Anda di halaman 1dari 16

RANCANGAN PENGELOLAAN PROGRAM

YANG BERDAMPAK PADA MURID


A. Tujuan Program
Ki Hadjar Dewantara menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada
anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik
sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Satu dari program yang akan dikembangkan di
sekolah kami yaitu pembelajaran literasi. Pembelajaran ini sangat memengaruhi proses belajar peserta
didik. Melalui kegiatan literasi peserta didik dapat mengembangkan potensinya dalam hal membaca,
menulis, mendengarkan, dan berbicara. Adapun tujuan yang diharapkan dari kegiatan ini adalah
meningkatkan jiwa kepemimpinan dan menumbuhkan minat berliterasi khususnya di sekolah. Dalam
kegiatan ini peserta didik dilatih untuk mampu bertanya jawab dan mampu menyampaikan hasil
membacanya di muka kelas.
B. Tahapan BAGJA sebagai kontekstualisasi dari 5D (Define, Discovery, Dream, Design, Destiny/Deliver)
Tahapan
Panduan Tahapan Hasil Tahapan
BAGJA

Bagaimana cara meningkatkan kepemimpinan


peserta untuk menjadi agen perubahan gemar
Buatlah pertanyaan untuk mengarahkan
B-uat membaca? Bagaimana cara meningkatkan rasa
kita kepada penelusuran hal-hal yang akan
Pertanyaan percaya diri peserta didik ketika melakukan
kita lakukan
presentasi laporan membaca di awal atau di akhir
pembelajaran?

.Peserta didik terbiasa membaca buku fiksi dan


non fiksi di awal pembelajaran.Peserta didik
Ceritakan dan tuliskan merasa percaya diri ketika ia mempresentasikan
pengalaman/kegiatan baik, prestasi yang hasil membacanya di muka kelas. Peserta didik
A-mbil
pernah terjadi yang berhubungan dengan menuangkan gagasan/ide hasil membacanya ke
Pelajaran
topik bahasan (kepemimpinan, kepercayaan dalam bentuk gambar, infografis, tulisan atau
diri peserta didik di sekolah) karya sastra. Peserta didik dapat memanfaatkan
media digitalisasi dalam pembuatan konten
pembelajaran.

Buat gambaran rinci kondisi ideal atau


mimpi kita terkait topik bahasan: Setiap peserta didik mampu menjadi teladan
Kepemimpinan dan kepercayaan diri seperti bagi teman-temannya sebagai agen perubahan
apa yang dibayangkan ada dalam diri gemar membaca. Peserta didik lebih percaya diri
peserta didikPerilaku apa saja yang ada ketika melakukan presentasi laporan membaca
pada peserta didik dalam kepemimpinan buku di muka kelas. Peserta didik lebih terampil
G-ali dan kepercayaan dirinya.Perilaku guru dalam mengomunikasikan hasil laporan
Mimpi seperti apa yang mendorong membacanya di muka kelas. Wawasan peserta
kepemimpinan dan kepercayaan diri siswa didik meningkat dan mampu membuat karya dari
Hal apa saja yang perlu dimiliki untuk hasil membacanya. Orang tua mampu
meningkatkan kepemimpinan dan memotivasi dan bangga dengan pencapaian
kepercayaan diri peserta didikPerilaku orang putra-putrinya dalam hal kepemimpinan dan
tua seperti apa yang mendorong kepercayaan dirinya.
kepemimpinan dan kepercayaan diri putra-
putrinya.

Rencana Program: Menyampaikan kepada Kepala


Membuat cara/strategi mencapai mimpi- Sekolah, berkoordinasi dengan guru mapel b.
mimpi yang sudah kita tuliskan: Indonesia, wali kelas dan bagian kurikulum untuk
Rencana/strategi apa yang perlu dilakukan menyampaikan rencana pelaksanaan program
J-abarkan
(siapa melakukan apa)?Bagaimana laporan literasi membaca dan berbicara di awal
Rencana
memonitor dan mengevaluasi rencana atau di akhir pembelajaran. Guru Bahasa
tersebut (bisa melihat format kerangka Indonesia menyusun program peningkatan
Monev) kompetensi siswa dalam kepemimpinan dan
. membangun kepercayaan diri peserta

Penanggung jawab dan pengarah adalah


Menentukan tim inti program: Siapa koordinator perpustakaan / guru penggerak. Yang
koordinator/ penanggung jawab melakukan monev yaitu guru koordinator
pelaksanaan program Siapa yang bertugas perpustakaan dan wali kelas. Semua murid
memonitor dan engevaluasi jalannya terlibat secara aktif dan bertanggung jawab
program Siapa yang bertugas membuat dalam peningkatan agen perubahan anti
A-tur
laporan program Bagaimana cara perundungan dan presentasi laporan membaca.
Eksekusi
komunikasi/koordinasi yangdilakukan tim Yang menyusun laporan yaitu wali kelas dan PJP
(melalui pertemuan (diskusi), rapat (koordinator perpustakaan) bekerja sama dengan
mingguan/bulanan dll) untuk memberi pengajar dan wali kelas. Tim monev, PJP, dan wali
kabar satu sama lain tentang jalannya kelas melakukan pertemuan berkala setiap
program sebulan sekali untuk memantau jalannya
program.

C. Rencana Monitoring, Evaluasi, Pembelajaran, dan Pelaporan


Monitoring, Evaluation, Learning, and Reporting (MELR)
Monitoring dan evaluasi (Monitoring and Evaluation), atau lebih mudah disingkat dengan M&E, perlu
disinergikan dengan kegiatan atau program yang sedang berjalan dengan melakukan perencanaan,
tindakan, dan refleksi. Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan menggunakan dua belas prinsip dasar
yang dapat digunakan sebagai pedoman. Pada kegiatan literasi ini yang memonitor dan mengevaluasi
kegiatan adalah TIM Monev yang terdiri atas kepala sekolah, wakabid kurikulum, wakabid kesiswaan,
peserta didik, wali kelas, penanggung jawab program dalam hal ini guru mapel, dan wali kelas. Monev
dilakukan setelah ekgiatan berlangsung selama 1 bulan. Adapun pantauan harian kegiatan dilakukan oleh
guru dan peserta didik yang mengampu mapel pada saat kegiatan literasi berlangsung. Setelah monev
dilakukan selanjutnya kami melakukan refleksi untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan serta capaian
peserta didik.
PEMBELAJARAN (Learning)
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan berpedoman kepada hal-hal berikut ini.
1. Fact (Fakta ): Catatan objektif tentang apa yang terjadi. Selama kegiatan berlangsung, kami mencatat
jurnal harian terkait fakta yang terjadi.
2. Feeling (Perasaan): Reaksi emosional terhadap situasi. Pada bagian ini kami memantau bagaimana
perasaan yang timbul dari peserta didik maupun guru pembimbing.
3. Finding (Temuan): Pembelajaran konkret yang dapat diambil dari situasi tersebut. Dalam kegiatan ini
kami mengambil pembelajaran positif sebagai bahan tinak lanjut.
4. Future (Masa Depan): Menyusun pembelajaran digunakan di masa depan. Dalam tahap ini kami
menyusun pembelajaran yang akan diguankan di masa depan.
LAPORAN (Reporting)
Tujuan penyusunan laporan adalah untuk menjadikan informasi yang disampaikan jelas dan mudah
dipahami. Oleh karena itu, materi laporan yang disampaikan hanya yang perlu diketahui oleh pihak
pembaca. Pada umumnya laporan digunakan untuk menyampaikan tujuan yang bersifat umum sebagai
berikut:
1. Memantau dan mengendalikan suatu kegiatan.
2. Membantu mengimplementasikan kebijakan dan prosedur yang telah ditentukan
3. Memenuhi persyaratan.
4. Mendokumentasikan kegiatan
5. Merupakan pedoman untuk persoalan tertentu

Laporan kegiatan ini disusun oleh penanggung jawab program, dalam hal ini adalah guru mapel bahasa
Indonesia. Kemudian hasil laporan disampaikan kepada kepala sekolah, wali kelas, dan orang tua peserta
didik.

D. Pelibatan Orang Tua dan Komunitas


Untuk mengimplementasikan kegiatan ini tentu akan melibatkan orang tua peserta didik dan komunitas.
Sebelum melakasankan kegiatan ini terlebih dahulu menyosialisasikan program kepada kepala sekolah,
wakabid kurikulum, wakabid kesiswaan, guru mapel, wali kelas, dan orang tua peserta didik. Keterlibatan
orang tua peserta didik sangat diperlukan dalam hal penyediaan sarana seperti buku bacaan yang nantinya
akan digunakan untuk bacaan putra putrinya. Sementara itu guru mapel bahasa Indonesia berperan
memonitoring kegiatan kepemimpinan dan literasi membaca dan berbicara.
E. Durasi Program
Program ini insyaallah akan dilaksanakan secara terus menerus sampai akhirnya tumbuh pembiasaan.
Namun untuk sementara ini, dalam jangka pendek saya akan memulai kegiatan selama durasi 1 bulan
untuk melihat perubahan yang tampak dari peserta didik. Apakah kegiatan yang dilakasankan ini
berdampak kepada pembiasaan kepemimpinan dan sikap percaya diri peserta didik ataukah tidak.
Selanjutnya kegiatan ini untuk sementara waktu akan saya laksanakan di kelas saya ampu.

B. AKSI NYATA PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID


 PERISTIWA (FACT)
1. Latar Belakang Situasi yang dialami Calon Guru Penggerak
Generasi masa kini merupakan generasi emas yang akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa. Untuk
mewujudkan pemimpin masa depan haruslah dirintis sejak dini. SDN Pondok Kelapa 03 Pagi merupakan
salah satu sekolah yang memiliki visi menumbuhkan karakter budaya positif dalam hal kepemimpinan dan
literasi. Dua kegiatan yang dikembangkan di sekolah kami ini merupakan bagian dari sekian program aksi
nyata sebagai perwujudan karakter budaya positif sekolah. Budaya sekolah yang dibangun yaitu
penanaman literasi membaca dan bercerita melalui Gerakan Merdeka Literasi Pelajar SDN Pondok Kelapa
03 Pagi (Gemerlap PK03)
Aktivitas tersebut merupakan hal yang sangat penting bagi peserta didik sesuai dengan amanat yang
disampaikan oleh Ki Hadjar Dewantara (KHD) “Guru senantiasa menuntun kodrat alam dan kodrat zaman
untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan yang setinggi-tingginya, baik sebagai individu maupun
anggota masyarakat. Sejalan dengan pemikiran KHD tujuan pendidikan nasional pun berbunyi
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.”
Tujuan pendidikan menurut KHD maupun Tujuan Pendidikan Nasional (TUPENAS) telah menggerakkan hati
saya untuk membangun karakter peserta didik menjadi pemimpin masa depan melalui program
pembiasaan literasi membaca dan berbicara di sekolah.
Yang mendasari saya mengambil program penguatan literasi dalam hal membaca dan berbicara melalui
merdeka literasi.
Penumbuhan karakter peserta didik merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembelajaran yang
berpihak dan berdampak pada murid. Dengan demikian setiap program yang dikembangkan di sekolah
semuanya harus bermuara pada peningkatan karakter peserta didik. Sebagai calon guru penggerak saya
merasa terpanggil untuk melakukan aksi nyata di sekolah melalui program kepemimpinan dan literasi
sekolah. Program kepemimpinan yang kami lakukan yaitu program literasi berhubungan dengan
membaca dan bercerita. Sebagai calon guru penggerak dan seorang pendidik saya berperan untuk
menuntun mereka agar menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur dan memiliki jiwa pemimpin dan
menjadi seorang literat. Kepemimpinan merupakan modal utama bagi mereka karena ke depannya
mereka akan bertugas sebagai agen perubahan yang mampu mendorong dan mengajak teman-
temannyanya untuk senantiasa berbicara dan bersikap secara santun dan terpuji. Selain itu, saya pun
berperan sebagai seorang guru yang mampu membimbing mereka dalam bidang literasi membaca dan
berbicara. Kedua kegiatan ini tentunya akan mengarah kepada nilai sikap yang positif dan peningkatan

kemampuan membaca dan berbicara yang lebih baik sehingga mampu meningkatkan wawasan dan pola
pikir murid dalam menyongsong arus globalisasi dan mampu menjawab tantangan masa kini yang semakin
tergerus oleh arus negatif digitalisasi. Aksi nyata ini merupakan kegiatan untuk menciptakan budaya positif
sekolah yang bermula dari kelas.
2. Deskripsi Aksi Nyata
Aksi nyata yang dilaksanakan CGP bertema “Meningkatkan Jiwa Kepemimpinan melalui Program
Kemerdekaan Literasi Membaca dan Berbicara di SDN Pondok Kelapa 03 Pagi”. Kegiatan ini dilakukan
untuk meningkatkan kesadaran peserta didik agar tidak melakukan perundungan di mana pun ia berada
dan meningkatkan kemampuan membaca dan berbicara di sekolah.
Kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin untuk mengendalikan, memimpin, mempengaruhi
fikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Literasi merupakan kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan
hidup. Dalam perkembangannya literasi telah bergeser ke makna yang lebih luas lagi. Kemampuan
berbicara pun merupakan bagian dari literasi karena berbicara merupakan aktivitas keterampilan dalam
menyampaikan informasi secara lisan untuk mengekspresikan gagasan, pikiran, dan perasaan.
3. Rencana tindakan aksi nyata:
Sebelum melakukan kegiatan terlebih daluhu CGP mengomunikasikan rencana ini kepada kepala sekolah,
wakabid kurikulum, koordinator literasi perpustakaan, wali kelas, dan guru pengajar di jam pertama dan
terakhir.
Membangun kerja sama dengan semua pihak dan terutama Tim Monev.
Kegiatan ini dilakukan oleh calon agen perubahan sebanyak 26 orang yang dipilih berdasarkan
kemampuannya dalam memimpin kelas. Kegiatan ini dilakukan selama seminggu sekali dalam waktu
kurang lebih dua bulan kemudian mereka bertugas menyampaikan hasil pelatihannya kepada teman-
temannya dan memberikan contoh atau suri teladan kepada teman-temannya
.
Kegiatan literasi dilakukan 15’ sebelum pembelajaran pertama dimulai dan di akhir pembelajaran.
Dialkukan oleh seluruh peserta didik, meliputi kelas 1-6. Kegiatan yang dilakukan membaca lalu
mepresentasikan hasil membacanya di muka kelas. Setelah itu mereka membuat karya berupa fishbone,
AIH, infografis, komik, puisi, cerpen, atau karya lainnya sesuai dengan bakat dan minat masing-masing.
4. Hasil dari Aksi Nyata
Hasil dari aksi nyata yang dilaksanakan adalah sebagai berikut.
Terbangunya semangat untuk meningkatakan literasi membaca dan bercerita
Siswa merasa percaya diri ketika guru meminta mereka untuk membaca nyaring di depan kelas.
Menghasilkan produk atau karya laporan membaca berupa fishbone, AIH, infografis, komik, puisi, cerpen,
artikel, atau karya lainnya sesuai bakat dan minat masing-masing.
 PERASAAN (FEELINGS)

Banyak hal yang dirasakan sebelum, ketika dan setelah melakukan aksi nyata. Di awal muncul perasaan
tidak yakin bahwa proses ini akan berjalan baik dan mendapat dukungan dari semua pihak, namun setelah
berkoordinasi dengan semua pihak terkait Alhamdulillah mereka mendukung program ini karena kegiatan
ini merupakan aktivitas positif dan tentunya berdampak pada murid.
Ketika melaksanakan kegiatan ada perasaan kurang puas dengan kondisi peserta didik karena masih
tampak beberapa murid yang kurang berminat dalam mebaca dan menyampaikan laporan hasil
membacanya. Melihat kondisi ini saya pun melakukan coaching dengan mereka sampai akhirnya mereka
menemukan solusi sendiri atas hambatan yang dialaminya, terkait kurangnya minat mereka dalam
membaca. Selanjutnya saya pun menyampaikan perkembangan kondisi literasi membaca murid kepada
wali kelas dan koordinator literasi di setiap jenjang.
Setelah melakukan aksi nyata muncul perasaan lega karena ada perubahan yang cukup berarti. Mereka
mulai menampakkan minatnya dalam literasi. Hal ini tampak dari karya-karya mereka setelah ia membaca
melalui karya positif dengan berbagai bentuk. Perubahan terjadi secara perlahan-lahan, namun pasti
sampai akhirnya terjadi pembiasaan. Inilah yang kami harapkan yaitu adanya perbubahan paradigma
pengambilan keputusan jangka pendek melawan jangka panjang. Di mana proses perubahan yang terjadi
secara perlahan dalam jangka pendek dapat berarti untuk perubahan jangka panjang.
 PEMBELAJARAN YANG DIPEROLEH (FINDING)
Pembelajaran diawali dengan sosialisasi, konsolidasi, komunikasi dan komitmen bersama dalam
mewujudkan perubahan karakter positif dan budaya positif peserta didik di sekolah. Alhamdulillah kami
dapat menjalankan kegiatan bersama murid yang tentunya atas dukungan guru, wali kelas, dan semua
perangkat pimpinan sekolah. Saya merasa bahwa kegiatan aksi nyata ini mampu mengubah paradigma
positif dalam pengembangan budaya positif di sekolah. Hal ini tampak dari munculnya agen perubahan
dalam hal kepemimpinan dan kompetensi literasi membaca dan berbicara ke arah yang lebih baik.
 RENCANA PERBAIKAN DI MASA DEPAN (FUTURE)
Selaku CGP saya terus berkomitmen untuk melaksanakan aksi nyata ini sebagai perilaku positi dan perlu
dikembangan di sekolah sampai akhirnya menjadi budaya positif. Saya berharap semua warga sekolah pun
tetap berkomitmen membudayakan literasi membaca dan berbicara di sekolah sampai akhirnya kegiatan
ini menjadi budaya yang terus menerus berlangsung tanpa henti karena perubahan positif ini akan
dirasakan sampai kapan pun dan di mana pun. Kegiatan ini merupakan hal yang dianggap kecil dan
sederhana, tetapi dampaknya akan dirasakan oleh semua siswa secara holistik dan kosisten.
CGP pun akan terus melakukan kerja sama sengan semua pihak yang terkait agar kegiatan ini tidak
berhenti di tengah jalan dan terus melakukan monev, pembelajaran dan refleksi secara optimal (MELR).
Kami pun berencana untuk melakukan monev setiap sebulan sekali untuk melihat perubahan perilaku
peserta didik. Tetap semangat dan terus berbuat kebaikan demi perubahan positif yaitu peningkatan
karakter positif perserta didik dan pembelajaran yang berdampak pada murid
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai