Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH METODE MENYIMAK

Disusun oleh:

Eka Arif Firmansyah (2310221010)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan
kekuatan kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Filsafat
Pendidikan Pancasila. Tidak lupa juga sholawat serta salam tetap tercurah limpahkan kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jalan kegelapan
menuju jalan yang terang benderang ini. Pentingnya kemampuan menyimak dalam proses belajar
bahasa tidak dapat diabaikan. Kemampuan ini tidak hanya memungkinkan kita untuk memahami
dengan baik apa yang orang lain sampaikan, tetapi juga membantu memperkaya kosakata dan
memahami nuansa linguistik. Dalam konteks ini, metode menyimak menjadi landasan yang
penting dalam membangun kompetensi bahasa yang kuat. Artikel ini akan mengulas metode
menyimak serta strategi efektif untuk meningkatkan kemampuan menyimak kita.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................5
1.3 Tujuan...............................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
2.1 Metode Langsung.............................................................................................................6
2.2 Metode komunikatif.........................................................................................................6
2.3 Metode Integratif..............................................................................................................7
2.4 Metode Tematik..............................................................................................................12
2.5 Metode Konstruktivitas..................................................................................................12
2.6 Metode Konteksual.........................................................................................................12
BAB III.....................................................................................................................................13
PENUTUP................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Latar belakang keterampilan menyimak melibatkan kemampuan seseorang untuk aktif


mendengarkan dan memahami informasi yang disampaikan melalui berbicara atau media
audio. Keterampilan ini berkembang sepanjang hidup dan dapat dipengaruhi oleh
sejumlah faktor, termasuk. Pengalaman awal, Kemampuan menyimak sering dimulai
sejak anak-anak, ketika mereka mendengarkan orang tua dan anggota keluarga berbicara.
Pengalaman ini membentuk dasar pemahaman bahasa dan intonasi. Pendidikan sekolah
memberikan kesempatan untuk memperluas keterampilan menyimak. Guru membimbing
siswa dalam mendengarkan pelajaran dan materi pelajaran.
Konteks sosial, Interaksi sosial dengan teman sebaya dan keluarga juga berperan
dalam pengembangan keterampilan menyimak. Komunikasi sehari-hari mengasah
pemahaman terhadap bahasa dan bahasa tubuh. Media, Menyimak berita, podcast, musik,
dan program televisi juga berdampak pada keterampilan menyimak. Media memberikan
eksposur yang beragam terhadap bahasa dan budaya. Latihan dan Kesadaran*: Kesadaran
diri terhadap pentingnya keterampilan menyimak dan latihan yang terus-menerus
membantu meningkatkannya. Ini termasuk mempraktikkan aktif mendengarkan dalam
percakapan sehari-hari.
Bahasa Asing, Jika seseorang mempelajari bahasa asing, keterampilan menyimak
berperan penting dalam memahami percakapan dan teks dalam bahasa tersebut.
Teknologi, Perkembangan teknologi, seperti aplikasi pembelajaran dan platform e-
learning, dapat membantu melatih keterampilan menyimak. Minat Pribadi, Ketertarikan
pada topik tertentu atau keinginan untuk memahami informasi mendalam dapat
memotivasi seseorang untuk meningkatkan keterampilan menyimak terhadap topik
tersebut. Dengan latar belakang yang beragam ini, keterampilan menyimak menjadi kunci
dalam berkomunikasi efektif, memahami informasi, dan membangun pengetahuan yang
kuat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perbandingan efektivitas antara metode tradisional dan metode berbasis
teknologi dalam meningkatkan keterampilan menyimak siswa di lingkungan pendidikan
modern?

2. Apakah terdapat perbedaan signifikan dalam hasil pembelajaran antara metode


keterampilan menyimak yang berfokus pada konten akademis dan metode yang berfokus
pada situasi komunikasi sehari-hari?

3. Bagaimana penggunaan metode keterampilan menyimak yang berintegrasi dengan


keterampilan berbicara dan menulis memengaruhi pemahaman bahasa secara keseluruhan
pada siswa yang belajar bahasa asing di tingkat sekolah menengah?

1.3 Tujuan
1. Meningkatkan Kemampuan Mendengarkan: Tujuan utama adalah meningkatkan
kemampuan individu dalam mendengarkan dengan cermat dan memahami informasi lisan
dalam berbagai konteks dan situasi.

2. Peningkatan Kemampuan Berkomunikasi: Dengan keterampilan menyimak yang lebih


baik, individu dapat merespons dengan lebih baik dalam percakapan, diskusi, atau
interaksi komunikasi lainnya.

3. Pengembangan Keterampilan Berfokus pada Tujuan: Dalam beberapa kasus, tujuannya


adalah membantu individu mengembangkan keterampilan menyimak yang lebih khusus,
seperti menyimak berita, wawancara, atau berbicara dengan penutur asli dalam bahasa
tertentu.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Metode Langsung


Metode langsung menyimak adalah suatu pendekatan di mana seseorang mendengarkan dan
mencerna informasi secara aktif tanpa melakukan catatan tertulis atau menghasilkan produk
yang ditulis. Pendekatan ini sering digunakan dalam situasi-situasi seperti kuliah atau
presentasi, di mana pendengar berfokus pada mendengarkan dengan cermat untuk
pemahaman dan tidak harus mencatat. Pendekatan ini dapat berguna untuk memahami
konsep secara mendalam sebelum meneruskannya ke tahap selanjutnya, seperti membuat
catatan atau memproduksi hasil tertulis.

Contoh : Kuliah di kelas, Saat seorang mahasiswa mendengarkan pengajar dan fokus
sepenuhnya pada materi yang diajarkan tanpa mencatat atau mengganggu diri dengan tugas
tertulis. Tujuannya adalah memahami materi sebaik mungkin.

2.2 Metode komunikatif


Metode komunikatif dalam menyimak adalah pendekatan yang fokus pada pemahaman
konteks dan makna pesan yang disampaikan dalam berbagai situasi komunikasi. Tujuannya
adalah untuk memahami pesan secara menyeluruh, termasuk aspek non-verbal seperti
ekspresi wajah, intonasi, dan bahasa tubuh, serta memahami pesan secara lebih mendalam
daripada sekadar pemahaman kata-kata. Berikut adalah beberapa poin kunci dari metode
komunikatif dalam menyimak.

Contoh : Fokus pada komunikasi kontekstual, Pendengar berusaha memahami pesan dalam
konteks situasi komunikasi yang sebenarnya, seperti percakapan sehari-hari atau dialog
dalam bahasa asing.
2.3 Metode Integratif
Metode integratif dalam mendengarkan atau menyimak adalah pendekatan yang
menggabungkan berbagai teknik dan strategi untuk memahami dengan lebih baik apa yang
sedang didengarkan. Ini melibatkan pemahaman lebih dalam melalui integrasi aspek-aspek
seperti ekspresi verbal, non-verbal, konteks, dan emosi yang terkait dengan apa yang sedang
disampaikan oleh pembicara. Ini adalah metode yang membantu dalam memahami pesan
secara lebih menyeluruh dan mendalam. Beberapa teknik dalam metode integratif menyimak
meliputi aktif mendengarkan, mengidentifikasi perasaan yang terkait, menangkap isyarat
non-verbal, dan menciptakan pemahaman yang lebih holistik terhadap pesan yang
disampaikan oleh pembicara. Jenis-jenis metode Integratif sebagai berikut :

1.) Simak ulang ucap

Simak ulang ucap adalah suatu tindakan atau metode yang melibatkan pengulangan atau
perulangan ucapan atau pesan yang telah disampaikan oleh seseorang. Tujuan dari "simak
ulang ucap" adalah untuk memastikan bahwa pesan atau informasi yang disampaikan telah
dipahami dengan benar. Ini sering digunakan dalam konteks komunikasi untuk menghindari
kesalahpahaman.

Contoh : Ketika seorang guru mengajar di kelas dan meminta siswa untuk mengulangi
kembali definisi suatu konsep, hal itu merupakan contoh dari "simak ulang ucap" untuk
memastikan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.

2.) Simak kerjakan

Merupakan pernyataan yang umumnya digunakan untuk menunjukkan bahwa seseorang akan
melaksanakan atau menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan dengan penuh tanggung jawab.
Ini adalah cara untuk mengindikasikan komitmen untuk menyelesaikan sesuatu. Contoh-
contoh dari penggunaan pernyataan ini termasuk:

Contoh : Dalam Konteks Pekerjaan, Seorang manajer kepada seorang karyawan bisa
mengatakan, "Saya akan simak kerjakan laporan ini dan berikan hasilnya besok pagi.
3.) Simak terka

Simak terka adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dengan memberikan deskripsi
benda yang akan diterka, selanjutnya meminta penyimak untuk menerka benda tersebut
sesuai dengan deskripsi yang telah disampaikan.

Contoh : Andi tiba-tiba merasa hujan akan segera turun. Dia melihat langit mendung dan
menggumpal awan. Tanpa payung, dia memutuskan untuk segera mencari tempat berteduh.

4.) Simak tulis

Metode keterampilan menyimak yang dalam kegiatannya guru membacakan suatu kata,
kalimat, atau cerita, kemudian siswa menuliskan yang diucapkan guru tersebut.

Contoh : Saya melihat matahari terbenam di balik gunung, catatannya menjelaskan bahwa
langit memerah dengan awan-awan berbentuk seperti kapas di horison.

5.) Memperluas kalimat

Perubahan kalimat tunggal menjadi lebih luas. Perluasan kalimat tunggal itu dapat dilakukan
dengan menambahkan unsur keterangan. Keterangan tersebut antara lain dapat berupa
keterangan cara, keterangan alat, keterangan kesertaan, dan keterangan saling.

Contoh : Kalimat awal "Dia bermain sepak bola."

Kalimat diperluas: "Di lapangan hijau yang luas di pinggir desa, dia dengan penuh semangat
bermain sepak bola bersama teman-temannya, mengoper bola dengan terampil, dan mencoba
mencetak gol dalam pertandingan yang berlangsung hingga matahari mulai terbenam."

6.) Bisik berantai

Bisik berantai adalah suatu pesan yang dilakukan secara berantai. Permainan ini bertujuan
untuk menajamkan keterampilan mendengarkan dan berbicara (Depdikas), secara umum
permainan bisik berantai adalah suatu permainan yang dilakukan secara berkelompok,
dengan cara membisikkan pesan secara berantai.
Contoh : Pesan awal "Kucing hitam tidur di atap."Setelah beberapa orang "Pesawat kertas
bermain di pantai."

8.) Identifikasi kalimat topik

Identifikasi kalimat topik adalah proses mengenali kalimat utama atau pokok dari suatu teks
atau paragraf. Kalimat ini memberikan informasi terpenting atau ide pokok dari teks tersebut.

Contoh : • Paragraf: "Keindahan alam dan lingkungan yang bersih adalah aset berharga bagi
sebuah kota. Dalam upaya melestarikan keasrian alam, berbagai taman kota telah dibangun di
berbagai sudut kota kami."

• Kalimat Topik: "Keindahan alam dan lingkungan yang bersih adalah aset berharga bagi
sebuah kota."

Kalimat di atas adalah kalimat yang merangkum ide utama dari paragraf tersebut, yaitu
pentingnya keindahan alam dan lingkungan yang bersih bagi sebuah kota.

9.) Metode menyelesaikan cerita

Metode menyelesaikan cerita adalah pendekatan atau teknik yang digunakan untuk mencapai
resolusi atau akhir cerita. Ini melibatkan langkah-langkah atau strategi tertentu yang
pengarang gunakan untuk mengakhiri plot cerita dengan cara yang memuaskan atau
membangkitkan pemahaman yang lebih dalam terkait tema atau pesan yang ingin
disampaikan. Metode ini dapat bervariasi tergantung pada genre dan tujuan dari cerita yang
ditulis.

Contoh: • Akhir bahagia: Misalnya, dalam cerita Cinderella, akhir bahagia terjadi ketika
Cinderella menemukan sepatu kacanya yang hilang, menikahi pangeran, dan hidup bahagia
selamanya.

• Akhir ttragis: Dalam tragedi Shakespeare "Romeo and Juliet," cerita berakhir tragis ketika
kedua tokoh utama, Romeo dan Juliet, bunuh diri setelah serangkaian kesalahpahaman dan
konflik, menghasilkan kematian mereka.
10.) Menjawab pertanyaan

Menjawab pertanyaan adalah memberikan respons yang sesuai atau informatif terhadap
pertanyaan yang diajukan, dengan tujuan memberikan pemahaman atau informasi yang
diinginkan oleh pihak yang bertanya.

Contoh:

• Pertanyaan: "Apa nama Anda?"

Jawaban: "Nama saya adalah John."

• Pertanyaan: "Berapa usia Anda?"

Jawaban: "Saya berusia 30 tahun."

• Pertanyaan: "Apa yang Anda lakukan pekerjaan?"

Jawaban: "Saya bekerja sebagai seorang guru."

11.) Merangkum

Terkadang kita sulit untuk memahami ide sebuah tulisan yang panjang dan tidak jarang juga
kita kemudian membuat rangkuman atau ringkasan dari sebuah tulisan tersebut untuk
membantu memahami ide-ide dari si penulis. Hal serupa juga dilakukan manakala kita ingin
menyalin tulisan dalam bahasa lain atau karya tulis tertentu yang inti tulisannya ingin kita
ketahui.

Menyajikan sebuah tulisan dari seorang pengarang ke dalam sebuah sajian tulisan yang
ringkas bukan hal yang mudah. Kita harus membaca dengan cermat dan memerhatikan ketika
kita harus menuliskannya secara ringkas. Hal ini berkaitan dengan upaya kita untuk
menangkap gagasan atau ide dari pengarang. Langkah meringkas bisa kita pakai untuk
mengetahui maksud dan tujuan pengarang juga dalam rangka menyajikan sebuah tulisan ke
dalam bentuk yang ringkas, padat, dan tetap berpatokan pada ide asli pengarang.

Dalam hal ini, yang harus kita perhatikan dalam membuat sebuah rangkuman adalah
mempertahankan urutan asli dari ide asli pengarang. Akan tetapi, jangan kita
mencampuradukkan pengertian tersebut ketika kita akan membuat sebuah ikhtisar. Patokan
akan kedua hal tersebut ada perbedaannya. Dalam membuat ikhtisar, kita tidak perlu
mempertahankan urutan karangan asli dan tidak perlu memberikan isi dari seluruh karangan
itu secara proporsional (Keraf 1984:262).

Berikut akan kita bahas tentang batasan arti rangkuman. Rangkuman diartikan sebagai
penyajian singkat dari suatu karangan asli tetapi tetap mempertahankan urutan isi dan sudut
pandang pengarang asli. Sedangkan perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara
proporsional tetap dipertahankan dalam bentuknya yang singkat itu (Keraf 1984:262).
Dengan kata lain, rangkuman adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu
karangan yang panjang dalam bentuk singkat.

Contoh:

• Teks Asli (Judul Artikel): "Penemuan Terbaru dalam Bidang Kesehatan Membuka Peluang
Baru untuk Pengobatan Kanker"

Ringkasan:

"Dalam artikel terbaru, peneliti mengumumkan penemuan penting yang dapat mengubah cara
kita memahami dan mengobati kanker. Mereka menemukan molekul khusus dalam sel-sel
kanker yang dapat menjadi target potensial untuk terapi. Penemuan ini membuka pintu untuk
pengembangan obat-obatan yang lebih efektif dan tepat sasaran dalam mengatasi kanker,
dengan harapan meningkatkan tingkat kesembuhan pasien."

Dalam ringkasan ini, informasi kunci tentang penemuan dalam bidang kesehatan dan potensi
dampaknya terhadap pengobatan kanker disajikan secara singkat tanpa perlu mencantumkan
semua detail dari artikel asli.

12.) Parafrasa

Parafrasa berarti pengungkapan kembali suatu tuturan dan sebuah tingkatan atau macam
bahasa menjadi yang lain tanpa merubah pengertian; Parafrasa juga dapat diartikan sebagai
penguraian kembali suatu teks dalam bentuk yang lain, dengan maksud untuk dapat
menjelaskan makna yang tersembunyi. Parafrasa digunakan sebagai teknik untuk
menjelaskan sesuatu menggunakan kalimat yang berbeda namun memiliki makna yang sama.
Untuk mengenali parafrasa, mesin perlu untuk mengenali frasa-frasa yang berbeda namun
memiliki makna yang sama. Seperti contoh, dalam kalimat “Bekerja dari pagi” mesin dapat
mengenali bahwa kalimat tersebut sejenis dengan “Berbakti dari subuh”. Dalam bahasa
Indonesia, terdapat prefiks, sufiks, infiks, dan konfiks pada struktur bahasa sehingga sulit
untuk menyocokkan kata yang berkaitan. Untuk menghadapi permasalahan diatas maka
dibutuhkan sebuah proses yang dinamakan identifikasi parafrasa. Identifikasi parafrasa
adalah proses untuk mengenali apakah sepasang kalimat memiliki makna yang sama atau
tidak. Dalam identifikasi parafrasa, dilakukan preprocessing untuk meningkatkan kualitas
data. Preprocessing terdiri dari tokenization, normalization, stopword removal dan stemming.

Contoh:

• Kalimat asli: "Sekolah ditutup selama dua minggu karena cuaca buruk."

Parafrase:"Karena cuaca yang buruk, sekolah harus menutup selama periode dua minggu."

Dalam parafrase ini, makna kalimat asli tetap sama, tetapi strukturnya sedikit diubah.

2.4 Metode Tematik


Metode tematik adalah pendekatan dalam pengajaran yang memusatkan pembelajaran pada
suatu tema atau topik tertentu. Dalam metode ini, berbagai mata pelajaran seperti bahasa,
matematika, sains, dan lain-lain diintegrasikan ke dalam tema yang sama untuk
memungkinkan siswa memahami hubungan antar-materi secara lebih holistik.

Contoh : Pembelajaran Berbasis Masalah, Siswa dihadapkan pada masalah kompleks yang
terkait dengan tema tertentu, dan mereka bekerja sama untuk mencari solusi atau pemecahan
masalah

2.5 Metode Konstruktivitas


Metode konstruktivitas merupakan pendekatan dalam proses pembelajaran di mana siswa
secara aktif terlibat dalam membangun pengetahuan dan pemahaman mereka sendiri melalui
pengalaman, refleksi, dan interaksi dengan materi pelajaran.

Contoh :
1. Pembelajaran Berbasis Proyek: Siswa diberi proyek atau tugas kompleks yang memerlukan
mereka untuk menyelidiki, merancang, dan menciptakan sesuatu. Ini memungkinkan mereka
untuk membangun pengetahuan melalui pengalaman praktis.

2. Diskusi Terbimbing: Guru memfasilitasi diskusi kelas di mana siswa diajak untuk berbagi
ide, berdebat, dan mencari solusi bersama. Ini membantu siswa membangun pemahaman
melalui interaksi sosial.

2.6 Metode Konteksual


Metode kontekstual adalah pendekatan dalam proses pembelajaran yang menekankan
pentingnya menghubungkan materi yang dipelajari dengan konteks kehidupan nyata atau
situasi yang relevan bagi siswa. Metode ini bertujuan untuk membuat pembelajaran lebih
bermakna dan memungkinkan siswa untuk mengaitkan konsep-konsep abstrak dengan
pengalaman konkret.

Contoh : Simulasi: Siswa terlibat dalam aktivitas yang meniru situasi nyata. Contohnya,
simulasi bisnis, simulasi medis, atau simulasi situasi keadaan darurat.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metode keterampilan menyimak adalah pendekatan yang digunakan untuk meningkatkan
kemampuan seseorang dalam mendengarkan dan memahami informasi secara efektif.
Kesimpulan mengenai metode ini adalah bahwa ia melibatkan sejumlah langkah dan strategi,
seperti fokus pada pembicara, aktif dalam mengajukan pertanyaan, mencatat poin penting,
dan menghindari gangguan, yang semuanya bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan
retensi informasi yang didengarkan. Metode keterampilan menyimak menjadi penting dalam
berbagai konteks, termasuk pendidikan, komunikasi, dan kehidupan sehari-hari, karena
kemampuan mendengarkan yang baik adalah kunci untuk komunikasi yang efektif dan
pemahaman yang mendalam.
DAFTAR PUSTAKA

Brown, H. Douglas. "Principles of Language Learning and Teaching." Pearson Education,


2007.

Richards, Jack C., and Rodgers, Theodore S. "Approaches and Methods in Language
Teaching." Cambridge University Press, 2001.

Vandergrift, Larry. "Second Language Listening: Theory and Practice." Cambridge


University Press, 2007.

Sanusi, Anwar. "Peningkatan Hasil Pembelajaran Menyimak dengan Teknik Identifikasi Kata
Kunci." Jurnal Membaca Bahasa dan Sastra Indonesia 4.1 (2019): 1-8.

Anda mungkin juga menyukai