Anda di halaman 1dari 5

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI FISIKA
JL. Gajayana 50 Malang 65144 Telp/Fax : (0341) 558933
Wwebsite : http://fisika.uin-malang.ac.id, e-mail : fis@uin-malang.ac.id

FORM PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI

A. Identitas Mahasiswa
Nama : Diyah Ayu Dwi Lestari Nim : 200604110080
Nomer HP : 082331805535

B. Judul Skripsi:
Identifikasi Karbon Aktif Dari Tulang Hewan Menggunakan FTIR Dengan Metode PCA

C. Latar Belakang:
Saat ini diperkirakan konsumsi karbon aktif dunia mencapai 300.000 ton/tahun dan 10.12%
(BPTP Jambi, 2006). Karbon atau arang aktif adalah suatu padatan berpori yang mengandung
85-95% karbon, dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan pada
suhu tinggi (Chand et al., 2005). Karbon aktif banyak. digunakan sebagai adsorben pada
pemurnian gas, pemurnian pulp, penjernihan minyak, katalis, dan juga untuk pemurnian produk
pangan antara lain pembersihan larutan gula. tebu, gula bit, gula jagung, menghilangkan rasa
dan bau air minum, pemurnian minyak nabati, dan minuman alkohol (Wijayanti, 2009).

Karbon merupakan salah satu material dilihat dari segi fisika dan kimia memiliki banyak
keunggulan, hal ini menyebabkan karbon peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian
karena karbon yang memiliki keunggulan dan pemanfaatan yang luas. Karbon banyak
dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu: morfologi seperti karbon, fullerenes, nanotube dan
koloidal, grafen, grafit nanofiber, porous carbon, nanowir, colloidal sphere, dan karbon aktif
yang bisa terbentuk melalui beberapa metode dalam proses pengolahannya untuk mendapatkan
karbon aktif dengan mutu terbaik (Rahman, 2015:120-212).

Karbon aktif dapat dibuat dari berbagai bahan seperti tempurung kelapa, tulang dan batubara
(Manocha, 2003), tongkol jagung (Alfiany et al., 2013), sekam padi (Yusuf dan Tjahjani, 2013),
tulang ayam (Maftuhin et al., 2014), tulang sapi (Rezaee et al., 2013) dan tulang ikan
(Lokapuspita et al., 2012). Berdasarkan uraian tersebut perlu dilakukan cara mendeteksi sumber
karbon aktif untuk menentukan sumber asal dan kehalalan produk karbon aktif, karena karbon
aktif dari sumber yang berbeda memiliki komposisi kimia yang berbeda pula.

Tingkat konsumsi bahan pangan di negara indonesia sangat tinggi dengan jumlah penduduk
terbesar didunia dengan 240 juta lebih jiwa. Tahun 2012, total produksi daging hampir
mencapai 545.620 ton besarnya. Konsumsi daging ternak tidak lepas dari masalah tulang yang
dihasilakan, tulang berasal dari limbah rumah potong hewan seperti ternak sapi, kambing, babi,
dan hewan sejenis unggas yang jika tidak dimanfaatkan secara maksimal akan membawa
dampak negatif bagi lingkungan. Sampai saat ini tulang limbah ternak masih belum
termanfaatkan secara maksimal, sehingga tulang masih dikategorikan sebagai hasil ikutan
ternak (by-product) yang memiliki nilai ekonomis rendah dan menjadi limbah yang sifatnya
sementara. Sehingga perlu ditinjau kembali alternatif baru yang dapat mengoptimalkan manfaat
tulang tersebut.
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI FISIKA
JL. Gajayana 50 Malang 65144 Telp/Fax : (0341) 558933
Wwebsite : http://fisika.uin-malang.ac.id, e-mail : fis@uin-malang.ac.id

Tulang hewan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan karbon aktif. Tulang hewan
adalah bagian dari komposit yang membentuk dan mengandung sistem kerangka tubuh hewan.
Senyawa dalam tulang hewan terdiri dari 10% karbon, 80% magnesium dan kalsium, serta 10%
senyawa organik lainnya (Mohammad, 2012). Tulang memiliki banyak kegunaan antara lain,
mempunyai kandungan fosfat yang digunakan untuk membuat pupuk buatan, akan tetapi pada
penilitan ditahun (2013) bahwa tulang limbah hewan dapat dijadikan karbon aktif yang
memiliki gugus fungsi yaitu O–H stretching vibration pada bilangan gelombang 3431.05 cm-1,
C=O stretching vibration antara bilangan gelombang 1800 dan 1650 cm-1, dan C–O stretching
vibration diantara bilangan gelombang 1600 dan 1400 cm-1.

Tulang kambing merupakan salah satu limbah yang dihasilkan 51% tulang dari total berat
ternak atau jika diasumsikan berat satu ekor ternak adalah 40kg maka limbah tulang yang
dihasilkan sebesar 20,4 kg tulang. Untuk tulang sapi sendiri yaitu hewan ternak yang
bermanfaat untuk menghasilkan daging dan susu. Hasil pemptongan sapi akan menghasilakn
produk utama berupa daging. Sedangkan tulangnya merupakan bagian yang belum
dimanfaatkan secara optimal dan ekonimis. Dari pemotongan satu ekor sapi dengan berat 500-
700 kg, akan menghasilkan tulang yang beratnya mencapai 50 kg. hewan ternak selanjutnya
yaitu babi, babi sendiri adalah hewan ternak yang mengasilkan daging dan digemari oleh
kalangan non muslim. Tulang hewan ternak babi ini juga sangat melimpahdikalangan-kalangan
tertentu. Apabila limbah tersebut terus dibuang kelingkungan tanpa pengolahan terlebih dahulu
maka akan sangat berpotensi mencemari lingkungan.

Adsorben yang berasal dari tulang hewan seperti tulang sapi, tulang kambing, tulang babi, dan
tulang ikan telah banyak digunakan dalam bidang industri seperti dalam proses bleaching dan
penjernihan pada pengolahan minyak. Dalam beberapa penelitian telah menunjukkan arang
tulang juga efektif digunakan sebagai adsorben untuk menyerap logam berat seperti tembaga,
kadmium, besi, timah, timbal dan lainnya yang terdapat dalam limbah cair. Arang aktif dari
tulang juga memiliki daya serap yang tinggi terhadap zat warna (Suhartono et al., 2011). Akan
tetapi sangat disayangkan pada ajaran agama islam terdapat pengharaman untuk mengonsumsi
makanan dan minuman yang mengandung babi.

Perindustrian dikalangan eropa, tempurung kelapa atau kayu sulit didapat suplainya juga sangat
terbatas dan dengan harga yang cukup tinggi. Sehingga kalangan eropa sangat perhitungan dari
sisi ekonomi. Sementara tulang babi tersedia melimpah dan dengan harga yang terjangkau.
Tentu ini menjadi sangat menggiurkan, dari sisi ini mereka relatif tidak ada pertimbangan halal-
haram dengan kaidah agama seperti agama islam yang kita yakini.

Terlepas dari ulasan diatas dengan banyaknya manfaat dari karbon aktif tulang hewan, perlu kita
ketahui bahwa pada industri makanan dan obat-obatan bahan karbon aktif dipergunakan sebagai
penyaring cairan, menyerap dan menghilangkan warna, bau dan rasa yang tidak enak. Karbon
aktif jika berasal dari tulang harus dicermati dan diteliti dalam proses sertifikasi halal, jangan
sampai menggunakan bahan yang berasal dari tulang hewan yang haram seperti babi (Jenuri,
2018).
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI FISIKA
JL. Gajayana 50 Malang 65144 Telp/Fax : (0341) 558933
Wwebsite : http://fisika.uin-malang.ac.id, e-mail : fis@uin-malang.ac.id

Para ulama di Komisi Fatwa (KF) MUI, jelasnya pula, telah menetapkan fatwa, tidak boleh ada
Intifa’ atau pemanfaatan bahan dari babi dalam proses produksi dan pengolahan produk pangan.
Maka proses sertifikasi halal yang dilakukan oleh LPPOM MUI dan penetapan fatwa halal oleh
KF MUI merupakan satu usaha untuk memastikan bahan-bahan dan proses yang dilakukan
dalam produksi pangan, obat-obatan dan kosmetika benar-benar tidak mengandung unsur yang
haram menurut syariah. Sedangkan bagi pihak perusahaan, landasan untuk menjamin produksi
yang halal ini, adalah dengan memahami dan mengimplementasikan Sistim Jaminan Halal yang
konsisten. Dengan demikian, SJH dengan pelatihan yang diselenggarakan oleh LPPOM MUI ini
merupakan bagian dari upaya menjamin produksi halal yang sangat dibutuhkan masyarakat.
(Usm). Maka dari itu, pemeluk agama Islam perlu mengetahui komponen-komponen yang
terdapat pada makanan yang akan dimakan. Terdapat banyak penelitian untuk mengidentifikasi
karbon aktif tulang babi, karena tampilan karbon aktif tulang babi secara fisik hampir sama
dengan karbon aktif yang berbahan dasar tulang sapi.

Untuk bisa mengidentifikasi karbon aktif dari tulang-tulang hewan digunakan Fourier
Transform Infra Red (FTIR). FTIR merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk
mengkarakterisasi sampel yang biasanya digunakan pada bidang kimia anorganik dan organik.
Analisa dari FTIR dari tulang hewan dapat dilihat dari daerah puncak spektrum, dimana dari
puncak-puncak spektrum tersebut, Principal Component Analysis (PCA) dapat
menyederhanakan hasil dari tampilan Spektrum FTIR sehingga menjadi tampilan score plot
dalam kuadran yang berbeda-beda antara tulang-tulang hewan yang sudah menjadi karbon
untuk memudahkan dalam membedakan antara karbon aktif satu dengan yang lain. Penggunaan
FTIR sekarang sudah ada yang dilakukan dengan penggabungan metode stastistik yaitu yang
digunakan untuk menyederhanakan berupa data serapan spektrum hingga menjadi tampilan
score plot (Putri, 2013).

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya (Yusraini, 2015). Yaitu tentang
karakterisasi karbon aktif asal tumbuhan dan tulang hewan menggunakan FTIR dan analisa
kemometrika (PCA), dalam penelitian tersebutmetode analisis FTIR yang dikombinasikan
dengan kemometrika melalui pendekatan PCA mampu membedakan karbon aktif yang bersal
dari tumbuhan dan tulang hewan.
PCA mereduksi variabel-variabel yang dimiliki oleh spektrum menjadi variabel utama. Proses
reduksi ini dapat menyebbkan karbon aktif terklompokan berdasarkan korelasi informasi
variabel yang dimiliki.

Berdasarkan uraian diatas hal yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian dengan judul
metode kombinasi sederhana spektroskopi FTIR untuk mengidentifikasi tulang hewan sebagai
karbon aktif yaitu dengan harapan penelitian ini mampu menghasilkan produk karbon aktif yang
dapat diidentifikasi menggunakan metode sederhana menggunakan spektroskopi Fourier
Transform Infrared (FTIR) yang dikombinasikan dengan melalui Principal Component Analysis
(PCA). Penelitian ini juga belum banyak bahkan jarang yang sampai fokus pada metode
kombinasi FTIR , karena penelitian sebelumnya hanya fokus metode Adsorpsi biasa yang bisa
dianggap belum efektif karena masih banyaknya modifikasi-modifikasi dalam metode tersebut
untuk hasil indentifikasi yang lebih baik.
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI FISIKA
JL. Gajayana 50 Malang 65144 Telp/Fax : (0341) 558933
Wwebsite : http://fisika.uin-malang.ac.id, e-mail : fis@uin-malang.ac.id

D. Permasalahan:
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini akan dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Bagaimana perbedaan gugus fungsi yang didapat dari tulang kambing, tulang sapi dan
tulang babi sebelum aktivasi dan setelah aktivasi?
2. Bagaimana identifikasi dari tulang kambing, tulang sapi dan tulang babi sebelum aktivasi
dan sesudah aktivasi menggunakan pendekatan FTIR yang dikombinasi dengan Metode
PCA?

E. Tujuan:
Berdasarkan permasalahan diatas, tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui perbedaan gugus fungsi yang didapat dari tulang kambing, tulang sapi
dan tulang babi sebelum aktivasi dan setelah aktivasi.
2. Untuk mengetahui identifikasi dari tulang kambing, tulang sapi dan tulang babi sebelum
aktivasi dan sesudah aktivasi menggunakan pendekatan FTIR yang dikombinasi dengan
Metode PCA.

F. Manfaat:
Manfaat dari penelitian ini adalah
1. Memeperkenalkan penelitian tentang karbon aktif dari tulang hewan dengan penedekatan
FTIR yang dikombinasi dengan metode PCA
2. Memberikan informasi kepada mahasiswa tentang pendekatan FTIR yang dikombinasi
dengan metode PCA mampu mengidentifikasi tulang-tulang hewan yang sudah
menjadikarbon aktif.
3. Memberikan informasi tentang kekhalalan material sebelum dilakukan pengaplikasian.
4. Ikut berperan dalam manfaat pendekatan FTIR yang dikombinasi dengan metode PCA
untuk karbon aktif.

Anda mungkin juga menyukai