Anda di halaman 1dari 10

Pengaruh Pola Asuh .... (Burhan Aminudin) 2.

401

PENGARUH POLA ASUH OTORITATIF TERHADAP KECERDASAN


INTERPERSONAL SISWA KELAS V SD
INFLUENCE OF AUTHORITATIVE PARENTING STYLE TO INTERPERSONAL
INTELLIGENCE

Oleh: Burhan Aminudin, PSD/PGSD


burhan_amin@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang positif dan signifikan pola asuh otoritatif dengan
kecerdasan interpersonal siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Pundong Bantul. Metode penelitian dengan
menggunakan ex-post facto dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 252 siswa.
Jumlah sampel diambil berdasarkan teknik cluster random sampling yaitu 87 siswa. Teknik pengumpulan data
menggunakan skala. Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen, uji normalitas, uji linieritas dan uji hipotesis
diolah dengan bantuan program SPSS 17.0 for windows. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh
positif signifikan pola asuh otoritatif terhadap kecerdasan Interpersonal siswa kelas V. Hal ini dibuktikan dengan
nilai R variable pola asuh otoritatif (X1) dan kecerdasan interpersonal (Y) sebesar 0,379 dan R² sebesar 0,144.
Nilai p sebesar 0,000, berarti nilai p ≤ 0,05 maka dinyatakan signifikan. Sumbangan efektif pola asuh otoritatif
terhadap kecerdasan interpersonal dapat dilihat dari nilai R square yaitu 0,144, dengan persamaan regresi Y=
63,467+0,345X Dengan demikian besarnya sumbangan efektif pola asuh otoritatif terhadap kecerdasan
interpersonal adalah 0,144x100% = 14,4%, sedangkan 85,6% ditentukan oleh variabel atau faktor lain yang tidak
dibahas pada penelitian ini.

Kata kunci: pola asuh otoritatif dan kecerdasan interpersonal

Abstract
This research aims to know the positive and significance influence of authoritative parenting style with
interpersonal intelligence of fifth grade students in Pundong subdistrict’s elementary school. The research method
used ex-post facto with quantitative approachment. The research’s population were 252 students. The sample was
taken based on the cluster random sampling technique was 87 students. The data was collected used scale. The
instrumen’s validity and realibility test, normality test, and hypothesis test were processed by SPSS 17.0 for
Windows. The result shows that there is positive and significance influence of authoritative parenting style to the
interpersonal intelligence of fifth grade students. This shown by the authoritative parenting style variable’s (X1) R
score and interpersonal intelligence (Y) is 0,379 and R² is 0,144. The p score is 0,000 can be state significant. The
effectiveness influence of authoritative parenting style to the interpersonal intelligence can be seen from R square
is 0,144, with regression equation Y= 63,467+0,345X. The effectiveness influence of authoritative parenting style
to the interpersonal intelligence is 0,144x100% = 14,4%, therefore 85,6% determined by the variable or another
factors that is not be explain in this research.

Keywords: Authoritative parenting style and interpersonal intelligence

PENDAHULUAN meskipun berbeda adat, suku dan budaya. Hal ini


dimaksudkan untuk menjaga persatuan dan kesatuan.
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa
Oleh karena itu diperlukan sebuah kecerdasan agar
terlepas dari interaksinya dengan orang lain. Manusia
hubungan satu sama lain dapat terjalin dengan baik.
perlu bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.
Kecerdasan itu adalah kecerdasan interpersonal.
Khususnya, bagi manusia yang hidup di negara
multikultural yang berbeda-beda adat, bahasa, suku, Kecerdasan interpersonal merupakan salah
maupun bahasa. Manusia sebagai makhluk sosial satu dari delapan kecerdasan yang diidentifikasi oleh
perlu menjaga hubungan baik dengan orang lain, Howard Gardner. Kedelapan kecerdasan yang
2.402 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 25 Tahun ke-5 2016
diidentifikasi oleh Howard Gardner dalam Thomas penglihatan, pendengaran, perabaan dan penciuman.
Armstrong (2002: 18), yaitu: kecerdasan linguistik Sehingga John Locke pun menekankan aspek perilaku
(berkaitan dengan bahasa), kecerdasan logis- yang dipelajari melalui pengalaman
matematis (berkaitan dengan nalar logika dan
Pengalaman anak yang pertama ialah di
matematika), kecerdasan spasial (berkaitan dengan
lingkungan keluarga. Dalam keluarga orang tua akan
ruang dan gambar), kecerdasan musikal (berkaitan
berperan penting dalam membentuk kecerdasan anak.
dengan musik, irama, dan gambar), kecerdasan
Artinya bagaimana orang tua mengasuh anak akan
badani-kinestetik (berkaitan dengan badan dan gerak
berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Pola
tubuh), kecerdasan interpersonal (berkaitan hubungan
asuh orang tua dapat diartikan sebagai implementasi
antar pribadi, sosial), kecerdasan intrapersonal
serangkaian keputusan yang dilakukan orang tua atau
(berkaitan dengan hal-hal yang sangat memperibadi
orang dewasa kepada anak sehingga memungkinkan
dan kecerdasan naturalis (berkaitan mengenali bentuk-
anak untuk bertanggung jawab, menjadi anggota
bentuk alam sekitar).
masyarakat yang baik serta memiliki karakter-karakter
Deddy Wahyudi (2011:37) menjelaskan yang baik (Euis Sunarti, 2004: 3).
bahwa kecerdasan interpersonal adalah kemampuan
Rohinah M. Noor (2009:127), menjelaskan
individu dalam menjalin relasi dengan orang lain.
bahwa pola asuh orang tua sebagai hasil peniruan
Individu yang cerdas secara interpersonal memiliki
dinamika dua pribadi (ayah dan ibu) dalam mengasuh,
kemampuan untuk mempersepsikan dan menangkap
mendidik dan menghadapi anak. Dengan demikian,
perbedaan-perbedaan mood, tujuan, motivasi, dan
kepribadian ayah dan ibu sangat berpengaruh pada
perasaan-perasaan orang lain. Kemampuan untuk
kepribadian anak. Pendapat di atas dapat dibuktikan
membedakan berbagai tanda interpersonal, kecerdasan
dengan fenomena yang ada dalam lingkungan sekitar.
untuk mengerti dan peka terhadap perasaan, intense,
Oleh karena itu orang tua hendaknya memerhatikan
motivasi, watak dan temperamen orang lain, termasuk
jenis pola asuh yang diterapkan pada anaknya.
di dalamnya.
Anak yang cerdas interpersonal kemungkinan
Kecerdasan interpersonal menjadi penting karena
berasal dari keluarga dengan pola asuh yang otoritatif
pada dasarnya manusia tidak bisa hidup sendiri. Anak
karena anak diberikan kesempatan hubungan timbal
yang gagal mengembangkan kecerdasan interpersonal,
balik. Anak yang cerdas interpersonal dimungkinkan
akan mengalami banyak hambatan dalam dunia
pula berasal dari keluarga dengan pola asuh selain
sosialnya. Akibatnya mereka mudah tersisihkan secara
otoritatif karena keluarga tidak berinteraksi baik
sosial. Anak akan merasa kesepian, tidak berharga,
dengan orang-orang di sekitarnya. Lingkungan
dan suka mengisolasi diri. Pada akhirnya,
keluargalah yang memberikan peran dalam pemberian
menyebabkan anak mudah menjadi depresi dan
pendidikan dalam perkembangan kecerdasan anak,
kehilangan kebermaknaan hidup (T. Safaria, 2005:
termasuk kebiasaan orang tua yang ditunjukkan
13).
kepada anak.
John Locke (Ladislaus Naisaban, 2004: 272)
Santrock (2007:167) menjelaskan bahwa pola asuh
mengatakan bahwa anak yang baru lahir bagaikan
otoritatif mendorong anak untuk mandiri namun
kertas kosong yang putih bersih, maksudnya adalah
menerapkan batas kendali pada tindakan mereka.
sewaktu lahir pikiran manusia tidak memuat apa-apa.
Anak yang memiliki orang tua yang otoritatif sering
Semua ide terbentuk melalui proses penginderaan,
kali ceria, bisa mengendalikan diri dan mandiri.
Pengaruh Pola Asuh .... (Burhan Aminudin) 2.403

Mereka cenderung untuk mempertahankan hubungan siswa, SD Monggang 37 siswa, SD Soka 20 siswa, SD
yang ramah dengan teman sebaya, bekerja sama Tulung 20 siswa, dan SD Becari 26 siswa.
dengan orang dewasa, dan bisa mengatasi stres Sampel
dengan baik. Dalam penelitian ini pengambilan sampel
menggunakan teknik cluster random sampling.
Observasi yang dilakukan peneliti di kelas V SD
Penelitian ini mengambil ukuran sampel dengan cara
Negeri I Tulung pada tanggal 07 Januari 2016 tahun
25% dari jumlah keseluruhan SD yang dijadikan
ajaran 2015/2016, masih menemukan beberapa siswa
populasi. Sehingga jumlah SD yang dijadikan sampel
yang memiliki karakteristik berbeda. Diantaranya
adalah tiga SD. Kemudian kedua SD tersebut terpilih
terdapat siswa yang bergerombol dengan siswa lain
secara acak (random). Hasilnya adalah terpilih tiga
yang disukainya saja, ia tak mau berkelompok dengan
SD yaitu SD Kategan 15 siswa, SD Monggang 23
teman lainnya, meskipun sudah diminta guru untuk
siswa, dan SD Becari 16 siswa.
bergabung dan bermain bersama. Selain itu juga
masih ada siswa yang saling mengejek satu sama
Metode Pengumpulan Data
lainnya.
Metode pengumpulan data dalam penelitian
Jika keadaan seperti hal tersebut tidak segera
ini menggunakan skala
dicarikan penyelesaiannya maka akan berdampak
buruk pada kepribadian anak dan kehidupan yang
Teknik Analisis Data
akan datang. Berdasarkan masalah yang terjadi
tersebut maka peneliti tertarik melakukan penelitian Teknik analisis data yang digunakan dalam
dengan judul “Pengaruh Pola Asuh Otoritatif terhadap penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis uji
Kecerdasan Interpersonal Siswa Kelas V SD Negeri prasyarat yang meliputi uji normalitas dan uji
se- Kecamatan Pundong Bantul” linieritas. Analisis pengujian hipotesis dengan
menggunakan rumus regresi sederhana.
METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
ex pose facto dengan pendekatan kuantitatif. Hasil Penelitian
Tempat dan Waktu Penelitian 1. Deskripsi Hasil
Penelitian ini dilakukan di tiga SD Negeri di Berdasarkan teknik sampling yang
Kecamatan Pundong Bantul. Pengambilan data di digunakan yaitu cluster random sampling, maka
lapangan dilaksanakan pada bulan Maret 2016. SD Negeri pada Kecamatan Pundong yang
terpilih sebagai lokasi penelitian SD Monggang,
Populasi dan Sampel Penelitian SD Kategan dan SD N Becari. Penelitian
Populasi dilakukan pada Bulan April-Juni 2016. Berikut
Populasi dalam penelitian adalah 252 siswa, ini adalah penyajian deskripsi data masing-
yaitu dari SD 1 Panjangrejo 46 siswa, SD 2 masing variabel yang diperoleh peneliti di
Panjangrejo 13 siswa, SD 1 Pundong 14 siswa, SD lapangan
Kategan 24 siswa, SD Seyegan 23 siswa, SD Baran 29
2.404 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 25 Tahun ke-5 2016
1. Variabel Pola Asuh Otoritatif Tabel 7. Daftar Item Kecerdasan
Instrumen yang digunakan peneliti Interpersonal
untuk memperoleh data yaitu dengan skala. Jumlah
Item No. Item Item
Skala yang awal yang dibuat peneliti terdiri
Item yang 1, 3, 5, 11, 17, 22,
dari 22 item yang digunakan sebagai skala uji 8
gugur 23, 33
coba. Setelah melakukan uji coba, terdapat 3 Item valid dan 2, 4, 6, 7, 8, 9, 10,
item yang gugur sehingga item yang tersisa reliabel yang 12, 13, 14, 15, 16,
digunakan 18, 19, 20, 21, 24, 25
adalah 19 item yaitu sebagai berikut: untuk 25, 26, 27, 28, 29,
Tabel 6. Daftar Item Pola Asuh Otoritatif penelitian 30, 31, 32
Jumlah
Item No. Item Dari 25 item skala uji coba yang valid
Item
Item yang 4, 14, 17 dan reliabel kemudian disusun menjadi skala
3
gugur
Item valid dan 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, yang digunakan sebagai instrumen penelitian.
reliabel yang 9, 10, 11, 12, 13, Skor maksimal ideal kecerdasan interpersonal
digunakan 14, 15, 16, 18, 19, 19
untuk 20, 21, 22 yaitu 25 x 4 = 100 dan skor minimal ideal
penelitian yaitu 25 x 1 = 25. Berdasarkan perhitungan
Setelah melakukan perhitungan, maka
dengan menggunakan SPSS 17.0 for
diperoleh data mengenai pola asuh yang
windows, hasil penelitian menganai variabel
umumnya diterapkan oleh orang tua siswa
kecerdasan interpersonal didapat data sebagai
kelas V SD Negeri se-Kecamatan Pundong
berikut.
Bantul adalah pola asuh otoritatif. Hal ini
Tabel 8. Data Kecerdasan Interpersonal
disebabkan karena nilai dari dimensi
responsiveness dan demandingness sama Statistics
Kecerdasan Interpersonal
tinggi atau kedua dimensi tersebut memiliki
N Valid 87
persentase lebih dari 50%. Sehingga dapat
Missing 0
ditarik kesimpulan bahwa pola asuh yang Mean 89.15
diterapkan oleh orang tua siswa kelas V SD Median 89.00
Negeri se-Kecamatan Pundong Bantul yaitu Std. Deviation 4.952
Minimum 76
pola asuh otoritatif.
Maximum 100
2. Variabel Kecerdasan Interpersonal
Skala yang awal yang dibuat peneliti Selanjutnya untuk menentukan besar
terdiri dari 33 item yang digunakan sebagai kategori kecerdasan interpersonal, maka
skala uji coba. Setelah melakukan uji coba, peneliti menggunakan rumus:
terdapat 8 item yang gugur sehingga item X≥µ+1. kategori tinggi
yang tersisa adalah 25 item, yaitu sebagai µ - 1 . ≤ X < µ + 1 . kategori sedang
berikut: µ-1. <X kategori rendah
keterangan:
X = Skor µ = mean σ = standar deviasi
(Saifuddin Azwar, 2011: 109)
Pengaruh Pola Asuh .... (Burhan Aminudin) 2.405

Berdasarkan data di atas, maka 2. Uji Prasyarat Analisis


didapat kategori kecerdasan interpersonal a. Uji Normalitas
seperti berikut. Pengujian normalitas menggunakan
Tabel 9. Kategori Kecerdasan Interpersonal teknik One-Simple Kolmogorov Smirnov Test
Interval Frekuensi Persen Kategor pada program SPSS 17.0 for Windows. Hasil
tase i uji normalitas dapat diketahui bahwa seluruh
(%)
X ≥ 94,1 15 Siswa 17, 24 Tinggi data berdistribusi normal karena mempunyai
% hasil uji One-Simple Kolmogorov Smirnov
84,2 ≤ X < 57 Siswa 65,52 Sedang
94,1 % Test mempunyai nilai signifikansi 0,222
X < 84,2 15 Siswa 17,24 Rendah untuk variabel kecerdasan interpersonal dan
% 0,396 untuk variabel pola asuh otoritatif.
Jumlah 87 Siswa 100%
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa Syarat distribusi normal telah terpenuhi yaitu

tingkat kecerdasan interpersonal siswa kelas V SD nilai signifikansi harus lebih besar dari 0,05.

Negeri se-Kecamatan Pundong Bantul yaitu siswa


yang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi b. Uji Linieritas

berjumlah 15 siswa atau sebesar 17,24%, siswa yang Pengujian linieritas juga

memiliki kecerdasan interpersonal sedang berjumlah menggunakan menggunakan teknik Anova

57 siswa atau sebesar 65,52%, siswa yang memiliki Table pada program SPSS 17.0 for Windows.

kecerdasan interpersonal rendah berjumlah 15 siswa Hasil uji linieritas dapat disimpulkan bahwa

atau sebesar 17,24%. Jadi, dapat digeneralisasikan pola asuh otoritatif memiliki hubungan yang

bahwa sebagian besar siswa kelas V SD Negeri se- linier dengan kecerdasan interpersonal siswa.

Kecamatan Pundong memiliki kecerdasan Hal tersebut terbukti dengan nilai signifikan

interpersonal sedang. Agar lebih jelas maka linieritas 0,017 untuk pola asuh otoritatif dan

perhatikan histogram di bawah ini. 0,001 untuk kecerdasan interpersonal. Syarat


suatu data linier yaitu nilai signifikan
linieritas harus lebih kecil dari 0,05.
3. Pengujian Hipotesis
Rumusan hipotesis yang akan diuji pada
penelitian ini yaitu terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara pola asuh otoritatif terhadap
kecerdasan interpersonal siswa sebagai (Ha) dan
tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan
antara pola asuh otoritatif terhadap kecerdasan
interpersonal siswa sebagai (Ho). Pengujian
hipotesis menggunakan teknik analisis regresi
sederhana dengan bantuan program SPSS 17.0
for windows.
Gambar 1. Histogram Kategori Kecerdasan
Interpersonal
2.406 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 25 Tahun ke-5 2016
1. Analisis regresi sederhana Pembahasan
Hipotesis pada penelitian ini berbunyi Pada hakikatnya, kecerdasan interpersonal
“terdapat pengaruh positif signifikan pola merupakan suatu jenis kecerdasan yang mampu
asuh otoritatif terhadap kecerdasan mengenali, memahami, merasakan perasaan orang.
interpersonal siswa kelas V SD Negeri se- kemampuannya tersebut sangat penting dalam
Kecamatan Pundong Bantul.” interaksi sosialnya untuk mengarungi kehidupan.
Hipotesis diuji menggunakan analisis
Kecerdasan Interpersonal siswa kelas V SD
regresi sederhana. Perhitungan statistik
Negeri se-Kecamatan Pundong Bantul telah
dibantu dengan menggunakan program SPSS
dikelompokkan menjadi tiga kategori oleh peneliti
17 for windows dan diperoleh persamaan
berdasarkan hasil penelitian yang menggunakan
regresi Y’= 63,467+0,345X dengan nilai R
rumus klasifikasi Saifuddin Azwar (2011: 109).
variable pola asuh orang tua (X1) dan
Kategori tersebut yaitu kategori tinggi, sedang dan
kecerdasan interpersonal (Y) sebesar 0,379
rendah.
dan R² sebesar 0,144. Untuk mencari
Menurut hasil penelitian, siswa yang memiliki
sumbangan efektif R² x 100. Sehingga dalam
kecerdasan interpersonal kategori tinggi terdapat 15
penelitian ini 0,144 x 100 = 14,4%. Nilai
siswa. Siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal
memiliki nilai p sebesar 0,000. Apabila
yang tergolong pada kriteria sedang terdiri dari 57
nila p ≤ 0,05 maka dinyatakan signifikan.
siswa. Lebih dari sebagian siswa kelas V SD Negeri
Sebaliknya jika nilai p ≥ 0,05 maka
se-Kecamatan Pundong Bantul termasuk pada kriteria
dinyatakan tidak signifikan. Penelitian ini
sedang. Sedangkan untuk jumlah siswa yang memiliki
memiliki nilap p hitung lebih kecil dari pada
kecerdasan interpersonal rendah yaitu hanya 15 siswa.
0,05 (0,000 < 0,05). Sehingga pengaruh
Menurut Baumrind (Nancy Darling, 1999:02),
variable X1 terhadap Y signifikan.
pola asuh otoritatif yaitu pola pengasuhan dengan
Berdasarkan hasil perhitungan di atas
orang tua yang tinggi tuntutan (demandingness) dan
dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang
tanggapan (responsiveness). Ciri dari pengasuhan
menyatakan “terdapat pengaruh positif
otoritatif menurut Baumrind (Casmini, 2007: 50) yaitu
signifikan pola asuh otoritatif terhadap
1) bersikap hangat namun tegas, 2) mengatur standar
kecerdasan interpersonal siswa kelas V SD
Negeri se-Kecamatan Pundong Bantul” agar dapat melaksanakannya dan memberi harapan

diterima. Artinya pola asuh otoritatif yang konsisten terhadap kebutuhan dan kemampuan

mempengaruhi kecerdasan interpersonal anak, 3) memberi kesempatan anak untuk berkembang


otonomi dan mampu mengarahkan diri, namun anak
siswa kelas V. Jika pola asuh otoritatif
harus memiliki tanggung jawab terhadap tingkah
tinggi, maka kecerdasan interpersonal siswa
lakunya, dan 4) menghadapi anak secara rasional,
akan tinggi. Sebaliknya, jika pola asuh
orientasi pada masalah-masalah memberi dorongan
otoritatif rendah, maka kecerdasan
dalam diskusi keluarga dan menjelaskan disiplin yang
interpersonal siswa akan rendah pada siswa
mereka berikan.
kelas V SD N se- Kecamatan Pundong
Bantul. Selanjutnya, pola asuh otoritatif dikaitkan
dengan kecerdasan interpersonal siswa untuk mencari
pengaruhnya. Nilai regresi dari pola asuh otoritatif
Pengaruh Pola Asuh .... (Burhan Aminudin) 2.407

memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 Nilai tetapi juga tanggapan (responsiveness) yang tinggi
signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 maka artinya terhadap anak.
terdapat pengaruh positif terhadap kecerdasan
Baumrind (Casmini, 2007: 51) menyatakan
interpersonal siswa. Maksud dari kalimat positif dan
bahwa pola asuh otoritatif ideal untuk perkembangan
signifikan adalah semakin meningkat pola asuh
anak. Hal ini dikarenakan:
otoritatif yang diterapkan maka dapat meningkatkan
1. Orang tua otoritatif memberi keseimbangan
kecerdasan interpersonal siswa.
antara pembatasan dan kebebasan, di satu sisi
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat
memberi kesempatan pengembangan percaya
Hart (Santrock, 2007: 167) yang menyebutkan bahwa
diri, sedangkan di sisi lain mengatur standar,
gaya pengasuhan otoritatif menjadikan anak ceria,
batasan serta petunjuk bagi anak. Keluarga
bisa mengendalikan diri dan mandiri, dan berorientasi
otoritatif lebih dapat menyesuaikan dengan
pada prestasi, mereka cenderung untuk
tahapan baru dari siklus keluarga.
mempertahankkan hubungan yang ramah terhadap
teman sebaya, bekerja sama dengan orang dewasa, 2. Orang tua otoritatif luwes dalam mengasuh anak,

dan bisa mengatasi stress dengan baik. mereka membentuk dan menyesuaikan tuntutan
dan harapan yang sesuai dengan perubahan
Selain itu, hasil penelitian ini juga diperkuat
kebutuhan dan kompetensi anaknya.
oleh pendapat Baumrind (Syamsu Yusuf, 2006: 51)
yang mengemukakan bahwa pola asuh otoritatif dapat 3. Orang tua otoritatif lebih suka memberi anak

menjadikan anak memiliki sikap bersahabat dengan kebebasan yang bertahap.

orang lain, memiliki rasa percaya diri, mampu 4. Orang tua otoritatif lebih suka mendorong anak
mengendalikan diri (self control), bersikap sopan, mau dalam perbincangan, hal ini dapat mendukung
bekerjasama, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, perkembangan intelektual yang merupakan dasar
mempunyai arah/tujuan hidup yang jelas, dan penting bagi perkembangan kompetensi sosial.
berorientasi terhadap prestasi. Sikap yang ditimbulkan
5. Diskusi dalam keluarga tentang pengambian
inilah yang dapat masuk pada golongan anak yang
keputusan, aturan dan harapan yang diterangkan
memiliki kecerdasan interpersonal positif. Kecerdasan
dapat membantu anak memahami sistem sosial
interpersonal positif tersebut sama halnya dengan
dan hubungan sosial.
hasil penelitian ini yang menyebutkan bahwa pola
asuh otoritatif dapat meningkatkan kecerdasan 6. Keluarga otoritatif dapat memberi stimulasi
interpersonal. pemikiran pada anak.

Dengan demikian pola asuh yang diterapkan oleh 7. Orang tua otoritatif mengkombinasikan kontrol
sebagian besar orang tua siswa kelas V SD Negeri se- seimbang dengan kehangatan. Sehingga anak
Kecamatan Pundong Bantul sudah mendukung untuk mengidentifikasi orang tuanya. Pada umumnya
meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa. yang memperlakukan kita penuh kehangatan dan
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti kasih sayang.
menarik kesimpulan bahwa pola asuh otoritatif sangat 8. Anak yang tumbuh dengan kehangatan orang tua
ideal untuk diterapkan pada anak, karena tidak hanya
akan mengarahkan diri dengan meniru orang
memberikan tuntutan (demandingness) yang tinggi
2.408 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 25 Tahun ke-5 2016
tuanya kemudian memperlihatkan Hasil penelitian membuktikan bahwa pola
kecenderungan yang serupa. asuh otoritatif berpengaruh secara positif signifikan
terhadap kecerdasan interpersonal siswa kelas V SD
9. Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga
Negeri se-Kecamatan Pundong Bantul. Berpengaruh
otoritatif akan meneruskan praktek pengasuhan
signifikan dapat diartikan bahwa peningkatan dan
yang otoritatif pula. Anak bertanggung jawab,
penurunan kecerdasan interpersonal dipengaruhi oleh
dapat mengarahkan diri, memiliki rasa ingin tahu
pola asuh otoritatif. Hal ini ditunjukkan dengan hasil
dan memiliki ketenangan diri mencerminkan
nilai R pola asuh orang tua (X1) terhadap kecerdasan
adanya kehangatan dalam keluarga, pemberian
interpersonal (Y) 0,379 dan memiliki nilai peluang
petunjuk yang luwes.
galat (p) sebesar 0,000 dengan persamaan regresi Y’=
10. Orang tua merasa nyaman berada di sekitar anak 63,467+345X. persamaan tersebut menunjukkan
yang bertanggungjawab dan bebas, sehingga bahwa setiap terdapat kenaikan pola asuh otoritatif 1
mereka memperlakukan anak remaja lebih angka maka kecerdasan interpersonal dapat meningkat
hangat, sebaliknya anak remaja yang berulah 0,345 angka pada konstanta 63,467 dan sebaliknya
akan membuat orang tuanya tidak berpikir setiap turun 1 angka maka pola asuh otoritatif maka
panjang, tidak sabar, dan berjarak. kecerdasan interpersonal akan turun 0,345 pada
Senada dengan pendapat Baumrind, Hart et all konstanta 63,467. Nilai p sebesar 0,000, berarti nilai p
(Santrock, 2007: 168) juga mengemukakan bahwa ≤ 0,05 maka dinyatakan signifikan
pengasuhan otoritatif cocok/ideal untuk diterapkan, Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat
hal ini dikarenakan: disimpulkan bahwa siswa yang mendapatkan pola
1. Orang tua yang otoritatif merupakan asuh otoritatif akan memiliki kecerdasan interpersonal
keseimbangan yang tepat antara kendali dan yang tinggi. Bagi siswa, pola asuh orang tua akan
otonomi. Sehingga memberi kesempatan anak memiliki dampak yang besar bagi tumbuh kembang
untuk membentuk kemandirian sembari dan kecerdasan anak, khususnya kecerdasan
memberikan standar, batas, dan panduan yang interpersonalnya. Dalam penelitian ini sumbangan
dibutuhkan anak. efektif pola asuh otoritatif terhadap kecerdasan
interpersonal adalah 0,144x100% = 14,4%,
2. Orang tua yang otoritatif lebih cenderung
melibatkan anak dalam kegiatan memberi dan Kecerdasan Interpersonal bukan merupakan
menerima secara verbal dan memperbolehkan hal yang mutlak. Tingkat kecerdasan interpersonal
anak mengutarakan pandangan mereka. siswa dapat dikembangkan. Kecerdasan interpersonal
dipengaruhi oleh faktor serta kondisi seseorang.
3. Kehangatan dan keterlibatan orang tua yang
Beberapa faktor yang memperngaruhi ialah faktor
diberikan oleh orang tua yang otoritatif membuat
internal yaitu faktor yang timbul dari dalam diri
anak lebih bisa menerima pengaruh orang tua.
sendiri dan faktor eksternal yaitu faktor yang datang
Berdasarkan pemaparan pendapat para ahli di
dari luar diri individu dan mempengaruhi individu
atas, maka dapat disimpulkan bahwa pola asuh
untuk mengubah sikapnya.
otoritatif merupakan pola asuh yang memiliki
Selain pola asuh kecerdasan interpersonal
kecenderungan dampak positif. Sehingga pola asuh
juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
otoritatif dapat dikatakan sebagai pola asuh yang ideal
genetik dan lingkungan. Hal ini sesuai dengan
bagi perkembangan anak.
Pengaruh Pola Asuh .... (Burhan Aminudin) 2.409

pendapat Atkinson (Ritta Eka Izzaty: 2008:9) bahwa SARAN


genetik merupakan faktor untuk menurunkan sifat dari
Berdasarkan Hasil Penelitian, Maka Saran Yang
orang tua kepada anak. Aksi gen selalu berkaitan
Diberikan Adalah Sebagai Berikut:
dengan lingkungan baik biokimia maupun ekologis
(ekologi sering diartikan sebagai lingkungan kultural 1. Bagi Guru
atau hubungan interpersonal) sehingga dapat diartikan Guru Harus Mengetahui Siswa Yang Memiliki
bahwa efek genetika terhadap perkembangan sifat Kecerdasan Interpersonal Tinggi, Sedang Maupun
selalu dipengaruhi dengan efek lingkungan begitu Rendah. Dengan Demikian Guru Dapat Memilih Cara
juga sebaliknya. Mengajar Yang Tepat. Guru Juga Dapat Membagi
Dari uraian di atas, maka pola asuh orang tua Kelompok Agar Siswa Yang Memiliki Kecerdasan
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi Tinggi, Sedang, Ataupun Rendah Dapat Merata.
kecerdasan interpersonal seorang anak. Meskipun Sehingga Siswa Dapat Merasa Senang Dan Nyaman
pada penelitian ini nilai pengaruh pola asuh otoritatif Untuk Berinteraksi Dengan Siapapun.
terhadap kecerdasan interpersonal tidak menunjukkan 2. Bagi Orang Tua Siswa
nilai yang tinggi, tetapi setiap orang tua perlu
Berdasarkan Hasil Penelitian, Maka Orang Tua
mencermati cara yang digunakan untuk mendidik dan
Hendaknya Meningkatkan Pola Asuh Otoritatif. Pola
mengasuh anaknya agar dapat lebih mengembangkan
Asuh Otoritatif Yaitu Jenis Pengasuhan Yang
kecerdasan interpersonal anak.
Cenderung Tegas Akan Tetapi Bersikap Hangat Dan
SIMPULAN DAN SARAN Penuh Perhatian, Tidak Hanya Memberikan Tuntutan,
SIMPULAN Namun Juga Tetap Memperhatikan Dan Menerima
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Kemampuan Anak. Hal Ini Dikarenakan, Hasil
dapat diambil kesimpulan bahwa pola asuh otoritatif Penelitian Menunjukkan Bahwa Pola Asuh Otoritatif
berpengaruh positif signifikan terhadap kecerdasan Merupakan Pola Asuh Yang Ideal Dan Memiliki
interpersonal siswa di Sekolah Dasar Negeri se- Pengaruh Yang Signifikan Untuk Meningkatkan
Kecamatan Pundong Bantul. Nilai R variable pola Kecerdasan Interpersonal Siswa.
asuh otoritatif (X1) dan kecerdasan interpersonal (Y) DAFTAR PUSTAKA
sebesar 0,379 dan R² sebesar 0,144. Nilai p sebesar
Casmini. (2007). Emotional Parenting. Yogyakarta:
0,000, berarti nilai p ≤ 0,05 maka dinyatakan
Pilar Media.
signifikan. Sumbangan efektif pola asuh otoritatif Deddy Wahyudi. (2011). Pembelajaran IPS Berbasis
terhadap kecerdasan interpersonal dapat dilihat dari Kecerdasan Interpersonal, Intrapersonal dan
Esistensial. Jurnal Edisi Khusus No 1. Diakses
nilai R square yaitu 0,144, dengan persamaan regresi
dari
Y= 63,467+0,345X. Dengan demikian besarnya http://www.google.com/%3A%2F%2Fjurnal.up
sumbangan efektif pola asuh otoritatif terhadap i.edu%2Ffile%2F4. pada tanggal 20 November
2014, jam 16.34 WIB.
kecerdasan interpersonal adalah 0,144x100% =
Euis Sunarti. (2004). Mengasuh dengan Hati
14,4%, sedangkan 85,6% ditentukan oleh variabel Tantangan yang Menyenangkan. Jakarta: Elex
atau faktor lain yang tidak dibahas pada penelitian ini. Media Komputindo.
mempengaruhi kecerdasan interpersonal. Ladislaus Naisaban. (2004). Para Psikolog
Terkemuka Dunia. Jakarta. Grasindo.
2.410 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 25 Tahun ke-5 2016
Nancy Darling. (1999). Parenting Style and Its Syamsu Yusuf. (2006). Psikologi Perkembangan
Correlates. Journal ERIC DIGEST EDO-PS- Anak Dan Remaja. Bandung: Remaja
99-3. Hlm 99. Rosdakarya.
Rohinah M. Noor. (2009). Orang tua Bijaksana, Anak T. Safaria. (2005). Interpersonal Intelligence: Metode
Bahagia. Yogyakarta: Katahati. Pengembangan Kecerdasan Interpersonal
Rita Eka Izzaty, dkk. (2008). Perkembangan Peserta Anak. Yogyakarta: Amara Books.
Didik. Yogyakarta: UNY Press Thomas Armstrong. 2002. SETIAP ANAK CERDAS!
Saifuddin Azwar. (2011). Penyusunan Skala Panduan Membantu Anak Belajar dan
Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Memanfaatkan Multiple Intelligence-nya.
Santrock, John W. (2002). Life-Span Development: Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Perkembangan Masa Hidup, Edisi Kelima Jilid
II (Alih Bahasa: Chusairi & Juda Damanik).
Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai