0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
24 tayangan13 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang elit di negara-negara berkembang khususnya di Asia Tenggara seperti Filipina, Thailand, dan Indonesia. Di Filipina, bossism atau kekuasaan orang kuat lokal yang berakar dari sistem patronase masih kuat meskipun negara sudah lemah. Di Thailand, meski awalnya dikendalikan militer, proses demokratisasi memfasilitasi munculnya chao pho atau godfather bisnis lokal yang memonopoli ekon
Dokumen tersebut membahas tentang elit di negara-negara berkembang khususnya di Asia Tenggara seperti Filipina, Thailand, dan Indonesia. Di Filipina, bossism atau kekuasaan orang kuat lokal yang berakar dari sistem patronase masih kuat meskipun negara sudah lemah. Di Thailand, meski awalnya dikendalikan militer, proses demokratisasi memfasilitasi munculnya chao pho atau godfather bisnis lokal yang memonopoli ekon
Dokumen tersebut membahas tentang elit di negara-negara berkembang khususnya di Asia Tenggara seperti Filipina, Thailand, dan Indonesia. Di Filipina, bossism atau kekuasaan orang kuat lokal yang berakar dari sistem patronase masih kuat meskipun negara sudah lemah. Di Thailand, meski awalnya dikendalikan militer, proses demokratisasi memfasilitasi munculnya chao pho atau godfather bisnis lokal yang memonopoli ekon
Apakah sumber-sumber legitimasi ke- elitannya? Bagaimana mereka menjaga sumber- sumber tersebut? Bagaimana mereka terlibat dalam proses kekuasaan? Elit di Negara Berkembang (Fenomena Asia Tenggara) Fillipina Thailand Indonesia Fillipina Bossism merupakan fenomena orang kuat di Fillipina. Bossism adalah para pemegang monopoli sumber daya ekonomi di tingkat lokal, berakar dari masyarakat tradisional Fillipina. Bossism merupakan refleksi dari kuatnya relasi patron – client dan kekuasaan para elit pemilik tanah. Penguatan bossism tidak semata berasal dari penguasaan sumber ekonomi, namun lebih disuburkan oleh lemahnya struktur negara. Akar negara yang lemah Era Spanyol: Pemerintah kolonial mendelegasikan sejumlah kekuasaan di tingkat lokal kepada para pejabat yang dipilih dalam konteks limitasi atas hak pilih. Era Amerika Memperkuat struktur kontrol private atas kekuasaan lokal melalui pen-subordinasi-an aparatur negara kepada para pejabat terpilih. Profil Bossisme Penguasa terpilih di tingkat lokal memiliki kekuasaan penuh dalam hal penegakan hukum, public works, perpajakan, independen terhadap pendeta lokal, dan kekuasaan penuh untuk membentuk kekuatan polisi lokal. Kekuasaan yang besar juga dimiliki oleh para politisi sub nasional lainnya, termasuk anggota legislatif. Legislatif di Manila bahkan memiliki kekuasaan untuk menentukan alokasi kontrak, konsesi, monopoli franchise, penunjukkan pejabat eselon atas pemerintahan nasional, dan alokasi pinjaman bank. Pasca pemilu Presiden I (1935), para pejabat eksekutif lokal dan legislator nasional menjadi subordinasi dari eksekutif nasional. Subordinasi aparatur pemerintahan terhadap pejabat politik terpilih tersebut berkombinasi dengan kekuatan para bosses di semua level yang tumbuh sejak era kolonial Spanyol. Bosses adalah para broker di tingkat lokal yang memiliki posisi monopolistik atas sumber kekuasaan dan ekonomi di komunitasnya. Ini telah melahirkan para mayor yang berkuasa dalam jangka waktu panjang dan para anggota kongres yang berhasil membangun jaringan imperium bisnis di seluruh negeri. Pattern variasi Local bosses menegaskan kekuasaannya ketika justru pejabat pemerintahan menempatkan kekuasaannya di bawah kontrol monopolistik; aktifitas aktifitas ekonomi illegal. Keterkaitan lokal bosses dengan bosses di tingkat yang lebih tinggi, & kesetiaan tersebut sampai mati. Bosses membentuk dinasti untuk melanggengkan kontrol monopolistiknya. Profil Kontemporer Variasi profil bosses yang lebih luas. Basis kekuasaan yang juga melebar, termasuk sebagai broker tehadap masuknya investasi di Fillipina. Penentuan lokasi bisnis dengan cara zoning, merekonstruksi kontrak, dan kekuatan polisi. Thailand Setting politik di bawah kendali militer dan ’bureaucratic polity’ (1970an) menjadi limitasi bagi tumbuhnya lokal boss. However, ada potensi kelahiran para boseses, merujuk pada penguasaan atas rantai produksi dan distribusi atas ekonomi, dan penguasaan atas tanah, pertambangan, peminjaman uang, dan aktifitas illegal lainnya. Demokratisiasi fasilitasi ’bossism’ Perubahan politik besar terjadi 1980an, kekuasaan politik beralih dari militer dan birokrasi ke lembaga parlemen. Pelaku bisnis melihat anggota parlemen sebagai aktor strategis yang bisa melancarkan urusannya. Manifestasi Bossism Muncul mid 1980an, dikenal dg chao pho. Chao pho (godfathers): monopoli aktifitas ekonomi melalui akumulasi properti dan keterlibatan dalam bisnis illegal. Memperoleh posisi strategis karena perannya sebagai broker (hua khanen) dalam proses pemilu. Chao pao juga mengontrol kekuasaan penekan di tingkat lokal. Indonesia? Pola Fillipina atau Thailand? Atau ada penjelasan lain?