Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PARADIGMA ADMINISTRASI


PUBLIK”

ADMINISTRASI NEGARA/PUBLIK

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :


1. EGIA RIZKI FEBRIANI
2. QORY NADILA PRATIWI
3. MUHAMMAD ASWAT AL-QORI

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA SEKOLAH TINGGI ILMU


ADMINISTRASI NUSANTARA SAKTI
(STIA-NUSA)SUNGAI PENUH
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Berkat dan
Rahmat-nyalah makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang
Direncanakan.Terimakasih kami ucapkan atas arahan dan bimbingan bapak LOLI
GUSRIA, S. Sos., M.A.P selaku dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Administrasi
Publik. Kami menyadari bahwa Makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari
itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan Makalah ini. Dan kami berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan kita semua, Aamiin.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...............................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................2
C. Tujuan Penulisan..........................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3
1. Sejarah Perkembangan dan Paradigma Administrasi Publik........3
A. Sejarah Perkembangan Ilmu Administrasi Publik..................3
B. Pendekatan Administrasi Publik.............................................6
C. Paradigma Administrasi Publik..............................................6

BAB III PENUTUP


1. Kesimpulan.................................................................................13
2. Saran...........................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Salah satu muatan paling penting dari suatu undang-undang dasar
(konstitusi)adalah bagaimana penyelenggaraan kekuasaan negara itu
dijalankan olehorgan-organ negara. Organ atau lembaga negara
merupakan subsistem darikeseluruhan sistem penyelenggaraan
kekuasaan negara. Sistempenyelenggaraan kekuasaan negara
menyangkut mekanisme dan tata kerjaantar organ-organ negara
itu sebagai satu kesatuan yang utuh dalammenjalankan kekuasaan
negara. Sistem penyelenggaraan kekuasaan negaramenggambarkan
secara utuh mekanisme kerja lembaga-lembaga negara yangdiberi
kekuasaan untuk mencapai tujuan negara.
Pentingnya studi administrasi Negara dikaitkan dengan
kenyataan bahwakehidupan menjadi tak bermakna, kecuali dengan
kegiatan-kegiatan yangbersifat public. Segala hal yang berkenaan dengan
penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang bersifat public telah
dicakup dalam pengertian administrasiNegara, khususnya dalam
mengkaji kebijaksanaan publik. Dalam prosespembangunan sebagai
konsekuensi dari pandangan bahwa administrasi Negaramerupakan motor
penggerak pembangunan, maka administrasi Negaramembantu untuk
meningkatkan kemampuan administrasi. Artinya, di sampingmemberikan
ketrampilan dalam bidang prosedur, teknik, dan mekanik,
studiadministrasi akan memberikan bekal ilmiah mengenai
bagaimanamengorganisasikan segala energi social dan melakukan
evaluasi terhadapkegiatan. Dengan demikian, determinasi
kebijaksanaan public, baik dalamtahapan formulasi, implementasi,
evaluasi, amupun terminasi, selalu dikaitkandengan aspek produktifitas,
kepraktisan, kearifan, ekonomi dan apresiasiterhadap system nilai
yang berlaku.

1
B. Rumusan Masalah
Ada beberapa hal yang akan dibahas oleh penulis terkait
perkembangan Administrasi Negara Indonesia, yaitu:
1. Bagaiman sejarah perkembangan dan paradigma administrasi
negara/publik?
2. Bagaiman fungsi administrasi negara/publik?
3. Bagaimana transformasi perkembangan Administrasi
negara/publik.
4. Apa saja ilmu-ilmu yang berkaitan dengan Ilmu Administrasi
negara/publik.
5. Bagaimana sejarah perkembangan Administrasi Publik di
Indonesia?
6. Bagaimana presepsi masyarakat terhadap Administrasi
negara/publik di Indonesia?
7. Bagaimana sejarah Sistem Administrasi Publik Republik
Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah Perkembangan Administrasi Negara
Indonesia ini adalah:
1. Mengetahui lebih lanjut perkembangan ilmu Administrasi
negara/publik
2. Mengetahui Fungsi-fungsi Administrasi negara/publik terdahulu.
3. Mengetahui sejarah perkembangan Administrasi negara/publik.l
4. Mengetahui ilmu-ilmu yang berkaitan dengan Administrasi
Negara/Publik.
5. Mengetahui sejarah perkembangan Administrasi Negara/Publik di
Indonesia.
6. Presepsi masyarakat terhadap Administrasi Negara/Publik.
7. Mengetahui sejarah sistem Administrasi Negara/Publik di
Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Sejarah Perkembangan Dan Paradigma Administrasi Publik


A. Sejarah Perkembangan Imu Administrasi Publik
Sejarah administrasi publik dimulai dengan tuntutan akan
pemenuhan kebutuhan manusia yang semakin meningkat dan kompleks
serta sulit dipenuhi secara individual dan keterbatasan sumberdaya
mewarnai perkembangan kehidupan manusia dewasa ini. Hal ini
mendorong manusia melakukan kerjasama, baik secara individual maupun
secara organisasi. Itu sebabnya dikatakan bahwa dunia modern adalah
dunianya kerjasama, sebab tanpa melakukan kerjasama, tiap individu,
organisasi bahkan negara dan pemerintahan tidak akan dapat survive.
Meskipun aktivitas kerjasama sudah ada sejak adanya peradapan manusia
namun pada zaman sekarang ini bentuk kerjasama tersebut semakin
menunjukan kompleksivitas dan menyangkut hampir semua aspek
kehidupan dan memerlukan sistem administrasian yang kompleks .
Ada kecenderungan dalam masyarakat luas di Indonesia, bahwa
administrasi dipersepsikan dalam pengertian yang sempit sebagai
aktivitas-aktivitas kantor, urusan surat-menyurat yang sering juga di sebut
dengan tata usaha. Tetapi pada kajian ilmiah menunjukkan bahwa
administrasi memiliki cakupan arti yang luas, yaitu sebagai proses, sebagai
fungsi dan sebagai institusi dari tiap kegiatan kerjasama. Secara definitif
juga dengan tegas dinyatakan bahwa administrasi adalah organisasi dan
manajemen dari setiap kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
Demikian pula dalam penyelenggaran suatu negara dan
pemerintahan tentu saja diperlukan suatu sistem administrasi yang sangat
kompleks yang sering disebut dengan Administrasi Negara. Sejalan
dengan perkembangannya, istilah “Negara” digantikan dengan “Publik”

3
untuk menekankan bahwa administrasi tersebut bertujuan untuk pelayanan
publik (Public Service).
Sejarah Sistem Administrasi Publik Republik Indonesia (SAPRI)
dimulai dengan diproklamirkannya kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus
tahun 1945. Sejak itu berbagai perubahan Sistem Administrasi Publik telah
kita lalui mulai kepemimpinan Ir. Sukarno selaku Presiden RI Pertama
hingga masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat
ini. Perkembangan Sistem Administrasi Publik yang diterapkan di
Indonesia pada tahun 1950- an dan dikenal dengan nama Sistem
Demokrasi Liberal.
Sejarah perkembangan dan paradigma administrasi publicApa yang
dicapaiy administrasi dewasa ini mnerupakan hasil dari rangkaian
perjalanan sejarah yang panjang. Administrasi publik suatu fenomena
sosial yang bersifat universal,telah tumbuh bersama-sama dengan
timbulnya masyarakat yang mempunyai pemerintah.Fungsi administrasi
publik sudah sejak zaman dahulu dan hal ini dapat dilihat bagaimana raja-
raja memerintahkan kekuasaannya dan meningkatkan kemakmuran
rakyatnya(Keban, 2004:26).Rekonstruksi sejarah mengungkapkan bahwa
administrasi publik dapat di lacak kembali pada ratusan atau ribuan tahun
yang lalu,administrasi publik sudah di tetapkan. Hal initampak pada
adanya kode hukum publik, bentuk organnisasi birokratis, dan
sebagainya.Sejarah perkembangan ilmu administrasi publik dalam
pembahasan ini akan di bagikedalam dua periode, yaitu:Perkembangan
administrasi publik dari zaman Yunani Kuno tahun 1880Sebelum
menggambarkan mengenai pertumbuhan dan perkembanganadminnistrasi
publik sebelum Wilson (administrasi publik sebagai seni) ada baiknya
lebih dahulu menjelaskan pengertian seni.Secara etimologi kata seni
berasal dari bahasa Inggris yaituarts dan bahasaYunaniartes yang berarti
kemahiran yang diperoleh seseorang dari bakat dan pengalamann. Seni
adalah kekuatan pribadi seseorang yang kratif ditambah dengankeahlian
dalam menampilkan karyanya.

4
Teori dan konsep dari Ilmu Administrasi Publik telah berkembang
dari waktu ke waktu sejalan dengan perkembangan peradaban dan sejarah
umat manusia. Perkembangannya dari Ilmu Filsafat yang objeknya tidak
terbatas sampai pada disiplin ilmu eksakta dan sosial yang mengkhususkan
pada bidang bahasan tertentu saja seperti Administrasi publik ini.
Adapun perkembangan Ilmu Administrasi Publik dapat disebut
sebagai berikut :
Administrasi Ortodok → Administrasi Publik → Administrasi Negara
Baru → New Public Management → Beyond The New Public
Administration → Refounding Public Administration
Sebelum babak administrasi ortodok telah dikenal adanya praktek-praktek
administrasi yang lebih dikenal sebagai seni seperti pada masa peradapan
Mesopatamia, Babilonia, Mesir dan Cina serta Yunani dan Romawi.
Pada permulaan abad Masehi perkembangan administrasi
berkembang lebih maju. Hal ini tampak dalam praktek-praktek
administrasi, manajemen dan organisasi yang dikembangkan oleh gereja
Roma Katolik.
Niccolo Machiavelli merupakan orang yang memberikan
konstribusi secara individual yang sangat besar terhadap pemikiran
administrasi dan manajemen dengan membuat analisis sistematis tentang
Prince’s Job dalam bukunya The Prince dan The Discources.
Administrasi sebagai seni semakin berkembang di Eropa dengan
menekankan bahwa perekonomian suatu negara akan bisa kuat apabila
kegiatan administrasi dan manajemen dilaksanakan dengan baik.
Pemikiran ini dipelopori oleh tiga kelompok ahli ekonomi di Eropa, yaitu
kaum Kameralis di Jerman, Prusia dan Austria, kelompok Merkantilis dan
Inggris dan kelomok Fisiokratik di Perancis. Mereka percaya bahwa
kedudukan negara mengusahakan maksimasi persedian-persediaan materil.
Seiring dengan terjadinya revolusi industri di Eropa mempunyai dampak
dinamik terhadap pemikiran- pemikiran administrasi dari job centered

5
menjadi human centered atau orientasi produktivitas menjadi orientasi
pengembangan SDM.
Administrasi ditelaah secara ilmiah baru mulai dilakukan pada
akhir abad 19 atau awal abad 20, yang dipelopori oleh F.W. Taylor dan
Henry Fayol dengan memunculkan satu teori dan pendekatan bagi
perkembangan studi administrasi yang disebut administrative management
theory atau yang disebut juga teori administrasi umum.

B. Pendekatan Administrasi Publik


Perkembangan studi administrasi administrasi public ditandai dengan
timbulnya beragam pendekatan yaitu: Simon dan Dorvin, 1997 (dalam
Mindarti, 2007:8) membagi pendekatan dalam studi administrasi public
kedalam dua kelompok besar yaitu:
a) Pendekatan Ortodhox : pendekatan hukum, sejarah, bagan organisasi,
perbandingan, ekonomi dan filsafat.
b) Pendekatan New Perspectives : pendekatan psikologis, perilaku kelompok,
teorisistem, analisis kekuasaan, studi kasus, isu-isu sentral dan turbulansi.
Pendekatan lain (Mindarti, 2007: 8) : pendekatan yang berorientasi
pembangunan, pendekatan manajemen public baru(new public management),
pendekatan pelayanan public baru(new public service), dan governance
(kepemerintahan)J. M. Pfiffner dan Rober V. Presthus :
a) Pendekatan berdasarkan sejarah hukum konstitusi (Constitusional legal-
historisapproach)
b) Pendekatan berdasarkan penguraian struktur ( Structural descriptive
approach)
c) Pendekatan berdasarkan psikologi social ( socio-psychologycal- approach)

C. Paradigma Administrasi Publik


Secara etimologis istilah paradigm berasal dari bahasa Yunani
“Paradiegma” yang terdiriatas dua kata yaitu yaitu “para” yang artinya di
samping, di sebelah dan “deknay” yangartinya memperlihatkan, model.

6
Disamping itu, istilah ini juga memiliki beberapa artiyaitu:1.cara memandang
sesuatu2.dalam ilmu pengetahuan : model, pola, ideal3.situasi ideal atau yang
dijadikan contoh4.keseluruhan premis-premis teoritis dan metodelogis yang
menentukan ataumendefenisikan suatu studi ilmiah konkret.5.dasar untuk
menyeleksi problem-problem risetThomas Kuhn(1970), paradigm adalah cara
pandang, nilai-nilai, prinsip dasar atau caramemecahkan suatu masalah yang
dianut masyarakat ilmiah pada suatu masa tertentu.Paradigma dalam
hubungannya dengan administrasi public merupakan kerangka berpikir dalam
menangani masalah administrasi administrasi dan menunjukkan fase
pendekatan yangdigunakan oleh beberapa penulis dalam membahas
administrasi public sehingga akanmerupakan model-model penyusunan fase
yang dikemukakan oleh penulis tertentu. Menurut Nicholas Henry bahwa
standar suatu displin ilmu harus memiliki fokus dan
lokus.Fokusmempersoalkan metode dasar yang digunakan atau diterapkan.
Kemudian, MiftahThoha(1984) mengatakan bahwa focus merupakan sasaran
spesialisasi dari bidang studi.Sementara locusadalah tempat dari bidang studi
tersebut. Nicholas Henry mengemukakan bahwa administrasi public telah
mengalami lima paradigm, yaitu :
Administrasi publik sebagai disiplin telah melewati perkembangan yang
kompleks. Literatur menjelaskan rangkaian perkembangan administrasi
publik ini dari pergeseran paradigma. Nicholas Henry (2004)
mengidentifikasi lima paradigma dalam administrasi publik, sebagai berikut:
a) Paradigma 1
Dikotomi politik-administrasi (1900-1926). Periode ini ditandai oleh
terbitnya buku Frank J. Goodnow (1900) dan Leonard D. White (1926).
Dalam bukunya Politics and Administration, Goodnow menegaskan
bahwa ada dua fungsi negara beserta organ- organnya, yaitu politik dan
administrasi. Politik bertalian dengan kebijakan- kebijakan atau ekspresi
dari kehendak negara, sedangkan administrasi bertalian dengan
pelaksanaan dari kebijakan-kebijakan tersebut. Sebelum terbit buku

7
Goodnow, telah ada karya tulis dari Woodrow Wilson mengenai hal yang
serupa.
Karya tulis Wilson berjudul The Study of Administration,
dipublikasikan tahun 1887. Menurut Wilson, kesetiaan yang mendalam
terhadap kebijakan yang dijalankan hanya dapat dijamin apabila 6
administrasi dikeluarkan dari politik. Menurut Wilson, bidang administrasi
adalah suatu bidang bisnis. Administrasi terletak di luar bidang politik,
masalah-masalah administrasi bukanlah masalah-masalah politik. Dengan
pemisahan ini, administrasi publik dapat bertindak bebas nilai (value-free).
Penekanan Paradigma
adalah pada lokus, yaitu di mana administrasi publik harus berada. Dalam
pandangan Goodnow dan pengikutnya, administrasi publik harus berlokus
di birokrasi pemerintah, tetapi tidak dipersoalkan apa fokusnya. Paradigma
2: Prinsip-prinsip Administrasi (1927-1937).
b) Paradigma 2
Ditandai dengan terbitnya buku teks kedua dalam administrasi
publik, karya Willoughby berjudul Principles of Public Administration,
pada 1927. Buku ini menegaskan bahwa ada prinsip-prinsip ilmiah tertentu
mengenai administrasi, bahwa prinsip-prinsip tersebut dapat ditemukan,
dan bahwa para administrator akan menjadi ahli dalam pekerjaannya jika
mereka mempelajari bagaimana menerapkan prinsip- prinsip tersebut.
Pada paradigma 2 ini penelitian administrasi publik berkembang sangat
dramatis, universitas dan akademi membuka program administrasi publik,
asosiasi profesional dibentuk di beberapa tempat (terutama atas dukungan
The Rockefeller Phillantropies).
Periode ini merupakan titik puncak administrasi publik. Teoritisi
administrasi publik mendapat pengakuan bukan 7 hanya dalam
pemerintahan tetapi juga dalam industri selama periode 1930 sampai awal
1940. Paradigma 2 ini terutama berkenaan dengan “fokus” administrasi
publik, yakni keahlian esensial dalam bentuk prinsip-prinsip administrasi.
Lokus administrasi publik tidak menjadi persoalan karena dianggap bahwa

8
prinsip administrasi berlaku di semua setting administrasi, yakni
organisasi publik maupun privat, tanpa ada batasan kultural. Prinsip-
prinsip administrasi diajukan oleh Gulick & Urwick, orang-orang
kepercayaan Presiden Franklin Delano Roosevelt. Tujuh prinsip dikenal
dengan akronim POSDCoRB (Planning,Organizing, Staffing, Directing,
Coordinating, Reporting, Budgeting). Menurut Gulick & Urwick, prinsip-
prinsip inilah yang menyebabkan organisasi bisa berjalan dengan baik,
bukan dikotomi politik-administrasi. Selain dari Gulick & Urwick, ada
prinsip birokrasi dari Max Weber yang mencakup: standardisasi dan
formalisasi; pembagian kerja dan spesialisasi; hirarki otoritas; kompetensi
dan profesionalisasi; dan dokumentasi tertulis. Pada 1947 terbit buku
Herbert Simon berjudul Administrative Behavior.
Buku ini menguraikan tentang proses pengambilan keputusan
dalam organisasi administratif. Menurut Simon, individu-individu secara
aktual memilih alternatif yang memuaskan, bukan alternatif terbaik. Simon
menamakan proses ini sebagai “pemuasan” dan berkesimpulan bahwa
pembuatan keputusan lebih merefleksikan rasionalitas terbatas. Individu 8
memanipulasi premis-premis keputusan, berdasarkan pertimbangan nilai,
keyakinan, norma yang datang dari organisasi maupun dari luar organisasi.
Simon mengatakan bahwa politik dan administrasi tidak pernah bisa
dipisahkan. Pada 1948, terbit buku karya Dwight Waldo berjudul The
Administrative State: A Study of Political Theory of American Public
Administration.
Buku ini merupakan disertasi Waldo pada Yale University di tahun
1942, dengan judul Theoretical Aspect of American Literature of Public
Administration. Buku Waldo ini dengan tegas membantah literatur
ortodoksi. Menurut Waldo, doktrin administrasi publik adalah teori politik.
Waldo juga menyatakan bahwa administrasi publik adalah produk dari
kondisi material dan ideologis. Kalau hukum konstitusi berubah, maka
administrasi publik juga berubah. Pada periode 1938-1950 tersebut terjadi
pertentangan antara anggapan mengenai value-free dan value-laden

9
politics dari administrasi publik, dan dalam praktek yang dominan adalah
value-laden politics. John M. Gaus menyatakan bahwa teori administrasi
publik sebenarnya juga teori politik.
c) Paradigma 3
Administrasi publik sebagai ilmu politik (1950-sampai 1970).
Akibat dari kritikan-kritikan, antara lain seperti yang disebutkan di atas,
administrasi publik kembali ke disiplin induknya yaitu ilmu politik.
Pengaruh dari gerakan mundur ini adalah adanya pembaruan definisi
mengenai lokus yakni di birokrasi pemerintah, tetapi melepaskan hal yang
berkaitan dengan fokus. Periode ini dianggap sebagai upaya untuk
meninjau kembali segala jalinan konseptual antara administrasi publik dan
politik. Studi administrasi publik ditandai oleh ketiadaan kerangka kerja
intelektual, bahkan administrasi publik dianggap sebagai bidang studi
yang mengalami kemerosotan spiral. Antara tahun 1960-1970, hanya 4%
dari seluruh artikel pada lima jurnal ilmu politik terkemuka yang
menyangkut administrasi publik.
Hal yang menyedihkan adalah, pada 1962, administrasi publik
tidak dimasukkan sebagai subbidang ilmu politik dalam Laporan
American Political Science Association. Pada 1960an, ada usaha serius
dari Comparative Administration Group (CAG) untuk memperbaiki
landasan epistemologi administrasi publik. Kelompok ini mendapat
dukungan dana dari Ford Foundation. Figur terkemuka dari kelompok ini
adalah Fred W. Riggs. Administrasi publik lintas budaya sebagai
pendekatan komparatif mencerminkan pendekatan bari dari administrasi
publik pada periode tersebut. Tetapi, CAG menghadapi dilema intelektual.
Bagi Amerika, administrasi publik adalah berorientasi praktis, 10
sedangkan administrasi publik komparatif berorientasi theory-building
untuk kepentingan pengetahuan. Pada 1971, Ford Foundation
menghentikan dukungan finansialnya kepada CAG.

10
d) Paradigma 4
Administrasi publik sebagai ilmu administrasi (1956-1970).
Paradigma 4 ini terjadi hampir bersamaan waktunya dengan berlakunya
paradigma ketiga. Melihat posisinya sebagai “warga kelas dua” dalam
ilmu politik, maka tokoh administrasi publik mulai mencari alternatif lain
untuk menjadikan administrasi sebagai ilmu. Opsi manajemen (kadangkala
disebut ilmu administrasi atau manajemen umum) merupakan alternatif
yang sehat bagi sejumlah besar sarjana administrasi publik. Sebagai suatu
paradigma, manajemen menyediakan suatu fokus, bukan lokus.
Manajemen menyediakan teknik-teknik yang membutuhkan
keahlian dan spesialisasi, tetapi dalam setting kelembagaan apa keahlian
itu harus diterapkan, tidak diidentifikasi. Seperti dalam Paradigma 2,
administrasi adalah administrasi di manapun ia ditemukan. Pada
paradigma 4 ini administrasi publik kehilangan identitas dan keunikannya
dalam konteks manajemen yang luas. Pada 1956 dibentuk sebuah jurnal
penting: Administrative Science Quarterly, berdasarkan premis bahwa
pembedaan antara administrasi publik, privat dan nonprofit adalah sesuatu
yang keliru. Administrasi adalah administrasi. 11 Figur dominan dalam
periode ini adalah Edward Litchfied dan John D Millet.
e) Paradigma 5
Administrasi publik sebagai administrasi publik (1970 – )
Komunitas akademik maupun praktisi administrasi publik terus
meningkatkan kepercayaan diri pada administrasi publik di penghujung
tahun 1960an. Pada 1970, berlangsung pemisahan administrasi publik dari
manajemen maupun ilmu politik. Luther Gulick menulis artikel berjudul:
Public Administration as Neither Management Nor Political Science. Pada
1970 dibentuk The National Association of Schools of Public Affairs and
Administration (NASPAA).
Keanggotaan NASPAA terdiri dari sekolah tinggi dan universitas
yang mempunyai program mayor administrasi publik. Pembentukan
NASPAA tidak hanya menandai perkembangan administrasi publik,

11
melainkan pula menunjukkan kepercayaan diri administrasi publik.
Dengan terbentuknya NASPAA, administrasi publik diakui sebagai suatu
bidang ilmu tersendiri. NASPAA memberikan akreditasi kepada ratusan
universitas dan sekolah tinggi. Sejak 1970, administrasi publik diakui
sebagai suatu bidang ilmu. Lokusnya adalah pada masalah-masalah publik
dan kepentingan publik, sedangkan fokusnya adalah teori organisasi, ilmu
manajemen, kebijakan publik dan political-economy.

12
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Pergeseran paradigma dalam perkembangan ilmu administrasi negara
menjadi Pertanda bahwa ilmu bersangkutan sedang memperkaya diri dengan
substansi Kajiannya baik secara intensif maupun secara ekstensif. Secara
intensif, Pengembangan teori-teori baru di dalam lingkup administrasi negara
guna Mendukung tetap eksisnyasebuah paradiga atau kemudian menggeser
paradigma yang Ada ke paradigma baru. Secara ekstensif, sebuah ilmu publik
senantiasa mengadopsi Teori-teori disiplin ilmu lain guna menjelaskan
fenomena yang terjadi dalam lingkup Administrasi negara seperti sosiologi,
antropologi, ilmu politik, psikologi sosial, ilmu Hukum, dan lain sebagainya.
Upaya ekstensif ini bukannya sebagai pertanda ilmu Administrasi negara
tidak memiliki teori dan para pakar di bidang ilmu ini tidak Memiliki
kemampuan untuk mengembangkan sebuah teori, tetapi karena ilmu
Administrasi negara adalah sebuah ilmu lintas disiplin yang digunakan untuk
Kepentingan publik/sebuah negara. Apakah kemudian ilmu ini tidak memiliki
lokus Dan fokus yang jelas? Jelas, tetapi memang dia dilahirkan untuk
kondisi yang Demikian.

2. Saran
Untuk mahasiswa STIA-NUSA, Belajarlah dengan giat. Prioritaskan
tujuan dan jangan lupa untuk bersenang-senang karena kuliah adalah proses
panjang dalam hidup kita. Tetap fokus pada tujuan kita.

13
DAFTAR PUSTAKA

Dwight Woldo, The Administrative state: A Study of Political Theory of American


Public Administration”.
Frank j. Goodnow., Leonard D. White.”Politic and Administration”.
Herbert Simon, “Administrative behavior”.
Miftah, Thoha, 2008.Ilmu Administrasi Publik Kontemporer. Jakarta: kencana
Prenada Media Group.
Willoughby, “Principles of Publik Administration”.

14

Anda mungkin juga menyukai