidur dan
Months Sleep rancangan pre- perkembangan
(Kusumastuti, Quality test post-test
motorik pada
Tamtomo and and Motor control group bayi usia 3-6
Salimo, 2007) Developm bulan setelah
ent diberi pijat bayi
dimana p value =
0.001 (α< 0.05 ).
Pengaruh Terapi 1. Variabel Desain Hasil analisis
Musik Klasik Bebas : penelitian ini terdapat
Mozart terhadap Terapi menggunakan perbedaan yang
Berat Badan pada Musik quasy bermakna antara
Bayi BBLR di Klasik experimental selisih berat
Ruang Perinatologi Mozart (eksperimen badan rata-rata
Rumah Sakit 2. Variabel semu). anatara dua
Wangaya. terikat : Teknik purposive kelompok
(Sumawidayanti, Perubahan sampling. dengan nilai p <
Sulisnadewi dan berat α (0,003 < 0,05).
Suntari, 2015) badan Menunjukkan
bahwa ada
perbedan berat
badan yang
signifikan antara
sebelum dan
setelah terapi
musik.
11

Judul Penelitian Variabel Desain penelitian


Hasil penelitian
The Effects of Music 1. Variabel Penelitian ini
Hasil penelitian
Therapy on Vital Bebas : menggunakan ini menujukkan
Signs, Feeding, and Music prospektf acak
bahwa terdapat
Sleep in Premature Theraphy dengan crossover
keefektifitasan
Infants. 2. Variabel terapi musik
(Dassler, Telsey and terikat : mozart terhadap
Homel, 2017) Vital peningkatan
Signs, tanda-tanda vital,
Feeding, pola tidur pada
and Sleep bayi dan pola
menyusui yang
dapat menambah
berat badan pada
bayi prematur.
Pengaruh kombinasi 1. Variabel Desain Hasil penelitian
baby swim dengan Bebas : penelitian ini di dapatkan
musik klasik mozart kombinasi menggunakan bahwa terdapat
terhadap berat badan baby swim quasy peningkatan
dan kualitas tidur dengan experimental. berat badan dan
bayi usia 6-9 bulan musik Teknik purposive kualitas tidur
di wilayah kerja klasik sampling. pada bayi usia 6-
puskesmas mozart 9 bulan setelah
Sumowono. 2. Variabel diberi kombinasi
(Agustina Nur Ifani terikat : Baby Swim dan
Khoerunnisa, 2018) berat musik klasik
badan dan mozart dimana p
kualitas value = 0.000
tidur (α< 0.05 ) dan
kualitas tidur
dimana p value =
0.004 (α< 0.05 ).

Berdasarkan tabel 1.1 perbedaan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya yaitu pada penelitian ini di lakukan kombinasi 2 intervensi

sekaligus, variabel independen, variabel dependen dan jenis penelitian.

Variabel independen penelitian ini adalah baby swim dan musik klasik

mozart, variabel dependen penelitian ini adalah berat badan dan kualitas tidur,

dan jenis penelitian ini menggunakan pretest-posttest with control group.


12

Pada kelompok intervensi diberi kombinasi baby swim dengan musik klasik

mozart dan pada kelompok kontrol hanya diberikan musik klasik mozart.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pertumbuhan Bayi

a. Pengertian Pertumbuhan

Pertumbuhan merupakan perubahan yang terjadi di dalam tubuh

yang meliputi ukuran, jumlah, atau dimensi tingkat sel, organ,

maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat, panjang,

umur tulang dan keseimbangan metabolik. Pertumbuhan dapat

dilihat secara fisik, seperti ukuran lingkar kepala, berat badan,

panjang badan, lingkar lengan dan lain- lain (Maryunani, 2010).

b. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan

Faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bayi yaitu :

1) Faktor Internal

Faktor internal meliputi ras, etnis atau bangsa dimana bayi

dilahirkan, faktor keluarga, umur, faktor genetik, adanya kelainan

kromosom dan jenis kelamin. Pertumbuhan pada anak laki-laki

dan perempuan sangat berbeda dalam ukuran besar, kecepatan

tumbuh dan lain-lain. Anak dengan jenis kelamin laki-laki

pertumbuhannya cenderung lebih cepat dibandingkan anak

perempuan. Hal ini dikarenakan masa otot dan aktivitas anak laki-

laki lebih besar dibandingkan anak perempuan (Suhendri, 2009).

13
14

2) Faktor Eksternal (lingkungan)

Faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan bayi yaitu :

a) Faktor pranatal

Meliputi gizi atau nutrisi saat ibu hamil terutama di

trimester terakhir, mekanisme persalinan, toksi atau zat kimia

diantaranya adalah obat- obatan yang dikonsumsi ibu saat

hamil, radiasi, infeksi, kelainan imunologi dan kondisi

psikologis ibu.

b) Faktor post natal

(1) Nutrisi (asupan makan)

Bayi, balita dan anak akan membutuhkan kalori dan

protein yang lebih banyak. Faktor malnutrisi atau kurang

adekuatnya zat gizi dapat menghambat pertumbuhan anak

yang dikarenakan kekurangan atau defisiensi protein dan

vitamin B. Malnutrisi secara primernya terjadi karena

kekurangan gizi pada anak, secara sekunder terjadi karena

penyakit kronis pada anak (Maryunani, 2010).

(2) Budaya keluarga dan masyarakat

Budaya bisa mempengaruhi para orang tua dalam

mempersepsikan dan memahami kesehatan, serta perilaku

hidup sehat. Masyarakat masih mempercayai pantangan,

tahayul, tabu yang menyebabkan konsumsi makanan

menjadi rendah (Maryunani, 2010).


15

(3) Faktor sosial dan ekonomi keluarga

Keluarga dengan pendidikan dan status ekonomi tinggi

akan akan lebih mudah menerima arahan terutama terkait

peningkatan pertumbuhan, penggunaan fasilitas kesehatan,

dan lain-lain. Pada keluarga dengan sosial ekonomi yang

kurang, terdapat keterbatasan dalam pemberian makanan

bergizi, pendidikan dan pemenuhan kebutuhan primer

lainnya untuk anak (Maryunani, 2010).

(4) Iklim dan cuaca

Iklim dan cuaca tertentu dapat mempengaruhi

pertumbuhan dan kesehatan anak.

(5) Olahraga dan latian fisik

Olahraga teratur akan meningkatkan sirkulasi darah

bayi sehingga akna meningkatkan pertumbuhan bayi.

(6) Faktor hormonal

Hormon somatotropin berperan besar dalam

pertumbuhan anak. Hormon ini berpengaruh pada tinggi

badan.

(7) Faktor persalinan

Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma dan

asfiksia akan menyebabkan kerusakan jaringan otak yang

nantinya akan mempengaruhi pertumbuhan bayi.


16

(8) Stimulasi

Keluarga sebaiknya melakukan rangsangan atau

stimulasi pada bayinya untuk meningkatkan pertumbuhan

dan perkembangannya. Stimulasi dapat dilakukan dengan

verbal (bicara), audio (pendengaran), visual (penglihatan),

gerak serta taktil (sentuhan) (Fida & Maya, 2012)

c. Penilaian Pertumbuhan Bayi

Menilai pertumbuhan bayi dapat diambil ukuran-ukuran

antropometik, antara lain :

1) Berat badan

Pengukuran berat badan merupakan pengukuran yang

terpenting dalam memeriksa bayi. Pengukuran berat badan

digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua

jaringan yang ada pada tubuh, misalnya tulang, otot, lemak, organ

tubuh, dan cairan tubuh sehingga dapat diketahui status keadaan

gizi atau tumbuh kembang anak (Hidayat, 2008).

Berat badan adalah parameter pertumbuhan yang paling

sederhana, mudah diukur dan diulang. Berat badan merupakan

ukuran yang terpenting yang dipakai pada setiap pemeriksaan

pertumbuhan fisik anak, karena BB merupakan indikator yang

tepat untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak

saat dilakukan pemeriksaan. Selain itu pengukuran BB

merupakan pengukuran obyektif dan dapat diulangi, relatif murah


17

dan mudah, serta tidak memerlukan waktu lama. Penilaian status

nutrisi yang akurat juga memerlukan data tambahan seperti umur

yang tepat (BB/U) sebagai indikator pertumbuhan. Demikian pula

grafik pertumbuhan yang dipakai secara nasional di Indonesia.

Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang

(Pertiwi, 2012).

Pertumbuhan anak dapat diamati secara langsung dengan

menggunakan “Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita”. Penggunaan

KMS untuk memantau keadaan kesehatan dan gizi melalui

pertumbuhan atas dasar kenaikan berat badan. Kartu ini

merupakan gambar kurva berat badan anak usia 0-5 tahun

terhadap umurnya. Pertumbuhan anak dapat diamati dengan cara

menimbang teratur setiap bulan. Kartu Menuju Sehat (KMS) yang

digunakan pada saat ini dengan menggunakan buku KIA. KMS

dibagi dua macam untuk laki- laki dan perempuan, kenaikan

berat badan baik laki- laki maupun perempuan dilihat dari

kenaikan berat badan minimal (KBM) dan umur anak. Apabila

anak umur 1 bulan kenaikan berat badan minimal 800 gr, 2 bulan

(900 gr), 3 bulan (800 gr), 4 bulan(600 gr), 5 bulan (500 gr), 6-7

bulan(400 gr), 8-11 bulan(300 gr), anak umur 1-5 tahun kenaikan

berat badan minimal 200 gr. Apabila anak tumbuh sehat berat

badan naik sesuai garis pertumbuhan mengikuti pita hijau pada

KMS atau naik ke pita warna diatasnya. Anak yang tumbuh


18

kurang sehat apabila berat badan anak tidak naik atau turun, garis

di KMS turun, datar, atau pindah ke pita warna dibawahnya, garis

KMS dibawah garis merah (Kementrian kesehatan republik

Indonesia, 2016).

Tehnik pengukuran berat badan bayi dapat dilakukan dengan

menggunakan timbangan bayi :

a) Timbangan bayi digunakan untuk menimbang anak sampai

umur 2 tahun atau selama anak masih bisa berbaring duduk

tenang.

b) Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah

bergoyang.

c) Lihat posisi jarum atau angka harus menunjukkan angka 0.

d) Bayi sebaiknya telanjang, tanpa topi, kaos kaki dan sarung

tangan atau sarung kaki.

e) Baringkan bayi dengan hati-hati diatas timbangan.

f) Bila bayi terus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka

di tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan kiri

(Maryunani, 2010).

2) Panjang badan

Pengukuran panjang badan digunakan untuk menilai status

perbaikan gizi. Selain itu, panjang badan merupakan indikator

yang baik untuk pertumbuhan fisik yang sudah lewat (stunting)

dan untuk perbandingan terhadap perubahan relatif, seperti nilai


19

berat badan dan lingkar lengan atas (Nursalam, 2005).

Pengukuran panjang badan berguna untuk menilai status

perbaikan gizi. Rata – rata panjang badan pada waktu lahir adalah

50 cm. Setelah umur 3 bulan, penambahan terjadi sekitar 20%,

sesudah 1 tahun kurang lebih 25% -50%, yaitu kurang lebih 75

cm. Pertumbuhan panjang badan dapat diukur dengan

menggunakan grafik panjang badan di buku KMS. Tehnik

pengukuran panjang badan bayi dapat dilakukan dengan posisi

berbaring :

a) Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang.

b) Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar.

c) Kepala bayi menempel pada pembatas angka 0.

d) Tugas pertama adalah memegang kepala bayi dengan

menggunakan 2 tangan agar tetap menempel pada pembatas

angka 0 (pembatas kepala).

e) Tugas petugas kedua adalah menekan lutut bayi dengan

tangan kiri dan tangan kanan menekan batas kaki pada

telapak kaki.

3) Lingkar kepala

Pengukuran lingkar kepala dilakukan karena dapat

merefleksikan pertumbuhan otak. Ukuran kepala pada waktu lahir

biasanya kurang lebih 35 cm, setelah berumur 3 bulan menjadi

kurang lebih 40 cm, setelah berumur 6 bulan menjadi kurang


20

lebih 43 cm dan setelah berumur 1 tahun menjadi 46 cm. Cara

mengukur lingkar kepala :

a) Alat pengukur didlingkarkan pada kepala anak melewati

dahi, menutupi alis mata, diatas kedua telinga, dan bagian

belakangkepala yang menonjol, tarik agak kencang.

b) Baca angka pada pertemuan dengan angka 0

c) Tanyakan tanggal bayi kemudian hitung umur bayi

d) Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkar kepala menurut

umur dan jenis kelamin

e) Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu

dengan ukuran sekarang (Maryunani, 2010).

4) Lingkar Lengan Atas (LILA)

Pertambahan lingkar lengan atas relatif lambat. Saat lahir,

lingkar lengan atas berukuran sekitar 11 cm. Lalu pada tahun

pertama, lingkar lengan atas menjadi 16 cm. Selanjutnya, ukuran

tersebut tidak banyak berubah hingga usia anak mencapai 3 tahun.

Ukuran lingkar lengan atas mencerminkan pertumbuhan

jaringan lemak dan otot yang tidak berpengaruh oleh keadaan

cairan tubuh dan berguna untuk menilai keadaan gizi dan anak pra

sekolah. Adapun cara yang digunakan untuk pengukuran lingkar

lengan atas ialah sebagai berikut :

a) Tentukanlah lokasi lengan yang akan diukur. Pengukuran

dilakukan pada lengan bagian kiri, yaitu diantara pertengahan


21

pangkal lengan dan siku. Pemilihan lengan kiri tersebut

dengan pertimbangan bahwa aktivitas lengan kiri lebih pasif

dibandingkan dengan lengan kanan, sehingga ukurannya

lebih stabil.

b) Lingkaran alat pengukur pada lengan bagian atas (dapat

digunakan pita pengukur). Hindari penekanan pada lengan

yang diukur saat pengukuran.

Tentukan besar lingkar lengan sesuai dengan angka yang

tertera pada pita pengukur (Fida & Maya, 2012).

2. Tidur

a. Pengertian Tidur

Tidur merupakan keadaan dimana hilangnya kesadaran secara

normal dan periodik. Pada saat tidur aktivitas saraf parasimpatik akan

bertambah dengan efek perlambatan pernafasan dan turunnya kegiatan

jantung serta stimulasi aktivitas saluran pencernaan (peristaltik dan

sekresi getah-getah lambung diperkuat), sehingga proses pengumpulan

energi dan pemulihan tenaga dalam tubuh dipercepat (Ernawati, 2012).

Tidur dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini

dikarenakan sekitar 75% GH (Growth Hormone) dikeluarkan pada saat

anak tidur, di mana GH ini tiga kali lebih banyak dibandingkan ketika

dia terbangun (Potter and Perry, 2006).

Tingginya kadar GH ini erat hubungannya dengan kondisi fisik anak

karena hormon ini punya tugas merangsang pertumbuhan tulang dan


22

jaringan, serta mengatur metabolisme tubuh, termasuk juga otak anak.

Selain itu, GH juga memungkinkan tubuh anak memperbaiki dan

memperbaharui seluruh sel yang ada di tubuh, mulai dari sel kulit, sel

darah sampai sel saraf otak (Zahara, 2013).

b. Kualitas Tidur

Kualitas tidur adalah ukuran dimana seseorang itu dapat kemudahan

dalam memulai tidur dan untuk mempertahankan tidur, kualitas tidur

seseorang dapat digambarkan dengan lama waktu tidur, dan keluhan-

keluhan yang dirasakan saat tidur ataupun sehabis bangun tidur (Potter

and Perry, 2005).

Kualitas tidur bayi tidak hanya berpengaruh pada perkembangan

fisik, tapi juga sikapnya keesokan hari. Bayi yang tidur cukup tanpa

sering terbangun akan lebih bugar dan tidak gampang rewel sehingga

menjadi faktor yang mendukung konsentrasi dan kerja otak bayi

(Subakti and Anggraeni, 2008).

c. Manfaat Tidur

Tidur pada bayi memegang peranan penting untuk meningkatkan

daya tahan tubuh bayi terhadap infeksi. Jika tidur bayi sampai

terganggu, kadar sel darah putih dalam tubuh akan menurun dan

efektivitas sistem daya tahan tubuh bayi juga menurun. Sehingga bayi

akan mudah sakit dan pertumbuhannya akan terganggu. Bayi yang

memiliki kualitas tidur yang kurang akan menganggu dalam proses

pertumbuhannya dibandingkan dengan bayi yang memiliki kualitas


23

tidur yang baik. Hal ini dikarenakan pada saat tidur pertumbuhan fisik

bayi akan terpacu, berkaitan erat dengan pertambahan berat badan,

tinggi badan dan kesehatan fisiknya secara umum (Stirling, 2006).

d. Pola Tidur pada Bayi

Pola tidur bayi memiliki banyak variasi. Umumnya bayi yang aktif

tidur lebih sedikit daripada bayi yang tenang. Umumnya pada usia 6 - 9

bulan bayi sudah mengembangkan pola tidur pada malam hari

sekurang- kurangnya 10-11 jam. Total secara keseluruhan tidur bayi

adalah 14 jam. Jumlah tidur siang bayi bervariasi, biasanya 2–3 kali

tidur siang (Maryunani, 2010).

Tabel 2.1 Pola Tidur Bayi

Usia Total waktu Waktu tidur Waktu tidur siang


tidur (jam) malam (jam)
(jam)
Baru lahir – 2 16 - 18 8–9 7 – 9 (3 – 5 kali)
bulan
2 – 4 bulan 14 – 16 9 – 10 4 – 5 (3 kali)
4 – 6 bulan 14 – 15 10 4 – 5 ( 2 – 3 kali)
6 – 9 bulan 14 10 – 11 3 – 4 (2 kali)
9 – 12 bulan 14 10 – 12 2 – 3 (2 kali)
12 – 18 bulan 13 – 14 11 – 12 2 – 3 (1 – 2 kali)
18 bulan–2 tahun 13 – 14 11 2 (1 kali)

(Tim Galenia, 2014).

e. Siklus Tidur pada Bayi

1) Tidur Rapid Eye Movement (REM) atau tidur aktif

Tidur REM berpengaruh pada kecerdasan anak, ketika tidur

aktif (REM) aliran darah ke otak meningkat, pertumbuhan sel-sel


24

otak lebih cepat, merangsang fungsi-fungsi otak, restorasi emosi

dan kognitif serta konsolidasi pengalaman yang dialaminya hari

itu. Semakin bertambahnya usia, tidur aktif juga akan semakin

berkurang.

a) Karakteristik :

(1) Ekspirasi dan nadi yang tidak teratur

(2) Pergerakan tubuh

(3) Pergerakan mata yang cepat dan singkat

b) Tidur REM di tandai oleh adanya aktivitas. Banyak oksigen

digunakan, suplai darah ke otak meningkat, temperatur

meningkat, gelombang otak menunjukkan peningkatan

aktivitas. Tidur REM dapat diakibatkan oleh adanya stimulasi

visual, audio dan vestibular.

2) Tidur Non- REM (tidur tenang)

a) Karakteristik

(1) Nafas teratur

(2) Detak jantung teratur

(3) Tidak ada pergerakan tubuh

(4) Tidak ada pergerakan mata

b) Terdapat 4 tahap tidur Non-REM diantaranya :

(1) Tahap I : mengantuk, terjadi penurunan kesadaran terhadap

dunia luar

(2) Tahap II : mudah dibangunkan


25

(3) Tahap III : tidur menjadi lebih dalam, nafas dan

denyut jantung sangat stabil, otot relaksasi, gelombang otak

sangat lambat

(4) Tahap IV : tidur yang paling dalam , sangat sulit

dibangunkan, kecuali dengan stimulus yang kuat (Gahagan,

2014).

f. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan

Sejumlah faktor mempengaruhi kualitas dan kuantitas tidur pada

bayi.

1) Penyakit fisik

Setiap penyakit yang menyebabkan nyeri, ketidaknyamanan fisik

atau masalah suasana hati seperti kecemasanatau depresi dapat

menyebabkan masalah tidur. Seorang bayi dengan perubahan seperti

itu mempunyai masalah kesulitan tertidur atau tetap tertidur.

Penyakit juga dapat menyebabkan bayi tertidur pada posisi tertentu

sehingga dapat mengganggu kenyamanan tidur bayi (Potter and

Perry, 2006).

2) Latihan fisik dan kelelahan

Seorang anak yang kelelahan biasanya akan memperoleh tidur

yang mengistirahatkan, khususnya jika kelelahan adalah hasil dari

latihan yang menyenangkan. Tetapi, kelelahan dan latihan yang

berlebihan akan berdampak pada sulitnya tidur anak (Potter and

Perry, 2006).
26

3) Asupan nutrisi

Kehilangan atau peningkatan berat badan mempengaruhi pola

tidur. Ketika bayi bertambah berat badannya , maka periode tidur

akan menjadi lebih panjang. Begitu juga sebaliknya jika bayi

mengalami penurunan berat badan maka pola tidur akan terputus-

putus (Potter and Perry, 2006). Faktor penting untuk

memaksimalkan periode emas pertumbuhan otak adalah

terpenuhinya nutrisi dan kecukupan tidur bayi. Bayi yang sulit tidur

atau sering terbangun dari tidurnya karena merasa belum kenyang.

Maka dari itu, sangat penting untuk memenuhi kebutuhan makan dan

minum bayi sebelum tidur. (Minarti and Utami, 2012).

4) Lingkungan

Tempat yang nyaman dapat membuat tidur bayi lebih nyenyak.

Bermain dengan bayi pada siang hari di kamar yang sering di pakai

untuk tidur akan membangun asosiasi positif anak tentang kamar

tidurnya yang akan di ingat bayi ketika malam hari. Selain itu, suara

berisik dapat mengganggu ketenangan bayi dalam tidur (Stirling,

2006).

3. Baby Swim

a. Pengertian

Berenang adalah salah satu jenis olahraga yang mampu

meningkatkan kesehatan seseorang. Berenang terbilang minim risiko

cidera fisik karena saat berenang seluruh tubuh ditahan oleh air atau
27

mengapung. Berenang tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan, tetapi

juga untuk relaksasi. Bayi memiliki afinitas nyata dalam air, beberapa

bulan di dalam rahim tersuspensi dalam cairan, dan pada usia 4 bulan

bayi sudah memiliki reflek menyelam (Suprihatin, Nurul Widyawati

and Sutarmi, 2016)

b. Manfaat Berenang

Terdapat berbagai manfaat dari berenang, yaitu :

1) Baik untuk kesehatan bayi dan pengembangan serta pengenalan

awal untuk menghindari ketakutan air.

2) Air dapat meningkatkan koordinasi dan keseimbangan.

3) Memperkuat jantung, mempercepat stimulasi pada bayi dan

perkembangan otak.

4) Membuat bayi rileks sehingga dapat merangsang nafsu makan dan

pola makan meningkat. Pada bayi yang dilakukan baby swim, akan

merasakan relaksasi dan mengalami peningkatan fungsi dari nervus

vagusnya (saraf cranial ke-10). Hal ini akan menyebabkan produksi

enzim penyerapan gastrin dan insulin menjadi meningkat, sehingga

penyerapan terhadap sari makanan menjadi lebih baik (Damayanti,

2015).

5) Meningkatkan perkembangan motorik, keterampilan sosial dan

kecerdasan. Hal ini sesuia dengan penelitian yang dilakukan oleh

Yilmaz, Yanardag, Birkan dan Bumin dengan judul “Effects of

Swimming Training on Physical Fitness and Water Orientation in


28

Autism “ tahun 2004 menyatakan bahwa berenang dapat melatih

keseimbangan, kecepatan, ketangkasan, daya ingat dan dapat

menjadi salah satu pembelajaran bagi anak autis. Hal ini

dikarenakan saat berenang, gerakan pada ekstermitas atas dan

bawah akan meningkat, sehingga akan melatih keseimbangan,

kecepatan dan ketangkasan. Pergerakan ekstermitas atas dan bawah

yang baik, dapat mengkoordinasi keseimbangan otak pada anak,

sehingga daya ingat anak menjadi lebih baik (Yilmaz et al., 2004).

Pada saat berenang daya apung yang disediakan oleh air tidak

hanya berpotensi untuk memfasilitasi pergerakan bayi, tetapi juga

mengontrol postural melalui pengurangan efek gravitasi. Saat

berenang kepadatan air lebih banyak daripada udara, sehingga

berfungsi sebagai media resistif untuk meningkatkan kekuatan otot

tanpa pergerakan sendi yang berlebihan (Sigmundsson and

Hopkins, 2009).

6) Mencegah fobia air dikemudian hari.

c. Mekanisme Dasar Berenang

Pengetahuan dasar tentang air perlu diketahui agar penggunaan air

sebagai hidroterapi dapat memenuhi sasaran. Richard Edison (2009)

mengungkapkan dalam buku Spa, pengetahuan aplikasi dan manfaatnya

bahwa molekul air mengandung muatan listrik positifdi atom H dan

muatan listrik negatif di atom 0. Atom yang bermuatan listrik yang

berlawanan saling menarik sehingga terjadi gaya kohesif diantara


29

molekul-molekul air yang disebut Hydrogen bound atau ikatan hidrogen

dengan demikian air mampu bertahan dalam bentuk cairan dalam suhu

antara 0o-100o celcius (Sutanto and Batihalim, 2016).

Gaya adhesif air memungkinkan molekul air tertarik dipermukaan

substansi lain, seperti permukaan gelas, daun maupun bunga. Gaya

adhesif ini membuat aliran air tertahan karena molekul air tertarik oleh

molekul permukan substansi yang dilewatinya seperti plasma darah

dalam sistem sirkulasi tubuh kita (Sutanto and Batihalim, 2016).

d. Manfaat Air

Terapi air digunakan berdasarkan manfaat dari sifat dan perilaku air,

antara lain :

1) Daya Turbulence

Berupa gerakan air yang memutar kesegala arah dapat digunakan

untuk meningkatkan keseimbangan dan koordinasi tubuh.

2) Daya Bow Wave

Berupa daya tekanan positif didepan benda yang bergerak, seperti

gerakan air dibagian depan kapal yang menahan kapal bergerak maju

yang bermanfaat untuk memperkuat otot dan persendian.

3) Daya Dragging

Berupa daya tekanan negatif dibelakang benda yang bergerak

maju dalam air. Daya ini terjadi karena adanya aliran air yang segera

mengisi kekosongan tekanan dibelakang benda yang bergerak


30

tersebut, sifat air tersebut bermanfaat untuk memperkuat

keseimbangan tubuh.

4) Daya Bouyancy

Ketika di dalam air berat seseorang menjadi sama dengan air yang

dipindahkannya dan terjadi pembebasan dari sebagian besar

pengaruh gravitasi bumi, hal ini memungkinkan penderita cedera

otot atau penderita yang sukar menggerakan anggota tubuhnya di

darat, dapat lebih mudah menggerakkannya di dalam air.

Kemudahan tersebut sangat bermanfaat bagi latihan untuk proses

penyembuhan, serta dapat mengurangi resistensi vascular atas kerja

jantung dalam memompan darah sehingga meringankan kerja

jantung.

5) Daya Massage

Daya pijat diberikan air secara konsisten terhadap tubuh maupun

bagian-bagian tubuh yang dirawat dengan daya-daya tertentu. Efek

pijat tertentu yang dikehendaki dapat dicapai dengan membuat deras

aliran, mengubah arah atau membuat aliran berputar.

6) Daya Thermal

Rangsangan panas dan dingin dapat dimanfaatkan air pada reaksi

tubuh, ujung-ujung saraf perasa dikulit mengantarkan sinyal-sinyal

yang diterima kedalam organ tubuh yang lebih dalam. Rangsangan

tersebut bermanfaat untuk meningkatkan sistem kekebalan,

mengurangi timbulnya hormon stres, merangsang perbaikan sirkulasi


31

darah dan getah bening, memperbaiki sistem pencernaan,

mengurangi kepekaan saraf pengantar rasa sakit (Sutanto and

Batihalim, 2016).

e. Prosedur pelaksanaan

Terdapat prosedur sebelum dilakukannya baby swim, yaitu :

1) Pemanasan

Sebelum dilakukannya baby swim, bayi diberi pemanasan terlebih

dahulu. Seperti menekuk kaki dan tangan, supaya otot tidak kaku.

2) Siapkan air hangat dengan suhu 30-350C.

3) Pasang neck ring.

4) Biarkan bayi bergerak dan bermain.

5) Amati gerakan kaki, tangan dan badan.

6) Awasi bayi agar air tidak terminum.

7) Angkat bayi dari dalam kolam, memakaikan minyak telon, bedak

dan baju (Suprihatin, Nurul Widyawati and Sutarmi, 2016).

f. Mekanisme Kerja Baby swim

Pada bayi yang dilakukan baby swim, akan merasakan relaksasi dan

mengalami peningkatan fungsi dari nervus vagusnya (saraf cranial ke-

10). Hal ini akan menyebabkan produksi enzim penyerapan gastrin dan

insulin menjadi meningkat, sehingga penyerapan terhadap sari makanan

menjadi lebih baik (Damayanti, 2015).

Pada saat bayi dilakukan baby swim, akan mengaktifan sistem saraf

otonom parasimpatik nukleus rafe dan nukleus solitarius yang


32

merupakan regio sensorik medula dan pons yang memasuki otak

melalui saraf-saraf vagus dan glosovaringeus yang dapat menimbulkan

keadaan tidur. Selain itu, nukleus rafe menyebabkan disekresinya

corticotropin releasing factor (CFR) yang dapat merangsang kelenjar

pituitary sehingga tubuh rileks, perasaan menjadi tenang sehingga

ketegangan berkurang dan memudahkan bayi untuk tertidur (Melati,

2017).

4. Musik Klasik

a. Pengertian Terapi Musik

Musik didefinisikan sebagai ilmu atau seni yang bersumber dari

bunyi (Hastomi and Sumaryati, 2012). Terapi musik adalah sebuah

terapi kesehatan yang menggunakan musik dimana tujuannya adalah

untuk meningkatkan atau memperbaiki pertumbuhan, emosi, kognitif,

dan sosial bagi individu dari berbagai kalangan usia (Suhartini, 2008).

Terapi musik sejauh ini didefinisikan sebagai aktivitas terapeutik

yang menggunakan media musik sebagai media untuk memperbaiki,

memelihara, mengembangkan mental, fisik dan kesehatan emosi. Selain

itu terapi musik merupakn salah satu teknik relaksasi untuk

memperbaiki, memelihara, mengembangkan mental, fisik dan

kesehatan emosi (Djohan, 2009).


33

b. Metode Terapi Musik

Terdapat beberapa metode dalam terapi musik, yaitu :

1) Bernyanyi

Membantu klien yang memiliki gangguan bahasa, irama dan

kontrol pernafasan. Didalam kelompok, klien akan terbantu untuk

mengembangkan perhatiannya terhadap orang lain melalui menyanyi

bersama.

2) Bermain Musik

Membantu pengembangan dan koordinasi kemampuan motorik.

3) Gerak Ritmis

Mengembangkan jangkauan fisiologis, mengembangkan

mobilitas/ ketangkasan/ kekuatan/ keseimbangan, koordinasi,

konsistensi, pola-pola pernafasan dan reaksi otot.

4) Mendengar Musik

Mengembangkan ketrampilan kognitif, seperti memori dan

konsentrasi. Mendengarkan musik merupakan proses menghadapi

persoalan ekspresi diri melalui lingkungan yang kreatif. Musik dapat

menstimulasi responrelaksasi, motivasi atau pikiran, imajinasi dan

memori yang kemudian diuji dan didiskusikan secara individual atau

dengan kelompok pendukung. Musik juga menyediakan berbagai

stimuli untuk menggali, mengenal dan memahami budaya sendiri

maupun budaya orang lain (Djohan, 2009).


34

c. Jenis Musik

Musik klasik, pop, dan modern (dengan catatan musik tanpa vokal,

periode tenang) digunakan pada terapi musik. Jenis musik yang

direkomendasikan selain instrumentalia musik klasik, bisa juga musik

slow jazz, pop, yang popular dan hits, folk, western coutry, easy listening,

bisa juga disertai dengan unsur suara natural alam atau musik yang sesuai

dengan budaya asal pasien (Novita, 2012).

Salah satu contoh musik klasik yang digunakan untuk terapi yaitu

musik klasik mozart. Musik klasik mozart merupakan musik klasik yang

muncul 250 tahun yang lalu. Diciptakan oleh Wolgang Amadeus Mozart.

Musik klasik mozart memberikan ketenangan, memperbaiki persepsi

spasial dan memungkinkan pasien untuk berkomunikasi baik dengan hati

maupun pikiran. Musik klasik mozart juga memiliki irama, melodi, dan

frekuensi tinggi yang dapat merangsang dan menguatkan wilayah kreatif

dan motivasi di otak. Musik klasik mozart memiliki efek yang tidak

dimiliki komposer lain. Musik klasik mozart memiliki kekuatan yang

membebaskan, mengobati dan menyembuhkan (Musbikin, 2009).

d. Manfaat musik klasik

Manfaat secara umum menurut (Musbikin, 2009) adalah sebagai berikut :

1) Musik Pada Bidang Kesehatan

a) Menurunkan tekanan darah, memberi irama teratur pada sistem

kerja jantung manusia.

b) Menstimulasi kerja otak.


35

c) Meningkatkan imunitas tubuh, dengan mendengar musik yang

baik atau positif maka hormon yang meningkatkan imunitas

tubuh juga akan berproduksi.

d) Memberi keseimbangan pada detak jantung , denyut nadi dan

kenyamanan (Auto, Amancio and Lanza, 2015).

e) Dapat mempercepat penurunan REE (Resting Energy

Expenditure) sehingga membantu metabolime pada bayi dan

mempercepat perawatan bayi premature di rumah sakit

(Lubetzky et al., 2010).

2) Musik meningkatkan kecerdasan

a) Daya ingat

b) Konsentrasi

c) Emosional

3) Musik meningkatkan kerja otot, meningkatkan motorik kasar dan

halus.

4) Musik meningkatkan produktivitas, kreatifitas dalam imajinasi.

5) Musik membentuk sikap seseorang, membangkitkan perasaan

bahagia atau semangat positif.

6) Musik mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan sosialisasi.

7) Meningkatkan visualisasi melalui warna musik, musik mampu

membangkitkan imajinasi melalui rangkaian nada-nada

harmonisasi.
36

8) Meningkatkan pertumbuhan

Menurut (Hariati, 2010) musik yang didengarkan akan

merangsang neuron untuk menghantarkan impuls melalui

neuroendokrin. Neuroendokrin akan meningkatkan kinerja

dehidroepiandosterone (DHEA) yang akan menyebabkan

peningkatan hormon glukokortikoid yaitu hormon yang berperan

dalam metabolisme nutrisi, dengan adanya peningkatan nutrisi maka

akan meningkatkan pertumbuhan bayi. Produksi hormon

glukokortikoid meningkat pada sesudah tengah malam dan mencapai

puncaknya pada pukul 08.00 WIB. Maka dari itu, setelah pukul

08.00 WIB produksi hormon glukokortikoid mulai menurun.

9) Meningkatkan kualitas tidur

Menurut (Djohan, 2009) terapi musik berdampak positif untuk

mengatasi stres karena dapat mengaktifkan sel-sel pada sistem

limbik dan saraf otonom pasien, sehingga kekebalan tubuh

meningkat dan merangsang pengeluaran endorphin dan serotonin.

Serotonin merupakan zat kimia yang mentransmisikan impuls saraf

di seluruh ruangantara sel-sel saraf atau neuron dan memiliki peran

dalam mencegah kecemasan, muntah, dan migrain. Perubahan

tingkat serotonin dapat membuat suasana tenang, rileks. Sehingga

dapat meningkatkan kualitas tidur.


37

e. Pemberian Terapi Musik

Sering kali durasi yang diberikan dalam pemberian terapi musik

adalah selama 20-35 menit, tetapi untuk masalah kesehatan yang lebih

spesifik terapi musik diberikan dengan durasi 30-45 menit. Durasi

pemberian terapi musik selama 10-15 menit dapat memberikan efek

relaksasi, pemberian terapi musik selama 15-20 menit memberikan efek

stimulasi sedangkan untuk memberikan efek terapi, musik dapat

diberikan selama 30 menit. Musik harus didengarkan minimal 15

menit untuk memberikan efek terapeutik. Ketika mendengarkan terapi

musik klien berbaring dengan posisi yang nyaman, sedangkan tempo

harus sedikit lebih lambat, 50-70 ketukan/menit, menggunakan irama

yang tenang, (Maharani, 2013) dengan jarak 30 cm dari bayi (Hariati,

2010).

f. Mekanisme Kerja Terapi Musik

Musik yang didengar melalui telinga akan menstimulasi lobus

temporal otak, tepatnya di korteks auditorius, diikuti oleh stimulasi

sistem limbik, yaitu hipokampus, amigdala dan hipotalamus yang akan

merangsang pengeluaran gelombang otak pada lobus frontal dan parietal

korteks. Stimulasi sistem limbik juga akan merangsang neuron-neuron

reticular activating system (RAS) sehingga siklus tidur menjadi baik.

Reticular activating system (RAS) adalah suatu bagian manusia yang

berupa struktur longgar neuron yang menghubungkan jaringan saraf

tulang belakang dan seluruh bagian otak (Hariati, 2010).


38

Musik juga terbukti dapat meningkatkan interleukin-1 (IL-1) pada

darah sehingga dapat meningkatkan imunitas. Musik dapat berpengaruh

pada sistem kardiovaskuler dan respirasi. Musik yang lembut dapat

melambatkan pernafasan sehingga terjadi relaksasi, kontrol emosional

dan metabolisme (Hariati, 2010).

Selain itu, musik yang diperdengarkan akan memperngaruhi sistem

limbik (hipotalamus) yang berfungsi memberi efek emosional dan

perilaku, sehingga pemberian musik dapat mempengaruhi metabolisme

dan kemampuan fisiologis otak termasuk reflek hisap pada bayi

(Sumawidayanti, Sulisnadewi and Suntari, 2015).


39

B. Kerangka Teori

PERTUMBUHAN

FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL

1. Ras, Etis dan


Bangsa Pranatal Postnatal
2. Umur
3. Jenis Kelamin 1. Nutrisi 1. Nutrisi
4. Faktor Ibu hamil 2. Budaya
Genetik 2. Mekanis 3. Sosial
5. Kelainan me Ekonomi
Kromosom persalinan 4. Iklim dan
3. Obat- Cuaca
obatan 5. Olahraga
4. Infeksi 6. Hormonal
5. Kondisi 7. Persalinan
Psikologi
Ibu 8. Stimulasi

Pendengaran Bicara Gerak Taktil Penglihatan

Musik Klasik Mozart Baby Swim

Kualitas Tidur Bayi Berat Badan Bayi

Bagan 2.1 Kerangka Teori


Sumber : (Fida & Maya, 2012), (Damayanti, 2015)
(Potter and Perry, 2006) (Suprihatin, Nurul Widyawati
and Sutarmi, 2016). dan (Djohan, 2009).
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari

hal-hal khusus. Maka dari itu, kerangka konsep tidak dapat langsung diamati

atau diukur (Notoatmodjo, 2014).

Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Kombinasi Baby
Swim dengan Musik
Berat Badan
Klasik Mozart

Kualitas Tidur
Musik Klasik Mozart
(Kontrol)

Variabel Independen VariabelDependen


Variabel Dependen
1. Jenis Kelamin
2. Nutrisi
3. Budaya Keluarga
4. Sosial Ekonomi

Variabel Confounding
Bagan 3.1 Kerangka Konsep

B. Hipotesis Penelitian

Hasil suatu penelitian pada hakikatnya adalah suatu jawaban atas

pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan dalam perencanaan penelitian.

Untuk mengarahkan kepada hasil penelitian ini maka dalam perencanaan

40
41

penelitian perlu dirumuskan jawaban sementara dari penelitian ini. Jawaban

sementara penelitian ini disebut hipotesis (Notoatmodjo, 2014).

Hipotesa kerja (Ha) pada penelitian ini adalah Adanya Pengaruh

Kombinasi Baby Swim dengan Musik Klasik Mozart Terhadap Berat Badan

dan Kualitas Tidur Bayi Usia 6-9 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas

Sumowono.

C. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen, yaitu

pendekatan penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mencari pengaruh

perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan

(Sugiyono, 2008).

Metode penelitian yang digunakan adalah quasy eksperimental dengan

rancangan pretest-posttest with control group design. Desain ini melibatkan

dua kelompok subjek, satu diberi perlakuan eksperimental (kelompok

eksperimen) dan yang satu lagi diberi salah satu perlakuan (kelompok

kontrol). Desain ini merupakan efek dari suatu perlakuan terhadap variabel

dependen yang akan di uji dengan cara membandingkan keadaan variabel

dependen pada kelompok eksperimen setelah dikenai perlakuan dengan

kelompok kontrol yang diberi salah satu perlakuan. Peneliti akan membagi

responden menjadi dua kelompok. Kelompok I adalah kelompok eksperimen

yang mendapat perlakuan kombinasi baby swim dengan musik klasik mozart

dan kelompok II adalah kelompok kontrol hanya mendapat perlakuan dengan

musik klasik mozart. Kemudian peneliti menilai berat badan menggunakan


42

timbangan digital serta menilai kualitas tidur bayi menggunakan Brief Infant

Screening Questionnaire (BISQ) sebelum dan setelah diberikan perlakuan.

Bentuk rancangan penelitian ini adalah :

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian

Pretest Perlakuan Posttest

Kelompok eksperimen O1 X2 O2

Kelompok kontrol O1 X1 O2

Keterangan :

O1 : berat badan dan kualitas tidur sebelum dilakukan perlakuan.

O2 : berat badan dan kualitas tidur setelah dilakukan perlakuan.

X2 : Perlakuan dengan melakukan kombinasi baby swim dengan

musik klasik mozart.

X1 : Hanya diberi perlakuan dengan musik klasik mozart.

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2008).

Sedangakan menurut (Notoatmodjo, 2014) variabel mengandung

pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu

kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain.

1. Variabel independen (bebas) adalah variabel yang menjadi sebab

perubahan atau timbulnya variabel dependen atau terikat. Variabel bebas


43

penelitian ini adalah kombinasi baby swim dengan musik klasik mozart

selama tiga kali dalam satu minggu selama empat minggu pada

kelompok perlakuan dan hanya diberi musik klasik mozart selama tiga

kali dalam satu minggu selama empat minggu pada kelompok kontrol.

2. Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi dan

menjadi akibat karena variabel bebas. Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah berat badan dan kualitas tidur bayi usia 6–9 bulan.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang

dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan

(Notoatmodjo, 2014).

Tabel 3.2 Definisi Operasional


Variabel Alat Skala
Definisi operasional Kategori
penelitian ukur ukur
Baby Baby swim dan musik klasik SOP Dilakukan -
Swim mozart merupakan salah satu
dengan stimulasi gerak dan pendengaran
musik yang dapat memberikan manfaat
klasik untuk menambah berat badan
bayi,meningkatkan perkembangan
mozart dan membuat bayi merasa rileks.
Sebelum dilakukan baby swim,
terlebih dahulu bayi dilakukan
baby gym dengan hitungan 1x8
kali sebagai pemanasan. Air yang
digunakan untuk baby swim
bersuhu 30-350C ,di putar musik
klasik mozart yang berjudul Flute
Quarternin C major (K.171)
(285b) untuk bayi dengan
menggunakan speaker aktif di
ruangan yang dilakukan 3 kali
dalam seminggu dengan durasi 25
menit selama 4 minggu pada
pukul 08.00 WIB.
44

Variabel Alat Skala


Definisi operasional Kategori
penelitian ukur ukur
Musik Musik klasik mozart merupakan SOP Dilakukan
klasik salah satu stimulasi yang
mozart diberikan melalui pedengaran.
Pemberian musik klasik Flute
Quarternin C major (K.171)
(285b) di putar dengan
menggunakan speaker aktif di
ruangan yang dilakukan 3 kali
dalam seminggu durasi 25 menit
selama 4 minggu pukul 08.00
WIB.
Berat badan 1. Selisih ukuran berat badan Timban Berat Ratio
bayi bayi yang dilihat berdasarkan gan badan
hasil penimbangan bayi digital dengan
menggunakan timbangan satuan
digital pada saat sebelum dan gram
setelah 4 minggu diberikan
kombinasi baby swim dengan
musik klasik mozart yang
berjudul Flute Quarternin C
major (K.171) (285b) selama
25 menit yang dinyatakan
dalam satuan gram.
2. Selisih ukuran berat badan
bayi yang dilihat berdasarkan
hasil penimbangan bayi
menggunakan timbangan
digital pada saat sebelum dan
setelah 4 minggu diberikan
musik klasik mozart yang
berjudul Flute Quarternin C
major (K.171) (285b) selama
25 menit yang dinyatakan
dalam satuan gram
Kualitas 1. Selisih skor tidur nyenyak Brief 1-5= Interval
tidur bayi yang memperlihatkan tanda Infant masalah
adanya masalah pada pola Screenin berat 6–
tidur bayi usia 6-9 bulan yang g 10=
di ukur saat sebelum dan Questio masalah
setelah 4 minggu diberikan nnaire ringan
kombinasi baby swim dengan (BISQ) 11-15=
musik klasik mozart yang tidak
berjudul Flute Quarternin C masalah
major (K.171) (285b) selama
25 menit.
2. Selisih skor tidur nyenyak
yang memperlihatkan tanda
adanya masalah pada pola
45

Variabel Alat Skala


Definisi operasional Kategori
penelitian ukur ukur
tidur bayi usia 6-9 bulan yang
di ukur saat sebelum dan
setelah 4 minggu diberikan
musik klasik Flute Quarternin
C major (K.171) (285b)
selama 25 menit.

F. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan 8 April sampai 7 Mei tahun 2018 di

wilayah kerja puskesmas Sumowono.

G. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh subyek atau obyek karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2008).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi usia 6-9 bulan yang

memiliki berat badan lahir normal dan tidak memiliki kelainan.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau keseluruhan obyek yang diteliti dan

dianggap mampu mewakili seluruh dari populasi yang diteliti. Penelitian

ini menggunakan purposive sampling dengan didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah

diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2014).

Sampel dalam penelitian ini bayi usia 6-9 bulan yang memenuhi

kriteria inklusi di wilayah kerja puskesmas Sumowono. Responden yang


46

dipilih oleh peneliti dikendalikan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi

yaitu:

a. Kriteria inklusi

1) Bayi usia 6-9 bulan.

2) Bayi dengan tidak memiliki kecacatan lahir khususnya kelainan

pencernaan misalnya labiopalatoschisis ataupun labioschisis.

3) Berat badan bayi lahir di atas 2500 gr - 4000 gr.

4) Bayi dengan masalah tidur ringan (skor kualitas tidur 6-10).

5) Bayi dengan orang tua yang bersedia menjadi responden dalam

penelitian.

b. Kriteria eksklusi

1) Bayi dengan cacat bawaan.

2) Bayi dengan Sindrom Down.

3) Bayi dengan riwayat BBLR.

4) Bayi yang tidak menetap pada wilayah kerja puskesmas

Sumowono.

3. Teknik pengambilan sampel

Penelitian ini menggunakan teknik sampling dengan menggunakan

purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan

sampel dimana didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat

oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah

diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2014). Pada penelitian ini jumlah


47

populasi bayi yang berusia 6-9 bulan di wilayah kerja Puskesmas

Sumowono adalah 112 bayi.

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus

sample size Lameshow dengan rumus analitik numerik berpasangan

(Dahlan, 2010). Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Kusumastuti, Tamtomo dan Salimo pada tahun 2016 didapatkan 1,83

(X1), 0,30 (X2), dan 1,80 (S) yang dimasukan kedalam rumus :

n1= n2 : Besar Sampel

: Defiat baku alfa, besar kesalahan 5% (1,96)

Zβ : Defiat baku beta, besar power penelitian 90%

(1,28)

S : Simpang Baku kedua kelompok dari penelitian

sebelumnya (1,80)

X1-X2 : Effect size (perbedaan rerata) dari penelitian

sebelumnya (1,53)
48

(dibulatkan)

Jadi, jumlah keseluruhan sampel pada penelitian ini sebesar 36

responden, dengan masing-masing kelompok perlakuan dan kelompok

kontrol adalah 18 responden dan tidak ada sampel yang drop out.

H. Teknik Pengumpulan Data dan Jenis Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi beberapa tahap

diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian yang dikeluarkan

oleh Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang dan

ditujukan Kepala Puskesmas Sumowono.

b. Setelah mendapatkan izin dari Kepala Puskesmas, peneliti meminta

kerjasama bidan untuk memberikan data jumlah bayi usia 6-9 bulan

yang sesuai dengan kriteria inklusi sehingga peneliti memiliki data

jumlah responden yang akan di teliti.

c. Peneliti menentukan jumlah responden yang dikelompokkan menjadi

dua kelompok, yaitu kelompok perlakuan 18 responden dan kelompok

kontrol 18 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Pembagian

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dilakukan dengan

menggunakan sistem pemilihan desa yang memiliki jumlah bayi yang

paling banyak dan mencukupi kebutuhan sampel. Desa Candi Garon

sebagai kelompok perlakuan dan desa Kebonagung sebagai kelompok

kontrol.
49

d. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan

serta meminta persetujuan dari calon responden untuk berpartisipasi

dalam penelitian. Setelah calon responden menyatakan bersedia maka

responden diminta untuk menandatangani lembar informed consent

yang telah disiapkan oleh peneliti.

e. Peneliti mencatat nama responden, alamat, berat badan lahir serta

tanggal lahir bayi untuk mengetahui usia bayi.

f. Sebelum dilakukan perlakuan, masing-masing kelompok (kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol) dihitung berat badan dan skor kualitas

tidur.

g. Peneliti mengunjungi responden setiap 3 kali dalam seminggu selama 4

minggu untuk melakukan kombinasi baby swim dengan pemutaran

musik klasik mozart berjudul Flute Quarternin C major (K.171) (285b)

selama 25 menit pada pukul 08.00 WIB pada kelompok perlakuan dan

mengunjungi responden setiap 3 kali dalam seminggu selama 4 minggu

untuk diberikan pemutaran musik klasik mozart berjudul Flute

Quarternin C major (K.171) (285b) selama 25 menit pada kelompok

kontrol dengan dibantu enumerator. Enumerator dalam hal ini adalah

bidan yang sudah mendapatkan pelatihan mom and baby SPA dan bidan

desa untuk memberikan musik klasik mozart.

h. Setelah 4 minggu maka setiap responden akan diukur dan dicatat berat

badan dan skor kualitas tidurnya.


50

i. Lembar kuesioner yang telah lengkap terisi dilanjutkan dengan

pengolahan data.

2. Jenis Data

Menurut (Notoatmodjo, 2014) sumber data terdiri dari sumber data

primer dan sumber data sekunder.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti,

data yang dikumpulkan merupakan data yang langsung diperoleh dari

responden dengan menggunakan kuesioner. Data primer dalam

penelitian ini berupa hasil pengukuran berat badan dan kualitas tidur

bayi usia 6-9 bulan.

b. Data sekunder

Dalam penelitian ini data yang diperoleh dapat juga dari sumber

tidak langsung yang biasanya berupa data dokumentasi atau data

laporan yang tersedia seperti jurnal penelitian, skripsi, profil kesehatan

provinsi dan kabupaten serta data yang diambil dari puskesmas

Sumowono.

I. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan

data (Notoatmodjo, 2014) Instrumen penelitian yang digunakan adalah

timbangan digital bayi dengan ketelitian 0,001 kg, dan kuesioner kualitas

tidur bayi menggunakan BISQ (Brief Infant Screening Questionnaire) yang

memiliki 5 pertanyaan terstruktur dengan penilaian 1-5 menunjukkan masalah


51

berat, 6 – 10 menunjukkan masalah ringan sedangkan 11-15 menunjukkan

tidak ada masalah dalam tidur (Sadeh, 2004).

J. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengukur sejauh

mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi

ukurnya atau suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu

instrument. Uji validitas dilakukan pada timbangan berat badan bayi digital

yang telah dilakukan kalibrasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Semua

bayi menggunakan timbangan berat badan digital yang sama.

Mengevaluasi kualitas tidur anak digunakan alat ukur evaluasi yang

dilakukan dengan cara observasi dan wawancara terstruktur menggunakan

kuisioner kualitas tidur anak yang diadopsi dari BISQ yang disusun oleh

Sadeh pada tahun 2014 dan dimodifikasi oleh Mahareni tahun 2017 sehingga

tidak diperlukan uji validitas dan reliabilitas yang telah tercantum dalam

lampiran. Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya pada kuesioner BSQI di dapatkan hasil bahwa 5 item pertanyaan

kuesioner BISQ memiliki nilai r > dari r tabel untuk 20 responden (0,444).

Sehingga pertanyaan nomor 1 sampai dengan 5 memiliki r > r tabel sehingga

dinyatakan valid (Mahareni, 2017).

Sedangkan uji reliabilitas adalah uji yang mencerminkan sejauh mana

alat ukur dapat dipercaya. Reliabilitas menunjukkan pada adanya konsistensi

dan stabilitas nilai hasil skala pengukuran tertentu (Nursalam, 2013). Uji

reliabilitas dilakukan pada timbangan berat badan digital. Uji ini dilakukan
52

dengan cara mengembalikan timbangan berat badan digital pada titik nol

sebelum digunakan dan uji reliabilitas BISQ dari peneliti sebelumnya

didapatkan nilai Crobanch’s Alpha sebesar 0,799 > 0,600 sehingga kuesioner

BSQI dinyatakan reliabel (Mahareni, 2017).

K. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data

1. Teknik Pengolahan Data

Menurut (Suyanto and Salamah, 2009) pengolahan data merupakan

suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan

dengan menggunakan ciri–ciri atau rumusan tertentu, adapun langkah–

langkah yang dilakukan dalam pengolahan data pada penelitian ini

adalah:

a. Editing (pemeriksaan data)

Editing adalah meneliti kembali apakah isian dalam lembar

observasi sudah lengkap dan diisi. Editing dilakukan ditempat

pengumpulan data.

b. Coding (pemberian kode)

Coding adalah suatu kegiatan memberi kode pada masing-masing

variabel. Coding (pemberian kode) dilakukan untuk mempermudah

penyusunan tabel dengan cara memberikan nomor atau angka.

Dalam penelitian ini, pemberian kode diberikan pada jenis

kelompok. Kelompok perlakuan diberikan kode angka 1 dan

kelompok kontrol diberikan kode angka 2 untuk memudahkan dalam

pengolahan data.
53

c. Entry Data

Entry data adalah proses memasukkan data ke dalam kategori

tertentu untuk dilakukan analisis data spss dengan komputerisasi.

Data yang dimasukkan berupa data tabulasi kelompok perlakuan dan

kontrol meliputi berat badan dan kualitas tidur bayi saat pertama kali

diukur dan setelah 4 minggu.

d. Cleaning

Cleaning adalah mengecek kembali data yang sudah di entry

apakah ada kesalahan atau tidak dengan melakukan pengecekan

kembali dengan tabulasi yang telah dibuat.

2. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisa yang menganalisis tiap variabel

secara deskriptif yang disajikan dalam bentuk tabulasi, minimum,

maksimum, mean, dan standar deviasi dengan cara memasukkan

seluruh data kemudian diolah secara statistik deskriptif untuk

melaporkan hasil dalam bentuk distribusi dari masing-masing

variabel (Notoatmodjo, 2014). Pada penelitian ini menggunakan uji

univariat pada karakteristik jenis kelamin dengan hasil data

homogen.

b. Analisis Bivariat

Sebelum menentukan uji statistik penelitian ini terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji Shapiro wilk


54

dengan jumlah responden 36 (n < 50) dengan hasil p value > 0,05

yang berarti data normal dan uji homogenitas dengan hasil p value >

0,05 yang berarti data penelitian ini homogen. Uji statistik yang

dilakukan untuk melihat peningkatan berat badan dan kualitas tidur

pada masing-masing kelompok (kelompok perlakuan dan kelompok

kontrol) sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan dilakukan

dengan uji paired t-test (distribusi data normal). Kemudian untuk

mengetahui perbedaan pengaruh antara kelompok perlakuan dan

kontrol dengan menggunakan independent t-test (distribusi data

normal).

L. Etika Penelitian

Menurut (Hidayat, 2009) masalah etika penelitian kebidanan merupakan

masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian kebidanan

berhubungan langsung dengan manusia, maka dari segi etika harus

diperhatikan. Dalam melakukan penelitian, peneliti harus memperhatikan

masalah etika penelitian yang meliputi :

1. Ethical clearance

Penenliti telah mengajukan ethical clearance ke Komisi Etik Penelitian

Kesehatan (KEPK) Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang dengan

nomor 203/KEPK/Poltekkes-Smg/EC/2018.

2. Informed concent (Lembar persetujuan responden)

Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang diteliti. Peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian yang dilakukan serta


55

dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data, bila

subjek menolak maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak-

hak responden.

3. Anonimity (Kerahasiaan nama)

Menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama

responden pada lembar pengumpulan data, cukup dengan memberi kode

pada masing-masing lembar tersebut.

4. Confidentiality (Kerahasiaan)

Peneliti hanya akan menggunakan data yang diperoleh dari responden

untuk kepentingan penelitian.

M. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari mulai bulan 8 April sampai bulan 7 Mei tahun

2018.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian sesuai dengan tujuan

penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh kombinasi baby swim dengan

musik klasik mozart terhadap berat badan dan kualitas tidur bayi usia 6-9

bulan di wilayah kerja Puskesmas Sumowono pada kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol. Penelitian dilakukan pada 8 April sampai dengan 7 Mei

2018 di wilayah kerja Puskesmas Sumowono. Jumlah responden sebanyak 36

bayi yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 18 responden pada kelompok

perlakuan dan 18 responden pada kelompok kontrol. Pada kelompok

perlakuan diberikan kombinasi baby swim dengan musik klasik mozart dan

pada kelompok kontrol hanya diberikan musik klasik mozart.

Uji hipotesa yang digunakan pada penelitian ini adalah Uji Paired T-Test

yang dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan berat badan dan kualitas

tidur bayi sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pada kelompok

perlakuan maupun kelompok kontrol dan uji Independent T-Test untuk

melihat perbedaan pengaruh antara berat badan dan kualitas tidur bayi pada

kelompok perlakuan dan kontrol. Hasil penelitian dapat diuraikan sebagai

berikut :

1. Analisis Univariat

Analisis univariat menjelaskan gambaran karakteristik responden. Hasil

analisis univariat dalam penelitian ini di uraikan sebagai berikut:

56
57

a. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden


Kelompok
Total p
Karakteristik Kategori Perlakuan Kontrol
Value
n % n % n %

Laki-laki 9 50% 9 50% 18 100


Jenis 1,00
Kelamin
Perempuan 9 50% 9 50% 18 100

Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa karakteristik responden

dalam penelitian ini adalah jenis kelamin responden. Karakteristik

jenis kelamin dikategorikan menjadi laki-laki dan perempuan.

Kelompok perlakuan terdiri dari 18 responden dan kelompok komtrol

teridiri dari 18 responden. Pada masing-masing kelompok, terdapat

50% jenis kelamin bayi laki-laki dan 50% jenis kelamin bayi

perempuan. Serta dari tabel diatas menunjukkan bahwa hasil p value

variabel jenis kelamin > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa

variabel tersebut homogen.

2. Analisis Bivariat

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan uji Shapiro

wilk dikarenakan jumlah sampel sebesar 36 responden. Uji Shapiro-

Wilk akan memberikan hasil lebih akurat ketika sampel yang dimiliki

kurang dari 50 responden, jika hasil uji normalitas data didapatkan

nilai p value > 0,05 maka dapat dikatakan data berdistribusi normal
58

(Dahlan, 2010). Tabel dibawah ini adalah hasil uji normalitas pada

penelitian ini :

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Shapiro-Wilk


Sebelum Setelah
Kelompok
Mean ± SD p value Mean ± SD p value
1. Perlakuan

a. Berat Badan 7935,22 ±741,19 0,450 8611,27 ± 743,92 0,221

b. Kualitas Tidur 9,7778 ± 1,1659 0,083 12,8333±1,4652 0,299

2. Kontrol
a. Berat Badan 7373,11 ± 571,33 0,735 7830,72 ± 579,85 0,301

b. Kualitas Tidur 10,4444 ± 1,1991 0,109 12,5556 ± 1,1991 0,109

Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel diatas, uji normalitas menggunakan uji

Shapiro-Wilk, hasil pada seluruh data didapatkan nilai p value > 0,05

artinya bahwa data berdistribusi normal. Sehingga uji selanjutnya

menggunakan uji parametrik, yaitu Paired T-Test (untuk mengetahui

pengaruh pemberian perlakuan pada masing-masing kelompok) dan

Independent T-Test (untuk mengetahui perbedaan antara kedua

kelompok).

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data dari

hasil penelitian pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

mempunyai nilai varian yang sama atau tidak (Notoatmodjo, 2014).

Pada penelitian ini dilakukanuji homogenitas dengan menggunakan

uji levene (levene statistic). Data dikatakan homogen apabila hasil


59

signifikasinya > 0,05. Berikut hasil uji homogenitas yang disajikan

pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas


Kelompok
Variabel Perlakuan Kontrol p value
Mean ± SD Mean ± SD
a. Berat Badan Pre 7935,22 ± 741,19 7373,11 ± 571,33 0,551

b.Kualitas Tidur Pre 9,78 ± 1,166 10,44 ± 1,199 0,694

Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel diatas masing-masing data penelitian

meliputi berat badan sebelum dan kualitas tidur sebelum memiliki

nilai p value >0,05 sehingga dapat disimpulkan jika data penelitian

homogen.

c. Perbedaan berat badan bayi dan kualitas tidur sebelum dan setelah

pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

Dilakukannya uji paired t-test untuk mengetahui adanya

perbedaan berat badan dan kualitas tidur sebelum dan setelah di

lakukan kombinasi baby swim dengan musik klasik mozart pada

kelompok perlakuan. Serta untuk mengetahui perbedaan berat badan

dan kualitas tidur sebelum dan setelah di berikan musik klasik

mozart pada kelompok kontrol.


60

Tabel 4.4 Perbedaan Berat Badan Bayi dan Kualitas Tidur


Sebelum dan Sesudah pada Kelompok Perlakuan dan
Kelompok Kontrol
Sebelum Setelah
Kelompok p value
Mean ± SD
1. Perlakuan
a. Berat Badan 7935,22 ± 741,19 8611,28 ± 743,92 0,000

b.Kualitas Tidur 9,78 ± 1,166 12,83 ± 1,465 0,000

2. Kontrol
a. Berat Badan 7373,11 ± 571,33 7830,72 ± 579,85 0,000
b.Kualitas Tidur 10,44 ± 1,199 12,56 ± 1,199 0,000
Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan rata-rata berat badan bayi

pada kelompok perlakuan sebelum diberikan kombinasi baby swim

dengan musik klasik mozart adalah 7935,22 gram dan mengalami

kenaikan menjadi 8611,28 gram setelah diberikannya perlakuan.

Rata-rata kualitas tidur bayi sebelum diberikan perlakuan adalah

9,78 (masalah tidur ringan) dan setelah diberikan perlakuan menjadi

12,83 (tidak ada masalah tidur). Kemudian untuk nilai p value berat

badan dan kualitas tidur bayi sebelum dan setelah perlakuan selama

4 minggu sebesar 0,000 (p value < 0,05) dengan demikian Ha

diterima, dan melalui hasil yang telah diperoleh dapat diartikan

bahwa secara statistik ada perbedaan berat badan dan kualitas tidur

bayi yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan

kombinasi baby swim dengan musik klasik mozart.

Sedangkan untuk kelompok kontrol didapatkan rata-rata berat

badan bayi sebelum diberikan perlakuan adalah 7373,11 gram dan


61

setelah diberikan perlakuan menjadi 7830,72 gram. Pada kualitas

tidur kelompok kontrol didapatkan hasil rata-rata kualitas tidur

sebelum yaitu 10,44 (masalah tidur ringan) dan setelah diberikan

perlakuan rata-rata kualitas tidur menjadi 12,56 (tidak ada masalah

tidur). Kemudian pada kelompok kontrol didapatkan nilai p value

berat badan bayi dan kualitas tidur sebelum dan setelah perlakuan

sebesar 0,000 (p value < 0,05) dengan demikian Ha diterima, dan

melalui hasil yang telah diperoleh dapat diartikan bahwa secara

statistik ada perbedaan berat badan dan kualitas tidur bayi yang

signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan musik klasik

mozart.

d. Perbedaan Berat Badan dan Kualitas Tidur Bayi pada Kelompok

Perlakuan dan Kelompok Kontrol.

Untuk melihat perbedaan berat badan dan kualitas tidur bayi

pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dilakukannya uji

independent t test.

Tabel 4.5 Perbedaan Berat Badan dan Kualitas Tidur Bayi pada
Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol
Perlakuan Kontrol
Variabel p value
Mean ± SD

∆ Berat Badan 676,056 ± 150,122 457,611 ± 102,816 0,000

∆ Kualitas Tidur 3,0556 ± 1,05564 2,1111 ± 0,75840 0,004

Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan rata-rata berat badan bayi

pada kelompok perlakuan lebih besar yaitu 676,056 gram


62

dibandingkan dengan nilai rata-rata berat badan bayi pada kelompok

kontrol sebesar 457,611 gram. Kemudian nilai p value berat badan

bayi pada kelompok perlakuan dan kontrol sebesar 0,000 (p value <

0,05) sehingga Ha diterima, dan dari hasil yang telah diperoleh dapat

diartikan bahwa secara statistik ada perbedaan berat badan bayi yang

signifikan antara kelompok perlakuan dan kontrol.

Hasil rata-rata kualitas tidur bayi pada kelompok perlakuan

lebih tinggi yaitu sebesar 3,0556 poin (dari tidur dengan masalah

ringan menjadi tidak ada masalah dalam tidur) dibandingkan dengan

rata-rata kualitas tidur pada kelompok kontrol yaitu 2,1111 poin.

Kemudian untuk hasil p value kualitas tidur bayi pada kelompok

perlakuan dan kontrol sebesar 0,004 (p value < 0,05), sehingga Ha

diterima dan dari hasil yang telah diperoleh dapat diartikan bahwa

secara statistik ada perbedaan kualitas tidur bayi antara kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian kombinasi baby

swim dengan musik klasik mozart lebih berpengaruh dalam kenaikan

berat badan dan kualitas tidur dibandingkan dengan pemberian

musik klasik mozart dengan selisih mean berat badan bayi dari

kedua kelompok adalah 218,445 gram dan selisih mean kualitas

tidur bayi dari kedua kelompok adalah 0,9445.


63

B. Pembahasan

1. Pengaruh Berat Badan dan Kualitas Tidur pada Bayi Usia 6-9 Bulan

Sebelum dan Setelah diberikan Kombinasi Baby Swim dengan Musik

Klasik Mozart.

Pengukuran berat badan dan kualitas tidur bayi dalam hal ini

dilakukan pada saat pertama tatap muka sebelum dilakukan kombinasi

baby swim dengan musik klasik mozart pada kelompok perlakuan. Pada

tabel 4.4 didapatkan hasil rata-rata berat badan bayi sebelum diberikan

kombinasi baby swim dengan musik klasik mozart adalah 7935,22 gram

dan skor kualitas tidur sebesar 9,78 (masalah tidur ringan). Kemudian

terjadi peningkatan setelah diberikannya perlakuan selama empat

minggu, dengan hasil rata -rata berat badan sebesar 8611,28 gram dan

skor kualitas tidur menjadi 12,83 (tidak ada masalah tidur) dengan hasil p

value berat badan dan kualitas tidur sebesar 0,000 (p value < 0,05) yang

berarti terdapat perbedaan berat badan bayi dan kualitas tidur yang

signifikan antara sebelum dan setelah diberikan kombinasi baby swim

dengan musik klasik mozart.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh

Apriany dan Wulandari pada tahun 2016 yang menyatakan bahwa baby

swim dapat bermanfaat untuk meningkatkan stimulasi pada bayi,

membuat bayi menjadi nyaman dan dapat menambah berat badan bayi

(Dyna and Sri, 2016). Menurut (Damayanti, 2015) saat bayi dilakukan

baby swim akan menciptakan rileks pada bayi dan mengalami


64

peningkatan fungsi dari nervus vagusnya (saraf cranial ke-10). Hal ini

akan menyebabkan produksi enzim penyerapan gastrin dan insulin

menjadi meningkat, sehingga penyerapan terhadap sari makanan menjadi

lebih baik. Serta dapat mengaktifan sistem saraf otonom parasimpatik

nukleus rafe dan nukleus solitarius yang merupakan regio sensorik

medula dan pons yang memasuki otak melalui saraf-saraf vagus dan

glosovaringeus yang dapat menimbulkan keadaan tidur (Melati, 2017).

Sedangkan untuk terapi musik itu sendiri dapat merangsang neuron

untuk menghantarkan impuls melalui neuroendokrin. Neuroendokrin

akan meningkatkan kinerja dehidroepiandosterone (DHEA) yang akan

menyebabkan peningkatan hormon glukokortikoid yaitu hormon yang

berperan dalam metabolisme nutrisi, dengan adanya peningkatan nutrisi

maka akan meningkatkan pertumbuhan bayi (Hariati, 2010). Sedangkan

untuk kualitas tidur bayi dapat diperoleh dari sel-sel pada sistem limbik

dan saraf otonom, sehingga kekebalan tubuh meningkat dan merangsang

pengeluaran endorphin dan serotonin. Serotonin merupakan zat kimia

yang mentransmisikan impuls saraf di seluruh ruangantara sel-sel saraf

atau neuron dan memiliki peran dalam mencegah kecemasan, muntah,

dan migrain. Perubahan tingkat serotonin dapat membuat suasana tenang,

rileks. Sehingga dapat meningkatkan kualitas tidur (Djohan, 2009).


65

2. Pengaruh Berat Badan dan Kualitas Tidur pada Bayi Usia 6-9 Bulan

Sebelum dan setelah diberikan Musik Klasik Mozart.

Pengukuran berat badan dan kualitas tidur bayi dalam hal ini

dilakukan pada saat pertama tatap muka sebelum diberikannya musik

klasik mozart pada kelompok kontrol. Pada tabel 4.4 didapatkan hasil

rata-rata berat badan bayi sebelum diberikan musik klasik mozart adalah

7373,11 gram dan skor kualitas tidur sebesar 10,44 (masalah tidur

ringan). Setelah diberikannya musik klasik mozart selama 4 minggu

dilakukan pengukuran kembali dengan hasil rata-rata berat badan

7830,72 gram dan skor kualitas tidur sebesar 12,56 (tidak ada masalah

tidur). Hasil dari p value berat badan bayi sebelum dan setelah perlakuan

pada kelompok kontrol sebesar 0,000 (p value < 0,05) dengan demikian

melalui hasil yang telah diperoleh dapat diartikan bahwa secara statistik

ada perbedaan berat badan bayi yang signifikan antara sebelum dan

sesudah diberikan musik klasik mozart. Kemudian untuk skor kualitas

tidur hasil p value sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol sebesar

sebesar 0,000 (p value < 0,05) sehingga terdapat perbedaan skor kualitas

tidur sebelum dan setelah pada kelompok kontrol.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Wiwi, 2013) menyatakan

bahwa musik klasik merupakan salah satu jenis musik sedatif atau musik

relaksasi sehingga dapat menurunkan detak jantung dan tekanan darah,

menurunkan tingkat rangsang secara umum sehingga membuat tenang

pendengarnya. Musik klasih mozart dapat mengaktifkan sel-sel pada


66

sistem limbik dan saraf otonom sehingga merangsang pengeluaran

endorphin dan serotonin. Serotonin merupakan zat kimia yang

mentransmisikan impuls saraf di seluruh ruangantara sel-sel saraf atau

neuron dan memiliki peran dalam mencegah kecemasan, muntah, dan

migrain. Perubahan tingkat serotonin dapat membuat suasana tenang,

rileks. Sehingga dapat meningkatkan kualitas tidur (Djohan, 2009) dan

merangsang neuron untuk menghantarkan impuls melalui neuroendokrin.

Kemudian neuroendokrin akan meningkatkan kinerja

dehidroepiandosterone (DHEA) yang akan menyebabkan peningkatan

hormon glukokortikoid yaitu hormon yang berperan dalam metabolisme

nutrisi, dengan adanya peningkatan nutrisi maka akan meningkatkan

pertumbuhan bayi (Hariati, 2010).

3. Perbandingan Pengaruh Kombinasi Baby Swim dengan Musik Klasik

Mozart terhadap Berat Badan dan Kualitas Tidur Bayi Usia 6-9 Bulan.

Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan hasil perbedaan kualitas tidur

pada kelompok kombinasi baby swim dengan musik klasik mozart

memiliki rata-rata skor 3,0556 poin (dari tidur dengan masalah ringan

menjadi tidak ada masalah dalam tidur). Sedangkan pada kelompok

kontrol rata-rata skor kualitas tidur adalah 2,1111. Kemudian untuk nilai

p value selisih kualitas tidur bayi sebesar 0,004 dengan demikian nilai p

value lebih kecil dari nilai α (5%) atau 0,05 sehingga Ha diterima, dan

melalui hasil yang telah diperoleh dapat diartikan bahwa secara statistik

ada perbedaan kualitas tidur bayi antara kelompok perlakuan dan


67

kelompok kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian

kombinasi baby swim dengan musik klasik mozart lebih berpengaruh

dalam kualitas tidur bayi dibandingkan dengan pemberian musik klasik

mozart saja.

Adanya pengaruh baby swim dengan peningkatan tidur bayi telah

dibuktikan dengan penelitian oleh (Melati, 2017) yang menunjukkan

bahwa kuantitas tidur bayi usia 3-6 bulan sesudah dilakukan SPA bayi

sebanyak 2 kali dalam seminggu lebih tinggi (rerata 730,42 menit)

daripada sebelum dilakukan SPA bayi (rerata 200,75 menit). Sehingga

menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kuantitas tidur

bayi usia 3-6 bulan sebelum dan setelah diberikan SPA bayi sebanyak 2

kali dalam seminggu di Desa Bebengan Kecamatan Boja Kabupaten

Kendal.

Hal ini sesuai dengan teori rangsangan yang diberikan pada tubuh

bayi dalam penelitian ini adalah baby swim akan mengaktifkan sistem

saraf otonom parasimpatis pada nukleus rafe dan nukleus solitarius yang

merupakan regio sensorik medula dan pons memasuki otak melalui saraf-

saraf vagus dan glosovaringeus yang dapat menimbulkan keadaan tidur.

Selain itu, nukleus rafe menyebabkan disekresinya corticotropin

releasing factor (CFR) yang dapat merangsang kelenjar pituitary

sehingga tubuh rileks, perasaan menjadi tenang sehingga ketegangan

berkurang dan memudahkan bayi untuk tertidur (Barret et al., 2002).


68

Selain itu ketika bayi diberikan terapi musik klasik mozart dapat

mengaktifkan sel-sel pada sistem limbik dan saraf otonom sehingga

kekebalan tubuh meningkat dan merangsang pengeluaran endorphin dan

serotonin. Perubahan tingkat serotonin dapat membuat suasana tenang

dan rileks. Sehingga dapat meningkatkan kualitas tidur (Djohan, 2009).

Penelitian yang dilakukan oleh (Sumawidayanti, Sulisnadewi and

Suntari, 2015) menunjukkan adanya peningkatan berat badan karena

terapi musik klasik dapat memberikan perasaan tenang kepada bayi

sehingga bayi lebih banyak tidur. Pemberian terapi musik merupakan

salah satu stimulasi audio menggunakan musik dimana tujuannya adalah

untuk meningkatkan atau memperbaiki pertumbuhan. Karena ketika bayi

tertidur kinerja dehidroepiandosterone (DHEA) meningkat sehingga

akan menyebabkan peningkatan hormon glukokortikoid yaitu hormon

yang berperan dalam metabolisme nutrisi, dengan adanya peningkatan

nutrisi maka akan meningkatkan pertumbuhan bayi (Hariati, 2010).

Berdasarkan penelitian ini didapatkan hasil bahwa selisih berat

badan pada kelompok perlakuan kombinasi baby swim dengan musik

klasik mozart memiliki rata-rata berat badan 676,056 gram. Sedangkan

pada kelompok kontrol memiliki rata-rata berat badan sebesar 457,611

gram. Sehingga rata-rata berat badan pada kelompok perlakuan lebih

besar dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kemudian didapatkan

hasil p value sebesar 0,000 (p value < 0,05) yang berarti terdapat
69

perbedaan berat badan bayi secara signifikan antara kelompok perlakuan

dan kelompok kontrol.

Hal ini sesuai dengan teori mekanisme pengaruh baby swim pada

bayi yaitu untuk merangsang aktifitas sistem saraf otonom yang

menyebabkan respon pankreas (pulau langerhans) sehingga terjadi

peningkatan sekresi insulin dan glukagon yang berfungsi untuk

meningkatkan penyerapan makanan menjadi lebih baik (Melati, 2017).

Mekanisme juga terjadi pada organ lambung dan usus (sfingter) yang

terjadi relaksasi dan pada respon impuls noradrenergik terjadi kontraksi

sehingga lambung yang kosong (kontraksi lapar) akan merangsang nafsu

makan (Barret et al., 2002).

Berdasarkan hasil uji statistik dari penelitian ini menunjukkan

bahwa Ha diterima yang artinya terdapat pengaruh kombinasi baby swim

dengan musik klasik mozart terhadap berat badan dan kualitas tidur bayi

usia 6-9 bulan di wilayah kerja puskesmas Sumowono. Penelitian ini juga

menunjukkan bahwa kombinasi baby swim dengan musik klasik mozart

lebih efektif untuk meningkatkan berat badan dan kualitas tidur

dibandingkan dengan kelompok kontrol (musik klasik mozart).

C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penilitian ini adalah :

1. Pada pendokumentasian tidak dilakukan pada semua responden

penelitian karena keterbatasan waktu, hanya dilakukan

pendokumentasian pada beberapa responden saja.


70

2. Pencarian enumerator yang memiliki sertifikat pelatihan baby SPA.

3. Tidak meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi berat badan dan

kualitas tidur seperti sosial ekonomi keluarga, budaya dalam keluarga,

dan pemberian nutrisi.

4. Pengambilan sampel yang masih didasarkan atas banyak responden di

dua desa wilayah kerja Puskesmas Sumowono.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada analisis hasil penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan maka dapat disimpulkan tentang pengaruh kombinasi baby swim

dengan musik klasik mozart terhadap berat badan dan kualitas tidur bayi usia

6-9 bulan sebagai berikut :

1. Pada kelompok kombinasi baby swim dengan musik klasik mozart

terdapat perbedaan berat badan dan kualitas tidur bayi secara signifikan

antara sebelum dan setelah diberikan perlakuan pada bayi usia 6-9 bulan.

2. Pada kelompok musik klasik mozart terdapat perbedaan berat badan dan

kualitas tidur bayi secara signifikan antara sebelum dan setelah diberikan

perlakuan pada bayi usia 6-9 bulan.

3. Ada perbedaan yang bermakna terhadap berat badan dan kualitas tidur

bayi antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Sehingga

kombinasi baby swim dengan musik klasik mozart lebih efektif untuk

meningkatkan berat badan dan kualitas tidur dibandingkan dengan

kelompok kontrol (musik klasik mozart).

B. Saran

Berdasarkan pada kesimpulan hasil penelitian dapat diberikan saran-

saran sebagai berikut:

71
72

1. Bagi Pasien

Diharapkan orang tua dapat memilih kombinasi baby swim dengan

musik klasik mozart pada tenaga terapis yang telah terlatih sebagai

alternatif lain untuk meningkatkan berat badan dan kualitas tidur pada

anaknya.

2. Bagi Puskesmas

Diharapkan puskesmas terutama bidan dapat memberikan saran

atau solusi pada orang tua ketika mengalami berbagai keluhan pada bayi

untuk memberikan kombinasi baby swim dengan musik klasik mozart

dan memberikan pengertian pada orang tua bahwa kombinasi baby swim

dengan musik klasik mozart tidak berbahaya untuk bayi apabila

dilakukan terapis atau tenaga kesehatan yang terlatih.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan materi ini dapat dijadikan referensi dan sebagai bahan

dokumentasi bagi institusi serta dapat menambah dan melengkapi

referensi bacaan tentang asuhan kebidanan pada bayi, balita, anak/pra

sekolah.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan

penelitian ini dengan menggunakan metode penelitian true experiment

agar dapat mengontrol variabel lain yang mempengaruhi kenaikan berat

badan dan kualitas tidur bayi serta dapat menilai kuantitas tidur secara

objektif.
DAFTAR PUSTAKA

Adriani, M. and Wirjatmadi, B. (2012) Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan.


Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Amelia et al. (2001) ‘Dampak Kekurangan Glzl Terhadap Kecerdasan Anak Sd


Pasca Pemulihan Glzl Buruk’, (2).

Auto, F. M. L., Amancio, O. M. S. and Lanza, F. de C. (2015) ‘The effect of


music on weight gain of preterm infants older than 32 weeks: a
randomized clinical trial’, Revista Paulista de Pediatria, 33(4), pp. e293–
e299. doi: 10.1590/0103-058231369512.

Avery (2001) The Nutribased Complete Book of Food Counts. 1st edn. New
York: Simultaneousyi.

Barret, K. E. et al. (2002) Buku Ajar Fisiologi Kesehatan Ganong. 24th edn.
Edited by N. A. Jakarta: EGC.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (2013) ‘Riset Kesehatan Dasar


(RISKESDAS) 2013’, Laporan Nasional 2013, pp. 1–384. doi: 1
Desember 2013.

Campbell, J. (2000) The Mozart Effect for Children Awakening Your Child’s
Mind, Health and Creativity with music. Colorado: Children’s Group.

Dahlan, M. S. (2010) Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel. 3rd edn.
Jakarta: Salemba Medika.

Damayanti, M. S. (2015) Pengaruh Baby Solus Per Aqua. Surakarta.

Dassler, A., Telsey, A. and Homel, P. (2017) ‘The Effects of Music Therapy on
Vital Signs , Feeding , and Sleep in Premature Infants’, Journal Of The
American Academi of Pediatrics, 131(5), p. 19. doi: 10.1542/peds.2012-
1367.

Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang (2016) ‘Profil kesehatan Kabupaten


Semarang 2016’.

Djohan (2009) Psikologi Musik. Yogyakarta: Galang Press.

Dyna, A. and Sri, W. N. (2016) ‘Effectiveness of Development of Baby Swim in


Cipageran Public Health Care Area Cipageran Cimahi’, International
Seminar on Global Health.
Ernawati (2012) ‘Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kuantitas Tidur Bayi Usia 3-6
Bulan di Desa Ngunut Kecamatan Jumantono Kabupaten Karanganyar’,
Journal Universitas Negri Sebelas Maret, 1. Available at: uns.ac.id.

Fida & Maya (2012) Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Yogyakarta: D-Medika.

Gahagan, S. (2014) ‘Gangguan perilaku: Tidur normal dan gangguan tidur pada
anak’, in Nelson (ed.) Ilmu kesehatan anak. Indonesia: Elsevier Inc.

Hariati, S. (2010) ‘Efektifitas terapi musik terhadap peningkatan berat badan dan
suhu tubuh bayi prematur di makassar tesis’, Fakultas Ilmu Kedokteran
Universitas Indonesia.

Hastomi, I. and Sumaryati, E. (2012) Terapi Musik. Jakarta: PT. Buku Kita.

Hidayat, A. A. A. (2008) Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep


dan Proses Keperawatan Buku 1. Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat, A. A. (2009) Metode Penelitian Kebidanan Tehnik Analisis Data.


Jakarta: Salemba Medika.

Kementrian kesehatan republik Indonesia (2016) Buku Kesehatan Ibu dan Anak.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI dan JICA.

Kusumastuti, N. A., Tamtomo, D. and Salimo, H. (2007) ‘Effect of Massage on


Sleep Quality and Motor Development in Infant Aged 3-6 Months’,
Journal of Pediatric Nursing, 1, pp. 161–169.

Listyoningrum, H. and Harijono (2015) ‘Optimasi Susu Bubuk Dalam Makanan


Pendamping ASI ( MP-ASI )’, Jurnal Pangan dan Agroindustri, 3(4), pp.
1302–1312.

Lubetzky, R. et al. (2010) ‘Effect of Music by Mozart on Energy Expenditure in


Growing Preterm Infants’, Pediatrics, 125(1), pp. e24–e28. doi:
10.1542/peds.2009-0990.

Maharani, A. (2013) ‘Durasi Pemberian Musik Klasik Mozart Terhadap Tingkat


Kecemasan Pada Anak’.

Mahareni, S. (2017) ‘Pengaruh Kombinasi Pijat Bayi dengan Musik Klasik


Mozart terhadap Berat Badan dan Kualitas Tidur Bayi Usia 3–6 Bulan’,
Journal Kebidanan, p. 7.

Maryunani, A. (2010) Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta: CV.


Trans Info Media.
Melati, A. R. (2017) Efektivitas Solus Per Aqua (SPA) Terhadap Berat Badan dan
Kuantitas Tidur, Belitung Nursing Journal. Poltekkes Kemenkes
Semarang. Available at: http://belitungraya.org/BRP/index.php/bnj/.

Minarti, N. M. A. and Utami, K. C. (2012) ‘Pengaruh Pijat Bayi Terhadap


Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas II
Denpasar Timur’, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, 1.

Musbikin, I. (2009) Kehebatan Musik Untuk Mengasah Kecerdasan Anak.


Yogyakarta: Power Books.
Notoatmodjo, S. (2014) Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Novita, D. (2012) ‘Pengaruh terapi musik terhadap nyeri post operasi’, Thesis
Universitas Indonesia.

Nursalam, D. (2005) Asuhan keperawatan bayi dan anak (untuk perawat dan
bidan) Edisi 1. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam (2013) Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.


Jakarta: Salemba Medika.

Puskesmas Sumowono (2016) ‘Profil Kesehatan Kecamatan Sumowono’.

Pertiwi, K. R. (2012) Mengenal Parameter Penilaian Pertumbuhan Fisik Pada


Anak, Solid Converter. Yogyakarta. Available at:
www.SolidDocument.com.

Potter, A. and Perry, A. . (2006) Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,


Proses dan Praktik. 4th edn. Jakarta: EGC.

Rahayu, S., Suherni, T. and Runjati (2015) ‘Pengaruh Baby Spa Terhadap
Kenaikan Berat Badan dan Perkambangan Bayi Umur 3-6 Bulan’, Journal
Kebidanan, 11, p. 6.

Sadeh, A. (2004) ‘A brief screening questionnaire for infant sleep problems:


validation and findings for an Internet sample.’, Pediatrics, 113(6), p. 10.
doi: 10.1016/s0022-3476(87)80571-1.

Sigmundsson, H. and Hopkins, B. (2009) ‘Baby swimming: exploring the effects


of early cch_990 428..430 intervention on subsequent motor abilities’,
Pediatrics International, 1, p. 3. doi: 10.1111/j.1365-2214.2009.00990.x.

Sitohang, M. E. S. (2015) ‘Hubungan Pengetahuan Ibu Guru Tentang Makanan


Pendamping ASI (MP-ASI) Dengan Status Gizi Bayi Usia 6-12 Bulan Di
Kecamatan Pakkat Kabupaten Humbang Hasundutan’, 1, pp. 0–6.
Stirling, S. (2006) Tidur panduan membantu anak agar tidur nyenyak. Jakarta:
Erlangga.

Subakti, Y. and Anggraeni, D. R. (2008) Keajaiban pijat bayi dan balita. Jakarta:
PT. Wahyu Media.

Sugiyono (2008) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfa Beta.

Suhartini (2008) Terapi Musik, Teori, dan Aplikasi. Jogjakarta: Galang Press.

Suhendri, U. (2009) Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Status Gizi Anak


dibawah Lima Tahun ( Balita ) di Puskesmas Sepatan Kecamatan Sepatan.
UIN Syarif Hidayatullah.

Sumawidayanti, M. W., Sulisnadewi, N. L. K. and Suntari, N. L. K. Y. (2015)


‘Pengaruh Terapi Musik Klasik Mozart Terhadap Berat Badan Pada Bayi
di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Wangaya’, Coping Ners Journal, 3.

Suprihatin, K., Nurul Widyawati, M. and Sutarmi (2016) Baby Massage and Spa.
Semarang: Indonesian Holistic Care Assotiation.

Sutanto, K. and Batihalim, L. (2016) SPA pengetahuan, aplikasi dan manfaatnya.


Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Suyanto and Salamah (2009) Riset Kebidanan: Metodologi dan Aplikasi.


Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

Tim Galenia (2014) Home baby spa. Jakarta: Penebar Plus.

Wahyudi, B. F., Sriyono and Indarwati, R. (2014) ‘Analisis Faktor Yang


Berkaitan Dengan Kasus Gizi Buruk Pada Balita’, 3.

Widyastuti, D. and Widyani, R. (2006) Panduan Perkembangan Anak 0-1 tahun.


Jakarta: Niaga Swadaya.

Wiwi, K. (2013) ‘Pengaruh Musik Terhadap Respirasi Bayi Berat Lahir Rendah
Selama Kangaroo Mother Care’, Jurnal Keperawatan dan Kebidanan, 9.

Xiu-min, J. et al. (2014) ‘Effects of Swimming and Touching on Physiological


Jaundice of Neonates Within Ten Days of Birth’, Life Science Journal,
11(7), p. 4.

Yilmaz, I. et al. (2004) ‘Effects of swimming training on physical fitness and


water orientation in autism’, Pediatrics International, 46, pp. 624–626.
Zahara, D. S. (2013) ‘Hubungan Antara Gangguan Tidur dengan Pertumbuhan
Pada Anak Usia 3-6 Tahun di Kota Semarang.’, Jurnal Media Medika.

Anda mungkin juga menyukai