dimiliki, saat ini perekonomian dunia sedang berada di ancaman resesi ekonomi.
Saat ini dunia berada dalam suatu siklus volatilitas ekonomi, karena perubahan
geopolitik, ekonomi, ekologi, dan akhirnya berdampak pada perekonomian global
(IMF 2022). Menurut IMF (2022), inflasi sedang meningkat dengan tingkat yang
sangat tinggi dipicu oleh Perang Rusia-Ukraina, kekeringan di wilayah Asia dan
Afrika, dan Pandemi COVID-19 yang menekan pengeluaran rumah tangga.
Menurut World Bank dalam Global Economic Prospects (2022), dunia akan
mengalami resesi pada tahun 2023 dengan pertumbuhan ekonomi di tingkat -0,2%
dan di negara maju turun -1,2% dan di negara berkembang turun -1,2%.
Hal ini merupakan implikasi bahwa kebijakan kontraktif dari kebijakan
moneter sebetulnya memiliki tujuan untuk mengurangi inflasi yang terjadi di
berbagai negara, tetapi hal ini juga dipicu oleh kebijakan dari The Fed yang terlalu
agresif dalam menikan suku bunga, karena di Amerika Serikat sendiri harga pupuk,
makanan, dan mulai muncul kelaparan ekstrem juga harus diatasi (World Bank
2022). COVID-19 memiliki keunikan terutama dalam fiskal, moneter, dan rantai
pasok yang meliputi jaringan ke dalam dan keluar, menciptakan siklus permintaan
baru di Pandemi COVID-19, sejak 2020 yang menciptakan perubahan asimetri
sehingga kecepatan perubahan dari masing-masing bagian berbeda, tetapi
dipaksakan untuk mengikuti permintaan yang meningkat akibat perdagangan dunia
pasca COVID-19 (European Central Bank 2022).
Fenomena-fenomena tersebut mendukung tekanan terhadap rantai pasok
yang mulai terjadi sejak 2021 (European Central Bank 2022). Hal tersebut
menyebabkan ketidakseimbangan supply dan demand yang pada akhirnya
menyebabkan kenaikan harga dan inflasi (European Central Bank 2022). Ternyata
hal ini didorong oleh melemahnya impor barang dari Tiongkok akibat kebijakan
lockdown yang diberlakukan disana sehingga negara maju terutama negara di
Benua Eropa dan Amerika yang tentunya mempengaruhi seluruh dunia dan
membatasi kapasitas produksi (European Central Bank 2022). Hal ini juga
diperparah dengan Perang Rusia-Ukraina yang melahirkan sanksi dari Uni Eropa
terhadap gas bumi dan nikel sehingga pasokan energi di Eropa berkurang dan
membuat ekspor gandum dunia dari Laut Hitam tertahan sehingga terjadi kenaikan
harga pangan dunia (IMF 2022).
Hal ini membuat IMF (2022) meramalkan bahwa pada tahun 2022 bakal
terjadi pengurangan output sebesar 80% dan output yang berkurang ini
menyebabkan inflasi menjadi tinggi sehingga menimbulkan resesi ekonomi.
Berdasarkan laporan dari ASCRI (2022), rantai pasok memiliki nilai 39,8 pada
kuartial pertama tahun 2022 turun dari 44,9 yang ternyata sudah dibawah standar,
yaitu 40 dan diklasifikasikan risiko yang dihadapi “sangat tinggi”. Risiko-risiko
yang dihadapi mulai dari Perang Rusia-Ukraina, COVID-19, dan resesi eknomi
menjadi endemi bagi rantai pasok dunia (ASCRI 2022). Profesi penyediaan barang
harus terus bekerja untuk menyediakan barang, tetapi jika risiko tersebut tidak dapat
dihindari kemungkinan aktivitas terganggu (ASCRI 2022).
Logistik pertanian mengalami gangguan, karena diblokirnya pelabuhan
sehingga banyak makanan yang tertahan di Ukraina (ASCRI 2022). Harga gandum
naik 34% year-on-year pada bulan Maret 2022, minyak goreng naik 58% year-to-
year, dan harga pangan naik 30% year-on-year (ASCRI 2022). Hal ini mengganggu
aliran pasokan makanan dan menambah tantangan dan risiko dari rantai pasok dunia
yang juga sudah terbatas, contohnya mencari barang substitusi dari gandum,
5
makanan pokok untuk orang Iran yang didominasi oleh roti yang dipengaruhi oleh
kenaikan harga gandum (ASCRI 2022).
Masalah logistik lain yang harus dihadapi adalah ditutupnya dua pelabuhan
terbesar di dunia, yaitu Shanghai dan Shenzhen menyebabkan 24% dari rantai
kontainer dunia tertahan di luar Tiongkok (ASCRI 2022). Masalah ini
menyebabkan pembatasan ekonomi yang menyebabkan terbatasnya ruang gerak
untuk pegawai dan penurunan output (ASCRI 2022). Saat ekonomi dunia sedang
mengalami perlambatan akibat resesi, ekonomi Indonesia sedang meningkat drastis
pada tiga kuartal tahun 2022 akibat peningkatan harga komoditas global yang tinggi
seperti nikel, minyak kelapa sawit, dan nikel (OECD 2022). Ekspor meningkat 36%
lebih tinggi daripada tahun sebelumnya dan pemulihan pariwisata sedang
dilanjutkan (OECD 2022). Meskipun ada hal positif yang diambil, tetapi tekanan
inflasi mencapai 6% pada September 2022 dan inflasi inti sebesar 3,2% juga
meningkat yang membuat Bank Indonesia melakukan peningkatan suku bunga
sehingga ada sentimen ekonomi yang tertahan meskipun capital outflow sedikit
(OECD 2022).
Berdasarkan kondisi ekonomi dunia yang sedang dibayangi oleh resesi
ekonomi yang telah menyebabkan disrupsi pada rantai pasok, peluang pertumbuhan
ekonomi Indonesia tahun 2023, dan persaingan industri logistik yang dihadapi PT
NTL, maka PT NTL perlu memperhatikan kemampuan resiliensi bisnis yang
dimiliki, karena jika hanya fokus terhadap pertumbuhan penjualan yang sangat
cepat dan tidak memperhatikan keberlanjutan bisnis yang dijalankan maka hal
tersebut dapat menjadi bumerang bagi PT NTL dan menyebabkan PT NTL dapat
bermasalah di masa depan.
Saat ini PT NTL berada dalam fase pengenalan bisnis. Fase pengenalan bisnis
merupakan salah satu fase dari daur hidup produk (Yoo 2010). Fase pengenalan
bisnis memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut, yaitu, pertumbuhan
penjualan meningkat dengan sangat cepat, ditandai dengan penetrasi terhadap pasar
yang hendak dicapai, produk memiliki harga yang murah, dan memiliki
kecenderungan untuk mengambil risiko bisnis (Yoo 2010).
Saat ini ekonomi dunia mengalami turbulensi yang diakibatkan oleh kondisi
dinamika pasar, wabah alami maupun akibat dari manusia bisa terjadi kapan saja
Fiksel (2015). Turbulensi merupakan kejadian yang menunjukan bahwa adanya
aliran perubahan yang memiliki skala besar dan kecil secara cepat maupun lambat.
Turbulensi ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu tekanan bertingkat, yaitu suatu
faktor yang akan datang secara bertahap seperti, pertumbuhan populasi,
pengembangan teknologi telekomunikasi, dan terjadi kesenjangan sosial dan
tekanan mendadak, yaitu tekanan yang terjadi tiba-tiba dan dikaitkan dengan
bencana alam, seperti tsunami, kecelakaan industri, serangan teroris, dan suhu
politik yang terjadi disuatu negara (Fiksel 2015).Turbulensi ini harus diantisipasi
dengan upaya resiliensi. Resiliensi menurut Fiksel (2015), yaitu suatu kapasitas
untuk beradaptasi dan berkembang dengan adanya perubahan secara tiba-tiba.
Untuk mengatasi turbulensi tersebut, maka PT NTL harus memiliki resiliensi,
ketahanan, dan keberlanjutan.
Resiliensi ini penting untuk PT NTL, karena menurut Fiksel (2015), bisnis
harus memiliki kemampuan untuk berkembang, berevolusi, dan tahan terhadap
ekspektasi dari pelanggan. Resiliensi dalam bisnis harus memiliki sifat berikut,
yaitu, adaptabilitas, yaitu kemampuan untuk melakukan perubahan dalam kondisi
6
Lightfoot et al. 2013; Hakim et al. 2023; Pfeffer dan Salancik 1977; Pfeffer dan
Salancik 2003; Carillo et al. 2015; Cooper et al. 2014). Siklus adaptasi
dilambangkan dengan beberapa fase yaitu, reorganisasi bisnis, yaitu melakukan
penyusunan ulang dari proses bisnis, eksploitasi bisnis, yaitu melakukan
peningkatan dalam penjualan produk, melepas bisnis, yaitu tahapan untuk
mematangkan bisnis dan bisnis mencapai puncaknya dan pada fase ini terjadi
perubahan cepat, dan konservasi bisnis, yaitu tahapan untuk menjaga bisnis agar
terus adaptif dalam menghadapi perubahan dan dicirikan dengan pertumbuhan yang
stabil dan lambat (Fiksel 2015; Ponomarov dan Holcomb 2009; Ponomarov 2012;
Pettit et al. 2013; Engemann 2019; Tokman dan Beitelspacher 2012; Sirmon et al.
2008; Blackhurst et al. 2011; Ponis et al. 2012; Pratama 2022; Lightfoot et al. 2013;
Hakim et al. 2023; Pfeffer dan Salancik 1977; Pfeffer dan Salancik 2003; Carillo et
al. 2015; Cooper et al. 2014).
Resiliensi rantai pasok merupakan fenomena yang bersifat multi disiplin dan
multi dimensi (Ponis 2012). Hal itu terkait dengan manajemen risiko rantai pasok
dengan meneliti terkait area riset dari skala manajemen (Ponis 2012). Dalam
membangun resiliensi dalam rantai pasok untuk menghadapi era turbulensi bisnis,
maka ada lima prinsip yang dijadikan sebagai pertunjuk untuk resiliensi rantai
pasok sebegai berikut, yaitu, memiliki pemahaman terkait rantai pasok dan praktik
dalam pengaturan ulang teknik dalam rantai pasok, menciptakan strategi berbasis
rantai pasok melalui saling berbagi informasi, menciptakan dan menjaga jaringan
rantai pasok yang lincah, kemampuan untuk merespon secara cepat kondisi yang
berubah-ubah, dan mengenalkan kelincahan, ketersediaan, efisiensi, kelajuan, dan
kejelasan dari manajemen risiko sebagai bagian dari budaya manajemen rantai
pasok (Ponis 2012).
Menurut Griffis et al. (2014), resiliensi rantai pasok memiliki dua kapasitas,
yaitu kapasitas resistensi, yaitu kemampuan dari sistem untuk meminimalisasi
waktu antara disrupsi dan pemulihan dari disrupsi dan kapasitas pemulihan, yaitu
kemampuan dari sistem untuk kembali berfungsi setelah disrupsi terjadi yang
diindikasikan dari performa yang stabil dan tidak perlu penguasaan ulang dari
perusahaan lain dan tidak tergantung dari disrupsi dan faktor kompetitor.
Penggamabaran dari dua kapasitas ini diilustrasikan melalui pohon resiliensi rantai
pasok pada Gambar 5 (Griffis et al. 2014).
.
9
II TINJAUAN PUSTAKA
yang terjadi, tetapi juga berusaha melakukan tindakan nyata berupa implikasi
strategi untuk mengurangi dampak risiko (Kaho dan Susilo 2018; Pujawan dan
Geraldin 2009). Dalam dunia ketidakpastian, ISO 31000 dibuat untuk organisasi
yang mencari panduan tentang manajemen risiko (Kaho dan Susilo 2018; Pujawan
dan Geraldin 2009 ).
ISO 31000 merupakan panduan manajemen risiko yang memberikan prinsip,
kerangka kerja, dan proses untuk mengelola risiko (Kaho dan Susilo 2018; Pujawan
dan Geraldin 2009). Menggunakan ISO 31000 dapat membantu organisasi
meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan, meningkatkan pengenalan peluang-
ancaman, dan mengalokasikan dan menggunakan sumber daya untuk manajemen
risiko (Kaho dan Susilo 2018; Pujawan dan Geraldin 2009). Sebagai panduan
penerapan manajemen risiko, ISO 31000 secara berkala menyesuaikan dengan
perkembangan zaman. ISO 31000:2018 menjadi basis panduan manajemen risiko
yang terbaru, ramping serta relevan dipergunakan saat ini (Kaho dan Susilo 2018;
Pujawan dan Geraldin 2009).
Manajemen risiko berbasis ISO 31000:2018, terdiri dari tiga proses utama,
yaitu: prinsipal, framework dan proses manajemen risiko (Kaho dan Susilo 2018;
Pujawan dan Geraldin 2009). Pada bagian arsitektur ISO 31000:2018 terdapat 8
prinsip manajemen risiko sebagai berikut, yaitu, terintegrasi, yatu kegiatan bisnis
saling terkait satu dengan yang lain, terstruktur dan komprehensif adalah sebuah
pendekatan terstruktur, tepat waktu, dan sistematis, customized, diselaraskan
dengan konteks eksternal dan internal organisasi bisnis, inklusif, menyesuaikan dan
melibatkan stakeholders sesuai dengan pengetahuan, pandangan, dan persepsinya,
dinamis, yaitu proses melakukan antisipasi, deteksi, menerima, dan merespon
perubahan tepat waktu, informasi yang tersedia yang terbaik, merupakan masukan
pada prosespengelolaan risiko berdasarkan sumber-sumber informasi yang terbaik,
faktor manusiawi dan kultur, mengakui kapabilitas, persepsi serta intensi dari
eksternal atau internal yang memfasilitasi pencapaian organisasi, dan continual
improvement, artinya selalu melakukan perbaikan secara berkelanjutan.
Selanjutnya, dipaparkan alur proses manajemen risiko sesuai ISO
31000:2018 sebagai berikut (Kaho dan Susilo 2018; Pujawan dan Geraldin 2009):
1. Menentukan Lingkup, Konteks dan Kriteria
Menentukan batasan, menentukan konteks baik internal-eksternal dan
menentukan kriteria untuk penilaian risiko.
2. Melakukan Penilaian Risiko yang terdiri dari:
a. Identifikasi Risiko, yaitu proses menemukan, mengenali dan memberi
gambaran risiko;
b. Analisis Risiko, yaitu pengukuran dampak dan kemungkinan risiko;
c. Evaluasi Risiko, yaitu proses menentukan risiko mana saja yang perlu
mendapatkan perlakuan lebih lanjut (treatment).
3. Setelah melakukan penilaian risiko diputuskan perlakuan risiko yang akan
diambil, kemungkinan perlakuan risiko, yaitu:
a. Tolak risiko (reject);
b. Mitigasi risiko (mitigate);
c. Berbagi risiko (share atau transfer);
d. Terima risiko (accept);
e. Eksploitasi risiko (exploit).
11
2. Jangka menengah ditandai dengan adanya shifting dari sektor ekonomi yang
beralih ke e-commerce membuat semakin banyak permintaan terhadap
pelayanan logistik melalui truk. Melalui fenomena ini, Fitch Solutions Country
Risk and Country Research meramalkan logistik transportasi melalui truk akan
tumbuh 2 % bahkan lebih dalam jangka menengah dari tahun 2021-2025 dengan
jumlah pengiriman barang sebesar 1,5 miliar ton. Hal ini dapat terjadi dengan
dukungan dari Pemerintah Republik Indonesia melalui program-program
sebagai berikut:
a. Visi Indonesia tahun 2030 adalah berhasil membangun 1500 km jalan tol,
2500 km jalan raya, dan 60 km jembatan dan jalan layang,
b. Investasi sebesar US$100.000.000.000,00. terhadap 89 proyek nasional.
c. Komitmen dalam mengurangi defisit perdagangan akibat transportasi
logistik.
3. Jangka panjang ditandai dengan adanya penyelesaian dari infrastruktur,
efisiensi logistik dan rantai pasok, dan pengembangan industri. Melalui
fenomena ini Fitch Solutions Country Risk and Country Research meramalkan
logistik transportasi melalui truk akan tumbuh 10% tiap tahun bahkan lebih
dalam jangka panjang dari tahun 2025-2030 dengan persentase peningkatan
hingga 96% dari 1,5 miliar ton yang linear dengan penambahan jalan darat di
Indonesia. Hal ini diperkuat bahwa konsumsi mobil di Indonesia dari tahun
2021-2029 akan meningkat 50.000.000 buah. Hal ini mendukung adanya
investasi di bidang logistik yang dapat mengembangkan industri baru yang
lebih besar dan mengurangi kerugian biaya pengiriman barang sebesar
US$3.000.000.000,00.
Menurut laporan dari World Bank dalam World Economic Outlook 2023,
inflasi yang ada saat ini disebabkan oleh peningkatan hutang luar negeri akibat
meningkatnya biaya impor, keketatan anggaran fiskal, dan kekurangan dalam pasar
jangka pendek. Selain itu, adanya arus modal keluar menjadikan negara maju dan
berkembang menjadi membutuhkan banyak uang eksternal (World Bank 2022). Hal
ini mengakibatkan negara-negara terjebak dalam krisis hutang (World Bank 2022).
Hal ini ditandai dengan penguatan mata uang US Dollar yang semakin menunjukan
bahwa negara maju lain mata uangnya melemah sehingga membuat neraca
pembayaran menjadi terganggu (World Bank 2022). Hal tersebut menyebabkan
adanya tekanan pada biaya transportasi logistik pada negara maju, terjadinya
keketatan dalam pasar tenaga kerja, dan meningkatnya harga energi (World Bank
(2022).
Perang Rusia-Ukraina menyebabkan kenaikan harga gas dan minyak, karena
larangan impor dari minyak ikan, gas, perdagangan laut, dan gandum menyebabkan
kepercayaan konsumen turun dan hal itu membuat perlambatan pada momentum
dalam manufaktur melalui disrupsi rantai pasok dan meningkatnya harga input. Hal
ini juga mengakibatkan peningkatan harga pangan dan hal itu membuat dunia
terancam krisis pangan salah satunya adalah di daerah Gurun Sahara di Afrika telah
terdampak 40% dari konsumsi kawasan tersebut (World Bank 2022).
Masalah lockdown China di Shanghai, Beijing, dan beberapa provinsi akibat
kebijakan 0 kasus COVID-19 membuat 76% utilisasi kapasitas manufaktur dunia
di Q2 2022 mengalami penurunan (World Bank 2022). Hal ini berdampak pada
ekonomi dunia yang diramalkan akan mengalami resesi teknikal sekitar 43% dari
ekonomi dunia akan menurun terutama Tiongkok dan Amerika Serikat akan
16
menurun, karena lockdown China, Perang Rusia-Ukraina, krisis pangan, dan krisis
energi (World Bank 2022).
Semua hal ini disebabkan oleh situasi makroekonomi yang dikatakan membaik
pasca COVID-19 dimana terjadi penurunan pengangguran, tetapi hal ini terlalu
cepat terjadi sehingga hal tersebut menyebabkan pendapatan nominal meningkat
yang juga mendorong kenaikan harga (World Bank 2022). Fenomena ini pernah
terjadi pada kuartal kedua 1979 ketika inflasi tinggi maka Volcker selaku Gubernur
Bank Federal Amerika saat itu melakukan kebijakan moneter agresif yang akhirnya
menyebabkan penurunan pendapatan riil untuk jangka pendek, tetapi inflasi turun
dan penurunan pendapatan riil berkurang untuk jangka panjang (World Bank 2022).
Pratama (2022) melakukan penelitian terkait strategi adaptasi dan resiliensi
bisnis dengan hasil sebagai berikut, yaitu, PT Nusantara Totalindo Logistik mampu
mengidentifikasi potensi dan keunggulan bisnis. Potensi dan keunggulan bisnis
yang dimiliki oleh PT Nusantara Totalindo Logistik adalah vulnerability factors
dan capability factors yang disebabkan oleh turbulensi internal dan eksternal. PT
Nusantara Totalindo Logistik mampu membangun bantalan adaptasi resiliensi
bisnis dengan menetapkan visi dan misi sebagai corporate statement untuk
mendukung kelengkapan dokumen organisasi. Visi dan misi yang ditetapkan
sebagai corporate statement berlandaskan pada sifat resiliensi bisnis, yaitu adaptasi,
kohesi, diversitas, dan efisiensi bisnis. PT Nusantara Totalindo Logistik mampu
merancang formulasi resiliensi bisnis melalui perancangan program kerja, struktur
organisasi, business model canvas, proses bisnis, dan mitigasi risiko bisnis untuk
membangun strategi adaptasi bisnis. Perancangan formulasi strategi resliensi bisnis
berorientasi pada Masa Pandemi dan Pasca Pandemi COVID-19 hingga 5 tahun ke
depan dan berlandaskan pada sifat bantalan resiliensi bisnis, yaitu adaptasi, kohesi,
diversitas, dan efisiensi bisnis.
Dalam menentukan dari keempat sifat itu didukung oleh dua faktor, yaitu
faktor kapabilitas yang berarti kemampuan perusahaan dalam menjalankan proses
bisnis ang digambarkan melalui Tabel 2 (Fiksel 2015).
Tabel 2 Faktor vulnerabilitas
Faktor Vulnerabilitas Definisi Faktor-faktor penyebab vulnerabilitas
Selain faktor kapabilitas, penting bagi PT NTL untuk menilai terkait faktor
vulnerabilitas yang berarti kelemahan perusahaan dalam menjalankan proses bisnis
yang digambarkan melalui Tabel 3 (Fiksel 2015).
Setelah melakukan Analisis IFE dan EFE, dilakukan Analisis VRIO terkait
dengan kapabilitas internal yang valuable (bernilai), rare (langka), imitability
(kemampuan untuk meniru dan ditiru oleh perusahaan lain), dan organization
(kemampuan dalam mengendalikan proses bisnis). Hasil dari Analisis VRIO
menyatakan mayoritas dari kapabilitas internal bersifat valuable, sedangkan faktor
owner memantau langsung operasi bisnis, keuangan, dan penagihan memiliki sifat
organization (kemampuan dalam mengendalikan proses bisnis) dan memiliki 30
unit truk bersifat rare (kelangkaan dalam proses bisnis). Analisis VRIO terdapat
pada Lampiran 11.
Tahapan selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan perumusan melalui
TOWS Strategy Matrix. TOWS Strategy Matrix ini menjadi dasar dalam
pembentukan program kerja dari PT Nusantara Totalindo Logistik, karena memiliki
resultan strategi dari S-O (Strength-Opportunities), S-T (Strength-Threats), W-O
(Weaknesses-Opportunities), dan W-T (Weaknessess and Threats) yang didapatkan
dari Analisis IFE dan EFE dari PT Nusantara Totalindo Logistik. Berdasarkan
TOWS Strategy Matrix didapatkan hasil penelitian melalui Lampiran 13.
31
Target market yang hendak diambil oleh PT Nusantara Totalindo Logistik, yaitu
dengan menggunakan penetration rate 10% dari 190 freight forwarder yang
beroperasi di Indonesia menjadi 19 perusahaan logistik di Indonesia. Freight
forwarder yang beroperasi di skala internasional dengan kriteria sebagai berikut,
yaitu, Target market merupakan bagian dari served available market (SAM) yang
lebih mudah dijangkau dan representatif. Target market yang hendak diambil oleh
PT Nusantara Totalindo Logistik, yaitu, Shipper, Interpid, Qoo10, Boxme,
Siam2Go, Fast Logistics, Dahua, Temans, Uniair, Sinotrans, dan Sutrado.
PT NTL direkomendasikan untuk membuat value proposition. Value
proposition yang hendak saya rekomendasikan kepada PT NTL, yaitu, menjadi
mitra logistik yang memiliki resiliensi rantai pasok terutama mengatasi resesi
ekonomi dunia dan disrupsi rantai pasok terutama pangan dan pertanian,
menyediakan pelayanan freight forwarding yang memiliki efisiensi, kelajuan,
ketersediaan, dan respon terhadap pelanggan dan mitra bisnis, dan menyediakan
pelayanan logistik dengan manajemen risiko logistik dilakukan secara real time dan
mampu memberikan treatment yang tepat terhadap proses dalam freight
forwarding.
Customer Segment yang kami rekomendasikan kepada PT NTL untuk dua
tahun kedepan adalah sebagai berikut, yaitu, (1) UMKM badan usaha yang
memiliki dua karakteristik, yaitu memiliki aset lebih dari Rp500.000.000,00 sampai
dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 dan memiliki pendapatan lebih dari
Rp2.500.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00, (2)
UMKM perseorangan dengan dua karakteristik, yaitu memiliki aset lebih dari
Rp50.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 tidak termasuk
dengan tanah atau bangunan tempat usaha dan memiliki pendapatan lebih dari
Rp300.000.000,00 sampaidengan paling banyak Rp2.500.000.000,00, (3) UMKM
yang memiliki operasional bisnis di beberapa bidang yang rentan terhadap disrupsi
rantai pasok sebagai berikut, yaitu, pertanian, pangan dan minuman, dan distributor
logistik, (4) Freight forwarder di Indonesia dengan target yang hendak dicapai oleh
PT Nusantara Totalindo Logistik adalah sebagai berikut, yaitu, Gojek, Grab,
Shopee Express, Lalamove, AnterAja, Ninja Express, PT Xpresindo Logistic,
Andalin, Linc Group, JAS Forwarding Worldwide, PT Damco Warehousing
Indonesia, SDV Logistics, Panalpina, CH Robinson, CEVA Logistics, PT
Kamadjaja Logistics, PT Prima International Cargo, PT. Transporindo Lima
Perkasa, dan PT. Berlian Jasa Terminal Indonesia, (5) Freight forwarder
internasional dengan target yang hendak dicapai oleh PT Nusantara Totalindo
Logistik, yaitu yaitu, Shipper, Interpid, Qoo10, Boxme, Siam2Go, Fast Logistics,
Dahua, Temans, Uniair, Sinotrans, dan Sutrado.
Customer Relationship yang kami rekomendasikan kepada PT NTL adalah
sebagai berikut, yaitu, (1) Self-service melalui pengiriman paket melalui
transportation management system dari PT NTL. Untuk pelayanan self service, PT
NTL menyediakan fasilitas sebagai berikut, yaitu, mengirimkan produk yang dipilih
pelanggan melalui pelacakan barang terkait jumlah, volume, dan dimensi barang
yang juga diawasi oleh PT NTL melalui order control dan shipment planning.
Pelanggan dapat memilih jangka waktu pengiriman barang. Ada beberapa pilihan
yang diberikan oleh PT NTL kepada pelanggan sebagai berikut, yaitu, 1 hari, 2-3
hari, 3-4 hari, 3-12 jam, (3) Dedicated personal assistance, yaitu memberikan
pelayanan berupa pemberitahuan kepada masing-masing customer terkait lokasi
33
dan posisi barang yang akan dikirim melalui enterprise resource planning yang
dapat memonitor pengiriman barang dengan melakukan koordinasi baik dalam
cakupan kota bahkan negara yang bersangkutan dengan pelanggan dan dapat
diinformasikan secara real time kepada pelanggan. Proses ini termasuk dalam
serangkaian proses rantai pasok, transportation collaboration system,dan enterprise
resource planning dari PT NTL, (4) DE dari PT NTL dilaksanakan melalui tahapan-
tahapan berikut, yaitu, perencanaan dan penjadwalan, procurement dan hubungan
dengan pemasok, pelaksanaan sistem informasi PT Nusantara Totalindo Logistik,
dan pelaksanaan pengiriman PT Nusantara Totalindo Logistik.
Channels yang peneliti rekomendasikan kepada PT NTL merupakan channels
yang bersifat omni channels. Omni channels yang digunakan untuk berhubungan
dengan pelanggan adalah sebagai berikut, yaitu, (1) Akun Instagram Business PT
NTL, (2) Website PT NTL, (3) Komunitas pelanggan PT NTL, (4) Akun Twitter PT
NTL, (5) Akun Facebook Business dari PT NTL, (6) Account manager yang bekerja
di bawah administration and finance untuk mengatur data penjualan, (7) Dalam
pengirimannya ke pelanggan akhir, terdapat dua macam proses yaituberbasis hari
dan berbasis jam. Program 1 hari cocok untuk produk yang sangat sensitif terhadap
ketepatan waktu, sedangkan Program 3-12 jam cocok untuk produk yang kurang
sensitif terhadap waktu terhadap waktu dengan harga pengiriman yang lebih murah,
(8) Proses melakukan after sales service harus memperhatikan beberapa aspek
berikut, yaitu, memberikan informasi terkait pelayanan PT NTL yang berhubungan
dengan pelanggan, pelanggan dapat terus mengakses situs dari PT NTL dan dapat
melacak barang milik keluarga atau saudara yang hendak dikirim kepada
pelanggan, memberikan kesan yang baik saat pengantaran barang, dan pengiriman
barang secara tepat waktu.
Key Resources dari PT NTL, yaitu, fleet manager, keuangan dan
administrasi, driver, IT staff, kendaraan logistik, loading dock, kas perusahaan,
transportation and operational manager, staff PT Nusantara Totalindo Logistik di
bidang sales & marketing, operation, transportation, finance, administration, and
IT Management, sistem informasi PT NTL, enterprise resource planning dari PT
NTL, gudang penyimpanan barang PT Nusantara Totalindo Logistik, dan pusat
logistik PT NTL.
Key Partners yang kami rekomendasikan kepada PT Nusantara Totalindo
Logistik adalah sebagai berikut, yaitu, (1) Pelabuhan, (2) Bandara, (3) Investor, (4)
Jasa pengiriman barang atau freight forwarding untuk di Indonesia mitra yang
digunakan sebagai berikut, yaitu, Gojek, Grab, Shopee Express, Lion Parcel,
Anteraja, JNT, dan JNE, (5) Jasa pengiriman barang atau freight forwarding untuk
skala internasional menggunakan mitra sebagai berikut, yaitu, DHL, UPS, Fedex,
Cardig, PT Galatia Expressindo, Winstar Logistik, PT Zona Asia Forwarding, dan
Megastar Group. PTE. Ltd.
Struktur biaya dari PT Nusantara Totalindo Logistik memiliki pengaturan
sebagai berikut, yaitu (1) Variable cost memiliki persentase 10% dari gross revnue
terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu, cost of fund sebesar 3% atau sebesar
Rp900.000.000,00, risk sebesar 5% atau sebesar Rp1.500.000.000,00, dan
management fee sebesar 2% atau sebesar Rp600.000.000,00, (2) Trucking cost
sebesar 75% dari gross revenue atau sebesarRp22.500.000.000,00, (3) Overhead
cost sebesar 7,5% dari gross revenue atau sebesar Rp2.250.000.000,00, (4)
Maintenance cost sebesar 7,5% dari gross revenue atau Rp2.250.000.000,00.
34
Revenue Streams
Cost Structure
1. Pelanggan dengan berbagai jangka waktu pengiriman
1. Variable cost barang, yaitu, 1 hari, 2-3 hari, 3-4 hari, dan 3-12 jam
2. Trucking cost 2. Kerjasama sub kontrak logistik dengan freight forwarder
3. Overhead cost nasional dan internasional
4. Maintenance cost 3. Layanan terhadap UMKM
penting pada rantai nilai dan pada PT NTL saat ini terdiri dari beberapa aktivitas
penting, yaitu penetapan dana project, penetapan logistic project, penetapan POD
(Placement of Demand), dan melakukan penagihan atas logistik. Porter’s Value
Chain Analysis pada PT Nusantara Totalindo Logistik saat ini digambarkan seperti
pada Gambar 10.
rata jumlah kejadian agen risiko dari 7 logistik tersebut sebesar 2,272114445 poin
sehingga dapat diketahui bahwa jumlah kejadian agen risiko dari 7 risiko logistik
pernah terjadi dalam operasional bisnis pada PT NTL. Tahapan selanjutnya adalah
melakukan identifikasi terkait keterkaitan antara agen dengan kejadian risiko bisnis
logistik dari PT NTL. Hasil penelitian menunjukan bahwa keterkaitan antara agen
dengan kejadian risiko bisnis logistik dari PT NTL bernilai 0,618106959 poin yang
berarti terjadi sedikit keterkaitan antara kejadian dan agen risiko bisnis logistik dari
PT NTL.
Setelah melakukan identifikasi dan perhitungan rata-rata terhadap jumlah
kejadian, dampak dari risko, jumlah kejadian agen risiko, dan keterkaitan antara
kejadian dengan agen risiko, peneliti melakukan perhitungan pareto dari House of
Risk I melalui tabel perhitungan pareto dari House of Risk I melalui Tabel 7.
ikut menghitung dan mengecek barang saat muat dengan justifikasi foto, (6)
Menambah jumlah armada dan menginformasikan forecast pengiriman barang
kepada pelanggan, (7) Melakukan negosiasi terkait dengan biaya tambahan (biaya
bongkar muat) agar disesuaikan dengan anggaran kantor dan manpower dari kantor
sendiri.
Risiko persaingan industri logistik di Jawa Tengah melibatkan Sinotrans,
DHL, JNT, dan Wilock merupakan risiko dengan ranking pertama dikaitkan dengan
strategi pada tahun 2023-2024, yaitu melakukan integrasi vertikal melalui forward
integration dan integrasi horizontal untuk mendukung relasi dengan entitas bisnis
lain dan treatment untuk ini adalah inspeksi kelayakan kendaraan secara berkala
dan memastikan driver memiliki jam kerja yang tepat, karena melalui treatment ini
dapat membuat performa logistik meningkat dan mampu memenangkan persaingan
di Jawa Tengah yang mempermudah melakukan integrasi vertikal dan horizontal
terhadap pesaing bisnis.
Risiko additional cost tinggi, risiko kecelakaan di jalan serta kerusakan
barang akibat transportasi logistik, dan risiko kerusakan pada truk berkaitan dengan
pelaksanaan strategi dari pada tahun 2024, yaitu mewujudkan proyek logistik
dengan bidding yang rendah dan treatment yang dilakukan, yaitu melakukan
pengecekan truk untuk transportasi barang, karena dengan transportasi yang prima
dapat mengurangi risiko kerusakan barang yang dapat menambah biaya tambahan.
Risiko permasalahan memenuhi target pelanggan dan risiko bencana alam
berkaitan dengan strategi untuk meningkatkan brand power terhadap e-commerce,
retail, B2B, dan logistik, meningkatkan performa bisnis terhadap JNT, Sinotrans,
Temans, Uniair, Sinotrans, dan Sutrado, meningkatkan kerjasama subkontrak
logistik dengan JNT, Sinotrans, Temans, Uniair, Sinotrans, dan Sutrado, melakukan
kerjasama dengan Shipper, Interpid, Qoo10, dan Boxme untuk ekspansi bisnis ke
Malaysia dan Singapura, dan kerjasama dengan Siam2Go dan Fast Logistics untuk
ekspansi bisnis ke Thailand, Filipina, dan Brunei Darussalam.
Treatment yang dilakukan, yaitu, menambah jumlah armada dan
menginformasikan forecast pengiriman barang kepada pelanggan dan melakukan
negosiasi terkait dengan biaya tambahan (biaya bongkar muat) agar disesuaikan
dengan anggaran kantor dan manpower dari kantor sendiri.
kerapuhan rantai pasok terdapat pada Lampiran 5 dan faktor kapabilitas rantai
pasok terdapat pada Lampiran 6.
45
5.1 Simpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. PT NTL memiliki kapabilitas bisnis mulai dari kapasitas, visibilitas, dispersi,
kolaborasi, dan keselamatan untuk mendukung proses bisnisnya dan memiliki
vulnerabilitas bisnis mulai dari turbulensi, ancaman secara langsung, tekanan
eksternal, keterbatasan, sensitivitas, dan konektivitas.
2. PT NTL memiliki visi untuk menjadi perusahaan freight forwarder yang
memiliki resiliensi bisnis dengan efektivitas, kelincahan, ketersediaan, dan
kelajuan dalam rantai pasok dalam menghadapi disrupsi dan turbulensi bisnis
sehingga mampu memberikan pelayanan logistik yang prima terhadap
pelanggan dan mitra bisnis. Misi dari PT NTL adalah memberikan pelayanan
freight forwarder terhadap UMKM, freight forwarder nasional, dan freight
forwarder internasional melalui transportation collaboration system dan
enterprise resource planning dengan target pertumbuhan pendapatan
Rp15.000.000.000,00 tiap bulan dengan ketersediaan working capital sebesar
Rp30.000.000.000,00 melalui peningkatan performa rantai pasok dengan
memberikan insentif berupa gaji dan bonus progresif terhadap pegawai atas
kenaikan kinerja bisnis dari PT NTL.
3. Rancangan strategi resiliensi bisnis sebagai berikut, yaitu perancangan
program kerja dan manajemen strategis dilakukan melalui strategi berbasis
tumbuh dan berkembang berdasarkan Analisis IFE, Analisis EFE, dan Analisis
SWOT sebagai landasan untuk pembuatan program kerja dan manajemen
strategis untuk resiliensi bisnis dari PT NTL dan manajemen risiko dilakukan
melalui House of Risk I dan House of Risk II dengan hasil prioritas risiko, yaitu,
persaingan industri logistik di Jawa Tengah melibatkan Sinotrans, JNT, DHL,
dan Willock, additional cost tinggi, kecelakaan di jalan dan kerusakan barang
akibat transportasi logistik, permasalahan pada truk, permasalahan dalam
memenuhi target logistik yang ditetapkan oleh pelanggan, dan bencana alam
(gelombang tinggi, longsor, dan cuaca buruk) dengan treatment yang
diaplikasikan terhadap setiap risiko.
5.2 Saran
Dalam rangka mengembangkan bisnis dari PT Nusantara Totalindo Logistik
kedepannya, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. PT NTL membuat program kerja hingga lima belas tahun ke depan sebagai
tindak lanjut dari program kerja lima tahun yang dilaksanakan agar perencanaan
strategis dilakukan komprehensif. Saran ini dibuat berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Eccles et al (2013) dalam MIT Sloan Management Review
menyebutkan bahwa suatu perusahaan berkelanjutan itu memiliki performa
bisnis dan program kerja yang mampu mengatasi lawan bisnisnya selama 18
tahun mulai dari aspek asset dan pengembalian modal.
2. PT NTL harus membuat rencana terkait penerimaan pendanaan bisnis dari
strategic investors agar working capital bisa lebih dari Rp30.000.000.000,00.
Saran ini berdasarkan dari persaingan dengan pesiang utama, yaitu PT
Xpresindo Logistic yang memiliki working capital sebesar
Rp30.000.000.000,00.
46
DAFTAR PUSTAKA
[ACV] AC Ventures. 2020. Logistics Landscape in Indonesia. Q3 2020.
[APTRINDO] Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia. 2020. Actualizing The Post
Normal: Year 2021 And Beyond: Sektor Angkutan Barang. [intenet].
S[Diakses pada: 2022, Apr 6].
[ASCRI] Achilles Supply Chain Resilience Index. Supply Chain Resilience Index:
2022 Q2 Report. Q2 2022.
[ECB] European Central Bank. 2022. Challenges for Monetary Policy in a Rapidly
Changing World: Q2 2022.
[Fitch] Fitch Solutions Country Risk and Country Research. 2021. Indonesia
Freight Transport & Shipping Report: Q2 2021.
[IMF] International Monetary Fund. 2022.World Economic Outlook: Conutering
the Cost Living Crisis: Q3 2022.
[INDEF] Institute for Development of Economics and Finance. 2022. Survei Pasar
Logistik Online di Indonesia. 7 Desember 2022.
[OECD] Organisation for Economic Co-operation and Development. Indonesia
Projection Note OECD Economic Outlook November 2022. Q3 2022.
[WB] World Bank. 2022. Global Economic Prospects: Q2 2022.
Alfiyatus SS, Karina D, Nabilah H, Panorama M. 2021. Pengaruh Perusahaan
Startup terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia selama Pandemi Covid-
19.Berajah Journal. 2(1): 156–166. https://doi.org/10.47353/bj.v2i1.69
Andriyanto, Achmad, Mustamin, Khalifah N. 2020. Analisis Manajemen Risiko dan
Strategi Penanganan Risiko pada PT Agility International Menggunakan
Metode House Of Risk (HOR). Jurnal Logistik Bisnis. 10(2):4-11.
Anggrahini D, Baihaqi I, Saraswati, A. 2017. Membangun Supply Chain Resilience
dengan Pendekatan Quality Function Development: Studi Kasus Perusahaan
Freight Forwarder. Jurnal Sains dan Seni ITS. 6(2):273-276.
Appel C, Dattani S, Giattino C, Guirao L, Ortiz-Ospina E. 2022. Our World in
Data: Coronavirus Cases (COVID-19). London (UK): Oxford Martin
School.
Ardiansyah, Tedy. 2019. Model Financial Dan Teknologi (Fintech) Membantu
Permasalahan Modal Wirausaha UMKM di Indonesia. Majalah Ilmiah Bijak.
16(2):158-159.
Arniati S, Rizky MIC, Waskito S. 2021. Design Trucking Collaboration System.
Journal Technique informatics and System Information. 7(3):498- 509.
https://doi.org/10.35957/jatisi.v7i3.185
Arfidhila N, Budiman I, Matondang N, Wahyuni D. 2021. IOP Conf. Ser.: Earth
Environ. Sci. 709 012052
Arief B, Fadhil DN, Malisan J, Rahardjo S, Sujarwanto S. 2021. Kajian
Pengembangan Pelabuhan dalam Mendukung Ibu Kota Baru Berdasarkan
Konsep Smart City, Smart Mobility. Jurnal Sistem Transportasi dan
Logistik.1(1): 6-13.
Bamford CE, Hofmann AN, Hunger JD, Wheelen TL. 2018. Strategic Management
and Business Policy: Globalization, Innovation, and Sustainability. Harlow
(UK): Pearson Publication Inc.
Basu S. 1998. Azas-Azas Manajemen. Yogyakarta (ID): Liberti.
Beitelspacher LS, Tokman M, Adams FG, & Richey RG. 2012. Retail Service-
48
Kotler P, Keller KL, Kotler P. 2012. Prentice Hall Video Library to Accompany
Marketing Management. 14th edition. Upper Saddle River, NJ (US):
Pearson/Prentice Hall.
Kusnindah C, Sumantri Y, Yuniarti R. 2014. Pengelolaan Risiko pada Supply Chain
dengan Menggunakan Metode House Of Risks (HOR) (Studi Kasus Di PT.
XYZ). Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem Industri. 2(3):661-671.
Lightfoot H, Baines T, Smart P. 2013. The servitization of manufacturing.
International Journal of Operations & Production Management. 33(11/12):
1408–1434. doi:10.1108/ijopm-07- 2010-0196.
Miles, MB, Huberman, AM, Saldana J. 2014. Qualitative Data Analysis, A Methods
Sourcebook. USA: Sage Publications. Terjemahan Tjetjep Rohindi Rohidi,
UI-Press.
Miller A, Xiao Y. 2007. Multilevel Strategies to Achieve Resilience For An
Organisation Operating At Capacity: A Case Study At A Trauma Centre.
Cognition, Technology and Work. 9(2):51-66, doi: 10.1007/s10111-006-0041-
0.
Nasution I, Handoko H, Hadi R, Hanum R, Tarmizi A, Hamdan H. 2023. Strategi
Pengembangan Proyek Lembaga Pendidikan Islam di Madrasah Al-Jam’iyatul
Washliyah Tembung. Journal on Education. 5(3):8376-8401.
https://doi.org/10.31004/joe.v5i3.1625
Novita D, Sibuea MB, Siregar G. 2016. Model Pengembangan Komoditas dan Jenis
Usaha Unggulan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) [skripsi].
Medan(ID): Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Orinaldi M. 2020. Peran E-Commerce Dalam Meningkatkan Resiliensi Bisnis di
Era Pandemi. Iltizam Journal of Economic Research. 5(2):36-63.
Osterwalder A dan Pigneur Y. 2012. Business Model Generation. Alih bahasa oleh
Natalia Ruth Sihandrini. Jakarta (ID): PT. Elex Media Komputindo.
Osterwalder A, Pigneur Y. 2010. Business Model Generation. Jakarta (ID):PT
Gramedia Pustaka.
Pettit, TJ, Fiksel, J. Croxton, KL. 2013, Ensuring Supply Chain Resilience:
Development and Implementation Of An Assessment Tool. Journal of Business
Logistics. 34(1): 46-76.
Pfeffer J, Salancik GR. 1977. Who gets Power - and How They Hold On To It.
Organizational Dynamics: A Resource Dependence Perspective. Stanford
University Press
Pfeffer J, Salancik GR. 2003. The External Control of Organizations: A Resource
Dependence Perspective. Boston:Stanford University Press
Ponis ST. 2012. Supply Chain Resilience: Definition of Concept and Its Formative
Elements. The Journal of Applied Business Research. 28(5):921-929.
Ponomarov SY. 2012, Antecedents and Consequences Of Supply Chain Resilience:
A Dynamic Capabilities Perspective. Doctoral Dissertations University. 1(1):
1-151.
Ponomarov SY, Holcomb MC. 2009. Understanding The Concept Of Supply Chain
Resilience. The International Journal of Logistics Management. 1(1):1-151.
Doi: 10.1108/09574090910954873.
Pratama YP, Samodra BR, Setyanto AR. 2015. Kajian Strategi Pemberdayaan
UMKM dalam Menghadapi Perdagangan Bebas Kawasan ASEAN (Studi
Kasus Kampung Batik Laweyan). Etikonomi. 14(2):207.
50