Anda di halaman 1dari 23

Pedoman Kamar Bersalin

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat
kepuasan rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode
etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.dan prefentif untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya di wilayah kerjanya.
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu selama masa
kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas
atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau
insidental di setiap 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) yang tinggi
merupakan permasalahan kesehatan di negara-negara berkembang dan merupakan
salah satu indikator pelayanan kesehatan masyarakat. Lebih dari 90 persen kematian
ibu terjadi di negara berkembang (WHO, 2017).
Selain untuk menilai program kesehatan ibu, indikator ini juga mampu menilai
derajat kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan
kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas. Secara umum terjadi penurunan
kematian ibu selama periode 1991-2015 dari 390 menjadi 305 per 100.000 kelahiran
hidup. Walaupun terjadi kecenderungan penurunan angka kematian ibu, namun tidak
berhasil mencapai target MDGs yang harus dicapai yaitu sebesar 102 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2015. Hasil supas tahun 2015 memperlihatkan angka
kematian ibu tiga kali lipat dibandingkan target MDGs (Kemenkes, 2019).
Dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals
(SDGs), target AKI adalah 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Untuk
mencapai target tersebut diperlukan kerja keras, terlebih jika dibandingkan dengan
beberapa negara ASEAN, AKI di Indonesia relatif masih sangat tinggi. AKI di negara-
negara ASEAN rata-rata sebesar 40-60 per 100.000 kelahiran hidup. Bahkan, AKI di
Singapura sebesar 2-3 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Ibu di Jawa Timur cenderung menurun pada dua tahun terakhir.
Hal ini menggambarkan hasil kinerja yang lebih baik karena faktor dukungan baik dari
segi manajemen program KIA maupun sistem pencatatan dan pelaporan juga semakin
baik. Pada tahun 2019, AKI Provinsi Jawa Timur mencapai 89,81 per 100.000 kelahiran
hidup. Angka ini menurun dibandingkan tahun 2018 yang mencapai 91,45 per 100.000
kelahiran hidup. Walaupun capaian AKI di Jawa Timur sudah memenuhi target Renstra
dan Supas, AKI harus tetap diupayakan turun.
Masa persalinan merupakan salah satu periode yang mengandung resiko bagi ibu

1
Pedoman Kamar Bersalin

hamil. Kematian ibu, kematian bayi dan juga berbagai komplikasi lainnya pada umumnya
terjadi pada masa persalinan, setelah melahirkan dan 1 minggu setelah melahirkan.
Salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian yaitu
penyediaan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang berkualitas. Pelayanan
kebidanan dalam hal ini memiliki peran yang sangat penting. Pelayanan kebidanan yang
berkesinambungan dan paripurna, berfokus kepada aspek pencegahan, promosi
kesehatan dan berlandaskan kemitraan adalah halpenting yang dapat membantu
menurunkan angka kematian ibu dan angka kesakitan serta kematian bayi.
Pelayanan kebidanan yang bermutu ditentukan oleh faktor input dan proses dari
pelayanan itu sendiri. Faktor input dari pelayanan diantaranya meliputi kebijakan, tenaga
yang melayani, sarana dan prasarana,standar asuhan kebidanan dan standar lain atau
metode yang di sepakati. Sedangkan faktor proses adalah suatu kinerja dalam
mendayagunakan input yang ada dalam interaksi antara bidan dengan pasien yang
meliputi penampilan kerja sesuai dengan standar dan etika kebidanan.
Untuk mewujudkan pelayanan kebidanan yang bermutu di Puskesmas
Ngulankulon, maka disusunlah Pedoman Kamar Bersalin ini dengan harapan dapat
menjadi acuan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman pelayanan di kamar bersalin Puskesmas Ngulankulon.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai acuan dalam memberikanpelayanan asuhan kebidanan secara
profesional
b. Sebagai pedoman menilai mutu pelayanan dan asuhan kebidanan

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan di kamar bersalin meliputi :
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada individu, kelompok
dan masyarakat
3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keamanan dan
keselamatan pasien, petugas dan pengunjung
4. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerjasama
inter dan antar profesi
5. Melaksanakan rekam medis
6. Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap mutu dan akses
pelayanan kesehatan
7. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan
8. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem rujukan

2
Pedoman Kamar Bersalin

9. Sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan.

D. Landasan Hukum
1. Undang – undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang – undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
3. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2012 tentang SistemKesehatan Nasional
4. Peraturan Menteri Kesehatan No.43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


1. Penanggung Jawab Kamar Bersalin
a. Nama Unit Kerja : Kamar Bersalin
b. Nama Jabatan : Penanggung Jawab Kamar Bersalin

3
Pedoman Kamar Bersalin

c. Pengertian : Tenaga kebidanan profesional yang bertanggung jawab


dan berwenang dalam mengelola kegiatan pelayanan kebidanan di Kamar
Bersalin
d. Pendidikan dan Kualifikasi :
1) Pendidikan Formal : minimal DIII Kebidanan
2) Pendidikan Non Formal :
- Memiliki Sertifikat APN (Asuhan Persalinan Normal)
- Memiliki Sertifikat CTU (Contraceptive Technology Update)
- Memiliki Sertifikat MU (Midwifery Update)
- Memiliki Sertifikat Resusitasi Neonatus
3) Pengalaman Kerja : mempunyai pengalaman kerja di Kamar Bersalin minimal
3 tahun
4) Ketrampilan : Memiliki kemampuan kepemimpinan
5) Berbadan sehat jasmani dan rohani
e. Tugas Pokok :
Mengawasi dan mengendalikan semua kegiatan pelayanan di Kamar Bersalin
f. Uraian Tugas :
1) Melaksanakan fungsi kebidanan meliputi :
- Menyusun rencana kegiatan berdasarkan jenis, jumlah, mutu tenaga
kebidanan sesuai kebutuhan di Kamar Bersalin
- Menyusun dan mengatur daftar on call tenaga bidan
- Membagi tugas harian dengan memperhatikan jumlah dan tingkat
kemampuan bidan
- Merencanakan jumlah dan jenis peralatan di Kamar Bersalin
2) Melaksanakan fungsi penggerakan pelaksanaan meliputi :
- Memantau seluruh staf dalam penerapan dan pelaksanaan tugas yang
dibebankan
- Memberi orientasi kepada pegawai baru
- Mengadakan pengadaan, pemeliharaan dan penggunaan alat-alat maupun
obat-obatan
- Menciptakan suasana kerja yang harmonis
- Menilai hasil kerja pegawai
3) Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian, meliputi :
- Mengawasi pelaksanaan tugas masing-masing pegawai
- Mengawasi penggunaan alat-alat agar digunakan secara tepat
- Mengatur supaya alat-alat tetap dalam keadaan siap pakai
- Mengawasi pelaksanaan inventaris secara periodik

2. Ketua Tim On Call


a. Nama Unit Kerja : Kamar Bersalin
b. Nama Jabatan : Ketua Tim On Call

4
Pedoman Kamar Bersalin

c. Pengertian : Seorang bidan profesional yang diberi wewenang dan


tanggung jawab dalam mengkoordinasikan kegiatan pelayanan kebidanan di
Kamar Bersalin dan turut melaksanakan pelayanan kebidanan pada saat on call
d. Pendidikan dan Kualifikasi :
1) Pendidikan Formal : minimal DIII Kebidanan
2) Pendidikan Non Formal :
- Memiliki Sertifikat APN (Asuhan Persalinan Normal)
- Memiliki Sertifikat MU (Midwifery Update)
- Memiliki Sertifikat Resusitasi Neonatus
3) Pengalaman Kerja : mempunyai pengalaman kerja di Kamar Bersalin minimal
2 tahun
4) Ketrampilan : Memiliki kemampuan kepemimpinan, berwibawa, rajin, dan jujur
5) Berbadan sehat jasmani dan rohani
e. Tugas Pokok :
1) Sebagai koordinator tim on call
2) Mempertanggungjawabkan pelaksanan Asuhan Kebidanan kepada
Penanggung Jawab Kamar Bersalin
3) Bertanggung jawab dalam kebenaran isi laporan / penulisan asuhan
kebidanan
f. Uraian Tugas :
1) Mengatur dan mengkondisikan seluruh kegiatan pelayanan pada saat On Call
2) Bertanggung jawab atas pelaksanaan inventarisasi peralatan pada saat On
Call
3) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu dalam
keadaan siap pakai
4) Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan Asuhan
Kebidanan secara tepat dan benar untuk tindakan kebidanan selanjutnya
5) Memberi motivasi kepada tenaga non perawatan dalam memelihara
kebersihan
6) Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh Penanggung Jawab Kamar
Bersalin
3. Bidan Pelaksana Kamar Bersalin
a. Nama Unit Kerja : Kamar Bersalin
b. Nama Jabatan : Bidan Pelaksana Kamar Bersalin
c. Pengertian : Seorang bidan profesional yang diberi wewenang dan
ditugaskan di kamar bersalin
d. Pendidikan dan Kualifikasi :
1) Pendidikan Formal : berijazah Kebidanan dari semua jenjang yang disyahkan
oleh pemerintah atau yang berwenang
2) Pendidikan Non Formal :
- Memiliki Sertifikat APN (Asuhan Persalinan Normal)
- Memiliki Sertifikat CTU (Contraceptive Technology Update)

5
Pedoman Kamar Bersalin

- Memiliki Sertifikat MU (Midwifery Update)


- Memiliki Sertifikat Resusitasi Neonatus
3) Pengalaman Kerja : mempunyai pengalaman kerja di Kamar Bersalin
4) Ketrampilan : Memiliki bakat dan minat serta berdedikasi tinggi, berkepribadian
mantap dan emosional yang stabil
5) Berbadan sehat jasmani dan rohani
e. Tugas Pokok :
Melaksanakan Asuhan Kebidanan di Kamar Bersalin

f. Uraian Tugas :
1) Menyiapkan fasilitas dan lingkungan Kamar Bersalin untuk kelancaran
pelayanan
2) Menerima pasien baru sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku
3) Menciptakan dan memelihara hubungan kerja sama yang baik dengan
anggota tim (Dokter, Ahli Gizi, Analis)
4) Melaksanakan tugas jaga sesuai jadwal
5) Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh Dokter dan Penanggung
Jawab Kamar Bersalin
6) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan yang tepat dan
benar
7) Menyiapkan pasien yang akan pulang lengkap dengan administrasinya
8) Memberikan health education kepada pasien dan keluarga
9) Membantu merujuk pasien ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi
10) Memantau dan menilai kondisi pasien selanjutnya melakukan tindakan yang
tepat berdasarkan hasil pemantauan
11) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara pasien,
keluarga, serta tenaga medis lainnya
g. Uraian Wewenang
1) Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan
2) Memberikan asuhan kebidanan pada pasien sesuai kemampuan dan batas
kewenangannya

B. Pengaturan Jaga
1. Pengaturan jadwal dibuat dan dipertanggungjawabkan oleh Penanggung Jawab
Kamar Bersalin
2. Setiap ada kasus persalinan ditangani oleh Tim On Call dan Bidan Rawat Inap
3. Tim On Call terdiri dari 4 tim dan masing-masing terdiri dari 2-3 bidan
4. Apabila ada bidan yang oleh karena satu dan lain hal tidak dapat menjalankan
tugasnya sesuai dengan jadwal yang ditentukan maka yang bersangkutan harus
memberitahu anggota tim yang lain agar dicarikan penggantinya

6
Pedoman Kamar Bersalin

BAB III
STANDAR FASILITAS

Standar Fasilitas di Kamar Bersalin sesuai dengan Permenkes Nomor 43 Tahun 2019
tentang Puskesmas

JUMLAH MINIMUM
PERALATAN Kondisi
Jumlah di
No JENIS PERALATAN Puskesmas Puskesmas
Rawat Inap
I. SET OBSTETRI & GINEKOLOGI
a. Alat Kesehatan
1. Alat pengukur tekanan 1 buah 2 buah 1 dalam
darah/ keadaan
tensimeter dengan baik
manset untuk dewasa 1 Rusak
Berat
2. Doppler 1 buah 1 buah Baik
3. Gunting Benang 3 buah 2 buah Baik
4. Gunting Episiotomi 3 buah 3 buah Baik
5. Gunting 3 buah 1 buah Baik
pembalut/verband

7
Pedoman Kamar Bersalin

6. Klem Kasa (Korentang) 3 buah Tidak ada


7. Klem Kelly/Klem Kocher 3 buah 2 buah Baik
Lurus
8. Klem pean/Klem tali 3 buah 2 buah Baik
pusat
9. Klem pemecah selaput 1buah 3 buah Baik
ketuban
½ Kocher
10. Needle Holder Matheiu 3 buah Tidak ada
11. Palu reflex 1 buah Tidak ada
12. Pinset Jaringan (Sirurgis) 2 buah 1 buah Baik
13. Pinset Jaringan Semken 2 buah 2 buah Baik
14. Pinset Kasa (Anatomis) 2 buah 1 buah Baik
Pendek
15. Pinset anatomis panjang 2 buah Tidak ada
16. Spekulum (Sims) Besar 3 buah Tidak ada
17. Spekulum (Sims) Kecil 3 buah Tidak ada
18. Spekulum (Sims) 3 buah Tidak ada
Medium
19. Spekulum Cocor Bebek 3 buah Tidak ada
Grave Besar
20. Spekulum Cocor Bebek 3 buah Tidak ada
Grave Kecil
21. Spekulum Cocor Bebek 3 buah Tidak ada
Grave Medium
22. Standar infus 2 buah 1 buah Baik
23. Stand Lamp untuk 1 buah Tidak ada
tindakan
24. Stetoskop 1 buah Tidak ada
25. Tempat Klem Kasa 1 buah Tidak ada
(Korentang)
26. Tempat Tidur manual 2 set 1 set Baik
untuk Persalinan
27. Termometer 1 buah Tidak ada
28. Timbangan 1 buah 1 buah
b. Perbekalan Kesehatan Lain
1. Bak instrumen tertutup 2 buah Tidak ada
besar (Obgin)
2. Bak instrumen tertutup 2 buah Tidak ada
kecil
3. Bak instrumen tertutup 2 buah 4 buah Baik
Medium
4. Mangkok untuk larutan 1 buah 1 buah Baik
5. Toples kapas dan kasa 1 buah 1 buah
steril
6. Waskom cekung 1 buah 1 buah Baik
7. Waskom tempat plasenta 1 buah Tidak ada
8. Waskom tempat kain 1 buah Tidak ada
kotor
II. Set AKDR Pasca Plasenta ( <10 menit )
a. Alat kesehatan

8
Pedoman Kamar Bersalin

1. Bak instrument 1 buah 1 buah Baik


tertutup yang dapat
menyimpan seluruh
alat pemasangan dan
pencabutan AKDR
(disesuaikan dengan
besarnya alat)
2. Forcep tenacullum 1 buah 1 buah Baik
Schroeder
panjang 25-27 cm / 10”
3. Gunting operasi mayo 1 buah 1 buah Baik
lengkung
panjang 17 cm / 6-7”
4. Klem Long 1 buah 1 buah Baik
Kelly/Klem Fenster
bengkok panjang 32
cm (Kelly
Placenta Sponge
Forceps 13’)
6. Pengait pencabut AKDR 1 buah 1 buah Baik
panjang
32 cm (IUD
Removal hook
panjang)
7. Sonde uterus Sims 1 buah 1 buah Baik
panjang 2-33
cm / 12,5-13”
8. Spekulum vagina Sims 1 buah Tidak ada
ukuran
medium
b. Perbekalan Kesehatan Lain
1. Mangkok antiseptik 1 buah 1 buah Baik
diameter 6-8 cm, atau
ukuran 60-70 ml
III. SET BAYI BARU LAHIR
a. Alat Kesehatan
1. Penghisap Lendir DeLee 2 buah Tidak ada
(neonatus)
2. Stetoskop Duplex 1 buah 1 buah Baik
Neonatus
3. Termometer klinik 1 buah Tidak ada
(Digital)
4. Timbangan bayi 1 buah 1 buah Baik
b. Perbekalan Kesehatan Lain
1. Pengukur panjang bayi 1 buah 1 buah Baik
IV. SET KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL
a. Alat Kesehatan
1. Baby Suction Pump 1 set Tidak ada
portable
2. Balon sungkup dengan 1 buah Tidak ada
katup PEEP
3. Doyeri Probe Lengkung 1 buah Tidak ada

9
Pedoman Kamar Bersalin

4. Skalpel No. 3 3 buah Tidak ada


5. Skalpel No. 4 3 buah Tidak ada
6. Gunting iris lengkung 1 buah Tidak ada
7. Gunting operasi lurus 1 buah Tidak ada
8. Infant T piece 1 buah Tidak ada
resuscitator dengan
Katup PEEP**
9. Infant T piece System** 1 buah Tidak ada
10. Klem Fenster/Klem 3 buah Tidak ada
Ovum
11. Klem Linen Backhauss 3 buah Tidak ada
12. Laringoskop Neonatus 1 set Tidak ada
Bilah Lurus (3 ukuran)
13. Masker Oksigen + 2 buah Tidak ada
Kanula Hidung Dewasa
14. Meja Resusitasi dengan 1 set Tidak ada
Pemanas
(Infant Radiant Warmer)
15. Needle holder panjang 1 buah Tidak ada
16. Needle holder pendek 1 buah Tidak ada
17. Klem/Penjepit Porsio, 25 Sesuai Tidak ada
cm (Schroder) kebutuhan
18. Pinset anatomis panjang 1 buah Tidak ada
19. Pinset Jaringan (Sirurgis) 1 buah Tidak ada
20. Pinset Jaringan Semken 1 buah Tidak ada
21. Pinset Kasa (Anatomis) 1 buah Tidak ada
Pendek
22. Pulse oximeter 1 buah Tidak ada
23. Resusitator manual dan 1 set Tidak ada
sungkup
24. Retraktor Finsen Tajam 1 buah Tidak ada
25. Set Akses Umbilikal 1 Set Tidak ada
Emergency **
a. Bak Instrumen 1 buah 1 buah Baik
b. Benang jahit silk 3,0 2 buah 1 buah Baik
c. Duk Bolong 1 buah Tidak ada
d. Gagang Pisau 1 buah Tidak ada
e. Gunting 1 buah 1 buah Baik
f. Gunting kecil 1 buah 1 buah Baik
g. Jarum 1 set 1 set Baik
h. Kateter umbilikal 3 buah Tidak ada
i. Klem bengkok kecil 3 buah Tidak ada
j. Klem lurus 1 buah Tidak ada
k. Mangkuk kecil 1 buah 1 buah Baik
l. Needle Holder 1 buah Tidak ada
m. Pinset arteri 1 buah Tidak ada
n. Pinset chirurgis 1 buah Tidak ada
o. Pinset lurus 1 buah Tidak ada
p. Pisau bisturi No. 11 2 buah Tidak ada
q. Pita pengukur 1 buah 1 buah Baik
26. Stilet untuk Pemasangan 1 buah
ETT

10
Pedoman Kamar Bersalin

27. Tampon tang 2 buah


b. Perbekalan Kesehatan Lain
1. Bak instrumen tertutup 2 buah Tidak ada
besar (Obgin)
2. Bak instrumen tertutup 2 buah Tidak ada
kecil
3. Bak instrumen tertutup 2 buah Tidak ada
Medium

V. BAHAN HABIS PAKAI


1. AKDR Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuhan
2. Alkohol Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuhan
3. Alkohol Swab/ kapas Sesuai Sesuai
alcohol Kebutuhan Kebutuhan
4. Aquades pro injeksi (25 Sesuai Sesuai
ml) Kebutuhan Kebutuhan
5. Benang Chromic Catgut Sesuai Sesuai
Nomor 1/0, 2/0 dan 3/0 Kebutuhan Kebutuhan
6. Cairan handrubs Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuhan
7. Desinfektan Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuhan
8. Extention tube Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuhan
9. Sesuai Sesuai
Gelang Bayi
Kebutuhan Kebutuhan
10. Infus Set Dewasa 2 set 2 set Baik
11. Infus Set dengan Wing 2 set Tidak ada
Needle untuk Anak dan
Bayi nomor 23 dan 25
12. Jarum Jahit Tajam Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuhan
13. Jarum Jahit Tumpul Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuhan
14. Kantong Urin Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuhan
15. Kapas Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuhan
16. Kassa steril Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuhan
17. Kassa non steril Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuhan
18. Kateter Folley dewasa Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuhan
19. Kateter Nelaton Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuhan
20. Kateter intravena 16 G Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuhan

11
Pedoman Kamar Bersalin

21. Kateter intravena 18 G Sesuai Sesuai


Kebutuhan Kebutuhan
22. Kateter Intravena 20 G Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuhan
23. Kateter Intravena 24 Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuhan
24. Kateter Penghisap Lendir 2 buah Tidak ada
Dewasa 10
25. Kateter Penghisap Lendir 2 buah Tidak ada
Dewasa 8
26. Laringeal Mask Airway Sesuai Sesuai
(LMA) Kebutuhan Kebutuhan
(Supreme / Unique)
27. Mata pisau bisturi no 11 Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuhan
28. Masker Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuhan
29. Nasal pronge Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuhan
30. Nasogastric Tube 2 buah Tidak ada
Dewasa 5
31. Nasogastric Tube 2 buah Tidak ada
Dewasa 8
32. Nasogastric Tube (NGT) Sesuai Sesuai
infant No. 3,5 Kebutuhan Kebutuhan
33. Nasogastric Tube (NGT) Sesuai Sesuai
infant No. 5 Kebutuhan Kebutuhan
34. Orogastric Tube (OGT) Sesuai Sesuai
No. 5 Kebutuhan Kebutuhan
35. Pembalut Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuha
n
36. Pengikat tali pusat / Sesuai Sesuai
Penjepit tali pusat steril Kebutuhan Kebutuha
n
37. Plester Non Woven Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuha
n
38. Plester Putih Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuha
n
39. Sabun Cair untuk Cuci Sesuai Sesuai
Tangan Kebutuhan Kebutuha
n
40. Sarung Tangan Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuha
n
41. Sarung Tangan Sesuai Sesuai
Panjang (Manual Kebutuhan Kebutuha

12
Pedoman Kamar Bersalin

Plasenta) n
42. Sarung Tangan Steril Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuha
n
43. Spuit/Disposable Sesuai Sesuai
Syringe (steril)1 ml Kebutuhan Kebutuha
n
44. Spuit/Disposable Sesuai Sesuai
Syringe (steril)10 ml Kebutuhan Kebutuha
n
45. Spuit/Disposable Sesuai Sesuai
Syringe (steril)3 ml Kebutuhan Kebutuha
n
46. Spuit/Disposable Sesuai Sesuai
Syringe (steril)5 ml Kebutuhan Kebutuha
n
47. Spuit/Disposable Sesuai Sesuai
Syringe (steril)50 ml Kebutuhan Kebutuha
n
48. Spuit/Disposable Sesuai Sesuai
Syringe (steril)20 ml Kebutuhan Kebutuha
n
49. Suction catheter no 6 Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuha
n
50. Suction catheter no 8 Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuha
n
51. Suction catheter no 10 Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuha
n
52. Sulfas atropine Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuha
n
53. Three-way Stopcock 5 buah Tidak ada
(steril)
54. Under pad Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuha
n

VI. PERLENGKAPAN
1. Apron Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuhan
2. Baju kanguru / kain Sesuai Sesuai
panjang untuk Kebutuhan Kebutuhan
perawatan metode
Kanguru
3. Kacamata / Goggle Sesuai Sesuai

13
Pedoman Kamar Bersalin

Kebutuhan Kebutuhan
4. Kain Bedong Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuhan
5. Kimono atau Baju Sesuai Sesuai
berkancing depan Kebutuhan Kebutuhan
6. Lemari Alat 1 buah 1 buah Baik
7. Sesuai 1 buah
Perlak
Kebutuhan
8. Lemari Obat 1 buah 1 buah Baik
9. Emesis basin/Nierbeken 2 buah 3 buah Baik
Besar / Kidney bowl
manual surgical
instrument
10. Mangkok Iodin 1 buah 1 buah Baik
11. Mangkok untuk larutan 1 buah 1 buah Baik
12. Alat ukur tinggi badan 1 buah 1 buah Baik
(statumeter mikrotois)
13. Pisau Pencukur 1 buah Tidak ada
14. Sesuai 3 pasang
Sepatu boot
Kebutuhan
15. Tabung Oksigen 1 buah 1 buah Baik
16. Troli Emergency 1 buah 1 buah Baik
17. Tromol Kasa 1 buah 1 buah Baik
18. Bak dekontaminasi Sesuai 2 buah
ukuran kecil kebutuhan
19. Meja Instrumen 2 buah Tidak ada
20. Penutup baki 2 buah Tidak ada
21. Pispot sodok (stick pan ) 2 buah Tidak ada
22. Tempat Sampah 2 buah 2 buah Baik
tertutup yang
dilengkapi dengan
injakan pembuka
penutup

VII. MEUBELAIR
1. Kursi Kerja 3 buah Tidak ada
2. Lemari Arsip 1 buah 1 buah Baik
3. Meja Tulis ½ biro 1 buah 1 buah Baik

VIII. PENCATATAN DAN PELAPORAN


1. Formulir Informed Sesuai Ada
Consent kebutuhan
2. Formulir dan Surat Sesuai Ada
Keterangan lain sesuai kebutuhan
kebutuhan pelayanan
yang diberikan
3. Formulir Laporan Sesuai Ada
kebutuhan
4. Formulir Partograf Sesuai Ada
kebutuhan
5. Formulir Persalinan / Sesuai Ada
nifas dan KB

14
Pedoman Kamar Bersalin

kebutuhan
6. Formulir Rujukan Sesuai Ada
(termasuk lembar rujukan kebutuhan
balik)
7. Formulir Surat Kelahiran Sesuai Di buku
kebutuhan KIA
8. Formulir Surat Kematian Sesuai Tidak ada
kebutuhan
9. Formulir Surat Sesuai Tidak ada
Keterangan Cuti Bersalin kebutuhan

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Penerimaan Pasien Baru


1. Bidan jaga menerima pasien di kamar bersalin
2. Bidan jaga melakukan pengkajian kebidanan
3. Bidan jaga memberikan informed consent tentang tindakan yang dilakukan beserta
kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik selama tindakan maupun setelah
selesai tindakan
4. Bidan jaga melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien
5. Bidan jaga melengkapi berkas rekam medis pengkajian awal pasien
6. Bidan jaga menghubungi tim On Call yang terjadwal
7. Bidan jaga melakukan persiapan tindakan seperti persiapan alat dan mengobservasi
kondisi umum pasien dan tanda-tanda vital pasien
8. Bidan jaga mengkaji adanya factor resiko pada ibu dan janin sebelum proses
persalinan dan melaporkannya kepada dokter

B. Pertolongan Persalinan Normal


1. Bidan mengobservasi kemajuan persalinan (his dan DJJ) serta mengobservasi
keadaan umum dan TTV pasien serta mencatatnya dalam partograf
2. Bidan melakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan diagnose sudah memasuki
kala II
3. Bidan melakukan pertolongan persalinan normal serta melakukan perawatan kala III
dan kala IV
4. Bidan melakukan rujukan apabila ada komplikasi selama proses persalinan
5. Bidan melakukan perawatan bayi baru lahir
6. Bidan melakukan observasi selama 2 jam pasca persalinan

15
Pedoman Kamar Bersalin

7. Bidan melaporkan keadaan pasien kepada dokter penanggung jawab pasien


8. Bidan memberikan terapi sesuai dengan advis dokter
9. Bidan melengkapi rekam medis serta partograf

C. Setelah Tindakan Pertolongan Persalinan


1. Bidan mencuci dan mensterilkan alat yang telah dipakai
2. Bidan memastikan kondisi pasien sudah stabil

BAB V
LOGISTIK

A. Alur Permintaan Bahan Medis dan Non Medis

Penanggung
Jawab Kamar
Gudang Obat
Bersalin Pengadaan Kamar
/ Gudang
mengajukan Barang Bersalin
Barang
permintaan
lewat LPLPO

B. Perencanaan
Pengadaan bahan medis kamar bersalin harus mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
1. Tingkat persediaan di gudang obat maupun gudang barang Puskesmas, ada dan
tidaknya stok bahan medis maupun non medis
2. Perkiraan jumlah kebutuhan
Menghitung pemakaian bahan medis dan non medis setiap bulannya, untuk
memperikan kebutuhan dalam satu tahun, melalui stok yang ada
3. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan barang
Terhitung minimal 30 hari setelah ada perintah kerja dari petugas pengadaan barang

C. Permintaan
Untuk bahan medis dan non medis yang stoknya sudah mulai berkurang, segera
mengajukan ke petugas pengadaan, dengan menuliskan pada buku permintaan barang

D. Penyimpanan

16
Pedoman Kamar Bersalin

Stok bahan medis dan non medis kebutuhan kamar bersalin penyimpanan ada di
gudang obat / gudang barang. Untuk stok harian bahan medis non medis disimpan di
kamar bersalin

E. Penggunaan
Disesuaikan dengan kebutuhan

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana Kamar Bersalin
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
1. Assesmen resiko
2. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien
3. Pelaporan dan analisis insiden
4. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan.

B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Kamar Bersalin
2. Meningkatnya akutanbilitas Kamar Bersalib terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di Kamar Bersalin
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan

C. Standar Keselamatan Pasien Di Kamar Bersalin


1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
progam peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

17
Pedoman Kamar Bersalin

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Pendahuluan
HIV/AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman tersebut menjadi lebih tinggi
dan berbahaya karena penderita HIV/AIDS tidak menampakan gejala dan yang lebih
mengkhawatirkan hal tersebut banyak terjadi di negara-negara berkembang yang belum
mampu menyelenggarakan berbagai kegiatan pencegahan dan penanggulangan secara
memadai.
Penderita penyakit HIV/AIDS terus meningkat sejalan dengan semakin tingginya
potensi penularan dimasyarakat. Hal ini di tunjang dengan perilaku seks bebas tanpa
pelindung, pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum ditetapkannya
kewaspadaan umum dengan baik dan penggunaan bersama peralatan yang menembus
kulit, tato, tindik dan lain-lain.
Selain HIV/AIDS, juga wajib diwaspadai Penyakit Hepatitis B dan C yang
keduanya potensial menular melalui tindakan pada pelayanan kesehatan. Kedua
penyakit ini sering tidak dapat terkenali secara klinis karena tidak menampakan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit-penyakit tersebut di atas memperkuat
keinginan untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi
semua pihak dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal
melalui “Universal Precaution”.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak pelayanan yang melakukan kontak 24
jam dengan pasien mempunyai resiko terpajan lebih besar, oleh sebab itu tenaga
kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya dari resiko tertular
penyakit agar dapat bekerja maksimal.

B. Tujuan
1. Petugas kesehatan dapat melindungi dirinya sendiri, pasien,dan masyarakat dari
penularan infeksi dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
2. Petugas kesehatan harus menerapkan prinsip universal precaution dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya sehingga dapat mengurangi resiko terpajan
atau terinfeksi penyakit menular.

18
Pedoman Kamar Bersalin

C. Tindakan Yang Beresiko Terpajan


Ada beberapa hal yang dapat membuat seseorang tenaga kesehatan dapat
terpajan dengan infeksi menular yaitu:
1. Cuci tangan yang tidak benar
2. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat
3. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman
4. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman
5. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan yang kurang benar
6. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai

D. Prinsip Keselamatan Kerja


Prinsip utama dari prosedur universal precaution dalam kaitannya dengan
keselamatan kerja khususnya di Kamar Bersalin adalah menjaga higine sanitasi individu,
higine dan sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan.
Ketiga prinsip tersebut dapat dijabarkan dalam kegiatan yaitu:
1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
2. Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) yaitu pelindung kaki/sandal sepatu khusus
kamar bersalin, apron/gaun pelindung, topi, masker, goggle/kaca mata dan sarung
tangan.
3. Pengelolaan instrumen bekas pakai dan alat kesehatan lainnya
4. Pengelolaan jarum dan alat tajam lainnya untuk mencegah perlukaan
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan
6. Pengelolaan alat tenun bekas pakai
7. Pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kesehatan dan pemberian imunisasi

E. Hal-Hal Yang Harus Diketahui Oleh Petugas Terpapar


Sebagai petugas kesehatan wajib mengetahui hal-hal yang harus dilakukan
jika terpajan/terpapar dengan infeksi menular sehingga dapat ditanggulangi dengan
tepat dan cepat.
Hal-hal yang harus diketahui petugas kesehatan yang terpapar adalah :
1. Tindakan sesuai dengan jenis paparan
2. Status kesehatan petugas terpapar
3. Status kesehatan sumber paparan
4. Kebijakan yang ada
5. Tindakan pertama pada pajanan bahan kimia atau cairan tubuh
6. Tindakan pasca tertusuk jarum bekas pakai atau benda tajam bekas pakai lainnya

BAB VIII

19
Pedoman Kamar Bersalin

PENGENDALIAN MUTU

Agar upaya peningkatan mutu di kamar bersalin Puskesmas Ngulankulon


dilaskanakan secara efektif dan efisien maka diperlukan adanya kesatuan bahasa tentang
konsep dasar upaya peningkatan mutu pelayanan.
A. Mutu Pelayanan
1. Pengertian mutu
a. Mutu adalah tingkat kesempuranaan suatu produk atau jasa
b. Mutu adalah expertise, atau keahlian dan keterikatan (komitmen) yang selalu
dicurahkan pada pekerjaan
c. Mutu adalah kepatuhan terhadap standar
d. Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan
2. Pihak yang berkepentingan dengan mutu
a. Konsumen/ pasien
b. Pembayar/ asuransi
c. Karyawan
d. Masyarakat
e. Pemerintah
f. Ikatan profesi
3. Dimensi mutu
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan pasien
d. Kepuasan pasien
e. Aspek sosial budaya
4. Mutu terkait dengan input, proses, dan output
Pengukuran mutu pelayanan kesehatan dapat diukur dengan menggunakan 3
variabel, yaitu:
a. Input adalah segala daya yang diperlukan untuk melakukan pelayanan kesehatan,
seperti tenaga, dana, obat, fasilitas, peralatan, bahan, teknologi, organisasi dan
lain-lain. Pelayanan kesehatan yang bermutu memerlukan dukungan input yang
bermutu pula.
b. Proses adalah interaksi profesional antara pemberi pelayanan dengan konsumen
(pasien/ masyarakat)
c. Output adalah hasil pelayanan kesehatan, merupakan perubahan yang terjadi
pada konsumen (pasien/ masyarakat), termasuk kepuasan dari konsumen
tersebut.

B. Indikator Mutu Layanan


Indikator mutu pelayanan di kamar bersalin perlu dijadikan perhatian. Hal ini dilakukan
agar kinerja SDM di kamar bersalin optimal sesuai dengan indikator dan sumber daya

20
Pedoman Kamar Bersalin

lain yang sudah tersedia di kamar bersalin Puskesmas Ngulankulon. Berikut adalah
indikator mutu pelayanan kamar bersalin:

Indikator
Target
Jenis Uraian
Input 1 Ketersediaan tenaga dokter dan bidan 100%
untuk pertolongan persalinan normal
2 Ketersediaan tim PONED 100%
Proses 1 Pertolongan Persalinan Normal 100%
2 Pertolongan persalinan dengan penyulit 100%
oleh dokter terlatih
3 Konseling peserta KB oleh bidan terlatih 100%
Output 1 Tidak terjadinya kematian ibu karena 100%
persalinan
Outcome 2 Kepuasan pasien 85%

C. Upaya Peningkatan Mutu


Upaya peningktan mutu pelayanan dilakukan melalui upaya peningkatan mutu
pelayanan Puskesmas Ngulankulon secara efektif dan efisien agar tercapai derajat
kesehatan yang optimal. Upaya tersebut dilakukan melalui:
a. Optimalisasi tenaga, sarana dan prasarana
b. Pemberian pelayanan sesuai standar profesi dan standar pelayanan yang
dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu sesuai dengan kebutuhan pasien
c. Pemanfaatan teknologi tepat guna, hasil penelitian dan pengembangan pelayanan
kesehatan
Setiap petugas harus mempunyai kompetensi bidang profesinya sehingga mutu
pelayanan dapat dtingkatkan, angak kesalahan tindakan dapat diperkecil sesuai dengan
target mutu kamar bersalin, serta kepuasan pelanggan dapat selalu ditingkatkan.

BAB IX
PENUTUP

Pelayanan kebidanan adalah salah satu pelayanan di Puskesmas yang diberikan oleh

21
Pedoman Kamar Bersalin

dokter umum, bidan dan tenaga lain di kamar bersalin. Keberhasilan pelayanan kebidanan
tergantung pada kesiapan ruangan, alat dan SDM. Untuk pelayanan kebidanan di Puskesmas
sangat ditentukan oleh keberadaan dan kesiapan tenaga pelayanan kebidanan di kamar
bersalin yang pro aktif dan kompeten dalam penanganan pertama.
Pedoman standar pelayanan kebidanan di kamar bersalin ini diharapkan dapat
mendukung keberhasilan upaya peningkatan mutu pelayanan kebidanan di kamar bersalin.
Standar pelayanan kebidanan di kamar bersalin yang actual dapat dikembangkan di masing-
masing Puskesmas dengan kondisi dan kebutuhan masing masing daerah. Disamping itu
diperlukan juga dedikasi serta rasa tanggung jawab yang tinggi dari setiap tenaga pelayanan
kebidanan di kamar bersalin untuk menyebar-luaskan informasi tentang pedoman standar
pelayanan kebidanan di kamar bersalin ini serta melaksanakannya sesuai dengan ketentuan
yang telah diuraiakan dalam buku ini.
Harapan dan tujuan penyusunan pedoman kamar bersalin ini dapat terwujud dalam
rangka membangun sistem pelayanan kebidanan dan perinatal melalui penerapan standar dan
pembinaan tenaga pelayanan kebidanan.

CATATAN : UNTUK PEDOMAN DAN PANDUAN DILENGKAPI

22
Pedoman Kamar Bersalin

1. LEMBAR PENGESAHAN
2. KATA PENGANTAR
3. DAFTAR ISI
4. LAMPIRAN
5. TATA CARA PENULISAN, MISALNYA:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1.
2.
3.
a.
b.
c.
(1)
(2)
(3)
(a)
(b)
(c)
B. Tujuan
C. Pengertian
D. Dan seterusnya

6. DIBERIKAN HEADER DAN FOOTER UNTUK HALAMAN


A. HEADER
Pedoman Mutu Puskesmas dan
Keselamatan Pasien
BAB I
PENDAHULUAN

B. FOOTER
1. Untuk Halaman BAB, nomor halaman ditulis di atas kanan
1

BAB I
PENDAHULUAN

2. Untuk Halaman berikuntnya, nomor halaman ditulis di tengah bawah

23

Anda mungkin juga menyukai