Anda di halaman 1dari 12

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2022/23.1 (2022.2)

Nama Mahasiswa :

Nomor Induk Mahasiswa/NIM :

Tanggal Lahir :

Kode/Nama Mata Kuliah : MKDK4001/ Pengantar Pendidikan

Kode/Nama Program Studi : 118/PGSD - S1

Kode/Nama UPBJJ :

Hari/Tanggal UAS THE : SELASA/ 20-12-2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN RISET, DAN


TEKNOLOGI UNIVERSITAS TERBUKA
Surat Pernyataan Mahasiswa
Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa :

Nomor Induk Mahasiswa/NIM :

Kode/Nama Mata Kuliah : MKDK4001/ Pengantar Pendidikan

Fakultas : KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Program Studi : PGSD – S1

UPBJJ-UT :

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun,
serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas
Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

Yang Membuat Pernyataan

NAMA
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Asas-Asas Keharusan atau Perlunya Pendidikan bagi
Manusia yang terdiri dari 3 (tiga) konsep yaitu: a). Manusia sebagai makhluk yang belum selesai,
b). Tugas dan Tujuan Manusia adalah Menjadi Manusia, dan c). Perkembangan Manusia Bersifat
Terbuka
Jawaban:
a). Manusia sebagai makhluk yang belum selesai,
Manusia disebut “Homo Sapiens”, artinya makhluk yang mempunyai kemampuan untuk berilmu
pengetahuan. Salah satu insting manusia adalah selalu cenderung ingin mengetahui segala
sesuatu di sekelilingnya yang belum diketahuinya. Berawal dari rasa ingin tahu maka timbullah
ilmu pengetahuan. Dalam hidupnya manusia digerakkan sebagian oleh kebutuhan untuk
mencapai sesuatu, dan sebagian lagi oleh tanggung jawab sosial dalam masyarakat. Manusia
bukan hanya mempunyai kemampuan-kemampuan, tetapi juga mempunyai keterbatasan-
keterbatasan, dan juga tidak hanya mempunyai sifat-sifat yang baik, namun juga mempunyai
sifat-sifat yang kurang baik. Manusia tidak mampu menciptakan dirinya sendiri, beradanya
manusia di dunia bukan pula sebagai hasil evolusi tanpa Pencipta sebagaimana diyakini penganut
Evolusionisme, melainkan sebagai ciptaan Tuhan. Berkenaan dengan ini, coba Anda simak
pertanyaan berikut dan jawablah berdasarkan pengalaman hidup Anda sendiri: setelah diciptakan
Tuhan dan setelah kelahirannya di dunia, "apakah manusia sudah selesai menjadi manusia"?
Mari kita bandingkan antara manusia dengan benda-benda. Sama halnya dengan manusia, benda-
benda juga adalah ciptaan Tuhan. Namun demikian, benda-benda berbeda dengan manusia,
antara lain dalam hal cara beradanya Benda-benda hanya terletak begitu saja di dunia, tidak aktif
mengadakan "dirinya", dan tidak memiliki hubungan dengan keberadaannya. Contohnya,
sebatang kayu yang tergeletak diambil manusia, lalu dijadikan kursi. Kayu tentu tidak aktif
mengadakan "diri"nya untuk menjadi kursi, melainkan dibuat menjadi kursi oleh manusia; dan
kita tidak dapat mengatakan bahwa kursi bertanggung jawab atas fakta bahwa ia adalah kursi.
Oleh sebab itu, dalam istilah Martin Heidegger benda-benda di sebut sebagai "yang berada", dan
bahwa benda-benda itu hanya "vorhanden", artinya hanya terletak begitu saja di depan orang,
tanpa ada hubungannya dengan orang itu; benda-benda baru berarti sebagai sesuatu, misalnya
sebagai kursi jika dihubungkan dengan manusia yang membuatnya, yang memeliharanya atau
menggunakannya. Sebaliknya manusia, ia bereksistensi di dunia. Artinya, manusia secara aktif
"mengadakan" dirinya, tetapi bukan dalam arti menciptakan dirinya sebagaimana Tuhan
menciptakan manusia, melainkan manusia harus bertanggung jawab atas keberadaan dirinya, ia
harus bertanggung jawab menjadi apa atau menjadi siapa nantinya. Bereksistensi berarti
merencanakan, berbuat, dan menjadi sehingga setiap saat manusia dapat menjadi lebih atau
kurang dari keadaannya. Dalam kalimat lain dapat dinyatakan bahwa manusia bersifat terbuka,
manusia adalah makhluk yang belum selesai "mengadakan" dirinya. Sejalan dengan pernyataan
terdahulu, telah dikemukakan dalam kegiatan belajar satu bahwa sebagai kesatuan badani-rohani
manusia memiliki historisitas dan hidup bertujuan. Oleh karena itu, eksistensi manusia terpaut
dengan masa lalunya (misal ia berada karena diciptakan Tuhan, lahir ke dunia dalam keadaan
tidak berdaya sehingga memerlukan bantuan orang tuanya atau orang lain, dan seterusnya), serta
sekaligus menjangkau masa depan untuk mencapai tujuan hidupnya. Manusia berada dalam
perjalanan hidup, perkembangan, dan pengembangan diri. la adalah manusia, tetapi sekaligus
"belum selesai" mewujudkan diri sebagai manusia.

b). Tugas dan Tujuan Manusia adalah Menjadi Manusia,


Sejak kelahirannya manusia memang adalah manusia, tetapi ia tidak secara otomatis menjadi
manusia dalam arti dapat memenuhi berbagai aspek hakikat manusia. Sebagai individu atau
pribadi, manusia bersifat otonom, ia bebas menentukan pilihannya ingin menjadi apa atau
menjadi siapa di masa depannya. Demikian halnya, benarkah bahwa mewujudkan berbagai aspek
hakikat manusia (atau menjadi manusia) adalah tugas setiap orang? Jika setiap orang bebas
menentukan pilihannya, bukankah berarti ia bebas pula menentukan untuk tidak menjadi
manusia? Memang tiap orang bebas menentukan pilihannya untuk menjadi apa atau menjadi
siapa nantinya di masa depan, tetapi sejalan dengan konsep yang telah diuraikan terdahulu bahwa
bereksistensi berarti berupaya secara aktif dan secara bertanggung jawab untuk mengadakan diri
sebagai manusia. Andaikan seseorang menentukan pilihan dan berupaya untuk tidak menjadi
manusia atau tidak mewujudkan aspek-aspek hakikatnya sebagai manusia maka berarti yang
bersangkutan menurunkan martabat kemanusiaannya. Dalam konteks inilah manusia menjadi
kurang atau tidak manusiawi, kurang atau tidak bertanggung jawab atas keberadaan dirinya
sebagai manusia. Ia menurunkan martabatnya dari tingkat human ke tingkat yang lebih rendah,
mungkin ke tingkat hewan, tumbuhan, atau bahkan ke tingkat benda. Sebagai pribadi setiap
orang memang otonom, ia bebas menentukan pilihannya, tetapi bahwa bebas itu selalu berarti
terikat pada nilai-nilai tertentu yang menjadi pilihannya dan dengan kebebasannya itulah
seseorang pribadi wajib bertanggung jawab serta akan dimintai pertanggungjawaban. Oleh sebab
itu, tiada makna lain bahwa berada sebagai manusia adalah mengemban tugas dan mempunyai
tujuan untuk menjadi manusia, atau bertugas mewujudkan berbagai aspek hakikat manusia. Karl
Jaspers menyatakannya dalam kalimat: "to be a man is to become a man", ada sebagai manusia
adalah menjadi manusia (Fuad Hasan, 1973). Implikasinya jika seseorang tidak selalu berupaya
untuk menjadi manusia maka ia tidaklah berada sebagai manusia. Berbagai aspek hakikat
manusia pada dasarnya adalah potensi yang harus diwujudkan setiap orang. Oleh sebab itu,
berbagai aspek hakikat manusia merupakan sosok manusia ideal, merupakan gambaran manusia
yang dicitacitakan atau yang menjadi tujuan. Sosok manusia ideal tersebut belum terwujud
melainkan harus diupayakan untuk diwujudkan

c). Perkembangan Manusia Bersifat Terbuka


Manusia dilahirkan ke dunia dengan mengemban suatu keharusan untuk menjadi manusia, ia
diciptakan dalam susunan yang terbaik, dan dibekali berbagai potensi untuk dapat menjadi
manusia. Namun demikian, dalam kenyataan hidupnya, perkembangan manusia bersifat terbuka
atau mengandung berbagai kemungkinan. Manusia berkembang sesuai kodrat dan martabat
kemanusiaannya atau mampu menjadi manusia, sebaliknya mungkin pula ia berkembang ke arah
yang kurang sesuai atau bahkan tidak sesuai dengan kodrat dan martabat kemanusiaannya.
kemampuan berjalan tegak di atas dua kaki, kemampuan berbicara, dan kemampuan berperilaku
lainnya yang lazim dilakukan manusia yang berkebudayaan, tidak dibawa manusia sejak
kelahirannya. Demikian halnya dengan kesadaran akan tujuan hidupnya, kemampuan untuk
hidup sesuai individualitas, sosialitasnya, tidak dibawa manusia sejak kelahirannya, melainkan
harus diperoleh manusia melalui belajar, melalui bantuan berupa pengajaran, bimbingan, latihan,
dan kegiatan lainnya yang dapat dirangkumkan dalam istilah pendidikan. Jika sejak kelahirannya
perkembangan dan pengembangan hidup manusia diserahkan kepada dirinya masing-masing
tanpa dididik oleh orang lain, kemungkinannya ia hanya akan hidup berdasarkan dorongan
instingnya saja. Sampai di sini dapat dipahami bahwa manusia belum selesai menjadi manusia, ia
dibebani keharusan untuk menjadi manusia, tetapi ia tidak dengan sendirinya menjadi manusia,
adapun untuk menjadi manusia ia memerlukan pendidikan atau harus dididik. "Man can become
man through education only", demikian pernyataan Immanuel Kant dalam teori pendidikannya
(Henderson, 1959). Pernyataan tersebut sejalan dengan hasil studi M. J. Langeveld, bahkan
sehubungan dengan kodrat manusia, seperti dikemukakan Langeveld memberikan identitas
kepada manusia dengan sebutan Animal Educandum.

2. Ketika pandemi Covid- 19, Randi harus belajar di rumah. Ayah dan Ibu Randi selalu
membantu Randi belajar untuk materi pelajaran yang sulit bagi Randi. Kadang kala orangtua
Randi juga tidak mampu menjawab pertanyaan dari pelajaran Randi. Selama ini Ibu dan Ayah
Randi mempunyai hubungan yang baik dalam pergaulan bersama tetangga sehingga dengan
mudah dapat bantuan dari tetangganya yang berpendidikan lebih tinggi untuk membantu Randi.
Randi pernah bertanya kepada Ayahnya, mengapa banyak orang yang mau membantu Ayah dan
Ibunya ketika mengalami kesulitan? Orang tua Randi menyampaikan bahwa: jika ingin seperti
ayah dan Ibu, maka Randi harus memiliki kemampuan untuk bergaul dan bermasyarakat seperti
Ayah dan Ibu. Harus memiliki etika, sopansantun, atau tata krama dalam bermasyarkat, karena
kita tidak hidup sendiri. Dari wacana di atas, buatlah kesimpulan, 3 bentuk peranan lingkungan
pendidikan informal sebagai salah satu komponen Pendidikan manusia.
Jawaban:
1. Bentuk Keluarga Ada berbagai jenis bentuk keluarga, menurut Kamanto Sunarto (1993)
berdasarkan keanggotaannya, keluarga dibedakan menjadi keluarga batih (nuclear family) dan
keluarga luas (extended family). Keluarga batih adalah keluarga terkecil yang terdiri atas ayah,
ibu, dan anak, sedangkan keluarga luas adalah keluarga yang terdiri atas beberapa keluarga batih.
Berdasarkan garis keturunannya, keluarga dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu keluarga
patrilineal (garis keturunan ditarik dari pria atau ayah); keluarga matrilineal (garis keturunan
ditarik dari wanita atau ibu), dan keluarga bilateral (garis keturunan ditarik dari pria dan wanita
atau ayah dan ibu). Selain itu, berdasarkan pemegang kekuasaannya, keluarga dibedakan
menjadi: keluarga patriarhat (patriarchal), yaitu dominasi kekuasaan berada pada pihak ayah;
keluarga matriarhat (matriarchal), yaitu dominasi kekuasaan berada pada pihak ibu; dan keluarga
equalitarian, yaitu ayah dan ibu mempunyai kekuasaan yang sama. Berdasarkan bentuk
perkawinannya, keluarga dibedakan menjadi: keluarga monogami, yaitu pernikahan antara satu
orang laki-laki dan satu orang perempuan; keluarga poligami, yaitu pernikahan antara satu orang
laki-laki dengan lebih dari satu orang perempuan; keluarga poliandri, yaitu satu orang
perempuan mempunyai lebih dari satu orang suami pada satu saat. Berdasarkan status sosial
ekonominya, keluarga dibedakan menjadi: keluarga golongan rendah, keluarga golongan
menengah, dan keluarga golongan tinggi. Selanjutnya, berdasarkan keutuhannya, keluarga
dibedakan menjadi: keluarga utuh, keluarga pecah atau bercerai, dan keluarga pecah semu, yaitu
keluarga yang tidak bercerai, tetapi hubungan antara suami dengan istri dan dengan anak-
anaknya sudah tidak harmonis lagi.

3. Penanggung Jawab Pendidikan dalam Keluarga


Salah satu fungsi keluarga adalah melaksanakan pendidikan. Dalam hal ini, orang tua (ibu dan
ayah) adalah pengemban tanggung jawab pendidikan anak. Secara kodrati orang tua bertanggung
jawab atas pendidikan anak, dan atas kasih sayangnya orang tua mendidik anak. Orang yang
berperan sebagai pendidik bagi anak di dalam keluarga utamanya adalah ayah dan ibu. Selain
mereka, saudara-saudaranya yang sudah dewasa yang masih tinggal serumah pun akan turut
bergaul dengan anak sehingga akan turut mempengaruhi bahkan mendidiknya. Apalagi dalam
keluarga luas (extended family), kakek, nenek, paman, bibi, bahkan pembantu rumah tangga pun
turut serta bergaul dengan anak, mereka juga akan turut mempengaruhi atau mendidik anak.
Menyimak hal itu, pergaulan pendidikan di dalam keluarga terkadang tidak berlangsung hanya
dilakukan oleh orang tua (ayah, ibu), dan anaknya saja.
3. Tujuan dan Isi Pendidikan dalam Keluarga
Sekalipun tidak ada tujuan pendidikan dalam keluarga yang dirumuskan secara tersurat, tetapi
secara tersirat dipahami bahwa tujuan pendidikan dalam keluarga pada umumnya adalah agar
anak menjadi pribadi yang mantap, beragama, bermoral, dan menjadi anggota masyarakat yang
baik. Memperhatikan tujuan tersebut maka pendidikan keluarga dapat dipandang sebagai
persiapan ke arah kehidupan anak dalam masyarakatnya. Adapun isi pendidikan dalam keluarga
biasanya, meliputi nilai agama, nilai budaya, nilai moral, dan keterampilan. Sesuai dengan
sifatnya (informal), keluarga tidak memiliki kurikulum formal atau kurikulum tertulis. Keluarga
merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Dikatakan sebagai pendidikan yang
pertama karena pertama kali anak mendapatkan pengaruh pendidikan dari dan di dalam
keluarganya, sedangkan dikatakan sebagai pendidikan yang utama karena sekalipun anak
mendapatkan pendidikan dari sekolah dan masyarakatnya, namun tanggung jawab kodrati
pendidikan terletak pada orang tuanya. Dari uraian terdahulu dapat pula dipahami bahwa fungsi
pendidikan dalam keluarga adalah (a) sebagai peletak dasar pendidikan anak, dan (b) sebagai
persiapan ke arah kehidupan anak dalam masyarakatnya.

3. Suku Minahasa adalah sekelompok suku etnis yang berasal dari semenanjung Minahasa di
bagian utara pulau Sulawesi. Dari sisi bahasa, rumpun bahasa Minahasa berbeda-beda yaitu
adalah bahasa Tombulu, Tondano, Tontemboan dan Tonsawang. Sebagian besar masyarakat
suku Minahasa beragama Kristen. Salah satu tarian daerah Minahasa adalah tarian Maengket
yaitu tarian tentang Kerjasama dan gotong royong. Suku Minahasa mempunyai alat musik khas
yang disebut kolintang sebagai alat musik tradisional yang terbuat dari kayu. Acara lain yang
terkait dengan adat dan keagamaan adalah: Upacara syukur bagi anggota keluarga yang
meninggal di hari ke-3, hari ke-7, hari ke-40, dan 1 tahun meninggal. Berdasarkan wacana di atas
ini, analislah unsur-unsur universal kebudayaan apa saja yang ada pada kebudayaan masyarakat
Minahasa.
Jawaban:
1. Bahasa
Terdapat delapan bahasa daerah yang dipergunakan oleh delapan etnis seperti Tounsea,
Toumbulu, Tountembuan, Toulour, Tounsawang, Pasan Ratahan, Ponosukan Belang, dan Bantik.
Selain Bahasa Indonesia, ada yang menggunakan bahasa Belanda, khususnya para orangtua yang
menguasai bahasa Belanda. Bahasa Malayu Manado adalah bahasa umum yang dipergunakan
dalam komunikasi antara sub-sub etnik Minahasa maupun antara mereka dengan penduduk dari
suku lainnya terutama di kota orang menggunakan bahasa Malayu Manado sebagai bahasa ibu.
2. Sistem Pemerintahan
Pemimpin Minahasa jaman dahulu terdiri dari dua golongan, yakni Walian dan Tona’as. Walian
berasal dari kata ‘wali’ yang artinya mengantar jalan bersama dan memberi perlindungan.
Golongan ini mengatur upacara agama asli Minahasa hingga disebut golongan Pendeta. Mereka
ahli membaca tanda-tanda alam dan benda langit, menghitung posisi bulan dan matahari dengan
patokan gunung, mengamati munculnya bintang-bintang tertentu seperti ‘Kateluan’ (bintang
tiga), ‘Tetepi’ (meteor) untuk menentukan musim menanam, silsilah, menghafal cerita leluhur
Minahasa, ahli membuat kerajinan peralatan rumahtangga seperti menenun kain, menganyam
tikar, keranjang, sendok kayu, dan gayung air. Golongan kedua adalah golongan Tona’as yang
mempunyai kata asal ‘Ta’as’. Kata ini diambil dari nama pohon yang besar dan tumbuh lurus ke
atas, dikaitkan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan kayu-kayuan seperti hutan,
rumah, senjata tombak, pedang dan panah, serta perahu. Golongan Tona’as ini juga menentukan
di wilayah mana rumah-rumah itu dibangun untuk membentuk sebuah wanua (negeri) dan
mereka juga yang menjaga keamanan negeri maupun urusan berperang.

3. Sistem Kemasyarakatan
Awu dan Taranak
Keluarga batih (rumah tangga) disebut Awu.

Bangsal
Dari perkawinan terbentuklah keluarga besar yang meliputi beberapa bangsal. Kompleks bangsal
penduduk yang berhubungan kekeluargaan dinamakan Taranak. Pimpinan Taranak dipegang
oleh Aman dari keluarga cikal bakal yang disebut Tu’ur. Tugas utama Tu’ur melestarikan
ketentuan adat.

Taranak, Roong / Wanua, Walak


Perkawinan antar anggota Taranak membentuk kompleks yang semakin luas. Akibatnya
terciptalah kompleks bangsal dalam satu kesatuan yang disebut Ro’ong atau Wanua. Wilayah
hukum Wanua meliputi kompleks bangsal itu sendiri dan wilayah pertanian dan perburuan
sekitarnya. Pemimpin Ro’ong atau Wanua disebut Ukung. Ro’ong atau Wanua dibagi dalam
beberapa bagian yang disebut Lukar. Para Ukung mempunyai pembantu yang disebut Meweteng.
Tugas mereka mulanya membantu Ukung untuk mengatur pembagain kerja dan pembagian hasil
sesuai kesepakatan.

Walak dan Pakasa’an


Pengertian walak menurut kamus Bahasa Totembuan yang dikutip Prof. G.A. Wilken tahun 1912
dapat berarti: cabang keturunan rombongan penduduk bahagian penduduk wilayah cabang-
cabang keturunan

4. Banyak turis manca negara yang berkunjung ke Taman Laut Bunaken serta pulau-pulau
menarik di sekitarnya. Menurut berita di Manado.com. tgl. 16 Oktober 2022, penumpang
internasional yang tiba dan berangkat dari Bandara Sam Ratulangi Manado selama tahun 2022,
sebanyak 23.196 orang. Mereka biasanya menginap di Kota Manado. Kota Manado diguyur
hujan dengan intensitas tinggi. Hal itu menyebabkan banjir di beberapa wilayah. Peneliti dan
pemerhati lingkungan Prof Dr Treesje Londa MSi menyatakan, banjir yang terus menggenangi
Kota Manado merupakan masalah yang kompleks. Desain pengembang perumahan tidak
mengikuti aturan pemerintah, misalnya tidak memiliki sumur resapan dan pohon pengikat air,
pembangunan yang membuat penyempitan pada aliran sungai dan buangan sampah masyarakat
yang tinggal. Masalah sosial utama lain di Kota Manado susah mencari lapangan pekerjaan,
banyak penduduk yang belum bekerja atau masih kerja serabutan. Selain itu, publik menilai
harga kebutuhan pokok yang kurang stabil. Ditambah lagi masalah sampah yang masih menjadi
masalah utama di Kota Manado. Masalah lain adalah kemacetan di Malalayang Beach Walk
(MBW), Manado, Sulawesi Utara, terus menuai sorotan masyarakat. Selain itu, dari data yang
ada, terjadi peningkatan jumlah penduduk kota Manado yang bertambah begitu cepat. Contohnya
dari tahun 2010 berjumlah: 411.500 jiwa dan pada tahun 2020 telah berjumlah 435.300 jiwa.
Berdasarkan wacana di atas, analisislah penyebab terjadinya perubahan sosial di kota Manado.
Jawaban:
Faktor penyebab perubahan sosial terjadi karena adanya ketidaksesuaian di antara unsur-unsur
sosial di masyarakat, yang saling berbeda. Karena ada perubahan sosial, masyarakat akan
menciptakan pola kehidupan baru yang berbeda dengan pola kehidupan sebelumnya. Dalam
kehidupan bermasyarakat, perubahan sosial tidak dapat dihindari, serta bakal terus terjadi
sepanjang masa. Hal ini karena manusia merupakan makhluk sosial, berakal budi, dan selalu
tidak puas dengan keadaan yang ada sehingga melakukan perubahan. Dari sudut pandang kajian
sosiologi, hakikat perubahan sosial dipahami sebagai keinginan setiap individu untuk selalu
berubah agar keadaan menjadi lebih baik sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu, cakupan
perubahan sosial pun sangat luas, sehingga perlu pengamatan secara cermat dalam melihat
fenomena ini. Pengamatan itu dilakukan dengan membandingkan kondisi kehidupan masyarakat
setelah perubahan sosial terjadi dan sebelumnya.
Konflik dapat menyebabkan perubahan sosial karena yang terlibat di dalamnya adalah
masyarakat itu sendiri. Secara umum, konflik sosial dapat disebabkan oleh 3 hal, yaitu adanya
perbedaan pendapat, perbedaan kepentingan, dan kecemburuan sosial. Contoh konflik sosial
antara lain, kebijakan yang diberlakukan pemerintah terkadang dapat menimbulkan konflik
sosial apabila terdapat perbedaan pendapat dari masyarakatnya. Apabila perbedaan pendapat dari
masyarakat cukup berseberangan dengan pandangan pemerintah, maka masyarakat dapat
melakukan demonstrasi. Hal ini kemudian dapat menyebabkan pemerintah merencanakan ulang
kebijakan tersebut agar dapat diterima oleh masyarakat luas.

Dinamika penduduk (demografi) adalah berubahnya kondisi penduduk, dan perubahan kondisi
ini dapat menyebabkan perubahan sosial di masyarakat. Terdapat 3 hal yang mempengaruhi
dinamika penduduk, yaitu natalitas (kelahiran), mortalitas (kematian), dan migrasi (perpindahan
penduduk). Contoh dari dinamika penduduk yang dapat mempengaruhi perubahan sosial adalah
kepadatan penduduk yang dapat disebabkan oleh angka kelahiran (natalitas) yang tinggi, atau
bisa juga karena migrasi penduduk ke suatu kota/daerah yang terlalu banyak.

5. Kisah Inspiratif Guru RI Ciptakan Metode Pembelajaran Inovatif saat Pandemi


https://apps.detik.com/detik/ Rabu, 27 Apr 2022 13:45 WIB Kondisi pandemi COVID-19
menjadi musibah tapi juga tantangan bagi para guru Indonesia. Mereka mau tidak mau harus
memutar otak untuk menciptakan metode pembelajaran yang efektif di tengah masa sulit
tersebut. Seperti yang dilakukan oleh Li'lli Nur Indah Sari, guru SDI Nurul Hikmah, Legok,
Kabupaten Tangerang, Banten. Wanita yang akrab disapa Lilik ini berinisiatif menerapkan
metode pembelajaran berbasis proyek (project based learning) kepada siswa kelas 1 dan 2.
Instruktur Pendidikan Guru Penggerak ini akhirnya merefleksikan isi kompetensi yang ada, yaitu
anak-anak memiliki pengalaman menerapkan aturan yang ada di rumah. Asesmen yang
digunakan asesmen berbasis proyek. Bu Lilik mengajak anak-anak untuk menceritakan aturan di
rumah masing-masing. Anak didiknya pun antusias kala menceritakan kondisi rumahnya. Anak-
anak melihat kondisi rumahnya yang perlu dibantu atau dirapikan. Proyek ini dinamakan
“Menjadi Polisi di Rumah". Analisislah 4 faktor pendukung kemajuan inovasi pendidikan
berdasarkan kegiatan Ibu Lilik tersebut.
Jawaban:
Berdasarkan soal diatas maka bisa dianalisis ada 4 faktor pendukung kemajuan inovasi
pendidikan berdasarkan kegiatan Ibu Lilik :
1. Pengajar Atau Guru
Pengajar menjadi ujung tombak pada aplikasi pendidikan adalah pihak yang sangat berpengaruh
pada proses belajar mengajar. Kepiawaian dan kewibawaan pengajar sangat memilih
kelangsungan proses belajar mengajar pada kelas juga efeknya pada luar kelas. Pengajar wajib
pintar membawa siswanya pada tujuan yang hendak dicapai. Ada beberapa hal yang bisa
membangun kewibawaan pengajar diantaranya merupakan dominasi materi yang diajarkan,
metode mengajar yang sinkron menggunakan situasi dan syarat anak didik, interaksi antar
individu, baik menggunakan anak didik juga antar sesama pengajar dan unsur lain yang terlibat
pada proses pendidikan misalnya administrator. Contohnya ketua sekolah dan rapikan bisnis dan
warga sekitarnya, pengalaman dan keterampilan mengajar itu sendiri. Dengan demikian, maka
pada pembaharuan pendidikan, keterlibatan pengajar mulai menurut perencanaan penemuan
pendidikan hingga menggunakan aplikasi dan evaluasinya memainkan kiprah yang sangat besar
bagi keberhasilan suatu penemuan pendidikan. Tanpa melibatkan mereka, maka sangat mungkin
mereka akan menolak penemuan atau inovasi yang diperkenalkan pada mereka. Hal ini karena
mereka menduga penemuan yang tidak melibatkan mereka adalah bukan miliknya yang wajib
dilaksanakan, namun sebaliknya mereka menduga akan mengganggu kenyamanan dan
kelancaran tugas mereka. Oleh karenanya, pada suatu inovasi pendidikan, gurulah yang primer
dan pertama terlibat lantaran pengajar memiliki kiprah yang luas menjadi pendidik, menjadi
orang tua, menjadi teman, sebagai motivator dan lain sebagainya.

2. Siswa
Siswa menjadi obyek primer pada pendidikan terutama pada proses belajar mengajar. Peserta
didik memegang kiprah yang sangat dominan. Dalam proses belajar mengajar, peserta didik bisa
memilih keberhasilan belajar melalui penggunaan intelegensi, daya motorik, pengalaman,
kemauan, dan komitmen yang ada pada diri mereka tanpa terdapat paksaan. Hal ini sanggup
terjadi bila peserta didik pula dilibatkan pada proses inovasi pendidikan, walaupun hanya
mengenalkan pada mereka tujuan menurut dalam perubahan itu mulai menurut perencanaan
hingga menggunakan aplikasi. Sebagai akibatnya apa yang mereka lakukan adalah tanggung
jawab serta yang wajib dilaksanakan menggunakan konsekuen. Peran peserta didik pada inovasi
pendidikan ini tidak kalah pentingnya menggunakan kiprah unsur-unsur lainnya, lantaran peserta
didik sanggup menjadi penerima pelajaran, pemberi bahan ajar dalam sesama temannya,
petunjuk, dan bahkan menjadi pengajar. Oleh karenanya, pada memperkenalkan inovasi
pendidikan hingga menggunakan penerapannya, peserta didik perlu diajak atau dilibatkan
sebagai akibatnya mereka nir saja mendapat dan melaksanakan penemuan tadi, namun pula
mengurangi resistensi misalnya yang diuraikan sebelumnya.
3. Kurikulum
Kurikulum pendidikan, lebih sempit lagi kurikulum sekolah mencakup acara pedagogi dan
perangkatnya adalah panduan pada aplikasi pendidikan dan pedagogi pada sekolah. Oleh
karenanya kurikulum sekolah dipercaya menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan pada proses
belajar mengajar pada sekolah. Sebagai akibatnya pada aplikasi inovasi pendidikan, kurikulum
memegang peranan yang sama menggunakan unsur-unsur lain pada pendidikan. Tanpa adanya
kurikulum dan tanpa mengikuti acara-acara yang terdapat pada dalamya, maka penemuan
pendidikan tidak akan berjalan sinkron menggunakan tujuan penemuan itu sendiri. Oleh
karenanya, pada pembaharuan pendidikan, perubahan itu hendaknya sinkron menggunakan
perubahan kurikulum atau perubahan kurikulum diikuti menggunakan pembaharuan pendidikan
dan tak mungkin perubahan menurut kedua-duanya akan berjalan searah.

4. Fasilitas
Fasilitas, termasuk wahana dan prasarana pendidikan, tidak bisa diabaikan pada pada proses
pendidikan khususnya pada proses belajar mengajar. Dalam pembaharuan pendidikan, tentu saja
fasilitas adalah hal yang ikut mensugesti kelangsungan penemuan yang akan diterapkan. Tanpa
adanya fasilitas, maka aplikasi penemuan pendidikan akan sanggup dipastikan tidak akan
berjalan menggunakan baik.

Anda mungkin juga menyukai