TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Adsorpsi
Sorpsi merupakan pemindahan solut dari fase gerak ke fase diam,
sementara itu proses sebaliknya (Pemindahan solut dari fase diam ke fase gerak)
disebut dengan desorpsi. Ada 4 jenis mekanisme sorpsi dasar yaitu adsorpsi,
partisi, pertukaran ion, dan ekslusi ukuran.
Adsorpsi adalah serangkaian proses yang terdiri atas reaksi-reaksi
permukaan zat padat (adsorben) dengan zat pencemar (Adsorbat), baik pada fasa
cair maupun gas. Karena adsorpsi adalah fenomena pada permukaan, maka
kapasitas adsorpsi dari suatu adsorben merupakan fungsi luas permukaan spesifik
(Masduqi, 2000). Adsorpsi terjadi pada permukaan padatan sebagai akibat gaya –
gaya valensi atau gaya – gaya atraktif lainnya dari atom – atom atau molekul –
molekul pada permukaan padatan. Suatu zat padat dapat menarik molekul gas atau
zat cair pada permukaannya hal ini disebabkan karena adanya keseimbangan atau
gaya residu pada permukaan padatan (McCash, 2001).
Adsorpsi dapat terjadi pada antarfasa padat–cair, padat–gas atau gas–cair.
Molekul yang terikat pada bagian antarmuka disebut adsorbat, sedangkan
permukaan yang menyerap molekul – molekul adsorbet disebut adsorben. Pada
adsorpsi, interaksi antara adsorben dengan adsorbat hanya terjadi pada permukaan
adsorben. Adsorpsi adalah gejala pada permukaan, sehingga makin besar luas
permukaan, maka makin banyak zat yang teradsorpsi. Walaupun demikian,
adsorpsi bergantung pada sifat zat pengadsorpsi (Fatmawati, 2006).
Apabila ditinjau dari sebuah atom atau molekul didalam padatan, maka
atom atau molekul tersebut menerima gaya tarik yang seimbang dari atom – atom
atau molekul – molekul sekitarnya. Untuk atom atau molrkul pada permukaan
padatan gaya tarik yang dialami tidak sama ke segala arah, sehingga sebagai
5
6
mudah untuk diganti dengan molekul lain. Adsorpsi fisika didasarkan pada
gaya Van Der Waals serta dapat terjadi pada permukaan yang polar dan non polar.
Adsorpsi juga mungkin terjadi dengan mekanisme pertukaran ion. Permukaan
padatan dapat mengadsorpsi ion – ion dari larutan dengan mekanisme pertukaran
ion. Oleh karena itu, ion pada gugus senyawa permukaan padatan adsorbennya
dapat bertukar tempat dengan ion – ion adsorbat. Mekanisme pertukaran ini
merupakan penggabungan dari mekanisme kemisorpsi dan fisiorpsi, karena
adsorpsi jenis ini akan mengikat ion – ion yang di adsorpsi dengan ikatann secara
kimia, tetapi ikatan ini mudah dilepaskan kembali untuk dapat terjadinya
pertukaran ion (Atkins, 1990).
Faktor – faktor yang bepengaruh terhadap adsorpsi antara lain (Pohan dan
Tjiptahadi, 1987) :
1. Karakteristik fisika dan kimia dari adsorben, antar lain : luas permukaan,
ukuran pori, dan komposisi kimia.
2. Karakteristik fisika dan kimia dari adsorbat, antara lain: luas permukaan,
polaritas, dan komposisi kimia.
3. Konsentrasi adsorbat di dalam fasa cair.
4. Karakteristik fasa cair, antara lain : pH dan temperatur.
5. Sistem waktu adsorpsi.
2.2 Adsorben
Adsorben merupakan suatu bahan (padatan atau cairan) yang dapat
mengadsorpsi adsorbat (bahan yang terserap). Bahan kimia yang dapat digunakan
sebagai adsorben harus mempunyai sifat resisten yang tinggi terhadap abrasi,
stabilitas panas yang tinggi dan ukuran diameter pori butiran yang kecil (mikro),
yang menghasilkan luas permukaan yang besar dan karenanya mempunyai
kapasitas adsorpsi yang tinggi (Anonim,2007).
Adsorben merupakan tempat terjadinya adsorpsi, biasanya berupa benda
padat. Bagian terpenting dari adsorben adalah luas permukaan. Semakin besar
nilai luas permukaan maka akan semakin besar kapasitas adsorben. Beberapa cara
8
terhadap siput gonggong di Teluk Klabat, bahwa; ukuran panjang cangkang siput
gonggong dewasa berkisar 44 - 51 mm (Jantan) dan 47 - 54 mm (betina) dan
mencapai kematang gonad pada saat panjang cangkangnya berukuran 51 mm
(jantan) dan 54 mm (betina).
3. Timbal – 207 atau Pb207, sebanyak 22,60 % dari semua isotop timbal yang
terdapat di alam.
4. Timbal – 208 atau Pb208, ditemukan sebanyak 52,32 % dari seluruh isotop
timbal yang terdapat di alam.
Isotop – isotop timbal tersebut merupakan hasil akhir dari peluruhan unsur
– unsur radio aktif alam. Timbal – 206 merupakan hasil akhir peluruhan dari
unsur radio aktifuranium(U). Timbal –207, berasal dari peluruhan unsur radio
aktifactium(Ac),dan timbal – 208 adalah hasil akhir dari peluruhan unsur radio
aktif thorium (Th).
Bijih – bijih timbal ini bergabung dengan logam – logam lain seperti perak
(argentum–Ag), seng (Zincum–Zn), arsen (arsenicum–Ar), logam stibi (stibium–
Sb) dan dengan logam bismut (bismuth–bt). Bijih – bijih logam timbal yang
diperoleh Dri Hasil pertambangan hanya mengandung sekitar 3% sampai 10%
timbal. Hasil ini akan dipekatkan lagi sampai 40%, sehingga didapatkan logam
timbal murni.
Menurut Vogel (1995 : 229 – 232), timbal adalah logam yang berwarna
abu – abu kebiruan, dengan rapatan yang tinggi ( 11,48 g ml–1 pada suhu kamar).
Timbal memiliki sifat – sifat sebagai berikut :
a. Logam Pb mudah melarut dalam asam nitrat 8 M membentuk nitrogen
oksida : 3 Pb (s) + 8 HNO3 (aq) 3 Pb(NO3)2 (aq) + 2 NO (g) + 4 H2O
(l)
2+
b. Ion Pb dengan gas H2S dalam suasana netral atau asam encer
membentuk endapat hitam ( timbal sulfida ). Endapan timbal sulfida akan
terurai dengan penambahan asam nitrat encer dan unsur–unsur belerang
yang berbutir halus dan berwarna putih akan mengendap.
Menurut Hardmojo (1996 : 6 ), sifat – sifat dan kegunaan logam ini adalah :
a. Mempunyai nomor atom 82 dan berat atom 207,21
b. Warna cokelat kehitaman
c. Mempunyai titik lebur yang rendah (32°C) sehingga mudah digunakan dan
murah biaya operasinya
11
d. Mempunyai sifat kimia yang aktif sehingga dapat diunakan untuk melapisi
logam lain membentuk logam campuran yang lebih bagus dari pada logam
murninya.
e. Mudah dimurnikan.
Timbal (Pb) adalah logam yang mendapat perhatian khusus karena
sifatnya yang toksik ( beracun ) terhadap manusia - Timbal (Pb) dapat masuk ke
dalam tubuh melalui konsumsi makanan, minuman, udara, air, serta debu yang
tercemar Timbal (Pb).
Keracunan yang ditimbulkan oleh persenyawaan logam Pb dapat terjadi
karena masuknya persenyawaan logam tersebut ke dalam tubuh. Proses masuknya
Pb kedalam tubuh dapat melalui beberapa jalur yaitu melalui makanan dan
minuman, udara dan perembesan atau penetrasi pada selaput atau lapisan kulit.
Bentuk – bentuk kimia dari senyawa – senyawa Pb, merupakan faktor
penting yang mempengaruhi tingkah laku Pb dalam tubuh manusia. Senyawa –
senyawa Pb organik relatif lebih mudah untuk diserap tubuh melalui selaput lendir
atau melalui lapisan kulit, bila dibandingkan dengan senyawa – senyawa Pb an–
organik. Namun hal itu bukan berarti semua senyawa Pb dapat diserap oleh tubuh
melainkan hanya sekitar 5–10% dari jumlah Pb yang masuk melalui makanan dan
atau sebesar 30% dari jumlah Pb yang akan diserap oleh tubuh. Dari jumlah yang
terserap itu, hanya 15% yang akan mengendap pada jaringan tubuh, dan sisanya
akan turut terbuang bersama bahan sisa metabolisme seperti urine dan feces
(Palar, 1994).
Keracunan akibat kontaminasi Timbal (Pb) bisa menimbulkan berbagai
macam hal diantaranya :
1. Menghambat aktivitas enzim yang terlibat dalam pembentukan
Hemoglobin (Hb).
2. Meningkatkan kadar asam aminolevulinat (ALAD) dan kadar
protoporpHin dalam sel darah merah.
3. Memperpendek umur sel darah merah.
4. Menrunkan jumlah sel darah merah dan Retikulosit, serta meningkatkan
kandungan logam Fe dalam plasma darah.
12
Dimana : x/m = Jumlah zat teradsopsi tiap unit massa absorben (mg/g)
Q0 = Konstanta yang berkaitan dengan kapasitas adsopsi (mg/g)
b = Konstanta yang berkaitan dengan kecepatan adsopsi (1/mg)
Ce = Konsentrasi kesetimbangan zat teradsopsi di fase cair
Absorbansi (A)
Konsentrasi (C)
Gambar 2.2 Kurva Absorbansi vs Konsentrasi Larutan Standar
Hal ini sesuai dengan hukum Lambert-Beer yaitu A = є . b . c , dengan A
adalah absorbansi, b adalah tebal kuvet (cm), c adalah konsentrasi kation
logam (ppm) dan є adalah koefisien serapan molar. Namun pada
kenyataannya dalam praktek jarang ditemukan kurva kalibrasi larutan
standar dengan persamaan Y = aX, sehingga persamaannya adalah Y = aX
+ B.
Lima bagian utama pada alat spektrofotometer serapan atom yaitu :
1. Sumber radiasi yaitu bagian yang digunakan untuk menghasilkan sinar yang
energinya dapat diserap oleh atom-atom unsur yang dianalisis. Sumber
radiasi yang biasa digunakan umumnya lampu katoda cekung.
17