Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“RE ORDER POINT”


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis Dagang
Syariah

Dosen Pengampu:
Nanang Tri Handoko, M.H.

Disusun Oleh:

Putri Puji Lestari (402210189)

PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Re Order Point” tepat pada
waktunya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis Dagang Syariah Bapak Nanang Tri Handoko, M.H.
yang telah memberikan tugas kepada penulis. Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih
kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima
kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya kami selaku penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca.

Ponorogo, 25 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

A. Pengertian Re Order Point .............................................................................................. 3

B. Manfaat Re Order Point .................................................................................................. 4

C. Cara Menghitung Re Order Point ................................................................................... 4

BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 7

A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 7

B. Saran ............................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pada era sekarang kegiatan bisnis terutama disektor industri telah berkembang
dengan pesat, seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kondisi seperti ini menimbulkan persaingan yang semakin ketat antar perusahaan. Dengan
adanya hal tersebut mendorong setiap perusahaan untuk memberikan yang terbaik bagi
konsumen melalui produk yang dihasilkan. Untuk menghasilkan produk yang kualitasnya
bagus dengan biaya produksi yang rendah salah satu yang perlu dilakukan oleh perusahaan
yaitu dengan menetapkan perencanaan terhadap persediaan bahan secara efisien.
Manajemen persediaan merupakan salah satu aspek penting dalam suatu bisnis atau
usaha. Semakin meningkatnya kegiatan usaha, maka hal ini semakin mendorong para
pelaku untuk mengoptimalkan sumber daya yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan
konsumen. Dengan adanya persediaan, perusahaan dapat mengantisipasi adanya
keterlambatan dalam pengadaan bahan baku maupun yang terjadi permintaan barang jadi
dari konsumen yang tidak dapat dipenuhi secara mendesak. Perusahaan menetapkan
perencanaan persediaan bahan baku dimaksudkan agar bahan baku dapat tersedia untuk
memenuhi kebutuhan konsumen sesuai dengan ke inginan konsumen.
Persediaan akan terus dilakukan secara continue demi keberlangsungan dari proses
produksi perusahaan dan sampai pada saat proses pemesanan lagi sehingga datangnya
material yang dipesan sesuai dengan keinginan atau tepat waktu (safety stock). Salah satu
konsep penting dalam manajemen persediaan adalah reorder point atau titik pemesanan
kembali. Titik pemesanan kembali adalah level persediaan yang di mana harus memesan
kembali barang atau bahan baku agar stok tidak habis dengan jangka waktu tertentu,
sehingga datangnya pesanan tersebut tepat. Hal tersebut sangat diperlukan untuk
mengendalikan persediaan dalam sebuah perusahaan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang penulis peroleh adalah
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Re Order Point?
2. Apa saja manfaat Re Order Point?
3. Bagaimana cara menghitung Re Order Point?

1
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian Re Order Point.
2. Untuk mengetahui manfaat Re Order Point.
3. Untuk mengetahui cara menghitung Re Order Point.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Re Order Point
Re Order Point mengacu pada jumlah persediaan yang ada di gudang di mana jika
persediaan barang sudah mencapai pada jumlah tersebut bagian gudang wajib melapor ke
bagian purchasing untuk dapat memproses pembelian barang. Re Order Point adalah
metode untuk menentukan jangka waktu pemesanan kembali bahan baku atau persediaan
dari supplier. Hal ini sangat penting dikarenakan proses pemesanan barang terdapat waktu
tunggu (lead time), dimana barang yang dipesan tidak bisa langsung ada dan dapat
digunakan. Dengan melakukan perhitungan re order point yang tepat, maka tidak perlu lagi
khawatir akan terjadinya penumpukan barang di gudang karena sudah memesan terlalu
banyak, atau harus menghadapi kekecewaan konsumen karena kehabisan stok.1
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2018:123) re order point atau titik
pemesanan ulang adalah tingkat atau titik persediaan dimana tindakan harus diambil untuk
mengisi kembali persediaan barang. Adapun menurut Rangkuti (2004:83) Re Order Point
adalah strategi operasi persediaan merupakan titik pemesanan yang harus dilakukan suatu
perusahaan sehubungan dengan adanya Lead Time dan Safety Stock. Dari beberapa
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Re Order Point atau titik pemesanan kembali
adalah tingkat persediaan paling rendah saat pesanan harus dibuat dengan pemasok untuk
memastikan persediaan barang masih ada untuk digunakan. Re Order Point juga dapat
diartikan sebagai kondisi yang mengharuskan pemilik usaha untuk segera melakukan
pemesanan bahan baku kembali, sebelum stok yang ada habis digunakan.
Re Order Point merupakan hal penting untuk dapat melancarkan bisnis atau usaha,
karena dapat menghemat biaya persediaan dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Adapun
keuntungan menggunakan metode Re Order Point yaitu memungkinkan perusahaan dalam
memiliki persediaan yang cukup dan bisa memenuhi permintaan para pelanggan secara
tepat waktu. Selain itu dapat membantu perusahaan untuk menghindari adanya persediaan
bahan baku yang melimpah, dapat mengakibatkan biaya penyimpanan yang ekstra tinggi.
Perhitungan Re Order Point yang baik akan membuat pesanan barang anda menjadi lebih
lancar tanpa harus diikuti rasa khawatir. Menghitung Re Order Point sangatlah penting bagi
pebisnis untuk mengelola persediaan.

1
Hazimah1, Yongki Antoni Sukanto, Nurlinda Ayu Triwuri, Analisis Persedian Bahan Baku, Reorder
Point dan Safety Stock Bahan Baku ADC-12, Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, Vol. 20, No.2, Juli
2020, h.676

3
B. Manfaat Re Order Point
Manfaat utama dari Re Order Point adalah perusahaan dapat mengetahui titik waktu
kapan harus sudah melakukan order barang untuk produksi selanjutnya. Adapun manfaat
Re Order Point diantaranya yaitu:2
1. Mampu memenuhi tingkat permintaan pelanggan
2. Memastikan stok barang selalu tersedia
3. Mengurangi persediaan yang melimpah dan berlebihan di dalam gudang
4. Mampu mengantisipasi pembelian bahan baku yang berlebihan
5. Membantu mengoptimalkan sumber daya milik perusahaan
6. Menentukan batas aman safety stock, karena persediaan merupakan aset penting
perusahaan
7. Menghindari risiko terjadinya gangguan produksi
Pada dasarnya Re Order Point merupakan salah satu manajemen persediaan yang
berguna untuk meminimalisir terjadinya situasi kehabisan stok. Selain memiliki manfaat
yang cukup baik bagi perusahaan, Re Order Point juga mempunyai hambatan-hambatan.
Adapun hal-hal yang dapat menghambat proses Re Order Point yaitu:
1. Terjadinya kesalahan dalam perhitungan
2. Adanya keterlambatan penerimaan barang dari supplier atau pemasok dengan berbagai
alasan.
3. Terlalu banyak proses administrasi yang berbelit-belit dan panjang.
4. Kurang memadainya sarana transportasi yang digunakan, baik dari kuantitas maupun
kualitasnya.

C. Cara Menghitung Re Order Point


Saat memesan ulang bahan baku, banyak perusahaan bisnis memesan stok bahan
baku berdasarkan jumlah yang mereka butuhkan. Dan untuk mengoptimalkan beberapa
kebutuhan bahan baku yang harus dipesan dan disediakan dapat dihitung menggunakan
rumus Reorder Point (ROP) = (Lead time x Tingkat permintaan) + Safety stock.
Untuk menghitung titik pemesanan ulang setiap item, hal yang harus diketahui parameter
dari rumus di atas secara lebih detail yaitu:3

2
https://majoo.id/solusi/detail/reorder-point-adalah (diakses pada 25 September 2023, pukul 19.55).
3
Serius Laoli, Kurniawan Sarototonafo Zai, Natalia Kristiani Lase, Penerapan Metode Economic
Order Quantity (EOQ), Re Order Point (ROP), dan Safety Stock (SS) dalam Mengelola Manajemen Persediaan
di Grand Katika Gunungsitoli, Jurnal EMBA, Vol. 10 No. 4 Oktober 2022, h. 1269

4
1. Lead Time
Lead time adalah waktu yang dibutuhkan bagi vendor untuk memenuhi
pesanan, bisa dalam hitungan hari, minggu, hingga berbulan-bulan. Misalnya: Anda
merupakan pebisnis baju impor dari China dan sudah bekerjasama dengan vendor yang
handal, dalam artian mampu mengirimkan barang kapan pun dan berapapun jumlahnya.
Kemudian, anda memesan ulang karena stok baju import menipis. Tentu saja vendor
harus menyiapkan pengambilan barang dan pengemasan yang biasanya memakan
waktu hingga 2 hari. Setelah itu, proses pengangkutan dan persyaratan administrasi
untuk mengirim barang akan memakan waktu selama 5 hari. Selanjutnya, pengiriman
barang dari pelabuhan China ke Indonesia biasanya memakan waktu paling cepat 20
hari. Sesampainya di pelabuhan Indonesia, barang pesanan harus melalui tahap
pemeriksaan terkait bea cukai dan lain-lain yang akan membutuhkan waktu 6 hari. Baru
kemudian barang tersebut bisa diantar ke lokasi Anda selama 5 hari. Jadi, lead
time (waktu tunggu) yang dibutuhkan adalah 2 + 5 + 20 + 6 + 5 = 38 hari.

2. Tingkat Permintaan / Produksi


Selanjutnya perlu mempertimbangkan dengan tingkat permintaan pelanggan,
dalam hal ini rata-rata penjualan harian, untuk mengetahui reorder point. Misalnya,
dalam sehari anda bisa menjual rata-rata 20 baju import, maka lead time usaha Anda
adalah 38 x 20 = 760. Artinya, anda harus bisa menyediakan sebanyak 760 baju import
untuk mengantisipasi permintaan pelanggan sembari menunggu pesanan dikirim oleh
vendor tiba. Jika anda termasuk produsen, maka pertimbangkan rata-rata penggunaan
barang per hari. Misalnya, jika anda merupakan produsen kerudung dan per harinya
bisnis mampu memproduksi 50 pcs kerudung. Dan untuk membuat 1 pcs kerudung,
membutuhkan setidaknya 1 meter kain. Artinya, dalam sehari anda membutuhkan
minimal 50 meter untuk memenuhi produksi harian. Jadi, jika lead time anda adalah 3
hari untuk mendapatkan bahan baku pembuatan kerudung, maka lead time usaha anda
adalah 50 x 3 = 150. Dengan demikian, anda perlu menyediakan 150 meter kain selama
masa tunggu pesanan berikutnya.

3. Safety Stock
Safety Stock adalah jumlah barang yang disimpan perusahaan untuk mencegah
kehabisan stok yang mungkin terjadi karena perubahan penawaran atau permintaan
secara tiba-tiba. Parameter ini sangat penting untuk dipertimbangkan saat menghitung
reorder point.

5
Untuk memudahkan dalam memahami cara menghitung reorder point, mari
gunakan ilustrasi ini. Contoh: Anda seorang penjual parfum yang penjualan rata-ratanya
100 botol parfum setiap hari. Vendor anda membutuhkan waktu satu minggu untuk
mengirimkan setiap koleksi parfum yang anda pesan. Kemudian, Anda juga menyimpan
stok ekstra yang cukup untuk 5 hari penjualan, jika terjadi lonjakan permintaan yang tidak
terduga. Jadi, berapa ROP Anda?
Diketahui:
Lead time: 7 hari,
Tingkat permintaan: 100 botol,
Safety stock: 5 hari x 100 botol = 500 botol,
ROP = (Lead time x Tingkat permintaan) + Safety stock
= (7 hari x 100 botol) + 500 botol = 1.200 botol
Jadi, pesanan parfum berikutnya harus Anda lakukan ketika di gudang tersisa 1.200
botol. Dengan begitu, anda bisa yakin bahwa jumlah stok parfum yang tersedia masih
cukup hingga pesanan berikutnya anda terima. Perhitungan Re Order Point yang baik akan
membuat pesanan barang anda menjadi lebih lancar tanpa harus diikuti rasa khawatir.4

4
Lahu, E.P., dan Sumarauw, J.S.B. 2017. Analisi Pengendalian Persediaan Bahan Baku Guna
Meminimalkan Biaya Persediaan Pada Dunkin Donuts Manado. Jurnal EMBA Vol.5 No.3, Hal.4175-418

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Re Order Point atau titik pemesanan kembali adalah tingkat persediaan paling
rendah saat pesanan harus dibuat dengan pemasok untuk memastikan persediaan barang
masih ada untuk digunakan. Re Order Point juga dapat diartikan sebagai kondisi yang
mengharuskan pemilik usaha untuk segera melakukan pemesanan bahan baku kembali,
sebelum stok yang ada habis digunakan. Manfaat utama dari Re Order Point yaitu dapat
mengetahui titik waktu kapan harus sudah melakukan order barang untuk produksi
selanjutnya. Pada dasarnya Re Order Point merupakan salah satu manajemen persediaan
yang berguna untuk meminimalisir terjadinya situasi kehabisan stok.

Saat memesan ulang bahan baku, banyak perusahaan bisnis memesan stok bahan
baku berdasarkan jumlah yang mereka butuhkan. Dan untuk mengoptimalkan beberapa
kebutuhan bahan baku yang harus dipesan dan disediakan dapat dihitung menggunakan
rumus Reorder Point (ROP) = (Lead time x Tingkat permintaan) + Safety stock.
Perhitungan Re Order Point yang baik akan membuat pesanan barang anda menjadi lebih
lancar tanpa harus diikuti rasa khawatir. Menghitung Re Order Point sangatlah penting bagi
pebisnis untuk mengelola persediaan. Hal ini dapat membantu bisnis beroperasi lebih
efisien dengan menyeimbangkan dua kebutuhan yang saling bersaing. Jika anda mengisi
ulang stok terlalu banyak atau terlalu cepat, maka berpotensi akan menimbulkan kerugian
karena menurunnya kualitas dan berpotensi tidak laku. Di sisi lain, jika anda menunggu
terlalu lama untuk memesan ulang atau tidak memesan sampai persediaan sudah menipis,
maka kemungkinan besar anda tidak akan bisa memenuhi pesanan pelanggan.

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber
yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggung jawabkan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Hazimah1, Yongki Antoni Sukanto, Nurlinda Ayu Triwuri. Analisis Persedian Bahan Baku,
Reorder Point dan Safety Stock Bahan Baku ADC-12. Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi. Vol. 20. No.2. Juli 2020.

https://majoo.id/solusi/detail/reorder-point-adalah (diakses pada 25 September 2023, pukul


19.55).
Lahu, E.P., dan Sumarauw, J.S.B. 2017. Analisi Pengendalian Persediaan Bahan Baku Guna
Meminimalkan Biaya Persediaan Pada Dunkin Donuts Manado. Jurnal EMBA Vol.5
No.3.
Serius Laoli, Kurniawan Sarototonafo Zai, Natalia Kristiani Lase. Penerapan Metode
Economic Order Quantity (EOQ), Re Order Point (ROP), dan Safety Stock (SS) dalam
Mengelola Manajemen Persediaan di Grand Katika Gunungsitoli. Jurnal EMBA. Vol.
10 No. 4. Oktober 2022.
Sulaiman, F., & Nanda.(2015). Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Menggunakan
Metode EOQ Pada UD. Adi Mabel. Jurnal Teknovasi, 02(1).

Anda mungkin juga menyukai