BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat
kepuasan rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode
etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.dan prefentif untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya di wilayah kerjanya.
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu selama masa
kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas
atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau
insidental di setiap 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) yang tinggi
merupakan permasalahan kesehatan di negara-negara berkembang dan merupakan
salah satu indikator pelayanan kesehatan masyarakat. Lebih dari 90 persen kematian
ibu terjadi di negara berkembang (WHO, 2017).
Selain untuk menilai program kesehatan ibu, indikator ini juga mampu menilai
derajat kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan
kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas. Secara umum terjadi penurunan
kematian ibu selama periode 1991-2015 dari 390 menjadi 305 per 100.000 kelahiran
hidup. Walaupun terjadi kecenderungan penurunan angka kematian ibu, namun tidak
berhasil mencapai target MDGs yang harus dicapai yaitu sebesar 102 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2015. Hasil supas tahun 2015 memperlihatkan angka
kematian ibu tiga kali lipat dibandingkan target MDGs (Kemenkes, 2019).
Dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals
(SDGs), target AKI adalah 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Untuk
mencapai target tersebut diperlukan kerja keras, terlebih jika dibandingkan dengan
beberapa negara ASEAN, AKI di Indonesia relatif masih sangat tinggi. AKI di negara-
negara ASEAN rata-rata sebesar 40-60 per 100.000 kelahiran hidup. Bahkan, AKI di
Singapura sebesar 2-3 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Ibu di Jawa Timur cenderung menurun pada dua tahun terakhir.
Hal ini menggambarkan hasil kinerja yang lebih baik karena faktor dukungan baik dari
segi manajemen program KIA maupun sistem pencatatan dan pelaporan juga semakin
baik. Pada tahun 2019, AKI Provinsi Jawa Timur mencapai 89,81 per 100.000 kelahiran
hidup. Angka ini menurun dibandingkan tahun 2018 yang mencapai 91,45 per 100.000
kelahiran hidup. Walaupun capaian AKI di Jawa Timur sudah memenuhi target Renstra
dan Supas, AKI harus tetap diupayakan turun.
Masa persalinan merupakan salah satu periode yang mengandung resiko bagi ibu
1
Pedoman Kamar Bersalin
hamil. Kematian ibu, kematian bayi dan juga berbagai komplikasi lainnya pada umumnya
terjadi pada masa persalinan, setelah melahirkan dan 1 minggu setelah melahirkan.
Salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian yaitu
penyediaan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang berkualitas. Pelayanan
kebidanan dalam hal ini memiliki peran yang sangat penting. Pelayanan kebidanan yang
berkesinambungan dan paripurna, berfokus kepada aspek pencegahan, promosi
kesehatan dan berlandaskan kemitraan adalah halpenting yang dapat membantu
menurunkan angka kematian ibu dan angka kesakitan serta kematian bayi.
Pelayanan kebidanan yang bermutu ditentukan oleh faktor input dan proses dari
pelayanan itu sendiri. Faktor input dari pelayanan diantaranya meliputi kebijakan, tenaga
yang melayani, sarana dan prasarana,standar asuhan kebidanan dan standar lain atau
metode yang di sepakati. Sedangkan faktor proses adalah suatu kinerja dalam
mendayagunakan input yang ada dalam interaksi antara bidan dengan pasien yang
meliputi penampilan kerja sesuai dengan standar dan etika kebidanan.
Untuk mewujudkan pelayanan kebidanan yang bermutu di Puskesmas
Ngulankulon, maka disusunlah Pedoman Kamar Bersalin ini dengan harapan dapat
menjadi acuan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman pelayanan di kamar bersalin Puskesmas Ngulankulon.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai acuan dalam memberikanpelayanan asuhan kebidanan secara
profesional
b. Sebagai pedoman menilai mutu pelayanan dan asuhan kebidanan
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan di kamar bersalin meliputi :
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada individu, kelompok
dan masyarakat
3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keamanan dan
keselamatan pasien, petugas dan pengunjung
4. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerjasama
inter dan antar profesi
5. Melaksanakan rekam medis
6. Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap mutu dan akses
pelayanan kesehatan
7. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan
8. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem rujukan
2
Pedoman Kamar Bersalin
D. Landasan Hukum
1. Undang – undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang – undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
3. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2012 tentang SistemKesehatan Nasional
4. Peraturan Menteri Kesehatan No.43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
3
Pedoman Kamar Bersalin
4
Pedoman Kamar Bersalin
5
Pedoman Kamar Bersalin
f. Uraian Tugas :
1) Menyiapkan fasilitas dan lingkungan Kamar Bersalin untuk kelancaran
pelayanan
2) Menerima pasien baru sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku
3) Menciptakan dan memelihara hubungan kerja sama yang baik dengan
anggota tim (Dokter, Ahli Gizi, Analis)
4) Melaksanakan tugas jaga sesuai jadwal
5) Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh Dokter dan Penanggung
Jawab Kamar Bersalin
6) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan yang tepat dan
benar
7) Menyiapkan pasien yang akan pulang lengkap dengan administrasinya
8) Memberikan health education kepada pasien dan keluarga
9) Membantu merujuk pasien ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi
10) Memantau dan menilai kondisi pasien selanjutnya melakukan tindakan yang
tepat berdasarkan hasil pemantauan
11) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara pasien,
keluarga, serta tenaga medis lainnya
g. Uraian Wewenang
1) Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan
2) Memberikan asuhan kebidanan pada pasien sesuai kemampuan dan batas
kewenangannya
B. Pengaturan Jaga
1. Pengaturan jadwal dibuat dan dipertanggungjawabkan oleh Penanggung Jawab
Kamar Bersalin
2. Setiap ada kasus persalinan ditangani oleh Tim On Call dan Bidan Rawat Inap
3. Tim On Call terdiri dari 4 tim dan masing-masing terdiri dari 2-3 bidan
4. Apabila ada bidan yang oleh karena satu dan lain hal tidak dapat menjalankan
tugasnya sesuai dengan jadwal yang ditentukan maka yang bersangkutan harus
memberitahu anggota tim yang lain agar dicarikan penggantinya
6
Pedoman Kamar Bersalin
BAB III
STANDAR FASILITAS
Standar Fasilitas di Kamar Bersalin sesuai dengan Permenkes Nomor 43 Tahun 2019
tentang Puskesmas
JUMLAH MINIMUM
PERALATAN Kondisi
Jumlah di
No JENIS PERALATAN Puskesmas Puskesmas
Rawat Inap
I. SET OBSTETRI & GINEKOLOGI
a. Alat Kesehatan
1. Alat pengukur tekanan 1 buah 2 buah 1 dalam
darah/ keadaan
tensimeter dengan baik
manset untuk dewasa 1 Rusak
Berat
2. Doppler 1 buah 1 buah Baik
3. Gunting Benang 3 buah 2 buah Baik
4. Gunting Episiotomi 3 buah 3 buah Baik
5. Gunting 3 buah 1 buah Baik
pembalut/verband
7
Pedoman Kamar Bersalin
8
Pedoman Kamar Bersalin
9
Pedoman Kamar Bersalin
10
Pedoman Kamar Bersalin
11
Pedoman Kamar Bersalin
12
Pedoman Kamar Bersalin
Plasenta) n
42. Sarung Tangan Steril Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuha
n
43. Spuit/Disposable Sesuai Sesuai
Syringe (steril)1 ml Kebutuhan Kebutuha
n
44. Spuit/Disposable Sesuai Sesuai
Syringe (steril)10 ml Kebutuhan Kebutuha
n
45. Spuit/Disposable Sesuai Sesuai
Syringe (steril)3 ml Kebutuhan Kebutuha
n
46. Spuit/Disposable Sesuai Sesuai
Syringe (steril)5 ml Kebutuhan Kebutuha
n
47. Spuit/Disposable Sesuai Sesuai
Syringe (steril)50 ml Kebutuhan Kebutuha
n
48. Spuit/Disposable Sesuai Sesuai
Syringe (steril)20 ml Kebutuhan Kebutuha
n
49. Suction catheter no 6 Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuha
n
50. Suction catheter no 8 Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuha
n
51. Suction catheter no 10 Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuha
n
52. Sulfas atropine Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuha
n
53. Three-way Stopcock 5 buah Tidak ada
(steril)
54. Under pad Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuha
n
VI. PERLENGKAPAN
1. Apron Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuhan
2. Baju kanguru / kain Sesuai Sesuai
panjang untuk Kebutuhan Kebutuhan
perawatan metode
Kanguru
3. Kacamata / Goggle Sesuai Sesuai
13
Pedoman Kamar Bersalin
Kebutuhan Kebutuhan
4. Kain Bedong Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuhan
5. Kimono atau Baju Sesuai Sesuai
berkancing depan Kebutuhan Kebutuhan
6. Lemari Alat 1 buah 1 buah Baik
7. Sesuai 1 buah
Perlak
Kebutuhan
8. Lemari Obat 1 buah 1 buah Baik
9. Emesis basin/Nierbeken 2 buah 3 buah Baik
Besar / Kidney bowl
manual surgical
instrument
10. Mangkok Iodin 1 buah 1 buah Baik
11. Mangkok untuk larutan 1 buah 1 buah Baik
12. Alat ukur tinggi badan 1 buah 1 buah Baik
(statumeter mikrotois)
13. Pisau Pencukur 1 buah Tidak ada
14. Sesuai 3 pasang
Sepatu boot
Kebutuhan
15. Tabung Oksigen 1 buah 1 buah Baik
16. Troli Emergency 1 buah 1 buah Baik
17. Tromol Kasa 1 buah 1 buah Baik
18. Bak dekontaminasi Sesuai 2 buah
ukuran kecil kebutuhan
19. Meja Instrumen 2 buah Tidak ada
20. Penutup baki 2 buah Tidak ada
21. Pispot sodok (stick pan ) 2 buah Tidak ada
22. Tempat Sampah 2 buah 2 buah Baik
tertutup yang
dilengkapi dengan
injakan pembuka
penutup
VII. MEUBELAIR
1. Kursi Kerja 3 buah Tidak ada
2. Lemari Arsip 1 buah 1 buah Baik
3. Meja Tulis ½ biro 1 buah 1 buah Baik
14
Pedoman Kamar Bersalin
kebutuhan
6. Formulir Rujukan Sesuai Ada
(termasuk lembar rujukan kebutuhan
balik)
7. Formulir Surat Kelahiran Sesuai Di buku
kebutuhan KIA
8. Formulir Surat Kematian Sesuai Tidak ada
kebutuhan
9. Formulir Surat Sesuai Tidak ada
Keterangan Cuti Bersalin kebutuhan
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
15
Pedoman Kamar Bersalin
BAB V
LOGISTIK
Penanggung
Jawab Kamar
Gudang Obat
Bersalin Pengadaan Kamar
/ Gudang
mengajukan Barang Bersalin
Barang
permintaan
lewat LPLPO
B. Perencanaan
Pengadaan bahan medis kamar bersalin harus mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
1. Tingkat persediaan di gudang obat maupun gudang barang Puskesmas, ada dan
tidaknya stok bahan medis maupun non medis
2. Perkiraan jumlah kebutuhan
Menghitung pemakaian bahan medis dan non medis setiap bulannya, untuk
memperikan kebutuhan dalam satu tahun, melalui stok yang ada
3. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan barang
Terhitung minimal 30 hari setelah ada perintah kerja dari petugas pengadaan barang
C. Permintaan
Untuk bahan medis dan non medis yang stoknya sudah mulai berkurang, segera
mengajukan ke petugas pengadaan, dengan menuliskan pada buku permintaan barang
D. Penyimpanan
16
Pedoman Kamar Bersalin
Stok bahan medis dan non medis kebutuhan kamar bersalin penyimpanan ada di
gudang obat / gudang barang. Untuk stok harian bahan medis non medis disimpan di
kamar bersalin
E. Penggunaan
Disesuaikan dengan kebutuhan
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana Kamar Bersalin
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
1. Assesmen resiko
2. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien
3. Pelaporan dan analisis insiden
4. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Kamar Bersalin
2. Meningkatnya akutanbilitas Kamar Bersalib terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di Kamar Bersalin
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan
17
Pedoman Kamar Bersalin
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pendahuluan
HIV/AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman tersebut menjadi lebih tinggi
dan berbahaya karena penderita HIV/AIDS tidak menampakan gejala dan yang lebih
mengkhawatirkan hal tersebut banyak terjadi di negara-negara berkembang yang belum
mampu menyelenggarakan berbagai kegiatan pencegahan dan penanggulangan secara
memadai.
Penderita penyakit HIV/AIDS terus meningkat sejalan dengan semakin tingginya
potensi penularan dimasyarakat. Hal ini di tunjang dengan perilaku seks bebas tanpa
pelindung, pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum ditetapkannya
kewaspadaan umum dengan baik dan penggunaan bersama peralatan yang menembus
kulit, tato, tindik dan lain-lain.
Selain HIV/AIDS, juga wajib diwaspadai Penyakit Hepatitis B dan C yang
keduanya potensial menular melalui tindakan pada pelayanan kesehatan. Kedua
penyakit ini sering tidak dapat terkenali secara klinis karena tidak menampakan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit-penyakit tersebut di atas memperkuat
keinginan untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi
semua pihak dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal
melalui “Universal Precaution”.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak pelayanan yang melakukan kontak 24
jam dengan pasien mempunyai resiko terpajan lebih besar, oleh sebab itu tenaga
kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya dari resiko tertular
penyakit agar dapat bekerja maksimal.
B. Tujuan
1. Petugas kesehatan dapat melindungi dirinya sendiri, pasien,dan masyarakat dari
penularan infeksi dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
2. Petugas kesehatan harus menerapkan prinsip universal precaution dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya sehingga dapat mengurangi resiko terpajan
atau terinfeksi penyakit menular.
18
Pedoman Kamar Bersalin
BAB VIII
19
Pedoman Kamar Bersalin
PENGENDALIAN MUTU
20
Pedoman Kamar Bersalin
lain yang sudah tersedia di kamar bersalin Puskesmas Ngulankulon. Berikut adalah
indikator mutu pelayanan kamar bersalin:
Indikator
Target
Jenis Uraian
Input 1 Ketersediaan tenaga dokter dan bidan 100%
untuk pertolongan persalinan normal
2 Ketersediaan tim PONED 100%
Proses 1 Pertolongan Persalinan Normal 100%
2 Pertolongan persalinan dengan penyulit 100%
oleh dokter terlatih
3 Konseling peserta KB oleh bidan terlatih 100%
Output 1 Tidak terjadinya kematian ibu karena 100%
persalinan
Outcome 2 Kepuasan pasien 85%
BAB IX
PENUTUP
Pelayanan kebidanan adalah salah satu pelayanan di Puskesmas yang diberikan oleh
21
Pedoman Kamar Bersalin
dokter umum, bidan dan tenaga lain di kamar bersalin. Keberhasilan pelayanan kebidanan
tergantung pada kesiapan ruangan, alat dan SDM. Untuk pelayanan kebidanan di Puskesmas
sangat ditentukan oleh keberadaan dan kesiapan tenaga pelayanan kebidanan di kamar
bersalin yang pro aktif dan kompeten dalam penanganan pertama.
Pedoman standar pelayanan kebidanan di kamar bersalin ini diharapkan dapat
mendukung keberhasilan upaya peningkatan mutu pelayanan kebidanan di kamar bersalin.
Standar pelayanan kebidanan di kamar bersalin yang actual dapat dikembangkan di masing-
masing Puskesmas dengan kondisi dan kebutuhan masing masing daerah. Disamping itu
diperlukan juga dedikasi serta rasa tanggung jawab yang tinggi dari setiap tenaga pelayanan
kebidanan di kamar bersalin untuk menyebar-luaskan informasi tentang pedoman standar
pelayanan kebidanan di kamar bersalin ini serta melaksanakannya sesuai dengan ketentuan
yang telah diuraiakan dalam buku ini.
Harapan dan tujuan penyusunan pedoman kamar bersalin ini dapat terwujud dalam
rangka membangun sistem pelayanan kebidanan dan perinatal melalui penerapan standar dan
pembinaan tenaga pelayanan kebidanan.
22
Pedoman Kamar Bersalin
1. LEMBAR PENGESAHAN
2. KATA PENGANTAR
3. DAFTAR ISI
4. LAMPIRAN
5. TATA CARA PENULISAN, MISALNYA:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1.
2.
3.
a.
b.
c.
(1)
(2)
(3)
(a)
(b)
(c)
B. Tujuan
C. Pengertian
D. Dan seterusnya
B. FOOTER
1. Untuk Halaman BAB, nomor halaman ditulis di atas kanan
1
BAB I
PENDAHULUAN
23