MPI 5 : Perencanaan Pengembangan Course: Karir Jabatan Fungsional Perawat Rencana Pengembangan Karir Jabatan Book: Fungsional Perawat Printed by: Bawendu Surianti Yuliana Date: Tuesday, 8 March 2022, 8:04 AM Table of contents 1. Pendahuluan 2. Kualifikasi 3. Kompetensi 4. Penilaian Kinerja 5. Kebutuhan 6. Presentasi Rencana Pengembangan Karir Jabatan Fungsional Perawat 7. Video Animasi Perencanaan Pengembangan Karir Jabatan Fungsional Perawat 8. SEKARANG SAYA TAHU 1. Pendahuluan Pendahuluan Karier adalah urutan pengalaman dan kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan serta yang menciptakan sikap dan perilaku tertentu pada diri seseorang (Gibson, Ivancevich & Donelly, 2000). Simamora (1995) menyatakan bahwa karier bukanlah sesuatu yang harus diserahkan pada pegawai saja, melainkan karier haruslah dikelola oleh organisasi untuk memastikan alokasi sumber daya manusia dan modal yang efisien. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Greenhaus, Callanan & Godshalk (2000) bahwa karier dapat dilihat dari perspektif individu dan organisasional karena karier individu dan organisasional tidaklah terpisah dan berbeda. Pengembangan karier ASN adalah sebagai peningkatan potensi diri yang dilakukan seorang pegawai untuk mencapai rencana karier. Perencanaan karier setiap ASN dikembangkan sesuai dengan pengembangan karier organisasi dalam jalur karier yang telah ditetapkan untuk mencapai sasaransasaran kariernya. Idealnya pengembangan karier ASN dilakukan berdasarkan dimensi kualifikasi, dimensi kompetensi, dimensi penilaian kinerja, dan dimensi kebutuhan unit kerja untuk masa kini dan masa yang akan datan Amanat UU ASN tersebut menunjukkan bahwa pengembangan karier (career development) ASN merupakan bagian integral dari Manajemen ASN, dilaksanakan secara berencana dan berkelanjutan, adil dan transparan serta terintegrasi dengan kegiatan SDM Aparatur lainnya. Pembinaan ASN yang menggambarkan alur pengembangan karier yang menunjukkan keterkaitan dan keserasian antara jabatan, pangkat, pendidikan dan pelatihan jabatan, kompetensi serta masa jabatan seorang pegawai sejak pengangkatan pertama dalam jabatan sampai dengan pensiun. Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti materi pokok ini, peserta mampu memahami rencana pengembangan karir jabatan fungsional Perawat Sub Materi Pokok 1. Kualifikasi 2. Kompetensi 3. Penilaian Kinerja 4. Kebutuhan 2. Kualifikasi ---------------------------------------------------------- Sebelum mulai ke materi…supaya menjadi segar kembali mari kita praktekkan gerakan peregangan ini (lihat gambar Gerakan yang ada)… ----------------------------------------------------------
Baik…bagaimana rasanya? Sudah lebih rileks yaa…. Sekarang kita lanjut ke
materi yaa…
Pengembangan karier ASN tersebut adalah sebuah pergerakan vertikal dari
jabatan ASN, yakni naik atau turunnya seorang pegawai dalam pangkat maupun jabatannya. Berkenaan dengan pengembangan karier ini, UU ASN memberikan isyarat untuk diperhatikannya enam hal sebagaimana tercantum dalam Pasal 69 Ayat 1 dan 2 yakni kualifikasi; kompetensi; kinerja; kebutuhan organisasi; memertimbangkan integritas; dan memertimbangkan moralitas. Kualifikasi yang dimaksud meskipun tidak dijelaskan dalam ketentuan UU ini, hal ini sangat berkaitan erat dengan pengklasifikasian yang diamanatkan dalam Pasal 68. Setelah dilakukan pengklasifikasi jabatan, maka tentunya akan mengerucut pada ketentuan jabatan tertentu yang hanya dapat diisi oleh pegawai dengan kualifikasi tertentu. Pegawai yang tidak sesuai dengan kualifikasi jabatan tersebut otomatis gugur dan tak dapat menempati jabatan tersebut. Dimensi kualifikasi di sini, terkait dengan persyaratan yang dituntut untuk dipenuhi bagi yang akan memangku jabatan, agar mendukung pelaksanaan tugas dalam jabatannya secara profesional, khususnya dalam upaya penerapan kerangka teori, analisis maupun metodologi pelaksanaan tugas dalam jabatan. Kualifikasi pendidikan yang dipersyaratkan untuk jabatan fungsional perawat sesuai dengan PermenPAN-RB Nomor 35 tahun 2019 adalah: 1. Berijazah Diploma III Keperawatan bagi Jabatan Fungsional Perawat kategori keterampilan 2. Berijazah paling rendah Ners bagi Jabatan Fungsional Perawat kategori keahlian Syarat jabatan merupakan kualifikasi yang harus dipenuhi oleh PNS untuk dapat melakukan pekerjaan atau memangku jabatan. Syarat jabatan terdiri atas pangkat/golongan ruang, pendidikan, kursus/diklat, pengalaman kerja, pengetahuan kerja, keterampilan kerja, bakat kerja, temperamen kerja, minat kerja, upaya fisik, kondisi fisik, dan fungsi pekerja. 1. Pangkat/Golongan Ruang Pangkat dan golongan ruang minimal yang dipersyaratkan untuk menduduki suatu jabatan. Contoh pangkatlgolongan ruang pada operator komputer : Pengatur Muda/lllb. 2. Pendidikan Pendidikan formal minimal yang dipersyaratkan untuk menduduki suatu jabatan. Contoh pendidikan pada operator komputer : SLTA. 3. Kursus/Diklat mata Kejenuhan Pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan manajerial dan non manajerial, seperti kemampuan di bidang manajerial, teknis tertentu, dan pengetahuan lainnya sesuai dengan syarat pekerjaan dengan memperhatikan fungsi pekerjaannya. Contoh kursusl diklat pada operator komputer : Penjenjangan : - Teknis : Komputer 4. Pengalaman Kerja Pengalaman kerja merupakan pengembangan pengetahuan, keterampilan kerja, sikap mental, kebiasaan mental dan fisik yang tidak diperoleh dari pelatihan, tetapi diperoleh dari masa kerja sebelumnya dalam kurun waktu tertentu yang berkaitan dengan pekerjaan jabatan saat ini. Contoh pengalaman kerja pada operator komputer : 1 (satu) tahun di bidang pengetikan. 5. Pengetahuan Kerja Pengetahuan merupakan akumulasi hasil proses pendidikan formal atau informal yang dimanfaatkan oleh PNS di dalam pemecahan masalah, daya cipta serta dalam pelaksanaan tugas pekerjaan. Contoh pengetahuan kerja pada operator komputer : pengetahuan mengenai program-program komputer. 6. Keterampilan Kerja Keterampilan merupakan tingkat kemampuan dan penguasaan teknis operasional PNS dalam suatu bidang tugas pekerjaan tertentu. Contoh keterampilan kerja pada operator komputer : keterampilan mengetik, keterampilan teknik menyiapkan dan memelihara perangkat komputer, keterampilan mencetak file. 7. Bakat Kerja Bakat kerja merupakan kapasitas khusus atau kemampuan potensial yang disyaratkan bagi seseorang untuk dapat mempelajari, memahami beberapa tugas atau pekerjaan. Contoh bakat kerja pada operator komputer : G = lntelegensia V = Verbal N = Numerik Q = Ketelitian F = Kecekatan Jari 8. Temperamen Kerja Temperamen kerja merupakan syarat kemampuan penyesuaian diri yang harus dipenuhi PNS sesuai dengan sifat pekerjaan. Contoh temperamen kerja pada operator komputer : R = Rutinitas. 9. Minat Kerja Minat kerja rnerupakan kecenderungan rnemiliki kemauan, keinginan, dan kernarnpuan untuk rnelaksanakan tugas pekerjaan dengan baik berdasarkan pengalarnan dan pengetahuan yang dirniliki. Contoh rninat kerja pada operator kornputer : I b = Kornunikasi data 3a = Rutin konkrit dan teratur 4a = Baik untuk orang lain 10. Upaya Fisik Upaya fisik rnerupakan penggunaan organ fisik rneliputi seluruh bagian anggota tubuh dalam pelaksanaan tugas jabatan. 11. Kondisi Fisik Kondisi tertentu yang diperlukan oleh pernangku jabatan agar dapat rnelakukan tugas jabatan dengan baik, syarat kondisi fisik terdiri dari: a) Jenis kelarnin yang diperbolehkan untuk rnernangku jabatan; b) Urnur tertentu yang disyaratkan; c) Tinggi badan tertentu ; d) Berat badan tertentu; e) Postur tubuh f) Penarnpilan, faktor lain seperti sikap rarnah, suara rnerdu, tegas, lernah lembut, pendiarn dan lain lain. Contoh kondisi fisik pada operator kornputer : a) Jenis Kelamin : Pria b) Urnur : 25 tahun c) Tinggi badan : 160 crn d) Berat badan : 60 kg e) Postur badan : Tegap f) Penampilan : Rapih 12. Fungsi Pekerja Fungsi pekerja adalah tingkat hubungan PNS dengan data, orang, dan benda. Contoh fungsi pekerja pada operator kornputer : D5 = Menyalin data 07 = Melayani orang B5 = Melayani mesin 3. Kompetensi Kompetensi terkait dengan kemampuan (capability), seseorang pegawai yang kompeten adalah yang memiliki kemampuan, pengetahuan dan keahlian untuk melakukan sesuatu pekerjaan atau jabatannya secara efektif dan efisien. Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang pegawai, berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga pegawai tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efesien dan efektif. Pengembangan ASN berbasis kompetensi, dapat memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi dengan standar kinerja yang telah ditetapkan. Setiap ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensinya, misal dengan pendidikan dan pelatihan, seminar, kursus, dll. Pengembangan kompetensi juga bisa dilakukan dengan praktik kerja di instansi lain, baik di pusat maupun daerah dalam waktu tertentu. Pengembangan kompetensi mengacu pada standar kompetensi dan jenjang karir dari pejabat fungsional.Pengembangan kompetensi merupakan upaya untuk pemenuhan kebutuhan kompetensi Jabatan Fungsional Kesehatan. Pengembangan kompetensi dapat dilaksanakan dalam bentuk pendidikan dan/atau pelatihan. 1) Pendidikan Pengembangan kompetensi dalam bentuk pendidikan formal dapat dilaksanakan dalam bentuk pemberian tugas belajar. Tugas belajar diberikan dalam rangka memenuhi kebutuhan standar kompetensi Jabatan dan pengembangan karir. 2) Pelatihan Pengembangan kompetensi dalam bentuk pelatihan dapat dilakukan melalui: a) Jalur pelatihan klasikal. Pengembangan kompetensi dalam bentuk pelatihan klasikal dilakukan melalui proses pembelajaran tatap muka di dalam kelas, paling sedikit melalui pelatihan, seminar, kursus dan penataran b) Jalur pelatihan nonklasikal. Pengembangan kompetensi dalam bentuk pelatihan nonklasikal dilakukan paling sedikit melalui e-learning, bimbingan di tempat kerja, pelatihan jarak jauh, magang, dan pertukaran antar PNS dengan pegawai swasta. Berdasarkan Pasal 69 ayat (1) dan ayat (3) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara kompetensi meliputi: a. Kompetensi teknis yang diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis fungsional, dan pengalaman bekerja secara teknis; b. Kompetensi manajerial yang diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan struktural atau manajemen, dan pengalaman kepemimpinan; dan c. Kompetensi sosial kultural yang diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan. Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Kesehatan adalah suatu proses untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja pejabat fungsional kesehatan yang dilakukan oleh Tim Penguji dalam rangka memenuhi syarat kenaikan jenjang jabatan atau perpindahan jabatan dan atau promosi untuk menjamin kualitas pejabat fungsional. Dikecualikan untuk pengangkatan pertama, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil yang menyebutkan bahwa Uji Kompetensi untuk pengangkatan pertama dihapuskan. 4. Penilaian Kinerja Dimensi penilaian kinerja, terkait dengan penilaian secara periodik pelaksanaan pekerjaan seorang Pegawai. Penilaian kinerja di sini adalah usaha mengevaluasi kinerja pegawai pada saat ini dan masa lalu dikaitkan dengan standar kerjanya. Penilaian kinerja pegawai dilakukan berdasarkan perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi, dengan memerhatikan target, capaian, hasil, dan manfaat yang dicapai, serta perilaku pegawai, yang dilakukan secara objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan. Penilaian Kinerja meliputi SKP dan Perilaku Kerja 1. Penilaian kinerja PNS bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan PNS yang didasarkan sistem prestasi dan sistem karir. 2. Penilaian kinerja PNS dilakukan berdasarkan perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi, dengan memperhatikan target, capaian hasil, dan manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS 3. Penilaian Kinerja PNS dilakukan secara objektif, terukur, akuntabel, partisipatif dan transparan 4. Penilaian Kinerja PNS dilakukan oleh atasan langsung dari PNS atau pejabat yang ditentukan PyB. Ada dua aspek penilaian kinerja PNS, yaitu hasil kerja yang dicapai pada unit kerja sesuai dengan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), dan penilaian terhadap perilaku kerja. SKP ini adalah rencana kinerja dan target yang akan dicapai pada periode tertentu. PP No. 30 Tahun 2019 memberikan kebebasan untuk menggunakan pengukuran kinerja setiap bulan, triwulan, semesteran atau tahunan. Prinsipnya disesuaikan dengan kebutuhan organisasi. SKP itu pada dasarnya memuat kinerja utama yang harus dicapai seorang PNS setiap tahun. Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) ini, penilaian Kinerja PNS dinyatakan dengan angka dan sebutan atau predikat sebagai berikut: 1. Sangat Baik, apabila PNS memiliki: 1) nilai dengan angka 110 (seratus sepuluh) – 120 (seratus dua puluh); dan 2) menciptakan ide baru dan/atau cara baru dalam peningkatan kinerja yang memberi manfaat bagi organisasi atau negara; 2. Baik, apabila PNS memiliki nilai dengan angka 90 (sembilan puluh) – angka 120 (seratus dua puluh); c. Cukup, apabila PNS memiliki nilai dengan angka 70 (tujuh puluh) <- angka 90 (sembilan puluh); 3. Kurang, apabila PNS memiliki nilai dengan angka 50 (lima puluh) – angka 70 (tujuh puluh); dan 4. Sangat Kurang, apabila PNS memiliki nilai dengan angka < 50 (lima puluh). Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) berbunyi Penilaian Kinerja PNS dilakukan berdasarkan prinsip: 1. objektif; 2. terukur; 3. akuntabel; 4. partisipatif; dan 5. transparan. Proses penyusunan SKP yang dimaksud dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS), dilakukan dengan memperhatikan: 1. perencanaan strategis Instansi Pemerintah; 2. perjanjian kinerja; 3. organisasi dan tata kerja; 4. uraian jabatan; dan/atau 5. SKP atasan langsung. 5. Kebutuhan 1) Ketentuan Perencanaan dalam pengelolaan Jabatan Fungsional Kesehatan diawali dengan penyusunan dan penetapan kebutuhan jumlah dan jenis Jabatan Fungsional Kesehatan dengan mekanisme sebagai berikut : a. Penjabaran tugas dan fungsi organisasi Dalam menjabarkan tugas dan fungsi organisasi, Instansi menginventarisir tugas pokok dan fungsi yang dilaksanakan pejabat fungsional kesehatan sesuai dengan unsur, sub unsur dan butir kegiatan masing-masing jenis dan Jabatan Fungsional Kesehatan yang dapat dinilai dengan Angka Kredit yang menggambarkan dan mendukung pencapaian tujuan instansi itu sendiri. b. Perhitungan Analisa Beban Kerja Analisis beban kerja adalah sebuah metode yang digunakan untuk menentukan jumlah waktu, usaha dan sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan tugas dan fungsi organisasi. c. Pelaksanaan Analisis Jabatan Analisis jabatan merupakan proses dan tata cara untuk memperoleh data jabatan yang diolah menjadi informasi jabatan dan disajikan untuk kepentingan program kelembagaan, ketatalaksanaan, kepegawaian dan pengawasan. Dengan melaksanakan analisis jabatan akan dihasilkan informasi jabatan. Informasi jabatan diperoleh dengan melakukan kegiatan penyusunan; 1) Uraian jabatan yang terdiri atas aspek-aspek nama jabatan, kode jabatan, ikhtisar jabatan, uraian tugas, bahan kerja, perangkat kerja, hasil kerja, tanggung jawab, wewenang, korelasi jabatan, kondisi lingkungan kerja, dan resiko bahaya. 2) Syarat jabatan yang terdiri atas pangkat/golongan ruang, pendidikan, kursus atau diklat, pengalaman kerja, pengetahuan kerja, keterampilan kerja, bakat kerja, temperamen kerja, minat kerja, upaya fisik, kondisi fisik, dan fungsi pekerja. d. Menetapkan Peta Jabatan (formasi) Peta Jabatan adalah susunan jabatan yang digambarkan secara vertikal maupun horizontal menurut struktur kewenangan, tugas, dan tanggung jawab jabatan serta persyaratan jabatan. Peta jabatan menggambarkan seluruh jabatan yang ada dan kedudukannya dalam unit kerja.Dalam menetapkan peta jabatan, maka instansi melakukan : 1) Menyusun nama dan tingkat jabatan dari jenjang jabatan yang paling rendah sampai dengan yang paling tinggi. 2) Peta jabatan menggambarkan seluruh jabatan yang ada dan kedudukan dalam unit organisasi serta memuat jumlah pegawai, pangkat/golongan ruang, kualifikasi pendidikan, dan beban kerja unit organisasi. e. Penetapan Regulasi Peta Jabatan (formasi) yang telah disusun, ditetapkan melalui regulasi oleh pimpinan instansi.
Jika masih belum jelas, silakan pelajari ulang materinya ya.
Tetap semangat……… 6. Presentasi Rencana Pengembangan Karir Jabatan Fungsional Perawat
Silakan cermati presentasi di bawah ini.
7. Video Animasi Perencanaan Pengembangan Karir Jabatan Fungsional Perawat
Silakan saksikan video animasi di bawah ini.
8. SEKARANG SAYA TAHU kualifikasi terkait dengan persyaratan yang dituntut untuk dipenuhi bagi yang akan memangku jabatan, agar mendukung pelaksanaan tugas dalam jabatannya secara profesional, khususnya dalam upaya penerapan kerangka teori, analisis maupun metodologi pelaksanaan tugas dalam jabatan. Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang pegawai, berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga pegawai tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efesien dan efektif. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja PNS bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan PNS yang didasarkan sistem prestasi dan sistem karir. Penilaian kinerja PNS dilakukan berdasarkan perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi, dengan memperhatikan target, capaian hasil, dan manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS Kebutuhan merupakan salah satu yang harus dipertimbagkan untuk pengembangan karir seorang JF, apakah unit organisasi tempat JF bekerja membutuhkan jenia atau jenjang JF yang seperti apa yang disesuaikan dengan tugas dan fungsi organisasi masing - masing
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional