Makalah Tafsir Ayat
Makalah Tafsir Ayat
TAUHID
THAWALIB JAKARTA
2023 M. / 1444 H.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr Wb,
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat-Nya
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini ditulis sebagai salah satu syarat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Ayat Dakwah dengan judul Ayat- Ayat yang
menjelaskan Tentang Tauhid.
Tujuan penulisan makalah ini agar dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca dalam pemahaman Tafsir Ayat Dakwah dan berharap agar makalah ini bisa
pembaca praktekan dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis menyadari dalam makalah ini masih terdapat sejumlah kekurangan dalam
penyusunan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman.Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Wassalamu’aikum Wr Wb.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................3
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat islam yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW untuk seluruh umat manusia sebagai petunjuk dalam hidup.Kandungan
dalam Al-Qur’an mengajak kepada seluruh umat manusia memahamakidah tauhid,
membersihkan hati dan jiwa melalui berbagai ibadah, memberi petunjuk bagi
kemaslahatannya, membuka pikiran dan akalnya baik dalam kehidupan individu maupun
sosial dilingkungannya, menunjukan jalan terbaik untuk menunjukan jati diri
sesungguhnya, mengembangkan kepribadianserta meningkatkan kualitas jiwa untuk
mengangkat derajat demi kebahagiaan dunia danakhiratnya.Dengan Al-qur’an hidup
seseorang akan berjalan dengan mulus jika ia senantiasa patuh dan mau menjalankan
syariat sesuai aturan yang ada pada kitab suci yang mulia tersebut. Allah berfirman yang
artinya “Al-Qur’an ini adalah pedoman bagi manusia,dan rahmat bagi kaum yang
meyakini.” (Q.S. Al-jatsiyah:20).
Atau dalam surat lain di jelaskan yang artinya
1 Muhammad Utsman Najati, Psikologi Qur’ani : dari jiwa hinggaladuni, (Bandung: Marja, 2010)
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat di proyeksikan bahwa Rumusan Masalah
nya yaitu :
C. Tujuan
Untuk mengetahui dan Mendefinisikan Ayat- Ayat yang menjelaskan tentang Tauhid. (
Al- Baqarah 255, Al An’am14, Yunus 31, An naml59-64, Lukman 12-19, Al- Jasiyah
36).
2
BAB II PEMBAHASAN
Artinya :
Allah tidak ada Ilah (yang berhak untuk diibadahi) melainkan Dia Yang
Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan
tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat
memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di
hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari
ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan
bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya dan Allah Mahatinggi
lagi Mahabesar.” (QS. Al-Baqarah: 255)
Inilah yang disebut ayat kursi. Ayat ini mengandung suatu hal yangsangat
agung. Dan terdapat sebuah hadits shahih dari Rasulullah, yang menyebutkan
bahwa ayat tersebut adalah ayat yang paling utama di dalam kitab Allah (al-Qur’an).
Imam Ahmad meriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab, bahwa Nabi pernah
bertanya kepadanya: “Apakah ayat yang paling agung di dalam kitab Allah?””Allah
dan rasul-Nya lebih mengetahui,” sahut Ubay bin Ka’ab. Maka Nabi saw.
mengulang-ulang pertanyaan tersebut, dan kemudian Ubay bin Ka’ab menjawab:
3
“Ayat kursi.” Lalu beliau mengatakan: “Engkau akan dilelahkan oleh ilmu, hai Abu
Mundzir. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya ayat kursi
itu mempunyai satu lidah dan dua bibir yang senantiasa menyucikan al-Malik
(Allah) di sisi tiang ‘Arsy.”
Hadits yang lainnya diriwayatkan dari Abu Dzar Jundub bin Janadah.
Kemudian, lanjut Abu Dzar, aku bangun dan mengerjakan shalat, setelah itu
aku duduk lagi, kemudian beliau bertanya: “Hai Abu Dzar, berlindunglah kepada
Allah dari kejahatan syaitan yang berwujud manusia dan jin.” Lalu kutanyakan: “Ya
Rasulullah, apakah ada syaitan yang berwujud manusia?” “Ya,” jawab beliau. Lalu
kutanya lagi: “Ya Rasulullah, apakah shalat itu?” Beliau bersabda: “Merupakan
amal yang paling bagus. Barangsiapa menghendaki boleh mengerjakan sedikit dan
barangsiapa menghendaki boleh mengerjakan banyak.” Lebih lanjut kutanyakan:
“Kemudian apa itu puasa?” Beliau menjawab: “Suatu kewajiban yang berpahala
dan di sisi Allah terdapat tambahan (pahala).” Kutanyakan lagi: “Lalu apa yang
dimaksud dengan sedekah itu?” Beliau menjawab: “Ibadah yang dilipatgandakan
(pahalanya).” Selanjutnya kutanyakan: “Lalu mana di antara sedekah itu yang lebih
baik?” Beliau menjawab: “Yaitu sedekah yang diberikan oleh orang yang sedikit
hartanya atau sedekah yang diberikan secara sembunyi-sembunyi kepada orang
miskin.” Kutanyakan lagi: “Siapakah nabi yang paling pertama?” Beliau menjawab:
“Adam.” Kutanyakan lagi: “Nabi yang bagaimana ia itu?” Beliau menjawab: “Ia
adalah nabi yang diajak bicara (oleh Allah secara langsung).” “Ya Rasulullah,
berapakah rasul yang diutus?” tanyaku. Beliau menjawab: “Secara keseluruhan
4
mereka berjumlah tiga ratus tiga belas lebih suatu jumlah yang banyak.” Di lain
kesempatan Nabi mengatakan: “Mereka berjumlah tiga ratus lima belas orang.”
Kutanyakan lagi: “Ya Rasulullah, ayat apa yang paling agung yang telah diturunkan
kepadamu?” Beliau menjawab: “Ayat kursi; Tiada Ilan melainkan hanya Dia yang
Maha hidup lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya.'” (HR. Nasa’i; Dha’if:
Disebutkan oleh al-Haitsami dalam kitab al Majma’ (726), ia berkata:
“Diriwayatkan oleh Ahmad, al-Bazzar dan ath-Thabrani dalam Mu’jam al Ausath
seperti ini, di dalam sanadnya terdapat perawi yang bernama al-Mas’udi. Dia tsiqah,
tetapi hafalannya bercampur/kacau.”)
Imam Bukhari juga meriwayatkan dalam kitabnya, Shahih Bukhari pada bab
Fadhailu al-Qur’an (keutamaan-keutamaan al-Qur’an) dan juga dalam bab al
Walakah, dari Abu Hurairah ra. ia berkata: “Rasulullah saw. pernah memberikan
tugas kepadaku untuk menjaga zakat bulan Ramadhan. Lalu ada seseorang yang
mendatangiku seraya meraup makanan, maka aku pun segera menangkapnya seraya
kukatakan: ‘Akan aku laporkan kamu kepada Rasulullah.’ Orang itu berkata:
‘Biarkanlah aku mengambilnya, sesungguhnya aku membutuhkannya untuk
menanggung keluargaku yang banyak, dan aku punya keperluan yang sangat
mendesak.’ Abu Hurairah melanjutkan ceritanya, kemudian aku pun
membiarkannya, hingga pada keesokan harinya, Rasulullah saw. berkata: ‘Hai Abu
Hurairah, apa yang dikerjakan oleh tawananmu tadi malam?’ Kujawab, lanjut Abu
Hurairah: ‘Ya Rasulullah, ia mengadukan kebutuhannya yang sangat mendesak dan
keluarganya yang banyak. Maka aku merasa kasihan kepadanya dan aku biarkan ia
berlalu.’ Beliau bersabda: ‘Sesungguhnya ia telah membohongimu dan akan
kembali.’
Aku tahu bahwa orang itu akan kembali lagi berdasarkan sabda Rasulullah
saw., ‘Bahwa ia akan kembali.’ Kemudian aku pun mengintainya. Ternyata ia
datang dan meraup makanan. Lalu aku menangkapnya kembali dan kukatakan:
‘Akan aku laporkan engkau kepada Rasulullah.’ Maka orang itu pun berujar:
‘Biarkanlah aku mengambilnya, sesungguhnya aku benar-benar terdesak oleh
kebutuhan dan tanggungan keluarga, aku tidak akan kembali.’ Maka aku pun
kasihan dan aku biarkan ia berlalu. Dan pada keesokan harinya, Rasulullah berkata
kepadaku: ‘Hai Abu Hurairah, apa yang dikerjakan oleh tawananmu tadi malam?’
5
Kukatakan: `Ya Rasulullah, ia mengadukan kebutuhannya yang sangat mendesak
dan keluarganya yang banyak. Maka aku merasa kasihan kepadanya dan aku
biarkan ia berlalu.’ Beliau bersabda: ‘Sesungguhnya ia telah membohongimu dan is
akan kembali.’
Selanjutnya kuintai untuk ketiga kalinya, dan temyata ia datang kembali dan
meraup makanan lagi. Lalu aku menangkapnya kembali dan kukatakan: ‘Akan aku
laporkan engkau kepada Rasulullah.
Dan ini adalah yang ketiga kalinya dan engkau telah berjanji untuk tidak kembali,
ternyata engkau masih kembali. Kemudian orang itu bertutur: ‘Lepaskanlah aku,
aku akan mengajarkan kepadarnu beberapa kalimat, yang dengannya Allah akan
memberikan manfaat kepadamu. ‘Apakah kalimat-kalimat tersebut?’ tanyaku.
Maka ia menjawab: ‘Apabila engkau hendak beranjak tidur, maka bacalah ayat
kursi: allaaHu laa ilaaHa illaa Huwal hayyul qayyuum (“Allah, tidak ada Ilah yang
berhak diibadahi melainkan Dia yang Mahahidup kekal lagi terus-menerus
mengurus makhluk-Nya,”) niscaya akan senantiasa ada perlindungan Allah bagimu
dan engkau tidak akan didatangi syaitan hingga pagi hari tiba.’ Maka aku pun
membebaskan orang itu. Dan pada saat pagi harinya, Rasulullah saw berkata
kepadaku: ‘Apa yang dikerjakan oleh tawananmu tadi malam?’ Kukatakan: `Ya
Rasulullah, orang itu telah mengajariku beberapa kalimat, yang dengannya Allah
akan mem-berikan manfaat kepadaku. Maka aku pun membiarkan ia berlalu.’
Beliau bertanya: ‘Apa kalimat-kalimat tersebut?’ ‘Orang itu berkata kepadaku:
Apabila beranjak ke tempat tidur, maka bacalah ayat kursi: allaaHu laa ilaaHa illaa
Huwal hayyul qayyuum (“Allah, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi melainkan
Dia yang Mahahidup kekal lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya,”) niscaya
akan senantiasa ada perlindungan Allah bagimu dan engkau tidak akan didatangi
syaitan hingga pagi hari tiba’ -para sahabat adalah orang-orang yang sangat loba
terhadap kebaikan.- Maka Rasulullah bersabda: ‘Sesungguhnyah berkata benar,
padahal ia seorang pendusta. Tahukah engkau, hai Abu Hurairah, siapakah yang
engkau ajak bicara selama tiga malam tersebut?’ ‘Tidak,’ jawabku. Beliau bersabda:
‘Ia adalah syaitan.’”
Ayat Kursi secara tersirat menyatakan bahwa “tidak ada Tuhan selain Allah”.
Ayat tersebut mengingatkan manusia akan kekuasaan-Nya atas langit dan bumi, dan
bahwa syafaat yang diberikan oleh sebagian hamba-Nya atas nama sebagian yang
lain pada Hari Kebangkitan akan terjadi dengan izin-Nya.
Ayat itu kemudian melanjutkan dengan menyebutkan pengetahuan-Nya
yang tidak terbatas, di mana manusia hanya memiliki apa yang Dia berikan. Ayat
tersebut, setelah menyebutkan semua kualitas ini, diakhiri dengan menyatakan
bahwa Dia adalah “Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung” . Ini adalah dorongan bagi
manusia untuk memohon perlindungan-Nya dan meminta karunia-Nya.
Artinya :
Katakanlah: "Apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah yang
menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak memberi
makan?" Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintah supaya aku menjadi orang
yang pertama kali menyerah diri (kepada Allah), dan jangan sekali-kali kamu masuk
golongan orang musyrik".
7
*Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar,
mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
ِ ت َو ْاْل َ ْر
ض ِ (فَاطِ ِر السَّمٰ ٰوyang menjadikan langit dan bumi)
Sedangkan Dialah yang menciptakan keduanya dari yang sebelumnya tidak ada.
ْ ُط ِع ُم َو ََل ي
ۗ ُطعَ ُم ْ (وه َُو يpadahal
َ Dia memberi makan dan tidak diberi makan)
Yakni Dia memberi rezeki kepada manusia apa yang mereka makan, sedangkan Dia
tidak membutuhkan makanan sehingga tidak perlu orang yang memberinya makan.
ۖ (قُ ْل ِإنِِّ ٓى أُمِ ْرتُ أ َ ْن أ َ ُكونَ أَ َّو َل َم ْن أَ ْسلَ َمKatakanlah: “Sesungguhnya aku diperintah
supaya aku menjadi orang yang pertama kali menyerah diri)
Setelah Allah memerintahkan Rasulullah untuk mengingkari ajakan mereka
untuk menyembah selain Allah, kemudian Allah memerintahkannya untuk menjadi
orang yang pertama menyerahkan diri kepada Allah.
*Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
*Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri
Suriah
Wahai rasul katakanlah kepada penduduk Mekah yang mengajakmu
untuk menyembah berhala: “Bagaimana bisa aku mengambil penolong dan
sesembahan selain Allah, sedangkan Dialah pencipta langit dan bumi. Dialah yang
memberi manusia apa yang mereka butuhkan, dan tidak ada satupun yang bisa
memberi rejeki (selain Dia). Dia tidak butuh manusia, makanan dan hal lainnya”
Katakanlah: “Sesungguhnya aku diperintahkan untuk menjadi orang pertama yang
tunduk kepada Tuhan dengan beribadah dan dikatakan kepadaku: “Jangan sampai
9
kamu termasuk orang-orang musyrik yang menyekutukan Allah dengan ciptaanNya
https://tafsirweb.com/2138-surat-al-anam-ayat-14.html
10
Artinya:
Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan
bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan
siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang
mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka
akan menjawab: "Allah". Maka katakanlah "Mengapa kamu tidak bertakwa kepada-
Nya)?"
* Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
https://tafsirweb.com/3305-surat-yunus-ayat-31.html
11
*Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
Setelah dijelaskan bahwa tuhan sembahan orang kafir kelak di akhirat akan lenyap
dan tidak mampu memberi perlindungan kepada penyembahnya, lalu diperintahkan kepada
nabi, katakanlah wahai nabi Muhammad kepada orang-orang kafir, siapakah yang memberi
rezeki kepadamu dari langit seperti hujan dan cahaya matahari, dan rezeki dari bumi seperti
tumbuhan yang beraneka ragam, atau siapakah yang kuasa menciptakan pendengaran dan
penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati, seperti ayam dari
telur, dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, seperti telur dari ayam, dan siapakah
yang mengatur segala urusan di alam raya ini sehingga berjalan dengan sangat teratur '
maka mereka akan menjawab, Allah. Jika demikian jawaban mereka, maka katakanlah,
wahai nabi Muhammad mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya' zat yang maha
pemberi rezeki, pencipta pendengaran dan penglihatan, yang kuasa menghidupkan dan
mematikan, dan maha pengatur alam raya, maka itulah Allah, dialah tuhan kamu yang
sebenarnya; maka tidak ada setelah kebenaran itu melainkan kesesatan, yakni siapa pun
yang tidak berkenan mengikuti kebenaran, maka yang ada tinggal kesesatan. Maka
mengapa kamu berpaling dari kebenaran'.
https://tafsirweb.com/3305-surat-yunus-ayat-31.html
12
d. Tafsir An naml Ayat 59- 64
Katakanlah, "Segala puji bagi Allah dan kesejahteraan atas hamba-hamba-Nya yang
dipilih-Nya. Apakah Allah yang lebih baik, ataukah apa yang mereka persekutukan dengan
Dia ?”
Mahasuci Tuhanmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan. Dan
kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian
alam. (As-Saffat: 180-182)
As'-Sauri dan As-Saddi mengatakan, yang dimaksud dengan mereka adalah sahabat-
sahabat Nabi Muhammad Saw., semoga Allah meridai mereka semuanya. Hal yang semisal
telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas. Sebenarnya tidak ada pertentangan di antara pendapat-
pendapat di atas, karena sesungguhnya apabila mereka dikatakan sebagai hamba-hamba
Allah yang terpilih, maka terlebih lagi jika mereka itu adalah para nabi.
Makna yang dimaksud ialah bahwa setelah Allah menceritakan tentang apa yang telah
dilakukan-Nya terhadap kekasih-kekasih-Nya —yaitu menyelamatkan mereka, menolong
dan mendukung mereka, lalu menimpakan kehinaan azab dan kekalahan terhadap musuh-
musuh-Nya—, maka Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya dan orang-orang yang
mengikutinya untuk memuji Allah atas semua yang telah dilakukan-Nya. Dan hendaknya
mereka memohonkan kesejahteraan buat hamba-hamba-Nya yang dipilih-Nya.
Abu Bakar Al-Bazzar mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu
Imarah ibnu Sabih, telah menceritakan kepada kami Talq ibnu Ganam, telah menceritakan
kepada kami Al-Hakam ibnuZahir, dari As-Saddi, dari Abu Malik, dari Ibnu Abbas
sehubungan dengan makna firman-Nya: dan kesejahteraan atas hamba-hamba-Nya yang
dipilih-Nya. (An-Naml: 59) Bahwa yang dimaksud dengan mereka adalah sahabat-sahabat
Nabi Muhammad Saw. yang telah dipilih oleh Allah untuk Nabi-Nya, semoga Allah
melimpahkan rida-Nya kepada mereka.
13
Firman Allah Swt.:
{ َ}آّلِلُ َخي ٌْر أ َ ْم َما يُ ْش ِر ُكون
َّ
Apakah Allah yang lebih baik, ataukah apa yang mereka persekutukan dengan Dia? (An-
Naml: 59)
Istifham atau kata tanya dalam ayat ini mengandung makna protes terhadap orang-orang
musyrik karena mereka menyembah selain Allah sembahan-sembahan lain-Nya.
• An-Naml Ayat 60
اء َما ًء َفأ َ ْن َب ْتنَا ِب ِه َحدَا ِئقَ ذَاتَ َب ْه َج ٍة َّ ض َوأ َ ْنزَ َل َل ُك ْم ِمنَ ال
ِ س َم َ ت َو ْاْل َ ْر َّ أ َ َّم ْن َخلَقَ ال
ِ س َم َاوا
ََّللا ۚ َب ْل ُه ْم قَ ْو ٌم َي ْع ِدلُون ٰ
ِ َّ ش َج َرهَا ۗ أ َ ِإلَهٌ َم َعَ َما َكانَ لَ ُك ْم أ َ ْن ت ُ ْن ِبتُوا
Artinya :
"Apakah (yang kamu sekutukan itu lebih baik ataukah) Zat yang menciptakan langit dan
bumi serta yang menurunkan air dari langit untukmu, lalu Kami menumbuhkan dengan air
itu kebun-kebun yang berpemandangan indah (yang) kamu tidak akan mampu
menumbuhkan pohon-pohonnya? Apakah ada tuhan (lain) bersama Allah? Sebenarnya
mereka adalah orang-orang yang menyimpang (dari kebenaran)."Surah An-Naml 60
Atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air
untukmu dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang
berpemandangan indah, yang kamu sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-
pohonnya? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) mereka
adalah orang-orang yang menyimpang (dari kebenaran). Selanjutnya Allah menjelaskan
bahwa hanya Dialah Yang Menciptakan, Yang Memberi Rezeki, dan Yang Mengatur,
bukan selain Dia. Untuk itu Allah ﷻberfirman: Atau siapakah yang telah menciptakan
langit dan bumi. (An-Naml: 60) Yakni yang menciptakan semua langit yang sangat tinggi
lagi sangat jernih itu dan segala sesuatu yang ada padanya berupa bintang-bintang yang
bercahaya, bintang-bintang yang berkilauan, dan semua benda angkasa lainnya.
Dia pulalah yang menciptakan bumi ini dan segala sesuatu yang ada padanya berupa
gunung-gunung, bukit-bukit, lembah-lembah, tanah-tanah yang terjal, padang sahara,
tanah-tanah yang tandus, semua tanaman dan pepohonan, semua buah-buahan, lautan serta
semua hewan dengan berbagai macam jenis, bentuk dan warnanya, juga makhluk lainnya.
Firman Allah ﷻ: dan yang menurunkan air untukmu dari langit. (An-Naml: 60) Artinya
Allah menjadikannya sebagai penyebab rezeki bagi hamba-hamba-Nya.
lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah. (An-Naml:
60) Yaitu kebun-kebun yang indah pemandangan dan bentuknya. yang kamu sekalian tidak
mampu menumbuhkan pohon-pohonnya. (An-Naml: 60) Kalian tidak mampu
menumbuhkan pohon-pohon, dan sesungguhnya yang mampu menumbuhkannya hanyalah
Tuhan Yang Maha Pencipta lagi Maha Pemberi rezeki. Hanya Dialah yang dapat
melakukannya, bukan selain-Nya. Hal ini diakui pula oleh orang-orang musyrik, seperti
yang disebutkan oleh Allah ﷻdalam ayat lain menceritakan jawaban mereka: Dan sungguh
jika kamu bertanya kepada mereka, "Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka
menjawab, 'Allah'." (Az-Zukhruf: 87).
14
Dan firman Allah ﷻ: Dan sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka, "Siapakah
yang menurunkan air dari langit, lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya?
Tentu mereka akan menjawab, "Allah". (Al-'Ankabut: 63) Dengan kata lain, orang-orang
musyrik pun mengakui bahwa hanya Allah sematalah yang melakukan itu semuanya, tiada
sekutu bagi-Nya, namun mereka menyembah selain Allah bersama-Nya, padahal mereka
mengakui bahwa selain-Nya itu tidak dapat menciptakan dan tidak dapat pula memberi
rezeki.
Karena sesungguhnya yang berhak disembah hanyalah Tuhan Yang Maha Pencipta dan
Maha Pemberi rezeki. Karena itulah disebutkan dalam firman-Nya: Apakah di samping
Allah ada tuhan (yang lain)? (An-Naml: 60) Yakni apakah ada tuhan lain yang disembah
selain Allah? Padahal telah jelas bagi kalian dan juga bagi setiap orang yang berakal,
bahwa hanya Allahlah Yang Menciptakan dan Yang Memberi rezeki (yang patut
disembah). Di antara mufassirin ada yang mengatakan bahwa makna firman-Nya: Apakah
di samping Allah ada tuhan (yang lain)? (An-Naml: 60) Yang menciptakan semuanya ini.
Pengertian pendapat ini ada kaitannya dengan makna yang pertama, karena hipotesis
jawaban mereka ialah bahwa tiada seorang pun yang melakukan ini bersama-Nya, bahkan
Dia sendirilah yang melakukannya. Lalu dikatakan kepada mereka, "Mengapa kalian
menyembah selain Dia bersama-Nya, padahal hanya Dialah Yang Menciptakan, Yang
Memberi rezeki dan Yang Mengatur semuanya?" Semakna dengan apa yang disebutkan
dalam ayat lain melalui firman-Nya: Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama
dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa)? (An-Nahl: 17) Lafaz amman dalam ayat-
ayat ini semuanya mengandung takwil, 'Apakah Tuhan yang mengerjakan semuanya ini
sama dengan yang tidak dapat mengerjakan sesuatu pun darinya?".
15
mengharapkan rahmat Tuhannya? (Az-Zumar: 9) Maksudnya, apakah orang yang
berperilaku seperti ini sama dengan orang yang tidak berperilaku demikian? Karena itulah
dalam firman selanjutnya disebutkan: Katakanlah, "Adakah sama orang-orang yang
mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang
berakallah yang menerima pelajaran. (Az-Zumar: 9) Dan firman Allah ﷻ: Maka apakah
orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam, lalu ia
mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka
kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah.
Mereka itu dalam kesesalan yang nyata. (Az-Zumar: 22) Maka apakah Tuhan yang
menjaga setiap diri terhadap apa yang diperbuatnya (sama dengan yang tidak demikian
sifatnya)? (Ar-Ra'd: 33) Apakah Tuhan Yang Menyaksikan semua perbuatan makhluk-Nya,
semua gerakan dan diam mereka, lagi mengetahui semua yang gaib baik yang besar maupun
yang terkecilnya sama dengan yang tidak mengetahui, tidak mendengar dan tidak melihat,
yakni berhala-berhala yang mereka sembah-sembah selain Allah itu? Karena itulah dalam
firman selanjutnya disebutkan: Mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah. Katakanlah,
"Sebutkanlah sifat-sifat mereka itu!". (Ar-Ra'd: 33) Demikian pula ayat-ayat ini semuanya
mengandung makna yang sama, yakni perbandingan."
Artinya:
Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang
menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-gunung untuk
(mengkokohkan)nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah disamping
Allah ada tuhan (yang lain)?
• Ibnu Katsir
Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam dan yang menjadikan
sungai-sungai di celah-celahnya dan yang menjadikan gunung-gunung untuk
(mengokohkan)nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah di samping
16
Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak
mengetahui. Firman Allah ﷻ: Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat
berdiam. (An-Naml: 61) Yakni tempat menetap yang kokoh, tenang, tidak bergerak serta
tidak bergoyang mengguncangkan penduduknya, tidak pula menggetarkan mereka.
Karena sesungguhnya andaikata bumi selalu berguncang dan bergetar, tentulah tidak akan
enak hidup di bumi dan tidak layak untuk kehidupan.
Bahkan tidaklah demikian Allah menjadikan bumi sebagai karunia dan rahmat-Nya
menghampar lagi tetap, tidak bergetar dan tidak bergerak. Seperti yang disebutkan dalam
ayat lain melalui firman-Nya: Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu sebagai tempat
menetap dan langit sebagai atap. (Al-Mu-min: 64) Adapun firman Allah ﷻ: dan yang
menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya. (An-Naml: 61) Yaitu Dialah yang
menjadikan sungai-sungai di bumi yang airnya tawar lagi baik, sungai-sungai itu
membelah di celah-celahnya, lalu mengalirkannya di bumi, ada yang besar dan yang
kecil; ada yang ke timur dan yang ke barat; dan ada yang ke selatan atau ada yang ke
utara, sesuai dengan kemaslahatan hamba-hamba-Nya di berbagai belahan bumi, karena
Allah telah menyebarkan mereka di muka bumi dan memudahkan bagi mereka jalan
rezekinya menurut apa yang mereka perlukan.
Fungsi dan kegunaan air tersebut berasa tawar agar dapat dijadikan sebagai air
minum bagi makhluk hidup, juga sebagai pengairan buat tumbuh-tumbuhan dan
pepohonan yang berbuah dan pohon-pohon lainnya. Sedangkan yang dimaksud dengan
laut yang berasa asin airnya ialah lautan yang mengelilingi berbagai benua dari segala
penjuru. Airnya diciptakan berasa asin agar tidak mencemari udara dengan baunya seperti
17
yang disebutkan oleh Allah ﷻdalam firman-Nya: Dan Dialah yang membiarkan dua
laut mengalir (berdampingan) yang ini tawar lagi segar, dan yang lain asin lagi pahit; dan
Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi. (Al-Furqan: 53)
Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya: Apakah di samping Allah ada tuhan (yang
lain)? (An-Naml: 61) Yaitu yang menjadikan itu semua, menurut pendapat yang
pertama Menurut pendapat yang kedua yakni yang patut disembah.
Kedua
pendapat itu benar, masing-masingnya saling berkaitan dengan yang lain. Bahkan
(sebenarnya) sebagian besar dari mereka tidak mengetahui (An-Naml: 61) Karena mereka
menyembah selain-Nya.
• Tafsir An-Naml 62
Artinya :
tau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila
ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu
(manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)?
Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya).
• Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr.
Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Atau siapakah yang menjawab orang yang kesulitan} orang yang kesulitan
{apabila dia berdoa kepadaNya, menghilangkan kesusahan} mengangkat kesulitan {dan
menjadikan kalian sebagai khalifah di bumi} kalian meneruskan orang-orang sebelum
kalian {Apakah ada tuhan (lain) bersama Allah. Sedikit sekali yang kalian ingat
• Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri
Suriah
Apakah sesembahan kalian yang lebih baik, atau Dia Yang memperkenankan doa
orang-orang yang sedang dalam kesulitan yang berdoa kepada-Nya? Mereka yang berdoa
itu bukankah tidak bisa apa-apa? Yang menghilangkan kesusahan dan menjadikan bumi
18
sebagai tempat tinggal bagi kalian serta menjadikan kalian sebagai khalifah di bumi?
Apakah ada tuhan yang lain selain Allah yang bisa melakukan itu semua? Sungguh tidak
akan ada, namun sedikit sekali dari kalian yang mengambil pelajaran dan mau kembali
kepada kebenaran. Yaitu dengan mensyukuri berbagai nikmat yang telah Allah
anugerahkan dan menjadikan-Nya satu-satunya Dzat Yang berhak disembah.
• Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar,
mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
Makna ( )المضطرadalah orang yang berada dalam kesulitan dan kesusahan yang sudah
tidak mampu lagi berbuat apapun, yaitu orang yang ditimpa mudharat baik itu berupa
kemiskinan, penyakit, atau hal-hal lainnya, sehingga keadaannya itu memaksanya untuk
tunduk kepada Allah yang dapat mengabulkan doanya apabila ia berdoa dengan penuh
ketulusan.
ۚ ِ (أَءِ ٰلهٌ َّم َع للاApakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)?)
Yakni tuhan selain Allah yang memberi kalian kenikmatan-kenikmatan besar ini, atau
hanya Allah semata?
Sehingga kalian dapat kembali pada kebenaran, yaitu dengan mengakui kenikmatan-
19
kenikmatan itu berasal dari Allah dan dengan hanya menyembah Allah semata tanpa
menyembah sesembahan yang lain.
• Tafsir An-Naml 63
Artinya :
Bukankah Dia (Allah) yang memberi petunjuk kepada kamu dalam kegelapan di daratan
dan lautan dan yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum (kedatangan)
rahmat-Nya? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Mahatinggi Allah terhadap
apa yang mereka persekutukan.
• Ibnu Katsir
siapakah yang memimpin kamu dalam kegelapan di dataran dan lautan dan siapa
(pula)kah yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum (kedatangan) rahmat-
Nya? Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? Maha Tinggi Allah terhadap apa
yang mereka persekutukan (dengan-Nya). Firman Allah ﷻ: Atau siapakah yang memimpin
kamu dalam kegelapan di daraian dan lautan. (An-Naml: 63) Yakni melalui apa yang
diciptakan-Nya di langit berupa bintang-bintang dan di bumi berupa bukit-bukit, seperti
yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: dan (Dia ciptakan) tanda-tanda
(petunjuk jalan). Dan dengan bmtang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk. (An-Nahl:
16) Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagi kalian, agar kalian menjadikannya
petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. (Al-An'am; 97), hingga akhir ayat.
Adapun firman Allah ﷻ: dan siapa (pula)kah yang mendatangkan angin sebagai kabar
gembira sebelum (kedatangan) rahmat-Nya? (An-Naml: 63) Yaitu sebelum kedatangan
hujan yang akan diturunkan oleh Allah ﷻbuat hamba-hamba-Nya yang sedang berada
dalam kekeringan hina lagi putus harapan. Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)?
Mahatinggi Allah terhadap apa yang mereka persekutukan (dengan-Nya) (An-Naml: 63).
20
• Jalalain
(Atau siapakah yang memimpin kalian) yakni yang membimbing kalian kepada tujuan-
tujuan kalian (dalam kegelapan di daratan dan lautan) dengan bintang-bintang sebagai
pemandunya di waktu tengah malam dan dengan tanda-tanda yang ada di daratan di waktu
siang hari (dan siapa pulakah yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum
kedatangan rahmat-Nya) sebelum hujan tiba (Apakah di samping Allah ada tuhan yang
lain? Maha Tinggi Allah terhadap apa yang mereka persekutukan) dengan-Nya
• Tafsir An-Naml 64
Artinya :
Apakah (yang kamu sekutukan itu lebih baik ataukah) Zat yang menciptakan
(makhluk) dari permulaannya kemudian mengulanginya (lagi) dan yang memberi rezeki
kepadamu dari langit dan bumi? Apakah ada tuhan (lain) bersama Allah? Katakanlah,
“Kemukakanlah bukti kebenaranmu jika kamu orang-orang benar.”
• Ibnu Katsir
Artinya :
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah
kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia
bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka
sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".
Sungguh Kami telah memberi kepada hamba yang shalih yang bernama Luqman,
pemahaman agama, taufik dalam perkataan dan perbuatannya, dan hikmah yang banyak.
Dan barangsiapa yang mengingkari kenikmatan Allah, maka Allah Maha Kaya dari rasa
syukurnya dan dari segala sesuatu, dan Dia senantiasa terpuji dalam segala keadaan.
• Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar,
mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
• Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri
Suriah
Kami benar-benar telah menganugerahkan hikmah kepada Luqman, yaitu ilmu dan
pemahaman agama. Hikmah itu adalah kumpulan berbagai keutamaan yang bisa
menjadikan pemiliknya akan menempatkan segala sesuatu pada tempat dan kadarnya.
Menurut banyak orang, Luqman bukanlah seorang Nabi, namun orang bijak. Hikmah itu
berisi untuk bersyukur kepada Allah, atau Kami ilhamkan kepada Luqman untuk
bersyukur, karena syukur merupakan perintah. Syukur adalah memuji Allah dengan pujian-
pujian dan melakukan ketaatan atas perintah-Nya. Juga menggunakan anggota badan untuk
kebaikan. Barang siapa bersyukur, sesungguhnya syukur itu akan kembali pada dirinya
sendiri. Karena dengan bersyukur, nikmat yang telah teranugerahkan itu menjadi kekal dan
bertambah. Namun barang siapa tidak mensyukuri nikmat dan anugerah Allah maka Allah
sungguh Maha Tidak Butuh atas syukur dari hamba-Nya yang ingkar itu. Allah adalah Dzat
Yang Paling Berhak dipuji para ciptaan-Nya
23
• Tafsir Luqman 13
Artinya :
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
• Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
“Dan ketika luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya,”
atau dia mengatakan perkataan kepadanya yang dengannya dia menasihatinya. Nasihat
adalah perintah dan larangan yang disertai dengan targib dan tarhib. Dia memerintahkan
kepadanya untuk ikhlas (bertauhid) dan melarangnya berbuat syirik, dan dia menyebutkan
sebabbya seraya berkata,”sesungguhnya mempersekutukan adalah benar-benar kezhaliman
yang besar,” sisi keberadaan syirik sebagai kezhaliman yang sangat besar adalah karena
sesungguhnya tidak ada yang lebih keji dan lebih buruk daripada orang yang menyamakan
makhluk yang tercipta dari tanah dengan (Allah) pemilik segala perkara, menyamakan
manusia ynag lemah lagi fakier dari segala sisinya dengan Rabb Yang Mahasempurna lagi
Mahakaya dari segala sisiNYa, dan menyamakan orang yang tidak bisa memberikan
karunia sebesar biji sawi pun dengan tuhan yang tidak ada suatu nikmat yang ada pada
manusia dalam urusan, agama, dunia, akhirat, hati dan jasad melainkan pasti berasal
dariNya, dan tidak dapat menghilangkan keburukan kecuali Dia. Apakah ada sesuatu yang
lebih besar dari pada ini? Dan apakah ada orang tang lebih besar kezhalimannya daripada
orang yang diciptakan Allah suapaya beribadah kepadaNya dan mengesankanNYa, lalu ia
pergi dengan jiwanya yang mulia itu, kemudian menempatkannya pada martabat yang
paling rendah dan menjadikannya sebagai penyembah sesuatu yang sama sekali
menandingi apa-apa. Oleh karena itu, dia benar-benar telah menzhalimi dirinya dengan
kezhaliman yang sangat besar.
Surat Luqman ayat 13: Ingatlah wahai Nabi Allah pada hari ketika Lukman berkata kepada
anaknya sebagai nasihat kepada anaknya dengan memerintahkan dan melarang : Wahai
anakku ikhlaskan ibadah hanya kepada Allah dengan ketauhidan, dan janganlah engkau
sekutukan dengan apapun dalam peribadatan kepada-Nya, ketahuilah bahwa syirik adalah
kedzaliman yang besar secara mutlak. Kedzaliman adalah menempatkan sesuatu pada
selain tempat yang semestinya. Ibadah kepada selain Allah dan menyekutukan-Nya dalam
24
ibadah adalah menjadikan ibadah pada peribadatan yang tidak semestinya, ini adalah
kedzaliman yang paling dzalim dan sebesar-besar kerusakan.
Artinya :
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
Dan Kami telah mewasiatkan kepada manusia agar menaati kedua orang tuanya dan
berbakti kepada keduanya dalam urusan yang bukan maksiat terhadap Allah. Ibunya telah
mengandungnya di dalam perutnya dengan berbagai kesusahan yang terus menerus,
kemudian menyapihnya dari penyusuan setelah dua tahun. Dan Kami katakan kepadanya,
“Bersyukurlah kepada Allah atas kenikmatan yang telah Dia berikan kepadamu, kemudian
berterima kasihlah kepada kedua orang tuamu atas pendidikan dan perhatian yang telah
mereka berikan kepadamu, hanya kepada-Ku sajalah tempat kembali kalian, kemudian
masing-masing Aku beri balasan sesuai dengan haknya.
Dan Kami perintahkan manusia untuk berbuat baik dan berbakti kepada kedua
orangtuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan bertambah lemah setiap harinya
ketika kandungannya semakin besar dan mendekati kelahiran. Dan dia disapih dari susuan
dalam waktu dua tahu.
Dan Kami perintahkan manusia untuk bersyukur kepada-Ku atas kenikmatan yang
telah Aku berikan, dan bersyukur kepada kedua orangtuamu yang telah bekerja keras dalam
mengasuhmu. Hanya kepada-Ku tempat kembali para makhluk pada hari kiamat untuk
menjalani hisab.
25
• Tafsir Luqman 15
Artinya :
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya
di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-
Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
Kemudian kalian akan kembali kepada-Ku, untuk Aku sampaikan hal-hal besar
tentang amal perbuatan kalian yang baik maupun yang buruk ketika di dunia.
• Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri
Suriah
Namun, jika kedua orang tua bersikeras untuk mengajak putera mereka untuk
menyekutukan Allah. Tidak akan pernah ada bukti bahwa Allah memiliki sekutu, maka
jangan engkau taati mereka. Sesungguhnya perbuatan syirik adalah perbuatan yang dzalim.
Tidak ada tuntunan untuk mentaati manusia dalam hal maksiat kepada Allah. Namun
berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua tetap menjadi kewajiban seorang anak.
Ikutilah jalan orang-orang yang senantiasa bertaubat kepada-Ku, melakukan ketaatan dan
senantiasa ikhlas. Kalian semua wahai manusia akan kembali kepada-Ku, bukan kepada
selain-Ku. Aku akan memberitahu kalian atas amal baik dan buruk yang kalian lakukan.
Setiap orang akan aku beri balasan atas setiap perbuatan yang telah mereka lakukan
26
• Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr.
Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
https://tafsirweb.com/7499-surat-luqman-ayat-15.html
27
• Tafsir Luqman 16
Artinya :
(Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat
biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan
mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha
Mengetahui.
• Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr.
Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)
“Wahai anakku! Sesungguhnya keburukan dan kebaikan itu meski kecil seperti
beratnya biji sawi dan berada di dalam batu yang tidak diketahui oleh seorang pun, atau
berada di tempat manapun di langit atau di bumi, sesungguhnya Allah akan
mendatangkannya pada hari Kiamat lalu membalaskannya kepada hamba. Sesungguhnya
Allah Maha lembut terhadap hamba-hamba-Nya dan Maha Mengetahui perihal mereka,
tidak ada sesuatu pun dari urusan mereka yang luput dari-Nya.
• Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri
Suriah
Wahai anakku, walaupun perbuatan baik atau burukmu yang kau lakukan sebesar biji
sawi atau sekecil biji yang paling kecil, atau juga yang tersembunyi di dalam batu atau
tempat yang paling tersembunyi sekalipun, bahkan di langit, di bumi, atau di manapun itu,
Allah akan tetap menunjukkan dan memberi balasan atas amal perbuatan itu.
Sesungguhnya Allah Maha Lembut untuk mengeluarkannya dan Maha Tahu dimanapun
tempatnya
https://tafsirweb.com/7500-surat-luqman-ayat-16.html
28
• Tafsir Luqman 17
Artinya :
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan
cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang
menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh
Allah).
• Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
“Hai anakku, dirikanlah shalat,” Luqman mengajak anaknya shalat dan
menganjurkannya, karena shalat merupakan ibadah badaniyah yang paling besar, “dan
suruhlah mengerjakan yang baik dan cegahlah dari perbuatan yang mungkar,” hal ini
mengharuskan adanya ilmu pengetahuan kepada yang baik untuk memerintahkan padanya,
dan pengetahuan kepada yang baik untuk memerintahkan padanya, dan pengetahuan
kepada yang mungkar agar ia bisa mengingkarinya, dan perintah melakukan hal-hal yang
mana amar ma’ruf dan nahi mungkar tidak akan bisa dilakukan secara sempurna kecuali
dengannya, seperti sikap lembut dan sabar.
Dan ketika sudah dimaklumi bahwa pasti akan mendapatkan cobaan apabila dia
(seseorang) melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar, dan bahwa dalam melakukan amar
ma’ruf dan nahi mungkar itu terdapat banyak rintangan bagi jiwa, maka Allah
memerintahkan kepadanya unttuk bersabar dalam menghadapi semua itu, seraya berkata,
“Dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu,”
yang diajarkan dan dinasihatkan oleh Luqman kepada anaknya di atas “termasuk hal-hal
yang diwajibkan” maksudnya, termasuk perkara yang ditekankan dan diperhatiakn, dan
tidak ada yang dibimbing untuknya kecuali orang-orang yang mempunyai kemauan tinggi.
https://tafsirweb.com/7501-surat-luqman-ayat-17.html
29
• Tafsir Luqman 18
Artinya :
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
• Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Luqman ayat 18: Berkata Lukman kepada anaknya : Wahai anakku, janganlah
engkau palingkan wajahmu, mencondongkan dan abai dengan sombong kepada manusia,
janganlah berjalan dengan sombong atas dirimu, ketahuilah bahwasanya Allah tidaklah
mencintai manusia yang sombong kepada manusia yang lainnn, tidak juga mencintai
berbangga diri kepada manusia dengan ucapan, kemulian dan kemampuan.
• Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr.
Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
: https://tafsirweb.com/7502-surat-luqman-ayat-18.html
30
• Tafsir Luqman 19
Artinya :
Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya
seburuk-buruk suara ialah suara keledai.
ۚ َص ْوتِك
َ ض ِمن ُ ( َوا ْغdan lunakkanlah suaramu)
ْ ض
Yakni perhalus dan rendahkanlah suaramu, dan janganlah kamu mengangkatnya tanpa
keperluan, sebab mengangkat suara lebih dari kebutuhannya akan mengganggu orang yang
mendengarnya.
https://tafsirweb.com/7503-surat-luqman-ayat-19.html
31
f. Tafsir Al – Jasiyah 36
Maka bagi Allah-lah segala puji, Tuhan langit dan Tuhan bumi, Tuhan semesta alam.
Bagi Allah segala puji dan syukur yang sempurna, Pencipta rujuh langit dan bumi serta
seluruh semesta, dan Pengatur urusan seluruh makhluk. Hanya Dia Pemilik keagungan,
kekuasaan, dan kebesaran di langit dan bumi. Dia Maha Perkasa dalam balasan dan
kerajaan-Nya, dan Maha Bijaksana dalam mengatur urusan makhluk-Nya.
• Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
“maka bagi Allah lah segala puji,” sesuai dengan keagungan wajahNya dan keagungan
kekuasaanNYa ”Rabb langit dan bumi, Rabb semesta alam,” artinya, segala puji bagi Allah
semata atas rububiyahNya pada seluruh makhluk, karena Allah telah menciptakan,
mengatur dan memberi mereka berbagai nikmat, baik yang nampak maupun tidak.
Surat Al-Jatsiyah ayat 36: (Maka bagi Allahlah segala puji) sanjungan yang baik atas
ketepatan ancaman-Nya terhadap orang-orang yang mendustakan-Nya (Rabb langit dan
bumi, Rabb semesta alam) Pencipta hal-hal yang telah disebutkan tadi. Pengertian kata Al-
'Aalam adalah semua yang selain Allah, diungkapkan dalam bentuk jamak mengingat
jenisnya yang bermacam-macam dan lafal Rabb adalah Badal.
https://tafsirweb.com/9528-surat-al-jatsiyah-ayat-36.html
32
BAB III KESIMPULAN
Beriman kepada Allah yaitu keyakinan yang sesungguhnya bahwa Allah Az Wajalla
Adalah Wahid (satu), Ahad (Esa) , Fard(sendiri), shamad( Tempat bergantung), tidak
mengambil shahibah (teman Wanita atau istri) juga tidak memiliki walad( seorang anak).
Dia adalah pencipta dan pemilik segala sesuatu , tidak ada sekutu dalam kerjaannya. Dialah
Al-khaliq (yang menciptakan), arraziq (Pemberi rezeki), al- mu’thi (Pemberi anugrah), al-
mani (yang menahan pemberian) , al- muhyi ( yang menghidupkan), al mumit (yang
mematikan ) dan yang mengatur segala urusan makhluknya.
Dailah yang berhak disembah , bukan yang lain, dengan segala macam ibadah , seperti
khudu’(tunduk), khusyu’ khassyah (takut), inabah (taubat), qashd (niat),
thalab(memohon), do’a, menyembelih, nadzar dan sebagainya.
Termasuk beriman kepada allah az-wa jalla adalah beriman dengan segala apa yang dia
kabarkan dalam kitab sucinya atau apa yang diceritakan oleh Rasulnya shallallahu alaihi
wasallam tentang Asma’ dan sifat-sifatnya dan bahwasanya dia tidak sama dengan
Makhluknya, dan baginya kesempurnaan mutlak dalam semua hal tersebut, dengan
menetapkan tanpa tamtsil (menyerupakan) dan dengan menyucikannya tanpa ta’thil
(menghilangkan maknanya) sebagaimana dia mengabarkan tentang dirinya dengan
firmannya
“Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak
mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu.
demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu,
maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu.’’ (Al An’am 101-102).
Demikianlah, sungguh ayat-ayat serta hadist- hadist yang menunjukkan makna iman dan
pencarian iman sangat luas, banyak dan Panjang untuk di tulis. Wabillahit taufiq.
33