Anda di halaman 1dari 10

Nama : Susi Susanti, S.

Pd
Satuan kerja : MTs N 3 Sanggau

1. Penjelasan Skema keterkaitam antara SKL, KI, dan KD


Standar Kompetensi Lulusan merupakan muara utama pencapaian yang dituju dari semua
mata pelajaran pada jenjang pendidikan tertentu. Sedangkan Kompetensi Inti adalah
pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi
tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan
Kompetensi Dasar. Pencapaian Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, dan
Kompetensi Dasar melalui proses pembelajaran dan penilaian diilustrasikan dalam
deskripsi berikut.
a) Kompetensi Inti (KI – 3 dan KI – 4) memberikan arah tingkat kompetensi
pengetahuan dan keterampilan minimal yang harus dicapai peserta didik.
b) Kompetensi Dasar dari KI – 3 adalah dasar pengembangan materi pembelajaran,
sedangkan Kompetensi Dasar dari KI – 4 mengarahkan keterampilan dan
pengalaman belajar yang perlu dilakukan peserta didik.
c) Dari proses belajar dan pengalaman belajar, peserta didik akan memperoleh
pembelajaran tidak langsung berupa pengembangan sikap sosial dan spiritual yang
relevan dengan berpedoman pada kompetensi dasar dari KI – 2 dan KI – 1.
d) Rangkaian dari KI – KD sampai dengan penilaian tertuang dalam silabus, kecuali
untuk tujuan pembelajaran, tidak diwajibkan dicantumkan baik dalam RPP maupun
dalam Silabus.
SKL KI KD INDIKATOR Penila

Domain Sikap Kompetesi inti 1 - - Observ


(spiritual) dan
Memiliki perilaku yang
Menghargai dan jurnal
mencerminkan sikap
menghayati ajaran
beriman,bertakwa kepada
agama yang
Tuhan YME, dianutnya
berkarakter, jujur, peduli,
Kompetensi inti 2
bertanggung jawab
(sosial)
dalam berinteraksi secara
efektif dengan Menunjukkan
sosial dan perilaku jujur,
lingkungan
alam dalam jangkauan disiplin, tanggung
dan jawab, peduli
pergaulan
(toleransi, gotong
keberadaannya
royong), santun,
dan percaya diri
dalam
berinteraksi
secara efektif
dengan
lingkungan sosial
dan alam dalam
jangkauan
pergaulan
keberadaannya

Domain Pengetahuan Kompetensi Inti 3 Kompetensi Dasar 3.8.1 Menjelaskan konsep


tekanan
Memiliki pengetahuan Memahami dan 3.8 Menjelaskan
3.8.2 Menganalisis hubungan
menerapkan tekanan zat dan
antara gaya dan luas
penerapannya
SKL KI KD INDIKATOR Penila

faktual, konseptual,dan pengetahuan dalam permukaan terhadap


(faktual, kehidupan besarnya tekanan
prosedural dalam ilmu
konseptual, sehari-hari, 3.8.3 Menjelaskan Hukum
pengetahuan, teknologi,
termasuk Archimedes
seni, dan budaya dengan dan prosedural)
tekanan darah, 3.8.4 Menerapkan Hukum
wawasan berdasarkan rasa
osmosis, dan Pascal pada benda
kemanusiaan,kebangsaan
ingin tahunya kapilaritas dalam kehidupan
, kenegaraan, dan
tentang ilmu jaringan angkut sehari-hari
peradaban terkait
pada tumbuhan 3.8.5 Menghubungkan
fenomena dan kejadian pengetahuan,
tekanan zat cair di
yang tampak mata teknologi, seni,
ruang tertutup dengan
budaya terkait
tekanan darah manusia
fenomena dan
3.8.6 Mengaitkan teori
kejadian tampak
tekanan zat
mata
dengan proses
pengangkutan zat pada
tumbuhan dan tekanan
darah
3.8.7 Menganalisis konsep
tekanan pada proses
kapilaritas dalam
pengangkutan zat pada
tumbuhan
3.8.8 Menerapkan prinsip
tekanan gas pada benda
dalam kehidupan
sehari-hari
3.8.9 Menganalisis penerapan
Hukum Archimedes
pada benda yang
SKL KI KD INDIKATOR Penila

terapung,melayang dan
tenggelam dalam air
3.8.10 Menganalisis tekanan
zat cair pada kedalaman
tertentu
Domain Keterampilan Kompetensi inti 4.8 Menyajikan 4.8.1 Menyajikan data hasil Praktek
keterampian data hasil percobaan tekanan zat dan
Memiliki kemampuan
percobaan untuk cair pada kedalaman Produk
pikir dan tindak yang Mencoba,
menyelidiki tertentu
efektif dan kreatif dalam mengolah, dan
tekanan zat cair 4.8.2 Menyajikan data hasil
ranah abstrak dan menyaji dalam
pada kedalaman percobaan Hukum
konkret sebagai ranah konkret
tertentu, gaya Archimedes (gaya apung)
pengembangan dari yang (menggunakan,
apung, dan 4.8.3 Menyajikan data hasil
dipelajari di sekolah mengurai,
kapilaritas, percobaan penerapan
secara mandiri merangkai,
misalnya dalam prinsip tekanan pada
memodifikasi,
batang tumbuhan proses kapilaritas dalam
dan membuat)
pengangkutan zat pada
dan ranah abstrak
tumbuhan
(menulis,
membaca,
menghitung,
menggambar, dan
mengarang)
sesuai dengan
yang dipelajari di
sekolah dan
sumber lain yang
sama dalam sudut
pandang/teori

Berikut disajikan contoh pemetaan SKL, KI, dan KD pada mata pelajaran IPA
2. Penjelasan Skema Sistem pembelejaran
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi yaitu, (1) kompetensi sikap spiritual,
(2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Kompetensi sikap dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect
teaching),yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan
karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. Penumbuhan
dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran
berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan
karakter peserta didik lebih lanjut.
Menurut saya sistem pembelajaran dideskripsikan sesuai tahapan berikut.
1. KKM dan ketuntasan belajar
Penetapan KKM harus dilakukan sebelum awal tahun ajaran dimulai karena KKM
merupakan kriteria minimal sebagai tolok ukur pencapaian kompetensi dan
sebagai standar pengukuran paling awal untuk mengukur dan menilai hasil belajar
yang telah dicapai oleh setiap siswa melalui Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Pada saat kegiatan belajar mengajar KKM akan memberikan petunjuk penting
bagi tenaga pendidik di tingkat satuan pendidikan untuk merumuskan langkah-
langkah yang realistik dan terukur.
Acuan kriteria dalam penilaian mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakan
yang tepat terhadap hasil penilaian, yaitu memberikan layanan remidial bagi
peserta didik yang belum tuntas dan layanan pengayaan bagi yang sudah
melampaui kriteria ketuntasan minimal.
Acuan kriteria tidak diubah secara serta merta karena hasil empirik penilaian,
sehingga seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang melampaui batas
ketuntasan minimal tidak mengubah keputusan pendidik dalam menyatakan lulus
dan tidak lulus pembelajaran.
Adapun penetapan nilai KKMnya dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar
minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung,
dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan standar
kompetensi. Indikator sebagai acuan atau rujukan bagi pendidik untuk membuat
penilaian, baik PH (penilaian harian), PTS (penilaian tengah semester) maupun
PAS (penialain akhir semester), dan PAT (penialian akhir tahun). Dalam soal
ulangan ataupun tugas tersebut harus mampu mencerminkan atau menampilkan
pencapaian indikator yang diujikan.

2. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai pemetaan SKL, KI, dan KD


yang telah disusun
RPP mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber belajar. RPP menjadi pedoman bagi guru kelas maupun guru
mata pelajaran dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu
yang ditetapkan. Fungsi RPP antara lain :

1. Pembelajaran lebih sistematis


Adanya RPP ini bisa mengarahkan guru agar merancang sebuah metode
pembelajaran yang disenangi siswa. Rancangan metode pembelajaran tersebut
sangat memungkinkan dilakukan variasi oleh guru. Jadi, dalam satu materi
penyampaian (misal materi teks observasi dalam Bahasa Indonesia), guru bisa
merancang metode belajar diskusi dan kerja kelompok.
2. Memudahkan analisis keberhasilan belajar siswa
RPP yang sudah disusun oleh guru, tentunya memiliki butir penilaian yang
akan diberikan kepada siswa. Butir penilaian dalam RPP tersebut jika sudah
diterapkan ke siswa dan guru bisa melihat nilai yang didapat mereka. Dari
nilai tersebut, guru bisa melihat apakah butir penilaian yang ada di dalam RPP
sudah dicapai oleh siswa dengan baik atau tidak.
3. Memudahkan penyampaian materi
Dalam hal penyampaian materi, guru sangat dibantu dengan adanya RPP yang
telah dibuat. Ini dikarenakan guru bisa memprediksi, dalam sebuah materi itu
bisa diselesaikan dalam berapa kali tatap muka. Satu kali? Dua kali? Atau
bahkan lebih dari itu. Jika, ada ketidaksesuaian jumlah tatap muka dalam
penyampaian materi di RPP dengan yang ada di kelas, maka guru bisa
mencari tahu sekiranya dipoin mana penyampaian materi tersebut berjalan
kurang efektif.
4. Pengatur pola pembelajaran
Beberapa materi yang diajarkan tidak semuanya bisa selesai dalam satu kali
tatap muka. Ada kalanya guru memerlukan beberapa kali tatap muka untuk
menuntaskan satu bahasan materi. Nah, dengan adanya RPP ini guru bisa
merancang pola penyampaian materi, misal di tatap muka pertama membahas
tentang dasar-dasarnya, baru di tatap muka yang kedua membahas hal yang
lebih detail dari materi tersebut
5. Menghemat waktu dan tenaga
Alasan yang kelima ini pastinya bisa menghemat waktu dan tenaga dari guru.
Guru tidak perlu bingung memikirkan model, metode, dan sumber belajar
yang sekiranya nanti akan digunakan oleh siswa. Pastinya dengan adanya
RPP yang sudah dibuat, guru bisa menentukan apa-apa saja yang dibutuhkan
dalam penyampaian materi ajarnya.

3. Membuat LKPD
Lembar kerja peserta didik (LKPD) merupakan sarana untuk membantu dan
mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga terbentuk interaksi
efektif antara peserta didik dengan pendidik, dapat meningkatkan aktivitas dan
prestasi belajar peserta didik.
LKPD juga merupakan media pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas belajar
peserta didik. Penggunaan LKPD dalam pembelajaran IPA dapat membantu
pendidik untuk mengarahkan peserta didiknya menemukan konsep-konsep atau
teori IPA melalui pengalaman atau fenomena di kehidupan sehari-hari. LKPD
memiliki fungsi antara lain :
1. Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun lebih
mengaktifkan peserta didik.
2. Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami materi
yang diberikan.
3. Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya akan tugas untuk berlatih.
4. Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.

4. Menyusun instrumen penilaian


Instrumen penilaian bermanfaat sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data yang
berkaitan dengan kompetensi siswa secara kognitif, psikomotorik, dan afektif, sebagai
landasan analisis dan interpretasi untuk pengambilan keputusan yang berkaitan
dengan upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan-kemampuan
tersebut melalui proses pembelajaran.
Langkah-langkah dalam proses penyusunan instrumen penilaian yaitu;
1. Menetapkan pencapaian indikator dari setiap SK dan KD
Langkah pertama yang perlu kita lakukan dalam menyusun instrumen penilaian
adalah menetapkan pencapaian indikator dari setiap Standar Kompetensi (SK)
dan Kompetensi Dasar (KD).

Indikator adalah ukuran, karakteristik, ciri-ciri, pembuatan atau proses yang


memberikan kontribusi atau menunjukkan ketercapaian suatu SK. Pencapaian
indikator dari suatu SK atau KD menentukan pencapaian indikator dari setiap SK
atau KD dengan menggunakan kata kerja operasional yang bisa diukur.

Setiap pencapaian indikator yang dikembangkan oleh seorang guru harus


memperhatikan perkembangan dan kemampuan (intake) dari setiap siswa. SK
dapat dijabarkan menjadi beberapa KD, dan setiap KD dapat dijabarkan menjadi
beberapa pencapaian indikator.

Setiap penjabaran disesuaikan dengan keluasan dan kedalaman tiap-tiap SK dan


KD. Pencapaian indikator menjadi bagian dari pengembangan silabus, dan RPP
menjadi acuan dalam merancang format penilaian (penentuan metode/teknik
penilaian) yang tepat.

2. Melakukan pemetaan SK, KD, dan Pencapaian Indikator

Langkah selanjutnya dalam proses penyusunan instrumen penilaian adalah


melakukan pemetaan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Pencapaian
Indikator. Proses pemetaan yang dilakukan dalam hal ini disebut dengan istilah
pengembangan silabus. Selanjutnya hasil pengembangan silabus tersebut
dijabarkan lagu secara lagi rinci dalam format RPP.

5. Melakukan Proses pembelajaran dan melakukan penilaian


Setelah guru meyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, membuat LKPD,
menyusun instrumen penilaian lengkap dengan rubrik penilaiannya, guru melakukan
kegiatan belajar mengajar di kelas maupun luar kelas sesuai dengan rencana dan
instrumen yang sudah dipersiapkan.
6. Melakukan analisis proses dan hasil belajar siswa
Setelah siswa mengikuti proses pembelajaran dan mengerjakan seluruh tes penilaiann
yang telah dibuat oleh guru, guru akan mendapatkan hasil pekerjaan siswa yang
selanjutnya akan dianalisis ketuntasan belajarnya.

7. Melakukan remedial bagi siswa yang nilainya dibawah KKM dan pengayaan bagi
yang nilainya diatas KKM
Melalui kegiatan analisis hasil belajar, maka guru akan mengetahui siswa yang belum
tuntas belajarnya. Kegiatan remedial dlakukan untuk membantu siswa yang
mengalami kesulitan menguasai kompetensi yang telah ditentukan agar mencapai
hasil belajar yang lebih baik. Secara umum tujuan kegiatan remediasi adalah sama
dengan pembelajaran pada umumnya yakni memperbaiki miskonsepsi siswa sehingga
siswa dapat mencapai kompetensi yang telah ditetapkan berdasarkan kurikulum yang
berlaku. Secara khusus kegiatan remediasi bertujuan membantu siswa yang belum
tuntas menguasai kompetensi ditetapkan melalui kegiatan pembelajaran tambahan.
Melalui kegiatan remediasi siswa dibantu untuk mengatasi kesulitan belajar yang
dihadapinya.

8. Guru dapat melanjutkan ke KD berikutnya jika pada suatu kelas tersebut terdapat >
85% siswa yang telah tuntas belajarnya (Depdikbud 1996:48).

Anda mungkin juga menyukai