MKDK4001 Pengantar Pendidikan
MKDK4001 Pengantar Pendidikan
Nama Mahasiswa :
Tanggal Lahir :
Kode/Nama UPBJJ :
Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
Nama Mahasiswa :
UPBJJ-UT :
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun,
serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas
Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
NAMA
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Asas-Asas Keharusan atau Perlunya Pendidikan bagi
Manusia yang terdiri dari 3 (tiga) konsep yaitu: a). Manusia sebagai makhluk yang belum selesai,
b). Tugas dan Tujuan Manusia adalah Menjadi Manusia, dan c). Perkembangan Manusia Bersifat
Terbuka
Jawaban:
a). Manusia sebagai makhluk yang belum selesai,
Manusia disebut “Homo Sapiens”, artinya makhluk yang mempunyai kemampuan untuk berilmu
pengetahuan. Salah satu insting manusia adalah selalu cenderung ingin mengetahui segala
sesuatu di sekelilingnya yang belum diketahuinya. Berawal dari rasa ingin tahu maka timbullah
ilmu pengetahuan. Dalam hidupnya manusia digerakkan sebagian oleh kebutuhan untuk
mencapai sesuatu, dan sebagian lagi oleh tanggung jawab sosial dalam masyarakat. Manusia
bukan hanya mempunyai kemampuan-kemampuan, tetapi juga mempunyai keterbatasan-
keterbatasan, dan juga tidak hanya mempunyai sifat-sifat yang baik, namun juga mempunyai
sifat-sifat yang kurang baik. Manusia tidak mampu menciptakan dirinya sendiri, beradanya
manusia di dunia bukan pula sebagai hasil evolusi tanpa Pencipta sebagaimana diyakini penganut
Evolusionisme, melainkan sebagai ciptaan Tuhan. Berkenaan dengan ini, coba Anda simak
pertanyaan berikut dan jawablah berdasarkan pengalaman hidup Anda sendiri: setelah diciptakan
Tuhan dan setelah kelahirannya di dunia, "apakah manusia sudah selesai menjadi manusia"?
Mari kita bandingkan antara manusia dengan benda-benda. Sama halnya dengan manusia, benda-
benda juga adalah ciptaan Tuhan. Namun demikian, benda-benda berbeda dengan manusia,
antara lain dalam hal cara beradanya Benda-benda hanya terletak begitu saja di dunia, tidak aktif
mengadakan "dirinya", dan tidak memiliki hubungan dengan keberadaannya. Contohnya,
sebatang kayu yang tergeletak diambil manusia, lalu dijadikan kursi. Kayu tentu tidak aktif
mengadakan "diri"nya untuk menjadi kursi, melainkan dibuat menjadi kursi oleh manusia; dan
kita tidak dapat mengatakan bahwa kursi bertanggung jawab atas fakta bahwa ia adalah kursi.
Oleh sebab itu, dalam istilah Martin Heidegger benda-benda di sebut sebagai "yang berada", dan
bahwa benda-benda itu hanya "vorhanden", artinya hanya terletak begitu saja di depan orang,
tanpa ada hubungannya dengan orang itu; benda-benda baru berarti sebagai sesuatu, misalnya
sebagai kursi jika dihubungkan dengan manusia yang membuatnya, yang memeliharanya atau
menggunakannya. Sebaliknya manusia, ia bereksistensi di dunia. Artinya, manusia secara aktif
"mengadakan" dirinya, tetapi bukan dalam arti menciptakan dirinya sebagaimana Tuhan
menciptakan manusia, melainkan manusia harus bertanggung jawab atas keberadaan dirinya, ia
harus bertanggung jawab menjadi apa atau menjadi siapa nantinya. Bereksistensi berarti
merencanakan, berbuat, dan menjadi sehingga setiap saat manusia dapat menjadi lebih atau
kurang dari keadaannya. Dalam kalimat lain dapat dinyatakan bahwa manusia bersifat terbuka,
manusia adalah makhluk yang belum selesai "mengadakan" dirinya. Sejalan dengan pernyataan
terdahulu, telah dikemukakan dalam kegiatan belajar satu bahwa sebagai kesatuan badani-rohani
manusia memiliki historisitas dan hidup bertujuan. Oleh karena itu, eksistensi manusia terpaut
dengan masa lalunya (misal ia berada karena diciptakan Tuhan, lahir ke dunia dalam keadaan
tidak berdaya sehingga memerlukan bantuan orang tuanya atau orang lain, dan seterusnya), serta
sekaligus menjangkau masa depan untuk mencapai tujuan hidupnya. Manusia berada dalam
perjalanan hidup, perkembangan, dan pengembangan diri. la adalah manusia, tetapi sekaligus
"belum selesai" mewujudkan diri sebagai manusia.
2. Ketika pandemi Covid- 19, Randi harus belajar di rumah. Ayah dan Ibu Randi selalu
membantu Randi belajar untuk materi pelajaran yang sulit bagi Randi. Kadang kala orangtua
Randi juga tidak mampu menjawab pertanyaan dari pelajaran Randi. Selama ini Ibu dan Ayah
Randi mempunyai hubungan yang baik dalam pergaulan bersama tetangga sehingga dengan
mudah dapat bantuan dari tetangganya yang berpendidikan lebih tinggi untuk membantu Randi.
Randi pernah bertanya kepada Ayahnya, mengapa banyak orang yang mau membantu Ayah dan
Ibunya ketika mengalami kesulitan? Orang tua Randi menyampaikan bahwa: jika ingin seperti
ayah dan Ibu, maka Randi harus memiliki kemampuan untuk bergaul dan bermasyarakat seperti
Ayah dan Ibu. Harus memiliki etika, sopansantun, atau tata krama dalam bermasyarkat, karena
kita tidak hidup sendiri. Dari wacana di atas, buatlah kesimpulan, 3 bentuk peranan lingkungan
pendidikan informal sebagai salah satu komponen Pendidikan manusia.
Jawaban:
1. Bentuk Keluarga Ada berbagai jenis bentuk keluarga, menurut Kamanto Sunarto (1993)
berdasarkan keanggotaannya, keluarga dibedakan menjadi keluarga batih (nuclear family) dan
keluarga luas (extended family). Keluarga batih adalah keluarga terkecil yang terdiri atas ayah,
ibu, dan anak, sedangkan keluarga luas adalah keluarga yang terdiri atas beberapa keluarga batih.
Berdasarkan garis keturunannya, keluarga dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu keluarga
patrilineal (garis keturunan ditarik dari pria atau ayah); keluarga matrilineal (garis keturunan
ditarik dari wanita atau ibu), dan keluarga bilateral (garis keturunan ditarik dari pria dan wanita
atau ayah dan ibu). Selain itu, berdasarkan pemegang kekuasaannya, keluarga dibedakan
menjadi: keluarga patriarhat (patriarchal), yaitu dominasi kekuasaan berada pada pihak ayah;
keluarga matriarhat (matriarchal), yaitu dominasi kekuasaan berada pada pihak ibu; dan keluarga
equalitarian, yaitu ayah dan ibu mempunyai kekuasaan yang sama. Berdasarkan bentuk
perkawinannya, keluarga dibedakan menjadi: keluarga monogami, yaitu pernikahan antara satu
orang laki-laki dan satu orang perempuan; keluarga poligami, yaitu pernikahan antara satu orang
laki-laki dengan lebih dari satu orang perempuan; keluarga poliandri, yaitu satu orang
perempuan mempunyai lebih dari satu orang suami pada satu saat. Berdasarkan status sosial
ekonominya, keluarga dibedakan menjadi: keluarga golongan rendah, keluarga golongan
menengah, dan keluarga golongan tinggi. Selanjutnya, berdasarkan keutuhannya, keluarga
dibedakan menjadi: keluarga utuh, keluarga pecah atau bercerai, dan keluarga pecah semu, yaitu
keluarga yang tidak bercerai, tetapi hubungan antara suami dengan istri dan dengan anak-
anaknya sudah tidak harmonis lagi.
3. Suku Minahasa adalah sekelompok suku etnis yang berasal dari semenanjung Minahasa di
bagian utara pulau Sulawesi. Dari sisi bahasa, rumpun bahasa Minahasa berbeda-beda yaitu
adalah bahasa Tombulu, Tondano, Tontemboan dan Tonsawang. Sebagian besar masyarakat
suku Minahasa beragama Kristen. Salah satu tarian daerah Minahasa adalah tarian Maengket
yaitu tarian tentang Kerjasama dan gotong royong. Suku Minahasa mempunyai alat musik khas
yang disebut kolintang sebagai alat musik tradisional yang terbuat dari kayu. Acara lain yang
terkait dengan adat dan keagamaan adalah: Upacara syukur bagi anggota keluarga yang
meninggal di hari ke-3, hari ke-7, hari ke-40, dan 1 tahun meninggal. Berdasarkan wacana di atas
ini, analislah unsur-unsur universal kebudayaan apa saja yang ada pada kebudayaan masyarakat
Minahasa.
Jawaban:
1. Bahasa
Terdapat delapan bahasa daerah yang dipergunakan oleh delapan etnis seperti Tounsea,
Toumbulu, Tountembuan, Toulour, Tounsawang, Pasan Ratahan, Ponosukan Belang, dan Bantik.
Selain Bahasa Indonesia, ada yang menggunakan bahasa Belanda, khususnya para orangtua yang
menguasai bahasa Belanda. Bahasa Malayu Manado adalah bahasa umum yang dipergunakan
dalam komunikasi antara sub-sub etnik Minahasa maupun antara mereka dengan penduduk dari
suku lainnya terutama di kota orang menggunakan bahasa Malayu Manado sebagai bahasa ibu.
2. Sistem Pemerintahan
Pemimpin Minahasa jaman dahulu terdiri dari dua golongan, yakni Walian dan Tona’as. Walian
berasal dari kata ‘wali’ yang artinya mengantar jalan bersama dan memberi perlindungan.
Golongan ini mengatur upacara agama asli Minahasa hingga disebut golongan Pendeta. Mereka
ahli membaca tanda-tanda alam dan benda langit, menghitung posisi bulan dan matahari dengan
patokan gunung, mengamati munculnya bintang-bintang tertentu seperti ‘Kateluan’ (bintang
tiga), ‘Tetepi’ (meteor) untuk menentukan musim menanam, silsilah, menghafal cerita leluhur
Minahasa, ahli membuat kerajinan peralatan rumahtangga seperti menenun kain, menganyam
tikar, keranjang, sendok kayu, dan gayung air. Golongan kedua adalah golongan Tona’as yang
mempunyai kata asal ‘Ta’as’. Kata ini diambil dari nama pohon yang besar dan tumbuh lurus ke
atas, dikaitkan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan kayu-kayuan seperti hutan,
rumah, senjata tombak, pedang dan panah, serta perahu. Golongan Tona’as ini juga menentukan
di wilayah mana rumah-rumah itu dibangun untuk membentuk sebuah wanua (negeri) dan
mereka juga yang menjaga keamanan negeri maupun urusan berperang.
3. Sistem Kemasyarakatan
Awu dan Taranak
Keluarga batih (rumah tangga) disebut Awu.
Bangsal
Dari perkawinan terbentuklah keluarga besar yang meliputi beberapa bangsal. Kompleks bangsal
penduduk yang berhubungan kekeluargaan dinamakan Taranak. Pimpinan Taranak dipegang
oleh Aman dari keluarga cikal bakal yang disebut Tu’ur. Tugas utama Tu’ur melestarikan
ketentuan adat.
4. Banyak turis manca negara yang berkunjung ke Taman Laut Bunaken serta pulau-pulau
menarik di sekitarnya. Menurut berita di Manado.com. tgl. 16 Oktober 2022, penumpang
internasional yang tiba dan berangkat dari Bandara Sam Ratulangi Manado selama tahun 2022,
sebanyak 23.196 orang. Mereka biasanya menginap di Kota Manado. Kota Manado diguyur
hujan dengan intensitas tinggi. Hal itu menyebabkan banjir di beberapa wilayah. Peneliti dan
pemerhati lingkungan Prof Dr Treesje Londa MSi menyatakan, banjir yang terus menggenangi
Kota Manado merupakan masalah yang kompleks. Desain pengembang perumahan tidak
mengikuti aturan pemerintah, misalnya tidak memiliki sumur resapan dan pohon pengikat air,
pembangunan yang membuat penyempitan pada aliran sungai dan buangan sampah masyarakat
yang tinggal. Masalah sosial utama lain di Kota Manado susah mencari lapangan pekerjaan,
banyak penduduk yang belum bekerja atau masih kerja serabutan. Selain itu, publik menilai
harga kebutuhan pokok yang kurang stabil. Ditambah lagi masalah sampah yang masih menjadi
masalah utama di Kota Manado. Masalah lain adalah kemacetan di Malalayang Beach Walk
(MBW), Manado, Sulawesi Utara, terus menuai sorotan masyarakat. Selain itu, dari data yang
ada, terjadi peningkatan jumlah penduduk kota Manado yang bertambah begitu cepat. Contohnya
dari tahun 2010 berjumlah: 411.500 jiwa dan pada tahun 2020 telah berjumlah 435.300 jiwa.
Berdasarkan wacana di atas, analisislah penyebab terjadinya perubahan sosial di kota Manado.
Jawaban:
Faktor penyebab perubahan sosial terjadi karena adanya ketidaksesuaian di antara unsur-unsur
sosial di masyarakat, yang saling berbeda. Karena ada perubahan sosial, masyarakat akan
menciptakan pola kehidupan baru yang berbeda dengan pola kehidupan sebelumnya. Dalam
kehidupan bermasyarakat, perubahan sosial tidak dapat dihindari, serta bakal terus terjadi
sepanjang masa. Hal ini karena manusia merupakan makhluk sosial, berakal budi, dan selalu
tidak puas dengan keadaan yang ada sehingga melakukan perubahan. Dari sudut pandang kajian
sosiologi, hakikat perubahan sosial dipahami sebagai keinginan setiap individu untuk selalu
berubah agar keadaan menjadi lebih baik sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu, cakupan
perubahan sosial pun sangat luas, sehingga perlu pengamatan secara cermat dalam melihat
fenomena ini. Pengamatan itu dilakukan dengan membandingkan kondisi kehidupan masyarakat
setelah perubahan sosial terjadi dan sebelumnya.
Konflik dapat menyebabkan perubahan sosial karena yang terlibat di dalamnya adalah
masyarakat itu sendiri. Secara umum, konflik sosial dapat disebabkan oleh 3 hal, yaitu adanya
perbedaan pendapat, perbedaan kepentingan, dan kecemburuan sosial. Contoh konflik sosial
antara lain, kebijakan yang diberlakukan pemerintah terkadang dapat menimbulkan konflik
sosial apabila terdapat perbedaan pendapat dari masyarakatnya. Apabila perbedaan pendapat dari
masyarakat cukup berseberangan dengan pandangan pemerintah, maka masyarakat dapat
melakukan demonstrasi. Hal ini kemudian dapat menyebabkan pemerintah merencanakan ulang
kebijakan tersebut agar dapat diterima oleh masyarakat luas.
Dinamika penduduk (demografi) adalah berubahnya kondisi penduduk, dan perubahan kondisi
ini dapat menyebabkan perubahan sosial di masyarakat. Terdapat 3 hal yang mempengaruhi
dinamika penduduk, yaitu natalitas (kelahiran), mortalitas (kematian), dan migrasi (perpindahan
penduduk). Contoh dari dinamika penduduk yang dapat mempengaruhi perubahan sosial adalah
kepadatan penduduk yang dapat disebabkan oleh angka kelahiran (natalitas) yang tinggi, atau
bisa juga karena migrasi penduduk ke suatu kota/daerah yang terlalu banyak.
2. Siswa
Siswa menjadi obyek primer pada pendidikan terutama pada proses belajar mengajar. Peserta
didik memegang kiprah yang sangat dominan. Dalam proses belajar mengajar, peserta didik bisa
memilih keberhasilan belajar melalui penggunaan intelegensi, daya motorik, pengalaman,
kemauan, dan komitmen yang ada pada diri mereka tanpa terdapat paksaan. Hal ini sanggup
terjadi bila peserta didik pula dilibatkan pada proses inovasi pendidikan, walaupun hanya
mengenalkan pada mereka tujuan menurut dalam perubahan itu mulai menurut perencanaan
hingga menggunakan aplikasi. Sebagai akibatnya apa yang mereka lakukan adalah tanggung
jawab serta yang wajib dilaksanakan menggunakan konsekuen. Peran peserta didik pada inovasi
pendidikan ini tidak kalah pentingnya menggunakan kiprah unsur-unsur lainnya, lantaran peserta
didik sanggup menjadi penerima pelajaran, pemberi bahan ajar dalam sesama temannya,
petunjuk, dan bahkan menjadi pengajar. Oleh karenanya, pada memperkenalkan inovasi
pendidikan hingga menggunakan penerapannya, peserta didik perlu diajak atau dilibatkan
sebagai akibatnya mereka nir saja mendapat dan melaksanakan penemuan tadi, namun pula
mengurangi resistensi misalnya yang diuraikan sebelumnya.
3. Kurikulum
Kurikulum pendidikan, lebih sempit lagi kurikulum sekolah mencakup acara pedagogi dan
perangkatnya adalah panduan pada aplikasi pendidikan dan pedagogi pada sekolah. Oleh
karenanya kurikulum sekolah dipercaya menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan pada proses
belajar mengajar pada sekolah. Sebagai akibatnya pada aplikasi inovasi pendidikan, kurikulum
memegang peranan yang sama menggunakan unsur-unsur lain pada pendidikan. Tanpa adanya
kurikulum dan tanpa mengikuti acara-acara yang terdapat pada dalamya, maka penemuan
pendidikan tidak akan berjalan sinkron menggunakan tujuan penemuan itu sendiri. Oleh
karenanya, pada pembaharuan pendidikan, perubahan itu hendaknya sinkron menggunakan
perubahan kurikulum atau perubahan kurikulum diikuti menggunakan pembaharuan pendidikan
dan tak mungkin perubahan menurut kedua-duanya akan berjalan searah.
4. Fasilitas
Fasilitas, termasuk wahana dan prasarana pendidikan, tidak bisa diabaikan pada pada proses
pendidikan khususnya pada proses belajar mengajar. Dalam pembaharuan pendidikan, tentu saja
fasilitas adalah hal yang ikut mensugesti kelangsungan penemuan yang akan diterapkan. Tanpa
adanya fasilitas, maka aplikasi penemuan pendidikan akan sanggup dipastikan tidak akan
berjalan menggunakan baik.