Anda di halaman 1dari 13

IMPLEMENTASI MODERASI BERAGAMA DALAM

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

DI MADRASAH TSANAWIYAH YAPINUR

MAKALAH

Oleh

Novita Sari

MTs YAPINUR SARAKAN


Kampung Sarakan, RT 001/RW 005, Desa Sukasari, Kecamatan Rajeg,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, 15540.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah atas nikmat dan ridho dari
Allah SWT. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta nikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Implementasi Moderasi Beragama dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di
Madrasah Tsanawiyah Yapinur” dapat disusun sesuai harapan. Laporan hasil
penelitian ini untuk memenuhi salah satu syarat pendaftaran calon peserta TKG
2023..

Penulis menyadari bahwa penyusunan ini tidak dapat diselesaikan dengan


baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu
dan bekerja sama dalam menyelesaikan penelitian serta laporan hasil penelitian
ini. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada yang terhormat:

1. Hilman Zaini, S.Pd., selaku Ketua Panitia;


2. Hayatunnufus, S.Pd. I., selaku Kepala Sekolah MTs Yapinur Sarakan;
3. Seluruh Guru MTs Yapinur Sarakan atas ilmu yang telah diberikan kepada
penulis dan dukungannya;
Penulis berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada pembaca serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembaca
khususnya tentang implementasi moderasi beragama dalam madrasah. Penulis
menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritikan, saran, dan bimbingan yang bersifat
membangun untuk menjadikan makalah ini lebih baik dan sempurna.
Tangerang, 24 Februari 2023
Penulis

Novita Sari

DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................2
D. Manfaat Penelitian........................................................................................2
BAB III....................................................................................................................9
PENUTUP................................................................................................................9
A. Simpulan.......................................................................................................9
B. Saran..............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan suatu negara yang tersusun dari banyak suku,
ras dan juga agama, tentu sangat mudah terciptanya perpecahan. Berbahasa
adalah aktivitas sosial yang hampir sama dengan halnya aktivitas-aktivitas
sosial yang lain. Bahasa yang baik ialah bahasa yang sopan dan santun. Oleh
karena itu, manusia harus saling menghargai satu sama lain agar tercipta
lingkungan dengan toleransi yang tinggi. Mewujudkan kerukunan dalam
masyarakat Indonesia yang beragama ini tentu akan membawa kesulitan
tersendiri bagi bangsa dan ini merupakan usaha yang cukup menantang karena
adanya perbedaan serta keragaman. Perbedaan ini seringkali menyebabkan
masalah sosial antar pihak yang berbeda dan keyakinan diantara perbedaan-
perbedaan sehingga menyebabkan perpecahan. Adapun jalan keluar yang
dapat digunakan untuk melestarikan kebhinekaan yang ada adalah dengan
meningkatkan kerukunan dan kedamaian dalam mewujudkan kehidupan
beragama yang berlandasan saling memahami dan menghargai dengan
mengutamakan moderasi beragama.
Moderasi beragama adalah pencegahan untuk mengatasi kekerasan
dalam beragama. Moderasi beragama ini membahas tentang perilaku atau
sikap untuk memahami dan mengamalkan ajaran agama secara adil guna
menghindari perlakuan yang berlebihan dalam pelaksanaannya. Indonesia
merupakan salah satu negara yang masyarakatnya sangat religius dan
sekaligus kesatuan. Implementasi dalam moderasi beragama akan lebih
berkaitan dengan bagaimana seorang pendidik menerapkan dan memberikan
materi pembelajaran moderasi. Pemilihan tema ini dikarenakan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia yang menyangkut cara berkomunikasi yang
baik dan benar itu sudah diatur. Oleh karena itu, berkomunikasi yang sopan
dan santun harus diimplementasikan dalam madrasah. Selain itu, sopan dan
santun merupakan bagian dari nilai moral. Zaman yang semakin canggih ini
membuat peserta didik dicemari oleh bahasa-bahasa yang tidak seharusnya
didengar dan diucapkan. Dari hasil observasi yang telah dilakukan di sekolah
MTs Yapinur Sarakan ada beberapa peserta didik yang bahasanya tidak
mencerminkan seorang pelajar. Apalagi sekolah yang ditinggali merupakan
Madrasah. Sebagai seorang pendidik dan orang tua di sekolah, guru harus
dapat mengimplementasikan moderasi beragama dalam madrasah.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menyusun judul penelitian
yaitu “Implementasi Moderasi Beragama dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia Di Madrasah Tsanawiyah Yapinur”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian yang telah diuraikan di atas, maka
penulis dapat menentukan rumusan masalahnya adalah bagaimana cara guru
mengimplementasikan moderasi beragama dalam pembelajaran bahasa
Indonesia di Madrasah Tsanawiyah Yapinur?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka
penulis dapat menentukan tujuan penelitian adalah ntuk mendeskripsikan dan
menguraikan cara guru mengimplementasikan moderasi beragama dalam
pembelajaran bahasa Indonesia di Madrasah Tsanawiyah Yapinur.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Secara teoritis, hasil penelitian ini akan mampu memperkaya ilmu
pengetahuan dan menambah wawasan mengenai moderasi beragama.
Selain itu, untuk memberikan kontribusi konkret dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia dan agama, penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai
kajian untuk mendukung, memperkuat, dan juga melakukan
pengembangan pada penelitian berikutnya. Khususnya yang berkaitan
dengan implementasi moderasi beragama dalam pembelajaran bahasa
Indonesia di Madrasah.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian berguna bagi pelajar dan peneliti
selanjutnya. Penelitain ini diharapkan memberikan pengalaman serta
pengetahuan mengenai implementasi moderasi beragama dalam
pembelajaran bahasa Indonesia di Madrasah. Adapun manfaatnya bisa
berguna bagi yang lain diantaranya yaitu:
a. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat membantu meningkatkan prestasi guru dalam
pembelajaran bahasa dan demi kemajuan proses pembelajaran yang
menyenangkan di masa yang akan datang.
b. Bagi Siswa
Penelitian diharapkan dapat memberitahu peserta didik mengenai
moderasi beragama. Siswa juga dapat mengetahui hal-hal yang tidak
boleh dilakukan dan cara untuk saling menghargai. Oleh karena itu,
siswa diharapkan dapat mengetahui bagaimana bersikap dengan baik
sesuai dengan penerapan moderasi beragama.
c. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan berguna untuk pengajaran bahasa Indonesia
dan agama. Khususnya mengenai pembelajaran moderasi beragama
dan toleransi antar agama.
d. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini akan berguna sebagai referensi dalam melakukan
penelitian terkait dengan implementasi moderasi beragama dalam
madrasah. Banyaknya penelitian terkait dengan implementasi
beragama akan mampu mendorong program pemerintah dan
kementrian agama dalam kemajuan pembelajaran agama di sekolah
dan madrasah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Implementasi Moderasi Beragama pada Madrasah

Moderasi beragama wajib dipahami sebagai sikap agama yang


sejalan antara penghormatan untuk agama individu lainnya yang
beragam keyakinan (inklusif) dan pengamalan agama sendiri
(eksklusif). Moderasi beragama adalah kunci dari wujud kerukunan,
perdamaian, saling menghargai, baik di tingkat lokal, nasional, maupun
global. Implementasi mempunyai arti penerapan. Moderasi merupakan
kegiatan mengarahkan, mengatur, menengahi komunikasi interaktif
yang terdiri atas lisan maupun tulisan. Moderasi diartikan sebagai
sesuatu kegiatan melakukan peninjauan agar tidak menyimpang dari
aturan berlaku yang telah ditetapkan. Madrasah juga merupakan tempat
mencari ilmu yang berbasis agama Islam.

Menurut Lukman Hakim Saifudin (2022) moderasi beragama


adalah sikap memahami dan mengamalkan ajaran agama secara adil serta
seimbang untuk menghindari perilaku ekstrim atau berlebihan dalam
pelaksanaannya. Sedangkan, menurut Nasaruddin Umar, moderasi
beragama adalah sikap untuk hidup berdampingan dalam keberagaman
agama dan sosial-politik. Hal ini bertujuan agar terwujud lingkungan
masyarakat yang saling menghargai dan rukun. Adapun kata yang
digunakan, mengarah kepada arti yang sama, yaitu adil. Hal ini
mempunyai berarti dalam yaitu memilih posisi tengah diantara
berbagai pilihan-pilihan ekstrem (Kementerian Agama RI, 2019). Kata
moderasi sendiri berasal dari kosakata bahasa Inggris yaitu
moderation, artinya adalah sikap tengah dan atau sikap tidak
berlebihan. Sehingga orang yang moderat mampu menerima perbedaan
yang ada, dan percaya bahwa berbeda bukan berarti permusuhan,
namun perbedaan adalah suatu keniscayaan yang indah. Moderasi
adalah sikap kebajikan yang membantu tercipta keselarasan sosial dan
keseimbangan di dalam kehidupan dan personal, di dalam keluarga
dan masyarakat beserta hubungan antar manusia yang lebih luas (Azra,
2020).

Implementasi moderasi beragama pada madrasah dapat dimaksud


dengan penerapan sikap saling menghargai dengan tidak adanya kekerasan
di tempat mencari ilmu. Moderasi beragama merupakan praktek untuk
menghormati agama yang berbeda-beda. Setiap orang memiliki kebebasan
dalam berkeyakinan untuk memilih agamanya sesuai dengan pilihan
sendiri tanpa merugikan orang lain yang berbeda agama. Oleh karena itu,
sebagai pendidik, guru harus dapat memberikan pemahan serta contoh
yang baik agar peserta didik dapat mengimplementasikan moderasi
beragama di madrasah. Dengan demikian, keberadaan sikap moderat
tersebut mesti tertanam dalam diri setiap individu, guna hadirnya
kenyamanan, ketentraman, kesejahteraan dalam beribadah, bersosial dan
berbudaya.

Setelah dilakukan pengamatan dan penelitian terdapat kekurangan


yang ada pada madrasah atau sekolah-sekolah dalam mengontrol perilaku
peserta didik yang beragam sehingga perkembangannya cukup signifikan
dan dapat menyebabkan sikap intoleransi (tidak menghargai) siswa.
Sekolah atau madrasah dapat menjadi tempat memperoleh peserta didik
dalam memperoleh informasi, timbul kesadaran, menerima, dan akhirnya
memanfaatkan informasi tersebut serta dapat menjadi tempat peserta didik
dalam mengekspresikan apa yang telah dipahaminya. Pengenalan dan
penanaman konsep moderasi dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
perlu dibiasakan diri sejak usia dini, terutama pada peserta didik yang
masih diusia dini atau madrasah ibtidaiyah guna menciptakan generasi
yang sehat secara intelektual dan moderat dalam menyikapi timbulnya ide-
ide radikal dan tindakan ekstrimisme keagamaan. Bahkan lebih buruk lagi,
bila ini tidak dilaksanakan, anak-anak ini mudah terpengaruh, yang
berdampak negatif terhadap persatuan bangsa Indonesia, juga terhadap
pertumbuhan karakter mereka sebagai generasi penerus bangsa.

B. Implementasi Moderasi Beragama dalam Pembelajaran


Bahasa Indonesia

Pembelajaran Bahasa Indonesia di madrasah sudah tidak asing


lagi karena masuk ke dalam pelajaran yang diujikan. Selain membahas
cara bertutur kata yang baik, Bahasa Indonesia juga berperan penting
dalam berkomunikasi dan berinteraksi. Di dalam materi Bahasa
Indonesia juga terdapat materi tentang ceramah, diskusi, dan berpidato
yang di mana seseorang harus dapat berbicara dengan baik agar tidak
menimbulkan kesalahpahaman dan menyebabkan pertengkaran akibat
perkataan yang dapat menyakiti.

Menurut Abuddin Nata profesor bidang pengkajian Islam,


UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Allah menerangkan bahwa Dia
mengharuskan hamba-hamba-Nya berlaku adil, yaitu bersifat tengah
dan seimbang di dalam semua aspek kehidupan beserta melaksanakan
perintah yang tertuang di al-Quran dan berbuat ihsan (keutamaan).
Adil berarti wujud kesamaan dan keseimbangan antara hak kewajiban.
Makna moderasi beragama lebih menekankan kepada perlunya beragama
dengan sikap yang tawassuth. Sikap ini tidak hanya tergambarkan pada
pola pikir, tetapi juga harus nampak pada perilaku. Kondisi ini mempunyai
resiko pada moderasi, bisa menjadi fleksibel sesuai dengan konteks ruang
dan waktu yang mengiringinya sepanjang sesuai dengan koridor konsep
moderasi itu sendiri.

Moderasi beragama menjadi suatu sikap yang sangat perlu


ditanamkan ke peserta didik di madrasah, mengingat ekstremisme,
radikalisme dan ujaran kebencian merupakan problem bangsa Indonesia
saat ini. Madrasah sebagai lembaga pendidikan umum bercirikhas Islam
perlu menjadi pioner dalam menumbuhkembangkan sikap moderat ini.
Panut menjelaskan tentang Indikator utama keberhasilan moderasi
beragama, dapat dilihat dari empat faktor yaitu komitmen wawasan
kebangsaan, toleransi, anti kekerasan dan menghargai kearifan lokal. Hal
tersebut harus dikuasai dan diterapkan guru kemudian diajarkan kepada
peserta didik serta perlu disosialisasikan pada orang tua wali peserta didik
agar hasil pencapaiannya bisa maksimal.

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, implementasi moderasi


beragama juga sangat diperlukan karena peserta didik terkadang kurang
menjaga ucapan dan perilakunya. Contoh yang sering dilihat dalam kelas,
yaitu ada peserta didik yang menghina teman sekelasnya dengan
mengatakan kata-kata yang kasar juga menyakiti. Bagi sebagaian orang
khususnya anak remaja, mengatakan kata seperti nama-nama binatang
kepada temannya sendiri sudah menjadi kebiasaan, padahal hal seperti itu
tidak diperbolehkan dalam agama. Alasan agama tidak membolehkan
karena itu sudah masuk ke dalam kekerasan dan tidak adanya saling
menghormati antar manusia beragama. Oleh karena itu, sebagai pendidik
di madrasah, guru harus menegur peserta didik yang menggunakan kata-
kata yang tidak sopan. Dengan adanya pembelajaran Bahasa Indonesia di
madrasah, peserta didik dapat memperhalus kata-kata yang tidak sopan
dan menggantinya dengan kata-kata yang sopan. Contohnya, kata hewan
lebih kasar dibandingkan dengan kata binatang.

Adapun materi lain yang mengimplementasikan moderasi


beragama dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu diskusi. Diskusi
artinya bertukar pikiran. Diskusi merupakan suatu bentuk tukar pikiran
yang terataur dan bersifat dua terarah. Baik kelompok kecil maupun besar.
Dalam diskusi yang baik, setiap peserta diskusi hendaknya bersikap aktif
selama diskusi berlangsung. Dengan kata lain, peserta diskusi harus aktif
mengemukakan pendapat secara objektif dan mengandung kebenaran.
Dengan arti lain, peserta diskusi harus jujur dalam menyampaikan
pendapatnya sesuai dengan apa adanya. Adapun contoh lain, dalam diskusi
terdapat unsur-unsur diskusi salah satunya moderator. Moderator adalah
orang yang memimpin jalannya diskusi, orang yang memberikan hak
untuk peserta diskusi berbicara. Moderator harus mempunyai sifat adil
agar tidak adanya kecemburuan. Sikap adil yang dilakukan oleh moderator
merupakan bagian dari implementasi moderasi beragama.

Moderasi banyak dianggap sebagai praktik beragama yang modern.


Nino berpendapat, konteks yang lebih tepat adalah moderat, ada nilai-nilai
yang tidak dapat lepas dari pancasila. Pertama, nilai dalam moderasi
beragama adalah tidak mengurung diri, tidak mengurung diri dalam
konteks ini artinya dapat mengupayakan untuk mengenal yang lain dan
tidak egois. Kedua, tentang ekslusifitas yang mana harus terbuka satu dan
yang lain. Dapat melebur dan beradaptasi serta harus bisa mencoba
menghargai dan menghormati yang lain. Dengan demikian, moderasi
beragama akan mendorong masing-masing umat beragama untuk tidak
bersifat ekstrem dan berlebihan dalam menyikapi keragaman sehingga
dapat adil dan berimbang dalam hidup bersama. Hal ini telah ditegaskan
oleh firman Allah dalam Al-Qur’an yaitu dalam Surah Al-Mumtahanah
ayat 8: “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil
terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak
(pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya, Allah menyukai
orang-orang yang berlaku adil.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil paparan di atas, maka implementasi moderasi


beragama melalui pembelajaran Bahasa Indonesia di madrasah, yaitu
toleransi, adil, dan anti kekerasan. Sedangkan pembelajaran nilai dan sikap
moderasi diimplementasikan melalui pembelajaran Bahasa Indonesia, yaitu
materi diskusi yang bertujuan untuk saling menghargai pendapat orang lain
serta sikap adil dari moderator. Sebagai langkah untuk memberikan
penguatan moderasi beragama kepada peserta didik, maka terlebih dahulu
perlu dilakukan pengenalan tentang makna moderasi beragama itu sendiri.
Kemudian, peserta didik di madrasah tersebut perlahan-lahan mulai
dikenalkan dengan prinsip dan nilai-nilai yang ada dalam moderasi
beragama. Alangkah lebih baiknya jika diberikan bukti nyata dalam
kehidupan sehari-hari terkait moderasi beragama di lingkungan sekitar atau
pun dalam bermasyarakat. Dengan demikian, peserta didik tersebut akan
lebih mudah memahami dan mengerti serta lebih mampu menerapkan sikap
moderasi beragama dalam lingkungan sekitarnya.

B. Saran
Adapun rekomendasi dari penelitian tentang penguatan moderasi
beragama pada madrasah dalam membentuk budaya berpikir moderat penting
untuk terus dilanjutkan, sehingga secara keseluruhan siswa memiliki
pemikiran, perbuatan, dan gerakan yang moderat. Dalam memacu madrasah
agar secara serius dalam menyikapi moderasi beragama, yaitu dengan
menggunakan metode pembiasaan dengan cara mengajak perserta didik
berdiskusi atas masalah yang terjadi. Hal ini bertujuan untuk memecahkan
masalah dengan adil dan saling menghormati setiap pendapat.
DAFTAR PUSTAKA

Akhmadi, Agus. “Moderasi Beragama Dalam Keragaman Indonesia Religious


Moderation in Indonesia ’ S Diversity.” Jurnal Diklat Keagamaan 13, no. 2
(2019): 45–55.

Alim, Muhamad Syaikhul dan Achmad Munib. “Aktualisasi Pendidikan Moderasi


Beragama di Madrasah”. Jurnal Progress: Wahana Kreativitas dan
Intelektualitas, Vol. 9, No. 2 (Desember 2021): 263-285.
https://doi.org/10.31942/pgrs.v9i2.5719

Amrullah, M. Khalis dan M. Irfan Islamy. “Moderasi Beragama: Penanaman


Pada Lembaga Pendidikan Formal dan Non-formal”. Nizham Journal
of Islamic Studies,Vol.9,No. (2021): 57-69.

Anonimous. KMA 184 Tahun 2019 Tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Pada
Madrasah. Jakarta: Direktorat KSKK Madrasah Kemenag RI, 2019.
https://doi.org/10.32332/nizham.v9i02.4308

Rinda Fauzian, Hadiat, Peri Ramdani, Mohamad Yudiyanto, (2021) “Penguatan


Moderasi Beragama Berbasis Kearifan Lokal di Madrasah dapat
Membentuk Budaya Berpikir Moderat Siswa Madrasah” AL-WIJDÁN:
Journal of Islamic Education Studies.Volume VI, Nomor 1, Juni 2021; p-
ISSN: 2541-2051; online -ISSN: 2541-3961 Available online at
http://ejournal.uniramalang.ac.id/index.php/alwijdan

Zulkipli Lessy, (2022). “Implementasi Beragama di Lingkungan Sekolah Dsar”.


Pedagogie, Vol. 3. No. 2 Juli 2022, 137 – 148

Anda mungkin juga menyukai