Ssgi 2019-SDSG 2020
Ssgi 2019-SDSG 2020
DAN
STUDI DETERMINAN STATUS GIZI (SDSG) PADA MASA PENDEMI COVID-
19 TAHUN 2020
4
METODOLOGI
HASIL
Hasil INTEGRASI
SSGBI & SSN
Parameter Status Dibanding
No 2019 RKD 2018
Gizi Balita Riskesdas 2018
(Confidence
Interval 95%)
0.00
5.00
BALI
14.42
KEPULAUAN RIAU
16.82
BANGKA BELITUNG
19.93
DKI JAKARTA 19.96
JAMBI
21.03
DI YOGYAKARTA
21.04
SULAWESI UTARA
21.18
RIAU
23.95
BANTEN
24.11
PAPUA BARAT
24.58
JAWA BARAT
26.21
KALIMANTAN UTARA
26.25
LAMPUNG
26.26
JAWA TIMUR
26.86
BENGKULU
26.86
SUMATERA BARAT
27.47
JAWA TENGAH
27.68
KALIMANTAN TIMUR
28.09
SUMATERA SELATAN
28.98
MALUKU UTARA
29.07
PAPUA
29.36
SUMATERA UTARA
30.11
MALUKU
30.38
SULAWESI SELATAN
30.59
SULAWESI TENGAH
31.26
SULAWESI TENGGARA
31.44
KALIMANTAN BARAT
31.46
KALIMANTAN SELATAN
31.75
MENURUT PROVINSI, SSGBI TAHUN 2019
PROPORSI STUNTING (TB/U) PADA BALITA
KALIMANTAN TENGAH
32.30
ACEH
34.18
GORONTALO
34.89
SULAWESI BARAT
40.38
INDONESIA
27.67
TREND STATUS GIZI BALITA 2007-2019
Underweight Wasting
Cut of point 10% Cut of point 5%
Stunting
Cut of point 20%
HASIL
STUDI
DETERMINAN
STATUS GIZI
TAHUN 2020
METODOLOGI DAN SAMPLING
Desain penelitian ini adalah potong lintang, menggunakan 2.500
Blok Sensus (BS) terpilih dari Susenas Maret 2020
80 90 100 110
FAKTOR SOSIAL EKONOMI
Karakteristik Balita
21,3 % 20,6%
19,8% 19,9%
18,4 %
70.0 63.8
57.7 58.2
60.0 54.0
47.2
50.0
38.8 39.1 39.0
40.0 35.7
31.9
30.0 26.3
24.7
20.0
10.9
5.7 6.5 7.5 7.8
10.0 5.8
0.0
MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER
Penimbangan Berat Badan Pengukuran Tinggi Badan Pengukuran LiLA
Deteksi
Dini
Deteksi Gagal
Gangguan
Gizi Tumbuh
Skrining Wasting
(Gizi Buruk)
Perilaku Pemberian ASI dan MP-ASI Selama masa Pandemi COVID-19
(Bulan Mei-Oktober 2020)
Proporsi Jenis Makanan Pokok, Protein Hewani dan Nabati yang Dikonsumsi Balita Dalam
Sebulan Terakhir Menurut Persepsi kemampuan Keluarga Pada masa Pandemi COVID-19
99.7
Beras/olahan
99.8
14.2
Jagung/olahan
14.9
17.5
ubi/olahan
19
Makanan pokok
4.5
Sagu/olahan
3.8
29.2
Terigu/olahan
26.7
26.6
Daging/olahan
13.0
Mampu
62.4
Unggas/olahan
37.4
80.0
Ikan/olahan
70.2
Tidak mampu
86.2
Sumber Protein Hewani
Telur/olahan
77.2
29.2
Susu/olahan
14.0
84.8
Tahu/olahan
78.7
86.1
Tempe/olahan
79.4
32.9
Sumber Protein Nabati
kacang/olahan
25.6
Proporsi Keluarga Menurut Kondisi Ekonomi dan Persepsi Kemampuan
Keluarga Selama masa Pandemi COVID-19 (Bulan Mei-Oktober 2020)
Proporsi Rumah Tangga yang Mendapatkan Bantuan
Menurut Wilayah dan Pekerjaan KRT Selama masa Pandemi COVID-19
Proporsi Jenis Sumber Air Proporsi Jenis Sumber Air
Untuk Keperluan Minum Rumah Tangga Untuk Keperluan Lain Rumah Tangga
21 24.1
Air minum isi ulang 26.2 Sumur bor/pompa 29.9
11.9 19.7
Air ledeng/PDAM 15.6 Air ledeng/PDAM 26.1
Sumur gali terlindung 22.5
14.7 Sumur gali terlindung 29.2
12.8 22.5
Sumur bor/pompa 13.6
Mata air terlindung 7.5
9.7 6.5
Air minum kemasan bermerek 12.0
7.6 Sumur gali tidak terlindung 8.1
Mata air terlindung 4.9
6.3
2.9 Air permukaan 4.3
Penampungan air hujan
3.0 (sungai/danau/waduk/kolam/irigasi) 4.4
Sumur gali tak terlindung 4.9 Perpipaan/perselangan/ hidran/ kran
2.5 0
umum 2.4
Perpipaan/perselangan/ hidran/… 0 2.2
Mata air tidak terlindung 3.4
1.9 1.6
Air permukaan… 1.4
Penampungan air hujan 1.5
Air ledeng eceran/membeli 2 .8
1.3
3.2 Air ledeng membeli eceran 2
Mata air tidak terlindung .7
1.1
Terminal Air 0 0
.2 Terminal Air .3
Kolam/kali/saluran 31.9
air/pantai
Jamban saudara/famili 31.4
Kebun/sembarang 8.1
tempat
Jamban tetangga 7.6
Kesimpulan Rekomendasi
• Penggunaan sumber air minum rumah • Peningkatan pemantauan kualitas
tangga Balita yang berasal dari air
kemasan bermerek dan air isi ulang air minum rumah tangga
semakin meningkat dan lebih tinggi • Peningkatan Perilaku BAB yang
dibandingkan jenis sumber air minum benar
lainnya (26,2% dan 12,0%)
• Rumah tangga Balita yang tidak memiliki
jamban sebesar 9,7 persen.
• Rumah tangga Balita yang tidak memiliki
jamban mempunyai perilaku buang air
besar di kolam/kali/saluran air/pantai
sebesar 31,9 persen.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan Rekomendasi
• Rumah tangga Balita yang menyatakan
pendapatan lebih sedikit selama Pandemi • Pemberian Bantuan Sosial perlu tetap
COVID-19 sebesar 77 persen dan yang dilanjutkan terutama untuk pemenuhan gizi
menyatakan lebih sulit membeli bahan ibu hamil dan Balita, baik dalam bentuk
pangan keluarga sebesar 56,7 persen serta uang tunai maupun bahan makanan
yang menyatakan lebih sulit membeli bahan sebagai upaya pemenuhan gizi dan
pangan khusus Balita sebesar 47,3 persen. pencegahan terjadinya kurang gizi terutama
pada ibu hamil agar tidak melahirkan anak
• Setengah dari rumah tangga Balita BBLR dan stunting
mempunyai persepsi tidak mampu
danmenyatakan pernah mendapat bantuan
selama masa Pandemi COVID-19.
• Konsumsi sumber protein hewani rumah
tangga Balita selama masa Pandemi
COVID-19 sebagian besar adalah telur
sebesar 81,9 persen sedangkan daging
hanya 20,1 persen.
Terima Kasih …