Makalah Politik Pemilu
Makalah Politik Pemilu
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
rakyat”, pemilu masih dihayati sebagai ritus massal. Suatu perayaan kebersamaan,
yang bisa gagal atau mengecewakan. Namun juga menjadi langkah maju dalam
regulasi, norma dan etika sehingga sirkulasi elit atau pergantian kekuasaan dapat
dilakukan secara damai dan beradap (Kritis Meliput Pemilu, J Kristiadi, 2009, ha.l :
2). Pergantian kekuasaan memang salah satu alasan dibalik pentingnya pemilu.
sekaligus tolak ukur dari demokrasi tersebut. Hasil pemilihan umum yang di
tidak merupakan satu-satunya tolak ukur dan perlu dilengkapi dengan pengukuran
1
Dibanyak negara dunia ketiga beberapa kebebasan seperti yang dikenal
Kita semua sepakat bahwa pemilihan umum (pemilu) yang kita selenggarakan
setiap lima tahun sekali harus terus meningkat kualitasnya. Pemilu yang berkualitas
setidaknya harus dilihat dari dua sisi. Pertama, prosesnya berjalan sesuai dengan
prinsip-prinsip pemilu yang demokratis, luber dan jurdil, serta dipatuhinya semua
peraturan pemilu. Kedua, hasilnya, yakni orang-orang yang terpilih, baik yang
Pemilu memang merupakan keputusan yang sangat penting bagi masa depan
negara. Bila suatu pemilu berjalan baik, maka sebuah negara dapat melanjutkan
bahkan gagal, sebuah negara bisa dibilang tengah meruntuhkan demokrasi dan
kembali menuju titik nadirnya. Itulah sebabnya pemilu kerap disebut sebagai roh
demokrasi.
2
B. Rumusan Masalah
4. Apa saja faktor orang enggan berperan aktif dalam Pemilihan Umum ?
C. Tujuan Penulisan
Umum.
Umum.
3
BAB II
PEMBAHASAN
demokrasi modern dengan pengakuan terhadap hak asasi manusia, pers yang
bebas dalam cakupan Orde Reformasi mensyaratkan salah satu itemnya berupa
kerakyatan. Pemilu juga merupakan cara yang paling kuat bagi rakyat untuk
ketepatan, dan keefektivan (Elkit dan Svensson, 1997). Untuk mewujudkan makna
berbagai variasinya, akan tetapi umumnya berkisar pada dua prinsip pokok, yaitu :
Dalam sistem distrik, satu wilayah kecil (yaitu distrik pemilihan) memilih
satu wakil tunggal atas dasar pluralitas (suara terbanyak). Sistem distrik
merupakan sistem pemilihan yang paling tua dan didasarkan atas kesatuan
geografis (Dasar-Dasar Ilmu Politik, Miriam Budiarjo, 2008, hal : 462). Sistem
4
distrik sering dipakai di negara yang mempunyai sistem dwi-partai seperti
Ada ciri khas yang melekat pada sistem distrik, yaitu bahwa
jumlah suara yang diperoleh suatu partai secara nasional dan jumlah kursi
Negara dengan banyak partai seperti Belgia, Swedia, Italia, Belanda dan
Indonesia.
Perbedaan pokok antara dua sistem ini adalah bahwa cara menghitung
Disamping itu ada beberapa varian seperti Block Vote (BV), Alternative Vote
(AV), sistem dua putaran atau Two-Round System (TRS), Sistem Paralel, Limited
(MMP), dan Single Transferable Vote (STV). Tiga yang pertama lebih dekat ke
sistem distrik, sedangkan yang lain lebih dekat ke sistem proporsional atau semi
proporsional.
5
B. Fungsi Pemilu
lain :
1) Sebagai proses pergantian dan sirkulasi elit penguasa secara kompetitif dan
legal.
2) Sebagai pendidikan politik rakyat yang langsung, terbuka ,bebas, dan missal.
maupun legislatif.
C. Aktor-Aktor Pemilu
dalamnya. Masing-masing aktor memiliki posisi dan fungsi tersendiri, yang secara
sukses berarti pemilu yang berlangsung secara damai, prosesnya sesuai dengan
Pemilih
setiap warga negara yang berhak memilih masuk dalam daftar pemilih.
6
Penyelenggara
tahapan pemilu; kelima, menangani pelanggaran peraturan pemilu dan kode etik;
untuk diteruskan kepada pihak yang kompeten. Selain itu, Bawaslu juga diminta
7
Peserta
Partai politik menjadi pelaku dominan dalam pemilu legislatif maupun pemilu
eksekutif. Namun untuk menjadi peserta pemilu, partai politik harus memenuhi
Pemerintah
Lembaga Keamanan
ketegangan sosial. Pada titik inilah aparat keamanan mempunyai peran penting.
8
Lembaga Penegak Hukum
undangan. Oleh karena itu peran lembaga penegak hukum sangat menentukan
Pemantau
Demi menjaga integritas proses dan hasil pemilu, peranan pemantau pemilu
hukum dalam negeri yang mengemban misi memantau pemilu, lembaga pemantau
pemilu luar negeri, lembaga pemilihan luar negeri dan perwakilan Negara sahabat.
independen, mempunyai sumber dana yang jelas, serta terdaftar di KPU, KPU
Masyarakat
Seperti yang telah diuraikan bahwa UUD 1945 memerintahkan ketentuan lebih
9
1) Undang-Undang Partai Politik
erat dengan pemilihan umum, tidak heran baik undang-undang partai politik
perubahan menjadi UU No. 2 Tahun 1999 tentang partai politik, maka jumlah
bahwa partai politik merupakan salah satu wujud partisipasi masyarakat yang
memilih anggota DPR, DPD, dan DPRD serta memilih presiden dan wakil
10
presiden. Selain itu pemilu perlu diselenggarakan secara lebih berkualitas
legitimasi.
tokoh-tokoh independen
penetapan hasil pemilihan umum yang dilakukan secara nasional oleh KPU
calon yang masuk pada putaran kedua pemilihan presiden dan wakil presiden
serta terpilihnya pasangan presiden dan wakil presiden, dan perolehan kursi
11
E. Pemilih Terhadap Pemilihan Umum
Tolak ukur keberhasilan pemilu adalah peran serta aktif dalam pemilih di luar
golongan putih. Sebagai tolak ukur ketidakberhasilannnya – maka kalau boleh jujur
terhadap praktik politik parpol dan elit politik memberikan wacana negatif di benak
pemilih.
Partisipasi politik dan perilaku memilih adalah paket dalam diskusi pemilu.
keputusan.
ini secara akurat kita bisa mengombinasikan dua pendekatan yang relevan.
Pertama, pendekatan psikologi sosial. Konsep ini merujuk pada persepsi pemilih
atas partai-partai yang ada atau keterikatan emosional pemilih terhadap partai.
pemilih cenderung menentukan pilihan pada calon yang sudah dikenal atau calon
12
kepala daerah terpilih. Rendahnya legitimasi dihitung dari proporsi suara kepala
Faktor Penyebab
tidak diangkatnya isu-isu lokal sebagai daya tarik bagi pemilih. Hal itu
lokal sebagai cermin kekhawatiran tidak dapat memenuhi janji atau kelemahan
Para kontestan lebih suka menghadirkan vote-getter dari politisi nasional, artis
atau selebritis, yang tidak tahu dan tidak peduli masalah lokal, dibanding
akses informasi yang baik terhadap program yang ditawarkan calon dan informasi
tentang calon.
disebabkan tidak adanya imbalan dari pasangan calon melainkan karena kuatnya
citra buruk para politisi. Argumen itu semakin kuat jika di-cross check dengan fakta
bahwa tingginya angka absensi lebih banyak terjadi di perkotaan. Hal itu
menjelaskan bahwa tingginya angka absensi lebih dekat dengan kelas menengah
terdidik yang well information dan berkesadaran politik, serta kritis terhadap pemilu.
13
4 Faktor di mana orang enggan untuk aktif berperan dalam pemilu menurut
Peningkatan Golput
Golput dilihat sebagai preferensi, yang secara teknis dihitung dari jumlah
pemilih yang tidak menggunakan hak pilih dan suara tidak sah. Dalam pemilu
menimbulkan situasi kurang kondusif. Kedua, rendahnya daya tarik calon akibat
14
Strategi Pencegahan
Ada sejumlah aturan main yang perlu menjadi “bahasa bersama” para kontestan
pemilu. Tentu saja yang pertama-tama adalah prinsip atau asas yang mendasari
pelaksanaan pemilu yakni asas Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, dan Adil
(LUBER JURDIL).
dengan cara apa saja kampanye dilakukan, apa saja larangan-larangan dalam
mengenai Tata Cara Kampanye menjadi instrumen penting juga dalam melakukan
kampanye, karena ini sifatnya lebih teknis dan operasional. Bunyi Pasal 1 butir 11
15
Kualitas kampanye juga ditandai oleh tidak banyaknya janji-janji yang menipu
rakyat dan meninabobok mereka. Yang berkualitas adalah jika dalam kampanye,
para calon itu memaparkan komitmen dan visi mereka dalam menuntaskan
berbagai soal. Hal penting lainnya yang dapat meningkatkan kualitas kampanye
adalah jika dalam kampanye para peserta pemilu mampu menjawab problem-
Melalui kampanye, diharapkan rakyat pemilih tahu partai atau calon mana
berkualitas. Jangan biarkan rakyat hanya berjoget kegirangan atau tertipu dengan
janji, kemudian memilih calon-calon yang sama sekali tak dikenalnya. Sukseskan
kampanye berkualitas.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
kerakyatan. Pemilu juga merupakan cara yang paling kuat bagi rakyat untuk
berbagai variasinya, akan tetapi umumnya berkisar pada dua prinsip pokok, yaitu :
Pemilih
Penyelenggara
Peserta
Pemerintah
Lembaga Keamanan
Pemantau
Masyarakat
17
Beberapa undang-undang yang terkait dengan pelaksanaan pemilihan umum,
yaitu :
4 Faktor di mana orang enggan untuk aktif berperan dalam pemilu menurut
Pemilu memang merupakan keputusan yang sangat penting bagi masa depan
negara. Bila suatu pemilu berjalan baik, maka sebuah negara dapat melanjutkan
bahkan gagal, sebuah negara bisa dibilang tengah meruntuhkan demokrasi dan
kembali menuju titik nadirnya. Itulah sebabnya pemilu kerap disebut sebagai roh
demokrasi.
18
DAFTAR PUSTAKA
Suranto, hanif; Ramjodo, J Judy; Wijudo, P. Bambang. 2009. Kritis Meliput Pemilu.
Miriam Budiarjo, Prof. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Ikrar Mandiri Abadi.
Santoso, Topo dan Supriyanto, Didik. 2004. Mengawasi Pemilu Mengawal Demokrasi.
Pustaka Widyatama.
Salemba Humanika.
19