Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

STRUKTUR INDUSTRI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: EKONOMI INDUSTRI

Dosen Pengampu : Suprihatin Lestari, S.Kom.I., M.E.

Disusun Oleh :

KHATIBUL UMAM (21.23.1076)

INDAH RAHMASARI (21.23.994)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

STAI AN NADWAH KUALA TUNGKAL

TAHUN AJARAN 2023


KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas inayah-Nya sehingga
makalah ini bisa terselesaikan tanpa ada halangan apapun.
Shalawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
yang telah membawa manusia dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh dengan ilmu
pengetahuan.
Sebelumnya kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, oleh sebab
itu sudikah kiranya bagi para pembaca memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan
makalah yang akan datang.
Semoga dengan terbitnya makalah ini bisa menjadi bahan tambahan ilmu bagi para
pembaca dan khususnya bagi kami sendiri, sehingga menjadi amal yang tidak pernah putus.
Amiiin..
Wassalamu’alaikum wr. Wb

Kuala Tungkal, September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3

BAB I....................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.............................................................................................................................4

A. Latar Belakang.......................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah..................................................................................................................4

BAB II...................................................................................................................................................5

PEMBAHASAN................................................................................................................................5

1. Koefisien Entropi...................................................................................................................5

2. Koefisien Gini........................................................................................................................6

3. Kurva Lorenz.........................................................................................................................7

BAB III..................................................................................................................................................8

PENUTUP.........................................................................................................................................8

A. Kesimpulan............................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Industri merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan ekonomi dan
kemajuan suatu negara. Industri perlu dikembangkan secara seimbang dan terpadu
dengan melibatkan peran serta masyarakat secara aktif dalam usaha mendayagunakan
secara optimal seluruh sumber daya alam, sumber daya manusia yang tersedia.
Pembangunan industri merupakan pembangunan ekonomi jangka panjang untuk
mencapai struktur ekonomi yang seimbang.
Industri dalam pengembangannya sangat berhubungan dengan kesejahteraan
rakyat, oleh karena itu sedapat mungkin pengembangan industri mampu meningkatkan
pendapatan, sehingga tujuan akhir kesejahteraan rakyat dapat tercapai melalui usaha
peningkatan pendapatan. Industri yang berkembang di daerah perdesaan pada umumnya
industri kecil dan industri rumah tangga. Industri yang berkembang di perdesaan
memberi peluang untuk bekerja di luar usaha tani, baik sebagai usaha pokok maupun
usaha 2 sampingan dalam memanfaatkan waktu luang setelah bekerja di sektor lainnya
seperti perdagangan maupun jasa.
Dalam dunia indusrti agar industry tersebut dapat berjalan dengan baik terdapat
beberapa struktur dan beberapa metode penghitungan terkait distribusi pendapatan,
seperti Koefisien Entropi, Koefisien Gini dan Kurva Lorenz hambatan pasar

B. Rumusan Masalah
1 Apa itu Koefisien Entropi?
2 Bagaimana cara menghitung Koefisien Gini ?
3 Bagaimana cara membuat Kurva Lorenz hambatan pasar ?
BAB II

PEMBAHASAN

1. Koefisien Entropi
Koefisien entropi (E) merupakan alat ukur konsentrasi industri yang berbasis
pada penjumlahan tertimbang dari pangsa pasar setiap perusahaan dalam industri di
mana bobot yang digunakan merupakan logaritma natural dari invers pangsa pasar.
Secara matematis, koefisien entropi dapat dirumuskan sebagai berikut:

( )
N
1
E=∑ S i log
❑e
i=1 Si

Di mana si adalah pangsa pasar perusahaan i dalam industri yang dikaji, N


adalah banyaknya perusahaan dalam industri yang dikaji. Penginterpretasi nilai E
berkebalikan dari ketiga jenis proksi konsentrasi industri yang sebelumnya dibahas.
Nilai E yang tinggi mengindikasikan tingkat konsentrasi industri yang rendah.
Sebaliknya, nilai E yang rendah mengindikasikan tingkat konsentrasi yang tinggi.
Besarnya nilai E sangat tergantung oleh jumlah perusahaan di dalam industri.
Untuk menghilangkan efek dari jumlah perusahaan yang berbeda antara
industri yang berbeda (misalnya dalam kasus pembandingan tingkat konsentrasi
antara 2 industri) dapat digunakan penyesuaian koefisien entropi, yaitu koefisien
entropi relatif (RE). Nilai suatu industri dapat dihitung sebagai berikut:

[ ]
N
1 1 1
ℜ= = x ∑ S log
i e( )
log e(N ) log e (N ) i=1 S1
Nilai minimum RE adalah 0 (industri terdiri dari 1 perusahaan saja), sementara
nilai maksimum RE adalah 1 (industri terdiri dari sejumlah perusahaan dengan pangsa
pasar yang sama.
Tabel 5.6 Perhitungan Koefisien Entropi Berbasis Data Industri Kereta Api
Log s x Log
Perusahaan jumlah penumpang S 1/s
(1/s) (1/s)
PT. Kereta Api Indonesia 393.000.000 0,54438 1,84 0,609 0,33
PT. Commuter Line 315.800.000 0,43743 2,29 0,828 0,36
PT. Kereta Api Pariwisata 992.343 0,00138 72,463 4,283 0,01
PT. Railink 12.142.080 0,01681 59,488 4,085 0,07
Total 721.934.423 1 0,77

[ ]
N
1 1 1
ℜ= = x ∑ S log e( )
log e(N ) log e (N ) i=1 i S1

ℜ=
1
=
[ 1
log e(4) log e (4 ) ]
x 0,77

ℜ=
1
=
1
[ ]
log e(4) 1 ,38
x 0,77 = 0,55

2. Koefisien Gini
Indeks Gini, Rasio Gini atau Koefisien Gini merupakan ukuran ketimpangan
agregat yang pertama kali dikembangkan oleh statistikus Italia bernama Corrado Gini
dan di publikasikan pada tahun 1912 (International NGO Forum on Indonesia
Development, 2018). Menurut Todaro dan Smith (2006) ketimpangan pendapatan
merupakan suatu kondisi dimana distribusi pendapatan 17 yang diterima masyarakat
tidak merata. Indeks Gini dinyatakan dalam angka yang bernilai 0 sampai 1. Jika Indeks
Gini bernilai 0 berarti tingkat kemerataan sempurna, sedangkan jika bernilai 1 berarti
tingkat ketimpangan sempurna.

Menurut BPS (2017) Indeks Gini didasarkan pada Kurva Lorenz, yakni sebuah
kurva pengeluaran kumulatif yang membandingkan distribusi dari suatu variabel tertentu
(misalnya pendapatan) dengan distribusi uniform (seragam) yang mewakili persentase
kumulatif penduduk. Indeks Gini membantu pemerintah dalam menganalisis tingkat
kemampuan ekonomi masyarakat karena menjadi indikator derajat keadilan dalam suatu
negara. Rumus menghitung nilai Rasio Gini atau Indeks Rumus Gini Ratio adalah
sebagai berikut: (Arsyad, 2010:290).

𝐺𝑅 = 1 − ∑ 𝑓𝑖 [𝑌𝑖 + 𝑌𝑖 − 1]
Keterangan:

𝑓𝑖 = jumlah persen (%) penerima pendapatan kelas ke i.

𝑌𝑖 = jumlah kumulatif (%) pendapatan pada kelas ke i.

Nilai GR terletak antara nol sampai dengan satu.

Bila GR = 0, ketimpangan pendapatan merata sempurna, artinya setiap orang


menerima pendapatan yang sama dengan yang lainnya.

Bila GR = 1 artinya ketimpangan pendapatan timpang sempurna atau pendapatan


itu hanya diterima oleh satu orang atau satu kelompok saja.

3. Kurva Lorenz
Kurva Lorenz menggambarkan distribusi kumulatif pendapatan nasional di
kalangan penduduk. Kurva ini terletak di dalam sebuah bujur sangkar yang sisi tegaknya
merepresentasikan persentase kumulatif pendapatan nasional, sedangkan sisi datarnya
merepresentasikan persentase kumulatif penduduk. Kurvanya ditempatkan pada diagonal
bujur sangkar tersebut. Kurva Lorenz yang semakin dekat ke diagonal (semakin lurus)
menandakan bahwa distribusi pendapatan nasional yang semakin merata, sebaliknya jika
kurva Lorenz semakin jauh dari diagonal (semakin lengkung), maka menunjukkan
keadaan 6 yang semakin buruk, dan distribusi pendapatan nasional semakin timpang dan
tidak merata (Arsyad, 1997)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Koefisien entropi merupakan alat ukur konsentrasi industri yang berbasis pada
penjumlahan tertimbang dari pangsa pasar setiap perusahaan dalam industri di mana bobot
yang digunakan merupakan logaritma natural dari invers pangsa pasar. Koefisien Gini
merupakan ukuran ketimpangan agregat yang pertama kali dikembangkan oleh statistikus
Italia bernama Corrado Gini dan di publikasikan pada tahun 1912 (International NGO Forum
on Indonesia Development, 2018). Menurut Todaro dan Smith (2006) ketimpangan
pendapatan merupakan suatu kondisi dimana distribusi pendapatan 17 yang diterima
masyarakat tidak merata. Kurva Lorenz menggambarkan distribusi kumulatif pendapatan
nasional di kalangan penduduk.
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/22994/BAB%20II.pdf?sequence=6

https://e-journal.uajy.ac.id/25524/3/17%2011%2023339%202.pdf

https://eprints.uny.ac.id/18071/3/BAB%20I%20-%2008.06.043%20Dan%20p.pdf

Anda mungkin juga menyukai