Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah swt., Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat
danhidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini, dengan judul “Strategi
Pengembangan Produk Dalam Jenjang Pendidikan Dasar”. Sholawat serta salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. Yang telah mengantarkan kita dari
zaman jahiliyah menuju zaman Islamiyah.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Marketing dan diharapkan
dapat menjadi wawasan bagi pembaca dan penulis serta diharapkan dapat menjadi referensi
untuk menyusun makalah.
Terimakasih kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
penyusunanmakalah ini. kami menyadari bahwa makalah ini dibuat jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu,kami mengharapkan kritik dan saran guna menyempurnakan makalah saya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Untuk dapat "memasarkan" pendidikan dengan baik harus dimulai dari visi,
misi, dan tujuan yang jelas dari lembaga pendidikan tersebut. visi, misi dan tujuan ini
pada umumnya harus dimulai dari kepala sekolah atau pimpinan lembaga pendidikan,
yang kemudian disampaikan atau dilaksanakan ke pengurus atau pengelola, guru, dan
siswa-siswi yang ada di lembaga tersebut. Penyampaian visi. misi, dan tujuan secara
jelas dan dapat dipahami oleh pihak lain di sekolah akan sangat berpengaruh terhadap
penentuan strategi pemasaran yang dapat dilakukan.
Strategi pemasaran dimaksud adalah setiap langkah yang diambil oleh suatu
sekolah untuk mencapai atau menargetkan sasaran yang dituju dengan menciptakan
marketing mix (produk, tempat, promosi, dan harga) untuk memuaskan kebutuhan
pelanggan.
Dalam memasarkan suatu sekolah, diperlukan suatu strategi yang jitu dan bagus agar
sekolah tersebut dapat sampai kepada sasaran yang dituju. Setiap sekolah mempunyai
tujuan agar tetap "hidup" dan berkembang. Tujuan tersebut hanya dapat tercapai
melalui usaha dengan cara mempertahankan dan meningkatkan kualitas dari sekolah
tersebut bisa dipercaya masayakat untuk menyekolahkan anaknya pada lembaga
pendidikan tersebut.
Banyak sekolah yang kurang memperhatikan kebutuhan konsumen dan
mengelola sekolahnya sesuai dengan keinginannya sendiri. Walaupun sekolah
mempunyai hak penuh dalam mengembangkan produk (sekolah) yang dihasilkannya,
tetapi lebih bagus lagi apabila sekolah mengetahui kebutuhan dari masyarakatnya.
Dengan begitu, sekolah dapat menentukan apa yang dapat "diperbuatnya" untuk
memuaskan konsumennya. Bila konsumen dapat merasakan kepuasannya, maka
diharapkan semakin banyak masyarakat yang ingin menyekolahkan anaknya pada
lembaga pendidikan tersebut atau hanya sekedar mempromosikannya kepada orang lain
karena ada kepuasan tersendiri.
Berdasarkan dari beragam uraian di atas, oleh sebab itu penulis tertarik untuk
menulis makalah mengenai Strategi yang terdapat pada pengembangan produk di
jenjang sekolah dasar. Dengan memahami konsep tentang strategi pengembangan
produk pendidikan sekolah dasar, diharapkan pembaca bisa mudah memahaminya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Strategi Pengembangan Produk di Sekolah Dasar?
2. Bagaimana Dalil Tentang Strategi Pengembangan Produk Pendidikan?
2
3. Apa Produk Pendidikan Yang Dihasilkan di Sekolah Dasar?
4. Bagaimana Langkah Strategi Pengembangan Produk Pendidikan?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Pengertian Strategi Pengembangan Produk di Sekolah Dasar
2. Untuk mengetahui Dalil Tentang Strategi Pengembangan Produk Pendidikan
3. Untuk mengetahui Produk Pendidikan Yang Dihasilkan di Sekolah Dasar
4. Untuk mengetahui Langkah Strategi Pengembangan Produk Pendidikan
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Produk merupakan semua aspek yang bisa ditawarkan kepada konsumen atau
produsen untuk menjadi perhatian yang dapat dicari, diperjualbelikan, atau
didagangkan, dipergunakan bahkan dapat dikonsumsi oleh pasar sebagai bagian pokok
yang dapat dimanfaatkan dalam kebutuhan dan yang bersangkutan memiliki harapan
yang besar dalam pengembangan pasar (Tjiptono, 2002). Apabila produk disandingkan
dengan pendidikan maka memiliki makna dalam penelitian pengembangan yaitu satu
produk terdiri dari: (1) hardware dan software dalam pembelajaran hingga pendidikan;
(2) merupakan modifikasi dari produk lama atau membuat originalitas dalam produk
baru; (3) produk dapat digunakan dan sangat bermanfaat bagi bidang pendidikan dalam
pelaksanaan pembelajaran atau memudahkan siswa untuk belajar; dan (4) produk
memiliki reliabilitas atau dapat dipertanggungjawabkan baik secara teoritik maupun
secara praktis dalam sebuah keilmuan (Arifin, 2014).
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diungkapkan bahwa produk merupakan
sesuatu yang dapat ditawarkan secara kompetitif kepada konsumen dari pengembang
produk guna untuk keperluan kebutuhan atau user. Dalam bidang pendidikan, produk
bisa berupa hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak). Hardware
merupakan perangkat keras dapat disebutkan misalnya modul buku audio visual suara
alat peraga dalam pembelajaran. Sedangkan dalam software terdiri dari kurikulum
instrumen penilaian atau lembar evaluasi model pembelajaran langkah atau kegiatan
dalam pelaksanaan pembelajaran (Mustafa and Angga, 2022)
Pada strategi pengembangan produk di Litbang meliputi pendekatan
pembelajaran evolusioner dan pendekatan perencanaan teknologi. (Putra, 2015).
Pendekatan pembelajaran evolusioner merupakan strategi yang disusun berdasarkan
adanya hasil dari recycle terus-menerus melalui proses yang telah dilakukan sehingga
dengan kata lain pengalaman merupakan hasil belajar secara langsung. Pendekatan
perencanaan teknologi memerlukan ahli atau pakar strategi maupun manajemen
teknologi yang diperlukan dalam menganalisa sebuah data atau informasi melalui
perencanaan secara terstruktur, sistematis, atas dasar data yang tepat dan akurat,
sehingga dapat dijadikan dasar dalam membuat keputusan..
Strategi pembelajaran evolusioner cenderung digunakan pada pengembangan
pendidikan sebab menitikberatkan pada proses dan menjadikan kegiatan proses tersebut
bagian dari pola pengembangan pembelajaran. Strategi perencanaan teknologi lebih
dipergunakan pada industri disebabkan diperlukan kegiatan yang terstruktur, terukur,
dan akurat (Putra, 2015). Berdasarkan kedua strategi tersebut, maka dapat dijadikan
5
acuan dalam melaksanakan pengembangan produk sesuai kondisi dan analisis
kebutuhan yang ada di masyarakat.
Strategi Litbang secara umum diperlukan dalam teknologi pendidikan dan
pembelajaran yang pada saat ini lebih ditekankan pada model-model pembelajaran
yang lebih modern. (Sukmadinata, 2013). Strategi tersebut banyak di butuhkan untuk
adanya perubahan desain, model, strategi, kegiatan, perencanaan, metode, proses
pembelajaran, penilaian pembelajaran, bahkan program-program yang menjadi
unggulan dalam sebuah pendidikan. Litbang menjadi agen perubahan yang diperlukan
untuk mengembangkan bahan materi pembelajaran, media maupun manajemen
pembelajaran. Strategi dalam litbang ini berlandaskan atas trilogi pembelajaran untuk
meningkatkan kompetensi dalam pendidikan maupun skill dalam bidang bisnis industri
kemiliteran kesehatan teologi dan sebagainya. Pendekatan tersebut diperuntukkan bagi
pengembang untuk mendapatkan perangkat lunak perangkat keras perangkat teknis
hingga perangkat dalam sebuah manajemen..
Menurut Sofjan Assauri "pengembangan produk merupakan kegiatan atau
aktifitas yang dilakukan dalam menghadapi kemungkinan perubahan produk ke arah
yang lebih baik, sehingga dapat memberikan daya guna maupun daya pemuas lebih
besar". Produk pendidikan yang dikembangkan hendaknya sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan masyarakat sehingga dengan demikian konsumen akan merasa puas.
Dalam bidang pendidikan strategi pengembangan produk pendidikan merupakan proses
perbaikan kualitas pendidikan.
Tawaran produsen kepada pasar bisa berupa barang berwujud maupun jasa.
Produk yang ditawarkan oleh lembaga pendidikan merupakan produk yang berbentuk
jasa. Pengertian jasa menurut kotler dan Armstrong "jasa adalah berbagai kegiatan atau
manfaat yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya
tidak berwujud, dan tidak menghasilkan perpindahan kepemilikian.
Menurut Indriyo Gitosudarmo "atribut produk adalah suatu komponen yang
merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan yang diharapkan oleh pembeli" 20 Apabila suatu produk
memiliki atribut atau sifat-sifat yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
konsumen, maka produk tersebut dianggap cocok atau sesuai oleh konsumen. Atribut
produk dapat ditampilkan dalam beberapa macam bentuk antara lain:
1. Desain produk
Menurut Indriyo "desain atau bentuk produk merupakan atribut yang sangat penting
6
untuk mempengaruhi konsumen agar mereka tertarik dan membelinya" 21 Dalam
jasa pendidikan desain produk bisa dilihat dari silabus yang digunakan dalam
plembaga pendidikan tersebut.
2. Merek (brand)
Menurut Sofjan Assauri "merek adalah nama, istilah, tanda atau lambang dari dua
atau lebih unsur tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan (barang
atau jasa) dari seorang penjual dan yang membedakannya dari produk saingan".
Program dan jasa yang ada di lembaga pendidikan juga dapat diberikan suatu
merek, merek tersebut dapat diambil dari beberapa unsur
3. Kemasan (packaging)
Pada saat ini kemasan mempunyai arti penting tidak hanya sekedar pembungkus
saja, tetapi kemasan juga dapat menyenagkan dan menarik pelanggan. "kemasan
mempunyai arti penting untuk mempengaruhi para konsumen langsung maupun
tidak langsung di dalam menetunkan pilihan terhadap produk yang akan dibelinya".
Dalam lembaga pendidikan kemasan jasa bisa dilihat dari arsitektur gedung,
halaman sekolah, dan lingkungan yang mendukung proses pendidikan (Komalasari,
2018).
Artinya: “Dari Miqdam RA, dari Rasul SAW bersabda: tidaklah seseorang makan
makanan yang lebih baik daripada makan hasil kerjanya sendiri dan sesungguhnya
Nabi Daud AS makan dari hasil buah tangan )pekerjaan( nya sendiri” )HR. Al-
Bukhari).
Dari hadis diatas sudah dijelaskan bahwa kita harus mengkonsumsi
makananan yang halal dari hasil keringat dan kerja keras kita supaya dapat manfaat
( maslahah ) dari hasil kerja keras kita dalam mencari rejeki berupa makanan
sebaliknya jika kita mengkonsumsi makanan yang haram dari hasil kerja keras kita,
maka kita tidak akan dapat manfaat ( maslahah ) dari hasil kerja keras kita sendiri,
meskipun kita bekerja keras siang dan malam kalau hasil / upaya kerja keras kita
dibuat mengkonsumsi makanan yang haram tetap saja kita tidak akan dapat
manfaatnya.
Demikian halnya dengan mengembangkan produk poendidikan. Dalil ini
memberikan motivasi kepada setiap pendidik untuk bekerja keras dalam
mengembangkan produk yang lebih baik. Tentunya diselarasakna dengan
kebutuhan siswa sesuai dengan perkembangan teknologi.
8
3. Pada bagian pelajaran dan instruksi
Tujuannya adalah untuk pengembangan dalam dalam perancangan lingkungan
pembelajaran, perumusan kurikulum, dan penaksiran keberhasilan dari
pengamatan dan pembelajaran, serta secara serempak mengusahakan untuk
berperan untuk pemahaman fundamental ilmiah.
4. Pada bagian pendidikan guru dan didaktis
Tujuannya adalah untuk memberikan kontribusi pembelajaran keprofesionalan
para guru dan atau menyempurnakan perubahan dalam suatu pengaturan spesifik
bidang pendidikan. Pada bagian didaktis, tujuannya untuk menjadikan penelitian
pengembangan sebagai suatu hal interaktif, proses yang melingkar pada penelitian
dan pengembangan dimana gagasan teoritis dari perancang memberi
pengembangan produk yang diuji di dalam kelas yang ditentukan, mendorong
secepatnya ke arah teoritis dan empiris dengan menemukan produk, proses
pembelajaran dari pengembang dan teori instruksional.
Adapun menurut Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen GTK Kemendikbud), Supriano, ada
empat hal yang harus diperhatikan dalam meningkatkan mutu pendidikan, yaitu
kebijakan, kepemimpinan kepala sekolah, infrastruktur, dan proses pembelajaran.
1. Kebijakan
Kebijakan merupakan hal yang sangat penting, terutama kebijakan yang
berlaku secara nasional, seperti kurikulum dan ujian nasional, termasuk kebijakan
distribusi dan rekrutmen guru.
2. Leadership
Leadership atau kepemimpinan kepala sekolah juga penting di
dalam schoolbased management atau manajemen berbasis sekolah.
Tergantung school based management, artinya leadership kepala sekolah,
transparansi keuangan, hubungan ekosistem berjalan di sekolah antara guru dengan
kepala sekolah, orang tua dengan guru, maupun dengan siswa dan seluruh yang ada
di satuan pendidikan, ekosistemnya harus jalan. Kepala sekolah yang memiliki
kreativitas dan inovasi yang bagus, bisa membuat sekolah yang dipimpinnya
menjadi bagus juga. Karena itulah Kemendikbud juga fokus pada reformasi
manajemen sekolah.
3. Infrastuktur
Infrastruktur, yaitu sarana dan prasarana yang berkaitan dengan kelas,
9
laboratorium, maupun teknologi informasi dan komunikasi. Itu semua berpengaruh
terhadap peningkatan mutu pendidikan. Apalagi sekarang dunia tanpa batas. Siswa
bisa belajar tidak hanya dari guru dan buku yang ada, melainkan bisa belajar dari
media sosial.
4. Mutu Pendidikan
Hal penting dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah proses
pembelajaran. Proses pembelajaran yang menyenangkan, yang berinovasi dan
penuh kreativitas bisa mendorong anak-anak terbangun motivasinya. Namun,
proses pembelajaran juga tergantung dari potensi guru, kecakapan guru, dan
kemampuan guru.
Proses pembelajaran yang mendorong kreativitas juga mendukung untuk
memenuhi empat kompetensi yang harus dimiliki generasi bangsa dalam
menghadapi tantangan abad 21. Empat kompetensi yang biasa disingkat 4C
tersebut adalah Critical Thinking atau berpikir kritis, Collaboration atau
kemampuan bekerja sama dengan baik, Communication atau kemampuan
berkomunikasi, dan Creativity atau kreatifitas.
Keempat kompetensi yang harus dimiliki anak itu harus masuk ke dalam
proses pembelajaran di sekolah sehari-hari. Inovasi dan kreativitas bisa menjadi
kekuatan Indonesia yang memiliki bonus demografi, sehingga generasi bangsa
akan bisa bersaing dengan negara lain pada abad 21.
10
tersebut sekolah juga perlu meningkatkan kinerja guru dan karyawan dengan cara
memberikan pelatihan yang diadakan oleh sekolah, penampilan sekolah harus
diperbaiki, kepribadian guru dan dan karyawan juga harus ditingkatkan dengan
cara harus menerapkan senyum, salam, sapa, sopan, ramah dan rapih.
2. Pemetaan saingan sesama sekolah lain
Mengenal musuh atau lebih jelasnya adalah pemetaan saingan sesama
sekolah lain. Maksudnya di sini adalah sekolah harus mempelajari daya tarik
sekolah lain baik swasta maupun negeri, selain itu sekolah harus mengetahui dan
mempelajari proses Penerimaan Siswa Baru (PSB) sekolah lain, seperti kapan
dimulainya pendaftaran. Langkah terakhir dari cara mengenal musuh adalah
mempelajari kecenderungan orang tua dalam menentukan sekolah bagi anaknya.
3. Optimis dan Percaya Diri
Untuk dapat menjaring siswa-siswa baru yang diharapkan, sekolah harus
optimis dan percaya diri supaya tidak kalah dengan sekolah-sekolah lain. Cara yang
dilakukan diantaranya adalah dengan jemput bola dan terus mengadakan
komunikasi dengan sekolah atau agen, meyakinkan orang tua yang sudah datang
ke sekolah, menelpon siswa kelas tiga yang ada datanya, dan yang terakhir adalah
menelpon siswa yang mendapatkan voucer beasiswa (potongan harga)
4. Cepat Tanggap pada Perubahan
Mendapatkan informasi dengan cepat merupakan hal yang tepat apabila
kita menginginkan sesuatu. Sekolah cepat tanggap terhadap perubahan-perubahan
yang ada. Seperti: sekolah harus memperhatikan jadwal atau perubahan UAN,
sekolah juga harus mengadakan evaluasi setiap pekan, dan yang terakhir adalah
sekolah juga harus memperbaiki program-program penerimaan siswa baru dan
menggunakan strategi yang tepat.
5. Membangun Image Positif dan Meminimalisis Image Negatif
Sekolah harus terus mengembangkan hal yang positif, dan merubah
pandangan negative terutama perihalmisu sekolah mahal
6. Kerja sama dengan Komite Sekolah
Sekolah harus selalu mengadakan kerjasama dengan pihak-pihak lain.
Kerjasama yang dilakukan oleh sekolah diantaranya adalah kerjasama dengan guru
atau sekolah sasaran, kerja sama dengan bimbingan tes, kerjasama dengan ibu-ibu
pengajian, kerjasama dengan tokoh agama atau masyarakat, dan kerjasama dengan
yang lainnya.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi ialah sebuah kesatuan dari rencana yang komprehensif dan holistik dan
tergabung dari sebuah perpaduan yang dimanfaatkan dalam menggapai tujuan (Amirullah,
2015). Makna secara hakiki, strategi merupakan rencana dan manajemen untuk
mendapatkan sebuah tujuan. Akan tetapi, dalam menggapai tujuan itu, strategi tidak serta
merta sebagai arah dari sebuah jalan yang hanya menyajikan peta konsep saja, namun
hendak mampu memaparkan bagaimana siasat operasionalnya.
Produk merupakan semua aspek yang bisa ditawarkan kepada konsumen atau
produsen untuk menjadi perhatian yang dapat dicari, diperjualbelikan, atau didagangkan,
dipergunakan bahkan dapat dikonsumsi oleh pasar sebagai bagian pokok yang dapat
dimanfaatkan dalam kebutuhan dan yang bersangkutan memiliki harapan yang besar dalam
pengembangan pasar (Tjiptono, 2002).
Produk pendidikan yang dikembangkan hendaknya sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan masyarakat sehingga dengan demikian konsumen akan merasa puas. Menurut
Indriyo Gitosudarmo "atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat
produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan
yang diharapkan oleh pembeli" 20 Apabila suatu produk memiliki atribut atau sifat-sifat
yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konsumen, maka produk tersebut dianggap
cocok atau sesuai oleh konsumen.
Dalam hal mengembangkan produk Pendidikan, kita harus terus berupaya
mengembangkan inovasi untuk meningkatkan kualitas Pendidikan khususnya di jenjang
sekolah dasar agar hasil yang diperoleh sesuai dengan harapan. Demikian halnya dengan
mengembangkan produk poendidikan.
Contoh strategi pengembangan produk Pendidikan yaitu dengan cara mengadakan
proses pengenalan program sekolah. Karena hal tersebut merupakan hal yang sangat
penting untuk memperkenalkan sekolah kepada masyarakat. Cara pertama yang dilakukan
dalam menghadapi persaingan dengan sekolah lain adalah melalui pemberdayaan Sumber
Daya Manusia (SDM) seperti: mempertahankan kualitas siswa dalam Ujian Akhir Nasional
(UAN). Mengenal musuh atau lebih jelasnya adalah pemetaan saingan sesama sekolah lain.
Untuk dapat menjaring siswa-siswa baru yang diharapkan, sekolah harus optimis dan
percaya diri supaya tidak kalah dengan sekolah-sekolah lain. Mendapatkan informasi
12
dengan cepat merupakan hal yang tepat apabila kita menginginkan sesuatu. Sekolah cepat
tanggap terhadap perubahan-perubahan yang ada. Sekolah harus selalu mengadakan
kerjasama dengan pihak-pihak lain.
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila
ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada kami. Apabila
terdapat kesalahan mohon dapat dimaafkan dan memakluminya, dikarenakan kami masih
dalam proses belajar dan kami tidak bisa luput dari kesalahan.
13
DAFTAR PUSTAKA
14