Anda di halaman 1dari 11

ISSN: 2339-0042 (p)

Share: Social Work Jurnal VOLUME: 12 NOMOR: 1 HALAMAN: 23 - 33 ISSN: 2528-1577 (e)
DOI: 10.24198/share.v12i1.34699

MANAJEMEN SISTEM INFORMASI DAN PEMANFAATANNYA


PADA ORGANISASI PELAYANAN KEMANUSIAAN AKSI CEPAT
TANGGAP KABUPATEN BANDUNG BARAT
Denny Maulana Pratama1, Soni Akhmad Nulhaqim2, Gigin Ginanjar Kamil
Basar3
1
Program Studi Magister Kesejahteraan Sosial, FISIP, Universitas Padjadjaran
2,3
Departemen Kesejahteraan Sosial, FISIP, Universitas Padjadjaran
denny20002@mail.unpad.ac.id1, soni.nulhaqim@unpad.ac.id2, gigin@unpad.ac.id3

Submitted : 24 Juni 2021; Accepted : 20 Juni 2022; Published : 12 Agustus 2022

ABSTRAK
Organisasi pelayanan kemanusiaan dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada
penerima manfaat dengan memanfaatkan manajemen sistem informasi. Penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh deskripsi mengenai manajemen sistem informasi dan
pemanfaatannya oleh Yayasan Aksi Cepat Tanggap Kabupaten Bandung Barat. Deskripsi
manajemen sistem informasi diawali dengan pengidentifikasian data melalui tahapan input ,
throughput , output , dan outcome . Setelah penjabaran mengenai pengidentifikasian data,
maka dilanjutkan dengan pendeskripsian proses pengolahan data menjadi informasi serta
pemanfaatannya bagi kepentingan organisasi dalam memberikan pelayanan. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara dan studi dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Yayasan Aksi Cepat Tanggap Kabupaten Bandung Barat
sebagai organisasi pelayanan kemanusiaan telah menggunakan manajemen sistem informasi
untuk kepentingan organisasi, baik secara internal maupun eksternal dalam memberikan
pelayanan kepada penerima manfaat. Namun, terdapat kendala yang perlu diatasi berkaitan
dengan pengembangan aplikasi atau website manajemen sistem informasi, baik berupa fitur
pengelolaan data penerima manfaat maupun pelatihan staf dalam proses pengoperasian.
Sehingga, manfaat elemen program pada manajemen sistem informasi dapat dirasakan secara
merata baik oleh organisasi, relawan, maupun penerima manfaat.

Kata Kunci: Manajemen sistem informasi, Organisasi Pelayanan Kemanusiaan,


Yayasan Aksi Cepat Tanggap, Kabupaten Bandung Barat

ABSTRACT
Human service organizations can provide optimal services to beneficiaries by utilizing
management information systems. This study aims to obtain a description of the management
information system and its use by the Aksi Cepat Tanggap Foundation, West Bandung
Regency. The description of the management information system begins with identifying data
through the stages of input, throughput, output, and outcome. After the description of the
identification of data, it is continued with a description of the process of processing data into
information and its use for the benefit of the organization in providing services. Data collection
techniques in this study were conducted through interviews and documentation studies. The
results showed that the Aksi Cepat Tanggap Foundation of West Bandung Regency, as a
Human service organization, has used management information systems for the benefit of the
organization, both internally and externally in providing services to beneficiaries. However,
there are obstacles that need to be overcome related to the development of management
information system applications or websites, both in the form of beneficiary data management
features as well as staff training and in the operation process. Thus, the benefits of program

23
ISSN: 2339-0042 (p)
Share: Social Work Jurnal VOLUME: 12 NOMOR: 1 HALAMAN: 23 - 33 ISSN: 2528-1577 (e)
DOI: 10.24198/share.v12i1.34699

elements in the management information system can be felt equally by organizations,


volunteers, and beneficiaries.

Keywords: Management Information System, Human Service Organization, Aksi


Cepat Tanggap Foundation, West Bandung Regency

PENDAHULUAN pelayanan kemanusiaan (Costakis et al.,


Keberlanjutan aktivitas dan eksistensi 2021).
organisasi pelayanan kemanusiaan berkaitan Di wilayah Bandung Raya, terdapat
erat dengan pelaksanaan manajemen berbagai organisasi yang melaksanakan
organisasi yang optimal. Manajemen dalam pelayanan kemanusiaan, namun Yayasan Aksi
organisasi pelayanan kemanusiaan menjadi Cepat Tanggap (ACT) memiliki kekhasan
komponen penting pada proses pertimbangan tersendiri. Kekhasan yang dimiliki berupa
yang dapat digunakan dalam rangka penerapan prinsip kerelawanan hingga tingkat
pengambilan keputusan organisasi (O’Connor desa yang dimanifestasikan pada manajemen
& Netting, 2009). Keputusan tersebut sistem informasi pelayanan aktivitas tanggap
ditentukan berdasarkan data dan informasi darurat serta pemberdayaan masyarakat
yang dikelola dengan terstruktur. Penerapan dalam kerangka keagamaan. Hal tersebut
kegiatan manajerial dalam pengelolaan data memiliki relevansi dengan perspektif
dan informasi juga disesuaikan dengan pekerjaan sosial yang berkaitan dengan
kebutuhan dan ranah pelayanan organisasi. pemberian pelayanan kesejahteraan. Philips
Salah satunya adalah organisasi yang memiliki dalam Purwowibowo (2014) menyatakan
visi dan misi dengan mengedepankan nilai- bahwa pelayanan yang diberikan oleh
nilai kemanusiaan dan keagamaan. Pelayanan organisasi kemanusiaan seyogianya
yang diberikan juga tidak hanya pada tataran diupayakan menjangkau seluruh elemen atau
individu saja, melainkan juga dapat komponen masyarakat agar kesejahteraan
menjangkau keluarga maupun masyarakat. sosial dapat diwujudkan pemerataannya.
Dalam konteks tersebut, dikenal dengan istilah Perkembangan organisasi pelayanan
organisasi pelayanan kemanusiaan. kemanusiaan yang dapat dikelola oleh swasta
Secara umum, organisasi pelayanan membuat yayasan ACT berupaya
kemanusiaan memberikan pelayanan pada melaksanakan pelayanan secara profesional.
situasi dan kondisi lingkungan yang normal, Profesionalitas ditunjukkan dengan adanya
walaupun tidak menutup kemungkinan akuntabilitas manajemen sistem informasi
organisasi dapat berkontribusi pada situasi organisasi. Pengelolaan manajemen sistem
dan kondisi lingkungan yang kritis. Heugten informasi juga ditentukan sesuai dengan nilai,
(2014) menyatakan bahwa organisasi kepercayaan, dan gaya administrasi yang ada
pelayanan kemanusiaan memiliki andil dalam pada sebuah organisasi (Watson & Hoefer,
memberikan pelayanan pada keadaan darurat 2014). Dalam hal ini, Yayasan ACT Kabupaten
atau bencana. Pada saat memberikan Bandung Barat berupaya menjangkau
pelayanan, organisasi juga tidak pelayanan melalui manajemen sistem
memprioritaskan kepentingan ekonomi atau informasi yang tersedia dalam menunjang
keuntungan semata. Selain itu, untuk pelayanan yang optimal. Manajemen sistem
memberikan pelayanan yang optimal, staf informasi yang optimal pada organisasi dapat
organisasi pelayanan kemanusiaan juga terepresentasi pula melalui langkah-langkah
diberikan pelatihan untuk terlibat dalam pelayanan yang efektif dan efisien Kettner
kegiatan masyarakat termasuk pada situasi (2002).
bencana (Rivera et al, 2019). Larasati & Efektifitas dan efisiensi pelayanan dapat
Rahayu (2019) juga menegaskan bahwa staf dioptimalkan pencapaiannya melalui
pada organisasi kemanusiaan cenderung manajemen sistem informasi yang terintegrasi
memiliki work life balance yang baik untuk dengan menggunakan teknologi. Teknologi
menunjang pelayanan organisasi. Sebagai dapat meningkatkan kemampuan organisasi
penguat hal tersebut, diperlukan pula sumber dalam melakukan pengumpulan serta
dukungan emosional antara satu sama lain penyebarluasan informasi. Dengan
sebagai wujud menjaga keseimbangan kondisi menggunakan teknologi, organisasi pelayanan
psikologis dan sosial staf pada organisasi kemanusiaan juga dapat menjangkau sasaran

24
ISSN: 2339-0042 (p)
Share: Social Work Jurnal VOLUME: 12 NOMOR: 1 HALAMAN: 23 - 33 ISSN: 2528-1577 (e)
DOI: 10.24198/share.v12i1.34699

pelayanan yang lebih luas. Jangkauan manajemen sistem informasi juga dapat
pelayanan yang lebih luas membuat organisasi meningkatkan pelayanan organisasi selaras
memiliki peluang untuk memperoleh data-data dengan meningkatnya efektivitas kinerja
yang lebih banyak yang dapat memberikan pegawai (Nurrani & Ferdian, 2018).
pandangan bagi organisasi dalam proses Devlieghere & Roose, (2019) juga
pelayanannya (Pramitha, 2017). Setiap menegaskan bahwa manajemen sistem
komponen dalam organisasi juga dapat informasi dapat bermanfaat bagi organisasi
dihubungkan secara terintegrasi dengan pelayanan kemanusiaan untuk menjaga
adanya sistem teknologi yang baik transparansi yang diakibatkan karena
(Armstrong, 2015). kompleksnya pendokumentasian praktik
Selain penggunaan teknologi, organisasi pelayanan.
pelayanan kemanusiaan juga dapat Berdasarkan landasan tersebut, peneliti
membangun manajemen sistem informasi menganggap perlu untuk melakukan
secara manual atau kombinasi diantara penelitian yang berkaitan dengan manajemen
keduanya. Keduanya dapat menunjang sistem informasi dan pemanfaatannya di
keakuratan data yang dikumpulkan oleh Yayasan Aksi Cepat Tanggap Kabupaten
organisasi. Keakuratan tersebut membuat Bandung Barat. Hal ini dilakukan untuk
organisasi dapat memiliki kredibilitas dalam memberikan kontribusi pada penelitian
setiap aktivitas yang dilaksanakannya. kesejahteraan sosial yang membahas
(Muttalib & Asdar, 2017). Dengan demikian, mengenai manajemen sistem informasi
organisasi dapat berperan serta dalam khususnya di organisasi pelayanan
meningkatkan kualitas hidup klien dengan kemanusiaan. Penelitian mengenai
menciptakan stabilitas atau mendorong manajemen sistem informasi pada artikel ini
perbaikan dan pembangunan masyarakat bertujuan untuk mendeskripsikan manajemen
melalui manajemen sistem informasi yang sistem informasi yang diawali dengan
dimiliki (Mensing, 2017). pengidentifikasian data oleh Yayasan Aksi
Dalam penerapan manajemen sistem Cepat Tanggap Kabupaten Bandung Barat
informasi, organisasi pelayanan kemanusiaan melalui tahapan input, throughput, output,
juga dapat melakukan perbaikan jika terdapat dan outcome. Tahapan pengidentifikasian
kendala. Kendala yang mungkin terjadi antara data tersebut juga mencakup elemen
lain proses penggunaan sistem yang berbasis program, sumber daya manusia, dan
teknologi. Pada situasi tersebut, staf dapat keuangan. Setelah itu penjabaran dilanjutkan
diberikan pelatihan dalam melaksanakan dengan pendeskripsian pengolahan data yang
manajemen sistem informasi berbasis telah diidentifikasi menjadi informasi yang
teknologi yang ada di organisasi (Nurrani & tersistem, serta pemanfaatannya untuk
Ferdian, 2018). Hal tersebut perlu kepentingan internal dan eksternal organisasi
dikembangkan agar pelaksanaan manajemen dalam memberikan pelayanan kepada
sistem informasi juga dapat berjalan secara penerima manfaat (Kettner, 2002).
akuntabel, sehingga keberlanjutan pelayanan
dari organisasi dapat tercapai (Chenoweth & METODE PENELITIAN
McAulifee, 2015). Penelitian ini bertujuan untuk
Begitu pentingnya hal tersebut membuat mendeskripsikan manajemen sistem informasi
manajemen sistem informasi yang efektif dan pada Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT)
efisien menjadi salah satu penentu Kabupaten Bandung Barat. Tujuan penelitian
keberhasilan pelayanan organisasi tersebut didasarkan pada manajemen sistem
kemanusiaan (Pembroke, 2004). Lipursari informasi yang menjadi salah satu komponen
(2013) juga memberikan pandangan bahwa penting dalam organisasi pelayanan
manajemen sistem informasi yang optimal kemanusiaan, sehingga perlu adanya
dapat digunakan untuk kepentingan penelitian mengenai hal ini. Dalam penelitian
organisasi pelayanan kemanusiaan dalam ini, peneliti menggunakan metode penelitian
pengambilan keputusan. Pengambilan kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hal
keputusan yang berkeadilan dapat ditentukan tersebut dikarenakan manajemen sistem
melalui manajemen sistem informasi yang informasi merupakan serangkaian proses yang
dapat meminimalisir adanya data ganda dapat dideskripsikan selaras dengan tujuan
khususnya dalam pengumpulan data penelitian (Creswell, 2014).
penerima manfaat (Bopp, 2019). Pemanfaatan

2
ISSN: 2339-0042 (p)
Share: Social Work Jurnal VOLUME: 12 NOMOR: 1 HALAMAN: 23 - 33 ISSN: 2528-1577 (e)
DOI: 10.24198/share.v12i1.34699

Pengumpulan data dalam penelitian ini memungkinkan adanya modifikasi program


dilakukan melalui wawancara mendalam dan yang disesuaikan dengan kondisi lokal.
studi dokumentasi. Data yang terkumpul Penyesuaian program yang terjadi di tingkat
terbagi menjadi data primer dan sekunder. wilayah juga didasarkan pada kebutuhan serta
Data primer diperoleh dari hasil wawancara kapasitas sumber daya manusia dan keuangan
dengan bidang implementasi program dan yayasan. Sebelum program ditetapkan, maka
branch manager yang memiliki fokus dalam dilakukan terlebih dahulu pengumpulan data
hal manajemen sistem informasi Yayasan Aksi untuk menetapkan program yang akan
Cepat Tanggap Kabupaten Bandung Barat, dilaksanakan. Upaya tersebut selaras dengan
sedangkan data sekunder diperoleh dari pandangan Philips dalam (Purwowibowo,
laporan atau dokumen kerja yayasan dan 2014) yang menyatakan bahwa pelayanan
penelitian terdahulu. Setelah terkumpul data yang diberikan oleh organisasi kemanusiaan
tersebut dianalisis melalui model interaktif diupayakan dapat menjangkau seluruh
yang diawali dengan tahapan reduksi data, komponen masyarakat agar kesejahteraan
penyajian data, dan penarikan kesimpulan sosial dapat diwujudkan pemerataannya.
(Miles, Huberman, & Saldana, 2014). Proses perolehan data dilakukan melalui
asesmen di setiap wilayah yang ada di
PEMBAHASAN Kabupaten Bandung Barat. Asesmen dilakukan
Identifikasi Data Pada Manajemen sesuai dengan kriteria klien atau penerima
sistem informasi Yayasan ACT manfaat yang menjadi sasaran pelayanan.
Kabupaten Bandung Barat Kriteria penerima manfaat dalam program
Identifikasi data telah dilakukan oleh yayasan adalah masyarakat yang berada
Yayasan Aksi Cepat Tanggap Kabupaten dalam kondisi fakir baik dalam situasi normal
Bandung Barat dalam rangka memberikan maupun situasi bencana. Fakir dalam konteks
optimalisasi pelayanan kepada penerima ini merupakan seseorang atau sekelompok
manfaat. Proses pengidentifikasian data orang yang tidak memiliki mata pencaharian
mencakup elemen program, sumber daya tetap serta tidak dapat memenuhi kebutuhan.
manusia, dan keuangan. Elemen tersebut Kemudian, data calon penerima manfaat
diidentifikasi dari mulai tahapan input, dikumpulkan dengan melibatkan setiap
throughput, output, hingga outcome. Setiap relawan. Pelibatan tersebut dilakukan dari
elemen data dalam tahapan tersebut mulai tingkat kabupaten, kecamatan, hingga
diidentifikasi oleh kepala dan staf bidang ke tingkat kelurahan atau desa. Pengumpulan
implementasi program yayasan serta relawan data juga dilakukan dengan melibatkan
yang tergabung dalam Majelis Relawan stakeholder terkait untuk mempermudah
Indonesia. Kedua komponen organisasi aksesibilitas serta validitas data. Para staf dan
tersebut menjadi promotor dalam proses ini relawan juga melakukan validitas data dengan
sebelum nantinya berkoordinasi dengan melakukan peninjauan secara langsung
branch manager untuk keperluan penggunaan kepada penerima manfaat.
pengambilan keputusan layanan bagi yayasan. Kepala bidang implementasi program
Pengambilan keputusan yayasan melalui melakukan pembagian tugas persebaran
manajemen sistem informasi selaras dengan dalam rangka melakukan peninjauan
pandangan O’Connor & Netting (2009) yang penerima manfaat. Anggota yang tergabung
menyatakan bahwa manajemen dalam dalam kelompok peninjauan tersebut
organisasi pelayanan kemanusiaan juga melaporkan data yang diperoleh baik melalui
menjadi komponen penting dalam proses dokumentasi atau wawancara. Data yang
pertimbangan yang dapat digunakan dalam telah terkumpul kemudian disampaikan
rangka pengambilan keputusan organisasi. kepada bidang implementasi program. Setelah
Pada tahapan input, data-data yang data terkumpul, maka dilakukan
berkaitan dengan elemen program pengkategorisasian data. Pengkategorisasian
dikumpulkan. Pihak yayasan dalam hal ini data tersebut memperhatikan karakteristik,
bidang implementor program melakukan latar belakang kehidupan sosial,
pengkajian data awal sesuai program-program permasalahan, serta material yang digunakan
yang ditetapkan oleh Yayasan Aksi Cepat dalam memberikan pelayanan kepada
Tanggap yang berkedudukan di pusat. penerima manfaat. Pembagian kerja dalam
Sinkronisasi dilakukan agar program yang upaya mendukung manajemen sistem
dilaksanakan di wilayah juga selaras walaupun informasi juga selaras dengan pandangan

3
ISSN: 2339-0042 (p)
Share: Social Work Jurnal VOLUME: 12 NOMOR: 1 HALAMAN: 23 - 33 ISSN: 2528-1577 (e)
DOI: 10.24198/share.v12i1.34699

Watson & Hoefer (2014) yang menyatakan Heugten (2014) yang menyatakan bahwa
bahwa pengelolaan manajemen sistem organisasi pelayanan kemanusiaan memiliki
informasi juga ditentukan dengan nilai, andil untuk menerapkan manajemen sistem
kepercayaan, dan gaya administrasi pada informasi dalam memberikan pelayanan pada
organisasi. keadaan darurat atau bencana.
Karakteristik klien yang menjadi calon Data-data yang terkumpul kemudian dikaji
penerima manfaat adalah sekelompok orang oleh tim dan dilakukan penetapan sesuai
yang tidak memiliki pendapatan serta tidak dengan skala prioritas atau urgensi
mampu memenuhi kebutuhan hidupnya atau permasalahan. Dalam rangka mengetahui
dengan kata lain dikategorisasikan sebagai tingkat urgensitas masalah, pihak yayasan
fakir atau kelompok prasejahtera. Klien yang juga melibatkan partisipasi masyarakat.
tergolong fakir akan didata sesuai dengan Sehingga pelaksanaan program tidak
identitas yang dimiliki baik menggunakan didasarkan dari atas ke bawah (top-down)
kartu tanda penduduk atau kartu keluarga. melainkan dari bawah ke atas (bottom-up)
Dalam situasi normal, pengumpulan identitas dengan tetap menjaga independensi yayasan.
dapat dilakukan secara normal pula. Namun Hal tersebut juga selaras dengan pandangan
dalam situasi bencana, pengumpulan data yang dikemukakan oleh Tapscot & Williams
dapat dilakukan dengan melibatkan pihak dalam (Lyons, 2009) yang mengemukakan
Pemerintah atau Dinas Kependudukan dan bahwa salah satu prinsip yang dapat
Pencatatan Sipil Kabupaten Bandung Barat. diterapkan dalam organisasi pelayanan
Hal tersebut dilakukan agar data yang kemanusiaan adalah sharing atau berbagi.
diperoleh juga dapat terintegrasi dan Prinsip tersebut memungkinkan masyarakat
meminimalisir terjadinya kesalahan untuk terlibat dalam setiap kegiatan yang
pendataan. dilaksanakan oleh pihak yayasan.
Latar belakang kehidupan sosial penerima Selain itu, data tentang material
manfaat juga diperhatikan dalam pendataan. pelayanan yang diperlukan penerima manfaat
Data tersebut berkaitan dengan aktivitas sosial juga dikumpulkan. Keperluan material
yang seringkali dilakukan oleh masyarakat disesuaikan dengan rencana program dan
maupun kekuatan yang dimiliki oleh kebutuhan masyarakat, yakni program yang
masyarakat. Yayasan Aksi Cepat Tanggap bertujuan untuk memberikan bantuan sosial
Kabupaten Bandung Barat memperhatikan atau yang berkaitan dengan pemberdayaan
kekuatan masyarakat dalam rangka menjaga masyarakat. Setelah data material terkumpul,
ketepatan sasaran serta keberlanjutan maka akan dilakukan pengklasifikasian
program. Pendataan latar belakang kehidupan material. Pihak yayasan juga tidak
sosial masyarakat juga dimaksudkan agar memberikan kebutuhan material secara
dalam pelaksanaan program tidak terjadi keseluruhan melainkan dapat melakukan
konflik kepentingan. Independensi yayasan referal atau rujukan kepada pihak lain yang
menjadi prioritas untuk menjaga hubungan memungkinkan untuk membantu khususnya
baik dengan seluruh komponen masyarakat. berkaitan dengan program bantuan sosial.
Terjaganya hubungan yang baik antara Selain input dalam elemen program,
yayasan dan masyarakat juga dimaksudkan yayasan juga memperhatikan elemen yang
agar pemberdayaan masyarakat dapat terjadi. berkaitan dengan sumber daya manusia dalam
Dengan kata lain masyarakat dapat membantu proses pengidentifikasian data. Pada Yayasan
anggota masyarakat yang mengalami Aksi Cepat Tanggap Kabupaten Bandung
kesulitan secara ekonomi secara mandiri. Barat, terdapat beberapa bidang kerja yang
Kesulitan atau permasalahan juga menjadi meliputi customer relation, administration,
komponen yang diperhatikan dalam marketing communication, partnership,
pengumpulan data program. Permasalahan implementasi program, general affair, dan
masyarakat baik berupa permasalahan manajemen relawan. Beberapa bidang
ekonomi, permasalahan psikologis dan sosial tersebut dipimpin oleh branch manager.
di situasi bencana, permasalahan medis, Komponen tersebut saling berkaitan satu
maupun permasalahan material atau non sama lain dan berkoordinasi dalam
medis dikumpulkan sebagai data yang pelaksanaan tugasnya di yayasan.
mendukung perencanaan program. Customer relation staff memiliki tugas
Pelaksanaan pelayanan tersebut selaras dalam menjalin relasi dengan pihak luar
dengan pendapat yang dikemukakan oleh yayasan baik untuk keperluan penerimaan

4
ISSN: 2339-0042 (p)
Share: Social Work Jurnal VOLUME: 12 NOMOR: 1 HALAMAN: 23 - 33 ISSN: 2528-1577 (e)
DOI: 10.24198/share.v12i1.34699

maupun kerjasama. Administration staff pendanaan program yang dilakukan oleh


memiliki tugas dalam operasional administrasi yayasan. Disamping itu, yayasan juga memiliki
yayasan baik berupa persuratan maupun relawan yang tergabung dalam Majelis
kontrak-kontrak yayasan. Marketing Relawan Indonesia yang menggunakan
communication staff bertugas untuk menjalin sebagian dana yang dimiliki untuk keperluan
relasi dengan para donatur serta menawarkan pelaksanaan program yayasan.
program yang ada di yayasan. Implementation Tahapan throughput juga menjadi
staff programs memiliki tujuan untuk komponen penting yang berkaitan dengan
melakukan pendataan dan cara pengelolaan informasi yang masuk pada
pengimplementasian program yayasan proses input sebelumnya. Terdapat beberapa
dengan melibatkan berbagai komponen. metode yang digunakan yayasan dalam
General affair bertugas untuk mengurus hal memberikan layanan. Dalam kaitannya
yang berkaitan dengan operasional dan dengan program, yayasan menggunakan
fasilitas yayasan. Manajemen relawan metode intervensi komunitas dalam
bertugas untuk mengkoordinasikan kebutuhan pelaksanaan program, baik pada tahap
relawan pada setiap program yayasan. Branch asesmen, perencanaan, maupun pelaksanaan
manager bertugas untuk mengelola dan intervensi. Hal ini disesuaikan dengan tujuan
mengawasi kegiatan operasional yayasan baik program sebagian besar berfokus pada
yang terkait dengan kinerja, produktivitas, pemberdayaan keluarga prasejahtera. Metode
maupun pengelolaan anggaran. intervensi tersebut juga didapatkan oleh staf
Persebaran staf juga menjadi perhatian atau relawan melalui pelatihan yang
yayasan aksi cepat tanggap. Proses tersebut diselenggarakan oleh yayasan baik secara
memperhatikan proporsi relawan yang mandiri maupun bekerja sama dengan
tergabung dalam proses identifikasi data. yayasan pusat dan pemerintah. Selain
Dalam pelaksanaannya terdapat sistem pelatihan, para staf juga dapat menyampaikan
volunteering. Setiap relawan yang tersebar di kendala dan hambatannya dalam pelaksanaan
seluruh wilayah Kabupaten Bandung Barat tugas di lapangan. Keseimbangan antara
akan diminta kesediaannya terlibat dalam kewajiban pekerjaan dengan kondisi
pengidentifikasian data bersama dengan staf psikologis staf juga selaras dengan pandangan
yayasan. Nantinya relawan tersebut akan Larasati & Rahayu (2019) yang menyatakan
dibentuk tim yang dikoordinatori oleh bidang bahwa staf dalam organisasi kemanusiaan
implementasi program yayasan. Sehingga cenderung memiliki work life balance yang
jangkauan pelayanan yayasan dapat dirasakan baik untuk menunjang pelayanan.
secara lebih luas dan merata. Pola tersebut Pelatihan kapasitas staf dilakukan setiap
juga senada dengan pendapat (Pramitha, bulan sesuai dengan materi yang diperlukan
2017) yang mengemukakan bahwa jangkauan dalam mendukung pelaksanaan pelayanan.
pelayanan yang lebih luas membuat organisasi Beberapa pelatihan yang dilakukan antara lain
memiliki peluang untuk memperoleh data-data pelatihan sistem website dalam pendataan
yang lebih banyak yang dapat memberikan penerima manfaat. Hal tersebut dilakukan
pandangan bagi organisasi dalam memberikan untuk memberikan gambaran mengenai data
pelayanannya. yang dikumpulkan serta kinerja dari setiap staf
Dalam proses identifikasi data baik untuk yang ada di wilayah. Selanjutnya pelatihan
keperluan program maupun sumber daya yang diberikan berkaitan dengan manajemen
manusia, yayasan juga memperhatikan aspek kerelawanan. Manajemen kerelawanan
keuangan atau penganggaran. Sumber dana diperlukan oleh setiap bidang karena fokus
yayasan diperoleh melalui fundraising, dari yayasan yang mengedepankan nilai-nilai
donatur tetap, corporate social responsibility, kemanusiaan baik dalam situasi normal
ataupun dana kerelawanan. Strategi maupun situasi bencana. Sebagai organisasi
fundraising yang dilakukan oleh yayasan dapat yang juga membawa nilai-nilai keagamaan,
berupa penjangkauan langsung kepada calon pelatihan dan pembekalan spiritualitas juga
donatur baik secara langsung maupun melalui diikuti oleh staf. Tujuannya adalah untuk
media komunikasi online. Yayasan juga menjaga marwah yayasan yang berlandaskan
melakukan kerjasama dengan perusahaan nilai-nilai islam. Pada tahapan ini
melalui dana corporate social responsibility. penganggaran setiap program juga dilakukan.
Nantinya perusahaan akan Penganggaran tersebut disesuaikan dengan
mempertimbangkan pengajuan proposal pedoman program yang telah ditetapkan dan

5
ISSN: 2339-0042 (p)
Share: Social Work Jurnal VOLUME: 12 NOMOR: 1 HALAMAN: 23 - 33 ISSN: 2528-1577 (e)
DOI: 10.24198/share.v12i1.34699

disetujui oleh branch manager selaku dan hambatannya berasal dari masyarakat.
pengambil keputusan. Dana yang telah Hambatan tersebut berkaitan dengan sikap
diperoleh kemudian dikategorisasikan sesuai masyarakat yang memiliki keterbatasan
dengan kebutuhan program yayasan. berpartisipasi dengan perubahan atau pola
Pihak yayasan juga memperhatikan pikir masyarakat yang berbeda dalam situasi
tahapan output. Dalam kaitannya dengan tertentu. Maka dari itu pihak yayasan juga
elemen program, terdapat beberapa menyusun program yang didasarkan pada
penjadwalan pertemuan dengan penerima pengubahan perilaku masyarakat serta
manfaat secara periodik. Program yang meminimalisir program yang sifatnya hanya
biasanya melakukan pertemuan rutin yakni pemberian bantuan saja. Secara umum,
yang bersifat pemberdayaan, seperti usaha outcome yang ingin dicapai oleh pihak
produktif. Setiap pertemuan bertujuan untuk yayasan adalah membantu mengurangi
keperluan monitoring dan evaluasi setiap tingkat kemiskinan yang ada di Kabupaten
program yang dilaksanakan selaras dengan Bandung Barat. Kemiskinan dianggap sebagai
aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat. salah satu bencana sosial yang dapat
Selain program pemberdayaan, terdapat juga memberikan dampak negatif bagi masyarakat
program yang hanya melakukan pertemuan serta memiliki urgensi tinggi untuk
secara tentatif setelah terminasi, seperti diselesaikan. Hal tersebut selaras dengan
program yang berfokus pada penanganan pandangan yang dikemukakan oleh Mensing,
bencana serta bantuan medis. (2017) yang menyatakan bahwa organisasi
Sumber daya manusia juga menjadi dapat berperan serta dalam meningkatkan
sasaran dalam tahapan ini. Hal tersebut kualitas hidup klien dengan menciptakan
berkaitan dengan jumlah kegiatan atau stabilitas atau mendorong perbaikan dan
pelatihan staf setiap periode. Beberapa materi pembangunan masyarakat melalui
rutin yang diberikan kepada staf antara lain manajemen sistem informasi yang dimiliki.
materi tentang yayasan ACT, Global Zakat,
Global Wakaf, Global Qur’an dan berpusat Pengolahan Data Pada Manajemen
pada pengelolaan data penerima manfaat agar sistem informasi Yayasan ACT
dapat dikelola dengan baik. Proses pelatihan Kabupaten Bandung Barat
tersebut menambah pengetahuan dan Data yang telah dikumpulkan berkaitan
keterampilan staf dalam merespon situasi dengan profil penerima manfaat yang
yang ada di lapangan. Berhubung saat ini disesuaikan dengan visi dan misi yayasan.
berada dalam situasi pandemi, maka pelatihan Pengumpulan data dilakukan melalui proses
staf lebih diprioritaskan secara online. asesmen oleh bidang implementasi program
Pelatihan ini juga mendapatkan sertifikasi dari dengan melibatkan relawan yang tersedia.
pihak yayasan dan masuk ke dalam sistem Pelibatan tersebut bertujuan untuk melibatkan
kerja staf yayasan. Beberapa kasus seperti partisipasi secara holistik. Hal ini selaras
bencana, pihak yayasan juga melibatkan pihak dengan pandangan yang dikemukakan oleh
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Carnochan et al., (2014) bahwa keterampilan
dalam memberikan pelatihan. Pengelolaan dan keterlibatan staf organisasi pelayanan
anggaran selama proses pelatihan juga tidak kemanusiaan dalam proses pendataan dapat
mengalami kendala karena difasilitasi oleh menunjang manajemen sistem informasi yang
yayasan pusat. Penganggaran juga sudah efektif sehingga diperoleh pula informasi yang
ditetapkan sejak awal melalui proses rencana akurat.
strategis yayasan. Hal tersebut selaras dengan Pengolahan data menjadi informasi yang
penelitian yang dikemukakan oleh Rivera et ada di Yayasan Aksi Cepat Tanggap
al., (2019) yang mengemukakan bahwa dalam Kabupaten Bandung Barat didukung oleh
memberikan pelayanan yang optimal, staf laporan yang dibuat oleh berbagai staf
organisasi pelayanan kemanusiaan juga kemudian dikoordinasikan oleh bidang
diberikan pelatihan yang digunakan untuk implementasi program kepada branch
terlibat dalam kegiatan masyarakat termasuk manager dalam rangka penentuan keputusan
dalam situasi bencana. pelayanan kepada penerima manfaat. Data-
Yayasan juga memperhatikan outcome data dikumpulkan dan diolah menjadi
dari setiap pelayanan yang diberikan. Pada informasi dan disampaikan dalam kegiatan
kaitannya dengan elemen program tidak ada rapat organisasi. Hal tersebut berguna untuk
kendala terkait dengan teknis pelaksanaan, meningkatkan kualitas dan kapasitas staf

6
ISSN: 2339-0042 (p)
Share: Social Work Jurnal VOLUME: 12 NOMOR: 1 HALAMAN: 23 - 33 ISSN: 2528-1577 (e)
DOI: 10.24198/share.v12i1.34699

yayasan dalam memberikan pelayanan. Proses data dalam pelayanan yang ada di Yayasan
pengolahan data juga dilakukan secara Aksi Cepat Tanggap Kabupaten Bandung Barat
akuntabel baik secara manual melalui formulir juga selaras dengan penelitian Bopp (2019)
pendataan maupun unggah data melalui yang mengemukakan bahwa pengambilan
sistem yang terkomputerisasi di website keputusan yang berkeadilan juga dapat
www.act.id oleh staf di bidang program. Hal ditentukan melalui manajemen sistem
tersebut selaras dengan pandangan informasi yang meminimalisir adanya data
Chenoweth & McAulifee (2015) bahwa ganda dalam proses pemberian layanan.
manajemen sistem informasi yang berjalan
secara akuntabel dapat meningkatkan potensi Pemanfaatan Manajemen sistem
keberlanjutan pelayanan organisasi. informasi oleh Yayasan ACT Kabupaten
Tujuan pengolahan data secara sistem Bandung Barat
yang terkomputerisasi adalah untuk Data yang telah diperoleh digunakan oleh
meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja yayasan untuk kepentingan organisasi baik
staf. Pencapaian efektivitas dan efisiensi yang secara internal maupun eksternal.
hendak dicapai oleh Yayasan ACT juga selaras Kepentingan internal organisasi berkaitan
dengan pandangan Pembroke (2004) yang dengan penggunaan manajemen sistem
menyatakan bahwa salah satu penentu informasi dalam kegiatan evaluasi program
keberhasilan pelayanan organisasi yang telah dilaksanakan. Berbagai program
kemanusiaan adalah manajemen sistem yang telah dilaksanakan dilaporkan
informasi yang efektif dan efisien. Melalui realisasinya melalui aplikasi yang telah
sistem tersebut, dapat dilihat juga outcome disediakan oleh yayasan. Melalui aplikasi
yang ingin dicapai yayasan secara objektif. tersebut, pihak yayasan dapat mengetahui
Teknologi yang digunakan dalam pengolahan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan program.
data juga membuat yayasan dapat Ketika program tersebut berjalan efektif dan
meningkatkan profesionalitasnya karena efisien, maka program tersebut akan
dapat dijangkau secara luas serta dilanjutkan pada periode berikutnya.
dipertanggungjawabkan secara terbuka baik Beberapa indikator yang diperhatikan dalam
kepada donatur, pengurus, maupun penerima penentuan ini adalah pelaksanaan teknis
manfaat. Data yang terkumpul juga dapat program di lapangan, keterlibatan staf,
diseleksi oleh sistem yang telah dibuat relawan, serta masyarakat dalam pelaksanaan
sehingga memudahkan perolehan data yang program, maupun kesesuaian pelaksanaan
hanya dibutuhkan untuk meningkatkan kegiatan dengan pengalokasian anggaran. Hal
kualitas informasi. ini selaras dengan penelitian yang dilakukan
Pengolahan data secara manual dilandasi oleh Lipursari (2013) yang mengemukakan
dengan keperluan pendataan di lapangan bahwa manajemen sistem informasi yang
yang melibatkan relawan di luar kepengurusan optimal dapat digunakan untuk kepentingan
yayasan sedangkan pengolahan dengan organisasi pelayanan kemanusiaan dalam
sistem komputer hanya dilakukan oleh pengambilan keputusan untuk keberlanjutan
pengurus yayasan saja khususnya staf pelayanan organisasi kedepannya.
implementasi program. Hal tersebut untuk Selain evaluasi yang berkaitan dengan
menjaga kerahasiaan dan profesionalitas program pada tataran internal, evaluasi juga
yayasan dalam memberikan pelayanan. dikaitkan dengan sumber daya manusia yang
Namun, dalam pengolahan data tetap ada di yayasan. Dalam pelaksanaan program,
dilakukan secara integrasi dengan setiap staf juga secara periodik mengisi
memperhatikan data manual yang telah laporan pelaksanaaan. Hal itu bertujuan untuk
dikumpulkan. Proses pengintergasian menilai sejauh mana optimalisasi staf yayasan
dilakukan sebagai media dalam melakukan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya.
triangulasi sumber data yang bertujuan Ketika proses input data terkait dengan
meningkatkan validitas data. Hasil penelitian elemen sumber daya manusia, pihak yayasan
ini juga selaras dengan pandangan Nurrani & juga dapat melakukan evaluasi untuk
Ferdian (2018) yang menyatakan bahwa meningkatkan kapasitas staf melalui
penggunaan manajemen sistem informasi peningkatan kapasitas dengan materi yang
dapat meningkatkan pelayanan organisasi dibutuhkan selaras dengan perubahan
karena efektivitas kinerja pegawai yang juga masalah yang terjadi di lapangan. Dengan
berjalan dengan optimal. Peningkatan validitas adanya peningkatan kapasitas, maka yayasan

7
ISSN: 2339-0042 (p)
Share: Social Work Jurnal VOLUME: 12 NOMOR: 1 HALAMAN: 23 - 33 ISSN: 2528-1577 (e)
DOI: 10.24198/share.v12i1.34699

dapat menggunakan manajemen sistem pengolahan data. Hal tersebut selaras dengan
informasi dalam rangka meningkatkan kualitas penelitian yang dikemukakan oleh Setiyawati
sumber daya manusia baik secara teknis et al., (2015) yang mengemukakan bahwa
maupun kondisi psikologis staf. Kondisi organisasi pelayanan kemanusiaan seringkali
tersebut selaras dengan penelitian yang memiliki hambatan administrasi atau non
dikemukakan oleh Costakis et al., (2021) yang administrasi yang berkaitan dengan
menyatakan bahwa dalam menunjang kinerja penggunaan teknologi.
staf dalam memberikan pelayanan diperlukan Penggunaan manajemen sistem informasi
pula sumber dukungan emosional antara satu yang ada di Yayasan Aksi Cepat Tanggap
sama lain sebagai wujud menjaga Kabupaten Bandung Barat juga dimanfaatkan
keseimbangan kondisi psikologis dan sosial untuk meningkatkan akuntabilitas pelayanan.
staf. Akuntabilitas yang dimaksudkan berkaitan
Pengelolaan anggaran yang dilaporkan dengan kondisi penerima manfaat, perolehan
melalui data yang terintegrasi manajemen dan penganggaran dana, serta
sistem informasi juga membuat yayasan dapat pertanggungjawaban dari setiap program
memiliki klaim dalam hal akuntabilitas. yang menggunakan anggaran. Proses tersebut
Pemasukan dana, penggunaan dana, serta tidak hanya ditujukan pada internal yayasan
pelaporan dana operasional yayasan juga saja melainkan juga pihak eksternal seperti
dapat diketahui baik oleh donatur, pengurus penerima manfaat, pemerintah, maupun para
yayasan, maupun pemerintah sebagai mitra dermawan atau donatur. Hal tersebut selaras
yayasan. Anggaran yang dikelola secara dengan penelitian yang dilakukan oleh
akuntabel dapat meningkatkan citra yayasan Devlieghere & Roose (2019) yang
melalui peningkatan kepercayaan masyarakat. mengemukakan bahwa manajemen sistem
Dengan meningkatnya kepercayaan informasi dalam organisasi pelayanan
masyarakat terhadap yayasan, maka kemanusiaan dapat berguna untuk menjaga
keberlanjutan yayasan dalam melaksanakan transparansi karena kompleksitasnya
setiap kegiatan juga dapat terjamin. pendokumentasian praktik pelayanan.
Masyarakat yang menjadi sasaran pelayanan
juga dapat meningkat kesadaran dan SIMPULAN DAN SARAN
partisipasinya untuk terlibat langsung dalam Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT)
setiap kegiatan. Hal ini juga terbukti dengan Kabupaten Bandung Barat telah melaksanakan
adanya pihak Masyarakat Relawan Indonesia manajemen sistem informasi dalam proses
yang turut terlibat dalam kegiatan yang pelayanan kepada penerima manfaat. Proses
diselenggarakan oleh yayasan Aksi Cepat tersebut dilakukan dengan melibatkan staf
Tanggap Kabupaten Bandung Barat. yayasan dan para relawan yang tergabung
Tidak hanya untuk kepentingan internal dengan Masyarakat Relawan Indonesia.
organisasi, manajemen sistem informasi yang Proses pengidentifikasian dan pengolahan
ada di Yayasan Aksi Cepat Tanggap data dilakukan secara manual dan
Kabupaten Bandung Barat dapat juga komputerisasi melalui aplikasi yang ada di
bermanfaat untuk kepentingan eksternal internal yayasan. Aplikasi tersebut
organisasi. Kepentingan eksternal organisasi mempermudah yayasan dalam
berkaitan dengan jangkauan pelayanan yang mengidentifikasi kinerja staf serta keefektifan
dapat diberikan oleh yayasan. Dengan adanya program di masyarakat. Namun dalam
manajemen sistem informasi, yayasan dapat prosesnya masih terdapat kendala yang
menjangkau pelayanan yang lebih luas. Selain meliputi aplikasi manajemen sistem informasi
jangkauan terhadap sasaran pelayanan, yang masih dalam proses pengembangan
yayasan juga dapat berkolaborasi dengan sehingga dalam proses pengolahan data
berbagai pihak atau stakeholder dalam seringkali mengalami gangguan teknis. Secara
melaksanakan setiap program pelayanan atau keseluruhan, Yayasan ACT Kabupaten
peningkatan kualitas sumber daya manusia Bandung Barat juga dapat memanfaatkan
staf. Namun, terdapat kendala dalam manajemen sistem informasi bagi kepentingan
penerapan manajemen sistem informasi yang organisasi baik secara internal maupun
menunjang proses pelayanan. Kendala eksternal dalam meningkatkan pelayanan
tersebut berkaitan dengan aplikasi atau kepada penerima manfaat.
website yang perlu dikembangkan lagi baik Adapun saran yang dapat peneliti berikan
secara fitur maupun kecepatan dalam bagi Yayasan Aksi Cepat Tanggap Kabupaten

8
ISSN: 2339-0042 (p)
Share: Social Work Jurnal VOLUME: 12 NOMOR: 1 HALAMAN: 23 - 33 ISSN: 2528-1577 (e)
DOI: 10.24198/share.v12i1.34699

Bandung Barat berkaitan dengan manajemen Heugten, K. Van. (2014). Human Service
sistem informasi adalah pengembangan Organization in The Disaster Context.
aplikasi atau website aliran data baik berupa New York: Martin’s Press.
fitur-fitur pengelolaan data maupun pelatihan Kettner. (2002). Achieving Excellence In The
staf dalam rangka pengembangan manajemen Management of Human Service
sistem informasi organisasi. Apabila hal ini Organization. Boston: Allyn & Bacon.
dilakukan, maka manfaat elemen program Larasati, I., & Rahayu, E. (2019). Hubungan
pada manajemen sistem informasi dapat Tingkat Work-Life Balance Terhadap
memberikan jangkauan yang lebih luas dan Tingkat Kepuasan Kerja Karyawan
merata. Organisasi Pelayanan Kemanusiaan,
Karyawan Yayasan Plan Internasional
Indonesia. Jurnal Ilmu Kesejahteraan
DAFTAR PUSTAKA Sosial, 20(2), 94–111.
Armstrong, D. &. (2015). Organization Theory Laudon, L. &. (2016). Management
and Design. Canada: Nelson Education Information System. Kendalville:
Ltd. Pearson Education Limited.
Bopp, C. (2019). Doing “Good” with data? Lipursari, A. (2013). Peran Manajemen sistem
Understanding and Working Around Data informasi (SIM) Dalam Pengambilan
Doubles in Human Services Keputusan. Jurnal Stie Semarang. 5(1),
Organizations. Proceedings of the ACM 26–37.
Conference on Computer Supported Rivera, Melissa Pagaoa, B. M. M. (2019).
Cooperative Work, CSCW, 33–37. Participation in Community Preparedness
https://doi.org/10.1145/3311957.33618 Programs in Human Services
50 Organizations and Faith- Based
Carnochan, S., Samples, M., Myers, M., & Organizations — New York City.
Austin, M. J. (2014). Performance Morbidity and Mortality Weekly Report.
Measurement Challenges in Nonprofit 68(35), 757–761.
Human Service Organizations. Nonprofit Lyons, J. (2009). Communimetrics: A
and Voluntary Sector Quarterly. 43(6), Communication Theory of Measurement
1014–1032. in Human Service Settings. Canada:
https://doi.org/10.1177/0899764013508 Springer.
009 Mensing, J. F. (2017). The Challenges of
Chenoweth & McAulifee. (2015). The Road Defining And Measuring Outcomes in
Social Work and Human Service Practice Nonprofit Human Service Organizations.
(4th Edition). Melbourne: Cengage Human Service Organizations
Learning. Management, Leadership and
Costakis, H. R., Gruhlke, H., & Su, Y. (2021). Governance. 41(3), 207–212.
Implications of Emotional Labor on Work https://doi.org/10.1080/23303131.2017
Outcomes of Service Workers in Not-for- .1321286
Profit Human Service Organizations. Miles, Huberman, & S. (2014). Qualitative
Human Service Organizations Data Analysis (A Methods Sourcebook)
Management, Leadership and third edition. Los Angeles: SAGE.
Governance. 45(1), 29–48. Muttalib, A., & Asdar. (2017). Efektivitas
https://doi.org/10.1080/23303131.2020 Penerapan Manajemen sistem informasi
.1818157 (Sim) Terhadap Pelayanan Masyarakat
Creswell. (2014). Research Design: Pada Kantor Dinas Perhubungan Kota
Qualitative, Quantitative, and Mixed Makassar. Jurnal Profitability Fakultas
Method Approaches. California: SAGE Ekonomi Dan Bisnis, 1(1), 1–15.
Publications. Pembroke. (2004). Working Relationship:
Devlieghere, J., & Roose, R. (2019). Spirituality in Human Service and
Documenting Practices In Human Organizational Life. Philadelphia: Jessica
Service Organizations Through Kingsley Publishers.
Information Systems: When The Quest Nurrani, V. T., & Ferdian, A. (2018).
For Visibility Ends In Darkness. Social Manajemen sistem informasi Terhadap
Inclusion. 7(1), 207–217. Efektivitas Kerja Pegawai Yayasan
https://doi.org/10.17645/si.v7i1.1833 Pendidikan Telkom Bandung. Jurnal

9
ISSN: 2339-0042 (p)
Share: Social Work Jurnal VOLUME: 12 NOMOR: 1 HALAMAN: 23 - 33 ISSN: 2528-1577 (e)
DOI: 10.24198/share.v12i1.34699

Riset Bisnis Dan Manajemen, 11(1), 25.


https://doi.org/10.23969/jrbm.v11i1.86
8
O’Connor, M. K., & Netting, F. E. (2009).
Organization Practice: A Guide to
Understanding Human Services. Canada:
John Wiley & Sons, Inc.
Pramitha, D. (2017). Pergeseran Paradigma
Manajemen sistem informasi. Journal of
Chemical Information and Modeling.
2(1), 22–27.
Purwowibowo. (2014). Peran Pekerja Sosial
Dalam Sistem Usaha Kesejahteraan
Sosial Di Era Millennium. Share Social
Work Journal, 4(2), 198–210.
Setiyawati, E., Raharjo, S. T., & Fedryansyah,
M. (2015). Pelayanan Sosial di Bidang
Pendidikan Pada Faith Based
Organization. Share Social Work Journal,
5(1), 24–34.
Watson & Hoefer. (2014). Developing
Nonprofit and Human Service Leaders.
California: SAGE Publications.

10

Anda mungkin juga menyukai