Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Terapan, Vol. 4, Nomor 2, Desember 2022 p-ISSN: 2667-1609, e-ISSN: 2809-3208
Studi kasus
1 STIKES RS Baptis Kediri, Jalan Panjaitan 3B, Kota Kediri, Jawa Timur, Indonesia
Sejarah Artikel: Latar Belakang: Hematemesis melena merupakan kondisi pasien dengan feses
Kirim : 7 Mei 2022 atau tinja berwarna hitam yang disebabkan oleh perdarahan saluran cerna bagian
Diperbaiki : 24 Mei 2022 atas. Pasien hipovolemik dengan hematemesis melena biasanya mengalami mual,
Diterima : 18 Des 2022 muntah, dan diare. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan asuhan
Kata kunci: keperawatan hipovolemia pada pasien hematemesis melena.
Hipovolemia, Hematemesis, Metode: Metode penelitian ini menggunakan desain studi kasus. Pengumpulan data
Melena, Asuhan Keperawatan dimulai dari asesmen hingga evaluasi di bangsal Kasuari RS Simpang Lima Gumul
pada bulan Desember 2021. Pasien hematemesis melena diobservasi atau dirawat
minimal dua hari. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi,
dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis naratif.
Hasil: pengkajian pada Tn. P dengan keluhan utama mengeluh muntah darah
selama ±10 hari, nyeri perut, lemas, tinja berwarna hitam selama ±10 hari, dan
buang air kecil selama lima hari. Diagnosa keperawatan pada kasus Tn. P merupakan
diagnosis sebenarnya dengan prioritas hipovolemia berhubungan fungsional
kehilangan cairan (D.0023). Intervensi keperawatan pada Tn. P disusun berdasarkan
diagnosis hipovolemia dengan menggunakan teknik farmakologi seperti antibiotik.
~ 152 ~
Machine Translated by Google
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Terapan, Vol. 4, Nomor 2, Desember 2022 p-ISSN: 2667-1609, e-ISSN: 2809-3208
derajat perdarahan GI bervariasi. Penyakit ini dapat berkisar wanita. Kasus kanker lambung terbanyak terjadi pada
dari ringan-sedang hingga parah dan bahkan mengancam kelompok usia 50-70 tahun dan jarang terjadi pada usia di
jiwa (Clinic, 2020). bawah 40 tahun (Azmi dkk., 2013; Kriswantoro dkk., 2021;
Perdarahan gastrointestinal bagian atas adalah kondisi NUR ALITA, 2022). Banyak penderita melena hematemesis
medis umum yang ditemui dalam praktik klinis. tidak menyadari bahwa dirinya mengidap melena karena
Perdarahan SCBA biasanya muncul sebagai melena atau perdarahan terjadi di jejunum proksimal, dan melena dapat
hematemesis dan bahkan dapat muncul sebagai terjadi sendiri atau bersamaan dengan hematemesis.
hematochezia pada kasus perdarahan cepat (Kamboj et Jumlah darah yang dikeluarkan adalah 50 – 100 ml (Amin,
al., 2019; Smeltzer, 2014). 2015; Fadila, 2014; Wilson et al., 2018). Penderita yang
Epistaksis adalah kondisi umum yang terkadang diabaikan mengalami hematemesis melena biasanya datang dengan
dan biasanya muncul sebagai hematemesis dan melena keluhan atau gejala feses berwarna hitam dan feses
(Yano et al., 2020). berdarah (Amin, 2015).
Hematemesis, melena, dan hematochezia
merupakan gejala perdarahan pada saluran cerna akut. Manifestasi klinis yang muncul pada penderita hematemesis
Kejadian ini merupakan suatu hal yang berat dan darurat melena menggambarkan perubahan morfologi dengan
yang harus ditanggapi dengan serius dan secara khusus lebih baik dan menggambarkan tingkat keparahan
dapat diatasi hingga dapat dievaluasi (PRADITYA, 2022; kerusakan. Diantaranya gejala khas seperti anoreksia
ROFIKOH, 2018; Wilson et al., 2018). usus, mual, muntah dengan warna terang terang, disfagia
(kesulitan menelan), tinja berwarna hitam dan lengket,
Angka kejadian hematemesis melena di negara perubahan sirkulasi perifer seperti warna kulit pucat,
barat mencapai 100 hingga 160 kasus per 100.000 penurunan pengisian kapiler, dan palpasi ekstremitas
penduduk atau 400.000 per tahun, dingin (Fadila, 2014) . ; Kusuma Wardhani & Windartik,
dengan penyebab tersering di Amerika Serikat adalah 2022).
tukak lambung, sekitar 40% (Hapsari, 2017). Di negara
barat, perdarahan akibat tukak lambung adalah Indonesia
yang paling banyak terjadi, sedangkan perdarahan akibat Metode
ruptur saluran cerna gastroesofagus merupakan penyebab
tersering yaitu sekitar 50% - 60%, hemoragik erosif gastritis Penelitian ini menggunakan desain studi kasus.
sekitar 25% -
Studi kasus adalah suatu studi untuk mengumpulkan, mengorganisasikan,
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Terapan, Vol. 4, Nomor 2, Desember 2022 p-ISSN: 2667-1609, e-ISSN: 2809-3208
studi kasus ini, penulis berpedoman pada bunyi usus delapan kali/menit, pada palpasi
prinsip etika dan SOP dengan memberikan terdapat nyeri tekan dari perut bagian bawah
informed consent dan menjaga kerahasiaan hingga pinggang, dan pada perkusi terdengar
data pasien (Okvisanti et al., 2021). Tulisan bunyi timpani. HASIL Riwayat kesehatan Tn.
ini bertujuan untuk memahami pengertian, P sebelumnya menyatakan tidak mempunyai
etiologi, patogenesis, dan cara diagnosis riwayat penyakit berbahaya dan menular.
hematemesis melena hingga mengetahui Pasien juga mengatakan bahwa seluruh
penatalaksanaan dan komplikasi hematemesis anggota keluarga sehat dan tidak memiliki
melena (Fadila, 2014). Penelitian telah riwayat hematemesis melena atau penyakit
memperoleh Izin Etis. keturunan berbahaya lainnya.
Terapi diberikan kepada Tn. P melalui
Hasil oral dan suntikan. Terapi oral meliputi:
Sucralfate 4x15cc, Rebamipide 3x1 gr, Nacid
Tn P, 56 tahun, datang ke IGD dengan 3x2 tab, Asam folat 3x1 mg, Hemafort 1x1
keluhan pasien mengeluh muntah darah tab, Nabik 3x2 mg, Amlodipine 1x10 mg,
selama sepuluh hari dan feses berwarna hitam Valsartan 1x80 mg, dan untuk terapi injeksi
selama sepuluh hari disertai feses berdarah. antara lain: Infus PZ 500cc, Ceftriaxone 2x1,
Pemeriksaan tanda vital sebagai berikut : Asam Traneksamat 3x500, Ondancentron 2x8
tekanan darah 164/60 mmHg, suhu 36 derajat mg, Furosemid 1x1 bila TD > 100mmHg, Vit
Celcius, pernafasan 20x/menit, nadi 90x/menit, K 3x1. Diagnosa keperawatan yang timbul
kesadaran compos mentis. berdasarkan masalah keperawatan
Pasien segera dibawa dan dimasukkan ke Keperawatan dan Diagnostik Standar Indonesia
ruang rawat inap untuk perawatan lebih lanjut. adalah Hipovolemia (D.0023) berhubungan
Riwayat kesehatan Tn. P sebelumnya dengan kehilangan cairan aktif (PPNI, 2018),
menyatakan tidak memiliki riwayat penyakit yang ditandai dengan: Data subyektif, darah pasien berhar
berbahaya dan menular. Pasien juga hari, muntah buang air besar berwarna hitam
mengatakan bahwa seluruh anggota keluarga selama 10 hari dan BAK darah. Data obyektif,
sehat dan tidak memiliki riwayat hematemesis pasien tampak lemas, selaput lendir kering,
melena atau penyakit keturunan berbahaya lainnya. warna feses hitam, urin merah segar,
Pada pemeriksaan fisik ditemukan terpasang kateter, dipasang NGT, kadar Hb
daerah perut, dan pemeriksaan tidak menurun 3,2 gr/dL (on tanggal 10), tanggal 11
menunjukkan adanya distensi perut. Pada kadar Hb 10 g/dL, kadar eritrosit menurun
auskultasi terdengar bising usus sebanyak 1,18 juta/mL, Hct menurun 9,1%, kadar ureum
delapan kali/menit, pada palpasi terdapat nyeri tinggi 433 mg/dL, dan terdapat protein dalam
tekan dari perut bagian bawah hingga urin.
pinggang, dan pada perkusi terdengar bunyi
timpani. Hasil pemeriksaan laboratorium Mr P Tujuan keperawatan yang dicapai
dan rentang abnormal sebagai berikut: adalah setelah dirawat di ruang rawat inap
hemoglobin g/dl pada dan Desember selama dua hari diharapkan pasien
Desember g/10 dl 11 (N 3,2 10 = 13-18 g/dl), menunjukkan perbaikan status cairan (L.03028)
eritrosit 1,18 juta/mL (N = 4,3 – 6 juta/mL), (PPNI, 2018), dengan kriteria hasil pertama
adalah
hematokrit 9,1% (N = 45% - 50%), kadar Urea 433 mg/dL rasa
(N = lemas berkurang, Kadar Hb
10 –
50 mg/dL), kreatinin 23,42 mg/dL (N = < 1,2 membaik, kadar Hct membaik, selaput lendir
mg/dL) dan terdapat +3 protein dalam urin (N membaik. Tujuan dan outcome yang kedua
= Negatif). Pada pemeriksaan fisik ditemukan adalah penurunan tingkat perdarahan
daerah perut, dan pemeriksaan tidak (L.02017) (PPNI, 2018b) dengan kriteria
menunjukkan adanya distensi perut. Auskultasi terdengar
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Terapan, Vol. 4, Nomor 2, Desember 2022 p-ISSN: 2667-1609, e-ISSN: 2809-3208
penurunan hematemesis, penurunan hematuria, g/dl atau perdarahan masif, dan terdapat tanda-
dan peningkatan hemoglobin. tanda kegagalan peredaran darah, pasien dapat
Intervensi keperawatan yang dilakukan diberikan transfusi (Kamboj et al., 2019; Okvisanti
berdasarkan permasalahan Standar Intervensi et al., 2021; Yano et al., 2020).
Keperawatan dan Keperawatan Indonesia adalah Diagnosis yang tepat terhadap masalah
Penatalaksanaan Hipovolemia (I.03116) (PPNI, pasien didasarkan pada data yang diperoleh
2018a) yang meliputi pemeriksaan tanda dan selama pengkajian. Keluhan utama yang dirasakan
gejala hipovolemia serta pemantauan asupan dan pasien, dimana keluhan utamanya adalah buang
haluaran cairan, perhitungan kebutuhan cairan air besar berwarna hitam dan berdarah.
dan pemberian asupan cairan peroral. , Hipovolemia berhubungan dengan fungsional
menganjurkan untuk menghindari perubahan kehilangan cairan, ditandai dengan pasien
posisi secara tiba-tiba, melakukan kerjasama mengatakan 10 hari (Azmi et al., 2013; Hapsari,
dalam pemberian, kerjasama produk darah 2017; Sriwiyanti et al., 2022). Setelah dilakukan
intravena dan cairan.administrasi.
Telah dilakukan pelaksanaan evaluasi terhadap asuhan keperawatan yang
keperawatan sebagai berikut. telah diberikan kepada Tn. P, diperoleh hasil akhir
intervensi yang telah disiapkan. permasalahan yang dialami Tn. P hanya teratasi
Evaluasi menggunakan metode SOAP sebagian karena warna kandung kemih masih
(Subjektif, Tujuan, Penilaian, dan Perencanaan) merah segar, dan kadar hemoglobin masih
dilaksanakan pada setiap akhir penugasan shift. menurun. Selain itu, kateter dan NGT masih
Setelah dua hari dirawat, pasien menunjukkan terpasang.
adanya asupan sedikit demi sedikit, namun warna
urine masih merah, dan pada hari ketiga, pasien Kesimpulan
rencananya akan dirujuk ke rumah sakit lain.
Tn P dengan keluhan utama muntah
darah, feses berwarna hitam, dan feses berdarah.
Diskusi Penurunan Hb, Hct, kandungan protein dalam
urin, dan kadar urea yang tinggi menjadi ciri
Penelitian ini bertujuan untuk khasnya. Diagnosa keperawatan pada kasus Tn.
mendeskripsikan asuhan keperawatan hipovolemia P sebenarnya adalah diagnosis hipovolemia
pada pasien hematemesis melena. Berdasarkan berhubungan dengan kehilangan cairan fungsional
pengkajian keperawatan pada studi kasus ini, (D.0023). Intervensi keperawatan pada Tn. P
pasien hematemesis melena berjenis kelamin laki- disusun berdasarkan hipovolemia, prioritas
laki dan termasuk dalam usia dewasa lanjut. diagnosis menggunakan teknik farmakologi dan
Keluhan utama pasien pada penelitian ini adalah non farmakologi, serta antibiotik. Dalam
muntah darah dan tinja berdarah. Urinnya pelaksanaan keperawatan terdapat kesesuaian
berdarah. Pada pemeriksaan fisik selain keluhan dengan intervensi yang telah disiapkan.
terdapat bising usus sebanyak 8 kali/menit, dan Pada tahap evaluasi masalah keperawatan Tn.
terdapat nyeri pada perut bagian bawah hingga P dengan hipovolemia sebagian teratasi dalam
pinggang bagian belakang. Masih merah, dan waktu dua hari, dan pada hari ketiga direncanakan
pada hari ketiga, pasien rencananya akan dirujuk akan dirujuk ke RS lain.
ke rumah sakit lain—di luar berlumuran darah.
Gastritis erosif hemoragik adalah penyebab paling Kontribusi Penulis
umum kedua dari perdarahan saluran cerna
bagian atas. Pada endoskopi, erosi pada sudut, Penulis melaksanakan tugas dari
atrium multipel, beberapa bekas luka berdarah, pengumpulan data, analisis data, pembuatan
atau perdarahan aktif dapat terlihat pada lokasi diskusi hingga pembuatan naskah.
erosi jika hemoglobin <8
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Terapan, Vol. 4, Nomor 2, Desember 2022 p-ISSN: 2667-1609, e-ISSN: 2809-3208
077/jka.v5i1.429
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan
Klinik, M. (2020). Pendarahan gastrointestinal: Gejala
Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
dan penyebab.
Keperawatan (Edisi ke-1st). DPPPPNI.
Devi, S., Windartik, E., & Soemah, EN
PRADITYA, F. P.(2022). ASUHAN
(2022). ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KEPERAWATAN PADA TN. S DENGAN
MASALAH HIPOVOLEMI PADA PASIEN TN.
DIAGNOSIS MEDIS HEMATEMESIS MELENA
Z HEMATEMESIS MELENA DI RUANG G2
DI RUANG B2 RSPAL dr.
RSPAL DR. RAMELAN SURABAYA.
RAMELAN SURABAYA. STIKES HANG TUAH
Perpustakaan Universitas Bina Sehat PPNI SURABAYA.
Mojokerto.
ROFIKOH, (2018).HAI.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
DU, A. (2013). Hematemesis Melena Et Causa PASIEN YANG MENGALAMI HEMATEMESIS
Gastritis Erosif Dengan Riwayat Penggunaan MELENA DENGAN DIAGNOSA PERFUSI
Obat NSAID Pada Pasien Laki-Laki Lanjut JARINGAN PERIFER TIDAK EFEKTIF DI
Usia. 1.
PAVILIUN DAHLIA RSUD JOMBANG.
Fadila, MN (2014). Hematemesis Melena disebabkan
Gastritis Erosif dengan Anemia dan Riwayat
Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum.
Gout Atritis. 2.
Hapsari, HP (2017). Asuhan Keperawatan Pada
Sjaifoellah Noer. Prof.dr,D. (2013). Ilmu Penyakit
Pasien Dengan Hematemesis Melena EC
Dalam. FKUI.
Sirosis Hepatis Di IRNA Non Bedah Ruang
Peleburan, S. (2014). Buku Ajar Keperawatan Medik
Penyakit Dalam RSUP DR.
Bedah (Edisi ke-8). Lippincott Williams.
M.Djamil Padang.
Kamboj, AK, Hoversten, P., & Leggett, CL
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Terapan, Vol. 4, Nomor 2, Desember 2022 p-ISSN: 2667-1609, e-ISSN: 2809-3208
0
Wilson, D., Walker, K., Hall, WD, & Hurst, J.
W. (2018). Hematemsis, Melena, dan
Hematochezia.
Yano, Y., Hongo, T., Kuriyama, A., & Fujiwara,
T. (2020). Hematemesis karena sumber
ganda: laporan kasus epistaksis setelah
tukak lambung. 7.
https://doi.org/10.1002/ams2.451