Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

KONSEP DAN SIGNIFIKANSI IMAN KEPADA MALAIKAT, KITAB-KITAB,


DAN RASUL DALAM ISLAM

Disusun guna memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah AQIDAH AKHLAK
Dosen Edi Marwan, M.Pd.I.

Disusun Oleh:
Kelompok 2

M. Syafiq Al Islami 12370511602


Melissa S. Nasution 12370521067
Nada Sifa Julaika 12370521004
Nazirah L. Widyani 12370521507
Nurul Hasanah 12370520118
Sabran Jamil 12370511534

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


LOKAL D
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
TA. 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang telah memberikan kita petunjuk
dan rahmat-Nya dalam menyelesaikan makalah ini. Dengan penuh kerendahan hati, kami
menyajikan makalah ini sebagai bagian dari tugas Mata Kuliah Aqidah Akhlak yang
membahas tentang Iman Kepada Malaikat, Kitab-Kitab, dan Rasul Allah.

Kami ingin menyampaikan penghargaan yang mendalam kepada Bapak Edi Marwan,
M.Pd.I., yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang berharga selama proses
penyusunan makalah ini. Terima kasih juga kepada orang tua, keluarga, dan teman-teman
yang telah memberikan dukungan moril dan semangat kepada kami dalam menyelesaikan
tugas ini.

Kami berharap bahwa makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam
tentang konsep iman kepada Allah, serta menjadi sumber wawasan yang bermanfaat bagi
pembaca. Semua makalah memiliki kekurangan, dan kami berharap pembaca dapat
memakluminya. Oleh karena itu, kami sangat terbuka untuk menerima kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa mendatang.

Terima kasih atas perhatian dan waktu yang diberikan dalam membaca makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pekanbaru, Oktober 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………

DAFTAR ISI …………………………………

BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………

A. Latar Belakang …………………………………


B. Rumusan Masalah …………………………………
C. Tujuan …………………………………

BAB 2 PEMBAHASAN …………………………………

A. Iman Kepada Malaikat …………………………………


B. Malaikat dan Tugas-Tugasnya …………………………………
C. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah …………………………………
D. Keutamaan dan Kedudukan Al-Qur’an …………………………………
E. Iman Kepada Nabi dan Rasul …………………………………
F. Rasul Ulul Azmi …………………………………
G. Mukjizat Para Rasul …………………………………

BAB 3 PENUTUP …………………………………

A. Kesimpulan …………………………………
B. Saran …………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini pengetahuan tentang agama sedikit banyak mulai luntur dari kalangan umat
islam sendiri, khusunya kaula muda. Mereka yang mengaku islam, justru kebanyakan tidak
tahu mengenai ajaran ( syariat) islam, pedoman islam, asas-asas agama islam, dan lain-lain
yang berkaitan dengan islam. Hal semacam ini tentu membuat hati semakin miris. Apalagi
kita yang notabene sebagai mahasiswa muslim yang sepatutnya mengenal agama lebih
dalam sebagai pedoman hidup, malah tidak mengerti bahkan tidak perduli sama sekali
terhadapnya.
Banyak sekali sebenarnya persoalan dalam islam yang memang seharusnya patut untuk
kita ketahui sebagai umat islam. Berkaitan mengenai asasnya, agama islam memiliki dua
asas yaitu, islam dan iman yang tertuang dalam lima rukun islam dan enam rukun iman.
Berbicara masalah rukun iman, perlu diketahui rukun iman adalah sebagai berikut:
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada Malaikat Allah
3. Iman kepada Kitab Allah
4. Iman kepada Rasul Allah
5. Iman kepada Hari Kiamat
6. Iman kepada Qadha dan Qadar

Dalam makalah ini, kita akan membahas iman kepada Malaikat, Kitab-Kitab, dan Rasul
Allah dengan lebih mendalam. Pemahaman tentang keyakinan ini tidak hanya teori, tapi
juga berdampak pada cara kita beribadah, etika kita, dan cara kita melihat dunia sebagai
Muslim. Melalui makalah ini, kita akan menjelaskan konsep iman kepada Malaikat Allah,
Kitab-Kitab yang diturunkan-Nya, dan Rasul yang diutus-Nya, memahami landasan
keyakinan tersebut, dan menggambarkan bagaimana keyakinan ini memengaruhi praktik
ibadah dan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Muslim.
B. Rumusan Masalah
1. Apa latar belakang umum yang melandasi pentingnya iman kepada Malaikat, Kitab-
Kitab, dan Rasul Allah dalam agama Islam?
2. Apa pengertian dan tugas-tugas Malaikat dalam Islam, serta berapa jumlah Malaikat
yang ada?
3. Bagaimana pengertian Kitab-Kitab Allah, jenis-jenisnya, syariat yang terkandung di
dalamnya, serta aspek-aspek seperti agama, bahasa, dan tempat turunnya?
4. Apa fungsi dan kedudukan Al-Qur'an dalam Islam, serta keistimewaan apa yang
dimilikinya? Dan apa nama-nama lain yang digunakan untuk menyebut Al-Qur'an?
5. Apa pengertian iman kepada Rasul Allah, dan bagaimana perbedaan antara Nabi dan
Rasul?
6. Siapa saja Rasul Ulul Azmi, dan apa makna serta peran mereka dalam ajaran Islam?
7. Bagaimana Mu'jizat Para Rasul berperan dalam mengukuhkan iman kepada Rasul-
Rasul Allah?

C. Tujuan
1. Menguraikan konsep iman kepada Malaikat, Kitab-Kitab, dan Rasul Allah dalam
agama Islam serta menyoroti pentingnya pemahaman ini dalam praktik keagamaan.
2. Menjelaskan peran dan tugas Malaikat dalam Islam, beserta jumlah dan karakteristik
utama mereka.
3. Menyampaikan pengetahuan mengenai Kitab-Kitab Allah, termasuk jenis-jenisnya,
syariat yang terkandung di dalamnya, serta aspek-aspek seperti agama, bahasa, dan tempat
turunnya.
4. Mengungkapkan pentingnya Al-Qur'an, fungsi, dan kedudukannya dalam Islam, serta
merinci keistimewaan-keistimewaan yang dimiliki oleh Al-Qur'an, termasuk nama-nama
alternatif yang digunakan.
5. Menggambarkan pengertian dan perbedaan antara Nabi dan Rasul dalam ajaran Islam.
6. Menjelaskan siapa Rasul Ulul Azmi dan peran mereka dalam menyebarkan ajaran
Allah.
7. Membahas Mu'jizat Para Rasul dan bagaimana mereka memperkuat keyakinan
terhadap Rasul-Rasul Allah serta kebenaran ajaran Islam.
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Iman Kepada Malaikat

Iman kepada malaikat merupakan iman kedua setelah iman kepada Allah. Yang
dimaksud dengan iman kepada malaikat ialah mempercayai bahwa Allah itu mempunyai
suatu mahluk bernama malaikat, yang selalu taat kepadanya dan mengerjakan dengan
sebaik-baiknya tugas yang diberikan Allah kepada mereka.
Yang menjadikan dasar kepada adanya iman kepada malaikat ini, ialah kepercayaan
akan kebenaran akan wahyu Al-Qur’an dan Hadits-hadits Nabi Muhammad SAW. Orang
yang mengakui kebenaran Al-Qur’an dan sabda-sabda Rosulullah tentulah mereka akan
percaya pula bahwa malaikat itu ada, sebab adanya malaikat diterangkan oleh dua sumber
agama Islam itu.
Malaikat termasuk mahluk tuhan yang ghaib. Hal yang ghaib ialah segala yang
tidak dapat ditangkap oleh panca indra. Kata ghaib itu sendiri artinya ialah hilang, lenyap,
tidak ada. Jadi barang ghaib ialah sesuatu yang hilang atau lenyap atau tidak ada dalam
jangkauan panca indra.
Jumlah mereka banyak sekali sehingga tidak ada yang dapat menghitung kecuali
Allah SWT dalam As-Shahihain disebutkan hadits yang berasal dari Annas bin Malik
tentang kisah mi’raj, bahwa Nabi diperlihatkan Al-Baitul Ma’mur dilangit. Padanya setiap
hari terdapat tujuh puluh ribu malaikat yang menunaikan shalat. Jika mereka itu telah
keluar (selesai shalat) meraka tidak akan pernah kembali kesitu.
Iman kepada malaikat mencakup empat perkara :
1. Iman dengan adanya mereka.
2. Iman dari siapa saja dari mereka yang kita ketahui namanya, seperti Jibril. Sedangkan
yang tidak kita ketahui namanya, kita imani secara ijmal (global).
3. Iman dengan sifat-sifat mereka yang kita ketahui. Seperti sifat Jibril dimana Nabi telah
menggambarkan bahwa beliau SAW telah melihat Jibril dengan sifat atau rupa nya yang
asli yang ternyata mempunyai enam ratus sayap yang dapat menutupi cakrawala. Kadang
kala dengan perintah Allah SWT malaikat dapat berubah (menjelma) dalam bentuk seorang
lelaki, seperti yang telah terjadi dalam diri Jibril ketika diutus oleh Allah SWT kepada
Maryam lalu Jibril menjelma menjadi manusia yang utuh (sempurna).
4. Iman dengan apa yang kita ketahui tentang pekerjaan-pekerjaan ,ereka yang mereka
tunaikan berdasarkan perintah Allah SWT seperti mensucikan-NYA (bertasbih) dan
beribadah kepada-Nya siang dan malam tanpa kenal lelah dan tanpa henti.

B. Malaikat dan Tugas-Tugasnya


Seperti yang telah dikemukakan dan kita ketahui, Malaikat adalah mahluk halus,
mahluk ghaib. Karena itu ia bersifat abstrak dan immaterial. Selanjutnya karena
keghaibannya ini, maka persoalan yang menyangkut malaikat tidak dapat diketahui oleh
manusia dengan akal kemanusiaannya dan hanya dapat diketahui dengan jalan
pengkhabaran yang diterima dari Allah sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an
dan Hadits-hadits rosulullah yang kuat.
Menurut sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah RA malaikat diciptakan Allah
dari Nur (cahaya). Sedangkan jin dari naar (api). Dan sesuai dengan hal ini, maka mereka
tidak makan dan minum. juga mereka bukan berjenis laki-laki dan juga bukan berjenis
wanita.
Mereka mempunyai keistimewaan, dapat menjelma kealam materi, misalnya menjelma
menjadi manusia. Pernah misalnya malaikat jibril merupakan dirinya sebagai seorang
sahabat Nabi Muhammad SAW, yang muda dan pantas sikapnya, yang bernama Dahiyah
Al-kalbi.
Berbeda dengan manusia dan jin, malaikat tidak ada yang maksiat atau durhka kepada
tuhan. Mereka semuanya taat tanpa reserve, mengerjakan dan mengabdi kepada apa saja
yang diperintahkan oleh Allah. Demikian diterangkan dalam surat At-tahrim ayat 6:

‫ون‬ ‫َّللا اما أا ام ارهُ ْم اويافْعالُ ا‬


‫ون اما يُ ْؤ ام ُر ا‬ ‫ون ه ا‬ ُ ْ‫اَل ياع‬
‫ص ا‬
“ mereka tidak mendurhakai perintah-perintah Allah dan mereka kerjakan segala apa saja
yang diprintahkan kepada mereka” (QS.At-Tahrim : 6)

Pengabdian mereka itu kepada Allah terjadi secara otomatis, sebab mereka diciptakan
semata-mata memang dengan tugas mengabdi kepada-Nya, dan mereka lagi pula tidak
diberi nafsu penggoda seperti kepada mahluk yang lain. Oleh karenanya pengabdian
mereka kepada Tuhan tidak melalui perjuangan seperti haknya kepada manusia yang dalam
mengabdi kepada Allah harus disertai perjuangan gigih melawan hawa nafsunya sendiri.
Tapi justru disinilah letak lebih tingginya martabat manusia dibanding martabat malaikat,
Manusia harus berjuang dalam hidupnya tetapi malaikat tidak.

10 nama-nama Malaikat dan masing-masing tugasnya :

1. Jibril bertugas menyampaikan wahyu yang diterima dari Allah SWT kepada para Rasul.
Dalam Al-Qur’an Jibril disebut juga sebagai Ruhul Amin atau Ruhul Qudus, seperti
yang tersebut dalam firman Allah SUrat Asy-Syu’ara/26: 192-193 dan surat Al-
Baqarah/2: 87.
2. Mikail bertugas membagi rezeki kepada seluruh makhluk, seperti makan, minum, hujan,
panas. Dalam Al-Qur’an malaikat ini disebut Mikail seperti dalam firman Allah dalam
surat Al-Baqarah/2: 98.
3. Israfil ditugaskan Allah untuk meniup terompet sangkakala pada hari kiamat (hari
pembalasan/penghabisan) untuk mematikan seluruh makhluk dan juga untuk
membangkitkan kembali semua makhluk yang mati, untuk diperiksa amal-amal
perbuatannya baik yang baik maupun yang buruk dan inilah yang disebut Al-Hisab.
Allah berfirman dalam surat An-Naba’/78: 18.
4. Izrail ditugaskan Allah untuk mengambil ruh manusia (mencabut nyawa seluruh
makhluk) dengan disertai beberapa pembantu seperti yang disebut dalam firman Allah
dalam surat As-Sajadah/32: 11 dan Al-An’am/6: 61.
5. Munkar dan Nakir, dua malaikat ini bertugas megajukan pertanyaan kepada orang-orang
yang baru dikuburkan.
6. Raqib dan Atid, tugasnya mencatat semua kebaikan dan keburukan manusia (amal baik
dan amal buruk manusia).
7. Malik tugasnya sebagai penjaga neraka Jahanam. Malaikat Malik disebut juga malaikat
Zabaniyyah (surat Al-Alaq/96: 17-18, Al-Muddasir/74: 27-30, dan Zukhruf/43: 77).
8. Ridwan tugasnya sebagai penjaga surge (surat Ar-Ra’d/13: 23-24).
Itulah 10 nama malaikat dan tugas-tugasnya masing-masing yang wajib diketahui dan
dipercayai oleh setiap orang beriman. Adapun malaikat-malaika yang lainnya tidak wajib
diketahui hanya cukup diyakini serta dipercayai saja. Perhatikanlah firman Allah SWT
dalam surat Al-Baqarah ayat 98 sebagai berikut:1

Artinya:

“Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-Nya, Rasul-Rasul-Nya, Jibril,


Mikail, maka sesungguhnya Allah musuh bagi orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 98).

1 Abdullah Zakiy Al-Kaaf, Mutiara Ilmu Tauhid, Bandung: Pustaka Setia, h. 108.
Adapun tugas atau pekerjaan para malaikat menurut Al-Qur’an dan hadis antara lain
sebagai berikut:

1. Mendoakan orang mukmin, memohon rahmat da ampunan bagi mereka (Al-Mu’min/40:


7-9).
2. Mencatat perbuatan manusia (AL-Muhaffin/83: 10-12), (Al-Qaf/50: 16-19).
3. Memperkukuh pendirian orang mukmin (Al-Anfal/8: 12).
4. Mencabut nyawa (Al-An’am/6: 61) dan (As-Sajdah/32: 11).
5. Menggembirakan hati orang mukmin (Fushilah/41: 30).
6. Membaca doa bersama orang-orang shalat.
7. Hadir dalam shalat-shalat Subuh dan Ashar.
8. Mendengarkan bacaan Al-Qur’an.
9. Menghadiri majelis dzikir dan pengajian.
10. Memberitahu tentang orang-orang yang dicintai Allah dan orang-orang yang dibenci-
Nya. 2

C. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah

Iman kepada kitab-kitab Allah SWT. adalah mengakui, mempercayai dan meyakini
bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab kepada para nabi dan Rasul-Nya yang berisi
ajaran Allah SWT. untuk di sampaikan kepada umatnya masing-masing. Mengimani kitab
Allah SWT,wajib hukumnya. Mengingkari salah satu kitab Allah SWT sama saja mengingkari
seluruh kitab-kitab Allah SWT dan mengingkari para Rasul-Nya, malaikat dan mengingkari
Allah SWTsendiri. Iman kepada kitab-kitab suci dalam islam, merupakan kesatuan yang tak
terpisahkandengan iman kepada Allah Yang Maha Esa, Malaikat dan Rasul. Maka kita wajib
beriman kepada kitab-kitab Allah, menjadi salah satu dari rukun iman.Wajib beriman kepada
kitab-kitab Allah yang pernah diturunkan kepada para rasul-Nya,sebagaimana sistem
iman kepada para Rasul, maka pengingkaran terhadap salah satu kitab Allah,sama artinya
pengingkaran terhadap seluruh kitab Allah.

2 Muhammad Chirzin, Konsep dan Hikmah Akidah Islam, Cet. 1, Jakarta: Mitra Pustaka, 1997, h. 60-66
Kitab-Kitab Allah

1. Kitab Taurat

Ada yang menyebutnya Thoret atau Thora. Diturunkan kepada Nabi Musa AS (Moses) pada
abad ke 15 SM untuk Bani Israil dan berbahasa Ibrani.

“Dan (ingatlah) ketika kami berikan kepada Musa Al-Kitab (Taurat) dan keterangan
yangmembedakan antara yang benar dan yang salah, agar kamu mendapat petunjuk.” (QS.
Al-Baqarah: 53).

“Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab
yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil,” (QS. Ali Imran : 3).

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya
(yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi olehnabi-
nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta
mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka
menjadisaksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah
kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit.
Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu
adalah orang-orang yang kafir.” (QS. Al Maidah : 44).

“Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israil) dengan Isa putera
Maryam,membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan
kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang
menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi
petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Maidah : 46).

“Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab, Hikmah, Taurat dan Injil.” (QS. Ali
Imran:48).

Kandungan kitab Taurat :

1. Perintah mengesakan Allah SWT.


2. Larangan membuat dan menyembah patung berhala.
3. Larangan menyebut Nama Allah SWT. Dengan sia-sia.
4. Perintah mensucikan hari Sabtu.
5. Perintah menghormati ayah dan ibu.
6. Larangan membunuh sesama manusia.
7. Larangan mendekati-berbuat zina.
8. Larangan mencuri.
9. Larangan menjadi saksi palsu
10. Larangan mengambil istri orang lain.

2. Kitab Zabur
Kitab Zabur, juga dikenal sebagai Mazmur atau Paska, merupakan salah satu kitab suci dalam
agama Islam yang diturunkan kepada Nabi Dawud (AS), yang dalam bahasa Inggris dikenal
sebagai David, di Yerussalem pada abad ke-10 SM. Kitab ini ditujukan untuk Bani Israil dan
ditulis dalam bahasa Qibthi.

Ayat-ayat berikut menggambarkan pentingnya Kitab Zabur dalam agama Islam:


1. "Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah
memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah
memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Ya’kub dan anak cucunya, Isa,
Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud." (QS. An-
Nisaa: 163)
2. "Jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya rasul-rasul sebelum kamu pun telah
didustakan, mereka membawa mukjizat-mukjizat yang nyata, Zabur, dan kitab yang
memberi penjelasan yang sempurna." (QS. Al-Baqarah: 184)
3. "Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Laut Mahfuz,
bahwasanya bumi dipusakai hamba-hambaKu yang saleh." (QS. Al-Anbiyaa: 105)
4. "Dan Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. Dan sesungguhnya
telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas (yang lain), dan Kami berikan Zabur
kepada Daud." (QS. Al-Israa’: 55)
Kitab Zabur memiliki beragam konten dan seruan berbuat kebaikan, termasuk doa, dzikir,
nasihat, hikmah, seruan kepada ketauhidan, dan tidak berisi syari'at. Dalam agama Islam,
Zabur dianggap sebagai bagian penting dari warisan wahyu Ilahi dan memiliki nilai yang
mendalam dalam memandu umat manusia dalam menjalani kehidupan yang taat kepada Allah.

3. Kitab Injil
Kitab Injil, yang juga dikenal sebagai Bibel atau Alkitab, adalah salah satu kitab suci dalam
agama Kristen. Diturunkan kepada Nabi Isa AS pada awal abad ke-1 Masehi untuk Bani Israil
dan berbahasa Suryani.
Pentingnya kitab ini juga tercermin dalam Al-Qur'an, kitab suci dalam agama Islam, yang
mengakui keberadaan Injil dan menganggapnya sebagai salah satu kitab suci yang diturunkan
sebelumnya. Beberapa ayat dalam Al-Qur'an yang terkait dengan Injil adalah:
1) "Dia menurunkan Al Kitab (Al-Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab
yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil." (QS. Ali Imran: 3)
2) "Dan Kami iringkan jejak mereka (para nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam,
membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu Taurat. Dan Kami telah memberikan
kepadanya Kitab Injil, yang berisi petunjuk dan cahaya. Kitab ini membenarkan kitab yang
sebelumnya, yaitu Kitab Taurat, dan menjadi petunjuk serta pengajaran bagi orang-orang
yang bertakwa." (QS. Al-Maidah: 46)
3) "Muhammad itu adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah
keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat
mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya. Tanda-tanda mereka
tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat
dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka
tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas
pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak
menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah
menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara
mereka ampunan dan pahala yang besar." (QS. Al-Fath: 29)
4) "Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al-Kitab, Hikmah, Taurat, dan Injil." (QS. Al-
Imran: 48)
Kandungan kitab Injil mencakup seruan kepada tauhid, ajaran hidup yang sederhana dan
menjauhi kerusakan dunia, revisi sebagian hukum Taurat yang sudah tidak sesuai, dan berita
tentang akan datangnya Nabi akhir zaman yang disebut Ahmad atau Muhammad.
Injil memiliki nilai penting dalam ajaran Kristen dan dipandang sebagai panduan rohani bagi
pengikut agama tersebut.

4. Al-Qur’an
Al-Qur'an, kitab suci dalam agama Islam, merupakan wahyu yang diturunkan secara
berangsur-angsur selama periode sekitar 23 tahun kepada Nabi Muhammad SAW. Proses
penurunan ini dimulai di Gua Hira, Mekkah, dan berlanjut selama fase Mekkah (ayat
Makkiyah) selama 13 tahun sebelum Nabi hijrah ke Madinah. Di Madinah, proses penurunan
Al-Qur'an berlanjut selama 10 tahun dalam fase Madinah (ayat Madaniyah). Selama periode
ini, Al-Qur'an difirmankan Allah kepada Nabi Muhammad SAW, mengandung 30 juz atau 114
surat dengan sekitar 6,666 ayat.
Al-Qur'an memiliki peran penting dalam memberikan petunjuk dalam masalah akidah, syari'ah
(hukum Islam), dan akhlak. Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk menjelaskan
isi Al-Qur'an kepada manusia, sehingga mereka dapat memahami pesan yang diturunkan
kepada mereka. Sebagaimana dinyatakan dalam surat An-Nahl (16:44), "Kami telah turunkan
kepadamu Al-Qur'an agar kamu memberi penjelasan kepada manusia tentang apa yang telah
diturunkan kepada mereka agar mereka berpikir."
Proses penurunan Al-Qur'an adalah peristiwa besar yang mengukuhkan kedudukan pentingnya
dalam agama Islam dan alam semesta. Penurunan tahap pertama pada malam Lailatul Qadar,
yang merupakan malam kemuliaan, memberikan kabar gembira kepada semua makhluk,
termasuk para malaikat. Tahap kedua penurunan berlangsung secara bertahap untuk
memberikan kekuatan dan dukungan kepada Nabi Muhammad SAW dalam menghadapi
tantangan dan peristiwa yang terjadi di sekitarnya.
Diturunkannya Al-Qur'an dengan cara yang bertahap juga mencerminkan hikmah dan rahasia
ilahi yang mendalam. Allah SWT menentukan waktu dan metode penurunan yang paling
sesuai untuk kepentingan umat manusia. Proses penurunan ini memperkuat keimanan dan
pedoman umat Islam serta mengandung berbagai hikmah yang mendalam dalam pandangan
agama Islam.

D. Fungsi Al-Qur’an dan Kedudukan Al-Qur’an

1. Petunjuk bagi manusia dan pedoman hidup


Fungsi pertama al-Qur‘an adalah sebagai petunjuk bagi manusia. Seperti diketahui, fungsi
utama sebuah kitab suci dalam agama dan keyakinan apapun adalah menjadi pedoman bagi
penganutnya. Begitu pula al-Quran, menjadi pedoman bagi umat Islam. Meskipun begitu, al-
Qur‘an menyatakan bahwa ia bukan hanya menjadi petunjuk bagi kaum Muslimin, tapi juga
bagi umat manusia seluruhnya. Kemenyeluruhan misi al-Qur‘an ini tidak lepas dari
kemenyeluruhan misi Nabi Muhammad Saw yang diutus untuk seluruh manusia. Hal ini
ditegaskan Allah Swt dalam beberapa firman-Nya yang di antaranya adalah sbb:
Dan Kami (Allah) tidak mengutus kamu (Muhammad), melainkan kepada umat manusia
seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi
kebanyakan manusia tiada mengetahui. (Q.S. Saba: 28).
Di dalam al-Qur‘an memang ada dua versi penyebutan al-Qur‘an sebagai petunjuk. Pertama,
ia petunjuk bagi seluruh manusia. Kedua, ia petunjuk bagi orang-orang yang beriman atau
bertakwa. Ayat yang menyatakan hal pertama di antaranya adalah:
Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara
yang hak dan yang bathil). (Q.S. al-Baqarah: 185)
Sedangkan ayat yang menyatakan hal kedua di antaranya adalah: Kitab (Al Quran) ini tidak
ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa. (Q.S. al-Baqarah: 2)
Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu, dan
sebagai petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (Q.S.
al-Nahl: 89).
2. Penyempurna kitab-kitab suci sebelumnya
Al-Qur‘an juga berfungsi sebagai penyempurna kitab-kitab suci sebelumnya. Fungsi ini hadir
karena al-Qur‘an adalah kitab suci terakhir yang diturunkan oleh Allah Swt kepada rasul dan
nabi-Nya. Sebagai kitab suci terakhir, al-Qur‘an membawa tugas menyempurnakan kitab-kitab
suci terdahulu. Rasionalitas di balik fungsi ini setidaknya bisa diterangkan melalui dua alasan.
Pertama, kitab-kitab suci terdahulu memang diturunkan untuk kaum tertentu dan zaman yang
terbatas. Kedua, dalam perkembangan sejarah, kitab-kitab suci terdahulu tidak bebas dari
perubahan dan penyimpangan.
Pertama, al-Qur‘an membenarkan kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya. Al-Qur‘an
hadir bukan untuk menyangkal adanya kitab-kitab suci tersebut. Bahkan, dalam doktrin Islam,
seorang Muslim diwajibkan percaya adanya kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada nabi-
nabi sebelum Muhammad, seperti yang terdapat pada ayat berikut:
Dan (di antara ciri orang yang bertakwa adalah) mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran)
yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta
mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. (Q.S. al-Baqarah: 4).
Kedua, al-Qur‘an meluruskan hal-hal yang telah diselewengkan dari ajaran kitab-kitab
terdahulu. Hal ini karena kitab-kitab sebelum al-Quran, dalam perjalanan sejarah, tidak bebas
dari penyimpangan, perubahan, pergantian, penambahan atau pengurangan, sehingga
diperlukan upaya pemurnian. Kitab suci terdahulu seperti Taurat, Zabur dan Injil yang ada
sekarang tidak bisa disebut asli atau sama dengan kitab yang diturunkan kepada nabi-nabinya
dahulu. al-Qur‘an datang sebagai batu ujian (verifikator, korektor) terhadap kitab-kitab
terdahulu. Al-Qur‘an bertugas mengoreksi hal-hal yang diselewengkan dari ajaran kitab-kitab
tersebut. Koreksi itu bisa menyangkut masalah aqidah, hukum, berita masa lalu, dan
sebagainya.
Ketiga, al-Qur‘an berfungsi sebagai alternatif pengganti kitab-kitab suci terdahulu. Seperti
diterangkan di atas, kitab-kitab terdahulu telah mengalami perubahan, penyimpangan dan
penyelewengan, sehingga sulit untuk disebut asli seperti saat mereka diturunkan kepada nabi
atau rasul yang membawanya. Karena itu, al-Qur‘an hadir sebagai solusi dan alternatif
pengganti bagi mereka. Sebagai kitab suci terakhir, Al-Qur‘an adalah petunjuk sempurna yang
tidak perlu diragukan kebenarannya. Dilihat dari berbagai sisi, al-Qur‘an memiliki keunggulan
yang tidak bisa ditandingi oleh kitab-kitab sebelumnya, baik dari sisi orisinilitas,
kesempurnaan, maupun kekuatannya sebagai mukjizat.
3. Sumber pokok agama Islam
Sebagaimana diketahui, sumber agama Islam itu ada tiga, yakni: al-Quran, Sunnah, dan
Ijtihad. Al-Qur‘an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. Sunnah
adalah sabda, tindakan dan ketetapan Rasulullah Muhammad. Sed angkan ijtihad adalah usaha
sungguh-sungguh yang dilakukan oleh ulama mujtahid untuk menyimpulkan hukum agama
dengan tetap mengacu kepada Al-Qur‘an dan Sunnah. Ada dua bentuk ijtihad yang disepakati
oleh ulama, yaitu Ijma‘ (kesepakatan umat pasca wafatnya Rasulullah) dan Qiyas (analogi).
Al-Qur‘an merupakan sumber pokok seluruh ajaran Islam. Yusuf al-Qardlawi mengatakan
bahwa al-Qur‘an adalah pokok Islam dan jiwanya. Dari al-Quranl ah diperoleh ajaran tentang
keimanan (aqidah), ibadah, akhlak, dan prinsip-prinsip hukum serta syariat.
Al-Qur‘an memiliki kedudukan yang istimewa dibanding kitab-kitab suci sebelumnya.
Sebagai kitab suci terakhir, al-Qur‘an memiliki peran yang lebih besar dan luas. Salah satu
fungsi yang dibawa al-Qur‘an adalah menyempurnakan kitab-kitab suci sebelumnya sekaligus
meluruskan hal-hal yang telah diselewengkan dari ajaran kitab-kitab tersebut. Selain itu, al-
Qur‘an juga berfungsi sebagai petunjuk bagi umat manusia sampai akhir zaman. Inilah tugas
pokok al-Qur‘an sebagai konsekuensi dari statusnya sebagai kitab suci terakhir. Selain dilihat
dari nama-namanya, fungsi al-Qur‘an juga bisa dilihat dari kedudukannya dalam konteks
kesejarahan kitab suci. Sebagaimana diketahui, alQur‘an adalah kitab suci terakhir yang
diturunkan Allah Swt kepada nabi dan rasul-Nya. Ia diwahyukan kepada Nabi Muhammad
Saw yang merupakan penutup para nabi dan rasul. Tidak ada kitab suci lain sesudahnya.
Sebagai konsekwensi dari kitab suci terakhir, al-Qur‘an mengemban misi yang lebih besar
dibanding kitab-kitab suci sebelumnya. Jangkauan misinya pun lebih luas. Kalau kitab suci
sebelumnya ditujukan untuk kaum tertentu dan masa yang terbatas, al-Qur‘an diturunkan bagi
seluruh manusia hingga akhir zaman. Hal itu karena Nabi Muhammad yang membawanya
adalah rasul untuk segenap umat manusia hingga akhir masa. Selain itu, al-Qur‘an juga
berperan sebagai sarana ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt melalui
membacanya dan menangkap pesan-pesan yang ada di dalamnya.
Diturunkan dalam bahasa Arab karena Nabi Muhammad SAW adalah seorang Arab, bahasa
Arab tidak mengurangi nilai atau makna Al-Qur'an. Bagi orang-orang yang beriman, Al-Qur'an
adalah sumber petunjuk dan penawar. Namun, bagi mereka yang tidak beriman, Al-Qur'an
akan menjadi suatu kegelapan. Pesan ini menekankan pentingnya memahami dan mengikuti
ajaran Al-Qur'an, terlepas dari bahasa aslinya.

Al-Qur'an memiliki banyak karakteristik unik dan penting yang membuatnya menjadi kitab
suci yang istimewa:
1) Tidak pernah mengalami perubahan, menjaga kemurniannya hingga akhir zaman.
2) Tidak ada satupun makhluk yang dapat menandingi kehebatan Al-Qur'an dalam segala
aspek.
3) Memuat petunjuk tentang segala segi kehidupan manusia, termasuk hal-hal yang
berkaitan dengan akhlak, syari'ah, dan prinsip hidup.
4) Mengoreksi segala kekeliruan yang mungkin ada pada kitab-kitab suci sebelumnya
akibat penyelewengan atau perubahan teks.
5) Tertulis sejak zaman Rasulullah masih hidup, mengikuti peristiwa-peristiwa dan
kejadian-kejadian penting dalam sejarah Islam.

Nama-nama lain Al-Qur’an


1. Al-Qur’an (Bacaan, Pengumpul Wahyu)
2. Al-Kitab (Buku)
3. Adz-Dzikr (Pemberi Peringatan)
4. Al-Furqan (Pembeda)
5. Al-Karim (Bacaan yang mulia)
6. Al-Kalam (Perkataan/Firman Allah)
7. An-Nur (Cahaya/Penerang)
8. Al-Huda (Petunjuk)
9. Ar-Rahmah (Kasih Sayang)
10. Asy-Syifa’ (Obat)

Itulah beberapa nama lain dari Kitab Al-Qur’an dalam Islam.


E. Iman Kepada Nabi & Rasul

Pengertian
Iman kepada Rasul Allah termasuk rukun iman yang ke-empat dari enam rukun yang wajib
diimani oleh setiap umat Islam. Yang dimaksud iman kepada para rasul ialah meyakini dengan
sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah swt. untuk
menerima wahyu dari-Nya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar dijadikan
pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Menurut Imam
Baidhawi,
Rasul adalah orang yang diutus Allah swt. dengan syari’at yang baru untuk menyeru manusia
kepadaNya. Sedangkan nabi adalah orang yang diutus Allah swt. untuk menetapkan
(menjalankan) syari’at rasul-rasul sebelumnya. Sebagai contoh bahwa nabi Musa adalah nabi
sekaligus rasul. Tetapi nabi Harun hanyalah nabi, sebab ia tidak diberikan syari’at yang baru.
Ia hanya melanjutkan atau membantu menyebarkan syari’at yang dibawa nabi Musa AS.
Iman kepada Rasul Allah merupakan rukun iman yang keempat. Karena merupakan rukun
iman yang keempat, bagi setiap muslim wajib untuk mengetahui dan mengimani 25 Nabi dan
Rasul tersebut. Nabi adalah manusia terpilih untuk menerima wahyu dari Allah. Lalu apa
perbedaan Nabi dan Rasul? Nabi menerima wahyu untuk dirinya sendiri, sedangkan Rasul
menerima wahyu dan memiliki tugas untuk menyampaikannya pada seluruh umat di dunia.
Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin dalam kitabnya Syarh Tsalatsatul Ushul
menyebutkan bahwa keimanan kepada Rasul terkandung di dalamnya empat unsur pokok yang
harus diimani, Yaitu:
1. Mengimani bahwa Allah benar-benar telah mengutus para Nabi dan Rasul pada masing-
masing umat.
Tidak boleh seorang mukallaf mengkufuri walaupun seorang Rasul. Dan sungguh orang
yang mengingkari walaupun satu Rasul, artinya dia telah mengingkari seluruh nabi dan
Rasul. Allah ta’ala berfirman tentang kaum nabi Nuh,

‫وح الْ ُم ْرسَلِي َن‬


ٍ ‫كَ َّذبَتْ قَ ْومُ ُن‬
“Kaum Nuh telah mendustakan para rasul.” (QS. Asy-Syu’ara:105).
Perhatikan ayat di atas, walaupun kaum Nuh hanya mendustakan nabi Nuh, akan tetapi
Allah menghukumi mereka sebagai kaum yang mendustakan seluruh Rasul. Dan ayat -
ayat yang semisal ini banyak dalam Al-Quran.
2. Mengimani nama-nama Nabi dan Rasul.
Dalam Al-Quran terdapat 25 nama nabi dan rasul yang disepakati, mereka adalah: Adam,
Idris, Nuh, Hud, Shalih, Ibrahim, Luth, Isma’il, Is-haq, Ya’qub, Yusuf, Syu’aib, Ayyub,
Dzulkifli, Musa, Harun, Dawud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa’, Yunus, Zakariya, Yahya, ‘Isa
dan Muhammad shalawatulloh wa salamuhu ‘alaihim. Adapun nabi dan rasul yang tidak
diketahui nama-nama mereka, kewajiban kita adalah mengimaninya secara global.
3. Membenarkan semua berita-berita baik dari Al-Quran atau hadits-hadits shahih tentang
para Nabi dan Rasul.
4. Mengamalkan syari’at nabi dimana nabi tersebut diutus kepadanya.
Manusia yang hidup di zaman nabi Nuh harus mengikuti semua syareat nabi Nuh, seorang
yang hidup di zaman nabi Ibrahim harus mengikuti semua syareat nabi Ibrahim dan
demikian seterusnya. Dan penutup para nabi adalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wa sallam, beliau diutus untuk seluruh umat manusia. Sehingga ketika telah datang Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, wajib bagi seluruh manusia hingga hari kiamat
termasuk ahlu kitab (Yahudi dan nasrani) untuk tunduk dan berserah diri pada Islam
Sebagaimana dalam firman-Nya yang artinya,

ِ ُ‫فَال َو َر ِبِّكَ ال يُ ْؤ ِمنُو َن َحتَّى يُ َح ِ ِّك ُموكَ فِي َما شَ َج َر بَيْنَهُ ْم ثُ َّم ال ي َِج دُوا فِي َأنْف‬
‫س ِه ْم َح َرجًا ِم َّما قَضَيْتَ َويُسَلِِّ ُموا تَسْلِي ًما‬
“Maka demi Rabbmu, mereka tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim
terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati
mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima
dengan sepenuhnya.” (QS. An-Nisa:65) 3

Perbedaan Nabi dan Rasul


Dalam Islam, terdapat perbedaan yang jelas antara seorang nabi dan seorang rasul.
Perbedaan ini didasarkan pada sifat dan tanggung jawab mereka terkait dengan wahyu yang
diterima dari Allah SWT. Dalam konteks ini, kita dapat menjelaskan perbedaan antara nabi
dan rasul sebagai berikut:
1. Nabi:
Seorang nabi adalah seseorang yang dipilih oleh Allah SWT untuk menerima wahyu-Nya.
Namun, peran seorang nabi terbatas pada menerima wahyu dan petunjuk dari Allah untuk
kepentingan pribadi mereka sendiri. Mereka tidak memiliki kewajiban untuk
menyampaikan pesan ilahi kepada orang lain.
2. Rasul:
Sebaliknya, seorang rasul adalah individu yang juga dipilih oleh Allah SWT untuk
menerima wahyu dan petunjuk-Nya. Namun, perbedaan utama adalah bahwa seorang rasul
memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan pesan ilahi yang mereka terima kepada
umat manusia. Mereka diutus sebagai utusan Allah dengan misi khusus untuk membimbing,
mengajar, dan memimpin umat manusia sesuai dengan wahyu yang mereka terima.
Pengangkatan seseorang sebagai rasul atau nabi sepenuhnya bergantung pada kehendak dan
kuasa Allah SWT. Tidak ada yang memiliki kewenangan untuk mengangkat diri mereka
sendiri sebagai rasul atau nabi. Rasul terakhir yang diutus oleh Allah dalam ajaran Islam adalah
Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, jika ada yang mengaku sebagai rasul setelahnya,

3Ravi Kurnia, Makalah Agama – Beriman Kepada Rasul, 21 April 2015.


http://ravikurnia1.blogspot.com/2015/04/makalah-beriman-kepada-rasul.html
umat Islam akan menolaknya dan menganggapnya sebagai orang yang berusaha merusak
agama.
Sebelum diangkat menjadi rasul, Allah mempersiapkan jiwa para rasul dengan berbagai
cobaan dan tantangan. Mereka mengalami ujian yang berat, dan hanya setelah mempersiapkan
diri dengan baik dan siap secara mental dan spiritual, mereka diangkat sebagai rasul. Contoh-
contoh seperti Nabi Ibrahim a.s., Nabi Musa a.s., Nabi Isa a.s., dan Nabi Muhammad SAW
adalah bukti dari kesiapan dan keteguhan jiwa yang diperlukan untuk memenuhi amanah
kerasulan dengan segala tantangan yang ada.4

Sifat Nabi dan Rasul


Sidiq, Amanah, Tabligh, dan Fatonah adalah empat sifat yang sangat dihargai dan
ditekankan dalam konteks Nabi dan Rasul dalam Islam. Ini adalah sifat-sifat utama yang
membantu mendefinisikan karakter dan integritas para nabi dan rasul. Berikut adalah
penjelasan lebih lanjut tentang bagaimana sifat-sifat ini berhubungan dengan para nabi dan
rasul dalam Islam:
1. Sidiq (‫)ص ِدِّيق‬:
ِ Artinya jujur dan benar. Mereka selalu berbicara dengan kejujuran
dan mengamalkannya dalam tindakan mereka. Sifat sidiq memastikan bahwa pesan
ilahi yang mereka terima dan sampaikan adalah benar dan tidak bercampur dengan
kebohongan.
2. Amanah (‫)أمانة‬: Artinya dapat dipercaya. Para nabi dan rasul adalah orang-orang
yang sangat dapat dipercayai dan diandalkan dalam tugas dan tanggung jawab mereka
sebagai utusan Allah. Mereka diberi amanah untuk menyampaikan pesan-pesan ilahi
dan menjalankan tugas kenabian mereka dengan integritas dan kepercayaan.
3. Tabligh (‫)تَبْلِيغ‬: Artinya menyampaikan. Tugas utama para nabi dan rasul adalah
menyampaikan pesan-pesan ilahi kepada umat manusia. Mereka adalah utusan Allah
yang ditugaskan untuk menyebarkan ajaran agama, mengajar prinsip-prinsip moral,
dan membimbing umat manusia menuju kebenaran. Sifat tabligh mencerminkan
tanggung jawab utama mereka dalam menyampaikan pesan ilahi.
4. Fatonah (‫)فَتْنَة‬: Artinya cerdas. Para nabi dan rasul harus menjaga kemurnian hati dan
niat mereka. Mereka harus tulus dan ikhlas dalam menjalankan tugas kenabian mereka.
Sifat fatonah memastikan bahwa niat mereka murni dan bebas dari segala bentuk
keraguan atau gangguan.
Keempat sifat ini adalah ciri-ciri yang sangat penting dalam membentuk karakter para nabi
dan rasul dalam Islam. Mereka adalah teladan utama dalam hal integritas, kejujuran,
kepercayaan, dan ketulusan dalam menjalankan tugas kenabian mereka. Sifat-sifat ini
menjadikan mereka sebagai suri tauladan yang diikuti oleh umat Islam.5

4 Tian Surtiani, RPP PAI dan BP - Mari Mengenal Rasul Ulul Azmi Allah, 2022.
https://files1.simpkb.id/guruberbagi/rpp/422382-1673527199.pdf
5 Thala Al Fajar, Pengertian dan Perbedaan Antara Nabi dan Rasul Allah SWT.

https://www.academia.edu/15751847/Pengertian_dan_Perbedaan_Antara_Nabi_dan_Rasul_Allah_SWT
F. Rasul Ulul Azmi
Setiap rasul memiliki tantangan yang berbeda dalam menyampaikan ajaran Allah kepada
umatnya. Dari 25 orang rasul itu, ada 5 rasul yang mendapatkan gelar ulul azmi. Ulu/Uli ( ‫أولي‬
/ ‫( أولو‬artinya mempunyai atau memiliki. al-Azmi (‫( العزم‬artinya teguh atau tekad yang kuat.
Ulul azmi artinya memiliki keteguhan/tekad. Disebut rasul ulul azmi artinya rasul memiliki
keteguhan atau tekad yang kuat.
Para Rasul Ulul Azmi adalah kelompok para nabi yang memiliki tugas dan misi yang besar
dalam menyampaikan ajaran-ajaran agama Islam kepada umat manusia. Mereka memiliki
sifat-sifat yang sangat mulia, seperti kesabaran, kejujuran, dan keteguhan hati dalam
menghadapi segala rintangan dan ujian dari Allah SWT.
Kisah-kisah para Rasul Ulul Azmi menjadi teladan bagi umat manusia dalam beragama dan
melakukan ibadah kepada Allah SWT. Dengan mengambil teladan dari para Rasul Ulul Azmi,
kita dapat menjadi manusia yang lebih baik dan menghadapi segala ujian hidup dengan
kesabaran dan keteguhan hati.
Rasul ulul’azmi itu adalah Nabi Nuh a.s., Nabi Ibrahim a.s., Nabi Musa a.s., Nabi Isa a.s., dan
Nabi Muhammad saw. Kelima rasul ini disebut dalam Al-Qur’an sebagai nabi yang sangat
tinggi keteguhan dan kesabarannya.
“Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil Perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu (sendiri) dari
Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka Perjanjian
yang teguh.” (Q.S. al-Ahzab/33:7)

Kisah Para Rasul Ulul Azmi


1) Nabi Nuh AS
Nabi Nuh AS adalah salah satu dari para Rasul Ulul Azmi yang pertama kali diutus oleh
Allah SWT untuk menyampaikan ajaran agama Islam. Beliau diutus untuk menyelamatkan
umat manusia dari banjir besar yang akan terjadi karena keburukan perilaku umat manusia
yang semakin hari semakin mengabaikan ajaran Allah SWT.
2) Nabi Ibrahim AS
Nabi Ibrahim AS adalah seorang Rasul Ulul Azmi yang memiliki tugas untuk menyebarkan
ajaran agama Islam kepada umat manusia. Beliau juga diutus untuk membangun Ka’bah
di Mekah sebagai tempat suci bagi umat Islam untuk beribadah.
3) Nabi Musa AS
Nabi Musa AS adalah seorang Rasul Ulul Azmi yang diutus oleh Allah SWT untuk
membawa umat Israel keluar dari perbudakan di Mesir. Beliau juga menerima kitab suci
Taurat sebagai wahyu dari Allah SWT.
4) Nabi Isa AS
Nabi Isa AS adalah seorang Rasul Ulul Azmi yang diutus oleh Allah SWT untuk
menyampaikan ajaran agama Islam kepada umat manusia. Beliau juga dikenal sebagai
Nabi Isa Al-Masih, yang diberi mukjizat oleh Allah SWT untuk menyembuhkan orang
sakit dan menghidupkan orang mati.
5) Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW adalah seorang Rasul Ulul Azmi yang diutus oleh Allah SWT
untuk menyampaikan ajaran agama Islam kepada umat manusia. Beliau adalah nabi
terakhir dalam agama Islam dan menerima kitab suci Al-Quran sebagai wahyu dari Allah
SWT.6

G. Mukjizat Para Rasul


Mukjizat ialah suatu kejadian luar biasa yang dialami oleh para Nabi dan Rasul atas kehendak
Allah SWT, sebagai suatu pembuktian atas kebenaran dan keabsahan risalah yang mereka
sampaikan. Karena tidaklah mudah perjuangan para Nabi dan Rasul dalam menyampaikan
risalah, dimana banyak sekali pertentangan dari masyarakat atas mereka. Banyak yang
menghina mereka serta menganggap bahwa ajaran yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul
adalah hanya kebohongan semata, dan bahkan masyarakat menganggap bahwa hal itu adalah
sihir.
Untuk itu, maka Allah SWT memberikan mukjizat-mukjizat bagi para nabi dan rasul tersebut
untuk membuktikan kebenaran tentang kenabian dan kerasulan utusan-Nya, serta untuk
melemahkan tuduhan dari kaum-kaum yang ingkar kepada rasul, yaitu melalui kejadian-
kejadian atau peristiwa besar yang luar biasa.
Mukjizat ini khusus hanya diberikan Allah SWT kepada para Nabi dan Rasul-Rasul Nya.
Sedangkan kepada manusia tidak diberikan mukjizat , manusia yang kuat imannya, taat
ibadahnya kepada Allah SWT, maka apabila manusia tersebut diberikan suatu kejadian yang
luar biasa oleh Allah SWT, kejadian tersebut dinamakan sebagai karomah (bukan mukjizat).
Karena mukjizat hanya diberikan kepada nabi-dan rasul Allah.
Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Al-Mu’min ayat 78:
Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara
mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami
ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang rasul membawa suatu mukjizat, melainkan
dengan seizin Allah, maka apabila telah datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara)
dengan adil, Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.” (QS. Al-
Mu’min ayat 78).

Perbedaan Mukjizat dengan Karomah


Tentang perbedaan antara mukjizat dan karomah, mukjizat adalah tindakan luar biasa yang
dilakukan oleh nabi atau rasul yang dikirim oleh Allah SWT. Tindakan ini disertai dengan
pengakuan kenabian dari seorang nabi yang membawa risalah kenabiannya. Sedangkan
karomah adalah kemampuan luar biasa yang dimiliki oleh seorang wali atau kekasih Tuhan.
Karomah sebagaimana mukjizat adalah sesuatu yang luar biasa yang dianugrahkan kepada para
kekasih Allah, namun tidak disertai dengan pengakuan kenabian dari mereka.

6Tian Surtiani, RPP PAI dan BP - Mari Mengenal Rasul Ulul Azmi Allah, 2022.
https://files1.simpkb.id/guruberbagi/rpp/422382-1673527199.pdf
Inilah Mukjizat-Mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada 25 Nabi dan Rasul :
1) Mukjizat Nabi Adam A.S
Mukjizat nabi adam A.S adalah sebagai manusia serta khalifah pertama yang diciptakan Allah
SWT dari segumpal tanah. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah
Al-Baqarah ayat 30,
Artinya: “Dan ingatlah ketika Tuhanmu berkata kepada para Malaikat: “Aku akan
menciptakan seorang khalifah di bumi”. Para Malaikat berkata: “Apakah Engkau akan
menciptakan orang yang akan membuat kerusakan di dalamnya dan mengalirkan darah,
sementara kami selalu bertasbih dengan memuji-Mu serta mengagungkan-Mu. Allah
berkata: “Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui.” (QS. Al- Baqarah: 30).
2) Mukjizat Nabi Idris A.S
Allah SWT memberikan beberapa mukjizat kepada Nabi Idris A.S yaitu berupa kejujuran,
kepandaian, kemahiran, serta kemampuan dalam menciptakan hal-hal yang dapat
memudahkan kegiatan manusia, seperti ilmu perbintangan, mengenal tulisan, ilmu
berhitung, ilmu menjahit, dan sebagainya.
3) Mukjizat Nabi Nuh A.S
Mukjizatnya yaitu: dengan izin Allah SWT Nabi Nuh bisa membuat perahu yang sangat besar
yang menumpang orang-orang beriman untuk diselamatkan jiwanya dari azab Allah
SWT (banjir bandang yang melanda umat Nabi Nuh yang kafir).
4) Mukjizat Nabi Hud A.S
Karena banyak dari kaum nabi Hud yang memiliki hati yang telah mati dan sekeras batu,
mereka tetap memegang pada kesesatan dan penyimpangan, yaitu dengan menyembah
berhala-berhala. Sehingga Pada akhirnya Allah SWT menurunkan Azab bagi mereka
yaitu berupa badai panas yang berkepanjangan yang membuat sumur-sumur serta
sumber air mengering serta banyak tanaman-tanaman yang mati karenanya. Lalu Allah
SWT mendatangkan awan hitam yang dikira sebagai anugrah berupa hujan bagi kaum
tersebut.
5) Mukjizat Nabi Shaleh A.S
Mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada nabi Shaleh A.S adalah berupa unta betina
yang lahir dari celah-celah batu sebagai tanda-tanda kebesaran dari Allah bagi kaum
samud, dimana Nabi Saleh A.S diutus Allah SWT untuk menyampaikan risalahnya.
6) Mukjizat Nabi Ibrahim A.S
Mukjizat nabi Ibrahim A.S adalah tidak terbakar didalam api. Disaat kaum-kaumnya
yang kafir membakarnya.
7) Mukjizat Nabi Luth A.S
Kaum nabi luth adalah kaum yang membuat perilaku seks yang menyimpang (laki-laki
melakukan seks sesama lelaki dan wanita sesama wanita). Nah ketika Nabi Luth A.S
menyerukan agar kaumnya meninggalkan perbuatan tersebut, justru Beliau
mendapatkan perlakuan buruk dari kaumnya, sehingga Allah pun menurukan azab bagi
kaum tersebut berupa gempa bumi yang dahsyat disertai dengan hujan batu sijjil dan
angin kencang yang pada akhirnya menghancurkan dan membinasakan penduduk di
kota tersebut kecuali Nabi Luth dan pengikutnya yang beriman.
8) Mukjizat Nabi Ismail A.S
Mukjizat nabi Ismail A.S dari adalah keselamatan ketika ayahnya (Nabi Ibrahim A.S)
hendak menyembelihnya sebagai kurban atas perintah Allah SWT. Ketika hendak
disembelih, Allah SWT menggantikan Nabi Ismail dengan seekor domba.
9) Mukjizat Nabi Ishaq A.S
Istri nabi ishak yang bernama Rafqah binti Batu’il adalah seorang wanita yang mandul, Dan
atas do’a yang dipanjatkan Nabi Ishaq A.S kepada Allah SWT, akhirnya Istrinya dapat
menangdung dan melahirkan anak kembar yaitu ‘Iishuu yang merupakan nenek
moyang bangsa Romawi dan Ya’qub yang merupakan nenek moyang Bani Israil.
10) Mukjizat Nabi Yaqub A.S
Mukjizat Nabi Yaqub adalah nabi ya’kub dikarunia 12 orang anak, dan sebelum wafat, beliau
berwasiat kepada putra-putranya, dimana hal tersebut tercantum dalam Alquran surah
Al-Baqarah ayat 133:
Artinya: “Apakah kalian menjadi saksi saat maut akan menjemput Ya’qub, ketika dia berkata
kepada anak-anaknya, Apa yang kalian sembah sepeninggalku? Mereka menjawab,
Kami akan menyembah Rabbmu dan Rabb nenek moyangmu, yaitu Ibrahim, Ismail,
dan Ishaq, (yaitu) Rabb Yang Maha Esa, dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya.”
(QS. Al- Baqarah: 133)
11) Mukjizat Nabi Yusuf A.S
Mukjizat nabi yusuf A.S adalah dikaruniai Allah SWT dengan wajah yang tampan dan dapat
menafsirkan mimpi.
12) Mukjizat Nabi Ayyub A.S
Mukjizat nabi ayyub A.S adalah sebagai utusan Allah SWT yang dianggap paling sabar dalam
menghadapi cobaan.
13) Mukjizat Nabi Syuaib A.S
Mukjizat nabi syuaib adalah Allah telah menyelamatkan Nabi Syuaib dan pengikutnya dari
azab Allah SWT yang menimpa kaum Madyan, yaitu berupa badai panas, datangnya
awan hitam, petir, dan gempa bumi yang menghancurkan kaum tersebut.
14) Mukjizat Nabi Musa A.S
Mukjizat nabi musa adalah tongkat menjadi ular. Atas bantuan dari Allah SWT melalui
tongkat tersebut, maka Nabi Musa A.S dapat membelah laut merah sehingga beliau dan
para pengikutnya dapat selamat dari kejaran Fir’aun.
15) Mukjizat Nabi Harun A.S
Mukjizat nabi harun adalah Allah SWT telah mengkaruniakan kemampuan bahasa
yang baik kepada Nabi Harun.
16) Mukjizat Nabi Zulkifli A.S
Mukjizat nabi zulkifli adalah sebagai utusan Allah SWT yang terkenal dengan
kesabaran serta sifat dermawannya.
17) Mukjizat Nabi Daud A.S
Mukjizat nabi daud A.S adalah memiliki kemampuan untuk mengerti bahasa burung,
memiliki kecerdasan akal, memiliki suara yang merdu, serta mampu melembutkan besi
dengan menggunakan tangan kosong.
18) Mukjizat Nabi Sulaiman A.S
Mukjizat kepada nabi Sulaiman A.S adalah Mampu berbicara dan memahami bahasa
binatang, serta mampu menundukkan Jin dan angin sehingga mereka mau menuruti
kehendak Beliau.
19) Mukjizat Nabi Ilyas A.S
Nabi Ilyas A.S adalah utusan Allah SWT bagi kaun Bani Israil yang gemar menyembah
patung yang diberi nama Ba’al. Akan tetapi kaum tersebut mengingkari apa yang
diajarkan oleh Beliau. Oleh karena itulah Allah SWT menurunkan Azab bagi mereka
berupa kemarau yang berkepanjangan serta hujan yang tidak mampu menyentuh bumi.
20) Mukjizat nabi Ilyasa A.S
Mukjizat Nabi Ilyasa A.S adalah Beliau termasuk hamba Allah SWT yang terbaik,
dimana ia diberikan mukjizat oleh Allah SWT dapat menghidupkan orang yang telah
meninggal.
21) Mukjizat nabi Yunus A.S
Mukjizat nabi Yunus A.S adalah Beliau dapat selamat ketika ditelan oleh ikan paus
dalam beberapa waktu ketika beliau meninggalkan kaum Asyiria di Ninawa.
22) Mukjizat nabi Zakaria A.S
Mukjizat Nabi Zakaria adalah Beliau baru dikarunia keturunan ketika umurnya telah
uzur (tua). Hal ini dikarenakan istrinya adalah wanita mandul. kemudian Nabi Zakaria
memanjatkan do’a kepada Allah SWT, dan akhirnya Allah SWT mengabulkannya dan
mengirimkan nabi yahya sebagai anak atau keturunan Nabi Zakaria A.S.
23) Mukjizat Nabi Yahya A.S
Mukjizat Nabi yahya A.S adalah Allah SWT mengkarunia kemampuan kepada nabi
yahya untuk mengetahui syariat serta memutuskan perkara manusia sejak ia masih
kecil. Beliau terkenal sangat rajin dan gemar membaca.
24) Mukjizat nabi Isa A.S
Mukjizat nabi Isa A.S adalah mampu menyembuhkan orang-orang yang buta, mampu
menghidupkan orang-orang yang telah meninggal, dan Beliau pun akhirnya diangkat
ke langit oleh Allah SWT ketika orang-orang Yahudi berusaha menyalibnya.
25) Mukjizat Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW adalah sebagai Nabi penutup, jadi tidak ada lagi utusan Allah
SWT setelah Beliau. Adapun ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW adalah untuk
menyempurnakan ajaran-ajaran yang dibawa oleh Nabi-Nabi dan Rasu-rasul terdahulu.

Adapun mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW adalah Al-Qur’an sebagai pedoman
hidup ummat manusia. Selain itu, Allah SWT juga telah mengkaruniakan kepada beliau sebuah
peristiwa yang sangat luar biasa yaitu peristiwa Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW,
dimana dalam peristiwa tersebut berlangsung dalam kurun waktu kurang dari satu hari. dengan
izin Allah SWT Nabi mUhammad SAW dapat membelah bulan menjadi dua, dan pada saat
kemarau dari sela sela jari Rasulullah SAW dapat mengeluarkan air yang dapat diminum oleh
umatnya.7

7Neli Widiyanti, 25 Mukjizat Para Nabi dan Rasul.


https://www.academia.edu/36167733/25_Mukjizat_Para_Nabi_Dan_Rasul
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam makalah ini, telah diuraikan konsep iman kepada Malaikat, Kitab-Kitab, dan
Rasul Allah dalam agama Islam serta ditekankan pentingnya pemahaman ini sebagai
pedoman serta tuntunan bagi umat manusia dalam menjalani kehidupan kebahagiaan dan
kemenangan di dunia dan akhirat.

Beriman kepada Malaikat, Kitab-Kitab Allah, dan Rasul-Nya adalah mempercayai dan
meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah telah menciptakan Malaikat-Malaikat-Nya,
menurunkan wahyu-wahyu-Nya, dan mengangkat Nabi dan Rasul sebagai suri tauladan
serta penyampai dan penyeru risalah-risalah Allah yang terjaga kemurniannya.

Ketiga iman tersebut memiliki korelasi yang erat dalam praktik keagamaan. Iman
kepada Malaikat adalah pengakuan terhadap keberadaan makhluk gaib yang menjadi
perantara komunikasi antara Allah dan manusia dalam proses penurunan wahyu. Kitab-
Kitab Allah adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul, yang kemudian
diwahyukan dalam bentuk tulisan sebagai panduan dan pedoman bagi manusia. Nabi dan
Rasul adalah utusan Allah yang bertugas menyampaikan wahyu-Nya dan menjelaskan isi
Kitab-Kitab Allah kepada umat manusia.

Ketiga aspek keimanan ini saling melengkapi dalam memahami dan menjalankan
ajaran Islam. Malaikat membantu menyampaikan pesan Allah kepada manusia melalui
Nabi dan Rasul, yang memainkan peran penting dalam penafsiran dan pemahaman Kitab-
Kitab Allah. Sebaliknya, Kitab-Kitab Allah mengandung petunjuk tentang penghormatan
terhadap Malaikat dan tugas Nabi dan Rasul. Semua ini menggambarkan sistem
kepercayaan yang tersistematis dalam ajaran Islam dan penting untuk praktik keagamaan
yang benar.

B. Saran

Berdasarkan uraian konsep dan signifikansi Iman kepada Malaikat, Kitab, dan Rasul
Allah, kita berharap agar umat Islam dimana pun dapat memahami pentingnya beriman
secara kaffah atau keseluruhan, bukan hanya sekedar tahu untuk menggugurkan beberapa
keharusan saja, terutama dikalangan pemuda-pemudi Muslim yang mana mereka adalah
generasi penerus umat Islam di masa yang akan datang.

Keimanan dan ketakwaan tidak selalu muncul dengan sendirinya, dan semuanya harus
diajak, diajarkan, dan dipelajari. Oleh karena itu, generasi Muslim yang unggul seperti
guru, ustadz, ulama, orang tua, atau bahkan pemuda Muslim yang kuat memiliki peran
yang sangat penting bagi kelangsungan kehidupan manusia dan kejayaan Islam di dunia.
Tak hanya itu, kita juga harus senantiasa memperkaya iman dan taqwa kita dengan
semangat menuntut ilmu dan berlomba-lomba dalam kebaikan sehingga kehidupan kita
menjadi terarah, serta mudah dalam menghadapi berbagai problematika dalam kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Zakiy Al-Kaaf, Mutiara Ilmu Tauhid, Bandung: Pustaka Setia, h. 108.
Muhammad Chirzin, Konsep dan Hikmah Akidah Islam, Cet. 1, Jakarta: Mitra Pustaka, 1997, h. 60-66
TabungAmal.id, Al Quran Mujizat Sepanjang Zaman, 2020
https://tabungamal.id/berita/al-quran-mujizat-sepanjang-zaman-bagian-3
Orami Author, Nama Lain Dari Al-Qur’an, 10 Oktober 2023
https://www.orami.co.id/magazine/nama-lain-dari-alquran
Ravi Kurnia, Makalah Agama – Beriman Kepada Rasul, 21 April 2015.
http://ravikurnia1.blogspot.com/2015/04/makalah-beriman-kepada-rasul.html
Tian Surtiani, RPP PAI dan BP - Mari Mengenal Rasul Ulul Azmi Allah, 2022.
https://files1.simpkb.id/guruberbagi/rpp/422382-1673527199.pdf
Thala Al Fajar, Pengertian dan Perbedaan Antara Nabi dan Rasul Allah SWT.
https://www.academia.edu/15751847/Pengertian_dan_Perbedaan_Antara_Nabi_dan_Rasul_Allah_SW
T
Neli Widiyanti, 25 Mukjizat Para Nabi dan Rasul.
https://www.academia.edu/36167733/25_Mukjizat_Para_Nabi_Dan_Rasul
Drs. Humaidi Tata Pangarsa. Kuliah aqidah lengkap. (Surabaya: Bina Ilmu.1979) hal. 81
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Syarah Tsalatsul Ushul, (Surakarta :Darul Tsarya. 1997) hal. 164 -
165
Drs. Humaidi Tata Pangarsa. Kuliah aqidah lengkap. (Surabaya: Bina Ilmu.197 9) hal. 83
Drs. Humaidi Tata Pangarsa. Kuliah aqidah lengkap. (Surabaya: Bina Ilmu.1979) Hal. 83 -85
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Syarah Tsalatsul Ushul, (Surakarta :Darul Tsarya. 1997) hal. 166
Safar Sutomo dkk. – IAIN Walisongo Semarang, Iman Kepada Malaikat Allah, (Semarang:
cunseondeok, 2015)
https://cunseondeok.blogspot.com/2015/05/iman-kepada-malaikat-allah.html
Perbedaan Mukjizat dan Karomah - Islami[dot]co. https://islami.co/perbedaan-mukjizat-dan-karomah/.
Jelaskan Perbedaan Mukjizat Karomah Maunah Dan Irhas. https://gooddoctor.id/pendidikan/jelaskan -
perbedaan-mukjizat-karomah-maunah-dan-irhas.
Apa Itu Mukjizat? Ketahui Macam -Macam dan Perbedaannya dengan Karomah ....
https://www.liputan6.com/hot/read/5386488/apa-itu-mukjizat-ketahui-macam-macam-dan-
perbedaannya-dengan-karomah.
Beda Mukjizat, Karamah, Waqi’iyyah, dan Sihir |Republika Online.
https://khazanah.republika.co.id/berita/oeoxbi313/beda-mukjizat-karamah-waqiiyyah-dan-sihir.
Ini Perbedaan Mukjizat, Ka romah, Sihir, Maunah, dan Istidraj.
https://muslim.okezone.com/read/2021/11/04/330/2496513/ini-perbedaan-mukjizat-karomah-sihir-
maunah-dan-istidraj.

Anda mungkin juga menyukai