Anda di halaman 1dari 2

NAMA : IAN SEPTIAN

KELAS : 3A KEU
NO : 13

Tugas Studi Kasus Enron Ethics (Or: Culture Matters More Than Codes)

1. Jelaskan kronologi mengapa kasus enron menjadi kasus perlanggaran kode etis terbesar pada
masanya
- kesuksesan Enron dibangun di atas fondasi yang rapuh. Perusahaan ini menggunakan
berbagai teknik akuntansi yang tidak etis untuk menyembunyikan hutang dan meningkatkan
harga saham. Teknik-teknik ini antara lain,
- Enron menggunakan nilai pasar untuk menilai asetnya, walapun nilai pasar tersebut tidak
realistis. Enron mengklaim keuntungan dari transaksi yang belum selesai. Hal ini
memungkinkan Enron untuk melaporkan laba yang lebih tinggi daripada sebenarnya.
- Special purpose vehicles (SPVs): Enron menggunakan kemitraan untuk menyiasati
keuntungan perusahaan. SPV adalah perusahaan yang didirikan khusus untuk tujuan
tertentu, disini Enron menggunakan anak perusahaan berkedok mitra untuk memindahkan
hutang dan kerugian dari neraca perusahaan, tapi mencatat pendapatan dari SPV sebagai
pendapatan Enron meskipun SPV tersebut tidak dimiliki sepenuhnya oleh Enron.
- Enron juga tidak memasukkan asset atau kewajiban tertentu ke dalam neraca perusahaan.
Teknik ini dapat digunakan untuk menyembunyikan hutang dan kerugian perusahaan.
Siasat-siasat ini memungkinkan Enron untuk melaporkan laba yang lebih tinggi daripada
yang sebenarnya. Hal ini menyebabkan harga saham Enron meningkat secara manipulative.
2. Jelaskan siapa, apa profesi mereka, dan bagaimana mereka melakukan pelanggaran kode etik
profesi
- Pada kasus Enron, pelanggaran kode etik profesi dilakukan oleh pihak manajemen Enron,
termasuk para eksekutif Kenneth Lay, Jeffrey Skilling, dan Andrew Fastow. Mereka
melanggar kode etik profesi akuntansi, auditing, dan keuangan. Pihak manajemen Enron
menggunakan teknik akuntansi yang tidak etis untuk menyembunyikan hutang dan
kerugian. Arthur Andersen (perusahaan akuntan publik) yang mengaudit Enron, juga
melanggar kode etik auditing. Arthur membantu Enron lolos dari skeptisisme SEC.
3. Apa bentuk pertanggungjawaban yang seharusnya dilakukan oleh pelanggar hukum kode etik
ini?
- Pertanggungjawaban hukum: pelanggar diberikan sanksi hukum sesuai hukum yang berlaku,
seperti dikenakkan denda
- Pertanggungjawaban moral: perusahaan Enron di-delisting dari bursa dan di Likuidasi. Enron
harus bertanggungjawab secara moral dengan membayar hutang-hutangnya, membayar
kewajibannya pada investor, kreditur bahkan karyawannya dan pada pihak manapun yang
dirugikan.
- Pertanggungjawaban profesi: pihak manapun yang membantu mensukseskan siasat-siasat
Enron pantas dicabut lisensinya dan ijin operasinya.
4. Setujukah anda jika sarbanes oxley act 2002 menjadi hukum yang berlaku untuk mengantisipasi
kejadian yang sama? Jelaskan alasannya
- Sarbanes Oxley Act 2002 adalah undang-undang yang disahkan oleh pemerintah Amerika
Serikat pada tahun 2002 sebagai tanggapan atas sejumlah kasus skandal akuntansi yang
Enron merupakan salah satunya. Undang-undang ini bertujuan untuk mencegah terjadinya
kasus manipulasi laporan keuangan dan audit laporan keuangan di masa depan.
- Sarbanes Oxley Act 2002 memiliki beberapa ketentuan yang penting,
o Peningkatan transparansi dan akuntabilitas perusahaan: Undang-undang ini
mengharuskan perusahaan untuk mengungkapkan informasi keuangan yang lebih
transparan dan akurat.
o Peningkatan independensi auditor
o Peningkatan hukuman untuk pelanggaran hukum: Undang-undang ini meningkatkan
hukuman untuk pelanggaran kode etik profesi.
o Mensyaratkan adanya kode etik yang terdaftar di SEC untuk para pejabat keuangan
dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara untuk pelaku kecurangan
o Mensyaratkan penasehat hukum perusahaan untuk mengungkap adanya
penyimpangan
o Mensyaratkan adanya sertifikasi tentang validitas pembuatan laporan keuangan
- Saya setuju jika Sarbanes Oxley Act 2002 menjadi hukum yang berlaku untuk mengantisipasi
kejadian yang sama. Dapat dilihat dari ketentuan-ketentuan penting dari UU tersebut yang
jelas akan dapat mengurangi terjadinya fraud. Namun, saya juga berpendapat bahwa
undang-undang saja tidak cukup, penting juga untuk membangun budaya etika yang kuat di
dalam perusahaan dimulai dari manajemen puncak, manajemen puncak harus menunjukkan
komitmennya terhadap etika.

Anda mungkin juga menyukai